BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
bola mata mudah bergerak. Konjungtiva bulbi superior paling sering mengalami
infeksi dan menyebar kebawahnya.4
Lapisan epitel konjungtiva terdiri dari dua hingga lima lapisan sel epitel
silinder bertingkat, superficial dan basal. Lapisan epitel konjungtiva di dekat limbus,
di atas karunkula, dan di dekat persambungan mukokutan pada tepi kelopak mata
terdiri dari sel-sel epitel skuamosa.4
Sel-sel epitel superficial mengandung sel-sel goblet bulat atau oval yang
mensekresi mukus. Mukus mendorong inti sel goblet ke tepi dan diperlukan untuk
dispersi lapisan air mata secara merata diseluruh prekornea. Sel-sel epitel basal
berwarna lebih pekat daripada sel-sel superficial dan di dekat linbus dapat
mengandung pigmen.4
Kelenjar air mata asesori (kelenjar Krause dan wolfring), yang struktur dan
fungsinya mirip kelenjar lakrimal, terletak di dalam stroma. Sebagian besar kelenjar
krause berada di forniks atas, dan sedikit ada diforniks bawah. Kelenjar wolfring
terletak ditepi atas tarsus atas.4
3.2 Definisi dan Etiologi
Konjungtivitis Klamidia (Trakoma) adalah suatu bentuk konjungtivitis
folikular kronik yang disebabkan oleh Chlamydia trakomatis serotipe A, B, Ba dan C
dapat bersifat akut, sub akut atau kronis. Chlamydia trachomatis adalah gram negatif,
yang berbiak intraseluler. Spesies C trakomatis menyebabkan trakoma dan infeksi
kelamin (serotipe D-K) dan limfogranuloma venerum (serotipe L1-L3).1,2,4
Trakoma merupakan penyakit infeksi yang dapat menyebabkan
kebutaan bagi penderitanya. Penyakit ini disebabkan oleh tersebarnya
bakteri Chlamydia trakomatis di tempat-tempat yang kualitas sanitasinya
buruk dan kualitas air yang tidak adekuat. Bakteri-bakteri ini kemudian
tersentuh oleh tangan manusia, menempel di tubuh lalat, atau tempat-tempat
lain yang nantinya mengontaminasi mata orang yang sehat.1,2,4
Penyebaran trakhoma terjadi secara kontak langsung maupun tidak
langsung dan erat hubungannya dengan faktor lingkungan, yaitu keadaan
lingkungan yang kering (dry) misalnya kurangnya sarana air bersih,
lingkungan rumah (tempat tinggal), yaitu lingkungan rumah atau tempat
tinggal yang kotor (dirty). Keadaan ini akan mengundang banyak lalat yang
merupakan salah satu vektor penyebaran Chlamydia trachomatis, dan
kebersihan perorangan yang jelek, misalnya wajah yang jarang dibersihkan
dengan air bersih akan menyebabkan wajah menjadi kotor dan terdapat sekret
(kotoran) yang infeksius pada mata dan hidung (discharge).
3.3 Patofisiologi
Adanya kontak langsung dengan Chlamydia trachomatis pada keadaan
tertentu akan menyebabkan suatu keradangan konjungtiva yang disebut
Trakhoma. Infeksi pada stadium dini memberikan manifestasi yang sangat
bervariasi yang biasanya mirip dengan konjungtivitis kronis pada umum-nya,
12
yaitu mata merah, gatal, terjadi eksudasi dan sembab pada kelopak mata. Pada
tarsus bagian atas didapatkan folikel dan hipertrofi papiler. Pada perjalanan
penyakit selanjutnya, folikel akan pecah (folikel pada Trakhoma mempunyai
sifat mudah pecah) dan menimbulkan jaringan parut. Hal ini akan
mengakibatkan deformitas pada kelopak mata yang berupa enteropion,
trichiasis dan dapat juga terjadi simblepharon.
Keadaan ini dapat mengakibatkan terjadinya penyulit dari yang ringan
sampai berat. Penyulit ringan konjungtiva menyebabkan degenerasi kistik dan
atrofi, dan penyulit berat menyebabkan tear defisiensi syndrome, entropion
dan trichiasis. Entropion ini disebabkan oleh pengerutan sika-trik konjungtiva,
sedangkan trichfiasis
disebabkan oleh sikatrik lokal pada margo palpebra.7
Penyulit pada kornea sekunder karena keratitis sikka, trichiasis serta
entropion. Adanya erosi kornea yang berulang menyebabkan terjadinya ulkus
dan akhirnya terjadilah sikatrik kornea yang luas hingga menutup visual axis
dan akhirnya terjadi kebutaan.8
3.4 Stadium Trakoma
Trakoma dapat terdiagnosa secara klinik, berdasarkan hasil subyektif yang
didapatkan dari anamnesis dan hasil obyektif yaitu pemeriksaan fisik menggunakan
mata telanjang dengan bantuan senter maupun slitlamp, secara klinis trakoma terbagi
dalam lima stadium menurut Mc Callan diantaranya; stadium insipien, stadium
estabilihed, stadium parut, dan stadium penyembuhan.
Stadium I, insipien (hiperplasi limfoid): terdapat hipertrofi papil dengan
folikel yang kecil-kecil pada konjungtiva tarsus superior, yang memperlhatkan
penebalan dan kongesti pada pembuluh darah konjungtiva. Sekret yang sedikit dan
jernih bila tidak ada infeksi sekunder. Kelainan kornea sukar ditemukan tetapi
kadang-kadang dapat ditemukan neovaskularisasi dan keratitis epitelial ringan.
Stadium II, established: terdapat hipertrofi papiler dan folikel yang matang
(besar) pada konjungtiva tarsus superior. Pada stadium ini ditemukan pannus trakoma
yang jelas. Terdapat hipertrofi papil yang berat yang seolah-olah mengalahkan
13
gambaran folikel pada konjungtiva superior. Pannus adalah pembuluh darah yang
terletak di daerah limbus atas dengan infiltrat.
Stadium III, parut: terdapat parut pada konjungtiva tarsus superior yang
terlihat sebagai garis putih yang halus sejajar dengan margo palpebra. Parut folikel
pada limbus kornea disebut cekungan Herbert. Gambaran papil mulai berkurang.
Stadium IV, sembuh: suatu pembentukan parut yang sempurna pada
konjungtiva tarsus superior hingga menyebabkan entropion dan trikiasis.
A B
C D
3.8 Prognosis.1
3.9 Pencegahan,1,2,3
Perlu menyampaikan kepada pasien tentang penyakit trakoma mulai dari
manifestasi klinis yang terkait, bagaimana pencegahan trakoma yaitu untuk tidak
menyentuh mata yang sehat sesudah mengenai mata yang sakit, tidak menggunakan
handuk dan lap secara bersama-sama dengan orang lain, serta bagi perawat dapat
memberikan edukasi kepada pasien tentang kebersihan kelopak mata.
Pasien trakoma seharusnya pada saat sebelum dan sesudah membersihkan
atau mengoleskan obat, harus mencuci tangannya agar menulari orang lain,
mengganti sarung bantal dan handuk yang kotor dengan yang bersih setiap hari,
menghindari penggunaan bantal, handuk dan sapu tangan bersama, menghindari
mengucek-ngucek mata, dan pada pasien yang menderita konjungtivitis, hendaknya
segera membuang tissu atau sejenisnya setelah membersihkan kotoran mata.