D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK 1
NAMA :1.ADNAN
2.ALIF ANDY FAHRIJAL
3.FAHRUL RAHMAN
4.HARTIA MAULIDA
5.HERAWATI
XI IPA 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan Rahmat-nya kita
dapat menjalankan sebuah kehidupan dengan penuh realita yang berkepanjangan. Dimana
kita dapat membuat sebuah makalah .
Salawat dan salam semoga tetap etrcurahkan kepada baginda Rasulullah SAW yang
telahg menggulung tikar kekafiran dan menghamparkan permadani-permadani keimanan.
Dalam membuat sebuah penyusunan kata untuk merangkai sebuah kata hanya ini yang
kami bisa. Tidak lebih dan tidak kurang dari sebuah apa yang kita pikirkan dan hanya ini
yang kami bisa. Dimana kita dapat membuat sebuah makalah yang bertema kebakaran.
Semua isi-nya hanya bisa di pahami dan bisa di mengerti.
Demikian atas partisapasi kami dalam membuat makalah ini dengan penuh
kesederhanaan. Karena hanya ini yang kami bisa. Kalau ada kritik dan saran tolong di
sempurnakan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
B.TUJUAN PENULISAN
BAB II PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN
B.PENGETAHUAN DASAR API
C.KLASIFIKASI KEBKARAN/PENGELOMPOKKAN KEBAKARAN
D.FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEBAKARAN
E.PROSES TERJADINYA KEBAKARAN
F.POLA MELUASNYA KEBAKARAN
G.PENANGGULANGAN KEBAKARAN
H.CARA UNTUK MEMADAMKAN KEBAKARAN
I..MEDIA PEMADAMAN API
J.ALAT PEMADAM,KARAKTERISTIK,DAN SIFAT PEMADAMANYA
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebakaran adalah suatu peristiwa yang terjadi akibat tidak terkendalinya sumber
energi. Siklus ini berisi rangkaian demi rangkaian panjang peristiwa (event dinamic) yang
dimulai dari pra kejadian, kejadian dan siklusnya serta konsekuensi yang mengiringinya.
Kejadian tersebut akan tercipta apabila kondisi dan beberapa syarat pencetusnya terpenuhi,
utamanya pada saat pra kejadian.
Ada poin-poin yang menjadi persyaratan dasar yang apabila gagal dilakukan pe
ngendalian akan memicu peristiwanya, kemudian akan memasuki tahapan tidak terkendali
dan sukar dipadamkan. Syarat kondisi tersebut di antaranya adalah terdapat bahan yang
dapat terbakar, misalnya minyak, gas bumi, kertas, kayu bahkan rumput kering dan
sebagainya. Bilamana bahan yang dapat terbakar tersebut berada dalam kondisi tertentu dan
bertemu pencetusnya maka seketika akan segera menimbulkan api. Sedangkan pencetus itu
sendiri penyebabnya cukup banyak di antaranya energi petir, api terbuka, listrik bahkan
hanya sekedar percikan bunga api. Penelitian yang terbaru dan mengejutkankan pemantik
kebakaran tersebut juga bisa timbul akibat frekuensi telpon genggam.
Peristiwa munculnya api awal berlanjut menjadi kebakaran besar hanya butuh waktu
dibawah 4 menit atau 10 menit. Ukuran waktu 4 -10 menit tersebut hasil dari suatu
pengkajian dan studi pengalaman dimana tahapan api belum berkembang dan meluas. Setelah
lebih dari waktu yang dimaksud, api akan berkembang menjadi api bertumbuh (growth) dan
menjadi penuh (full steady fire) dengan suhu mencapai 600 derjat Celsius sampai 1000
derajat Celcius lebih, dimana ini sudah berada pada tahapan sulit dipadamkan. Hanya
perangkat hidran dan sejenisnya yang dapat mengurangi dan memadamkan.
Siklus api awal menuju kondisi tidak terkendali ini disebabkan pada waktu menit
menit awal peristiwa kebakaran tersebut, terdapat serentetan umpan balik yang mempercepat
berkembangnya api itu sendiri. Rentetan umpan balik tersebut adalah bertambahnya suhu
atau temperatur yang akan mempercepat penguapan benda cair atau sublimasi benda yang
terbakar dan terhisapnya udara (oksidasi) dan mempercepat terjadinya fire point (siklus
bersambung). Waktu yang singkat dan peristiwa umpan balik itulah menjadi faktor penentu
percepatan tingkat kobaran api. Bila tidak dilakukan penanganan secara sistematis akan
berakhir tragis dan menimbulkan kerugian yang luas. Terkadang membawa korban jiwa
manusia.
Kenapa hal tersebut terjadi? Ada beberapa pertanyaan yang terkadang sulit untuk
dijawab secara umum dalam menghadapi waktu dibawah 4 menit dan hal tersebut menjadi
jawaban klasik mengapa dan kenapa peristiwa kebakaran selalu terjadi tanpa dapat dicegah
atau diminimalisasi kejadiannya. Takdir Tuhanlah, musibahlah atau yang lebih ekstrem
menyalahkan petugas PMK-nya yang bolot dan lelet.
Kebakaran merupakan kejadian yang tidak diinginkan bagi setiap orang dan
kecelakaan yang berakibat fatal. Kebakaran ini dapat mengakibatkan suatu kerugian yang
sangat besar baik kerugian materil maupun kerugian immateriil. Sebagai contoh kerugian
nyawa, harta, dan terhentinya proses atau jalannya suatu produksi/aktivitas, jika tidak
ditangani dengan segera, maka akan berdampak bagi penghuninya. Jika terjadi kebakaran
orang-orang akan sibuk sendiri, mereka lebih mengutamakan menyelamatkan barang-barang
pribadi daripada menghentikan sumber bahaya terjadinya kebakaran, hal ini sangat
disayangkan karena dengan keadaan yang seperti ini maka terjadinya kebakaran akan
bertambah besar. Dengan adanya perkembangan dan kemajuan pembangunan yang semakin
pesat, resiko terjadinya kebakaran semakin meningkat. Penduduk semakin padat,
pembangunan gedung-gedung perkantoran, kawasan perumahan, industry yang semakin
berkembang sehingga menimbulkan kerawanan dan apabila terjadi kebakaran membutuhkan
penanganan secara khusus.
B. Tujuan Penulisan
PEMABAHASAN
A. PENGERTIAN
Bekerja di sebuah laboratorium ataupun di perusahaan perusahaan industri jelas tak
bisa lepas dari kemungkinan kecelakaan kerja atau bahaya yang salah satunya adalah
kebakaran. Aspek bahaya ini menjadikan pekerja laboratorium ataupun diperusahaan
membuat dan menciptakan suatu system keselamatan kerja. Selain itu perlu difahami pula
bagaimana proses terjadinya kebakaran, bahan-bahan kimia apa saja yang mudah terbakar
serta bagaimana cara penanggulangannya secara benar.
Bahasan ini akan saya uraikan secara lengkap mulai dari definisi api dan kebakaran.
Definisi api adalah suatu fenomena yang dapat diamati dengan adanya cahaya dan panas serta
adanya proses perubahan zat menjadi zat baru melalui reaksi kimia oksidasi eksotermal.Api
terbentuk karena adanya interaksi beberapa unsur/elemen yang pada kesetimbangan tertentu
dapat menimbulkan api. Sedangkan kebakaran yaitu peristiwa bencana yang ditimbulkan oleh
api, yang tidak dikehendaki oleh manusia dan bisa mengakibatkan kerugian nyawa dan harta.
Definisi umumnya kebakaran adalah suatu peristiwa terjadinya nyala api yang tidak
dikehendaki, sedangkan defenisi khususnya adalah suatu peristiwa oksidasi antara tiga unsur
penyebab kebakaran.
Ditinjau dari jenis api, dapat dikategorikan menjadi jenis api jinak dan liar. Jenis api jinak
artinya api yang masih dapat dikuasai oleh manusia, sedang jenis api liar tidak dapat dikuasai.
Inilah yang dinamakan kebakaran.
Proses kebakaran atau terjadinya api sebenarnya bisa kita baca dari teori segitiga api
yang meliputi elemen bahan, panas dan oksigen. Tanpa salah satu dari ketiga unsur tersebut,
api tidak akan muncul. Oksigen sendiri harus membutuhkan diatas 10% kandungan oksigen
di udara yang diperlukan untuk memungkinkan terjadinya proses pembakaran.
Sedang mengenai sumber panas bisa bisa muncul dari beberapa sebab antara lain :
1. Sumber api terbuka yaitu penggunaan api yang langsung dalam beraktifitas seperti :
masak, las, dll.
2. Listrik Dinamis yaitu panas yang berlebihan dari sistem peralatan/rangkaian listrik
seperti : setrika, atau karena adanya korsleting.
3. Listrik Statis yaitu panas yang ditimbulkan akibat loncatan ion negatif dengan ion
positif seperti : peti.
4. Mekanis yaitu panas yang ditimbulkan akibat gesekan/benturan benda seperti :
gerinda, memaku, dll.
5. Kimia yaitu panas yang timbul akibat reaksi kimia seperti : karbit dengan air.
Bisa terjadi juga kecenderungan terjadi reaksi kimia akibat adanya
Tetrahidral Api elemen ke empat. Inilah yang biasa dinamakan tetrahidral api seperti
gambar disamping.
1. Kebakaran Klas A
Adalah kebakaran yang menyangkut benda-benda padat kecuali logam. Contoh : Kebakaran
kayu, kertas, kain, plastik, dsb.
Alat/media pemadam yang tepat untuk memadamkan kebakaran klas ini adalah dengan :
pasir, tanah/lumpur, tepung pemadam, foam (busa) dan air .
2. Kebakaran Klas B
Kebakaran bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar.
Alat pemadam yang dapat dipergunakan pada kebakaran tersebut adalah Tepung pemadam
(dry powder), busa (foam), air dalam bentuk spray/kabut yang halus.
3. Kebakaran Klas C
Kebakaran instalasi listrik bertegangan. Seperti : Breaker listrik dan alat rumah tangga
lainnya yang menggunakan listrik.
Alat Pemadam yang dipergunakan adalah : Carbondioxyda (CO2), tepung kering (dry
chemical). Dalam pemadaman ini dilarang menggunakan media air.
4. Kebakaran Klas D
Kebakaran pada benda-benda logam padat seperti : magnesum, alumunium, natrium, kalium,
dsb.
Alat pemadam yang dipergunakan adalah : pasir halus dan kering, dry powder khusus.
Penyebab kebakaran dapat dilihat secara mendalam dari beberapa faktor berikut di bawah ini
:
a. Faktor Non Fisik
Lemahnya peraturan perundang undangan yang ada, serta kurangnya pengawasan terhadap
pelaksanaannya ( Perda No. 3 Tahun 1992 ).
Adanya kepentingan yang berbeda antar berbagai instansi yang berkaitan dengan usaha
usaha pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran.
Kondisi masyarakat yang kurang mematuhi peraturan perundang undangan yang
berlaku sebagai usaha pencegahan terhadap bahaya kebakaran.
Lemahnya usaha pencegahan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan yang dikaitkan
dengan faktor ekonomi, dimana pemilik bangunan terlalu mengejar keuntungan dengan
cara melanggar peraturan yang berlaku.
Dana yang cukup besar untuk menanggulangi bahaya kebakaran pada bangunan terutama
bangunan tinggi.
b. Faktor Fisik
Keterbatasan jumlah personil dan unit pemadam kebakaran serta peralatan.
Kondisi gedung, terutama gedung tinggi yang tidak teratur.
Kondisi lalu lintas yang tidak menunjang pelayanan penanggulangan bahaya kebakaran.
Terjadinya kebakaran adalah merupakan suatu proses yang berkelanjutan ,dimana proses
tersebut juga merupakan peristiwa reaksi kimia , dengan unsur - unsur yang terlibat
didalamnya antara lain ;
1. Adanya bahan bakar atau benda - benda yg dapat terbakar
2. Adanya gas oksigen /O2 yang jumlah prosentasinya cukup memadai untuk proses
pembakaran
3. Adanya sumber nyala yang dapat menimbulkan kebakaran
Rantai Reaksi Kimia
Rantai reaksi kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen yang ada saling bereaksi
secara kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan hanya pijar tetapi berupa nyala api atau
peristiwa pembakaran.
Dalam proses kebakaran terjadi rantai reaksi kimia, dimana setelah terjadi proses difusi
antara oksigen dan uap bahan bakar, dilanjutkan dengan terjadinya penyalaan dan terus
dipertahankan sebagai suatu reaksi kimia berantai, sehingga terjadi kebakaran yang
berkelanjutan.
Proses kebakaran berlangsung melalui beberapa tahapan, yang masing masing
tahapan terjadi peningkatan suhu, yaitu perkembangan dari suatu rendah kemudian
meningkat hingga mencapai puncaknya dan pada akhirnya berangsur angsur menurun
sampai saat bahan yang terbakar tersebut habis dan api menjadi mati atau padam. Pada
umumnya kebakaran melalui dua tahapan, yaitu :
a. Tahap Pertumbuhan ( Growth Period )
b. Tahap Pembakaran ( Steady Combustion )
Tahap tersebut dapat dilihat pada kurva suhu api di bawah ini.
Pada suatu peristiwa kebakaran, terjadi perjalanan yang arahnya dipengaruhi oleh lidah
api dan materi yang menjalarkan panas. Sifat penjalarannya biasanya kearah vertikal sampai
batas tertentu yang tidak memungkinkan lagi penjalarannya, maka akan menjalar kearah
horizontal. Karena sifat itu, maka kebakaran pada gedung gedung bertingkat tinggi, api
menjalar ketingkat yang lebih tinggi dari asal api tersebut.
Saat yang paling mudah dalam memadamkan api adalah pada tahap pertumbuhan. Bila
sudah mencapai tahap pembakaran, api akan sulit dipadamkan atau dikendalikan.
Waktu Pertumbuhan /
Klasifikasi Pertumbuhan Growth Time
( detik )
Tumbuh Lambat ( Slow Growth ) > 300 Tabel
Tumbuh Sedang ( Moderete Growth ) 150 300 Laju
Pertumbu
Tumbuh Cepat ( Fast Growth ) 80 150
han
Tumbuh Sangat Cepat (Very Fast
< 80 Kebakaran
Growth )
G. Penanggulangan Kebakaran
Telah diketahui bahwa dari suatu kejadian kebakaran dapat menimbulkan bermacam -
macam akibat , antara lain korban jiwa dan harta benda .Tentunya kejadian tersebut tidak kita
inginkan, oleh karena itu dipikirkan tindakan dalam penanggulanganya . Pada umumnya
penanggulangan bahaya kebakaran dapat dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan meliputi :
d. Busa (Foam)
Busa adalah kumpulan dari gelembung-gelembung cairan (bubbles) yang mengapung
diatas permukaan zat cair dan mengalir pada permukaan bahan padat. Dari bentuk fisik busa
tersebut maka sangat efektif untuk memadamkan kebakaran kelas A dan B, terutama pada
permukaan yang terbakar sangat luas, sehingga sulit bagi media pemadam lain untuk
menjangkau tipe kebakaran tersebut.
Media pemadam ini terdiri atas 2 jenis yaitu busa kimia maupun busa mekanik. Ditujukan
terutama untuk memadamkan kebakaran kelas B, dan secara terbatas juga untuk kebakaran
kelas A.
1. Busa Kimia
Busa ini terbentuk karena adanya proses (reaksi) kimia antara larutan Aluminium Sulfat
dengan larutan natrium bikarbonat.
Reaksinya adalah :
A12(SO4)3 + 6NaHCO3 2A1(OH)3+3Na2SO4 + 6CO2
2. Busa Mekanik
Busa ini terbentuk karena adanya proses mekanis yaitu berupa adukan dari bahan-bahan
pembentuk busa yang terdiri dari cairan busa, air bertekanan, dan udara.
Untuk melaksanakan proses pembentukan busa ini dipergunakan alat-alat pembentuk busa.
Proses pembentukan busa adalah sebagai berikut : Air dicampurkan degan cairan busa
sehingga membentuk larutan busa (foam solution). Kemudian udara dicampurkan pada
larutan busa dengan proses mekanis yaitu adanya pengadukan atau peniupan udara maka
terbentuklah busa mekanis. Bahan baku busa mekanis antara lain : Fluoro protein (FP70),
Fluorocarbon surfactant (AFFF), Hydrocarbon surfactant (Louryl alcohol).
Sistem pendorong : tekanan dorong diperoleh dari gas CO2, baik dengan cara tabung
gas (Gas cartrige) maupun tekanan tersimpan (Stored Pressure).
Konstruksinya terdiri dari berbagai jenis :
Tipe gas Cartrige.
Tipe stored-pressure.
Pemakaian APAR jenis busa
Pada kepala bejana sering dilengkapi dengan katup pengatur, dan pada nozzle terdapat
sistem pengisi ventury untuk memasukkan udara gelembung busa . Keuntungan yang dimiliki
APAR tipe ini dibandingkan dengan tipe busa kimia, adalah :
Daya pemadamannya tinggi.
Aliran busa dapat dikendalikan oleh operator, sehingga memudahkan pemadaman.
Sifat karat dari larutannya tidak setinggi allumunium sulfat.
Teknik atau cara penyampaian busa ketempat bakaran adalah :
Dinginkan wadah cairan yang terbakar.
Selama air masih keluar dari pemancar busa jangan sekali-kali air tersebut
dimasukkan ketempat yang terbakar.
Bila busa telah keluar dari pemancar, arahkan ketempat yang terbakar.
Pemasukan busa boleh dengan secara gravitasi atau ditembakkan kebagian dalam
dinding wadah yang terbakar.
Bila api sudah padam, tetap dilakukan pendinginan dan penyemprotan busanya
diarahkan keluar dari tempat yang terbakar.
7. Carbon dioksida
Racun api CO2 ini cocok dan efektif digunakan untuk pemadaman api kelas B dan
C. CO2 atau karbondioksida dalam keadaan biasa wujudnya adalah gas yang tidak berwarna,
tidak bau, lebih berat dari udara, tidak mengganggu kesehatan (sementara) serta tidak
menghantar listrik.
Pengguanaan sebagai media pemadam pada kebakaran, cairan CO2 berubah wujudnya
menjadi gas dan mengisap panas dari sekelilingnya serta sumber nyala dan mendesak udara
keluar dari sekitar sumber serta proses pembakaran. Sebagai cairan CO2 disimpan dalam
silinder dengan tekanan 1000-1200 psi.
Digunakan terutama untuk memadamkan kebakaran kelas B dan C. Umumnya APAR
tipe ini mempunyai corong/nozzle penyemprot yang lebar.
Sifat-sifatnya antara lain :
Bersih tidak meninggalkan bekas.
Non Toxide ( tidak beracun ).
Bukan penghantar listrik.
Tidak merusak peralatan ( elektronik / mesin )
Cara pemadaman dengan mendinginkan dan menyelimuti obyek yang terbakar.
Tepat untuk area generator dan instalasi listrik.
Tekanan kerja sangat besar.
Cara-cara pemakaiannya :
Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba alat ditempat sebelum
menuju kearah api).
Semprotkan dengan mengarahkan horn kearah api dari arah datangnya angin dan
usahakan agar menutup keseluruhan daerah permukaan api.
http://serbamurni.blogspot.com/2012/02/makalah-kebakaran.html
https://himka1polban.wordpress.com/chemlib/makalah/makalah-kebakaran-
hutan/