Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

ACARA :
ANALISIS AKTIVASI NEUTRON (AAN)

Disusun Oleh :

Nama : M.Sukron F.Husein

NIM : 011400389

Prodi : Teknokimia Nuklir

Semester : IV

Kelompok : A6

Teman Kerja : Annisa

Asisten : Maria Christina P

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

YOGYAKARTA

2016
Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

I. TUJUAN
Melakukan preparasi, iradiasi, dan pencacahan sampel dalam AAN

II. DASAR TEORI

Pristiwa penangkapan neutron termal oleh inti sasaran dapat digambarkan dengan
reaksi (n, ). Inti nuklida yang menangkan neutron tersebut akan teraktivasi dan berada
dalam keadaan meta stabil. Demi mencapai kestabilan inti tersebut akan mengeluarkan
energi dalam bentuk peluruhan - atau + yang umumnya diikuti pula oleh emisi sinar-
. Dalam keadaan ini sinar- yang dikeluarkan bersifat karakteristik untuk suatu
radionuklida tertentu, sifat ini digunakan untuk melakukan identifikasi terhadap suatu
radionuklida dengan hasil kualitatif. Analisis kuantitatif ditentukan berdasarkan pada
intensitas emisi sinar- tersebut.

Aktivasi pendek adalah aktivasi yang menggunakan fasilitas iradiasi di reaktor nuklir
untuk identifikasi unsur-unsur dengan umur paro pendek (antara lain, Ti, I, V, Br, Mn,
Cl, Mg, Cu, Al, Ca, Na dan K).

Aktivasi menengah adalah aktivasi yang menggunakan fasilitas iradiasi di reaktor


nuklir untuk identifikasi unsur-unsur dengan umur paro menengah (antara lain, Na, K,
As, La, Br, dan Sm).

Aktivasi panjang adalah aktivasi yang menggunakan fasilitas iradiasi di reaktor nuklir
untuk identifikasi unsur-unsur dengan umur paro sedang dan panjang (antara lain, Fe,
Co, Cr, Zn, Hg, Sb, Sc, Se, Zr, Ni dan Ag).

SRM adalah material atau zat yang satu atau lebih sifat-sifatnya digunakan untuk
validasi metode.

Standar campuran adalah standar yang dibuat sendiri di laboratorium sebelum proses
pengujian suatu cuplikan, terdiri atas campuran standar tunggal yang diketahui dengan
pasti komposisi unsur dan konsentrasinya.

Sumber standar adalah sumber radioaktif pemancar gamma yang digunakan untuk
kalibrasi energi spektrometer gamma.

Target adalah bahan sasaran yang digunakan sebagai obyek aktivasi dengan berkas
neutron termal berupa filter cuplikan udara maupun standar.

Limit Deteksi adalah nilai batas untuk unsur tertentu, dimana nilai di bawah batas
tersebut tidak dapat diukur dengan metode AAN.
AAN (Analisis Aktivasi Neutron)

Analisis Aktivitas Neutron (AAN) adalah Metoda analisis unsur dalam suatu bahan
cuplikan yang mengandung inti radioaktif buatan dari unsur-unsur stabil. AAN
merupakan teknik analisis yang sangat baik: selektif, multi elemental, tidak merusak,
sensitif dengan batas deteksi mencapai orde nanogram. Prinsip dasar teknik analisis ini
adalah memborbardir neutron pada bahan yang akan dianalisis. Neutron ini kemudian
ditangkap oleh inti analit sehingga menyebabkan analit menjadi radioaktif. Proses
pembentukan radioaktif akibat reaksi ini disebut aktivasi neutron. Menggunakan sinar-
karakteristik dari analit tersebut, dapat dihasilkan data kualitatif maupun kuantitatif
dari bahan yang dianalisis. Teknik analisis ini bersifat tidak merusak sehingga
menghindari kontaminasi-silang, kemampuan analisis multiunsur dan mempunyai
kepekaan yang cukuptinggi, khususnya untuk atom-atom berat, hingga mampu
mendeteksi sampai dengan orde 10-9 g(4). Sinar yang dipancarkan oleh berbagai
radionuklida dalam cuplikan dapat dianalisi secara spektrometri- . Analisis kualitatif
dilakukan berdasarkan penentuan tenaga sinar , sedangkan analisis kuantitatifnya
dilakukan dengan menetukan berdasarkan intensitasnya.

p, sinar cepat -

Target inti ZXA A+ZX1

n.
A+ZX1*
neutron insiden
Komponen inti

d, sinar peluruhan

Gambar 1. Skema terjadinya reaksi

Gambar diatas memperlihatkan diagram skema rangkaian proses reaksi anatara


neutron dengan gamma. Inti radioaktif yang terbentuk pada reaksi tersebut akan
memancarkan sinar gamma yang memiliki tenaga yang karateristik untuk masing-
masing radionuklida dan aktivitasnya sebanding dengan jumlah inti radionuklida yang
terbentuk dan juga sebanding dengan jumlah untuk targetnya.

Neutron termal diabsorpsi oleh inti target yang menghasilkan inti yang kelebihan
neutron pada keadaan tingkat energi tinggi. Kondisi ini relatif tidak setabil dan akan
mencapai keadaan stabil denga melepas sejumlah energi dalam hal ini foton atau
partikel.

Kuantitas radiaktivitas dalam bahan cuplikan selama iradiasi neutron setelah


iradiasi dilakukan selama waktu t1,besarnya radioaktivitas imbas nuklida tertentu
dalam cuplikan dapat dihitung dengan persamaan berikut:


= (1 0,693/ ) (1)

Dimana :

A = Aktivitas radionuklida (dps)

= tampang lintang (barn = 10-24 cm2)

= fluks neutron (n/cm2.s)

NA = bilangan avogadro

M = berat atom (massa molar,g/mol) unsur

W = berat unsur dalam cuplikan (gr)

F = kelimpahan isotopik ( %)

Tc = waktu tunda (s),pada saat iradiasi dihentikan sampai pencacahan

Ti = waktu iradiasi (s)

Interaksi Neutron dengan Materi

Ada 3 reaksi yang terjadi ketika sebuah neutron berinteraksi dengan inti, antara lain:

a. Tumbukan elastik

Pada tumbukan elastik, tidak ada energi yang ditransfer dari neutron kepada inti target
yang dapat menyebabkan suatu keadaan eksitasi. Pada tumbukan elastik berlaku hukum
kekekalan momentum dan energi kinetik (momentum atau energi kinetik sistem sebelum
dan sesudah interaksi adalah sama), meskipun biasanya akan ada energi kinetik yang
diberikan neutron kepada inti target. Sebagian energi neutron yang diberikan kepada inti
atom target menyebabkan inti atom target terpental sedangkan neutronnya akan dibelokkan
atau dihamburkan.

Tumbukan elastik terjadi bila atom yang ditumbuk neutron mempunyai massa yang
sama, atau setidaknya hampir sama dengan massa neutron (misalnya atom hidrogen),
sehingga fraksi energi neutron yang terserap oleh atom tersebut cukup besar.

b. Tumbukan tak elastik

Pada tumbukan tak elastik, neutron akan diserap oleh inti atom target yang kemudian
membentuk inti atom majemuk. Inti majemuk ini kemudian akan memancarkan neutron
dengan energi kinetik rendah dan meninggalkan inti atom dalam keadaan eksitasi. Agar
dapat kembali ke keadaan groundstate, inti akan mengeluarkan kelebihan energi yang
dimilikinya dalam bentuk radiasi gamma. Jumlah energi kinetik neutron yang dihamburkan,
inti atom target dan gamma yang diemisikan akan sama dengan jumlah energi kinetik
neutron sebelum tumbukan.

c. Penyerapan/penangkapan neutron

Pada penyerapan neutron oleh suatu inti atom tidak ada neutron yang dihasilkan pada
akhir proses, sebagai gantinya akan dihasilkan partikel bermuatan atau gamma. Jika inti
atom yang dihasilkan adalah radioaktif, maka radiasi tambahan akan dihasilkan
beberapa saat kemudian.

ANALISIS DATA

Analisis data pada AAN terdiri dari analisis kuantitatif dan kualitatif seperti yang
telah dijelaskan di atas. Analisi kualitatif dilakukan dengan mencari nomor saluran
puncak dari spektrum cuplikan yang dipakai, dimana puncak tersebut digunakan untuk
menentukan energi sinar gamma dengan menggunakan persamaan kalibrasi tenaga.

Persamaan garis kalibrasi dapat dihitung dngan menggunakan rumus dibawah ini

= + (2)

X = nomor saluran; Y = tenaga radionuklida (keV) dan a&b = suatu bilangan nilai slop
a,intersep b.

Setelah analisis diatas dilakukan barulah dilakukan analisis kuantitatif dapat


dilaksanakan. Radionuklida yang ditentukan dapat mempunyai beberapa puncak dalam
spektrum cuplikan yang dapat digunakan dalam penentuan secara kuantitatif. Biasanya
penentuan puncak tersebut berdasarkan 3 kriteria,yaitu :

a. Puncak memiliki intensitas mutlak (Y) yang paling besar atau puncak yang memiliki
laju cacah paling besar. Hal ini dilakukan untuk memperkecil ralat pengkuran.
b. Puncak memiliki tenaga sinar gamma yang paling tinggi
c. Puncak tidak terkena interferensi puncak nuklida yang lain yang tidak dapat
dipisahkan oleh detektor.

Cara analisis kuantitatif pada AAN

1. Penentuan secara mutlak


Dapat menggunakan persamaan (1) yang diubah menjadi persamaan (3) seperti
berikut,dapat dihitung berat unsur pada saat proses iradiasi dihentikan

.
= 1 (3)
0,693/
...(1 2)

Aktivitas yang didapatkan adalah aktivitas saat pengukuran dilakukan (At). Dengan
menggunakan pers.pokok peluruhan radioaktif dapat dihitung aktivitas radionuklida
saat iradiasi dihentikan.
1
= . 0,693/2 (4)

Penentuan dengan cara ini mempunyai ketelitian randah,dengan kesalahan penentuan


lebih besar 20%. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian dari memiliki ketidakpastian
5-15%,nilai fluks neutronya tidak dapat diketahui dengan teliti,dan efek matriks yg
berasal dari komponen lain dlm cuplikan sangat menentukan besar hsl pengukuran.

2. Penentuan secara komparatif


Dalam pentuan secara komparatif ini digunakan standar sekunder yang mempunyai
matriks kira-kira sama dengan matriks cuplikan. Jika 2 cuplikan dari unsur yang sama
yaitu dengan nomor massa dan nomor atom sam tetaoi dengan berat berbeda,di
bombardir sengdan neutron pada kondisi geometris yg identikmdgn selang wktu sama
maka aktivitasnya berbanding lurus. Dengan NA dan M adalah konstan maka dapat
dikatakan dengan persamaan berikut
1 1
=
2 2
Dimana
W1 = berat unsur dalam cuplikan sekunder (gr)
A1=A2 = aktivitas terukur masing-masing dalam standar sekunder dan unsur dalam
suplikan (cps)
W2 = berat unsur dalam cuolikan yang diamati akan diperoleh dari

=

FASILITAS
Laboratorium AAN dilengkapi sistem Spektrometri- dengan tiga detektor Germanium
resolusi tinggi (HPGe, tipe koaxial, P/C=40, resolusi = 1,9 keV pada E= 1173,5 keV
dari 60Co), yang dirangkai dengan penganalisis puncak multi saluran. Sistem ini
memungkinkan mendeteksi puncak energi- secara simultan untuk sejumlah unsur
secara bersamaan. Sejumlah perangkat lunak baik untuk akuisisi data maupun untuk
analisis spektrum, telah digunakan secara intensif. Perangkat lunak yang digunakan
meliputi GENIE2000, Hyperlab, Wspedac dan Pspedac.

. Sistem spektrometer gamma yang dirangkai dengan detektor HPGe.

Limit kuantifikasi atau pelaporan adalah nilai batas terendah untuk unsur tertentu
yang secara nyata dapat dikuantifikasi dan dilaporkan.

III. ALAT DAN BAHAN

Bahan

a) Cuplikan/standar yang akan diaktivasi


b) SRM (Standard Reference Material) dengan matriks yang sesuai
c) Standar tetes
d) Vial polietilen
e) Kantong plastik
f) Lembaran aluminium
g) Kapsul polietilen dan/atau kapsul aluminium
h) Air bebas mineral
i) Aquabidest dan pengukur pH
j) aseton pa
k) sarung tangan karet
Sarana dan peralatan

a) Fasilitas iradiasi.
b) Neraca semi mikro atau mikro.
c) Survey meter.
d) Tongkat penjepit (Tong).
e) Stopwatch.
f) Perisai radiasi bagi pekerja.
g) Sealer.
h) Wadah Pb.
i) Spektrometer Gamma dengan detektor HPGe atau yang setara.
j) Desikator atau lampu pemanas.
k) Peralatan gelas

IV. LANGKAH KERJA


1. Preparasi Vial (Pencucian Vial)
Sejumlah vial direndam dengan larutan HNO3 1:1 ,direndam selama semalam
Vial dicuci dengan aquadest berkali-kali sampai PH air cucian menunjukkan angka
5
Vial dibilas dengan alcohol teknis
Vial di keringkan dengan diratakan di suatu nampan dan dikeringkan dengan hairdryer
2. Preparasi Standart

Vial yang bersih atau sudah dicuci dan kering sisiapkan


Sarung tangan digunakan oleh praktikan agar vial tidak terkontaminasi
oleh tangan praktikan
Vial diisi dengan kertas saring Whatmen40
100 L larutan V yang telah dibuat dipipetkan ke dalam vial
Vial yang berisi larutan standar dikeringkan dengan cara divakum dengan
lampu pemanas.
Langkah 4-5 dilakukan kembali untuk larutan Mg,Mn dan Al
vial ditutup dan direkatkan dengan batang pengaduk (gelas) panas.
Pada setiap vial diberi kode secara jelas antara standard dan sampel.
Vial disimpan dalam kantung plastik bertutup yang bebas debu.
Vial siap diaktivasi.

3. Preparasi Blangko
Vial yang bersih atau sudah dicuci dan kering sisiapkan
Sarung tangan digunakan oleh praktikan agar vial tidak terkontaminasi
oleh tangan praktikan
Vial tidak diisi dengan larutan apapun karena akan dibuat sebagai
blangko
vial ditutup dan rekatkan dengan batang pengaduk (gelas) panas.

Pada setiap vial diberi kode secara jelas antara standard dan sampel.
Vial disimpan dalam kantung plastik bertutup yang bebas debu.
Vial siap diaktivasi.

4. Preparasi Sampel
Sampel dengan kode SrM NISR 16336 coal flyash ditimbang sebanyak
36.6 mg dengan menggunakan kertas saring lalu dimasukkan ke dalam
vial
Vial ditutup dan direkatkan dengan menggunakan batang pengaduk yang
sudah dipanaskan.
Setiap vial dipastikan tertutup rapat.

5. Iradiasi
Vial yang berisi sampel , standart dan blangko disiapkan
Vial yang berisi standar,sampel dan blangko dimasukkan kedalam kapsul kemudian
diletakkan ditempat untuk dilakukan iradiasi diteras reactor (dilempar dengan sistem
pneumatic).
Setelah semua siap, baik operator di ruang pneumatic dan operator di reactor,
kemudian dilakukan lemparan kapsul standar ke teras reactor dengan sistem
komputer.
Setelah 3 menit diteras reactor dikembalikan lagi ke tempat kapsul semula diruang
pneumatic.
Setelah tiba di ruang pneumatic, standar, blanko dan sampel yang teraktivasi segera
dicacah dengan detektor HPGe secara bergantian.
Kemudian dilakukan analisis data dengan spectrum yang terbentuk.
V. DATA PENGAMATAN
Cacahan 1 Sampel Tetes

Nama Energi FWHM Gross area Net area cacahan Gross/net


(Kev) count rate

Se-75 264.86 1.02 1118 97251 68 6.25/5.43 cps

Cr-51 320.22 1.11 879 68453 65 4.91/3.82 cps

As-76 559.25 1.17 1325 128841 80 7.40/7.20 cps

Na-24 1367.50 0.09 5 52 2 0.03/0.03 cps

Cacahan 2 Sampel Tetes

Nama Energi FWHM Gross area Net area cacahan Gross/net


(Kev) count rate

Se-75 264.83 1.03 1202 103254 83 6.72/5.77 cps

Cr-51 320.26 1.12 934 80047 57 5.22/4.47 cps

As-76 559.31 1.25 1303 123045 80 7.28/6.87 cps

Na-24 1368.16 0.14 13 133 0 0.07/0.07 cps


Cacahan 3 Standard SRM A5B5

Nama Energi FWHM Gross area Net area cacahan Gross/net


(Kev) count rate

Se-75 263.43 0.09 113 335 3 0.63/0.02 cps

Cr-51 320.27 0.66 182 8534 9 1.02/0.47 cps

As-76 559.11 0.66 51 223 1 0.28/0.01 cps

Na-24 1369.28 0.14 31 1912 0 0.28/0.1 cps

Standart A4

Gross Nett Gross/Nett


Nama Area Area (cps) Counts FWHM (FW) Energi (Kev)
4976
As-76 5329 94 29,99/28,00 324 1,23 559,18
912
Cr-51 1301 72 7,32/5,13 72 1,14 320,18
901
Se-75 1217 66 6,85/5,07 25 1,22 264,77
Na-24 83 59 18 0,47/0,33 5 0,56 1368,22
Gross Nett Gross/Nett
Nama Area Area (cps) Counts FWHM (FW) Energi (Kev)
1480
As-76 1529 44 8,54/8,27 1,25 559,19
Cr-51 1027 796 58 5,74/4,45 1,04 320,25
862
Se-75 1105 59 6,17/4,82 1,2 264,81
Na-24 13 13 3 0,07/0,07 0,09 1367,03

Massa SRM (pada aktivasi panjang) = 38.5 mg


VI. PERHITUNGAN
a) Berat (W) sampel
6(1)
W= 4 (1)
4 (1)
1288
W= 0.1 = 0,0258842 mg
4976

%Uncerteanty (untuk sampel A6 1) = 100%
6 1
53
= 100% = 4,114907%
1288

%Uncerteanty gab A6 1 dan 2 = (0.04)2 + (0.0365)2 = 0.055

Dengan cara yang sama dapat diperoleh data sebagai berikut :


As-76 (559.11 kEV)
Net Berat uncert %uncert
Nama Area Uncert (mg) %uncerteanty gabungan gabungan
Sampel A6 1 1288 53 0,0258842 4,114907
Sampel A6 2 1230 45 0,0831081 3,658537 0.055 5.5
Standard data A4 1 4976 94 0,1 1,889068
Standard data A4 2 1480 44 0,1 2,972973 0.035 3.5
SRM Sampel A5B5 1 10 38 0,000201 380
SRM Sampel A5B5 2 17 32 0,0011486 188,2353 4.24 424.0666

Selenium (264.86 Kev)

Net Berat uncert %uncert


Nama Area Uncert (mg) %uncerteanty gabungan gabungan
Sampel A6 1 972 51 0,1078801 5,246914
Sampel A6 2 1032 54 0,1197216 5,232558 0.074 7.4
Standard data A4 1 901 66 0,1 7,325194
Standard data A4 2 862 59 0,1 6,844548 0.10025 10.025
SRM Sampel A5B5 1 4 45 0,000444 1125
SRM Sampel A5B5 2 15 31 0,0017401 206,6667 11.438 1143.8

Kromium Cr-51 (320.26 Kev)


Net Berat uncert %uncert
Nama Area Uncert (mg) %uncerteanty gabungan gabungan
Sampel A6 1 684 53 0,075 7,748538
Sampel A6 2 800 47 0,1005025 5,875 0.097 9.7
Standard data A4 1 912 72 0,1 7,894737
Standard data A4 2 796 58 0,1 7,286432 0.1074 10.74
SRM Sampel A5B5
1 123 34 0,0134868 27,64228
SRM Sampel A5B5
2 82 29 0,0103015 35,36585 0.4488 44.88
Natrium Na-24 (1369.28 Kev)
Net Berat uncert %uncert
Nama Area Uncert (mg) %uncerteanty gabungan gabungan
Sampel A6 1 5 2 0,0084746 40
Sampel A6 2 13 3 0,1 23,07692 0.46179 46.179
Standard data A4 1 59 18 0,1 30,50847
Standard data A4 2 13 3 0,1 23,07692 0.3825 38.25
SRM Sampel A5B5
1 120 22 0,2033898 18,33333
SRM Sampel A5B5
2 19 4 0,1461538 21,05263 0.2791 27.91

*catatan : 1. Untuk sampel A6 menggunakan standar dari sampel A4


2. Untuk SRM A5 dan B5 menggunakan standar dari sampel A6

b) Kadar unsur dalam sampel


Untuk As-76
0,0006748 mg
% kadar = 100% = 100% = 0.001753%
38.5

Dengan cara yang sama didapatkan data kadar unsur lainya sebagai berikut:
Nama unsur %kadar unsur dalam SRM Kadar (mg/kg) Kadar SRM
sertifikat

Arsen 0.001753% 17.52 mg/kg 45.3 mg/kg

Selenium 0.002836% 28.36 mg/kg 4.95 mg/kg

Cromium 0.030894% 308.93 mg/kg 352 mg/kg

Natrium 0.453952% 0.681%

VII. PEMBAHASAN

Tujuan pada praktikum ini adalah menganalisis sampel SRM dan standar tetes
dengan teknik analisis aktivasi neutron. Seperti yang dibahas pada dasar teori teknik AAN
mempunyai prinsip dasar analisis dengan memanfaatkan sinar- karakteristik dari suatu
zat yang teraktivasi lewat penangkapann neutron termal. Peluruhan sinar ini dideteksi
dengan detektor HPGE beresolusi tinggi sehingga dapat membedakan beberapa unsur
yang terkandung dalam sampel SRM dan standar tetes.
Pada praktikum kali ini analit terdiri dari 2 kelompok unsur. Ada yang di aktivasi
pendek dan diaktivasi panjang. Namun, untuk kelompok yang diaktivasi pendek tidak
dianalisis. Hanya unsur yang di aktivasi panjang saja yang dianalisis.
Pada aktivasi panjang, setelah dilakukan proses aktivasi dengan neutron pada
reaktor, kelompok unsur dicacah dengan detektor HPGE. Pencacahan dilakukan
terhadap sampel tetes dan juga SRM.
Setelah dilakukan pengolahan data terhadap hasil pencacahan, spektrum unsur Se,
As, Cr dan Na yang terdeteksi menunjukan hasil bervarisasi pada tiap sampel. Untuk
sampel A6 menggunakan standar dari sampel tetes A4 kemudian untuk SRM dari
kelompok A5/B5 digunakan standar dari sampel tetes A6.
Unsur As-76 yang memiliki puncak pada energi 559,11 KeV tidak menunjukan
hasil sesuai dengan penetesan yang dilakukan yaitu 0,1 mg. Analit lain nya seerti Na,
Cr, dan Se juga menunjukan hasil demikian. Perbedaan yang signifikan disebabkan
karena uncertainty alat dan juga pemipetan yang dilakukan. Untuk mengambil 100L
dari suatu larutan sampel diperlukan ketelitian yang sangat baik sehingga saat
prosesnya ketidak tepatan yang kecilpun dapat menimbulkan efek besar.
Pada sampel SRM A5/B5 dapat diketahui memiliki uncertainty gabungan terbesar.
Penyumbang uncertainty terbesar dalam hal ini merupakan uncertainty yang berasal
saat penimbangan SRM. Lamanya selang waktu antara aktivasi dengan neutron dan
pencacahan nya yang cukup lama. Sedangkan sampel pada praktikum ini mengandung
analit dengan waktu paruh sedang sehingga teori peluruhan dan pengurangan aktivitas
akibat waktu paruh sangat mempengaruhi hasil pencacahan. Kesalahan selanjutnya
disumbangkan dari letak penempatan standar dan sampel pada reaktor. Distribusi
neutron pada reaktor mempengaruhi proses aktivasi terhadap sampel dan standart
sehingga perbedaan letak tersebut dapat mempengaruhi hasil analisis.
Kadar unsur dalam SRM yang diketahui setelah pengolahan data dari analisis AAN
ini memperlihatkan perbedaan yang cukup signifikan. Contohnya pada unsur As yang
berbeda hampir 2/3 kali nya dari kadar yang tercantum pada sertifikat SRM. Unsur Cr
dan Na juga menunjukan jumlah yang kurang dari jumlah yang tercantum pada
sertifikat. Ketiga unsur ini menunjukan hasil yang berbeda dari standar karena alasan
yang sama pada perbedaan jumlah masa yang telah dibahas sebelumnya. Berkurangnya
kadar terukur dari analisis ini disebabkan karena berkurangnya aktivitas dari ketiga
unsur tersebut, dan faktor dari distribusi neutron. Sedangkan jika dilihat pada unsur
selenium yang memiliki kadar lebih dari yang tercantum pada sertifikat dapat
disebabkan karena efek penumpukan puncak pada hasil cacahan. Terdapat unsur lain
yang memiliki energi yang hampir sama dengan selenium, yaitu Ge-77 dan Ge-75
dengan energi 263-265 kev.
VIII. KESIMPULAN
1. Analisis Aktivasi Neutron (AAN) adalah salah satu teknik nuklir yang digunakan
untuk mengkuantifikasi unsur-unsur kimia yang terkandung dalam suatu materi
2. Kesalahan dalam analisis aktivasi neutron dapat berasal dari kesalahan
penimbangan, pemipetan, kondisi di dalam reaktor dan juga adanya unsur lain
yang memiliki energi yang hampir sama dengan unsur yang dianalisis.

IX. Daftar Pustaka


Christina, Maria. 2016. Petunjuk Praktikum Radiokimia Analisis Aktivasi Neutron.
Yogyakarta:STTN-Batan.

Yogyakarta, 22 Juni 2016


Dosen Pembimbing Praktikum Praktikan

Maria Christina P M.Sukron F.Husein

Anda mungkin juga menyukai