BAB I
PENDAHULUAN
Ekskursi Petrologi yang telah kami laksanakan pada tanggal 17 Mei 2015
di daerah Kulonprogo tepatnya di Dusun Karanganyar dan Dusun Kalisonggo,
merupakan tindak lanjut dari rangkaian Praktikum Petrologi. Ekskursi ini kami
laksanakan agar memperdalam ilmu dan menerapkan ilmu yang kami dapatkan
berdasarkan teori yang kami laksanakan di laboratorium Petrologi UPN Veteran
Yogyakarta.
Kelompok : 23 1
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Tujuan :
Kelompok : 23 2
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Kelompok : 23 3
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
DENAH LOKASI
Keterangan :
A
: UPN Veteran Yogyakarta
B
: Lokasi stop site 1 dan 2
C
: Lokasi stop site 3 dan 4
Kelompok : 23 4
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
BAB II
DASAR TEORI
Kelompok : 23 5
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Gambar Sketsa Fisografi Jawa dan kenampakan struktur dome (Van Bemmmelen,
1949) dan Citraan Landsat (SRTM NASA, 2004)
Di bagian utara dan timur, komplek pegunungan ini dibatasi oleh lembah
Progo, dibagian selatan dan barat dibatasi oleh dataran pantai Jawa Tengah.
Sedangkan di bagian barat laut pegunungan ini berhubungan dengan deretan
Pegunungan Serayu.
Sehingga di beberapa bagian bekas dapur magmanya kemudian tersingkap.
Gunung Gajah terletak di bagian tengah dome tersebut, merupakan gunung api
tertua yang menghasilkan Andesit augit basaltic. Gunung api yang kemudian
terbentuk yaitu gunung api Ijo yang terletak di bagian selatan. Kegiatan gunung
api Ijo ini menghasilkan Andesit piroksen basaltic, kemudian Andesit augit
hornblende, sedang pada tahap terakhir adalah intrusi Dasit pada bagian inti.
Setelah kegiatan gunung Gajah berhenti dan mengalami denudasi, di bagian utara
mulai terbentuk gunung Menoreh, yang merupakan gunung terakhir pada komplek
pegunungan Kulon Progo. Kegiatan gunung Menoreh mula-mula menghasilkan
Andesit augit hornblende, kemudian dihasilkan Dasit dan yang terakhir yaitu
Andesit.
Dome Kulon Progo ini mempunyai puncak yang datar. Bagian puncak yang
datar ini dikenal sebagai Jonggrangan Platoe yang tertutup oleh batugamping
koral dan napal dengan memberikan kenampakan topografi kars. Topografi ini
dijumpai di sekitar desa Jonggrangan, sehingga litologi di daerah tersebut dikenal
sebagai Formasi Jonggrangan.
Pannekoek (1939) dan (Van Bammelen, 1949, hal 601) mengatakan bahwa
sisi utara dari Pegunungan Kulon Progo tersebut telah terpotong oleh gawir-gawir
Kelompok : 23 6
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
sehingga di bagian ini banyak yang hancur, yang akhirnya tertimbun di bawah
alluvial Magelang.
1. Formasi Nanggulan
Formasi Nanggulan memiliki ketebalan kurang lebih 300 meter dan
berumur Eosen tengah sampai Oligosen akhir. Formasi ini tersebar pada
Kecamatan Nanggulan yang memiliki morfologi berupa perbukitan bergelombang
rendah hingga menengah. Formasi ini tersusun oleh batupasir yang bersisipan
lignit, napal pasiran, batu lempung, sisipan napal dan batugamping, batupasir dan
tuff. Bagian bawah formasi ini tersusun oleh endapan laut dangkal berupa
batupasir, serpih, dan lignit pada perselingannya. Sedangkan bagian atas dari
Kelompok : 23 7
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
formasi ini tersusun atas batuan napal, batupasir gampingan, dan tuff yang
menunjukkan wilayah endapan laut neritik. Formasi Nanggulan dibagi menjadi 3
bagian menurut Marks 1957, hal.101) dan berdasarkan beberapa studi yang
dilakukan oleh Martin (1915), Douville (1912), Oppernorth & Gerth (1928)
o Axinea Beds
Bagian ini merupakan bagian yang paling bawah dari formasi Nanggulan.
Dan merupakan endapan laut dangkal dengan ketebalan 40 meter dan tersusun
oleh batupasir dengan interkalasi lignit lalu diatasnya terdiri dari batupasir dengan
kandungan fosil Pelecypoda.
o Yogyakarta Beds (Djogjakartae Beds)
Yogyakarta Beds merupakan formasi yang terbentuk di atas Axinea Beds.
Formasi ini banyak tersusun oleh napal pasiran berselingan dengan batupasir dan
batu lempung yang banyak mengandung Foraminifera besar dan Gastropoda ,
fosil yang khas yaitu Nummulites djogjakartae. Formasi ini memiliki ketebalan 60
meter.
o Discocyclina Beds
Formasi ini terendapkan di atas Yogyakarta Beds dengan ketebalan 200
meter dan tersusun atas napal, batugamping, dan batupasir serta serpih sebagai
perselingannya, dan arkose yang berjumlah semakin banyak ke bagian atas
formasi ini. Pada formasi ini dapat dijumpai Discocyclina omphalus sebagai fosil
pencirinya.
Formasi Nanggulan bila kami cocokkan dengan hasil deskripsi batuan dan
beberapa data di lapangan ekskursi, Formasi ini cocok dan terdapat kemiripan
pada lokasi Stopsite 3 kami.
Kelompok : 23 8
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Bagian atas dari formasi ini termasuk anggota Butak yang tersusun oleh
perulangan batupasir konglomeratan yang bergradasi menjadi lempung atau lanau.
Ketebalan rata-rata formasi ini kurang lebih 800 meter. Urutan yang membentuk
Formasi Kebo Butak ini ditafsirkan terbentuk pada lingkungan lower submarine
fan dengan beberapa intrusi pengendapan tipe mid fan yang terbentuk pada
Oligosen Akhir.
Kelompok : 23 9
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
4. Formasi Jonggrangan
Litologi dari Formasi Jonggrangan ini tersingkap baik di sekitar desa
Jonggrangan, suatu desa yang ketinggiannya di atas 700 meter dari muka air laut
dan disebut sebagai Plato Jonggrangan. Formasi ini berumur Miosen awal hingga
Miosen tengah dengan ketebalan 250 meter dan diendapkan pada laut dangkal.
Bagian bawah dari formasi ini terdiri dari Konglomerat yang ditumpangi oleh
Batunapal tufan dan Batupasir gampingan dengan sisipan Lignit. Batuan ini
semakin ke atas berubah menjadi Batugamping koral (Wartono rahardjo, dkk,
1977). Formasi Jonggrangan ini terletak secara tidak selaras di atas Formasi
Andesit Tua. Ketebalan dari Formasi Jonggrangan ini mencapai sekitar 250 meter
(Van Bemmelen, 1949, hal.598), (vide van Bemmelen, 1949, hal.598)
menyebutkan bahwa Formasi Jonggrangan dan Formasi Sentolo keduanya
merupakan Formasi Kulon Progo (Westopo Beds).
5. Formasi Sentolo
Formasi ini terletak di bagian tenggara pegunungan Kulon Progo dengan
morfologi perbukitan bergelombang rendah hingga tinggi. Bagian bawah formasi
ini tersusun atas konglomerat yang ditumpangi batupasir gampingan, napal tufan
dan sisipan tuf kaca. Semakin ke atas berubah menjadi Batugamping berlapis
dengan fasies Neritik. Batugamping koral dijumpai secara lokal, menunjukkan
Kelompok : 23 10
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
umur yang sama dengan formasi Jonggrangan, tetapi di beberapa tempat umur
Formasi Sentolo adalah lebih muda (Harsono Pringgoprawiro, 1968, hal.9).
Kelompok : 23 11
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Kelompok : 23 12
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
yang luas disebut jonggrangan plateu. Kubah ini memanjang dari utara ke selatan
dan terpotong dibagian utaranya oleh sesar yang berarah tenggara barat laut dan
tertimbun oleh dataran magelang, sehingga sering disebut oblong dome.
Pemotongan ini menandai karakter tektonik dari zona selatan jawa menuju zona
tengah jawa. Bentuk kubah tersebut adalah akibat selama pleistosen, di daerah
mempunyai puncak yang relatif datar dan sayap sayap yang miring dan terjal.
Dalam kompleks pegunungan Kulon Progo khususnya pada bagian bawah
terjadi penurunan cekungan sampai di bawah permukaan laut yang menyebabkan
terbentuknya sinklin pada kaki selatan pegunungan Menoreh dan sesar dengan
arah timur barat yang memisahkan gunung Menoreh dengan aktivitas
vulkanisme gunung Gadjah. Pada akhir miosen daerah Kulon Progo merupakan
dataran rendah dan pada puncak Menoreh membentang pegunungan sisa dengan
ketinggian sekitar 400 m. Dari ini maka secara keseluruhan kompleks pegunungan
Kulon Progo membentuk kubahan selama pleistosen yang menyebabkan
terbentuknya sesar radial yang memotong breksi gunung ijo dan Formasi Sentolo,
serta sesar yang memotong batu gamping Jonggrangan. Pada bagian tenggara
kubah terbentuk graben rendah.
2. Unconformity
Di daerah Kulon Progo terdapat kenampakan ketidakselarasan (disconformity)
antara formasi-formasi penyusun pengungan Kulon Progo. Kenampakan ini telah
dijelaskan dalam gambar Stratigrafi Regional menurut Wartono Rahadjo (1977)
berupa formasi Andesit Tua yang diendapkan tidak selaras di atas formasi
Nanggulan, formasi Jonggrangan diendapkan secara tidak selaras diatas formasi
Andesit Tua, dan formasi Sentolo yang diendapkan secara tidak selaras diatas
formasi Jonggrangan.
Kelompok : 23 13
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Kelompok : 23 14
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
BAB III
METODE PENELITIAN
LAPORAN
EKSKURSI
SKETSA
LINTASAN
Kelompok : 23 15
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Stop site 2
Pada Stopsite 2 ini kami akan menjelaskan rincian langkah kerja pada
setiap anggota kelompok kami yaitu sebagai berikut ini:
1. Pertama mengamati singkapan yang akan diteliti, dan mencocokan
beberapa referensi liteatur yang ada, dengan lokasi penelitian kami
2. Kedua ada anggota yang membuat sketsa lapangan dengan arah
azimuthnya
3. Ketiga ada anggota yang mengambil foto bentang alam, singkapan,
dan parameter disertai arah foto
4. Keempat ada anggota yang membentangkan meteran dan menentukan
batas tiap lapisan batuannya, dan mengukur tebal terukur dan jarak
terukurnya. Data ini yang akan kami gunakan untuk membuat Profil
Detail (Measurement Section).
5. Kelima ada anggota yang mengambil sampel, dan mendeskripsikan
batuan pada singkapan, dengan pembagian deskripsi pada tiap lapisan
batuannya.
6. Terakhir membuat resume hasil penelitian berdasarkan data yang kami
teliti dan dapatkan serta hasil pengarahan dari dosen.
Stop site 3
Pada Stopsite 3 ini kami akan menjelaskan rincian langkah kerja pada
setiap anggota kelompok kami yaitu sebagai berikut ini:
1. Pertama mengamati singkapan yang akan diteliti, dan mencocokan
beberapa referensi liteatur yang ada, dengan lokasi penelitian kami
2. Kedua ada anggota yang membuat sketsa lapangan dengan arah
azimuthnya
3. Ketiga ada anggota yang mengambil foto bentang alam, singkapan,
dan parameter disertai arah foto
4. Keempat ada anggota yang membentangkan meteran dan menentukan
batas tiap lapisan batuannya, dan mengukur tebal terukur dan jarak
Kelompok : 23 16
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
terukurnya. Data ini yang akan kami gunakan untuk membuat Profil
Sederhana.
5. Kelima ada anggota yang mengambil sampel, dan mendeskripsikan
batuan pada singkapan, dengan pembagian deskripsi pada tiap lapisan
batuannya.
6. Terakhir membuat resume hasil penelitian berdasarkan data yang kami
teliti dan dapatkan serta hasil pengarahan dari dosen.
Stop site 4
Pada Stopsite 4 ini kami akan menjelaskan rincian langkah kerja pada
setiap anggota kelompok kami yaitu sebagai berikut ini:
1. Pertama mengamati singkapan yang akan diteliti dengan melihat
struktur batuan yang khas dan tersingkap di lokasi ini, dan
mencocokan beberapa referensi liteatur yang ada, dengan lokasi
penelitian kami
2. Kedua ada anggota yang membuat sketsa lapangan dengan arah
azimuthnya
3. Ketiga ada anggota yang mengambil foto bentang alam, singkapan,
dan parameter disertai arah foto
4. Keempat ada anggota yang mengambil sampel, dan mendeskripsikan
batuan pada singkapan, dengan pembagian deskripsi pada tiap sampel
yang diambil.
5. Terakhir membuat resume hasil penelitian berdasarkan data yang kami
teliti dan dapatkan serta hasil pengarahan dari dosen.
Kelompok : 23 17
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
1. Kompas Geologi
2. Palu Geologi dan Betel
3. Meteran
4. Larutan HCL
5. Alat tulis
6. Plastik sampel
7. Clipboard
8. Komparator
9. Lup
10. Kamera
11. Lembar tabulasi data
Kelompok : 23 18
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
BAB IV
PEMBAHASAN
Kelompok : 23 19
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Foto Parameter
Keterangan :
Arah kamera : N 350o E
Kelompok : 23 20
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Deskripsi Batuan
Jenis Batuan : Batuan SedimenKlastik
Warna : F = Abu-abu ; L = Coklat
Struktur : Masif
Tekstur
1. Ukuran Butir : Bongkah kerakal (64 - 256 mm)
Kerakal (4 64 mm)
2. Derajat Pembundaran : Angular (Menyudut)
3. Derajat Pemilahan : Terpilah Buruk
4. Kemas : Terbuka
Komposisi Mineral : - Fragmen : Basalt, Andesit
- Matrik : Lithic Batuan beku
Batupasir
- Semen : Silika
Nama Batuan : Breksi Polimik
Petro Genesa : Breksi terbentuk akibat pengendapan
kembali rombakan batuan asal yang terdiri dari sementasi fragmen-
fragmen yang bersifat kasar. Fragmen-fragmen dari Breksi biasanya
merupakan fragmen yang terkumpul pada bagian dasar lereng yang
mengalami sedimentasi, selain itu fragmen juga dapat berasal dari hasil
longsoran yang mengalami litifikasi.
Kelompok : 23 21
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Deskripsi Fragmen 1
Jenis Batuan : Batuan Beku Intermediet Vulkanik
Warna : F= Abu-abu ; L= Coklat Kekuningan
Struktur : Masif
Tekstur
1. Derajat Kristalisasi : Hipokristalin
2. Derajat Granularitas : Fanerik sedang- kasar (1mm - 30mm)
3. Bentuk Kristal : Subhedral
4. Relasi : Inequigranular vitroverik
Komposisi Mineral : - Kuarsa : 3%
- Biotit : 10%
- Klorite : 20%
- K. Feldspar : 15%
- Masa dasar : 27%
- Plagioklas : 25%
Nama Batuan : Andesit
Petro Genesa : Andesit termasuk kedalam batuan beku
Intermediet vulkanik yang memiliki tekstur halus dan berasal dari aktivitas
gunung api.
Deskripsi Fragmen 2
Jenis Batuan : Batuan Beku Basa Vulkanik
Warna : F=Hitam ; L= Coklat kemerahan
Struktur : Masif
Tekstur :
1. Derajat Kristalisasi : Hipokristalin
2. Derajat Granularitas : Afanitik - Fanerik sedang ( 1 mm 5 mm)
3. Bentuk Kristal : Subhedral
4. Relasi : Inequigranular vitroverik
Komposisi Mineral : - Piroksen : 5%
- Hornblende : 20%
- Masa dasar : 35%
Kelompok : 23 22
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
- Biotit : 15%
- Klorite : 15%
Nama Batuan : Basalt
Petro Genesa : Batuan Basalt ini termasuk kedalam
golongan batuan beku basa vulkanik yang terjadi dari hasil pembekuan
magma diatas permukaan bumi atau ekstrusif.
Deskripsi Matrik
Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
Warna : F= Abu-abu ; L= Coklat
Struktur : Masif
Tekstur
1. Ukuran butir : Kerikil Pasir Kasar (2-4 mm)
2. Derajat Pembundaran : Rounded Sub Angular
3. Derajat Pemilahan : Terpilah baik
4. Kemas : Terbuka
Komposisi Mineral : Fragmen : Tuff
Matrik : - Lithic B. Beku
- Khlorite
- Batupasir
Semen : Silika
Nama Batuan : Batupasir
Petro Genesa : Genesa ini terbentuk hasil batuan asal yang
terombakan menjadi butiran-butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai,
angin, dan ombak dan akhirnya terendapkan dan terakumulasi pada suatu
tempat dan terjadi pembebanan sehingga terdapat semen yang mengikat
material tersebut sehingga menjadi batupasir.
Kelompok : 23 23
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Keterangan :
Cuaca
Jarak
Arah kamera
IV.1.c.
VI.1.c.Petrogenesa Regional
Kelompok : 23 24
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Keterangan :
: Singkapan Batuan
: Vegetasi
Kelompok : 23 25
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
IV.1.d Kesimpulan
Pada Stop Site pertama yaitu di Sungai Tretes, Dusun Karanganyar,
Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, ditemukan singkapan Batuan
Sedimen Klastik, dengan warna fresh abu abu dan warna lapuk coklat,
menunjukan struktur masif, teksturnya terdiri dari ukuran butir yaitu bongkah
(>256 mm) sampai dengan krakal (4 64mm) dengan derajat pembundarannya
Angular (menyudut), derajat pemilahannya terpilah buruk dan kemasnya terbuka.
Dengan komposisi mineral terdiri dari fragmen berupa basalt dan andesit, serta
matriknya tersusun dari batupasir, dan semennya berupa silica yang mengikat
antara material fragmen dan matrik. Dengan demikian berdasarkan data yang telah
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan tersebut adalah Breksi
polimik, hal ini ditinjau dari perbedaan komposisi dari fragmen penyusunnya.
Kelompok : 23 26
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Kelompok : 23 27
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Foto Singkapan
Kelompok : 23 28
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Foto Parameter
Kelompok : 23 29
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Deskripsi Batuan
Kelompok : 23 30
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Lapisan 2
Deskripsi Lapangan
Pada lapisan kedua terdapat singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan
warna fresh abu-abu, menunjukan struktur perlapisan sejajar, teksturnya terdiri
dari ukuran butir lanau (0,004-0,06 mm), derajat pembundarannya membundar,
derajat pemilahannya terpilah buruk, dan kemasnya terbuka. Dengan komposisi
mineralnya terdiri dari fragmen piroksen, matrik kuarsa, biotit, dan hornblende
dan semennya karbonatan. Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat
disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batulanau karbonatan.
Kelompok : 23 31
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Deskripsi Batuan
Kelompok : 23 32
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Lapisan 3
Deskripsi Lapangan
Pada lapisan ketiga terdapat singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan
warna putih kehitaman, menunjukan struktur perlapisan, teksturnya terdiri dari
ukuran butir pasir halus (0,125-0,25mm), derajat pembundarannya membundar,
derajat pemilahannya terpilah baik, dan kemasnya tertutup. Dengan komposisi
mineral yang terdiri dari : fragmennya kuarsa, matriknya biotit, plagioklas,
piroksen, dan semennya silika. Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat
disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir.
Kelompok : 23 33
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Deskripsi Petrologi
Kelompok : 23 34
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Lapisan 4
Deskripsi Lapangan
Pada lapisan keempat dijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik,
dengan warna abu- abu, menunjukan struktur Perlapisan, yang memiliki tekstur
yang terdiri dari ukuran butirnya pasir sangat halus (0,06-0,125 mm), derajat
pembundarannya membundar, derajat pemilahannya terpilah baik, dan kemasnya
tertutup. Dengan Komposisi mineral yang terdiri dari fragmennya biotit,
matriknya plagioklas dan pasir, semennya silika. Sehingga berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir.
Kelompok : 23 35
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Deskripsi Petrologi
Kelompok : 23 36
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Lapisan 5
Deskripsi Lapangan
Pada lapisan kelima dijumpai singkapan Batuan Sedimen Karbonat
Klastik, dengan warna hitam keabuan, yang menunjukan struktur Perlapisan,
teksturnya terdiri dari ukuran butirnya Arenit (0,062- 2 mm), derajat
pembundarannya membundar, derajat pemilahannya terpilah baik, dan kemasnya
tertutup. Dengan Komposisi mineral yang terdiri dari Allochem : Interclas, Mikrit
: Kalsit, dan Sparitnya karbonat. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh, maka
dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Kalkarenit.
Kelompok : 23 37
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Deskripsi Petrologi
Kelompok : 23 38
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Kelompok : 23 39
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Lapisan 6
Deskripsi Lapangan
Pada lapisan keenam dijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan
warna hitam keabuan, menunjukan struktur Perlapisan, teksturnya terdiri dari
ukuran butir lanau (0,004 - 0,06 mm), derajat pembundarannya membundar,
derajat pemilahannya terpilah baik, dan kemasnya tertutup. Dengan Komposisi
mineral yang terdiri dari fragmennya biotit, matriknya plagioklas, dan semennya
silika. Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama
batuan ini adalah Batulanau
Kelompok : 23 40
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Deskripsi Petrologi
Kelompok : 23 41
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Lapisan 7
Deskripsi Lapangan
Pada lapisan ketujuh terdapat singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan
warna putih, menunjukan struktur perlapisan, teksturnya terdiri dari ukuran
butirnya pasir kasar (0,5 - 1 mm), dengan derajat pembundarannya menyudut,
derajat pemilahannya terpilah buruk, dan kemasnya terbuka. Dengan komposisi
mineralnya terdiri dari Fragmennya kuarsa, matriknya plagioklas, biotit, dan
semennya silika. Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan
bahwa nama batuan ini adalah Batupasir.
Kelompok : 23 42
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Deskripsi Petrologi
Kelompok : 23 43
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Lapisan 8
Deskripsi Lapangan
Pada lapisan kedelapan terdapat singkapan Batuan Sedimen Klastik ,
dengan warna putih keabuan, menunjukan struktur perlapisan, dan teksturnya
terdiri dari ukuran butirnya pasir sangat halus (0,06 - 0,125 mm), derajat
pembundarannya membundar sempurna, derajat pemilahannya terpilah baik dan
kemasnya tertutup. Dengan komposisi mineral terdiri dari fragmennya kuarsa,
matriknya plagioklas, biotit , dan semennya silika. Berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir.
Kelompok : 23 44
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Deskripsi Petrologi
Kelompok : 23 45
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Lapisan 9
Deskripsi Lapangan
Pada lapisan kesembilan ini dijumpai singkapan Batuan Sedimen Karbonat
Klastik, dengan warna putih keabuan, yang menunjukan struktur Masif,
teksturnya terdiri dari ukuran butirnya Arenit (0,062- 2 mm), derajat
pembundarannya agak membundar, derajat pemilahannya terpilah baik, dan
kemasnya tertutup. Dengan Komposisi mineral yang terdiri dari Allochem :
Interclas, Mikrit : Kalsit, dan Sparitnya karbonat. Berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Kalkarenit.
Kelompok : 23 46
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Deskripsi Petrologi
Kelompok : 23 47
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Lapisan 10
Deskripsi Lapangan
Pada lapisan kesepuluh dijumpai singkapan Batuan Sedimen Karbonat
Klastik, dengan warna abu-abu, yang menunjukan struktur Masif, teksturnya
terdiri dari ukuran butirnya Rudite ( >2 mm ), derajat pembundarannya menyudut,
derajat pemilahannya terpilah baik, dan kemasnya tertutup. Dengan Komposisi
mineral yang terdiri dari Allochem : Interclas, Mikrit : Kalsit, dan Sparitnya
karbonat. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan
bahwa nama batuan ini adalah Kalsirudite.
Kelompok : 23 48
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Deskripsi Petrologi
Kelompok : 23 49
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Kelompok : 23 50
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
51
Foto Bentang Alam
Keterangan :
Kelompok : 23
Arah kamera : N 3160E
Jarak : 100 m
Cuaca : Cerah
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Kelompok : 23 52
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
SKETSA LAPANGAN
Keterangan :
: Singkapan Batuan
: Vegetasi
Kelompok : 23 53
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
STOP SITE 3
IV.3.a . Latar Belakang Singkapan
Lokasi stop site tiga berada di Sungai Kalisonggo, Desa Pendoworejo,
Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo. Formasi pada lokasi stop site 3
ini termasuk Formasi Nanggulan yang merupakan Formasi tertua di stratigrafi
regional dari Kulon Progo. Dahulu di Stop Site 3 awalnya merupakan kondisi
rawa yang mengalami kekurangan oksigen sehingga tumbuhan yang hidup
ditempat tersebut mati kemudian mengalami pengendapan dan juga mengalami
proses secara kimiawi sehingga terbentuk Lignit. Di lokasi tersebut ditemukan
Batulempung silikaan, Batulanau silikaan, dan Lignit (Batubara).
Kelompok : 23 54
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Foto Singkapan
Kelompok : 23 55
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Foto parameter
Keterangan :
Arah kamera : N 316o E
Jarak : 1m
Cuaca : Mendung
Kelompok : 23 56
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Kelompok : 23 57
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
DEKSRIPSI BATUAN
Lapisan 1 (Ukuran Butir Lanau 0,004-0,06 mm)
Kelompok : 23 58
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Tekstur :
Ukuran Butir : Lanau (0,004-006 mm)
D.Pemilahan : Terpilah baik
D.Pembundaran : Subangular
Kemas : Tertutup
Komposisi Mineral :Fragmen : Kuarsa
Matriks : Plagioklas
Semen :-
Nama Batuan : Batulanau
Petro Genesa : Genesa batulanau ini terbentuk dari
litifikasi rombakan batuan asal, kemudian tererosi dan tertranportasi oleh
aliran air dan mengendap disuatu tempat sehingga membentuk Batulanau.
Deksripsi Batuan
Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
Warna : Hitam
Struktur : Perlapisan
Tekstur : Amorf
Komposisi Mineral : Monomineralik karbon
Nama Batuan : Batubara (Lignit)
Keterangan : sebagai sisipan
Kelompok : 23 59
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Kelompok : 23 60
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Deksripsi Batuan
Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
Warna : Coklat kehitaman
Struktur : Perlapisan
Tekstur :
Ukuran butir : Pasir sangat halus (0.06-0,125 mm)
D.Pemilahan : Terpilah baik
D.Pembundaran : Sub Rounded
Kemas : Tertutup
Komposisi Mineral : Fragmen : Biotit
Matriks : Debu, plagioklas
Semen :-
Nama Batuan : Batupasir
Kelompok : 23 61
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Lapisan 3
Kelompok : 23 62
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Deksripsi Batuan
Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
Warna : Coklat
Struktur : Perlapisan
Tekstur :
Ukuran butir : Pasir sangat halus (0,06-0,125 mm)
D. Pemilahan : Terpilah baik
D.Pembundaran : Sub Angular
Kemas : Tertutup
Komposisi Mineral : Fragmen : Pasir sangat halus
Matriks : Kuarsa, plagioklas
Semen : Silika
Nama Batuan : Batupasir
Kelompok : 23 63
Foto Bentang Alam
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
64
Keterangan :
Kelompok : 23
Arah kamera : N 105oE
Jarak : 30 m
Cuaca : Cerah
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Keterangan :
: Singkapan Batuan
VI.3.b : Vegetasi
Kelompok : 23 65
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
IV.4.d.Kesimpulan
Pada Stop site tiga berada di daerah Nanggulan, Kecamatan Giripurwo,
Kabupaten KulonProgo. Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik yang
terbentuk akibat pengendapan kembali rombakan batuan asal yaitu batuan yang
lebih tua, yang menunjukan struktur Masif. Tekstur yang terdiri dari ukuran butir
lempung(< 1/256 mm) sampai dengan lanau (0,004 0,06mm). Komposisi
Mineral berupa monomineralik karbonat dan juga terdapat mikrit berupa kalsit
dan sparit berupa karbonat . Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat
disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batulempung, Batulanau dan juga
Lignit.
Kelompok : 23 66
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Kelompok : 23 67
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Foto Singkapan
Keterangan :
Lokasi : Sungai Kalisonggo, Nanggulan,
Kulon Progo
Waktu : 15.20 WIB
Cuaca : Berawan
Arah kamera : N 256o E
Koordinat : X=0411452 Y=9144628 Z=49
Formasi : Andesit tua
Jarak : 3m
Cuaca : Cerah
Kelompok : 23 68
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
Foto Parameter
Keterangan :
Arah kamera : N 035o E
Jarak : 50 cm
Cuaca : Cerah
Kelompok : 23 69
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015
IV.4.b.Deskripsi Lithologi
Deskripsi Lapangan
Dijumpai singkapan batuan beku intermediet dengan warna fresh abu abu
dan lapuk abu abu kecoklatan,yang menunjukan struktur Columnar joint,tekstur
yang terdiri dari derajat kristalisasi berupa hipokristalin derajat granularitas
fanerik halus (< 1mm). Pada kemas terdiri dari bentuk kristal yaitu subhedral
dengan relasi inequigranular portfiritik.Dengan komposisi mineral : piroksen
15%, kuarasa 5%, plagioklas felsic 35%, hornblende 10%, k-feldspar 10%,
Plagioklas Calsic 10% dan Masa dasar gelas 5%. Sehingga berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Andesit.
Kelompok : 23 70
71
Laporan Ekskursi Petrologi 2015
Kelompok : 23
Arah kamera : N 040oE
Jarak : 50m
Cuaca : Cerah
Laporan Ekskursi Petrologi 2015
Kelompok : 23 72
Laporan Ekskursi Petrologi 2015
SKETSA LAPANGAN
: Vegetasi
Gambar Sketsa Lapaangan
Keterangan :
: Singkapan Batuan
Keterangan :
: Singkapan Batuan
: Vegetasi
Kelompok : 23 73
Laporan Ekskursi Petrologi 2015
IV.4.d .Kesimpulan
Pada Stop site empat berada di daerah Nanggulan, Kecamatan Kalisonggo,
Kabupaten KulonProgo.Terdapat singkapan batuan beku intermediet dengan
warna fresh abu abu dan lapuk abu abu kecoklatan yang menunjukkan struktur
Columnar joint, tekstur derajat kristalisasi berupa hipokristalin.Sedangkan derajat
granularitas berupa fanerik halus (< 1mm), bentuk kristal berupa subhedral, relasi
termasuk Inequigranular Porfiritik, sehingga berdasarkan data yang diperoleh
maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan tersebut adalah Andesit yang
terbentuk karena adanya pembekuan magma di dekat permukaan.
Kelompok : 23 74
Laporan Ekskursi Petrologi 2015
BAB V
PENUTUP
V.1. KESIMPULAN
Pada Stop Site pertama yaitu di Sungai Tretes, Dusun Karanganyar,
Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, ditemukan singkapan Batuan
Sedimen Klastik, dengan warna lapuk coklat dan warna fresh abu-abu, dengan
menunjukan struktur masif, tekstur yang terdiri dari ukuran butir yaitu b ( 64 - 256
mm) dengan derajat pembundaran menyudut, derajat pemilahan terpilah buruk
dan fabric berupa matrik supported. Dengan komposisi mineral terdiri dari
fragmen berupa andesit dan basalt, matrik tersusun dari batupasir, dan semen
berupa silika. Dengan demikian berdasarkan data yang telah diperoleh, maka
dapat disimpulkan bahwa nama batuan tersebut adalah breksi polimik.
Pada Stop site kedua berada di daerah Girimulyo, dusun Karanganyar,
Kabupaten KulonProgo. Ditemukan singkapan batuan Sedimen Karbonat Klastik,
dengan warna coklat, yang menunjukkan struktur perlapisan sejajar. Terdapat
berbagai variasi tekstur, diantaranya tekstur dengan ukuran butir lanau (0,0625-
0,004 mm) Pasir sedang (0,125-0,5mm). Derajat pembundaran yaitu
membundar, derajat pemilahan terpilah baik, memiliki fabric Grains supported.
Komposisi mineral terdiri dari fragmen berupa hornblende, dengan matrik kuarsa,
dan semen silika - karbonat. Lapisan yang lebih muda dapat di jumpai jika kita
berjalan searah dip. Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka dapat
disimpulkan bahwa nama batuan di stop site ini adalah Batulanau dan Batupasir
Silikaan dan Karbonatan.
Pada Stop site Tiga berada di sungai Kalisonggo, Desa Pendoworejo,
Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo. Dijumpai singkapan batuan
sedimen klastik dan non klastik yaitu batulempung, batulanau dan lignit. Dimana
terbentuknya singkapan ini diawali dari penimbunan tumbuhan yang telah mati
dan pengendapan yang terjadi dari proses litifikasi oleh rombakan batuan asal.
Kelompok : 23 75
Laporan Ekskursi Petrologi 2015
Kritik
- Waktu pada saat observasi dan pengambilan data tergolong cepat dan
terburu-buru, sehingga banyak praktikan yang keliru dan tidak pas dalam
proses pengambilan data.
- Lokasi tidak sesuai dengan banyaknya praktikan yang mengikuti acara
ekskursi ini.
Saran
- Sebaiknya lebih tegas dalam pemberitahuan kepada praktikan agar lebih
tepat waktu dan tertib selama proses ekskursi berjalan.
- Sebaiknya untuk kedepan transportasinya dicari yang lebih baik agar tidak
membahayakan praktikan dalam perjalanan.
Kelompok : 23 76