Anda di halaman 1dari 4

Fuja Aprianto

13716021

Tugas Pendahuluan
Soal

1. Apa yang dimaksud dengan volume molar parsial?


2. Apakah perbedaan antara volume molar parsial dan volume molar spesifik?
3. Sebutkan dan jelaskan faktor faktor yang mempengaruhi nilai volume molar parsial?
4. Apakah yang dimaksud dengan variable intensif dan variable ekstensif?
5. Buktikan persamaan (10),(16),(17),(20),(23),(24) dan (26)!

Jawab

1. Volume molar parsial memiliki deifinisi perubahan kenaikan suatu volume larutan baik
pelarut maupun zat terlarut, sehingga penambahan tersebut tidak memengaruhi jumlah
komposisi dalam larutan tersebut.
2. Volume molar parsial d Volume molar parsial merupakan fungsi konsentrasi (variabel
ekstensif). Sedangkan volume molar spesifik merupakan fungsi posisi waktu (variabel
intensif)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai volume molar parsial adalah :
a. Perbedaan gaya intermolekuler pada larutan dan pada komponen murni penyusun
larutan tersebut
b. Perbedaan bentuk dan ukuran molekul pada larutan dan pada komponen murni
penyusun larutan tersebut.
c. Massa molar
d. Densitas larutan
4. Variabel intensif adalah variabel termodinamika yang tidak bergantung pada jumlah
materi. Contoh dari variabel intensif adalah temperatur, tekanan, titik didih, pH, indeks
bias, tegangan permukaan dan massa jenis.
Variabel ekstensif adalah variable termodinamika yang nilainya bergantung pada jumlah
materi . Contoh variable ekstensif adalah massa, volume, energi dalam, entropi dan
entalpi.

5. Pembuktian Persamaan 10, 16, 17, 20, 23, 24, dan 26.
Persamaan 10

Sesuai persaman Gibbs-Duhem: n1 dV 1 n2 dV 2 0 .

n1 n2
Diketahui bahwa x1 ; x2
n1 n 2 n1 n 2

substitusi kedua persamaan di atas menghasilkan


( x1 dV 1 x 2 dV 2)( n1 n 2) 0 ; maka ( x1 dV 1 x 2 dV 2) = 0

x1 dV 1 x 2 dV 2
x 2 dV 2
x 2 dV 2 ; karena x1 x2 0 ,maka dV 1 (10)
dV 1 ( x 2 1)
x1

Persamaan 16

d d d n 2 1 d
. .
dn 2 d n2 dn 2 2 n2 d n2

d 1
d d n2
2 n2
dn2

d
n2 (a)
d n2

Substitusi pers. (a) ke persamaan di bawah ini:

V2
dV
dn2 n1
n2
d

dn2 n1
hasil substitusi adalah :

V2
n2 d
2 d n2 n1

3 n2 d
2 d n2 n1

...........(16)

Persamaan 17

V n1 V 1 n2

V1
1
n1 n1 n1

V n2V 2 1 n1V 1 n2 n2 n2V 2 1 n1V 1 n2V 2

d
Karena V 2 n 2

dn 2

1 d n 2 d
2

maka persamaan di atas menjadi : V 1 V1
n1 dn 2
n1V 1 n 2 n 2
n1 dn2

jika pelarutnya berupa air (n1 =55,51) maka persamaannya menjadi


n 2 d d

2 2
n2
V 1 V 1 V 1
55,51 dn 2 55,51.2 n 2 d n 2
d
3/ 2
n2
V 1 V 1 .............(17)
55,51.2 d n 2

Persamaan 20

V n1V 1 n2V 2

Jika pelarutnya berupa air dengan molalitas m maka dalam 1000 gram pelarut akan
mengandung m mol zat terlarut dan 55,51 mol air, sehingga

V 55,51V 1 mV 2 (20)

Persamaan 23

massa total larutan


Volume total larutan, V =
rapat massa larutan (d)

Jika pelarut yang digunakan adalah air dengan konsentrasi larutan m molal, maka

V
1000 mV 2
cm ..(23)
3

Persamaan 24

Volume molar suatu pelarut sama dengan perkalian volume molar parsial pelarut murni
V1o dengan mol pelarut n1

Volume parsial pelarut sama dengan massa pelarut dibagi rapat massa pelarut do, maka
1000 3
n1V 1 cm .(24)
do
Persamaan 26

1 1000 d do
m2
d m do

karena dalam percobaan menggunakan piknometer yang sama, maka volume yang
digunakan untuk mengukur rapat massa adalah sama. Dan selisih antara rapat massa sama
dengan selisih massa dibagi volume:

d do
w we wo we dan do
wo we
V V

d do w we wo we w wo

do wo we wo we

1 1000 d do
dan karena m2 maka;
d m do

1 1000 w wo
m 2 (26)
d m wo we

Anda mungkin juga menyukai