Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kecelekaan bisa terjadi dimana saja, kecelakaan bisa berupa fisik maupun
psikologi manusia. Ketika manusia mengalami kecelakaan fisik maka akan terjadi luka
bisa juga dapat menghilangkan salah satu anggota tubuh sehingga dapat membuat
orang tersebut depresi. Kecelakaan psikologi dimana orang tersebut mendapat hinaan
yang membuat dirinya menarik diri. Kecelakaan juga didapat dari infeksi orang lain
yang membuaat kita merasa tidak nyaman, bukan hanya kecelakaan tapi penyakit yang
diderita seseorang dapat membuat mereka merasa tidak nyaman, contohnya gastritis
yang menyebabkan nyeri di bagian ulu hati. Kehilangan rasa aman juga terkadang
membuat orang mengalami gangguan tidur , bahkan kehilangan rasa aman dapat
menimbulkan hal yang sangat fatal yaitu berupa kematian.
Kebutuhan keamanan termasuk dalam kebutuhan dasar manusia menurut
maslow yang ke empat dimana manusia perlu kebutuhan rasa aman untuk melindungi
dirinya bahaya. Kebutuhan keamanan harus terpenuhi agar kebutuhan aktualisasi diri
dapat tercapai. Perawat juga perlu dalam pemenuhan kebutuhan keaamanan bagi
dirinya agar dia terhindar dari suatu infeksi yang dapat ditularkan pasiennya.
Proses keperawatan terdiri dari 5 tahap yaitu : pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi, dengan adanya proses keperawatant dapat
memudahkan perawat dalam mengambil data serta mengatasi ketidak nyamanan
pasien. Adanya penjabaran diatas mendorong kami sebagai mahasiswa keperawatan
membuat makalah proses keperawatan dan keamanan sebagai bekal ilmu di masa
depan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari keamanan?
1.2.2 Apa pengertian dari keamanan lingkungan?
1.2.3 Bagaimana proses keperawatan kebutuhan keamanan?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diaatas, maka penulis mempunyai tujuan
sebagai berikut :

1.3.1 Tujuan umum


Mahasiswa dapat Mengetahui proses keperawatan dan keaman.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian keamanan?
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian lingkungan
keamanan?
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami proses keperawatan dan
keamanan?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Keamanan
Keamanan seringkali didefinisikan sebagai keadaan bebas dari cidera fisik dan
psikologis, adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi.
Lingkungan pelayanan keseshatan dan komunitas yang aman merupakan hal yang
penting untuk kelangsungan hidup klien. Perawat harus mengkaji bahaya yang
mengancam keamanan klien dan lingkungan, dan selanjutnya melakukan intervensi
yang dilakukan. Melakukan hal ini, maka perawat adalah orang yang bereran aktif
dalam usaha pencegahan penyakit,pemeliharaan kesehatan, dan peningkatan kesehatan
(Potter and Perry.2005)

2.2 Definisi Keamanan Lingkungan


Lingkungan klien mencangkup semua faktor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien.
Definisi yang luas tentang lingkungan ini menggabungkan seluruh tempat terjadinya
interaksi antara perawat dan klien ; contohnya, rumah , pusat komunitas , klinik ,
rumah sakit, dan tempat perawatan jangka panjang. Keamanan yang ada dalam
lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera,
memperpendek lama tindakan dan/atau hospitalisasi, meningkatkan atau
memertahankan status fungsi klien, dan meningkatkan kesejahteraan klien.
Lingkungan yang aman juga akan memberikan perlindungan kepada stafnya,
dan memungkinkan mereka untuk berfungsi pada tingkat yang optimal. Linkungan
yang aman adalah salah satu kebutuhan dasar yang terpenuhi, bahaya fisik akan
berkurang, sanitasi dapat dipertahankan, dan polusi dapat dikontrol. Faktor yang
mempengaruhi keamanan lingkungan adalah kebutuhan dasar yang meliputi :
a. Oksigen
Perawat harus menyadari berbagai faktor yang ada didalam lingkungan
klien yang dapat menurunkan jumlah oksigen yang tersedia. Bahaya umum yang
ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan yang tidak berfungsi dengan baik.
Pembakaran yang tidak mempunyai pembuangan yang tepat akan menyebabkan
penumpukan karbon monoksida didalam ruangan. Karbon monoksida adalah suatu
gas beracun yang tidak berbau dan berwarna yang dihasilkan dari pembakaran
karbon atau bahan bakar organik. Karbon monoksida berikatan kuat dengan

3
oksigen sehingga mencegah terbentuknya oksihemoglogin dan akhirnya akan
mengurangi oksigen yang diberikan keseluruh jaringan tubuh. Pemeriksaan
terhadap sistem pemanas dan alat-alat listrik pada tiap musim harus dilakukan
pada setiap rumah dan institusi. Alat pendeteksi karbon monoksida yang dapat
digunakan dirumah atau ditempat institusi telah tersedia dengan biaya yang
terjangkau.
b. Kelembapan
Kelembapan relatif udara dalam lingkungan dapat mempengaruhi
kesehatan dan keamanan klien. Kelembapan relatif adalah jumlah uap air di udara
di bandingkan jumlah uap air yang maksimum yang dapat di kandung oleh udara
pada suhu yang sama. Angka kelembapan yang nyaman bagi setiap orang
bervariasi,merasa nyaman pada kelembapan antara 60% -70%. Kelembapanrelatif
tinggi,maka kelembapan kulit akan terevaporasi dengan lambat jadi pada cuaca
panas,lembap,orang akan merasa tidak nyaman . kelembapan relatif rendah maka
kelembapan kulit akan ter evporasi dengan cepat hal ini lah sebabnya mengapa
orang akan merasa lebih dingin dan nyaman jika beradaa pada suhu 32,2C dengan
kelembapan relatif 30% dari pada berada pada suhu 32,2C dengan kelembapan
relatif 85%.
c. Nutrisi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi memerlukan kontrol lingkungan dan
pengetahan. Di rumah,klien memerlukan kulkas dan alat pembeku untuk menjaga
maknan yang cepat membusuk agar tetap segar. Makanan yang tidak di siapkan
atau disimpan dengan tepat atau benda yang dapat menyebabkan kondisi yang
tidak bersih akan meningkatkan resiko terjadinya infeksi dan keracunan makanan
pada klien yang menyebabkan keamananya terganggu.
d. Suhu
Lingkungan yang nyaman berfariasi untuk setiap individu, tetapi suhu yang
nyaman berada pada rentang antara 18,3- 23,9C. Suhu ekstrim yang sering
terjadi selama musim dingin dan panas tidak hanya mempengaruhi kenymanan dan
produktifitas tetapi juga keamanan. Pemaparan terhadap udara yang sangat dingin
dalam waktu lama menyebabkan radang dingin (frostbite) dan hipotermi.

4
2.3 Proses keperawatan dan keamanan
2.3.1 Pengkajian
Perawat memberikan perawatan kepada klien dan keluarga di dalam
komunitas mereka dan tempat pelayanan kesehatan. Untuk memastikan
lingkungan yang aman,perawat perlu memahami hal-hal yang memberi
kontribusi keamanan rumah,komunitas, atau pelayanan kesehatan,dan
kemudian mengkaji berbagai ancaman terhadap keamanan klien dan
lingkungan. Pengkajian yang di lakukan pada klien antara lain pengkajian
terhadap riwayat dan pemeriksaan fisik. Pengkajian terhadap lingkungan,
termasuk rumah klien dan tempat pelayanan kesehatan,mencangkup inspeksi
pada fasilitas tersebut. Bagian pengkajian berikut ini mendiskusikan berbagai
faktor risiko yang di hadapi dalam komunitas dan lembaga pelayanan
kesehatan.
1. Pengkajian komunitas
Risiko pada Tahap Perkembangan. Ancaman keamanan dalam
komunitas di pengaruhi oleh tahap perkembangan,gaya hidup,status
mobilisasi,perubahan sensorik,dan kesadaran klien terhadap keamanan.
Bayi, Todler,dan Prasekolah. Cedera merupakan penyebab
terbesar kematian anak-anak yang berusia lebih dari 1 tahun dan penyebab
kematian dan kecacatan yang lebih besar daripada akibat penyakit lain.
Sifat cedera yang dialami berhubungan erat dengan perilaku pertumbuhan.
2. Pengkajian bahaya di rumah
1) Eksterior rumah
a. Apakah trotoar tidak rata?
b. Apakah anak tangga dalam kondisi yang baik?
c. Apakah anak tangga mempunyai pegangan tangan di pinggir
tangganya?
d. Apakah pencahayaannya adekuat?
e. Apakah furnitur di luar ruangan kuat untuk di duduki?
2) Interior rumah
a. Apakah semua kamar, tangga dan gang mempunyai pencahayaan
yang adekuat?
b. Apakah ada lampu yang di nyalakan pada malam hari?
c. Apakah permadani telah aman?
d. Apakah lantai dari kayu tidak licin?
5
e. Apakah furnitur diatur dengan tepat untuk memindahkan
mobilisasi?
f. Apakah pegangan tangga tersedia dan aman?

3) Dapur
a. Apakah tersedia fasilitas untuk mencuci tangan?
b. Apakah tombol pada kompor dapat dibaca dengan baik?
c. Apakah tempat penyimpanan dapat di jangkau dengan mudah?
d. Apakah lemari obat mempunyai pencahayaan yang baik?
4) Kamar mandi
a. Adakah alas atau permukaan yang licindi dalam mandi atau
pancuran?
b. Apakah keset kamar mandi sudah aman?
c. Apakah klien membutuhkan alat pegangan di dekat bak mandi atau
toilet?
d. Apakah keset kamar mandi sudah aman?
5) Kamar tidur
a. Apakah tinggi tempat tidur memadai untuk dapat naik dan turun
dari tempat tidur dengan mudah?
b. Apakah cahaya untuk siang hari dan malam hari sudah adekuat?
c. Apakah lantai tidak licin?
d. Apakah klien mempunyai telepon di dekat tempat tidurnya?
6) Bahaya akibat listrik dan kebakaran
a. Apakah kabel listrik berada dalam kondisi yang baik?
b. Apakah sambungan kabel hanya di gunakan bila perlu?

Apakah alat-alat listrik yang di sambungkan pada satu stop kontak


terpasang dengan jumlah yang benar
Perkembangan yang normal. Contohnya, bahaya keracunan,
biasanya disebabkan oleh ingesti kepingan cat yang mengandung
logam,merupakan peristiwa terbanyak yang terjdi pada masa bayi akhir dan
masa todler karena meningkatnya tingkat aktivitas oral dan kemampuan
mengekplorasi lingkungan.kecelakaan yang terjadi pada anak-anak
umumnya dapat di cegah, tetapi orang tua harus menyadari bahaya yang
spesifik pada setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan. Pencegahan

6
kecelakaan memerlukan pendidikan kesehatan para orang tua dan
menghilangkan bahaya sebisa mungkin.
Anak usian sekolah . Saat seorang anak masuk
sekolah,lingkungannya meluas sampai ke lingkungan sekolah, teman-
teman sekolah,dan aktivitas setelah pulang sekolah. Melalui diskusi yang
di sertai dengan berbagai contoh,orang tua, guru,dan perawat harus
memberi intruksi pada anak untuk mengikuti kegiatan sekolah atau
bermain dengan cara yang aman karena anak usia sekolah lebih
berpartisipasi dalam berbagai aktivitas di luar rumah dan lingkungan
sekitar rumahnya, maka mereka lebih berisiko cedera yang di sebabkan
oleh orang asing. Perawat dapat bekerja sama dengan pihak sekolah atau
lingkungan rumahuntuk melaksanakan sistem tersebut untuk melindungi
anak-anak.
Remaja. Anak memasuki usia remaja,mereka mempunyai
kemandirian yang lebih besar dan memulai mengembangkan identitas dan
nilai yang mereka miliki. Selain itu, remaja secara emosional mulai
terpisah dari keluarganya,dan kelompok teman sebaya mulai memiliki
pengruh yang lebih kuat terhadap dirinya. Pertentangan identitas
menyebabkan remaja mengalami malu,takut,dan cemas,yang
mengakibatkan ia tidak dapat berfungsi di rumah,sekolah, atau teman
sekelompok sebayanya. Sebagai usaha untuk melepaskan tekanan akibat
perubahan fisik dan psikososial,dan tekanan dari teman sebayanya, maka
remaja mungkin akan beralih ke obat-obatan. Selain itu,risiko kesehatan
yang di sebabkan oleh obat-obatan igesti obat-obatan,termasuk alkohol,
maningkatkan terjadinya jenis kecalakaan lain seperti tenggelam dan
kecelakaan kendaraan bermotor. Cedera yang disebabkan kecelakaan
merupakan penyebab kematian terbesar terhadap remaja,dan sekitarnya
40% dari cedera tersebut disebabkan karena pengguanaan alkohol. Alkohol
juga mempunyai presentase yang berarti sebagai penyebab remaja
melakukan pembunuhan dan bunuh diri (U.S Public Health services,1994).
Ketika remaja belajar mengemudi,maka lingkungan mereka
semakin luas, begitu pula dengan kemungkinan cidera. Pengemudi yang
berusia muda harus di ajarkan dan di harap kan memenuhi peraturan
tentang penggunaan mobil. Tidak menggunakan sabuk pengaman
merupakan faktor risiko cedera yang utama. Banyak negara bagian
7
memiliki hukum yang mengharuskan penggunaan sabuk pengaman yang
tepat,tidak mengkonsumsi alkohol, tidak mengendarai mobil saat
pengemudi berada di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan,dan ingin
mengejar waktu untuk segera sampai di rumah.
Masa remaja adalah masa ketika terjadi perkembangan
karakteristik fisik seksual yang matang, maka remaja dapat mulai
mempunyai hubungan fisik dari orang lain. Mereka memerlukan petunjuk
yang benar dan tepat tentang penuduhan dan/atau praktik seksual yang
aman dan mencegah kehamilan.
Masalah yang sedang muncul pada populasi remaja dan dewasa
muda adalah kekerasan. Pada tahun 1991, hampir setengah hari korban
pembunuhan di Amerika.
USIA PERKEMBANGAN MOTORIK BAHAYA
1 bulan Bayi dapat menahan kepala pada garis Jika kepala tidak
tengah dan sejajar tubuh tetapi tidak ditopang,maka kepala bayi
menahan kepala tegak. akan terdoromh kedepan
atau kebelakang.

2 bulan Muncul reflek menggenggam dan Anak dapat menggenggam


dapat memegang benda sesaat atau kabel listrik dan benda
lebih lama. berbahaya lain yang ada di
lantai.

3 bulan Anak mulai berguling dari punggung Ada peningkatan risiko


keperut dan menahan berat pada jatuh dari tempat tidur dan
lengam bawah. meja tempat ganti.

4 bulan Kemampuan menggenggam semakin Anak mampu mengambil


meningkat. Anak mengekplorasi benda kecil, yang biasa nya
benda-benda dengan menggunakan segera di masukkan ke
mulutnya. dalam mulut nya.
Anak senang dengan kemampuannya
berguling dari perut da dari samping
kanan kesamping kiri dan bergerak Ada peningkatan risiko
dengan gerakan yang bergoyang- jatuh dari permukaan.
goyang.

5 bulan Kemampuan bergerak dengan Bayi mampu brgerak


bergoyan - goyang, berguling,dan menuju objek yang mungkin
berputar semakin meningkat. berbahaya.
Anak mampu menggenggam botol
tetapi jangan di tinggalkan tanpa
pengawasan
8
6 bulan Bayi akan menyerap dengan Anak mampu memindahkan
menggunakan perutnya,dan diatur benda-benda yang
oleh tangan dan kakinya. mengandung bahaya seperti
stop kontak dan seperti
cairan pembersih rumah
tangga.

7 bulan Anak mungakin dapat merangkak dan Bayi dapat berpindah


duduk sendiri dalam waktu yang dengan cepat dari tempat
singkat. yang satu ketempat yang
lain

8 bulan Bayi mampu menarik dirinya pada Anak mudah jatuh kecuali
posisi berdiridan duduk tanpa bantuan. disokong bagian
punggungnya untuk duduk
dan berbaring.

9 bulan Anak mulai merangkak naik ke tangga Bayi dapat kehilangan


dan berdiri serta bergerak dengan keseimbangan dan dapat
menggunakan furnitur untuk membenturkan dirinya pada
songkongan.(anak akan berjalan benda yang berbahaya bagi
setelah 8 bulan). anak.

10 bulan Bayi naik keatas kursi dan mencoba Anak mungkin dapat jatuh
turun dari atas kursi dan mampu dari kursi atau dari jendela
mengubah posisi dari tengkurap yang terbuka dan tidak
keduduk. dapat mengirakan jarak dan
batas.

11 bulan Anak tertarik untuk mulai makan Jika makanan tidak di


sendiri. potong kecil-kecilmaka bisa
mengakibatkan tersedak.

12 bulan Anak akan naik keatas tempat tidur Ada peningkatan risiko
untuk mengambil tutup botol plastik. jatuh dari tempat tidur.
Anak akan dapat membuka
tutup botol dan mungkin
mencicipi zat yang
membahayakan.

15 bulan Anak dapat berjalan dengan bantuan Bayi dapat kehilangan


tetapi tidak dapat berjalan di sekitar keseimbangan dan mudah
sudut atau berhenti tiba-tiba tanpa jatuh.
kehilangan keseimbangan.

Anak berlari dengan kikuk dan sering


18 bulan jatuh. Anak mungkinmengalami
cedera bagian kepala karena
9
jatuh dengan keras.

24 bulan Anak mampu memutar pegangan Anak dapat membuka pintu


pintu. yang tertutup dan
mengingesti benda
membahayakan yang
tersimpan didalam
lemari,kloset,atau kamar
mandi.
Tabel 2.1 : perubahan perkembangan motorik yang meningkatkan risiko cedera pada bayi dan todler

Orang dewasa. Ancaman terhadap keamanan orang dewasa


biasanya berhubungan dengan kebiasaan gaya hidup. Contohnya,klien
yang menggunakan alkohol secara berlebihan lebih besar berisiko
mengalami kecelakaan kendaraan bermotor. Perokok jangka panjang lebih
besar berisiko mengalami penyakit kardiovaskuler dan paru-paru akibat
inhalasi kedalam paru-paru dan efek nikotin pada sistem sirkulasi. Begitu
pula orang dewasa yang mengalami tingkat stres yang tinggi mempunyai
lebih besar kemungkinan mengalami kecelakaan atau penyakit misalnya
sakit kepala, gangguan saluran cerna, infeksi.
Lansia. Perubahan fisiologis yang terjadi selama proses penuaan
meningkatkan risiko klien untuk jatuh dan mengalami jenis kecelakaan lain
seperti luka bakar dan kecelakaan mobil. Klien lansia mengalami
kemungkinan jatuh di kamar tidur lebih besar,kamar mandi,dan dapur, dan
kemungkinan jatuh di luar rumah yang di sebabkan oleh trotoar yang
ditutupi oleh es atau penghalang di kebun.
Faktor risiko yang lain.faktor risiko yang lain termasuk gaya
hidup, mobilisasi, kerusakan sensorik, dan kesadaran terhadap keamanan.
Gaya hidup. Gaya hidup meningkatkan risiko keamanan. Orang yang
berisiko cedera yang lebih besar adalah mereka yang mengemudikan atau
menjalankan mesin saat berada di bawah pengaruh subtrasi kimia,
mengerjakan pekerjaan yang berbahaya,dan orang yang suka mengambi
risiko.
Mobilisasi. Perubahan mobilisasi akibat kelemahan, kelumpuhan,
dan koordinasi atau keseimbangan yang buruk merupakan faktor utama
yang menyebabkan klien jatuh. Imobilisasi menyebabkan bertambahnya
bahya fisiologis dan emosional bagi klien,yang nantinya akan
menyebabkan pembatasan mobilisasi dan kemandirian yang lebih lanjut.
10
3. Temuan dari Pengkajian Fisik pada Lansia yang Meningkatkan
Risiko Kecelakaan
1) Perubahan muskuloskeletal
a. Kekuatan dan fungsi otot menurun
b. Sendi menjadi kurang dapat di gerakkan
c. postur berubah,umumnya terjadi kifosis
d. Rentang gerakan terbatas.
2) Perubahan sistem syaraf
a. Seluruh reflek volunter atau otomatik menjadi lebih lambat
b. Penurunan kemampuan untuk berespons terhadap stimulus dalam
jumlah yang banyak indra kinestetik menjadi kurang efisien.
c. Indra kinestetik menjadi kurang efisien.
3) Perubahan sensorik
a. Penglihatan perifer dan akomodasi lensa menurun
b. Lensa berubah menjadi opasitas
c. Ambang stimulus terhadap cahaya dan nyeri meningkat
d. Gangguan pendengaran karena nada frekuensi tinggi kurang dapat
di persepsi
4) Genitourinari
a. Peningkatan nokturia
b. Peningkatan terjadinya inkontinesia.

Kerusakan sensorik. Klien mengalami gangguan


visual,pendengaran,atau komunikasi,seperti afasia dan hambatan bahasa,
lebih berisiki cedera di komunitas. Klien seperti itu tidak mampu
merasakan bahaya yang mungin terjadi dan tidak mampu mengungkapkan
kebutuhan mereka untuk dapat mendapatkan bantuan.
Kesadaran terhadap keamanan. Beberapa klien tidak menyadari
tindakan pencegahan untuk keamanan, misalnya menyimpan obat-obatan
yang jauh dari jangkauan anak-anak atau membaca tanggal kadaluarsa pada
bahan makanan. Pengkajian keperawatan legkap yang mencangkup
inspeksi rumah harus dapat membantu perawat mengidentifikasi tingkat
pengetahuan klien tentang keamanan rumah sehingga dengan kekurangan
yang ada dapat di perbaiki dalam rencana keperawatan individu.

11
4. Lembaga pelayanan kesehatan
Jenis dasar risiko terhadap keamanan klien di dalam lingkungan
pelayanan kesehatan adalah jatuh, kecelakaan yang di sebabkan klien,
kecelakaan yang disebabkan prosedur dan kecelakaan yang di sebabkan
prosedur,dan kecelakaan yang disebabkan penggunaan alat.
LANGKAH RASIONAL
1. Kaji riwayat keajang , adanya aura dan 1. Memungkinkan perawata mengantisipasi
rangkaian kejadian kejang , bila di aktifitas kejang di masa yang akan
ketahui , kaji kondisi medis dan datang
pembedahan yang mungkin menjadi
penyebab kejang
2. Kaji riwayat medikasi 2. Obat obtan untuk mengatasi kejang harus
di inum sesuai resep dan tidak boleh di
hentikan tiba tiba
3. Sediakan berbagai peralatan : gudel , 3. Memastiakan intervensi yang teratur dan
bantalan pada sisi pembatas , bed , tepat
papan di ujung kepa;a tempat tidur
4. Saat kejangmulai terjadi beri klien 4. Melindungi klien dari cidera traumatik
posisi yang aman . jika kejang terjadi
saat klien sedang berdiri atau duduk ,
tidurkan klien di lantai dan lindungi
bagian kepala , kossongkan area
sekitarnya
5. Jika memungkinkan hadapkan klien ke 5. Posisi mencegah lidah menutupi jlan
arah samping . dengankepala fleksi nafas dan meningkatkan drainase sekret
agak ke depan
6. Jangan mengikat klien 6. Pengikatan klien dpat mengalami cidera
muskuloskeletal
7. Jangan memasukkan benda apapun ke 7. Cedera pada rongga mulut mungkin
dalam mulut klien dapat di sebabkan karena benda keras ya
g di paksa masuk ke dalam mulut
8. Berikan privasi pada klien observasi 8. Klien mungkin akan merasakan malu
munculnya kejang lama dan rangkaian setelah mengalami kejang
aktifitas kejang
9. Tetap bersama klien setelah ia 9. Obsevasi dan pelapran yang akurat
mengalami kejang membant pembuatan diaknosa dan
tindakan yang di berikan untuk masalah
kejang
10. Masukkan gudel saat rahang 10. Jater buka perlu di pertahankan lan
berileksasi antara rangkaian aktivitas nafas yang
kejang
11. Ambil oksigen dan peralatan 11. Perawat dapat menderita cidera akibat
pengisab . siapkan insersi IV mendapat gigitan
12. Berikan bantalan pada sisi 12. Cidera traumatik akan dapat di
pembatas tempat tidur dan letakkan hindarkan
papan di ujung kepala tempat tidur
13. Catat aktifitas kejang dan seluruh 13. Dokumentasi akn membantu penegakan
intervensi diagnosa dan tindakan yang tepat untuk
kondisi kejang
12
Tabel 2.2 : tindakan pencegahan kejang
Bangan klien , mengambil langkah pencegahan atau meminimalkan
lembaga kesehatan di lembaga tersebut.
Kecelakaan yang terjadi harus di tulis dalam laporan keejadian ,
yaitu dokumen rahasia yang memberikan gambaran lengkap tentang
kecelakaan klien yang terjadi di lembaga pelayanan kesehatan. Laporan
tersebut mencatat kecelakaan yang yang terjadi , pengkajian klien dan
intervensi yang di berikan untuk klien . selain melengkapi laporan
kejadian , perawat harus mencatat kr celakaaan tersebut dalam rekam
medis klien .
Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan yang di laporkan dari
seluruh kecelakaan yang terjadi di rumah sakit . Risiko jantung lebih besar
di alami oleh klien lansia . selain usia , riwayat jantung terdahulu , masalah
pada sikap berjalan dan mobilisasi , hipotensi postural , perubahan
sensorik , difungsi saluran dan kandungan kemih , dan beberapa kategori
diagnosa medis tertentu seperti kanker , penyakit kardiofaskuler ,
neurologi , dan sebrofaskuler dapat meningkatkan resiko.
Kecelakaan yang di sebabkan klien. Kecelakaan yang di sebabkan
klien adalah kecelakaan selain jatuh di mna klien menjadi faktor penyebab
utama . contoh kecelkaan yang di sebabkan klien anatara lain ,: luka ,
cidera , dan luka bakar yang di sebabkan oleh diri sendiri ; menelan atau
menyuntikkan subtansi asi ; memotong atau membakar diri ; dan jaringan
terjepit pada laci atau pintu
Kejang . kejang di tandai dengan tangisan , hilangnya kesadran
dengan gerakan ke atas , tonik (kaku) , dan klonik (menghentak ). Klien
mungkin mengalami nafas dangkal , sianosis , dan kehilangan kntrol
berkemih dan defekasi . setelah mengalami kejang , klien akan memasuki
tahap postiktal , yaitu klien mengalami amnesia , bingung, dan tertidur
lelap (seizure reconition dan opserfation 19992 ) klien yang mengalami
kejang tidak perlu di ikat , tetapi harus di beri kewaspadaan kejang dan
perlu di lindingi secra adekuat dari cidera trauatik
Kecelakaanyang di sebabkan prosedur . Kecelakaan yang di
sebaabkan rosedur terjadi selama terapi hal ini meliputi kesalahn
pemberian medikasi dan cairan , penggunaaan peralatan external yang
tidak tepat dan kecelakaan karena cara melaksanakan rosedur yang tidak
13
tepat , seperti mengganti balutan . perawat dapat mencegah terjadinya
kecelakaan yang di sebabkan prosedur . conto: dengan mengikuti prosedur
pemberiaan obat akan mencegah terjadinya kesalahan obat pemberian
cairan intra vena (IV) yang tepat akan mencegah terjadinya kelebihan atau
defisi cairan
Kecelakaan yang di sebabkan peralatan .Kecelakaan yang di
sebabkan peralatan terjadi karena alat yang digunakan tidak berfungsi ,
rusak , atau salah digunakan , atau di sebabkan bahaya akibat listrik . untuk
menghindari terjadinya cidera , perawat tidak boleh menjalankan peralatan
monitor atau terapi tanpa petunjuk .
2.3.2 Diagnosa keperawatan
Pengkajian menunjukkan pengkelompokan data yang
mengidentifikasikan klien mempunyai resiko keamanan yang aktual dan
potensial (lihat kotak doagnosa keperawatan di bawah)

1. Contoh diagnosa keperawatan nanda untuk keamanan


1) Resiko cedera yang berhubungan dengan
a. Perubhan mobilisasi
b. Penataan lingkungan fisik di rumah
2) Resiko keracunan yang berhubungan dengan
a. Kontaminasi zat kimia pada makanan atau air
b. Penyimpanan obat obatan yang mudah di jangkau oleh anak anak
c. Penurunan penglihatan
3) Resiko asfiksia yang berhubungan dengan
a. Penurunan kemampuan motorik
b. Bantal yang terletak di atas pemanas tempat tidur bayi
c. Fentilasi alat pemanas yang tidak tepat
4) Resiko trauma yang berhubungan dengan
a. Kontak dengan udara dingin yang ekstrim
b. Obstruksi jalan nafas
5) Gangguan proses fikir yang berhubungan dengan
a. Keilanagn memori
b. Kesulitan tidur
c. Efek samping obat
6) Perubahan menejemen rumah tangga yang berhubungan dengan
a. Keuangan yang tidak memadai
14
b. Perubahan fungsi kognitif
7) Definisi pengaturan yang berhubungan dengan
a. Salah intervensi informasi
b. Tidak terbiasa denagn tindakan pencegahan untuk anak anak
8) Resiko perubahan suhu tubuh yang berhubungan dengan
a. Paparan terhadap lingkungan panas atau dingin yang ekstrim
b. Mekanisme kontrol suhu tubuh yang tidak matang
Penyataan diagnosa keperawatan mengidentifikasi faktor faktor yang
berhubungan atau faktor faktor resiko contoh : gangguan penglihatan ,
penylahgunaan obat obatan , atau efek samping dari pengobatan yang di
berikan.

2.3.3 Perencanan
Perawat merencanakan intervensi terapeutik untuk klien dengan resiko
tinggi atau aktual mengalami gangguan keamanan . (lihat contoh di bawah).
Perawat merencanakan intervensi terapeutik untuk klien dengan resiko tinggi
atau aktual mengalami gangguan keamanan

AKTIFITAS BATAS KARAKTERISTIK DIAGNOSA


KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

1. Obserfasi mobilisasi 1. Sikap jalan yang tidak Resiko cidera yang


klien di rumah terkoordinasi melporkan berhubungan dengan
kesulitan melihat pada pencahayaan yang buruk
malam hari . dan lingkungan rumah yang
2. Tanyakan pada klien 2. Mmelaporkan seringnya kacau
tentang ketajaman tersandung oleh furnitur di
penglihatan rumah .

3. Obserfasi bahaya dan 3. Melaporkan seringnya


penghalan yang ada di menggunakan tangga
rumah klien untuk menganbil barang
barang pencahayaan
rumah yang buruk
ruangan di penuhi oleh
furniture dan barang
barang pribadi .
Permadani tidak aman

Tabel 2.3 : proses diagnostik keperawatan untuk resiko keamanan


Intervensi keperawatan di rancang untuk memberikan perawat yang
aman dan evisien . berikut ini adalah tujuan potensial berfokus pada kebutuhan
klien terhadap keamanan : bahaya yag dapat di modifikasi dalam lingkunga
rumah akan berkurang , klien akan menggunakan obat obatan dan peralatan
yang benar dan melakukan tindakan pengobatan , klien mengidentifikasikan
dan menghindari resiko yang mungkin di alami dalam komunitas penting
15
memerhatikan kondisi rumah klien ketika merencanakan terapi untuk
memertahankan atau meningkatkan tingkatan keamanan klien . perencanaan
keperawatan juga melibatkan pemahaman kebutuhan klien untuk
memertahankan kemandiriannya . perawat dan klien bekerja sama untuk
membuat cara mempertahankan keterlibatan klien dalam menciptakan
ligkungan yang aman di rumah sakit dan di rumah .pendidikan klien dan
keluarga merupakan intervensi keperawatan utama untuk menurunkan
kecelakaan .

Diagnosa keperawatan : resiko cidera yang berhubungan dengan pencahayaan yang


buruk dan lingkungan rumah yang kacau
Definisi : resiko cidera adalah keadaan individu beresiko mengalami cidera karena
interaksi kondisi lingkungan dengan adaptasi dan sumber pertahanan individu (kimm
1995)

TUJUAN HASIL YANG AKAN INTERVENSI : RASIONAL :


DIHARAPKAN

Klien akan 1. Pada akhir sesi 1. Berikan sesi 1. konseling dan


mempunyai pengajaran ketiga , pengajaran ke tiga pengajaran
lingkungan yang klien akan selama 20 menit meningkatkan
aman dalam 6 membuat daftar tentang kewaspadaan
bulan bahaya yang ada di mengidentifikasi dan klien terhadap
dalam rumah . menghindari bahaya bahaya (Loew
atau jatuh dan cidera , , 1993)
dan meningkatkan
keamanan .
2. pemeriksaan
2. Setelah 3 bualn , 2. Minta klien yang
klien akan melengkapi daftar menyeluruh
memodifikasi 50 keamanan di rumah terhadap
% bhaya yang ada . untuk potensial
terjadinya
3. setelah 6 bulan , 3. Mengindentifikasi bhaya dapat
klien memodifikasi adanya potensi meningkatkan
100% bahaya yang resiko terhadap pengetahuan
ada keamanan . pencegahan
resiko (loew ,
1993)
3. pegangan dan
4. amankan pegangan permukaan
pada bak mandi dan yang tidak
area pancuran icin
tempatkan mengurangi
sedikitnya lampu resiko jatuh
sebesar 75 watt pada (ebersole and
seluruh ruangan . hees , 1994)
4. pencahayaan
yang baik
akan
mengurangi
16
bahaya pada
lingkungan
dan
mengurangi
resiko jatuh
(ebersole amg
hees , 1994)

Tabel 2.4 : rencana asuhan keperawatan untuk resiko cidera

INTERVENSI RASIONAL
Bayi , toder dan prasekolah gunakan mainan Bagian bagian yang kecil dapat di
yang besar dan lunak tanpa mata , hidung cabut oleh bayi dan terjadi kecelakaan
atau mulut yang terbuat dari plastik . akibat aspirasi .
Jika menggunakan tempat bermain anak anak Kepala bayi dapat terjepit di antara
dengan sissi yang di hubungkan satu sama tempat bermain dan rendahkan tempat
lain jangan meninggalkan salah satu sisi turu bermain anak dengan sisi sisi yang di
(tidak di hubungkan ) hubungkan , menimbulkan asfiksisa
Jangan meninggalkan sisi sisi tempat tidur Anak dapat berguling secara tiba tiba
bayi dalam keadaan yang tidak terpasang dan jatuh dari tempat tidur atau mej
atau jangan berpaling dari bayi yang ada di tempat ganti
meja tempat ganti
Gendong bayi saat memberiakan makanan ; Meningkatkan ikatan denagn orang tua
jangan menyangga botol dengan sesuatu mengurangi resiko tersedat
Jika diberi susu formula bacalah petunjuk Penggunaan susu formula yang tidak di
yang ada sebgian besar susu formula harus di encerkan menyebabka ketidak
encerkan dengan air seimbangan cairan dan elektrolit pada
bayi baru lahir
Jangan lanjutkan penggunaan tempat duduk Bayi berusia 3 bln yang aktif dapat
bayi saat bayi berusian 3 bln atau lebih dari mendorong tubuhnya keluar dari
awal bayi bila sangat bergerak aktif tempat duduknya dan mengakibatkan
jatuh
Hindarkan rumah tempat bayi berada dari Bayi mengeksplorasi lingkungan
benda benda yang kecil , tajam dan beracun sekitarnya dengan menggunakan
tangan dan mulut, dan ingesti benda
kecil menyebabkan bayi tersedak. Zat
yang beracun dan toksit memerlukan
penanganan yang tepat
Tutup stop kontaklistrik dengan Stop kontak listrik yang ada didinding
menggunakan tutup pelindung dapat terlihat ole bayi dan merangsang
keingintahuan bayi . merangkak sering
mencoba bermain dengan benda listrik
di dinding walaupun bnyak mainan
Gunakan pagar penjaga dan puncak dan Mencegah anak jatuh dari tangga atau
tangga dasar dan pintu ruangan untuk masuk ke ruanagn ya g tidak
membatasi ruang gerak tolder yang terlindungi
merangkak atau mulai berjalan
Gunakan besi penjaga untuk semua jendela Mencegah anak jatuh lewat jendela
yang ada di rumh jangan tinggalkan bayi
pada tempat tidur duduk bayi terpat
bayibeljar berjaln kereta dorong anak atau
17
kursi tinggi tanpa pengawasan
Jangan tinggalkan bayi atau anak di kamar Nak yang aktif dapat meluncur
mandi atau di kolam renang tanpa
pengawasan
Jangan menenangkan bayi saat lehernya Kecelakaan akibat tenggelam mungkin
terilit tali terjadi
Ikat bayi pada tempat duduk mobil bagian Tali dapat menjerat leher dengan
belakang . anak berusia di bawah 4 th harus mudah dan dapat tercekik
diletakkan pada tempat duduk bayi dalam
mobil . anak yang lebih besar harus diikat
dengan sabuk pengaman
Kantong plastik , seperti kantong yang di Pada kejadian mobil yang berhenti
gunakan untuk menyimpan buah buahan atau secara mndadak atau mengalami
cucian kering , harus di pindakan dari dalam kecelakaan mobil , naak anak yang
rumah tidak terikat akan terbentur interior
mobil
Pasang kunci gembok yang kuat di pintu Jika anak anak memasukkan ke dalam
dengan ketinggian yang tidak dapat di kantong ini , maka persediaan udara
jangkau oleh todler , walaupun anak tersebut berkurangdan anak akan kekuranagn
naik ke atas kursi nafas
Gunakan kata kata tidak dan jangan untuk Menggunakan kata-ata yang tidak tepat
menunjukkan bahwa benda atau tindakan kata-kata ini menjadi tidak berarti
tersebut dapat meningkatkan resiko cidera untuk anak.
pada anak , misal bermain dengan korek api .
Ajarkan anak berenang pada usia muda tapi Anak dapat bermain dalam air dengan
harus di awasi aman .
Ajarkan anak menyebrang jalan dan berjalan Berikan kemampuan pada anak untuk
di tempat parkir melindungi diri sendiri mengurangi
resiko terjadi cidera atau penculikan
oleh orang asing.
Ajarkan anak untuk tidak berbicara atau Anak dapat jatuh dan tertusuk
menerima sesuatu dari orang asing dan ganggang permen atau eskrim.
memberi tau orang tua atau orang dewasa
yang bertanggung jawab jika di dekati oleh
orang asing
Jangan biarkan anak berlari sambil makan Benda-benda tersebut mungkin bahaya
permen atau es krim yang bergagang dalam dan menyebabkan tugas.
mulutnya
Ingatlah anak untung tidak memakan apapun Mengurangi resiko anak menarik panci
yang di temukan di jalan atau di rumput yang berisi air panas.
Gunakan bagian belakang alat pembakar Pintu kulkas dan alat pendingin
pada kompor dan biasakan menyusun panci mungkin dapat terkunci .
menghadap ke dinding
Pindahkan kulkas dan alat pembeku yang Anak perlu belajar bahwa ada beberapa
tidak di gunakan lagi , dan instruksikan anak perlengkapan untuk bermain dan
untuk tidak bersembunyi di dalam nya beberapa untuk bekerja.
Ajarkan anak menggunakan perlengkapan Jika sepeda dilarang berjalan di trotoar
yang aman untuk beriman dan beekerja anak harus belajar untuk mentaati
rambu lalu lintas.
Ajarkan anak untuk mengendarai sepeda Perlengkapan pelindung mengurangi
yang aman da tanggung jwab saat pergi resiko cidera yang serius.

18
menggunakan sepeda
Ajarkan anak untuk memakai helm Jika terjadi kecelakaan listrik tidak ada
pelindung dan bantalan di lutut dan sikuid orang yang tau.
saat anak bermain roler sceting
Jangan biarkan anak menjalankan alat alat Mencegah cidera kecelakaan akibat
listrik saat mereka sendirian pengisian yang tidak tepat.
Jika orang tua memilih untuk memiliki alat Pada usia ini banyak cidera yang
pemadam kebakaran di rumah , ajarkan disebabkan oleh kesalahan diri sendiri.
orang tua untuk menjaga alat tersebut tidak
terisi , terkunci dan tidak di jangkau oleh
anak
Anjurkan remaja untuk mendaftar pada Remaja dalah subjek tekanan dari
kursus mobil temen sebayanya.
Berikan informasi tentang penggunaan Banyak remaja yang mulai hubungan
alakoholdan bat obatan seksual.
Berikan pendidikan sex dan tekankan praktik Kehamilan dan penyebaran virus hiv
sex yng aman harus di hindarkan .
Rujuk remaja untuk mengikuti aktifitas di Remaja memerlukan pengawasan dari
masyarakat dan yang di sponsori oleh orang tua.
sekolah
Denagrkan remaja dan observasi adanya Remaja dapat menderita despresi dan
perubahan perilaku mempunyai angka bunuh diri yang
tinggi.
Rujuk klien untuk mengikuti kursus Efek setres dan pola gaya
menejemen stres dan berikan petunjuk hidupmenyebabkan resiko keamanan
perubahan gaya hidup yang berarti bagi klien dewasa.
Tabel 2.5 : intervensi untuk meningkat keamanan

2.3.4 Implementasi
Intervensi keperawatan di tujukan untuk meningkatkan dan
mempertahankan keamanan klien. Artegori pertama dari interensi mencakup
intervensi yang spesifik untuk mengurangi resiko pada setiap kelompok
perkembangan usia
1. Pertimbangan tahap perkembangan
Bayi todler dan anak usia prasekolah sangat bergantung pada
orang dewasa dan melindungi diri dari cidera anak tumbuh dengan ingin
tau sepenuhnya serta percya pada lingkungan yang tidak berada dalam
bahaya .
Anak usia sekolah .Anak usia sekolah mengalami peningkatan dan
mengeksplorasi lingkungan . mereka memiliki teman di luar lingkungan
rumah serta lebih aktif dalam kegiatan sekolah , aga,ma dan masyarakat ,
anak usia sekola memerlukan ajaran yang spesifik tentang keamanan
sekolah dan tempat bermain

19
Remaja. Resiko keamanan pada remaja melibatkan banyak faktor
yang ada di liar ligkungan rumah . orang dewasa berfungsi sebagai contoh
peran bagi remaja dan , melalui contoh dan pendidikan yang di berikan
dapat membantu remaja untuk meminimalkan resiko terhadap keamanan
mereka
Dewasa.Resiko yang di hadapi oleh orang dewasa muda dan usia
baya biasanya di sebabkan oleh faktor gaya hidup seperyi pengasuhan
anak , keadaan stres yang tinggi , nutrisi yang tidak adekuat konsumsi
alkohol yang berlebihan , dn penyalahgunaan obat obatan . orang dewasa
perlu di ajarkan bahwa keamanan mereka terancam dan menyebabkan gaya
hidup mereka perlu di modifikasi .
Lansia. Intervensi untuk lansia di rencanakan untuk mengurangi
resiko , jantug dan kecelakaan yang lain dan mengimbangi perubahan
fisiologis akibat proses penuaan
2. Pertimbangan lingkungan
Tindakan pencegahan umum. Perawat dapat menyediakan
lingkungan yang lebih aman dengan cara membantu klien ,emenuhi
kebutuhan fisioligis dan psikologis dasar . untuk mencegah infeksi perawat
menggunakan tindakan aseptik. Di rumah , kesadaran terhadap metode
penanganan makanan membantu mengurangi resiko penyebaran
mikroorganisme melalui kontraminasi makanan
Perhatikan keamanan yang spesifik . Perhtian keamanan yang
spesifik antara lain jatuh , kebakaran , keracunan , bahaya listrik dan
radiasi . pegangan yang aman pada toilet , kunci tempat tidur ,dan kursi
roda , danbel memanggil merupkan beberpa bentuk keamanan ynga
ditemukan dalam pelayaanan.
3. Prinsip gerentologis untuk pencegahan kecelakaan
Lansian mengalami perubahan penglihatan dan pendengaran .
perawat harus mendoeong klien untuk melakukan pemeriksaan
penglihatan dan pendengaran setian tahun sebagai salah satu cara untuk
mencegah terjadinya jatuh , luka bakar dan cidera , dan kecelakaan mobil .
Rentang gerak fleksisbilitas dan kemamampuan berespon terhadap
rangsang yang mutiple akan berkutrang . perawat harus mengajarkan klien
lansia mencari bantuan untuk mengerjakan tugaa rumah tangga yang di
perlukan untuk menyimpan benda dalam jangkauan yang udah .
20
Reflek menjadi lambat dan kemampuan berespons terhadap
rangsangan ynag multiple akan berkurang . perawat harus memberikan
rangsangan ynag berarti dan adekuat , tetapi mencegah kelebihan beban
sensorik pada klien lansia .
Nokturia dan inkontenesia sering terjadi pada lansia . perawat harus
mengimplementasikan jadwal toilet dan membantu klien untuk
mematuhinya
Pagar tempat tidur .Mendiskusikan fungsi pagar tempat tidur
sebagai alat untuk meningkatkn mobilisasai dan stabilitas klien ketika
berada di tempat tidur atau klien berpindah dari tempat tidur ke kursi.
4. Tindakan untuk mencegah jatuh di lembaga pelayanan kesehatan
1. Orientasiakn klien terhadap lingkungan fisik sekitar
2. Jelaskan pnggunaan sistim bel pemanggil .
3. Kaji resiko klien untuk jatuh
4. Tempat klien yang berisiko jatuh pada ruangan yag dekat dengan
tangan perawat
5. Ingatkan seluruh petuga satas resiko klen untuk jatuh
6. Intruksikan kien dan keluarga untuk mencari bantuan bila klien bangun
tidur dari tempat tidur
7. Jawablah panggilan bel klien dengan tepat
8. Jaga barang barang pribadi tetap dalam jangkaan klien
9. Kurangi kekacauan pada kamar klien
10. Kunci seluruh tempat tidur , kusi roda dan bankar .
11. Anjurkan keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan klien
5. Abstrak penelitian
1) IMPLIKASI PADA PRAKTIK
a. kaji status kognitif , sensorik dan motorik klien pada setiap jadwal
dinas
b. intervensi higine , nutrisi dan toilet yang dilakukan pada waktunya
akan mengurangi aktifitas yang tidak aman
c. merencanakan intervensi selama waktu dinas dan mungkinkan
menegemen waktu yang lebih baik untuk staf
6. Restrein
Salah satu dari sekian banyak peralatan yang digunaan untuk
membatasi mobilisasi klien .
21
1. Alternatif restein
a. Orientasi klien dan keluarga kepada lingkungan sekitarnya ;
jelaskan semua prosedur dan tindakan yang akan di lakukan pada
mereka
b. Anjurkan keluarga, teman teman klien untuk tinggal atau
menggunakan penjaga untuk klien yang memerlukan pengawasan
c. Tempatkan klien yang bingung dan disorientasi pada ruangan dekat
dengan ruang perawat
d. Kurangi tindakan yang menyusahkan sesegera mungkin
e. Gunakan teknik relaksasi misal masas
f. Tentukan jadwal ambualasi segera telah kondisi klien
memungkinkan
g. Pertahan kan rutinitas toilet
h. Evaluasi seluruh obat obatan yang diterima oleh klien untuk
menentukan apakah obat obatan tersebut mepunya efek terapeutik
yang diinginkan . lakukan pengkajian dan evaluasui perawatan
klien dan perawatan klien dan respon mereka terhadap perawat
secara terus menerus
7. Pedoman penahanan kebakaran untuk perawat yang bekerja pada
lembaga
1. Mengetahui nomor telepon untuk melaporkan kebakaran . pastiakn
nomor tersebut terlihat di dekat telepon
2. Mengetahui rencana pelatiahn kebakaran dan rencana evakuasi yang di
tetapkan
3. Mengetahui selru lokasi alarm kebakaran , jalan ke luar dan alt
pemadam kebakaran
4. Melaporkan kebakaran
5. Menutup pintu dan jendela ketika kebakaran terdeteksi
6. Mengingatkan RACE untuk menentukan prioritas

22
JENIS JENIS CARA TINDAKAN
KEBAKARAN PENGGUNAAN PENCEGAHAN
Karbon Minyak , listrik Arahkan karbon
dioksida dioksida pada api ,
puruskan sumber
oksigen yang
menyulut api
Soda dan asam Kertas serta samoah Putar tromoldari atas Alat ini tidak
(alat pemadam dari kayu ke bawah campur efektif untuk
dengan soda dan asam . memadakan
menggunakan kemudian kebajaran akibat
air) menghasilkan karbon minyak dan listrik
dioksida karena akan
menyemburkan
minyak
Zat kimia Sampah , listrik Tarik gantungan atau Alat ini tidak
kering tekan tuas pada alat efektif untuk
pemadam memadamkan
minyak karena
mengeluarkan
minyak
Pompa air Sampah , kayu Pompa di gunakan Alat ini tidak
saat pipa di arahkan efektif untuk
ke api memadamkan
minyak karena
minyak dapat
menyembur
Bahan anti beku Sampah kayu minyak Tarik gantungan dan Alat ini tidak
atau air , anestetik gunakan alat efektif utuk
pemadam dan memadamkan
arahkan alat pada api listrik karena air
adalah
penghantar listrik
yang baik
Tabel 2.6: jenis-jenis penggunaan alat pemadaman

Keracunan .Keracuanan adalah substransi yang mengganggu


kesehatan atau menghancurkan kehidupan bila substansi tersebut tertelan ,
terhisab , atau terserap tubuh.
Bahaya akibat lstrik. Alat alat yag mengandung listrik harus di
rawat yang baik dan tetap terhubung dengan tanah . jika klien mengalami
kejutan listrik , maka perawat harus segera mnentukan apakah klien masih
memiliki denyut maka harus di berikan RJP dan petugas UGD harus segera
di beri tau . radiasi adalah suatu bahaya ke sehatan yang ada tempat
layanan kesehatan dan komunikasi.

23
8. Penyuluhan klien tentang pencegahan bahaya listrik
1) objektif
a. Klienakan mengenal berbagai bahaya akibat listrik di dalam rumah
dan menganbil langkah untuk mengeliminasi
2) Strategi penyuluahan
a. Diskusikan metode pemasanagn ground
b. Berikan contoh bahaya yang umum
c. Diskusikan pedamn untuk mencegah terjadinay kejutan listrik
3) EVALUASI
a. Minta klien membuat daftar bahaya yang akhir akhir ini terdapat
dallam rumah
b. Periksa langkah yang ingi dilakukan klien untuk mengurangi bahay
yang ada
c. Obsevasi rmah klien selama satu munggu

LANGKAH RASIONAL
Identifikasi klien dengan perilaku yang Restein digunakan untuk menguragi resiko
dapat menimbulkan resiko cidera jatuh dari tempat tidur bangku ataukursi
roda
Periksa order dokter tentanng lamanya Pengikatan akan menjawab rsa bingung
waktu restei rasional tidak mengiktkan atau perlawanan dari klien
Jelaskan pada klien dan keluarga dengan Perawat dapat melengkai prosedur restei
hati hati , alasan perlunya di kukan restein tanpa harus meninggalkan klien dalm
, jenis , dan lamanya keadaan sebagian diikat
Siapkan alat Bantalan akan membantu sikulasi ke
ekstremitas bagian dikstal jika dilakukan
pengikatan pada pergelangan tangan atau
pada pergelangan kaki
Cui tangan Mengurangi penyebaan microorganisme
Beriakn bantalan pada tulang yang Bantalan akan menurunkan cidera pada
menonjol sebelum di lakukan restein kulit
Alkukan restein yang telah di tentukan Merestein klin saat berbaring
Ikat jaket restein atau alat restein dengan Jika klien dapat melepas alat restein, maka
mengikatkan tali apda bagian yang stabil tujuan restein akan hilang
pada tempat tidur
Jangan mengikat mati ujungn iktan alat Saat dilakukan restein klien dapat berada
restein dalam osisi yang tidak tepat
Cuci tangan Mengurangi penyebaran microorganisme
Lepas seluruh ikata minimal 2 jam Memberi kesempatan untuk mengkaji
sirkulasi rentang gerak dan pernafasan ,
serta memerikan perawatan kulit
Observasi tindakan restein Tindakan restein yang tidak benar dapat
mengakibatkan cidera
Coba lepar restein jika klien mulai Percobaan melepaskan restein merupakan
membaik waktu perawat untuk ,engkaji ulang untuk
apakah restein di perlukan
Catat pada pengkajian perawat sebelum Mencatat bahwa keamanan fisik klien
24
dan sesudah dilakukan beresiko dan restein memang perlu
dilakukan
Tabel 2.7 : penyuluhan klien tentang pencegahan bahaya listrik

LANGKAH RASIONAL
Benda benda benda dalam mulut , mata , Akan menguragi jumplah racun yang di
dll peroleh klien
Identifikasi jenis dan jumlah zat yang di Akan membantu menentukan jenis dan
telan jumplah antidot yang di perlukan oleh
korban secara tepat
Hubungi pusat pengendalian racun Pusat penegndalian racu mempunyai
sebelum mencoba melakukan intervensi informasi yang di perlukan untuk
menangani klien
Berikan cairan oral untuk membantu klien Membantu mengkosongkan lambug dan
muntah jika di minta untuk melakukan hal menghindarkan dari pengorek mulut
seruapa , maka kumpulkan hasil muntah sampai muntah
dan kirimkan ke pusat pengendalain racun
Posisikan kepala korban dengan Analisa laborat menentukan tindakan
menghadap ke samping selanjutnya
Jangn membuat klien muntah dengan Mengurangi rsiko aspirasi
menggunakan : larutan alkali , pembersih
rumah , tangga , minyak atau minyak latah
dan cairan penggosok furniture
Jangan membuat muntah pada kosrban Muntah meningkatkan area luka bakar
yang tidak sadakan diri internal
Jika di intruksikan oleh pusat pengendalian Muntah meningkatkan area respirasi
racun untk membawa korban ke ruang
gawat darurat , mintalah bantuan ambulans
Petugas ambulan akan mengnmbil tindakan
darurat jika di peruakn
Tabel 2.8 : intervensi terhadap keracunan

Tujuan Tindakan evaluasi Hasil yang di harapkan


Klien akan mempunyai Minta klien untuk mnentukan Pada akhir sesi pengajaran
lingkungan rumah yang bahaya bahaya yang yang ke 3 klien akan
aman dlam 6 bln mungkin terjadi membuat daftar bahaya
yang ada dalam rumah.
Periksa keamanan Setelah 3 bln klien akan
penggunaan alat alat listrik , memodifikasi 50% bahaya
obat obatan , dan alat alat yang ada
kesehatan yang di gunakan
klien
Observasi lingkungan rumah Setela 6 bln , bahaya di
setelah intervensi rumah yang dapat
dimodifikasi berkurang
sampai 100%
Tabel 2.9 : contoh evaluasi intervensi untuk resiko cidera

25
2.3.5 Evaluasi
Rencana perawat yang diracang untuk mengurangi resiko cidera pada
klien , di evaluasi engan cara membandingkan kriteria hasil engan tujuan
yang di tetapkan selama thap perencaan . jika tujuan telah tercapai maka
intervensi kepeerawatan di anggap efektif dan tepat . jika tidak tercapai maka ,
perawat harus menentukan apakah risiko sebelumnya tetap ada .

26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keamanan seringkali didefinisikan sebagai keadaan bebas dari cidera fisik dan
psikologis, adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi.
Lingkungan klien mencangkup semua faktor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien.
Definisi yang luas tentang lingkungan ini menggabungkan seluruh tempat terjadinya
interaksi antara perawat dan klien ; contohnya, rumah , pusat komunitas , klinik ,
rumah sakit, dan tempat perawatan jangka panjang.
Proses keperawatan dalam membuat asuhan keperawatn pada pasien yang
mengalami gangguan rasa aman ada 5 tahapan pengkajian keperwatan , diagnosa
keperawatan , implementasi dan evaluasi.

3.2 Saran
Tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini demikian pula makalah yang kami
buat. Kami menyadari masih banyak kekurangan pada makalah yang kami buat iini,
oleh sebab itu kami mengharapkan dan membuka lembar kritik maupun saran yang
membangun dari para pembaca untuk kemajuan dan sempurnanya makalah kami.
Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca terutama paada
mahasiswa keperawatan.

27
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz . 2012 . Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia . Jakarta : Salemba Medika
Poteter & Perry. 2006 . fundamental kperawatan edisi 4. Jakarta : EGC
http//e-book-pengertian keamanan-proses keperawatan keamanan.html (diakses pada
tanggal 8 Februaru 2016 jam 13.00)

28

Anda mungkin juga menyukai