PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Makalah ini dibuat untuk membahas sejumlah bahan maupun bagian yang perlu
diperhatikan lebih dalam dari kasus yang diberikan, yaitu konsumsi lemak dan karbohidrat
yang berlebihan, serta kurangnya konsumsi serat dan vitamin.
1
BAB II
ISI
2.1 Identifikasi istilah
2.2 Rumusan masalah
- konsumsi lemak dan karbohidrat yang berlebihan, serta kurangnya konsumsi serat dan
vitamin.
Struktur makroskopis
dan mikroskopis
System mekanisme
digestivus
- Lemak
- Karbohidrat
Enzim pencernaan
- protein
2.4 Hipotesis
-sistem pencernaan melibatkankerja organ, kerja enzim, dan kelenjar saliva.
2.5 Sasaran pembelajaran
2
Struktur makroskopis1
Mencakup :
a. Cavum oris
b. Kelenjar-kelenjar Ludah
c. Pharynx
d. Oesophagus
A. Cavum Oris
Selain merupakan sistem pencernaan, rongga mulut juga berfungsi sebagai rongga yang
dilalui oleh udara pernapasan dan juga penting untuk pembetukkan suara.
Rongga mulut dibagi dalam:
1. Vestibulum oris
2. Cavum oris proprium
1. Vestibulum Oris
Merupakan daerah diantara bibir dan pipi di sebelah luar dan gigi-geligi.
Selaput lendir melapisi vestibulum oris sebelah dalam.
Terdapat glandulae buccales et labiales.
Setinggi geraham molar 2 atas ditemukan suatu tonjolan, yaitu papila salivaria
buccalis, yang merupakan muara ductus parotidicus.
Pendarahan : Aa. Labiales superiores et inferiores, cabang a.fascialis dan a.
Temporalis superficialis.
Pembuluh balik : V. Facialis anterior et posterior, yang bergabung menjadi v.
Facialis communis yang bermuara ke v. Jugularis interna.
3
Persarafan :
o Kulit wajah oleh cabang-cabang N. Trigeminus V
o Otot-otot wajah oleh cabang-cabang N. Facialis VII
Pendarahan :
Pembuluh nadi
a. Gigi geligi atas : cabang a. Facialis dan a. Infra orbitalis
b. Gigi-geligi bawah a. Alveolaris inferior
c. Gigi sisi lingual oleh a. Palatini major, sedangkan sisi labial oleh a. Buccalis
Pembuluh balik
a. Rahang atas ke v. Facialis
b. Rahang bawah mel. V. Alveolaris inferior ke dalam v. Maxillaris
Persarafan :
Rahang atas:
a. Gigi-geligi : nn. Alveolares superiores anteriores medii, post
4
b. Gingiva : sisi labial oleh nn. Alveolares sup. Dan sisilingual daerah incisicus
oleh nn. Nasopalatini
c. Daerah lain oleh n. Palatini major
Rahang bawah :
o Gigi-geligi : nn. Alceolaris inferior
o Gingiva : sisi labial nn. Mentales dan buccalis, sisi lingual N. Lingualis
b. Palatum
Palatum terdiri palatum durum (tulang) dan palatum molle (otot)
Palatum durum adalah suatu sekat yang terbentuk oleh proc. Palatinus ossis maxillae dan proc.
Horizontalis ossis palati.
Tulang-tulang ini dilapisi olehn selaput lendir di sisi sup. Dan inf.
Palatum molle, terdiri atas suatu aponeurosis yang merupakan tempat lekat bagi beberapa otot.
Terdiri dari beberapa otot :
1. M. Tensor veli palatini, berfungsi menegangkan palatum molle dan membuka tuba
auditiva
2. M. Levator veli palatini, berfungsi menutup tuba auditiva
3. Mm. Uvulae, befungsi memendekan uvula dan mengangkatnya ke arah postero-kranial
4. M. Palatoglossus, berfungsi memperkecil istmus faucium
5. M. Palatopharyngeus, memperkecil isthmus fausium dan menarik larynx ke atas
c. Diaphragma oris
Di dasar mulut terdapat m. Geniohyoideus untuk membuka ,ulut.
d. Istmus faucium
Adalah hubungan antara mulut dan oropharynx.
e. Lidah
Organ yang sangat lentur, terutama berfungsi bila berbicara.
5
B. Kelenjar-kelenjar ludah
Ada 3 macam :
1. Glandula parotis
2. Glandula Submandibularis
3. Glandula Sublingualis
C. Pharynx
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa
yunani yaitu Pharynk.
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak
bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan
rongga hidung, didepan ruas tulang belakang
Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian
media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama
tinggi dengan laring.
Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang
menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian
ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang
menghubungkan orofaring dengan laring
D. Oesophagus
6
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang.
b. Duodenum
Terdiri dari :
1. Pars superior duodeni
2. Pars descendens duodeni
3. Pars inferior duodeni
4. Pars ascendes duodeni
7
c.Hepar
Menepati sebagian besar rongga abdomen kakan atas.
Hepar dilapisi peritonium,kecuali yang melekat langsung pada diaphragma (bare area)
Dibedakan menjadi 2 lobus, kanan dan kiri. Secara anatomi dan fungsional batas lobus kanan
dan kiri sesuai bidang yang melalui alur yang dibentuk oleh kantung empedu dan VCI.
Pembuluh nadi
A. Hepatica communis, cabang a. Coeliaca
A. Hepatica propria, cabang a. Hepatica communis
A. Hepatica dextra dan sinistra, cabang a. Hepatica propria
Pembuluh balik
Menampung darah balik dari alat-alat gastro intestinal melalui v. Porta
e. Lien(limpa)
Lebih lembek dari pada hepar, dan dapat berkontraksi
Mempunyai 2 permukaan
1. Facies diaphragmatica, yang menghadap dinding perut
8
2. Facies viceralis yang menghadap rongga perut
Fungsi lien :
Membersihkan darah
Reseroir darah
Alat reticulo endothelial
Pendarahan oleh a. Lienale, v. Lienale.
f. Intestinum
Dibedakan menjadi 2
1. Intestinum tenue
a. 2/5 bagian jejenum
b. 3/5 bagian ileum
Terletak intra peritoneal dan berkelok-kelok.
Ada 4 lapis :
Tunica mucosa, berlipat-lipat sehingga permukaan usus menjadi lebih luas
Tunica submukosa, terdpat pembuluh darah dan saraf
Tunica muscularis, longitudinalis dan circularis
Tunica serosa, meliputi seluruh intestinum tenuae
Pendarahan oleh aa. Jejunales et ilei, cabang dari a. Mesenterica sup
Pembuluh baliknya vv. Jejunales et ilei dan v. Mesenterika superior.
9
2. Intestinum crassum
Berbentuk seperti huruf u terbalik
Terdiri dari, coecum, colon ascendens, flexura coli dextra, colon transversum, flexura coli
sinistra, colon descendens, colon sigmoideum, rectum anus.
Dinding intestinum crassum terdiri dari 4 lapis:
Tunica mucosa, tidak mempunyai villi
Tunica submucosa, terdiri dari jaringan ikat longgar
Tunica muskularis, circularis dan longitudinalis
Tunica serosa, mempunyai kantung-kantung peritonium dan berisi jaringan lemak.
3. Coecum
Terletak pada fossa iliaca dextra dan diproyeksikan pada dinding abdomen pada pertengahan
SIAS kanan. Pada coecum bermuara :
Ileum
Appendix vermiformis/processus vermiformis
Pendarahan oleh a. Ileo colica dan a. Coecalis ant dan post.
4. Colon ascendens
Dimulai pada junctura iliocoecalis sampai flexura coli dextra.
Pendarahan oleh a. Colica dextra(cabang a. Mesenterica superior)
5. Appendix vermiformis
Sering dianggap usus yang tidak mempunyai fungsi. Pendarahan oleh aa. Appendiculares cabang
a. Ileocolica.
10
6. Colon Transversum
Di bawah bidang transpyloric, menyilang pars descendens duodeni. Pendarahan oleh a. Colica
media dan a. Colica sinistra.
7. Colon Descendens
8. Colon sigmoideum
Menyerupai huruf s dan memanjang dari crista iliaca sampai vertebrae s2-3. Pendarahan oleh aa.
Sigmoidae(2-4buah).
g. Rectum
Panjang 12-15 cm, merupakan lanjutan dari colon sigmoideum yang memanjang dari vertebra s3
sampai anus. Bagian-bagian rectum berdasarkan bentuknya
Pars ampularis recti (melebar)
Pars analis recti (menyempit)
Lapisan dinding rectum :
Tunica muscularis
o Tunica muscularis longitudinalis, diperkuat serabut-serabut m. Levator dan pada
waktu kontraksi dapat mengkerut.
o Tunica muscularis circularis, merupakan bagian otot usus yang diurus oleh saraf
otonom m. Sphincter ani externus.
Tunica mucosa,
Pendarahan oleh a. Rectalis sup, med dn inf. Saling beranastomosis dan membentuk circulasi
collateral. Vena rectalis superior, media dan inferior.
11
Pallatum molle dan durum
Labium oris
Dibagi dalam 3 area :
1. Area cutanea, struktur kulit tipis
2. Area merah bibir, ep. Berlapis gepeng tidak bertanduk
3. Area oral mukosa, ep. Berlapis gepeng tidak bertanduk
Lingua, semua permukaan dorsal merupakan papil-papil lidah, ep. Berlapis gepeng bertanduk
atau tidak.
Terdapat papil-papil :
1. Papila filiformis, terbanyak diseluruh permukaan dorsal, 2/3 anterior lidah dan tidak ada
taste buds.
2. Papilla fungiformis, tersebar diantara papila filliformis, ep. Berlapis gepeng tidak/sedikit
bertanduk.
3. Papila foliata, beberapa taste buds di dinding sumur
4. Papila circumvallata, mirip papila fungiformis.
Taste buds, terdapat 3 sel, reseptor, sustentakular, basal.
Gigi, terdapat beberapa lapisan dari luar ke dalam :
1. Ep. Email luar
2. Saluran stelatum
3. Stratum intermedium
4. Ameloblas
5. Email
6. Dentin
7. Predentin
8. Ondotoblas
9. Pulpa dentis
Saluran Cerna
Beberapa sifat umum dinding saluran cerna :
1. T. mukosa, epitel mukosa
12
2. T. submukosa, merupakan jar. Ikat padat, terdapat pembuluh darah, limfe dan saraf.
3. T. Muskularis eksterna, sirkular dan longitudinal
4. T. Adventisia, jar. Ikat longgar, dan sering kali terdapat banyak jar. Lemak.
Oesophagus
T. Mukosa, berlapis gepeng tanpa tanduk
T. Submukosa, terdapat kelenjar mukus tubulosa
T. Muskularis,
o 1/3 prox. Otot lurik
o 1/3 tengah campuran otot polos dan lurik
o 1/3 distal otot polos
Gaster, seluruh permukaan gaster terdapat foveola gastrica.
3 daerah, cardia, fundus dan pilorus. Lapisan otot tebal mengelilingi/mecampur makanan.
Mensekresikan enzim-enzim tertentu.
Intinya oval, terdapat kelenjar cardia, fundus dan pilorus di lamina proprianya.
Kelenjar cardia dan pilorus
o Tubulosa simplex, mukus
o Jumlah sedikit
Kelenjar fundus
o Simplex tubulosa bercabang
o Kelenjar terbagi atas bagian leher, korpus dan fundus
o Ada 4 macam sel
Chief sel, sel terbanyak, pyramid, mengandung pepsinogen.
Parietal sel, menghasilkan HCl dan faktor intrinsik lambung.
Mucous neck sel, bentuk kubus, lebih pucat dari chief sel
Enterochromafin cell
Usus halus
Dibagi dalam 3 bagian : duodenum, jejenum dan ileum. Epitel selapis torak dan goblet.
Terdapat vili intestinal(untuk memperbesar penyerapan)
Duodenum, terdapat kelenjar brunner, komplex tubulosa bercabang mukus
Jejunum, tidak terdapat kel. Brunner ataupun agmina peyeri
13
Ileum, terdapat agregat limfonodus(agmina peyeri) di lamina propria meluas ke t.
Submukosa
Colon
T. Mukosa tidak mengandung plica sirkularis dan vili intestinal
Sel goblet banyak diantara sel epitel
T. M. Longitudinal membentuk 3 pita longitudinal.
Appendix
Evaginasi dari usus besar
Panjangnya 2-18 cm
Lumen sempit
Anus
T. Submukosamengandung banyak pemb. Darah, saraf dan badan vater pacini
T.m. sirkular menebal pada ujungnya
1. Motilitas,
Mengacu kepada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan.
Otot polos di dinding saluran pencernaan terus-menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah
dikenal sebagai tonus.
motilitas pencernaan :
Propulsive, gerakan memajukan makanan dengan kecepatan yang berbeda disetiap
regionya
Mencampur, dengan getah pencernaan untuk mencerna makanan dan membantu
menyerap makanan.
2. Sekresi
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh kelejar-
kelenjar eksokrin. Sekresi pencernaan berupa air, elektrolit, enzim, garam empedu dan mucus.
14
3. Pencernaan
Proses penguraian makanan dari struktur kompleks diubah menjadi satuan yang lebih kecil yang
dapat dicerna oleh enzim-enzim dalam system pencernaan.
4. Penyerapan
Memeindahkan hasil pencernaan + air, vit dan elektrolit dari lumen saluran pencernaan ke
darah/limfe.
Dinding pencernaan
Mukosa
1. Membrane mukosa
a. Lap. Epitel bagian dalam berfungsi sebagai permukaan protektif
b. Mengalami modifikasi di daerah-daerah tertentu untuk sekresi dan absorbs
i. Sel eksokrin : Sekresi getah pencernaan
ii. Sel endokrin : Sekresi hormone saluran pencernaan
iii. Sel epitel : penyerapan nutrient
2. Lamina Propria
a. Tempat epitel melekat
b. Dilewati pemb. Darah, limfe dan searat saraf
c. Mengandung GALT(gut associated lymphoid tissue) untuk pertahanan melawan
bakteri usus
3. Mukosa Muskularis
a. Lap. Otot polos di sebelah luar : sebelah lapisan mukosa
Submukosa
o Lapisan tebal jar ikat yang menyebabkan saluran pencernaan mempunyai
elastisitas dan distensibilitas
o Punya pemb darah, limfe yang lebih besar
o Terdapat jaringan saraf
15
Muskularis Eksterna
o Lapisan otot polos utama di sal. Pencernaan yang mengelilingi submukosa
o Terdiri dari 2 lapisan
Sirkuler dalam, kontraksinya menyebabkan kontriksi atau penurunan garis
tengah lumen di titik kontraksi
Lap. Longitudinal luar, kontraksinya menyebabkan saluran memendek
Serosa
o Mengeluarkan cairan serosa encer yang melumasi dan mencegah gesekan antara
organ-organ pencernaan dan visera di sekitarnya
Mulut
a. Lidah, untuk memandu makanan waktu mengunyah dan menelan. Tertanam taste buds
b. Faring, saluran bersama untuk pencernaan dan pernafasan.
Mastikasi/mengunyah,bertujuan
16
Peningkatan sekresi saliva
e. Esofagus
Tahapan
1. Orofaring
a. Berlangsung 1 detik
b. Perpindahan dari mulut mel faring masuk esophagus
c. Trakea tertutup, esophagus terbuka
2. Esofagus
Lambung
Fungsi lambung :
Asam
17
Kimus di lambung + HCL amsuk ke duodenum dinetralisasi oleh natrium bikarbonat
yang dihasilkan pancreas
Bila asam tidak dinetralkan dapat mengiritasi mukosa duodenum dan menghambat
pengosongan lambung.
18
3. Lipase pancreas
a. Mencerna lemak
b. Menghidrolisis trigliserida, monogliserida + as lemak bebas
c. Disekresikan dalam bentuk aktif
Hati
Fungsi :
Usus halus
Motilitas, diinisiasi oleh sel pacemaker intrinsic
1. Segmentasi
Segmentasi, mencampur dan mendorong kimus secara perlahan
Diantara segmen-segmen yang berkontraksi ada daerah yang berisi kimus kecil
Fungsi dari pencampuran adalah, mencampur kimus dengan getah pencernaan dan
memaparkan seluruh kimus ke permukaan absorptive usus halus
2. Peristaltic(mendorong)
Mendorong kimus di usus halus, sangat lambat 1 cm/menit
Gel. Berawal dilambung, migrasi ke usus halus dan perlu waktu kurang lebih 100-
150 menit sampai ke bagian akhir usus halus
Setiap kontraksi menyapu sisa makanan, bakteri ke arah kolon
1. Peptidase
19
2. Sukrase, maltase, isomaltase, lactase
3. Lipase intestinum
Usus besar
Terdiri dari :
1. Kolon
a. Ascenden
b. Transversum
c. Descenden
2. Sigmoid
3. Sekum
4. Apendiks
5. Rectum
20
o bag distal untuk penimbunan
1. Gerakan mencapur, seperti segmentasi tapi sangat jarang, maju mundur mengaduk isi
kolon
2. Gerakan massa, mendorong isi kolon ke bagian distal ususu besar, terjadi 3-4 kali setelah
makan
Defekasi
Pencernaan Kimiawi7
Pencernaan makanan secara kimiawi terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu. Enzim
pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul bahan makanan yang
kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana dan kecil. Molekul yang sederhana
21
ini memungkinkan darah dan cairan getah bening (limfe) mengangkut ke seluruh sel yang
membutuhkan.
Secara umum enzim memiliki sifat : bekerja pada substrat tertentu, memerlukan suhu
tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu enzim tidak dapat bekerja pada substrat lain.
Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Demikian pula
enzim yang bekerja pada keadaan asam tidak akan bekerja pada suasana basa dan sebaliknya.
Macam-macam enzim pencernaan yaitu :
1. Pencernaan dalam mulut
Saliva
Mengandung air : 99.5% ph : 6,8
Bahan padat ; albumin dan globulin, musin
Enzim : amylase saliva yang bekerja pada ikatan glikosidik.yang
mengkatalisa hidrolisis polisakarida jadi maltose.
Tidak aktif pada ph asam (lambung)
2. Enzim Lambung
a) Protein + Hcl lambung terjadi denaturasi : struktur tersier protein hilang
karena penghancuran ikatan hydrogen sehingga enzim protelitik dapat
bekerja.
b) Pepsin : sel chief menghasilkan proenzim pepsinogen + Hcl akan menjadi
pepsin. Yang mencernakan protein menjadi proteosa dan pepton. Pepsin
spesifik untuk ikatan peptide yang dibentuk oleh asam amino aromatic dan
asam amino dikarboksilat.
c) Rennin : - hanya pada labung bayi, untuk koagulasi susu (kasein susu + Ca
rennin jadi Ca parakaseinat.)
d) Lipase : hidrolisis triasilgliserol . fungsi lipolitiknya tidak penting karena
Ph optimalnya 7,5, tidak sesuai denga Ph lambung.
3. Enzim getah pancreas
a) Tripsin : tripsinogen = enzim proteolitk disekresi sebagai zimogen.
Diaktifkan dalam duodenum oleh enterokinase jadi tripsin. Protease +
tripsin jadi polipeptida. Pepton dihidrolsis pada ikatan peptide yang
mengandung asam amino lysun / arginin.
22
b) Kimotripsin : adalah enzim proteolitik mencerna proteosa dan pepton jadi
polipeptida. Kemotripsinogen diaktifkan menjadi kemotripsin oleh tripsin
c) Karboksi peptidase : katalisis hidrolisa pada ikatan peptide di ujung
molekul di sisi karboksil bebas polipeptida jadi asam amino.
d) Amylase pancreas : menghidrolisis pati jadi maltose.
e) Lipase pancreas : hidrolisis lemak jadi asam lemak , gliserol, mono dan di
gliserida.
f) Kolesterol esterase : menghidrolisis koleterol ester jadi kolesterol bebas
dan asam lemak.
g) RNase dan DNase : katalisa asam nukleat (RNA dan DNA) jadi
nukelotida.
4. Enzim usus
a) Aminopeptidase : ubah polipeptida jadi asam amino dan peptide yang
lebih pendek.cara kerjanya : menghidrolisis ikatan peptide di ujung
molekul di sisi yang mengandung gugus amino bebas.
b) Dipeptidase : peptide jadi asam amino.
c) Disakaridase ; disakarida jadi monosakarida.
d) Fosfatase : lepaskan fosfat dari senyawa fosfat organic yang berasal dari
makanan seperti hexosefosfat, gliserofosfat nukleotida.
e) Polinukleotidase : asam nukleat jada nukleotida.
f) Nukleotidase : nukleosida (purin ) jadi fosfolisasi pentose. Mukleosida
(pirimidin) jadi uridin, sistidin, dan timidin.
g) Lesitinase : lesitin jadi gliserol, asam lemak, asam fosfat, dan kolin.
5. Empedu
Fungsi : emulsifikasi, netralisasi, ekskresi, metabolism pigmen empedu.
Pencernaan dan penyerapan karbohidrat, protein, lemak5,6
Karbohidrat
Karbohidrat makanan disajikan ke usus halus untuk diserap terutama dalam bentuk
disakarida. Disakaridase dalam brush border usus halus selanjutnya menguraikan disakarida
menjadi monosakarida.
23
Glukosa dan galaktosa diserap oleh transportasi aktif sekunder, sementara pembawa
kotranspor di batas luminal mengangkut monosakarida dan Na dari lumen ke dalam interior sel
usus. Operasi pembawa kotranspr ini , yang tidak secara langsung menggunakan energi ,
bergantung pada gradien konsentrasi Na yang diciptakan oleh pompa Na-K yang memerlukan
energi. Glukosa , setelah dikumpulkan di dalam sel oleh pembawa kotranspor, keluar dari sel
mengikuti penrunan gradien konsentrasi untuk masuk ke dalam darah di dalam vilus. Fruktosa
diserap ke dalam darah semata-mata melalui difusi terfasilitasi.
Protein
Protein yang disajikan ke usus halus untuk diserap terutama dalam bentuk asam amino
dan beberapa fragmen peptida kecil. Asam amino diserap menembus sel usus melalui
transportasi aktif sekunder, serupa dengan penyerapan glukosa dan galaktosa. Dengan demikian ,
glikosa, galaktosa, dan asam amino semuanya memperoleh tumpangan gratis dari transportasi
natium yang menggunakan energi, peptida kecil masuk melalui bantuan pembawa lain dan
diurikan menjadi konstituen -konstituen asam amino nya oleh aminopeptidase di brush
border.seperti monosakarida, asam amino masuk ke jaringan kapiler yang ad dalam vilus.
Lipid
Sebagian besar pencernaan lemak terjadi di dalam usus halus. Langkah pertama, proses
pengolahan asam lemak netral (trigliserida) yang terdapat melimpah pada makanan oleh garam-
garam empedu. Garam-garam empedu memecah globula lemak ke dalam bentuk droplet-droplet
yang berdiameter 1 m. Droplet bercampur dengan garam empedu membentuk gumpalan yang
disebut micelles. Langkah kedua, enzim yang disekresi oleh getah pankreas yaitu pancreatic
lipase menghidrolisis setiap molekul lemak menjadi asam lemak dan monogliserida yang
merupakan produk akhir pencernaan lemak. Absorpsi Lipids dalam Usus Halus Absorpsi lipids
terutama terjadi dalam jejenum (bagian tengah usus halus). Lipids diabsorpsi oleh usus halus
dalam bentuk monogliserida, asam lemak rantai pendek dan asam lemak rantai panjang.
24
BAB III
KESIMPULAN
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Winasi Wong, kindangan K, inggriani Y. buku ajar traktus digestivus. Edisi 2.jakarta :
fakultas kedokteran Ukrida; 2010.
2. Burkitt HG, Young B, Heath JW. Buku ajar & atlas wheater histology fungsional. Edisi 3.
Jakarta : EGC; 1995.
3. Junqueira LC, carneiro J, Kelley RO. Histologi dasar. Edisi ke 8. Jakarta : EGC; 1997.
4. Gunawijaya FA, katrawiguna E, penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik
histology.jakarta : universitas trisakti.
5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke system. Edisi ke 2. Jakarta : EGC; 2001.
6. Guyton AC, Hall JE.Fisiologi kedokteran.Edisi ke 11.Jakarta:EGC;2008.
7. Murray RK, granner DK, rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke 27. Jakarta: EGC; 2009.
26