Anda di halaman 1dari 2

Sistem penyebaran

Jumlah kepemilikan ternak sapi potong dari 5 kabupaten yang dilakukan pengamatan disajikan
pada Tabel 1. Jumlah terbanyak di kabupaten Grobogan, dari 21 responden total ternak yang
dimiliki sebanyak 84 ekor atau rata-rata pemilikan 4 ekor dan paling sedikit di Kabupaten Pati dengan
total pemilikan 38 ekor dari 20 responden atau rata-ratanya 1,9 ekor. Berdasarkan status
fisiologinya kepemilikan induk sapi jumlahnya paling banyak (51,1%) di antara pejantan, sapi muda dan
anak (Tabel 1). Hal ini mengindikasikan bahwa tujuan petani memelihara sapi potong untuk
menghasilkan anak (pembibitan). Jumlah pemilikan sapi jantan hanya 3,9%, hal ini disebabkan
karena perkawinan lebih banyak menggunakan Inseminasi Buatan (IB). Perkawinan dengan
pejantan (alami) dilakukan kalau perkawinan dengan IB mengalami kegagalan. Namun demikian
hasil wawancara lebih mendalam dengan beberapa peternak di kabupaten Kebumen, ternyata
untuk perkawinan lebih banyak menggunakan pejantan (kawin alami), karena peternak lebih suka
sapi dari bangsa Peranakan Ongole (PO).

KINERJA REPRODUKSI SAPI POTONG PADA PETERNAKAN RAKYAT DI DAERAH KANTONG TERNAK DI
JAWA TENGAH (Beef Cattle Reproduction Performance at Farmer Level in Central Java Production
Center) SUBIHARTA, B. UTOMO, Y. ERMAWATI dan MURYANTO

Sistem pengembangan

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011 Kebumen merupakan salah satu sentra
peternakan sapi potong lokal khususnya sapi dari bangsa PO di Jawa Tengah dan ditinjau dari
kualitasnya mendekati kualitas aslinya. Hasil penelitian dari Loka Penelitian Sapi Potong menunjukkan
bahwa kemurnian sapi PO di Kabupaten Kebumen mendekati 68 %. Disamping itu, sapi PO Kebumen
memperoleh peringkat satu untuk kategori induk sapi potong PO pada kontes ternak nasional tahun
2010. Populasi sapi potong di Kabupaten Kebumen sebanyak 89.429 ekor, sebesar 90 % merupakan
sapi PO (Bappeda Kabupaten Kebumen, 2011). Bertitik tolak dari potensi sapi PO Kebumen tersebut,
maka dilakukan penelitian tentang ukuran tubuh sapi PO Kebumen yang diharapkan penelitian ini sebagai
langkah awal identifikasi produktivitas sapi PO Kebumen.Populasi sapi potong Desa Tanggulangin
sebanyak 1.127 ekor, dengan pemilikan rata rata 2,4 ekor, sebanyak 51,2 % (1,2 ekor) berupa induk
sapi. Hal ini sesuai dengan tujuan pemeliharaan sapi potong untuk menghasilkan anak/pedet. Karena
pengalaman beternak sudah lama, maka sebanyak 88,24 % peternak memahami tentang tanda-tanda
birahi sapinya. Perkawinan ternak sebanyak 94,1 % dilakukan secara alam dengan pejantan dari
desa setempat yang dipilih mempunyai keturunan yang besar dan mempunya ciri-ciri sapi PO
Kebumen sesuai keinginan peternak. Peternak masih mempertahankan kemurnian sapi PO aslinya
dengan tidak megawinkan induk sapinya dengan cara Inseminasi Buatan. Peternak akan mengawinkan
sapinya dengan cara IB apabila terjadi kegagalan dengan kawin alam dengan syarat semen berasal
dari bangsa Ongole atau Peranakan Ongole. Kearifan lokal peternak yang masih mempertahankan
kemurnian sapi lokal ini perlu mendapat dukungan agar kemurnian sapi PO masih dipertahankan dan
nantinya dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bibit sapi PO di Kabupaten Kebumen atau Jawa
Tengah.

POTENSI SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) KEBUMEN SEBAGAI SUMBER BIBIT SAPI LOKAL DI INDONESIA
BERDASARKAN UKURAN TUBUHNYA (STUDI PENDAHULUAN)

Subiharta, Budi Utomo, dan Pita Sudrajad

Anda mungkin juga menyukai