Anda di halaman 1dari 1

ARSITEKTUR TERHADAP PERILAKU DAN LINGKUNGAN.

Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah terlepas dari lingkungan yang
membentuk diri mereka. Di antara sosial dan arsitektur dimana bangunan yang didesain
oleh manusia, secara sadar atau tidak sadar, mempengaruhi pola perilaku manusia yang
hidup di dalam arsitektur dan lingkungannya tersebut.

Manusia membangun bangunan demi pemenuhan kebutuhannya, yang kemudian


bangunan itu membentuk perilaku yang hidup dalam bangunan tersebut. Bangunan yang
didesain oleh manusia yang pada awalnya dibangun untuk pemenuhan kebutuhan manusia
tersebut mempengaruhi cara kita dalam menjalani kehidupan sosial dan nilai-nilai yang ada
dalam hidup. Hal ini menyangkut kestabilan antara arsitektur dan sosial dimana keduanya
hidup berdampingan dalam keselarasan lingkungan.

Dalam proses pendekatannya, ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut :

Hubungan Perilaku Manusia dengan Lingkungan


Hubungan yang terjadi antara manusia dan lingkungan lebih umum dikenal dengan
istilah interaksi antara manusia dengan lingkungan. Hal ini berada diantara sifat-sifat alami
dari manusia dengan lingkungan dengan berbagai macam atributnya, baik fisik maupun non-
fisik. Pola perilaku menjadi suatu hal yang sangat penting untuk membatasi situasi dan
konteks situasi, serta untuk mengatakan bahwa ada batasan kebudayaan. Kesesuaian
karakteristik dalam interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya sangatlah penting
dalam pengembangan suatu lingkungan binaan. Aspek yang sangat berpengaruh dalam
interaksi tersebut adalah budaya (berkaitan dengan kebiasaan dan kecenderungan dalam
melakukan suatu kegiatan).

Setting Perilaku
Setting perilaku dipengaruhi oleh kecenderungan dan upaya pelaku dalam merespon
lingkungan sekitarnya untuk melakukan aktifitas. Pelaku cenderung memilih tempat yang
nyaman untuk beraktifitas.

Perilaku Spasial
Perilaku spasial adalah tindakan atau langkah manusia dalam melaksanakan
kegiatan dalam memanfaatkan lingkungan-lingkungan yang ada. Perilaku seseorang
dipengaruhi oleh persepsi terhadap lingkungannya, yang meliputi motivasi dalam
memanfaatkan lingkungan sebagai komponen dasar. Manusia memiliki rasa lelah dalam
melakukan sesuatu kegiatan. jarak tempuh optimum bagi pejalan kaki yaitu 200m. semakin
panjang jarak tempuh, maka pejalan kaki semakin merasa lelah dan enggan melakukannya.
hal ini menunjukkan bahwa dalam merencanakan sesuatu wadah bagi aktifitas manusia,
harus senantiasa mempertimbangkan perilaku spatialnya.

Anda mungkin juga menyukai