Anda di halaman 1dari 18

Struktur, Mekanisme dan Komponen Terkait dalam

Pencernaan di Lambung

Herni Mariati Rangan


102013363

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510
No. Telp (021) 5694-2061
ranganherni@ymail.com

Abstrak : Gaster (lambung) merupakan salah satu organ pencernaan yang terletak pada
regio superosinistra yang memegang peran penting dalam proses pencernaan. Seperti halnya
dalam membatu proses sintesis protein, menghasilkan faktor intrinsik untuk mengikat
vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah serta memproduksi HCl untuk membunuh
bakteri yang masuk bersama makanan. Sekret getah bening yang di hasilkan oleh sel
eksokrin dan endokrin yang terdapat di lambung. Dalam pelaksanaannya hal ini
memerlukan kerja faktor-faktor pencetus terjadinya sekresi getah lambung untuk dapat
menjalankan serangkaian proses pencernaan di lambung, diantaranya ada saraf intrinsik
yang berasal dari pleksus intrinsik (terdapat di daerah sekitarnya) dan saraf ekstrinsik yang
berasal dari sistem saraf pusat. Namun sebelumnya di butuhkan dasar dari adanya
rangsangan ke sistem saraf ini yaitu faktor fase sefalik, fase lambung, dan fase usus. Hasil
dari proses pencernaan di lambung ini akan di teruskan ke usus halus dan di edarkan ke
seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Kata Kunci : Struktur Makroskopik dan Mikroskopik Gaster, Mekanisme Pencernaan di
Lambung, Enzim-enzim yang terkait.
Abstract: Gaster (stomach) is a digestive organ that is located in the region of
superosinistra which plays an important role in the digestive process. Just as in petrified
process of protein synthesis, produce intrinsic factor to bind vitamin B12 to make red blood
cells and produces HCl to kill bacteria that enter with food. Lymph secretions produced by
the exocrine and endocrine cells located in the stomach. In practice this requires a working
trigger factors for the occurrence of gastric secretion can run a series of digestive processes
in the stomach, some of the intrinsic nerve plexus originating from intrinsic (located in the
surrounding area) and extrinsic nerves originating from the central nervous system. But
earlier in the basic need of the stimulation to the nervous system is a factor cephalic phase,
gastric phase and intestinal phase. Results of the digestive process in the stomach will be
forwarded to the small intestine and circulated throughout the body via the blood vessels.

Keywords: Macroscopic and Microscopic Structure Gaster, Mechanisms in Gastric


Digestion, Enzymes related.
Pendahuluan
Sistem pencernaan berfungsi sebagai sistem yang untuk memindahkan zat gizi atau
nutrien (setelah memodifikasi), air dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam
lingkungan interna tubuh. Makanan yang di makan akan di proses oleh mitokondria sel
untuk menghasilkan energi ATP bagi tubuh kita untuk menjalankan berbagai aktivitas
misalnya, transport aktif, kontraksi, sintesis dan sekresi, selain itu juga dapat berfungsi
sebagai perbaikan, pembaruhan dan penambahan jaringan tubuh.

Gaster (lambung) merupakan salah satu organ pencernaan yang terletak pada regio
superosinistra yang memegang peran penting dalam proses pencernaan. Seperti halnya
dalam membatu proses sintesis protein, menghasilkan faktor intrinsik untuk mengikat
vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah serta memproduksi HCl untuk membunuh
bakteri yang masuk bersama makanan. Namun dalam hal ini di perlukan faktor-faktor
pencetus terjadinya sekresi getah lambung untuk dapat menjalankan serangkaian proses
pencernaan di lambung, diantaranya ada saraf intrinsik yang berasal dari pleksus intrinsik
(terdapat di daerah sekitarnya) dan saraf ekstrinsik yang berasal dari sistem saraf pusat.
Apabila terjadi suatu gangguan baik dari ekternal dan internal akan mempengaruhi gaster
dan oragan-organ sekitarnya. Oleh karena itu, kita akan membahas mengenai lambung dan
mekanismenya, serta komponen yang terlibat dalam proses pencernaan.

Isi dan Pendahuluan


I. Stuktur Makroskopik dan Mikroskopik Lambung
A. Struktur Makroskopik Lambung

Lambung (Gaster) adaah bagian tractus gastrointestinais yang paling berdiatasi


dan memiiki bentuk seperti huruf J. Teretak diantara esophagus pars abdominais dan
intestinum tenue, gaster berada di regio epigastrium, umbiicais, dan hypochondriacum
sinistra abdomen.1,2

Lambung adalah bagian paling melebar pada saluran cerna. Pada keadaan
istirahat, rerata volume lambung orang dewasa adalah 50mL. Akan tetapi, lambungdapat
menampung sekitar 1500mL makanan dan cairan lambung saat mengambang maksimal.
Saat lambung mengambang, tekanan intraluminalnya realatif tetap konstan karena
hormon ghrelin,yang tidak hanya menyebabkan rasa lapar melainkan menyebabakan
relaksasi reeptif serat otot polos muskularis eksterna. 1

Gaster dibagi menjadi 4 regio :1,2

- Pars cardiaca yang mengeiingi lubang esophagus kedaam gaster. Daerah ini
sempit pada batas gartroesophageallebarnya 2-3 cm
- Fundus gastricus yang merupakan area diatas ostium cardiacum. daerah
berbentuk kubah di kiri esophagus, dan sering berisi gas
- Corpus gastricum,yang merupakan daerah teruas gaster. bagian terbesar, yang
bertugas untuk membentuk adonan
- Pars pyorica, yang terbagi menjadi antrum. bagian yang mengkerut, berbentuk
corong, dan dilengkapi sfringter pilorik yang tebal untuk mengontrol
pengeluaran chyme secara bertahapke duodenum.
- Pyoricum dan canais pyoricus dan merupakan ujung dista gaster.

Bagian paling distal dari pars pyorica gaster adalah pylorus. Pylorus terlihat
pada permukaan gaster dengan adanya konstriksi pyloricus yang berisi suatu cincin
musculorum gaster yang menebal, sphincter pyloricum, yang mengelilingi lubang
distal gaster, ostium pyloricum. Ostium pyloricum berada tepat disisi kanangaris
tengah pada suatu bidang yang melewati tepi bawah vertebra L1 (planum
transpyoricum). Ciri-ciri dari gaster meliputi :1,3
- Curvatura gastrica/ventriculi major, yang merupakan suatu tempat perlekatan
ligamentum gastrosplenicum/gastroienale dan omentum majus.
- Curvatura gastrica/ventricui minor, yang merupakan suatu tempat perlekatan
untuk omentum minus.
- Incisura cardiaca yang membentuk sudut superior saat esophagus memasuki
gaster
- Incisura angularis, merupakan takik pada curvatura gastrica/ventriculi minor.

Mempunyai dua dinding:3

- Pars anterior
- Pars posterior

B. Vaskularisasi Gaster

Peredaraan organ-organ pencernaan, di pasok oleh cabang-cabang dari aorta


abdominalis. Aorta abdominalis berasal dari dan atau merupakan kelanjutan dari
aorta thoracalis, yang berjalan turun, sampai retroperitoneum menjadi aa. Illiaca
communis sinistra dan dextra, yang terletak di sebelah kiri dari garis tengah setinggi
L4. Cabang-cabang dari aorta abdominalis ada 3, yaitu truncus coeliaca. Cabang
yang kedua A. Mesentrica superior. Cabang yang ketiga,a. Mesentrica inferior,
memperdarahi organ pencernaan bawah. 4,5

Cabang yang pertama yaitu truncus coeliacus setinggi vertebra Th12-L1


memiliki tiga cabang, yaitu A. Gastrica sinistra (berjalan ke atas memperdarahi
oesophagus dan kurvatura minor; A. Lienalis (kearah posterior memperdarahi lien);
dan A. Hepatica communis.4,5

Lambung mendapat darah secara eksklusif dari cabang-cabang axis coeliaca.


Vaskularisasi gaster oleh a. Gastrica sinistra et dextra (untuk kurvatura minor), a.
Gastroepiploica dextra et sinistra (kurvatura mayor) dan A. Gastrica brevis (didaerah
fundus gaster). 4,5

Suplai arterial gaster meliputi:1


- Arteria gastrica sinistra dari trincus coeliacus
- Arteria gastrica dextra dan arteria hepatica propia
- Arteria gastro-omentalis (epiploica)dextra dari arteria gastro-duodenalis
- Arteria gastro-omentalis (epiploica) sinistra dari arteria splenica (lienalis)
- Arteria gastrica posterior dari arteria splenica (lienais)

C. Pesarafan Gaster

Persarafan pada lambung umumnya bersifat otonom. Suplai saraf


parasimpatis untuk lambung di hantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus.
Truncus vagus mencabangkan ramus gastric, piorik, hepatic, dan seliakum. Serabut-
serabut aferen simpatis menghambat pergerakan dan sekresi lambung. Plexus
aurbach dan submukosa (meissner) membentuk intrinsic dinding lambung dan
mengkoordinasi aktivitas motorik dan sekresi mukosa lambung.4

Truncus vagal anterior dan posterior, berjalan kebawah sepanjang kurvatura


minor, sebagai saraf anterior dan posterior dimana mempersarafi lambung sebagai
saraf parasimpatis. Sedangkan saraf simpatisanya, terdiridari serabut preganglionic
yaitu N. Splanichus thoracalis. Serta serabut post ganglionic yaitu ganglion plexus
celiacus (daerah lumbal 1).4

D. Struktur Mikroskopik Gaster


1. Mukosa
Mukosa lambung terdiri dari tiga lapisan, yaitu : (1) epitel yang berbatasan
dengan umen; (2) jaringan ikat di bawah epitel yang disebut dengan lamina propia;
dan (3) lapisan muskularis mukosa yang terdiri dari serat otot polos.2,5
- Epitel Lambung2
Lumen fundus lambung berbatasan dengan epitel silindris selapis yang terdiri
atas sel epitel permukaan, yang menghasilkan lapisan mukus yang kental. Selain
itu juga terdapat ion bicarbonat yang terperangkap di dalam mukus sehingga
dapat mempertahankan membran dalam keadaan netral. Sel epitel permukaan
akan meanjutkan diri kebawah dan melapisi sumur lambung. Sel regeratif
terdapat pada dasar sumur lambung tetapi jumlahnya lebih banyak di daerah
leher kelenjar lambung.
- Lamina propia2
Lamina propia terdiri dari jaringan ikat longgar yang sangat vaskular. Jaringan
ini mengandung banyak sel plasma, limfosit, sel mast, dan fibroblas, serta
banyak terdapat banyak otot polos. Sebagian besar di penuhi oleh banyak
kelenjar fundus.

Kelenjar Fundus2
Tiap kelenjar fundus memanjang dari muskularis mukosa sampai dasar sumur
lambung dan terbagi menjadi tiga daerah, yaitu: istmus, leher, dan dasar. Daerah
dasar merupakan bagian terpanjang. Epitel silindris selapis yang menyusun kelenjar
fundus terdiri atas 6 sel, yaitu: (1) sel epitel permukaan, (2) sel mukus leher, (3) sel
regeneratif (sel punca), (4) sel parietal (oksintik), (5) sel utama (zimogen), dan (6)
sel sistem neuroendokrin difuse (diffuse neuroendocrine system, DNES) yangjuga
disebut juga dengan sel APUD atau sel enteroendokrin
1. Sel mukus leher
Sel mukus leher bentuknya silindris atau kolumnar, mirip sel mukus (epitel)
permukaan, tetapi bentuknya sering terdistorsi karena terjepit diantara sel-sel lain
disekitarnya. Jadi, sel mukus leher mempunyai mikrovili pendek, inti terletak di
basal, dan aparat golgi kasar serta mitokondria pada bagian basal. Sel mukus
leher menghasilkan mukus encer yang bercampur dan meumasi chyme, sehingga
mengurangi gesekan saat chyme lewat sepanjang saluran cerna, produk skretoris
homogen yang disintesis sifatnya encer dan berfungsi sebagai pelumas isi
lambung.
2. Sel regeratif (punca)
Sel regeratif jumlahnya relatif sedikit dan tersebar diantara sel mukus leher.sel
ini bentuknya kolumnar dan hanya mengandung sedikit organel, banyak
mengandung ribosom. Intinya terletak di basal, heterokromatinnya sedikit dan
mengandung satu anak inti yang besar membran senya lateral juga membentuk
taut kedap dan lekat dengan sel sekitanya. Sel regeratif berpoliferasi untuk
menggantikan semua macam sel di lambung dan permukaan luminal. Sel baru
yang terbentuk kemuadian bermigrasi ke lokasinya yang baru.
3. Sel parietal (Oksitik)
Sel parietal adalah sel besar yang bentuknya bulat samapai seperti piramid.
letaknya terutama di setengah bagian kelenjar fundus, dan hanya sedikit yang
terdapat didaersah dasar. Sel ini menghasilkan asam klorida (HCl) dan faktor
intrinsik lambung. Sel parietal mampunyai inti bulat yang terletak di basal dan
sitoplasma eosinofilik. Sel parietal kaya akan mitokondria yang keseluruhan
volumenyamencapai setengah dari sitoplasma. Organel untuk sintesis protein,
yaitu aparat golgi dan retikulum endoplasma kasar dalam jumlah terbatas.
Jumlah mikrofili dan sistem tubulovesikular secara tidak langsung saling
berhubungan, dan bervariasi tergantung aktivitas mensekresi HCL oleh sel
parietal. Saat aktif memproduksi HCl, jumlah mikrofili dalam sistem tubuler
berkurang. Proses pembentukan mikrovili membutuhkan energi dan melibatkan
polinerasi aktin larut menjadi filamen. Cadangan membran mempunyai H+, K+, -
ATPase.
4. Sel utama (Zimogen)
Kebanyakan sel di dasar kelenjar fundus adalah sel utama. Sel tersebut
bentuknya kolumnar, sitoplasma basofilik, intinya terletak dibasal, dan bagian
apikalnya mengandung granula sekretorik yang berisi proenzim pepsinogen,
rennin, dan lipase lambung.
5. Sel DNES (APUD atau enteroendokrin)
Sekelompok sel kecil yang tersebar secara individual diantara sel epitel lain pada
mukosa lambung, secara kolektif yang dikenal dengan berbagai nama:
Sel argentafin atau argirofilik, karena sel tersebut dengan
pewarnaan berwarna perak
Sel APUD, karena beberapa sel tersebut mampu mengambil
prekursor amin dan medekarbonisasikannya.
Sel DNES, karena sel tersebut merupakan anggota dari sistem
neuroendokrin difuse.
Sel enteroendokrine, karena sel tersebut menghasilakan substansi
mirip-hormon dan terdapat epite saluran cerna.
- Muskularis Mukosa lambung
Sel otot polos yang membentuk muskularis mukosa lambung tersusun dalam tiga
lapisan. Ketiga lapisan ini adalah lapisan sirkular dalam dan longitudinal luar
yang berkembang baik, serta lapisan ketiga yangterluar dan tidak selalu ada.2

- Perbedaan mukosa bagian kardia, fundus dan pilorus2


Mukosa kardia berbeda dengan mukosa fundud lambung dalam hal sumur
kelenjar lambungnya yang lebih dalam dan bagian kelenjar yang sangat
bergelung. Populasi kelenjar kardia terutama terdiri dari sel epitel permukaan,
beberapa sel mukus leher dan sedikit sel DNES dan sel parieta, dan tidak ada sel
utama.
Kelenjar pilorus mengandung jenis sel yang serupa dengan kelenjar kardia, tetapi
sel terbanyak adalah sel mukus leher. Selain itu juga, sel mukus lehernya
menghasilakan lizosim, suatu enzim bakterialsida. Kelenjar pilorus sangat
berlegung dan cebderung bercabang. Selain itu sumur lambungnya sangat dalam,
lebih dalam dibandingkan dengan kardia dan fundus. Sumur lambing ini masuk
kedalam dan mencapai lamina propia.

2. Submukosa
Jaringan ikat padat kolagen yang susunannya tidak beraturan dan kaya akan
jalinan vaskular dan limfatik yang mensuplasi dan menerima darah dari
pembuluh lamina propia populasi sel submukosa serupa yang terdapat pada
jaringan ikat sejati. Pleksus submukosa terletak dekat dengan tunika muskularis
eksterna.2,5
3. Muskularis Eksterna
Sel otot polos muskularis eksterna lambung terdiri atas tiga lapisan. Lapisan
terdalam yang obique (tidak tampak jelas) dan lapisan tengah yang sirkular
(tampak jelas, sangat jelas pada pilorus lambung karena membentuk sfingter
pilorus). Lapisan luar yang logitudinal tampak jelas pada kardia dan korpus
lambung, tetapi kurang berkembang pada pilorus. Lapisan pleksus mienterikus
terdapat diatara lapisan tengah yang sirkular dan lapisan luar yang logitudinal.
Seluruh lambung dilapisi oleh serosa yang terdiri atas jaringan ikat longgar
subserosa yang tipis dan diliputi oleh sel gepeng selapis yang tampak basah dan
licin dibagian luarnya. Serosa ini menyediahkan lapisan yang bebas gesekan
selama gerakan mengocok oleh lambung. 2,5

II. Mekanisme Kerja Lambung


Lambung adalah rongga berbentuk huruf J yang terletak diantara esophagus dan usus halus.
Organ ini terbagi 3 berdasarkan struktur dan fungsi anatominya.

Lambung mempunyai tiga fungsi utama :6,7

- Fungsi terpenting lambung yaitu menyimpan makanan yang masuk sampai


makanan dapat disalurkanke usus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk
pencernaan dan penyerapan optimal
- Lambung mengeluarkan asam hidroklorida (HCl) dan enzim yang memulai
pencernaan protein.
- Melalui gerakan mencampur lambung, makanan yang tertelan dihaluskan dan
dicampuri dengan sekresi lambung untuk menghasilkan campuran cairan kental
yang disebut dengan kimus

Proses pencernaan di lambung melalui empat tahapan pencernaan yaitu motilitas, sekresi,
pencernaan dan penyerapan. Di mulai dari motilitas, lambung melewati empat aspek, yaitu :
(1) pengisian, (2) penyimpanan, (3) pencampuran, dan (4)Pengosongan.6,7

1. Pengisian lambung melibatkan relaksasi reseptif.6,7


Volume lambung saat kosong yaitu sekitar 50 ml dan dapat bertambah hingga 1000
ml, dalam hal ini lambung dapat menampung peningkatan 20 kali lipat dari keadaan
sebelumnya. volume lambung maksimal yaitu 1500 ml. Bagian inferior lambung
mengandung lipatan-lipantan yang akan lebih kecil dan nyaris mendatar sewaktu
lambung relaksasi. Refleks lambung sewaktu menerima makanan ini disebut refleks
reseptif, relaksasi ini meningkatkan kemampuan lambung menampung tambahan
volume dengan hanya menyebabkan sedikit peningkatan tekanan lambung. Namun
apabila penigkatannya berlebihan akan menimbulkan sedikit ketidaknyamanan dan
relaksasi reseptif ini di perantarai oleh saraf vagus.
2. Makanan di simpan dalam korpus lambung. 6,7
Sekelompok sel pemacu yang terletak di regio fundus bagian atas lambung
menghasilkan potensial delombang lambat yang menyapu kebawah sepanjang
lambung menuju sfingter. Pilorus dengan frekuensi tiga kali permenit. Pola ritmik
depolarisasi spontan ini-irama listrik dasar atau BER (basic electrical rythm)
lambung yang terjadi terus menerus disertai dengankontraksi lapisan otot polos
sirkular. Ekstensibilitas lapisan mempengaruhi tercetusya potensial aksi. Potensial
aksi akan menyebar melalui fundus dan korpus ke antrum dan sfingter pilorus.
Karena lapisan otot di fundus tipis maka kontraksi melemah. Ketika mencapai
antrum kontaksi akan menjadi jauh lebih kuat diakibatkan tebalnya otot pada derah
pilorus. Sehingga pada daerah fundus relatif tidak ada kegiatan mencapur dan daerah
ini biasanya menjadi tempat penyimpanan gas; dan secara bertahap di salurkan dari
korpus ke atrum tempat berlangsungnya pencampuran.
3. Pencamuran makanan berlangsung di antrum. 6,7
Kontraksi peristaltik antrum yang kuat mencampur makanan dengan sekresi
lambung untuk menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik yang tercetus
menyebabkan antrum mendorong kimus menuju ke sfingter pilorus. Kontraksi tonik
sfingter pilorus umumnya menyebabkan sfingter tertutup. Ketika sfingter pilorus
berkontraksi, pada posisi ini terdapat lubang yang memungkinkan cairan atau air
untuk melewatinya, namun tidak untuk kimus yang kental. Selanjutnya apabila
terjadi relaksasi sfingter sekitar 30ml kimus yang tertampung di antrum pilorus dapat
di keluarkan menuju duodenum. Sebelum banyak kimus yang keluar, gelombang
peristaltik mencapai sfingter pilorus dan menyebabkan sfingter ini berkontraksi lebih
kuat, menutup pintu keluar dan mencegah arah baliknya kimus dari duodenum.
Massa kimus antrum yang sedang terdorong maju mendadak tertahan oleh sfingter
yang menutup dan memantul balik kearah antrum, sehingga gerakan ini di sebut
retropulsi atau gerakan yang mencampur rata kimus.
4. Pengosongan lambung umumya di kontrol oleh deudenum. 6,7
Gelombang peristaltik yang tercetus pada sfingter pilorus dipengaruhi oleh berbagai
sinyal dari gaster (lambung) dan duodenum. Faktor-faktor ini mempengaruhi
ekstensibilitas, dimana semakin sering BER menghasilkan potensial aksi maka
semakin besar tingkat aktivitas peristaltik di antrum dan semakin cepat
pengosongan.
- Faktor di lambung yang mempengaruhi laju pengosongan lambung6,7
Faktor utama di lambung yang mempengaruhi kekuatan kontaksi adalah jumlah
kimus d lambung. Peregangan di lambung melalui efek langsung peregangan
otot polos memicu peningkatan morilitas lambung melalui keterlibatan pleksus
intrinsik, saraf vagus, dan hormon gastrin. Selain itu, derajat flutiditas kimus
lambung mempengaruhi oengosongan lambung, isi lambung harus di ubah
menjadi bentuk cair kental merata sebelum di salurkan ke duodenum.
- Faktor di duodenum yang mempengaruhi laju pengosongan lambung6
Tabel 1. Faktor yang Mengatur Motilitas Pengosongan Lambung6
Faktor Cara Regulasi Efek pada motilitas dan
pengosongan
Di dalam lambung
Volume kimus Peregangan menimbulkan Peningkatan volume
efek langsung pada merangsang motilitas dan
ekstensibilitas otot polos pengosongan.
lambung, serta bekerja
melalui faktor intrinsik, saraf
vagus dan gastrin
Derajat Fluiditas Efek langsung : isi harus Peningkatan fluiditas
berbentuk cairan sebelum di mempercepat pengosongan
evakuasi
Di dalam duodenum
Adanya lemak, Memulai refleks Faktor-faktor di duodenum
asam, enterogastrik (kolesitokinin ini menghambat motilitas
hipertonisitas, dan sekretin) dan pengosongan lambung
atau peregangan lebih lanjut dampai
duodenum mengatasi faktor
yang ada
Di luar sistem pencernaan
Emosi Mengubah keseimbangan Merangsang atau
otonom menghambat motilitas dan
pengosongan
Nyeri hebat Meingkatkan aktivitas Menghambat motilitas dan
simpatis peregangan.

Sekresi Getah Pencernaan Lambung

Lambung mensekresikan sekitar 2 liter getah lambung. Sel-sel mengeluarkan


getah lambung berada di lapisan dalam lambung, mukosa lambung dibagi menjadi
dua daerah berbeda: (1) mukosa oksitik, yang melapisi korpus fundus; dan (2)
daerha kelejar pilorus yang melapisi antrum. Permukaan laminal lambung berisi
lubang-lubang kecil yang di sebut foveola dan kantung-katung dalam yang terbentuk
akibat lipatan mukosa lambung. Bagian pertama dari invaginasi di sebut foveola
gastrica, dan dasarnya terletak di kelenjar lambung dan lipasi oleh sebagian endokrin
dan parankin. Didnding foveola gastrica dan kelenjar mukosa oksitin di temukan tiga
jenis sel eksokrin lambung. 6-8

Tabel 2. Gambaran Umum Struktur dan Fungsi Komponen Utama Lambung6

Jenis Sel Sekrestori Produk yang Perangsang Sekresi Fungsi


disekresikan
Sel Eksokrin
Mukosa cell Mukus basa Stimulasi mekanis isi Melindungi mukosa
dari cederah mekanis,
pepsin dan asam
Chief Cell Pepsinogen ACh, gastrin Jika aktif akan
memulai pencernaan
protein
Sel Parietal HCl ACh, Gastrin, Mengaktifakan
histamin pepsinogen,
menguraikan jaringan
ikat, denaturasi
protein dan
mematikan
mikroorganisme
Faktor Mempermudah
intrinsik menyerapan vitamin
B12
Sel Endokrin/Parakrin
Sel mirip Histamin ACh, gastrin Merangsang sel
enterokromafin parietal
(ECL)
Sel G Gastrin Produk protein, ACh Merangsang cell
parietal, chief cell,
dan sel ELC
Sel D Somatostasin Asam Menghambat Sel
parietal, G, dan sel
ELC

- Mekanisme Pembentukan HCl6-8


Sel parietal secara aktif mensekresi HCL ke dalam lumen faveola gastrica , yang
selanjutnya menyalurkannya le dalam lumen lambung. Akibat dari sekresi ini,
pH lumen turun hingga terendah yaitu 2. Ioan H+ dan ion Cl- secara aktif di
pindahkan oleh pompa berbeda di antara plasma dan sel parieta. Ion H+ sangat
aktif di pompa melawan gradien konsentrasi yang sangat tinggi, di lumen
mencapai 3 juta kali konsentrasi dibandingka yang ada di plasma. Klorida di
sekresikan melalui transport aktif sekunder melawan gradien konsentrasi yang
jauh lebih kecil.
H+ yang di sekresikan tidak dipindahkan dari plasma tetapi berasal dari proses
metabolik di dalam sel parietal. Secara spesifik, H+ yang akan disekresikan
berasal dari penguraian H2O menjadi H+ dan OH- di dalam sel parietal. H+ di
sekresikan kedalam lumen oleh H+ K+ dan ATPase di membran luminal sel
parietal.
Sementara itu OH- yang dihasilkan oleh menguraian H2O di netralkan dengan
berikatan dengan H+ baru yang dihasilkan dari asam karbonat (H2CO3). Sel
parietal mengandung banyak enzim carbonic anhidrase (ca). Dengan
keberadaannya dapat dibentuknya asam karbonat dan mengalami penguraian
parsial menjadi H+ dan HCO3-. HCO3- ini kemuadian di pindahkan ke plasma
dengan penukaran ion Cl-. Penukaran ini memindahkan ion Cl- ke dalam sel
parietal melalui transport aktif sekunder. Penukaran ini menyebabkan
konsentrasi Cl- di sel parietal meningkat sehingga membentuk gradien
konsentrasi antara sel parietal dan lumen, sehingga Cl- di pompakan menuju
lumen lambung.

Fungsi HCl6
Meskipun HCl tidak mencena apapun, namun zat ini melakukan fungsinya dalam
pencernaan :
1. Mengaktifkan prekursor enzim pepsinogen menjadi enzim aktif pepsin, dan
membentuk medium basa yang oprimal bagi pepsin
2. Membantu memecahkan jaringan ikat dan serat otot, mengurangi ukuran
partikel bermuatan besar menjadi lebih kecil
3. Menyebabkan denaturasi protein, yaitu mengurangi bentuk final yang berupa
gulungan sehingga peptida lebih terpajan oleh enzim
4. Bersama lisozim liur, mematikan sebagian besar mikroorganisme yang
tertelan bersama makanan.

Pepsinogen, setelah di aktifkan memulai pencernaan protein. 6,7

Konstituen pencernaan utama sekresi lambung adalah pepsinogen, suatu molekul


inaktif yang di produksi oleh chief cell (granula zimogen). Dari granula ini di
bebaskan secara eksotitosis sesuai dengan yang diperlukan. Ketika pepsinogen di
skresikan kedalam lambung, HCl memutuskan sepotong kecil molekul,
mengubahnya menjadi bentuk aktif, pepsin. Setelah terbentuk pepsin akan
bekerja pada molekul pepsinogen lainnya untuk menghasilakan banyak pepsin
(proses otokatalisis).

Pepsin memulai pencernaan dengan memutuskan ikatan-ikatan asam amino


tertentu untuk menghasilakan fragmen-fragmen peptida; enzim ini berkerja pada
lingkungan sama yang hasilkan oleh HCl. Karena dapat mencerna protein maka
pepsin harus disimpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif sehingga tidak
mencerna protein seldi tempatnya terbentuk.

Mukus bersifat protektif.6,7

Permukaan mukosa lambung di tutupi oleh suatu lapisan yang berasal dari sel
epitel permukaan dan mukus. Mukus ini berfungsi sebagai sawar protektif
terhadap beberapa bentuk cedera yang dapat mengenai mukosa lambung.

Berkat sifat pelumasnya, mukus melindungi mukosa lambung dari


cedera mekanis
Mukus membantu mencegah dinding lambung mencerna dirinya
sendiri, karena pepsin terhambat apabila berkontak dengan lapisan
mukus.
Karena sifat basa mukus membantu melindungi lambung dari
cedera asam karena menetralkan HCl di dekat lapisan dalam
lambung, tetapi tidak menggangu fungsi HCL di lumen.

Faktor intrinsik penting untuk penyerapan vitamin B12.6

Faktor intrinsik, produk sekretori lain sel parietal selain HCl, penting dalam
penyerapan vitamin B12. Vitamin ini hanya dapat diserap apabila berikatan dengan
faktor intrinsik. Pengikatan faktor intrinsik-vitamin B12 dengan reseptor khusus
yang hanya terdapat pada ileum terminal, bagian terakhir usus halus dan memicu
endositosis kompleks ini di lokasi tersebut. Vitamin B12 berfungsi dalam
pembentukan normal sel darah merah.

Kontrol sekresi lambung melibatkan tiga fase :6,7

1. Fase sefalik
Fase sefalik sekresi lambung merujuk kepada peningkatan sekresi HCl dan
pepsinogen yang terjadi melalui mekanisme umpan sebagai respon terhadap
rangsangan yang berkerja di kepala. Memikirkan, mencicipi, mencium,
mengunyah, dan menelan meningkatkan sekresi lambung.
2. Fase lambung
Fase lambung sekresi lambung berawal ketika makanan benar-benar mencapai
lambung. Rangsangan yang benar-benar bekerja dilambung yaitu protein,
khususnya potongan peptida; peregangan : kafein; dan alkohol meningkatkan
sekresi lambung melalui jalur-jalur eferen tumpang tindih.

Gambar 1. Stimulasi Sekresi Lambung6

3. Fase usus
Fase usus sekresi lambung mencangkup faktor-faktor yang berasal dari usus
halus yang memperngaruhi sekresi lambung. Sementara fase lain bersifat
eksitatorik, fase ini bersifat inhibitorik. Fase usus penting dalam menghentikan
aliran getah lambung sewaktu kimus mulai mengalir kedalam usus halus.

Gambar 2. Inhibisi Sekresi Lambung6


III. Enzim Pencernaan

Proses pencernaan adalah penguraian secara mekanik oleh gigi geligi dan kimiawi oleh
enzim-enzim yang di sekresi oleh kelenjar di dalam mulut, sel chief di lambung, sel
eksokrin di pankreas, dan enzim-enzim di membran brush broder dan sel-sel mukosa
sitoplasma di usus halus menjadi bentuk yang diasimilasi oleh tubuh yaitu
monosakarida, asam lemak, asam amino, vitamin, air dan mineral

Secara umum enzim memiliki sifat : bekerja pada substrat tertentu, memerlukan suhu
tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula dan molekul enzim dapat rusak pada suhu
ekstrim.

Macam-macam enzim pencernaan :


Proses pencernaan di dalam mulut.
Rongga mulut mengandung saliva yang di sekresi oleh 2 pasang kelenjar saliva :
kelenjar parotis, kelenjar submandibula, dan kelenjar sublingualis. Saliva terdiri kira-
kira 95,5% air dan 0,5% : Protein (terdiri dari amilase, mukus, dan lizosim) dan
elektrolit dengan pHnya yaitu 6,8. Amilase pada air liur dapat membuat pati dan
glikogen di hidrolisis menjadi maltosa dan oligosakarida lain dengan menyerang ikatan
glikosidik. Amilase liur akan segera terinaktivasi pada pH 4 atau kurang, sehingga kerja
pencernaan makanan di mulut akan terhenti ketika telah memasuku lambung. Fungsi
lain dari saliva yaitu :
- Mempermudah proses penelanan
- Memiliki anti bakteri
- Sebagai pelarut molekul yang merangsang papila lidah
- Membantu bicara
- Untuk ekskresi obat-obatan
- Mencegah karies gigi

Proses pencernaan di lambung

Dalam mukosa dinding lambung di temukan 2 jenis kelenjar ekskresi : yaitu sekresi dari
cheif sel dan sel parietal, yang mengeluarkan sekretnya ke dalam lambung. Sekret
lambung (getah lambung) merupakan cairan bening berwarna kuning yang mengandung
HCl 0.2%-0.5% dengan pH sekitar 1.0 serta 97%-99% terdiri dari air. Sisanya terdiri
dari musin, garam anorganik dan enzim pencernaan : pepsin, renin dan lipase.

Faktor-faktor yang merangsang sekresi lambung adalah mekanisme refleks dan saraf,
hormonal : ACh dan histamin.

- Proses pembentukan HCl oleh sel parietal


Proses pembentukan asam HCl ini diawali oleh reaksi pembentukan asam
karbonat dari CO2 dan H2O dengan enzim karbonatanhidrase. H2CO3 yang
terbentuk dalam sel parietal melepaskan ion H+ keluar (produksi proton
memainkan peran khusus). Gradien H+ ini di pertahankan oleh H+, K+, -ATPase
yang menggunakan energi ATP untuk memompa ion H keluar dari sel mukosa
(ion H melawan gradien konsentrasi) ke lambung di sertai dengan pemasukan
ion K+ ke dalam sel (antiport elektronetral) dan selanjutnya ion K+ di pompa
kembali ke lambung bersama dengan ion Cl-. Namun sebelumnya keberadaan
ion Cl- di sel parietal di sebabkan oleh adanya pertukaran ion HCO3 mengalami
perpindahan menggantikan ion Cl- dalam plasma. Ion Cl- dikeluarkan dari dalam
sel parietal dan dengan adanya ion H + maka terbentuk asam HCl dalam
lambung. Adanya asam HCl ini menyebabkan cairan dalam lambung bersifat
asam dengan pH antara 1,0 dan 2,0.

Gambar 3. Proses Pembentukan HCl


Asam HCl berfungsi sebagai :
1. Membuat pH yang baik untuk proses pemecahan molekul protein oleh enzim
pepsindengan cara hidrolisis.
2. Merupakan kerja pendahuluan terhadap protein sebelum dipecah oleh pepsin,
yaitu berupa denaturasi dan hidrolisis.
3. Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin4.
4. Mempermudah penyerapan Fe.
5. Sedikit menghidrolisis suatu disakarida.
6. Merangsang pengeluaran sekretin, suatu hormone yang terdapat dalam usus
12 jari (duodenum). Mencegah terjadinya fermentasi dalam lambung oleh
mikroorganisme.
- Peran Pepsin
Produksi getah lambung lainnya yaitu adalah pepsin, enzim yang memulai
hidrolisis protein. Pepsin memecah ikatan peptide yang berdekatan dengan asam
amino tertentu, sehingga memotong-motong protein menjadi polipeptida yang
lebih kecil. Pepsin merupakan salah satu di antara sedikit enzim yang bekerja
paling baik dalam lingkunganyang sangat asam. Sesungguhnya pH getah
lambung yang rendah mendenaturasi protein dalam makanan, yang
meningkatkan pemaparan ikatan peptidanya ke pepsin. Sel-sel terspesialisasi
yang berlokasi di ceruk-ceruk lambung mensintesis dan mensekresikan pepsin
dalam bentuk inaktif yang disebut pepsinogen. Pepsinogen memiliki bobot
molekul 42.500, sedangkan bobot molekul pepsin (aktif) 34.500, itu artinya pada
proses pengaktifan enzimada sebagian molekul pepsinogen yang lepas, bagian
yang lepas itulah yang semula menutupi bagian aktif enzim. Dengan
terbentuknya bagian aktif enzim maka terjadilah kontak antara enzim -substrat,
yang selanjutnya akan membentuk hasil reaksi. Pemecahan molekul pepsin ini
terjadi pada ikatan.
o Glutamil -/- tirosil
o Glutamil -/- fenil alanil
o Sisteinil -/- tirosil
Selain itu juga pepsin bersifat autokatalisis yaitu pepsin yang di aktifkan dari
pepsinogen dapat mengaktifkan bentuk enzim inaktif lainnya supaya dapat
membentuk pepsin lainnya.
Pepsin juga dapat menggumpalkan susu, kasein dalam susu diubah menjadi
parakasein oleh ion Ca++ baru kemudian terjadi pemecahan
- Peran Lipase
Enzim ini merupakan katalis pada proses pemecahan lipid. Walaupun di hasilkan
oleh lambung, tetapi lipase tidak dapat bekerja pada pH asam lambung, lipase
bekerja optimal pada pH antara 5.5- 7,5. Akan tetapi ia masih bisa terus bekerja
melangsungkan reaksi hidrolisis terhadap molekul triasil gliserolatau trigliserida
yang mengandung asam lemak pendek atau sedang.
- Peran Renin
Renin berasal dari prorenin (zimogen) dalam suasana asam diubah menjadi
rennin.Rennin hanya terdapat pada lambung bayi. Penting karena dapat
mengubah kasein dalamsusu menjadi parakasein (dengan bantuan ion Ca++).
Dengan perubahan ini maka protein susuyang sudah ada dalam lambung bayi
tidak akan keluar terlalu cepat dan parakasein dapatdihirolisis lebih lanjut dan
digunakan sebagai makanan oleh bayi. Penting karena dapat mengubah kasein
dalam susu menjad parakasein (dengan bantuan ion Ca+). Dengan perubahan ini
maka protein susu yang sudah ada dalam lambung bayi tidak akan keluar terlalu
cepat dan paraksein dapat dihidrolisis lebih lanjut dan digunakan sebagai
makanan oleh bayi.

Proses Pencernaan di Usus Halus

Proses perencanaan atau kimus dimasukan secara terputus-putus melalui sfingter


pilorus ke dalam duodenum selama proses pencernaan. Kandungan sekret pankreas
dan billiaris yang alkalis menetralkan kimus yang asam dan mengubah nilai pH
tersebut, di perlukan bagi kerja enzim yang terdapat di dalam getah pankreas dan
usus tetapi menghambat kerja pepsin lebih lanjut.

Pankreas

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin.

Enzim-enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asinus dan mengalirkannya melalui


berbagai saluran dalam duktus pankreatikus. Duktus pankreatikus akan bergabung
dengan saluran empedu pada sfingter odii, dimana keduannya akan masuk ke dalam
duodenum. Enzim yang di lepas oleh pankreas akan mencerna lemak, protein dan
karbonhidrat. 3 jenis enzim pankreas: enzim proteolitik, enzim amilase pankreas,
dan enzim lipase pankreas.

- Enzim proteolitik pankreas.


Enterokinasi sebagai pengaktifasi tripsinogen menjadi tripsin. Selanjutnya tripsin
secara autokatalisis mengaktifkan enzim yang lain.
a. Tripsinogen yang disekresi pankreas diaktivasi menjadi tripsin oleh
enterokinase yang diproduksi usus halus. Tripsin mencerna protein dan
polipeptida besar untuk membentuk polipeptida dan peptida yang lebih kecil.
b. Kimotripsin teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin. Kimotripsin
memilki fungsi sama dengan tripsin terhadap protein.
c. Karboksipeptidase, aminopeptidase dan dipeptidase adalah enzim yang
melanjutkan proses pencernaan protein untuk menghasilkan asam amino
bebas
- Lipase Pankreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dari gliserol setelah
lemak diemulsi oleh garam-garam empedu.
- Amilase pankreas menghidrolisis zat tepung yang tidak tercerna oleh amilase
saliva menjadi disakarida (maltosa, sekrosa, dan laktosa).

Empedu

Empedu. Komposisi empedu. Empedu adalah larutan berwarna kuning


kehijauan terdiri dari 97 % air, pigmen empedu dan garam-garam empedu.
1. Pigmen empedu terdiri dari biliverdin (hijau) dan bilirubin (kuning). Pigmen
ini merupakan hasil penguraian hemoglobin
o Pigmen utama adalah bilirubin yang memberikan warna kuning pada
urine dan feces
o Joundice atau kekuningan pada jaringan merupakan akibat dari
peningkatan bilirubin darah. Ini merupakan indikasi kerusakan hati.
o Garam empedu terbentuk dari asam empedu yang berikatan dengan
kolesterol dan asam amino

Fungsi garam empedu dalam usus halus, yaitu : (1) Elmusifikasi


lemak. Garam empedu mengemulsi globulus lemak besar dalam usus halus
kemudian menghasilkan globulus lemak lebih kecil dan area permukaan yang
lebih luas untuk kerja enzim. (2) Absorpsi lemak. Garam empedu membantu
absorpsi zat terlarut lemak dengan cara memfasilitasi jalurnya menembus
membran sel. (3) Pengeluaran kolesterol dari tubuh. Garam empedu
berkaitan dengan kolesterol dan lesitin untuk membentuk agregasi kecil
disebut mecelli yang dibuang melalui feces. (4) Kendali pada sekresi dan
aliran empedu. Sekresi empedu diatur oleh faktor saraf (impuls parasimpatik)
dan hormon (sekretin dan CCK) yang sama dengan yang mengatur sekresi
cairan pankreas.

Kantung Empedu

Kantung Kecil, dapat menyimpan 15-60 ml empedu, disini empedu


mengalami proses pemekatan. Asam empedu primer di sintesis dalam hati
dari kolesterol melalui beberapa langka antara. Asam kolat adalah asam
empedu yang terbanyak dalam empedu. Asam kenodoksikolat berasal dari
kolesterol. Berfungsi untuk menyimpan cairan empedu yang secara terus
menerus disekresi oleh sel-sel hati sampai diperlukan dalam duodenum,
kandung empedu mengkonsentrsi cairan nya dengan cara mengabsorbsi air
dan elektrolit.

Kesimpulan
Daftar Pustaka
1. Lake RL, Volg AW, Mitchell AWM. Gray dasar-dasar anatomi. Churchill
Livingstone : Elsaiver inc, 2012. Hal. 153-4
2. Gartner LP, Hiatt JL. Buku ajar berwarna histologi. Ed 3. Singapora : Sauders
Elsaiver, 2007; hal.373-88.
3. Wati WW, Kindangen K, Listiwati E. Sistem kardiovaskular 1. Jakarta : Bagian
Anatomi Fakultas Kedokteran Ukrida, 2013.h.56-87
4. Paker S. The human body. Ensiklopedia untuk manusia. Jakarta L
erlangga,2009.h.170-90
5. Fawcett D W, Bloom. Buku ajar histologi. Ed 12. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2002.h.535-51
6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 6. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2012: hal 654-65
7. Hall JE, Guyton AC. Guyton dan hall buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 12.
Singapora : Elsaiver, 2012; hal.825-34.
8.

Anda mungkin juga menyukai