Kelompok 11 :
PENDAHULUAN
Bumi ini, seperti yang telah kita ketahui, memiliki sangat banyak barang yang
terbentuk di alam secara alami. Dan benda-benda itu adalah mineral-mineral berharga yang
dapat berguna bagi manusia. Namun, sumberdaya mineral dan batubara yang terkandung di
dalam perut bumi memiliki jumlah yang sangat melimpah, sehingga diperlukan klasifikasi
untuk mempermudah pemahamannya. Selain itu, tingkat keyakinan geologi yang berbeda-
beda dalam menentukan prospeksi suatu cadangan pun mendorong adanya
pengklasifikasian sumber daya dan cadangan. Metode pendekatan dan asumsi yang
digunakan setiap ahli geologi atau seorang ahli eksplorasi pun sangat bervariasi, sehingga
klasifikasi diperlukan agar tepat dalam suatu pengambilan kebijakan atau keputusan.
Klasifikasi sumberdaya dan cadangan juga diperlukan sebagai standar dalam penulisan
laporan hasil eksplorasi. Dan perlu adanya keseragaman istilah yang digunakan di seluruh
dunia dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya dan cadangan.
Gambar 1 Logo SNI para stakeholder, maka SNI dirumuskan dengan memenuhi WTO
Page | 1
Code of good practice, yaitu: Openess (keterbukaan): Terbuka bagi agar semua stakeholder
yang berkepentingan dapat berpartisipasi dalam pengembangan SNI; Transparency
(transparansi): Transparan agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat mengikuti
perkembangan SNI mulai dari tahap pemrograman dan perumusan sampai ke tahap
penetapannya . Dan dapat dengan mudah memperoleh semua informasi yang berkaitan
dengan pengembangan SNI; Consensus and impartiality (konsensus dan tidak memihak):
Tidak memihak dan konsensus agar semua stakeholder dapat menyalurkan kepentingannya
dan diperlakukan secara adil; Effectiveness and relevance: Efektif dan relevan agar dapat
memfasilitasi perdagangan karena memperhatikan kebutuhan pasar dan tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan Coherence: Koheren dengan
pengembangan standar internasional agar perkembangan pasar negara kita tidak terisolasi
dari perkembangan pasar global dan memperlancar perdagangan internasional; dan
Development dimension (berdimensi pembangunan): Berdimensi pembangunan agar
memperhatikan kepentingan publik dan
kepentingan nasional dalam meningkatkan
daya saing perekonomian nasional. Dan
badan yang memiliki hak dalam membuat
SNI adalah BSN (Badan Standarisasi
Nasional).
Gambar 2 Logo BSN
SNI sangat penting dalam hal
standarisasi dalam pengklasifikasian sumberdaya dan cadangan batubara Indonesia. Standar
ini diperlukan untuk menghindari kerancuan dalam menafsirkan berbagai istilah dan
pengertian yang berkenaan dengan sumberdaya dan cadangan batubara Indonesia. Dasar-
dasar klasifikasi SNI terdiri dari beberapa aspek, meliputi aspek geologi dan aspek ekonomis.
SNI yang digunakan untuk klasifikasi sumberdaya dan cadangan saat ini adalah SNI 13-6011-
1999.
Page | 2
tipe mineral bijih dan telah diterima sebagai standar untuk tujuan pelaporan professional di
dunia. JORC didirikan tahun 1971, lalu menerbitkan edisi pertama pada tahun 1989. Revisi
dan pembaruan dilakukan di tahun 1992, 1996, dan 1999. Edisi terbaru diterbitkan revisi
akhir pada tahun 2004. JORC dibuat oleh Australasian Institute of Mining and Metalurgy
(AUSIMM), Minerals Council of Australia, dan Australian Institute of Geoscientist.
Kode ini membantu membantu para ahli geologi dan tenaga eksplorasi untuk
menyampaikan resiko yang dihadapi dalam proyek tambang kepada pembuat keputusan
finansial yang tidak mengerti geologi. Jika perkiraan sumber daya berdasarkan data yang
lemah atau tidak cukup maka resikonya tinggi. Data yang dapat dipercaya dan banyak akan
menghasilkan resiko yang kecil dan perhitungan sumber daya yang akurat..
Page | 3
tinggi. Data yang dapat dipercaya dan cukup akan menghasilkan resiko yang kecil yang
mempengaruhi perhitungan sumber daya yang akurat.
Page | 4
BAB II
RESUME SNI
SNI (Standar Nasional Indonesia) untuk klasifikasi sumber daya dan cadangan batu bara
memiliki kode yaitu SNI 13-6011-1999 yang dikeluarkan Badan Standarisasi Nasional pada tahun
1999. Memiliki sebelas bagian yaitu :
Klasifikasi berdasarkan SNI adalah upaya pengelompokan sumberdaya dan cadangan batu
bara berdasarkan keyakinan geologi dan kelayakan ekonomi. Di dalam SNI, terdapat acuan dalam
tahap-tahap eksplorasi sumberdaya batubara. Tahapannya meliputi empat tahap eksplorasi yaitu
survei tinjau (Reconnaissance), prospeksi (Prospecting), eksplorasi pendahuluan (Preliminary
exploration) dan eksplorasi rinci (Detailed exploration).
Page | 5
Mengidentifikasi daerah yang secara geologis mengandung endapan batubara.
Survei Kegiatannya : studi geologi regional, penafsiran inderaja, inspeksi lapangan dengan skala 1:100.000
tinjau
Mengetahui gambaran awal 3D endapan batu bara, mencakup tebal, geometri, sebaran, struktur,
kuantitas dan kualitas
Eksplorasi Kegiatan : Pemetaan skala 1:10.000, pemetaan topografi, pemboran, logging geofisika, pencontohan
pendahuluan yang lebih lanjut
Page | 6
Di dalam SNI, diberikan tipe endapan batu bara dan kondisi geologi. SNI membagi tipe
endapan batu bara Indonesia dalam tipe Ombilin, Sumsel, Kaltim dan Bengkulu yang memiliki
karakteristik yang khas di masing-masing tipe. Karakteristik yang ditampilkan adalah cerminan dari
sejaran sedimentasinya dan proses-proses geologis lainnya. Dalam kondisi geologinya, karakteristik
geologi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu sederhana, moderat dan kompleks.
Kondisi Geologi
Parameter
Sederhana Moderat Kompleks
I. Aspek Sedimentasi
Dasar Klasifikasi sumber daya dan cadangan dalam SNI berdasarkan pada tingkat keyakinan
geologi dan kajian kelayakan. Pengelompokannya mengandung dua aspek yaitu aspek geologi dan
aspek ekonomi.
Aspek Geologi
Sumberdaya terukur harus memiliki tingkat keyakinan yang lebih tinggi daripada
sumberdaya tertunjuk dan begitu selanjutnya seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.
Tingkat keyakinan geologi secara kuantitatif dicerminkan oleh jarak informasi yang
didapat dari singkapan dan lubang bor
Aspek Ekonomi
Page | 7
Ketebalan mineral lapisan batubara dapat ditambang dan ketebalan maksimal lapisan
pengotor dapat menyebabkan kualitas batubaranya menurun karena kandungan
abunya yang meningkat. Itu adalah salah satu unsur yang terkait dalam aspek
ekonomi dan perlu diperhatikan dalam penggolongan sumber daya batubara
Sumber Daya Hipotektik Jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah
penyelidikan yang dihitung dari data yang memenuhi tahap
(Hypothectical Resources) penyelidikan survei tinjau
Sumber Daya Tereka Jumlah batubara di daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan
data yang memenuhi syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan
(Inferred Resources) prospeksi
Sumber Daya Tertunjuk Jumlah batubara di daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan
data yang memenuhi syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan
(Indicated Resources) eksplorasipendahuluan
Sumber Daya Terukur Jumlah batubara di daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan
data yang memenuhi syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan
(Measured Resources) eksplorasi rinci
Tahap Eksplorasi
Status Hasil
Eksplorasi
Kajian Survei tinjau Prospeksi Eksplorasi rinci
pendahuluan
Sumber Daya Sumber Sumber Daya Sumber Daya
Hipotektik Daya Tereka Tertunjuk Terukur
Belum Layak
(Hypothectica (Inferred (Indicated (Measured
l Resources) Resources) Resources) Resources)
Cadangan Terkira (Probable Reserves)
Cadangan
Layak
Terbukti (Proved
Reserves)
Keyakinan Geologi
Page | 8
Ekonomi Kebijakan pemerintah
Penambangan Peraturan/ perundang-undangan
Pengolahan Lingkungan
Pemasaran Sosial
Persyaratan yang berhubungan dengan aspek geologi adalah jarak titik informasi untuk setiap
kondisi geologi dan kelas sumberdayanya. Sedangkan untuk persyaratan yang berhubungan dengan
aspek ekonomi adalah persyaratan batas minimal ketebalan batubara yang dapat ditambang untuk
batu bara jenis batu bara berenergi rendah (Brown coal) dan batu bara jenis batubara berenergi
tinggi (hard coal) akan menunjukkan angka yang berbeda karena kandungan panasnya berbeda
(panas merupakan parameter utama kualitas batu-bara). Untuk brown coal, lapisan batu bara
minimal 1 meter dan lapisan pengotornya 0,3 meter. Sedangkan untuk hard coal, lapisan batu
bara minimal 0,4 meter dan lapisan pengotornya 0,3 meter
Sederhana Tidak Terbatas 1000 < X 1500 500 < X 1000 X 500
Moderat Tidak Terbatas 500 < X 1000 250 < X 500 X 250
Kompleks Tidak Terbatas 200 < X 400 100 < X 200 X 100
Pengujian atas laporan eksplorasi batubara ini dilakukan panitia/lembaga penguji yang
dibentuk instansi yang berwenang untuk tujuan itu. Yang anggotanya adalah para ahli yang
berkompeten dan berpengalaman di bidangnya.
Page | 9
BAB III
RESUME JORC
Kode JORC (Joint Ore Reserves Committee) adalah kode Australia untuk melaporkan hasil
eksplorasi, sumber daya mineral, dan cadangan bijih, dan telah diterima sebagai standar untuk
tujuan pelaporan professional.
JORC didirikan tahun 1971, lalu menerbitkan edisi pertama pada tahun 1989. Revisi dan
pembaruan dilakukan di tahun 1992, 1996, dan 1999. Edisi terbaru diterbitkan revisi akhir pada
tahun 2004.
Kode ini membantu para ahli geologi dan tenaga eksplorasi untuk menyampaikan resiko yang
dihadapi dalam proyek tambang kepada pembuat keputusan finansial yang tidak mengerti geologi.
Jika perkiraan sumber daya berdasarkan data yang lemah atau tidak cukup maka resikonya tinggi.
Data yang dapat dipercaya dan banyak akan menghasilkan resiko yang kecil dan perhitungan sumber
daya yang akurat.
a. Transparansi
Laporan harus disediakan dengan informasi yang cukup, disajikan secara jelas, terang terangan
dan tidak menyesatkan agar pembacanya dapat mengerti.
b. Materialitas
Laporan mengandung semua informasi yang relevan yang dapat membuat investor dan
penasehat professionalnya percaya bahwa tambang tersebut layak untuk ditambang.
c. Kompetensi
Laporan didasarkan pada pekerjaan yang sesuai dan memenuhi syarat dan didukung oleh orang-
orang professional (Competent person) yang telah berpengalaman di bidangnya (dapat
melaksanakan tugas sesuai kode etik).
Page |
10
Peran Kode JORC
a. Menetapkan standar minimal dari pelaporan hasil eksplorasi, sumber daya dan cadangan kepada
publik.
b. Menyediakan sebuah kode (dan petunjuk) penggolongan perkiraan tonase menurut keyakinan
geologi dan pertimbangan teknik atau ekonomi.
c. Menjelaskan kualifikasi dan jenis pengalaman yang dibutuhkan untuk menjadi Competent Person.
a. Tahapan yang digunakan oleh Competent Person untuk memperkirakan dan menggolongkan
sumber daya dan cadangan (metodologi).
a. Tersedianya standar internasional yang telah diakui agar investor dan lembaga keuangan yang
potensial dan siap menilai kelayakan standard sebuah perusahaan tambang serta kondisi
sumberdaya dan cadangannya.
b. Adanya pengertian dan penjelasan yang jelas agar manajemen perusahaan mengerti tingkat
keyakinan perkiraan sumberdaya dan cadangan internalnya sehingga mereka dapat mengerti
tingkat resiko keuangan yang dihadapi dalam proyek mereka.
Page | 10
Pelaporan Umum
a. Laporan publik tentang hasil eksplorasi perusahaan, sumber daya mineral atau cadangan bijih
harus mencakup deskripsi dari gaya dan sifat mineralisasi.
b. Perusahaan harus mengungkapkan informasi apapun yang relevan tentang endapan mineral yang
secara material dapat mempengaruhi nilai ekonomi kepada perusahaan. Perusahaan juga harus
segera melaporkan perubahan materi apapun dalam pengklasifikasian sumberdaya mineral dan
cadangan bijih.
c. Perusahaan harus meninjau dan laporan tentang sumberdaya mineral dan cadangan bijih
setidaknya setiap tahun.
d. Pada kode, jika sesuai, kualitas bisa disetarakan atau digantikan kadar dan volume bisa digantikan
tonase.
a. Hasil Eksplorasi meliputi data dan informasi yang merupakan hasil dari tahapan-tahapan
eksplorasi. Hasil Eksplorasi memiliki kemungkinan sebagai deklarasi formal awal tentang
sumberdaya mineral atau cadangan bijih.
b. Laporan umum hasil eksplorasi harus mencakup informasi yang relevan seperti eksplorasi, jenis
konteks, dan metode sampling, interval sampling dan metode, lokasi sampel yang relevan,
distribusi, dimensi, dan lokasi relatif dari semua tes yang relevan dengan data, metode agregasi
data, serta status kepemilikan tanah.
c. Contoh hasil eksplorasi adalah hasil sampling singkapan atau outcrop, hasil survey geokimia dan
geofisika, dan hasil dari penyadapan assay pada lubang bor.
Page | 11
a. Sumberdaya Mineral Tersirat (Inferred Mineral Resources)
Adalah bagian dari sumberdaya mineral yang tonase, kadar, dan kandungan mineralnya
dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang rendah. Hal ini disimpulkan dan
diasumsikan dari bukti-bukti geologi tetapi kontinuitas geologi dan atau kadar tidak
terverifikasi. Hal ini didasarkan pada informasi yang dikumpulkan melalui teknik yang sesuai
dari lokasi seperti singkapan, parit, lubang, kerja dan lubang bor yang mungkin terbatas atau
ketidakpastian kualitas.
b. Sumberdaya Mineral Terindikasi (Indicated Mineral Resources)
Adalah bagian dari sumberdaya mineral yang tonase, densitas, bentuk, karakteristik, kadar,
dan kandungan mineral dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang wajar atau
sedang. Hal ini didasarkan atas informasi eksplorasi, sampling, dan pengujian melalui teknik
yang tepat dari lokasi seperti singkapan, parit, pit, dan lubang bor. Lokasi berjarak terlalu
luas untuk mengetahui kondisi geologi atau kontinuitas kadar, tapi memiliki jarak yang cukup
untuk bisa mengasumsikan kekontinuitasan.
c. Sumberdaya Mineral Terukur (Measured Mineral Resources)
Adalah bagian dari sumberdaya mineral yang tonase, densitas, bentuk fisik, karakteristik,
kadar, dan kandungan mineralnya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang
tinggi. Hal ini didasarkan pada eksplorasi rinci dan dapat diandalkan, sampling dan pengujian
informasi yang dikumpulkan melalui teknik yang sesuai dari lokasi seperti singkapan, parit,
lubang, kerja dan lubang bor. Lokasi berjarak cukup dekat untuk mengkonfirmasi kontinuitas
geologi dan kadar.
Cadangan Bijih adalah bagian dari Sumberdaya Mineral Terukur dan Terindikasi yang dapat
ditambang dan memiliki nilai ekonomi. Meliputi diluting material dan kerugian yang mungkin terjadi
ketika material tersebut yang ditambang. Cadangan bijih diklasifikasikan berdasarkan tingkat
kepercayaan menjadi Cadangan Bijih mungkin (Probable Ore Reserves) dan Cadangan Bijih
terbukti (Proved Ore Reserves).
Page | 12
dari Cadangan Bijih terbukti (Proved Ore Reserves), tetapi memiliki kualitas yang cukup
cukup untuk berfungsi sebagai dasar pemgambilan keputusan dalam pengembangan suatu
endapan.
b. Cadangan Bijih terbukti (Proved Ore Reserves)
adalah bagian ekonomis yang dapat ditambang dari Sumberdaya Mineral Terukur
(Measured Ore Reserves). Penilaian yang sesuai dan studi telah dilakukan mencakup
pertimbangan dan faktor modifikasi yaitu pertambangan, metalurgi, ekonomi, pemasaran,
hukum, lingkungan, sosial, dan kebijakan pemerintahan. Cadangan Bijih terbukti (Proved
Ore Reserves) memiliki tingkat kepercayaan kategori estimasi cadangan yang tertinggi. Gaya
mineralisasi atau faktor lain bisa membuktikan bahwa cadangan bijih tidak ditemukan dalam
beberapa endapan.
Pelaporan Mineralised Fill, Sisa-sisa, Pilar, Mineralisasi Derajat Rendah, Stok, Dumps, dan Tailing
Kode ini berlaku untuk pelaporan semua bahan mineral berpotensi ekonomi. Hal ini dapat
mencakup mineralised fill, sisa-sisa, pilar, mineralisasi derajat rendah, stok, dumps dan tailing (sisa-
sisa bahan) di mana ada prospek untuk ekstraksi ekonomi dalam kasus sumberdaya mineral, dan di
mana ekstraksi cukup dibenarkan dalam kasus cadangan bijih.
Page | 13
BAB IV
JORC dan SNI adalah sama-sama merupakan suatu klasifikasi dari sumberdaya dan cadangan
yang digunakan dalam industri pertambangan. Namun JORC dan SNI memiliki beberapa perbedaan.
JORC (The Joint Ore Reserves Committee) dalam pengertiannya merupakan ketetapan standar-
standar minimum, rekomendasi dan petunjuk dalam pelaporan publik di area Australasia yang
menyangkut hasil eksplorasi, sumber daya mineral dan cadangan bijih. Sedangkan SNI (Standar
Nasional Indonesia) yang dalam hal ini mengenai Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Batubara
adalah suatu standar yang meliputi acuan, definisi, istilah, dasar dan kriteria klasifikasi, persyaratan,
pelaporan, dan pengujian sumber daya dan cadangan batubara. Dengan membandingkan dua
definisi di atas, dapat dengan jelas ditemukan perbedaan yang paling mendasar, yakni cakupan
maupun objek yang dibahas dimana dalam JORC, mineral dan bijih merupakan topik bahasan utama,
sedangkan SNI hanya membahas mengenai batubara saja.
Pada JORC, kita dapat menemukan mengenai prinsip-prinsip dasar dalam pengoperasian dan
pengaplikasian JORC yaitu transparansi, materialitas, dan kompetensi. Kemudian, kita dapat
menemukan bahwa JORC menitikberatkan yang dapat melakukan klasifikasi dan yang diakui adalah
yang dilakukan oleh Competent Person, yakni seseorang yang merupakan anggota dari Fellow of The
Australasian Institute of Mining and Metallurgy, atau dari Australian Institute of Geoscientists, atau
dari Recognised Overseas Professional Organisation (ROPO) yang terdaftar secara publik dari
waktu ke waktu. Competent Person harus memiliki, minimum lima tahun, pengalaman yang relevan
dari suatu jenis mineralisasi dan tipe endapan dan pada aktivitas yang sedang dilakukannya.
Mengenai hal ini, kita tidak menemukannya dalam SNI yang hanya menuliskan dilakukan oleh
panitia/lembaga penguji yang dibentuk instansi yang berwenang, yang anggotanya adalah para ahli
yang berkompeten dan berpengalaman di bidangnya tanpa ada batasan tahun pengalaman
seseorang.
Dalam pengertian mengenai sumber daya dan cadangan antara JORC dan SNI dapat dikatakan
sama, begitu pula dalam pengertian mengenai inferred (tereka) indicated (tertunjuk), dan measured
(terhitung), serta probable (terkira) dan proven (terbukti). Namun dalam SNI, kita dapat menemukan
istilah hypothetical coal resources yang artinya jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian
dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang
ditetapkan untuk tahap penyelidikan survei tinjau.
Page | 14
Perbedaan lain yang dapat kita temukan adalah dalam SNI dapat ditemukan klasifikasi
batubara berdasarkan nilai energi atau kalor, klasifikasi batubara berdasarkan kompleksitas kondisi
geologi, persyaratan jarak antar lubang bor berdasarkan kondisi geologi, serta persyaratan
kuantitatif ketebalan lapisan batubara dan pengotor yang akan ditambang. Detail-detail ini tidak kita
temukan dalam JORC.
Mengenai pelaporan, SNI melampirkan suatu tabel baku yang menggambarkan status terakhir
mengenai sumber daya dan cadangan batubara secara rinci yang meliputi lokasi, jenis batubara,
total sumber daya dan cadangan serta kedalaman. JORC melampirkan suatu tabel check list of
assesment and reporting criteria, yang meliputi teknik dan data sampling, hasil eksplorasi, estimasi
cadangan, hingga studi pasar, sehingga dapat dikatakan bentuk pelaporan JORC lebih spesifik dan
mendetail namun tidak terdapat bentuk baku laporannya. Dan di JORC mengatur bahwa perusahaan
harus melakukan pelaporan tentang informasi yang relevan dengan endapan yang dapat
mempengaruhi nilai ekonomi perusah aan dan mengatur pelaporan dilakukan setidaknya setahun
sekali yang tidak diatur dalam SNI
Di dalam SNI, terdapat tahapan-tahapan eksplorasi yang baku untuk melakukan eksplorasi
bahan galian, namun di JORC kita tidak menemukannya. Dan di SNI ada klasifikasi yang berasal dari
tiap tahapan eksplorasi.
Page | 15
BAB V
KESIMPULAN
Salah satu tahap akhir kegiatan pertambangan adalah pelaporan hasil eksplorasi. Penulisan
hasil eksplorasi yang baik harus berpedoman pada standar yang sudah ditentukan.
Dalam mengelompokkan suatu sumberdaya mineral dan batubara, memang sudah sepatutnya
ada suatu dasar dalam mengklasifikasi sumberdaya tersebut. Beberapa yang dikenal dan digunakan
di Indonesia khususnya adalah SNI dan JORC. SNI adalah pengklasifikasian sumberdaya dan
cadangan batubara yang dibuat oleh Indonesia yang mana membuat klasifikasi berdasarkan Tahapan
eksplorasi, Aspek geologis dan ekonomis. SNI membagi klasifikasi sumberdaya hypotectic
(Hipotektik), inferred (tereka) indicated (tertunjuk), dan measured (terhitung), serta Cadangan
probable (terkira) dan proven (terbukti). Sedangkan JORC adalah pengklasifikasian yang dibuat oleh
Asosiasi di Australia yang mengklasifikasikan tidak hanya batubara seperti halnya SNI, namun juga
mineral-mineral lainnya. Jika dibandingkan dengan klasifikasi SNI, di JORC tidak mencantumkan
sumberdaya hipotektik. Keduanya memiliki persamaan dan perbedaan namun keduanya saling
melengkapi dalam kegiatan eksplorasi dan pengklasifikasian mineral dan batubara. Jadi kita tidak
hanya dapat menggunakan salah satu, namun dapat menggunakan keduanya.
Page | 16