Anda di halaman 1dari 13

Sistem Pencernaan Kaitannya dengan Rasa

Mual dan Nyeri


Beatrix Flora E.Siregar
10.2010.220
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna no. 6, Jakarta 11510
email: ouw_there@yahoo.co.id

Pendahuluan
Kita sebagai manusia, untuk bertahan hidup, pasti memerlukan energi dari makanan.
Untuk mengolah makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia, diperlukan sistem
pencernaan. Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan nutrien, air, dan elektrolit
dari makanan yang kita telan ke dalam lingkungan internal tubuh. Makanan mula-mula harus
dicerna, atau diuraikan secara biokimiawi, menjadi molekul-molekul kecil sederhana yang
dapat diserap dari saluran cerna ke dalam sistem sirkulasi untuk didistribusikan ke sel-sel.
Karena itu, rangkaian dalam memperoleh nutrien adalah motilitas, pencernaan, penyerapan,
distribusi, dan pemakaian.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui struktur makroskopis dan
mikroskopis sistem pencernaan pada tubuh manusia, mekanisme pencernaan, dan enzim
pencernaan yang mencerna karbohidrat, protein, serta lemak.

Skenario
Seorang perempuan berusia 19 tahun berobat ke dokter karena mengeluh nyeri ulu
hati disertai rasa mual sejak 1 bulan yang lalu.Dari anamnesis diketahui ia sering terlambat
makan. Setelah diperiksa dokter menyatakan terdapat luka pada lambungnya.

Gaster (lambung)

Gaster merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar dan memiliki tiga fungsi
menyimpan makanan, pada orang dewasa gaster mempuunyai kapasitas sekitar 1500 ml;
mencampur makanan dengan getah lambung untuk membentuk chymus yang setengah cair;

1
mengatur kecepatan pengiriman chymus ke usus halus sehingga pencernaan dan absorpsi
yang efisien dapat berlangsung. Lihat gambar 1.

Gambar 1: Penampang gaster

Gaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari permukaan bawah arcus
costalis sinistra sampai region epigastrica dan umbilicalis. Sebagian besar gaster terletak di
bawah costae bagian bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan mempunyai dua
lubang: 1
Ostium cardiacum, merupakan tempat oesophagus masuuk gaster.
Ostium pyloricum, dibentuk oleh canalis pyloricus yang panjangnya sekitar 2.5 cm.
Tunica muskularis stratum circulare yang meliputi gaster jauh lebih tebal di daerah ini
dan membentuk musculuus sphincter pyloricus.

Mempunyai dua curvature:


Curvature major, jauh lebih panjang dibandingkan curvature minor dan terbentang dari
sisi kiri ostium cardiacum melalui kubah fundus dan sepanjang pinggir kiri gaster sampai
ke pylorus.
Curvature minor, membentuk pinggir kanan gaster dan terbentang dari ostium cardiacum
sampai pylorus. Curvature minor digantung pada hepar oleh omentum minus.2
Mempunyai dua dinding yaitu Paries anterior dan Paries posterior.
Tunica mukosa gaster tebal, mengandung banyak pembuluuh darah dan terdiri atas
banyak lipatan (plica gastricae, yang akan menjadi licin bila teregang) atau rugae, yang
arahnya terutama longitudinal.
Tunica muscularis gaster, mengandung stratum longitudinal (terletak paling superficial
dan paling banyak di sepanjang curvature), stratum sirkular (letaknya lebih dalam
2
mengelilingi corpus gastricum dan menjadi sangat tebal pada pylorus untuk membentuk
musculus sphincter pyloricus) dan tunica muscularis fibrae obliguae (fibrae obliguae
membentuk lapisan tunica muscularis yang paling dalam, melingkari fundus dan berjalan
turun sepanjang paries anterior dan posterior, berjalan parallel dengan curvature minor). 1
Peritoneum, meliputi seluruh permukaan gaster. Peritoneum meninggalkan curvature
minor sebagai omentum minus dan meninggalkan curvature major sebagai ligamentum
gastrolienale dan omentum majus.

Gaster relative terfiksasi pada kedua ujungnya, tetapi diantara ujung-ujung tersebut
gaster sangat mudah bergerak. Gaster cenderung terletak tinggi dan transversal pada orang
pendek dan gemuk dan memanjang vertical pada orang yang tinggi dan kurus. Gaster dibagi
menjadi bagian-bagian berikut:
Fundus gastricum: berbentuk kubah, menonjol ke atas dan terletak di sebelah kiri ostium
cardiacum. Biasanya fundus berisi penuh udara.
Corpus gastricum: terbentang dari ostium cardiacum sampai incisura angularis (suatu
lekukan yang selaluu ada pada bagian bawah curvatureaminor).
Anthrum pyloricum: terbentang dari incisura angularis sampai pylorus.
Pylorus: merupakan bagian gaster yang berbentuk tubular. Dinding pylorus yang tebal
membentuk musculus sphincter pyloricus. Rongga pylorus dinamakan canalis
pyloricus.1,2

Usus halus (Intestinum Tenue)

Merupakan saluran panjang berkelok-kelok. Usus ini membentang dari batas lanbung
sampai kebatas usus besar (colon). Usus halus ini dibagi menjadi 3, yaitu : Duodenum,
jejenun, ileum.2,3 Dalam usus halus terdapat Plika sirkularis, lipatan atau peninggian mukosa
(dengan inti submukosa) permanen, berjalan berpilin dan terlunjur kedalam lumen usus, plika
yang paling besar terdapat dibagian proximal usus halus yang merupakan tempat sebagian
absorpsi berlangsung dan semakin mengecil kearah ileum.

3
Gambar 2: Usus halus

Kelenjar usus halus juga mengandung kelenjar intenstinal (kelenjang Liberkuhn).


Kelenjar-kelenjar ini terletak dimukosa usus dan bermuara kedalam lumen usus pada dasra
vili. Epitel permukaan vili juga ikut melapisi kelenjar intenstinal. Pada kelenjar intenstinal
terdapat sel paneth yang ditandai dengan granula eosinofilik di sitoplasmanya. Pada dinding
terminal ujung usus halus, yaitu ileum terdapat banyak agregat limfonoduli yang berhimpitan
disebut Plaque Payeri.2

Duodenum (Usus dua belas jari)

Duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan
menghubungkannya ke usus kosong atau jejunum. Duodenum merupakan saluran
berbentuk huruf C dengan panjang sekitar 10 inci (25 cm). Duodenum organ penting
karena merupakan tempat muara ductus cloledochus dan ductus pancreaticus. Permukaan
anterior dan posteriornya diliputi oleh peritoneum dan mempunyai omentum minus yang
melekat pada pinggang atasnya dan omentum majus yang melekat pada pinggang
bawahnya. Pemisah duodenum dan jejunum ditandai oleh adanya ligamentum Treitz,
yaitu suatu pita muskulofibrosa yang berorigo pada krus dekstra diafragma dekat hiatus
esophagus dan berinsersio pada perbatasan antara duodenum dan jejunum. Ligamentum
ini berperan sebagai ligamentum suspensorium (penggantung).Nama duodenum berasal
dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari

Pendarahan

Arteriae. Setengah bagian atas duodenum dipendarahi oleh ateria


pancreaticoduodenalis superior, cabang arteria gastroduodenalis. Setengah bagian bawah
dipendarahi oleh ateria pancreaticoduodenalis inferior, cabang arteria mesenterica

4
superior. Venae. Vena pancreaticoduodenalis superior bermuara ke vena portae hepatic;
vena pancreaticodoudenalis inferior bermuara ke vena mesenterica superior.

Usus Kosong (jejunum)

Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian
kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan
(ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter
adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh
dengan mesenterium. Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti lapar dalam
bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti
kosong.3

Usus Penyerapan (illeum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum
dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral
atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

ORGAN YANG TERKAIT SECARA MIKRO


Lambung

Tunika mukosa gaster dilapisi epitel selapis torak. Foveola gastrika berupa sumuran
kecil di antara tonjolan mukosa. Yang terlihat sebagai tonjolan sebenarnya adalah mukosa di
antara dua sumuran. Di dasar foveola terdapat muara kelenjar fundus yang merupakan
kelenjar tubolosa simpleks, yang biasanya tidak berkelok. Foveola gastrika di fundus meliputi
1/3 bagian ketebaalan mukosa, sedangkan kelenjar mencapai 2/3 bagiannya Kelenjar
fundus/gaster memenuhi lamina propia. Macam-macam sel yang menyusun kelenjar fundus:
Sel mukus leher (mucous neck cell) bentuk sel torak, mirip sel epitel mukosa, terdapat di
leher kelenjar. Inti sel lonjong terletak di dasar sel. Sitoplasma bagian apikal kadang
mengandung granula.
Sel HCL atau pariental (oxyntic cell), bentuknya mirip segitiga atau bulat. Sitoplamanya
merah dengan inti bulat, biru ditengah kromatin padat terutama pada istmus kelenjar.

5
Sel zimogen (chief cell) bentuknya mirip sel HCl, di antara selnya terdapat HCl, selnya
agak basofil dengan granula pada apikalnya, inti selnya bulat dan dekat ke basal.

Gambar 3: Histologi gaster


Tunika muskulais mukosa terdapat dibawah lamina propia yang kadang terdesak oleh
kelenjar fundus. Tunika submukosanya merupakan jaringan ikat jarang dimana terdapat
pleksus Meissneri. Tunika muskularis sirkularis lebih tebal daripada yang longitudinal,
daerah ini juga terdapat pleksus Auerbach antara keduanya.
Tunika mukosa pada pilorus juga mempunyai foveola gastrica dilapisi epitel selapis
torak, foveola ini dalam meliputi 2/3 ketebalan mukosa dan 1/3 ditempati kelenjar pilorus
yang tampak homogen karena semua selnya adalah sel mukus tunika muskilaris mukosa,
submukosa, dan serosa merupakan kelanjutan dari daerah fundus. Pada tunika muskularis
bagian sirkulernya menebal membentuk sfingter pilori.

Usus Halus

1. Duodenum
Tunika mukosa diliputi oleh epitel selapis torak yang mempunyai mikrovili (brush
borders). Di antara sel epitel ada sel goblet yang jumlahnya di sini belum begitu banyak.
Tunika mukosa membentuk vilus intestinalis yang genuk- gemuk . lamina propia terdapat
di bawah epitel vilus intestinalis maupun di sekitar kriptus liberkhun. Di dasar kriptus
dapat ditemukan sel Paneth, suatu sel berbentuk kerucut dan puncaknya menghadap
lumen di dalam sitloplasmanya terdapat garnula kasar berwarna merah. Tunika mukosa
dipenuhi kelenjar brunner. Tunika mukosa dan tunika submukosa bersama- sama

6
membentuk pila sirkularis kerckringi, artinya pada setiap plika sirkularis terdapat banyak
vilus instestinalis.
2. Jejenum
Tunika mukosa jejunum gambarannya mirip tapi vilus intestinalisnya lebih langsing
dan sel globetnya lebih banyak. Dan dalam ini sel paneth mudah dikenali. Tunika
submukosa di sini tidak mengandung kelenjar . hanya terdiri dari jaringan ikat jarang
dengan pleksus meissneri di dalamnya lapisan ini juga ikut membentuk lapisan plika
sirkularis kerckringi. Tunika muskularis susunannya sama seperti pada duodenum.
Tunika serosa berupa jaringan ikat yang jarang.4
3. Ileum
Tunika mukosa mirip dengan jejunum, tetapi sel goblet jauh lebih banyak. Di dalam
lamina propria terdapat kelompokan noduli limfatikus yang membentuk bangunan khusus
disebut plaque peyeri. Kelompokan noduli limfatikus ini sering terlihat meluas ke dalam
tunika submukosa sehingga sering menjadika tunika muskularis mukosa sering
terpenggal- penggal. Tunika submukosa terdiri atas jaringan ikat jarang dengan pleksus
meissneri di dalamnya. Di sini juga tidak terdapat kelenjar. Plika sirkularis kerckringi
tampak lebih pendek dibanding yang terdapat pada duodenum maupun jejunum.tunika
muskularis , gambarnya sama seperti duodenum dan jejunum. Tunika serosa juga terdiri
dari jaringan ikat jarang.

MEKANISME KERJA DI SALURAN CERNA

Agar makanan dapat diolah secara optimal di saluran cerna, lama waktu makanan tersebut
berada di masing-masing bagian saluran cerna sangatlah penting, dan harus terjadi percampuran yang
sempurna.

Lambung melakukan beberapa fungsi:


a) Menyimpan makanan yang masuk sampai disalurkan ke usus halus dengan kecepatan yang
sesuai untuk pencenaan dan penyerapan yang maksimal.
b) Mensekresikan HCl dan enzim-enzim yang memulai pencernaan protein. Akhirnya, melalui
gerakan mencampur lambung, makanan yang masuk dihaluskan dan dicampur dengan sekresi
lambung untuk menghasilkan campuran kental yang dikenal sebagai kimus.

Pengosongan dan pencampuran lambung sebagai hasil kontraksi peristaltik4

7
Faktor di duodenum yang mempengaruhi kecepatan pengosongan lambung. Empat faktor duodenum
terpenting yang mempengaruhi pengosongan lambung adalah lemak, asam, hipernisitas dan
peregangan.
a) Lemak.
Lemak dicerna dan diserap lebih lambat dibandingkan dengan nutrien lain. Selain itu
pencernaan dan penyerapan lemak hanya berlangsung di dalam lumen usus halus. Oleh karena
itu apabila di duodenum sudah terdapat lemak, pengosongan isi lambung yang berlemak lebih lanjut
ke dalam duodenum ditunda sampai usus halus selesai mengolah lemak yang sudah ada di sana. Pada
kenyataannya, lemak adalah perangsang terkuat untuk menghambat motilitas lambung. Hal tersebut
jelas tampak apabila yang sangat berlemak dengan makana yang mengandung karbohidrat dan
protein.
b) Asam
Karena lambung mengeluarkan HCl, kimus yang sangat asam dikeluarkan ke dalam
duodenum, tempat kimus mengalami netralisasi oleh NaHCO3 yang disekresikan ke dalam lumen
duodenum oleh pancreas. Asam yang tidak dinetralkan akan mengiritasi mukosa duodenum dan
menyebabkan inaktivasi enzim-enzim pencernaan pancreas yang disekresikan ke dalam lumen
duodenum.
c) Hipernisitas
Pada pencernan molekul protein dan kanji di limen duodenum, dibebaskan sejumlah besar
molekul asam amino dan glukosa. Apabila kecepatan penyerapan molekul-molekul asam amino tidak
seimbang dengan kecepatan pencernaan protein dan karbohidrat, molekul-molekul dalam jumlah
besar tersebut tetap berada di dalam kimus dan meningkatkan osmolaritas isi duodenum.
d) Peregangan
Kimus yang terlalu banyak terdapat di duodenum akan menghambat pengosongan isi
lambung lebih lanjut, sehingga duodenum mendapat kesempatan untuk menangani kelebihan volume
kimus yang sudah dikandungnya sebelum menerima tambahan kimus dari lambung.

Sekresi Pepsinogen
Konstituen pencernaan utama pada getah lambung adalah pepsinogen, suatu molekul enzim
inaktif yang disintesis dan dikemas oleh kompleks golgi dan RE sel utama. Pepsinogen disimpan di
sitoplasma sel utama di dalam vesikel sekretorik yang dikenal sebagai granula zimogen, dan dari sana
pepsinogen dikeluarkan melalui proses eksositosis bila ada stimulasi yang sesuai. Pada saat
disekresikan ke dalam lambung, molekul pepsinogen mengalami penguraian oleh HCl menjadi enzim
aktif, pepsin. Setalh terbentuk, pepsin bekerja pada molekul pepsinogen lain untuk menghasilkan
lebih banyak pepsinogen. Mekanisme semacam itu, yakni terdapat bentuk aktif suatu enzim
mengaktifkan molekul enzim yang sama, disebut sebagai proses otokalitik.5

8
Pepsin memulai pencernaan protein dengan memecah ikatan asam amino tertentu di protein
untuk menhasilkan fragmen-fragmen peptide, enzim ini bekerja paling efektif pada lingkungan asam.
Karena, dapat mencerna protein, pepsin harus disimpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif,
sehingga zat ini tidak mencerna sendiri sel-sel tempat ia terbentuk. Ole karena itu, pepsin
dipertahankan dalam bentuk inaktif pepsinogen sampai zat tersebut mencapai usus, tempat ia
diaktifkan oleh HCl.
Terdapat tiga fungsi motorik lambung : menyimpan makanan sampai makanan dapat diproses
di duodenum; mencampur makanan denga sekresi lambung sampai terbentuk campuran setengah cair
yang dinamai kimus; menyalurkan makanan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk
pencernaan dan penyerapan.Lambung melemas ketika makanan masuk. Dalam keadaan normal,
ketika makanan masuk ke lambung, timbul reflex vasovagus dari lambung ke batang otak dan
kemudian kembali ke lambung yang menurunkan tonus dinding otot lambung. Dinding lambung dapat
menonjol ke luar secara progresif, menampung sekitar 1,5 liter dalam keadaan lemas total.

retropulsi adalah mekanisme pencampuran penting di lambung. Setiap kali gelombang


peristalsis berjalan dari antrum ke pylorus, otot ini berkontraksi, yang menghambat pengosongan
lambung melalui pylorus. Sebagian besar isi antrum disemprotkan balik melalui cincin peristalsis ke
arah korpus lambung. Sfingter pylorus penting untuk mengontrol pengosongan lambung. Sfingter
pylorus hampir selalu berada dalam keadaan sedikit berkontraksi. Konstriksi ini secara normal
menghambat berlalunya partikel makanan sampai partikel-partikel tersebut bercampur membentuk
kimus dengan konsistensi hampir seperti cairan.

Ketika makanan masuk ke duodenum, muncul beragam reflex saraf yang berawal dari dinding
duodenum yang kembali ke lambung dan memperlambat atau bahkan menghentikan pengosongan
lambung sewaktu volume kimus di duodenum menjadi terlalu besar. Factor yang merangsang reflex
enterogastrik mencakup; derajat peregangan duodenum, adanya iritasi di mukosa duodenum, derajat
keasaman kimus duodenum, derajat osmolaritas kimus, adanya produk-produk penguraian protein.
Kolesistokinin dikeluarkan oleh mukosa jejunum sebagai reseptor terhadap bahan-bahan berlemak
yang ada di kimus. Isi lambung di kosongkan sangat lambat setelah makan makanan berlemak.

Usus Halus
Usus halus adalah tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan penyerapan. Setelah
ini lumen meninggalkan usus halus tidak terjadi lagi pencernaan, walaupun usus besar dapat
menyerap sejumlah kecil garam dan air. Usus halus dibagi menjadi 3 segmen yaitu duodenum,
jejunum dan ileum.
Pencernaan di lumen usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pankreas, sedangkan enzim-enzim
usus halus bekerja intrasel

9
Pencernaan di dalam lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim-enzim pancreas, pencernaan
lemak ditingkatkan oleh sekresi empedu. Akibat aktivitas enzim pancreas, lemak direduksi secara
sempurna menjadi satuan-satuan monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap, protein
diuraikan menjadi fragmeb-fragmen peptide kecil dan beberapa asam amino, dan karbohidrat
direduksi menjadi disakarida dan beberapa monosakarida. Dengan demikian, pencernaan lemak
selesai dalam lumen usus halus, tetapi pencernaan protein dan karbohidrat belum.
Dari permukaan luminal sel-sel epitel usus halus membentuk tonjolan seperti rambut yang
yang diperkuat oleh aktin dan disebut sebagai brush border, yang mengandung 3 kategorienzim:
a) Enterokinase, mengaktifkan enzim pancreas tropsinogen.
b) Disakaridase (sukrase, maltase dan lactase), menyelesaikan pencernaan karbohidrat dengan
menghidrolisis disakarida yang tersisa menjadi monosakarida penyusunnya.
c) Aminopeptidase, menghidrolisis fragmen peptide kecil menjadi komponen-komponen asam
aminonya, sehingga pencernaan protein selesai.
Dengan demikian, pencernaan karbohidrat dan protein diselesaikan di dalam brush border sel.
Usus halus beradaptasi dengan baik untuk melaksanakan tugas menyerap zat gizi
Semua produk pencernaan karbohidrat, protei dan lemak serta sebagian besar elektrolit,
vitamin, dan air dalam keadaan normal diserap oleh usus halus tanpa pandang bulu. Biasanya, hanya
penyerapan kalsium dan besi yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Dengan demikiaan, semakin
banyak makanan yang dikonsumsi, semakin banyak yang akan dicerna dan diserap, seperti yang
sangat disadari oleh mereka yang berusaha mengontrol berat badan.6

FUNGSI ORGAN PENCERNAAN DAN ENZIMNYA

Pankreas
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon
ke dalam darah. Enzim-enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir melalui
berbagai saluran ke dalam duktus pankreatikus. Duktus pankreatikus akan bergabung dengan
saluran empedu pada sfingter Oddi, dimana keduanya akan masuk ke dalam duodenum.
Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak.
Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh
dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.3
3 hormon yang dihasilkan oleh pankreas adalah:
1. Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah
2. Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah

10
3. Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya
(insulin dan glukagon).
Hati
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh
darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang
bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai
vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana
darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya
dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum. Hati menghasilkan sekitar
separuh dari seluruh kolesterol dalam tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80%
kolesterol .Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di dalam kandung empedu.3

Empedu
Garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya sedikit
empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian sinyal
hormonal. Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan
makanan.
Empedu memiliki 2 fungsi penting:
1. Membantu pencernaan dan penyerapan lema
2. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin
yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:
1. Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut
dalam lemak untuk membantu proses penyerapan
2. Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu
menggerakkan isinya
3. Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah
dari sel darah merah yang dihancurkan
4. Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari
tubuh
5. Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.
Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan
kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik. Seluruh

11
garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam setiap
sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar (kolon). Di dalam kolon,
bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok
ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.5,6

Usus halus

Usus halus adalah tempat utama pencernaan dan penyerapan. Segmentasi, motilitas
usus halus yang utama, secara merata mencampur makanan dengan getah pankreas, empedu,
dan usus halus untuk mempermudah pencernaan. Di antara waktu makan, terjadi kompleks
motilitas migratif yaitu berupa gelombang-gelombang peristaltik repetitif lambat yang
berjalan singkat ke arah hulu usus aehingga menyapu lumen menjadi bersih.
Getah yang dikeluarkan oleh usus halus tidak mengandung enzim pencernaan apapun.
Enzim-enzim yang disintesis oleh usus halus bekerja secara intra sel di dalam membrane
brush border sel epitel. Enzim-enzim ini menyelesaikan pencernaan karbohidrat dan protein
sebelum kedua jenis zat gizi tersebut masuk ke dalam darah.
Proses penyerapan Na+ yang bergantung pada energy menghasilkan gaya yang
mendorong penyerapan Cl-, air, glukosa, dan asam amino. Pencernaan lemak seluruhnya
dilaksanakan di lumen usus halus oleh lipase pankreas. Karena tidak larut air, produk-produk
pencernaan lemak harus menjalani serangkaian transformasi yang memungkinkan mereka
diserap secara pasif dan akhirnya masuk ke limfe.
Usus halus menyerap hampir semua yang disajikan kepadanya, dari makanan yang
masuk ke sekresi pencernaan sampai sel-sel epitel yang terlepas. Hanya sejumlah kecil cairan
dan residu makanan yang tidak dapat dicerna yang mengalir ke usus besar.
Lapisan dalam usus halus memiliki adaptasi tinggi terhadap fungsi pencernaan dan
penyerapan. Lapisan ini membentuk lipatan-lipatan yang mengandung banyak tonjolan
berbentuk jari, vilus, yang juga dilengkapi oleh sejumlah besar tonjoalan berbentuk rambut
yang lebih halus, mikrovilus. Secara keseluruhan, modifikasi-modifikasi permukaan ini
sangat meningkatkan luas permukaan yang tersedia untuk menyimpan enzim-enzim dan
untuk melaksanakan penyerapan aktif dan pasif.7

Kesimpulan
Setiap organ pencernaan memiliki fungsinya masing-masing dan saling bekerja sama
satu sama lain agar sistem pencernaan dalam tubuh dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan

12
pada pembahasan diatas, pasien tersebut mengeluh nyeri ulu hati disertai rasa mual karena
terjadi gangguan pada salah satu organ pencernaan yaitu lambung. Dimana lambung sangat
sangat sensitif sekali dengan pola makan kita sehari-hari. Asam lambung yang di sekresi oleh
sel parietal lambung berfungsi membantu mencerna makanan. Asam lambung akan
diekskresikan sesuai pola makan kita sehari-hari. Bila kita makan 3 kali sehari, maka saat itu
juga asam lambung akan diekskresikan. Jika kita terlambat atau tidak makan, maka asam
lambung yang diekskresikan akan menumpuk dan merusak mukosa lambung, dan
mengakibatkan rasa nyeri di ulu hati dan rasa mual.

Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC; 2006. Ha: 281-300.
2. Ganong WF. Fisiologi kedokteran. Edisi ke-20. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2007. Hal: .450-56.

3. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2012.
Hal: 640-94.
4. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit
buku kedokteran EGC; 2006. Hal: 177-80,269-92.
5. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Erlangga; 2003. Hal: 34-43.
6. Sumardjo D. Pengantar Kimia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2009. Hal:
22.
7. Markam S, Laksman H, Ganiswarna S. kamus kedokteran. Edisi ke-5. Jakarta :
penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2008. Hal: 645-50

13

Anda mungkin juga menyukai