Pencernaan di Lambung
Abstrak : Gaster (lambung) merupakan salah satu organ pencernaan yang terletak pada
regio superosinistra yang memegang peran penting dalam proses pencernaan. Seperti halnya
dalam membatu proses sintesis protein, menghasilkan faktor intrinsik untuk mengikat
vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah serta memproduksi HCl untuk membunuh
bakteri yang masuk bersama makanan. Sekret getah bening yang di hasilkan oleh sel
eksokrin dan endokrin yang terdapat di lambung. Dalam pelaksanaannya hal ini
memerlukan kerja faktor-faktor pencetus terjadinya sekresi getah lambung untuk dapat
menjalankan serangkaian proses pencernaan di lambung, diantaranya ada saraf intrinsik
yang berasal dari pleksus intrinsik (terdapat di daerah sekitarnya) dan saraf ekstrinsik yang
berasal dari sistem saraf pusat. Namun sebelumnya di butuhkan dasar dari adanya
rangsangan ke sistem saraf ini yaitu faktor fase sefalik, fase lambung, dan fase usus. Hasil
dari proses pencernaan di lambung ini akan di teruskan ke usus halus dan di edarkan ke
seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Kata Kunci : Struktur Makroskopik dan Mikroskopik Gaster, Mekanisme Pencernaan di
Lambung, Enzim-enzim yang terkait.
Abstract: Gaster (stomach) is a digestive organ that is located in the region of
superosinistra which plays an important role in the digestive process. Just as in petrified
process of protein synthesis, produce intrinsic factor to bind vitamin B12 to make red blood
cells and produces HCl to kill bacteria that enter with food. Lymph secretions produced by
the exocrine and endocrine cells located in the stomach. In practice this requires a working
trigger factors for the occurrence of gastric secretion can run a series of digestive processes
in the stomach, some of the intrinsic nerve plexus originating from intrinsic (located in the
surrounding area) and extrinsic nerves originating from the central nervous system. But
earlier in the basic need of the stimulation to the nervous system is a factor cephalic phase,
gastric phase and intestinal phase. Results of the digestive process in the stomach will be
forwarded to the small intestine and circulated throughout the body via the blood vessels.
Gaster (lambung) merupakan salah satu organ pencernaan yang terletak pada regio
superosinistra yang memegang peran penting dalam proses pencernaan. Seperti halnya
dalam membatu proses sintesis protein, menghasilkan faktor intrinsik untuk mengikat
vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah serta memproduksi HCl untuk membunuh
bakteri yang masuk bersama makanan. Namun dalam hal ini di perlukan faktor-faktor
pencetus terjadinya sekresi getah lambung untuk dapat menjalankan serangkaian proses
pencernaan di lambung, diantaranya ada saraf intrinsik yang berasal dari pleksus intrinsik
(terdapat di daerah sekitarnya) dan saraf ekstrinsik yang berasal dari sistem saraf pusat.
Apabila terjadi suatu gangguan baik dari ekternal dan internal akan mempengaruhi gaster
dan oragan-organ sekitarnya. Oleh karena itu, kita akan membahas mengenai lambung dan
mekanismenya, serta komponen yang terlibat dalam proses pencernaan.
Lambung adalah bagian paling melebar pada saluran cerna. Pada keadaan
istirahat, rerata volume lambung orang dewasa adalah 50mL. Akan tetapi, lambungdapat
menampung sekitar 1500mL makanan dan cairan lambung saat mengambang maksimal.
Saat lambung mengambang, tekanan intraluminalnya realatif tetap konstan karena
hormon ghrelin,yang tidak hanya menyebabkan rasa lapar melainkan menyebabakan
relaksasi reeptif serat otot polos muskularis eksterna. 1
- Pars cardiaca yang mengeiingi lubang esophagus kedaam gaster. Daerah ini
sempit pada batas gartroesophageallebarnya 2-3 cm
- Fundus gastricus yang merupakan area diatas ostium cardiacum. daerah
berbentuk kubah di kiri esophagus, dan sering berisi gas
- Corpus gastricum,yang merupakan daerah teruas gaster. bagian terbesar, yang
bertugas untuk membentuk adonan
- Pars pyorica, yang terbagi menjadi antrum. bagian yang mengkerut, berbentuk
corong, dan dilengkapi sfringter pilorik yang tebal untuk mengontrol
pengeluaran chyme secara bertahapke duodenum.
- Pyoricum dan canais pyoricus dan merupakan ujung dista gaster.
Bagian paling distal dari pars pyorica gaster adalah pylorus. Pylorus terlihat
pada permukaan gaster dengan adanya konstriksi pyloricus yang berisi suatu cincin
musculorum gaster yang menebal, sphincter pyloricum, yang mengelilingi lubang
distal gaster, ostium pyloricum. Ostium pyloricum berada tepat disisi kanangaris
tengah pada suatu bidang yang melewati tepi bawah vertebra L1 (planum
transpyoricum). Ciri-ciri dari gaster meliputi :1,3
- Curvatura gastrica/ventriculi major, yang merupakan suatu tempat perlekatan
ligamentum gastrosplenicum/gastroienale dan omentum majus.
- Curvatura gastrica/ventricui minor, yang merupakan suatu tempat perlekatan
untuk omentum minus.
- Incisura cardiaca yang membentuk sudut superior saat esophagus memasuki
gaster
- Incisura angularis, merupakan takik pada curvatura gastrica/ventriculi minor.
- Pars anterior
- Pars posterior
B. Vaskularisasi Gaster
C. Pesarafan Gaster
Kelenjar Fundus2
Tiap kelenjar fundus memanjang dari muskularis mukosa sampai dasar sumur
lambung dan terbagi menjadi tiga daerah, yaitu: istmus, leher, dan dasar. Daerah
dasar merupakan bagian terpanjang. Epitel silindris selapis yang menyusun kelenjar
fundus terdiri atas 6 sel, yaitu: (1) sel epitel permukaan, (2) sel mukus leher, (3) sel
regeneratif (sel punca), (4) sel parietal (oksintik), (5) sel utama (zimogen), dan (6)
sel sistem neuroendokrin difuse (diffuse neuroendocrine system, DNES) yangjuga
disebut juga dengan sel APUD atau sel enteroendokrin
1. Sel mukus leher
Sel mukus leher bentuknya silindris atau kolumnar, mirip sel mukus (epitel)
permukaan, tetapi bentuknya sering terdistorsi karena terjepit diantara sel-sel lain
disekitarnya. Jadi, sel mukus leher mempunyai mikrovili pendek, inti terletak di
basal, dan aparat golgi kasar serta mitokondria pada bagian basal. Sel mukus
leher menghasilkan mukus encer yang bercampur dan meumasi chyme, sehingga
mengurangi gesekan saat chyme lewat sepanjang saluran cerna, produk skretoris
homogen yang disintesis sifatnya encer dan berfungsi sebagai pelumas isi
lambung.
2. Sel regeratif (punca)
Sel regeratif jumlahnya relatif sedikit dan tersebar diantara sel mukus leher.sel
ini bentuknya kolumnar dan hanya mengandung sedikit organel, banyak
mengandung ribosom. Intinya terletak di basal, heterokromatinnya sedikit dan
mengandung satu anak inti yang besar membran senya lateral juga membentuk
taut kedap dan lekat dengan sel sekitanya. Sel regeratif berpoliferasi untuk
menggantikan semua macam sel di lambung dan permukaan luminal. Sel baru
yang terbentuk kemuadian bermigrasi ke lokasinya yang baru.
3. Sel parietal (Oksitik)
Sel parietal adalah sel besar yang bentuknya bulat samapai seperti piramid.
letaknya terutama di setengah bagian kelenjar fundus, dan hanya sedikit yang
terdapat didaersah dasar. Sel ini menghasilkan asam klorida (HCl) dan faktor
intrinsik lambung. Sel parietal mampunyai inti bulat yang terletak di basal dan
sitoplasma eosinofilik. Sel parietal kaya akan mitokondria yang keseluruhan
volumenyamencapai setengah dari sitoplasma. Organel untuk sintesis protein,
yaitu aparat golgi dan retikulum endoplasma kasar dalam jumlah terbatas.
Jumlah mikrofili dan sistem tubulovesikular secara tidak langsung saling
berhubungan, dan bervariasi tergantung aktivitas mensekresi HCL oleh sel
parietal. Saat aktif memproduksi HCl, jumlah mikrofili dalam sistem tubuler
berkurang. Proses pembentukan mikrovili membutuhkan energi dan melibatkan
polinerasi aktin larut menjadi filamen. Cadangan membran mempunyai H+, K+, -
ATPase.
4. Sel utama (Zimogen)
Kebanyakan sel di dasar kelenjar fundus adalah sel utama. Sel tersebut
bentuknya kolumnar, sitoplasma basofilik, intinya terletak dibasal, dan bagian
apikalnya mengandung granula sekretorik yang berisi proenzim pepsinogen,
rennin, dan lipase lambung.
5. Sel DNES (APUD atau enteroendokrin)
Sekelompok sel kecil yang tersebar secara individual diantara sel epitel lain pada
mukosa lambung, secara kolektif yang dikenal dengan berbagai nama:
Sel argentafin atau argirofilik, karena sel tersebut dengan
pewarnaan berwarna perak
Sel APUD, karena beberapa sel tersebut mampu mengambil
prekursor amin dan medekarbonisasikannya.
Sel DNES, karena sel tersebut merupakan anggota dari sistem
neuroendokrin difuse.
Sel enteroendokrine, karena sel tersebut menghasilakan substansi
mirip-hormon dan terdapat epite saluran cerna.
- Muskularis Mukosa lambung
Sel otot polos yang membentuk muskularis mukosa lambung tersusun dalam tiga
lapisan. Ketiga lapisan ini adalah lapisan sirkular dalam dan longitudinal luar
yang berkembang baik, serta lapisan ketiga yangterluar dan tidak selalu ada.2
2. Submukosa
Jaringan ikat padat kolagen yang susunannya tidak beraturan dan kaya akan
jalinan vaskular dan limfatik yang mensuplasi dan menerima darah dari
pembuluh lamina propia populasi sel submukosa serupa yang terdapat pada
jaringan ikat sejati. Pleksus submukosa terletak dekat dengan tunika muskularis
eksterna.2,5
3. Muskularis Eksterna
Sel otot polos muskularis eksterna lambung terdiri atas tiga lapisan. Lapisan
terdalam yang obique (tidak tampak jelas) dan lapisan tengah yang sirkular
(tampak jelas, sangat jelas pada pilorus lambung karena membentuk sfingter
pilorus). Lapisan luar yang logitudinal tampak jelas pada kardia dan korpus
lambung, tetapi kurang berkembang pada pilorus. Lapisan pleksus mienterikus
terdapat diatara lapisan tengah yang sirkular dan lapisan luar yang logitudinal.
Seluruh lambung dilapisi oleh serosa yang terdiri atas jaringan ikat longgar
subserosa yang tipis dan diliputi oleh sel gepeng selapis yang tampak basah dan
licin dibagian luarnya. Serosa ini menyediahkan lapisan yang bebas gesekan
selama gerakan mengocok oleh lambung. 2,5
Proses pencernaan di lambung melalui empat tahapan pencernaan yaitu motilitas, sekresi,
pencernaan dan penyerapan. Di mulai dari motilitas, lambung melewati empat aspek, yaitu :
(1) pengisian, (2) penyimpanan, (3) pencampuran, dan (4)Pengosongan.6,7
Fungsi HCl6
Meskipun HCl tidak mencena apapun, namun zat ini melakukan fungsinya dalam
pencernaan :
1. Mengaktifkan prekursor enzim pepsinogen menjadi enzim aktif pepsin, dan
membentuk medium basa yang oprimal bagi pepsin
2. Membantu memecahkan jaringan ikat dan serat otot, mengurangi ukuran
partikel bermuatan besar menjadi lebih kecil
3. Menyebabkan denaturasi protein, yaitu mengurangi bentuk final yang berupa
gulungan sehingga peptida lebih terpajan oleh enzim
4. Bersama lisozim liur, mematikan sebagian besar mikroorganisme yang
tertelan bersama makanan.
Permukaan mukosa lambung di tutupi oleh suatu lapisan yang berasal dari sel
epitel permukaan dan mukus. Mukus ini berfungsi sebagai sawar protektif
terhadap beberapa bentuk cedera yang dapat mengenai mukosa lambung.
Faktor intrinsik, produk sekretori lain sel parietal selain HCl, penting dalam
penyerapan vitamin B12. Vitamin ini hanya dapat diserap apabila berikatan dengan
faktor intrinsik. Pengikatan faktor intrinsik-vitamin B12 dengan reseptor khusus
yang hanya terdapat pada ileum terminal, bagian terakhir usus halus dan memicu
endositosis kompleks ini di lokasi tersebut. Vitamin B12 berfungsi dalam
pembentukan normal sel darah merah.
1. Fase sefalik
Fase sefalik sekresi lambung merujuk kepada peningkatan sekresi HCl dan
pepsinogen yang terjadi melalui mekanisme umpan sebagai respon terhadap
rangsangan yang berkerja di kepala. Memikirkan, mencicipi, mencium,
mengunyah, dan menelan meningkatkan sekresi lambung.
2. Fase lambung
Fase lambung sekresi lambung berawal ketika makanan benar-benar mencapai
lambung. Rangsangan yang benar-benar bekerja dilambung yaitu protein,
khususnya potongan peptida; peregangan : kafein; dan alkohol meningkatkan
sekresi lambung melalui jalur-jalur eferen tumpang tindih.
3. Fase usus
Fase usus sekresi lambung mencangkup faktor-faktor yang berasal dari usus
halus yang memperngaruhi sekresi lambung. Sementara fase lain bersifat
eksitatorik, fase ini bersifat inhibitorik. Fase usus penting dalam menghentikan
aliran getah lambung sewaktu kimus mulai mengalir kedalam usus halus.
Proses pencernaan adalah penguraian secara mekanik oleh gigi geligi dan kimiawi oleh
enzim-enzim yang di sekresi oleh kelenjar di dalam mulut, sel chief di lambung, sel
eksokrin di pankreas, dan enzim-enzim di membran brush broder dan sel-sel mukosa
sitoplasma di usus halus menjadi bentuk yang diasimilasi oleh tubuh yaitu
monosakarida, asam lemak, asam amino, vitamin, air dan mineral
Secara umum enzim memiliki sifat : bekerja pada substrat tertentu, memerlukan suhu
tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula dan molekul enzim dapat rusak pada suhu
ekstrim.
Dalam mukosa dinding lambung di temukan 2 jenis kelenjar ekskresi : yaitu sekresi dari
cheif sel dan sel parietal, yang mengeluarkan sekretnya ke dalam lambung. Sekret
lambung (getah lambung) merupakan cairan bening berwarna kuning yang mengandung
HCl 0.2%-0.5% dengan pH sekitar 1.0 serta 97%-99% terdiri dari air. Sisanya terdiri
dari musin, garam anorganik dan enzim pencernaan : pepsin, renin dan lipase.
Faktor-faktor yang merangsang sekresi lambung adalah mekanisme refleks dan saraf,
hormonal : ACh dan histamin.
Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin.
Empedu
Kantung Empedu
Kesimpulan
Daftar Pustaka
1. Lake RL, Volg AW, Mitchell AWM. Gray dasar-dasar anatomi. Churchill
Livingstone : Elsaiver inc, 2012. Hal. 153-4
2. Gartner LP, Hiatt JL. Buku ajar berwarna histologi. Ed 3. Singapora : Sauders
Elsaiver, 2007; hal.373-88.
3. Wati WW, Kindangen K, Listiwati E. Sistem kardiovaskular 1. Jakarta : Bagian
Anatomi Fakultas Kedokteran Ukrida, 2013.h.56-87
4. Paker S. The human body. Ensiklopedia untuk manusia. Jakarta L
erlangga,2009.h.170-90
5. Fawcett D W, Bloom. Buku ajar histologi. Ed 12. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2002.h.535-51
6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 6. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2012: hal 654-65
7. Hall JE, Guyton AC. Guyton dan hall buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 12.
Singapora : Elsaiver, 2012; hal.825-34.
8.