Anda di halaman 1dari 51

adi jago salto

Minggu, 23 November 2008

bhasa indonesia perancangan 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia komunikasi sudah semakin berkembang.


Pemberitaaan dari segala aspek kehidupan sudah

semakin marak. Informasi dapat diperoleh dari berbagai media baik media cetak maupun media
televisi. Hal tersebut diakibatkan karena adanya upaya dari para pelaku bisnis baik pihak swasta

maupun pemerintah/birokrasi yang berusaha untuk menyediakan sarana dan prasarana bisnis
melalui berbagai macam usaha terutama dengan adanya kebijakan-kebijakan yang banyak

dilakukan.

Sejalan dengan kemajuan teknologi dan banyaknya pelaku bisnis maka perlu ditempuh

langkah-langkah atau tindakan untuk pemenuhan kebutuhan akan sarana komunikasi


sebagaimana hal yang tersebut di atas maka langkah yang perlu diambil adalah penyediaan
suatu wadah informasi yang dapat menjadi perantara komunikasi dalam pemberian informasi di
segala bidang kepada masyarakat yaitu berupa Perancangan Kantor Media Cetak.

Kehadiran kantor media cetak merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung
kemajuan suatu negara atau daerah. Di kota-kota besar kehadiran kantor media cetak sangat
diperlukan karena segala macam informasi terbaru dapat diperoleh melalui media cetak baik
ekonomi, sosial, politik, maupun hiburan.

Media cetak yang ada di Gorontalo ini sudah semakin banyak dan sedang berkembang.
Awal berdirinya kantor media cetak pertama adalah sebuah media penerbitan group Jawa Pos
yang ada di Manado, yakni harian Manado Pos, pada awal tahun 2000 sebagai perusahaan yang
sudah eksis di dunia media cetak merencanakan akan mengadakan ekspansi dengan membuat

anak perusahaan media di Gorontalo.

Seiring dengan rencana ekspansi tersebut, pada saat itu sedang gencar-gencarnya

masyarakat Gorontalo memperjuangkan agar Gorontalo yang pada saat itu merupakan bagian
dari Propinsi Sulawesi Utara menjadi daerah pemekaran Propinsi baru, dan akhirnya Gorontalo
saat itu telah disahkan sebagai Propinsi baru dengan nama Propinsi Gorontalo.

Dalam waktu beberapa bulan, Manado Pos telah mempersiapkan diri baik dari segi nama,
lokasi kantor, prasarana media, maupun sumber daya manusia. Akhirnya sesuai dengan salinan
akta notaris didirikanlah badan Usaha Perseroan Terbatas dengan nama PT. Gorontalo
Cemerlang, sebuah badan usaha yang bergerak di bidang penerbitan pers dengan nama Harian
Gorontalo.

Mengingat prasarana pers berupa kantor media cetak di Gorontalo oleh karena itu perlu
adanya Perancangan Kantor Media Cetak yang memadai, yang dapat mendukung kemajuan
dunia komunikasi yang ada di Propinsi Gorontalo.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan-permasalahan yang akan timbul nantinya dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana mengungkapkan program perancangan Kantor Media Cetak yang akan dibangun
sebagai sarana hiburan, pendidikan, dan Imu Pengetahuan, sehingga menjadikan suatu

perencanaan yang teratur dan dapat diterima seluruh lapisan masyarakat di Propinsi
Gorontalo.

2. Bagaimana menampilkan/menghadirkan fisik bangunan yang mampu memberikan identitas


Kantor Media Cetak sebagai media elektronik yang sudah memasyarakat.

3. Bagaimana sistem perancangan struktur dan utilitas yang sesuai untuk bangunan Kantor
Media Cetak.

Berdasarkan indentifikatif masalah di atas, maka dirasa perlu diadakannya pembangunan


sebuah Kantor Media Cetak yang representative dalam satu lokasi, lengkap dengan segala
fasilitas penunjangnya. Kantor Media Cetak tersebut harus layak digunakan dan dapat
menampung semua kegiatan operasional yang dapat meningkatkan efisiensi pekerjaan sehingga
hasilnya dapat mewadahi kebutuhan akan hiburan dan informasi bagi masyarakat Gorontalo. Hal
tersebut dapat direalisasikan dengan membangun sebuah bangunan Kantor Media Cetak

berbasis lokal.

C Tujuan dan Sasaran Pembahasan

1. Tujuan Penulisan

a. Menyusun suatu acuan perencanaan pembangunan Kntor Media Cetak yang sesuai tuntutan

dan fungsinya sehingga dapat diaplikasikan kedalam bentuk desain.

b. Menampilkan/menghadirkan fisik bangunan yang mampu memberikan identitas Kantor Media


Cetak sebagai media yang sudah memasyarakat.

c. Menganalisa struktur dan utilitas yang sesuai untuk bangunan Kantor Media Cetak.

2. Sasaran Penulisan

a. Masyarakat umum dapat memperoleh suatu informasi yang berkualitas dan bermutu.

b. Mendorong berkembangnya investasi dengan adanya informasi yang baik dan benar tentang

kondisi daerah Gorontalo.

c. Sebagai ajang promosi sumber daya daerah Provinsi Gorontalo, yang akan mengundang

minat para investor swasta.

d. Pengaturan sistim sirkulasi dari semua pemakai dengan jelas dan efektif.

D. Lingkup Pembahasan

Lingkup pembahasan dibatasi pada aspek-aspek arsitektur dalam perencanaan dan


perancangan suatu Kantor media cetak serta penambahan aspek lain secara aspek lain secara

garis besar yang berhubungan dengan pembahasan sebagai bahan dasar dan bahan

pertimbangan.
E. Metode dan Sistematika Penulisan

1. Metode Penulisan

Adapun Metode penulisan yang dilakukan adalah:

a. Pengumpulan Data.

Guna mendukung penyusunan laporan ini, data dan informasi diperoleh melalui:

1) Studi Lapangan.

Tinjauan ke lokasi yang akan dibangun objek rancangan. Mempelajari karakteristik dan
potensi dari lokasi site yang akan menjadi bahan pertimbangan dalam perancangan

objek, seperti:

Melakukan survei lapangan.

Mengamati lokasi yang baik untuk perencanaan Pembangunan Kantor Media Cetak.

Mengamati lingkungan yang baik sekitar tapak guna menunjang perencanaan dan

perancangan.

2) Studi Literatur.

Mempelajari hal-hal yang terkait dengan objek rancangan melalui buku-buku tentang

media cetak dan pers, dan melalui file-file di internet yang menyangkut tentang media

cetak.

3) Studi Banding.

Melakukan perbandingan dan pengamatan langsung pada objek-objek yang sejenis,

mengamati kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan objek rancangan, kebutuhan


ruang, dan sistem operasional

4) Wawancara.

Melakukan Tanya Jawab denga pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan objek
rancangan.
b. Analisa Data.

c. Sintesa.

d. Acuan/Konsep Perancangan.

2. Sistematika Penulisan

Adapun sistimatika penulisan adalah mengemukakan gambaran secara garis besar tentang
isi penulisan yang dituangkan pada setiap babnya yaitu:

BAB I : Adalah merupakan tahap pendahuluan yang berisikan latar belakang, rumusan masalah,

tujuan dan sasaran pembahasan, lingkup pembahasan, metode penulisan, dan


sistematika pembahasan.

BAB II : Merupakan tahap deskripsi objek desain secara umum sebagai suatu pendekatan.

Berisikan telaah tinjauan pustaka yang mengungkapkan kerangka acuan


komprehensip yang terdiri dari aspek non Fisik berupa pengertian, tujuan dan status

proyek serta studi banding terhadap objek yang sejenis.

BAB III : Memuat konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam
memecahkan masalah atau dalam mengembangkan/menghasilkan rancangan

produk yang diharapkan berupa Tata Ruang Makro maupun Tata Ruang Mikro.

BAB IV : Berisikan tentang kesimpulan dan saran yang disertai dengan daftar rujukan lampiran
dari hasil perencanaan objek desain.

F. Proses Desain
Gambar 1.1 Proses Desain

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, dan Fungsi Kantor Media Cetak

1. Pengertian Kantor Media Cetak

Pengertian dari objek ini sendiri ditinjau dari etimologi kata dapat diartikan sebagai

berikut:

a. Kantor

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:

Suatu wadah atau tempat untuk mengolah berita kemudian di cetak dan di pasarkan

b. Media.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:

Suatu layanan tempat untuk informasi


c. Cetak.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:

Membuat suatu gambar atau bentuk sesuai dengan keinginan

d. Di Kota Gorontalo

Nama lokasi objek perancangan atau berada di Kota Gorontalo.

Jadi, pengertian judul objek secara keseluruhan dapat disimpulkan, yaitu:

Kantor Media Cetak adalah suatu bangunan untuk kegiatan penerbitan dan percetakan
media koran untuk melakukan kegiatan mengolah dan menyimpan data atau berita.

2. Fungsi kantor media cetak

Memberikan informasi, pendidikan dan sebagai media baca bagi masyarakat.

Meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap pembangunan dan pemerintah.

Memberikan wadah sebagai pengembangan kreatifitas dari masyarakat dan

menyalurkannya.

Menunjang program pembangunan yang bertindak sebagai dinamisator keikutsertaan


masyarakat.

3. Sistem Operasional Kantor Media Cetak

Untuk menghasilkan sebuah Berita yang dilakukan di dalam Redaksi, seluruh kegiatan
berita yang didapat dari para wartawan dan beberapa reporter,untuk di sampaikan ke redaksi
sehingga redaksi dengan fropesional mengolah berita.

Untuk menerbitkan sebuah berita para redaksi dan direktur redaksi harus miting marathon
untuk membahas berita yang akan di terbitkan, sehingga antara ruang redaksi dengan

direkturnya tidak bisa berjauhan dan harus satu ruangan dan hanya di batasi sekat setinggi
bahu.

Setelah berita sudah mantap dimasukan keruang Percetakan, di rung percetakan ada tiga
ruang lagi:

1. Ruang Paste Up

Yang befungsi untuk meng Copi berita yang akan di cetak ke Flatt cetak

2. Ruang Pencucian

Yang berfungsi sebagai mencuci Flatt Cetak kemudian dimasukkan ke

Dalam mesin cetak

3. Ruang Mesin

Rung Mesin ini berfungsi untuk mesin cetak dan mesin potong koran.

Setelah di potong koran tersebut sudah jadi dan di masukkan ke ruang

Sirkulasi untuk di perpak dan di bagikan ke Loper-loper

Gambar 2.1 Ruang Paste Up

Gambar 2.2 Ruang Mesin


Gambar 2.3 Ruang Pencucian

4. Gambaran Umum Rancangan

1. Pemilik

Seperti dikemukakan sebelumnya, Media Cetak Gorontalo Post ini milik perusahaan
swasta, dalam hal ini adalah sebuah perusahaan/perseroan terbatas. Karena itu didirikannya
Media Cetak Gorontalo Post ini berdasarkan seluruh kegiatannya adalah untuk mengusahakan

keuntungan secara financial bagi badan usaha tersebut.

Ada dua hal yang yang sangat terpengaruh oleh status kepemilikan ini. Yang pertama

adalah komposisi acara-acaranya yang lebih banyak berorientasi pada hiburan, agar dapat
menarik penonton. Yang kedua adalah tampilan Arsitektural Bangunan itu sendiri. Hal ini
mengingat pemilik akan mengusahakan agar bangunannya tampil sebagai bangunan umum

yang menarik.

2. Aspek Finansial

Maksudnya adalah pendanaan yang meliputia biaya untuk modal mendirikan keseluruhan

sarana dan juga biaya untuk pemeliharaan pada waktu mencapai tahap operasional. Sebagai
sebuah instansi milik badan usaha swasta, maka sebuah biaya untuk modal awal dan ongkos
operasional Kantor Medi Cetak Gorontalo Post ini didapatkan dari Jawa Post Group. Dengan

harapan setelah Gorontalo post ini didapatkan juga dari sumber lain yaitu pemasang iklan.

3. Pengelola

Pengelolaan ini dilakukan langsung oleh badan usaha pemiliknya, lengkap dengan hierarki

managemen strategisnya, taktis dan operasional.


B. Struktur Organisasi

Secara organisasi, maka Media Cetak Gorontalo Post ini terdiri dari atas bidang-bidang :

1. Direktur

Tugasnya sebagai pengatur manajemen terbatas dalam keseluruhan mekanisme kerja, yang

merencanakan, mengawasi, dan mengendalikan seluruh kegiatan penerbitan..

2. General Manager

Tugasnya melakukan pemantauan terhadap kegiatan yang sedang berjalan.

3. Divisi pemasaran

Tugasnya melakukan pemantauan terhadap Koran yang laku terbeli dan yang tidak laku

4. Divisi Iklan

Tugasnya membuat iklan iklan yang sudah melakukan kontrak

5. Divisi Keuangan

Tugasnya melakukan control terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan Trnsaksi
Atau Keuangan

6. Divisi Percetakan

Tugasnya melakukan penerbitan atau percetakan Koran

7. Pimpinan Redaksi

Tugasnya Bertanggung Jawab Untuk seluruh penerbitan, Isi dan Berita

8. Redaktur Pelaksana

Bertugas sebagai Pelaksana harian seluruh Isi dan Berita

9. Koordinator Liputan

Bertugas untuk Mengkoordinir peliputan Berita yang di distribusikan dari redaktur/reporter


10. Redaktur

Bertugas sebagai yang bertanggung jawab atas halaman dan editing terhadap berita dari

karyawan

11. Reporter

Bertugas sebagai membuat berita

Secara diagramatis, hubungan organisasi tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.4 Struktur Organisasi

C. Persyaratan Teknik

1. Pengendalian Bising

Kontrolnya sebaiknya (mutlak) bersifat


kedap suara yang diperlukan untuk kegiatan-kegiatn percetakan. Untuk itu dibuat langkah-

langkah pengamanan yaitu perlindungan terhadap suara yang tidak diingini dengan cara:

Perletakan ruang yang peka suara di tengah-tengah sehingga tidak terganggu oleh noise

dari luar bangunan.

Ruang-ruang yang peka terhadap kebisingan dibuat kedap suara dengan berbagai cara,
misalnya:

- Jendela double-glass

- Dinding berlapis

Text Box: Reporter


- Pintu berlapis sel
a. Bising oleh Sistem Plumbing

Bising oleh sistem plumbing ini biasanya datang dengan melewati pipa-pipa air. Cara-cara
untuk pencegahan bising karena pipa plumbing ini yang terbaik adalah dengan meredam bising
tersebut langsung dari sumbernya. Berbagai cara yang dapat ditempuh:

Pemasangan pipa pada plumbing jauh dari daerah yang tenang.

Penggunaan peralatan yang bekerja dengan tenang sehungga bukan bising yang

dirambatkan.

Penggunaan bahan fleksibel (karet, kain, plastik) untuk bagian pipa yang bersentuhan

dengan peralatan atau dengan struktur bangunan.

b. Bising oleh Sistem AC dan Ventilasi

Ada dua macam noise yang dibawa oleh sistem ducting ini:

Noise yang berasal dari mesin.

Noise yang berasal dari ruang-ruang lain yang terletak pada satu jaringan ducting dan
dibawa oleh aliran udara.

Cara-cara yang dapat ditempuh untuk menghindari noise tersebut adalah:

Noise yang berasal dari mesin AC dapat dicegah dengan penggunaan bahan pencegah

noise terutama pada pertemuan pipa atau ducting dengan mesin AC dan dengan struktur.

Noise yang berasal dari kegiatan di ruangan yang lain dapat diatasi dengan penggunaan

semacam Soundlock di ujung supply duct maupun return duct.

c. Bising oleh Getaran

Disebabkan oleh getaran mekanis dari peralatan seperti unit ventilasi dan AC, kipas angin,
Genset, Mesin Cetak, pompa, dan lain-lain.

Cara-cara untuk pencegahan bising oleh getaran mekanis ialah:

Penggunaan sambungan fleksibel pada pertemuan pipa dengan mesin atau pipa dengan
struktur.

Untuk landasan mesin di ruang mesin digunakan lantai terapung yang dilengkapi pegas.
Penggunaan bahan penyerap suara untuk dinding ruang mesin sebelah dalam.

Penggunaan bahan penyerap untuk bagian dalam pipa.

Gantungan berpegas untuk menggantung pipa.

2. Bukaan dan Pencahayaan

a. Bukaan

Untuk ruang-ruang dengan kegiatan yang bersifat administrasi dan perkantoran biasanya

berlangsung pada siang hari. Maka perlu dipertimbangkan untuk membuat bukaan pada ruang-
ruang tersebut yang memungkinkan masuknya sinar matahari sebagai penerangan alamiah

(natural lighting) sehingga tidak perlu menyalakan lampu pada siang hari pada ruang-ruang

tersebut. Hal ini berarti penghematan energi akan tetapi dalam perhitungan pembukaan tersebut
perlu diperhatikan pula kemungkinan panas yang dihasilkan.

b. Pencahayaan (Lighting)

Untuk sebuah Gedung Media Cetak maka akan dibicarakan tentang pencahayaan, yaitu:

Pencahayaan umum (general lighting).

1) Pencahayaan Umum

Adalah pencahayaan yang berfungsi untuk penerangan biasa guna membantu kegiatan-
kegiatan yang berlangsung di malam hari atau menyangkut peralatan-peralatan yang sensitif.

Pencahayaan umum disini adalah yang menggunakan tenaga listrik berupa lampu pijar maupun

fluorocent. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pencahayaan umum adalah:

Refleksi cahaya oleh plafond dan dinding.

Kebutuhan dan persyaratan ruang yang memadai sesuai dengan kegiatan dalam ruang
tersebut.

Lampu yang dipergunakan. Jenis, kuantitas dan kualitasnya.

Ukuran ruang yang memerlukan penerangan tersebut.

Titik kedudukan dan ketinggian lampu.


Cara pemasangan lampu dengan mempertimbangkan faktor operasional dan pemeliharaan.

3. Prinsip Penerangan Lampu Dalam Ruang Media Cetak

Pada sebuah Media Cetak akan terlihat berbagai jenis lampu dalam berbagai potensi,
dalam jumlah yang banyak ada beberapa jenis penerangan yang paling prinsipil yaitu:

a. Fill Light

Adalah suatu pencahayaan pelengkap dan berfungsi untuk mengurangi bayangan yang
diakibatkan oleh key light.

Dalam pelaksanaannya di studio ketiga jenis pencahayaan ini dilakukan dengan

menggunakan spotliht yang cukup banyak dibantu oleh penerangan yang tidak prinsipil yaitu:

Eye light

Cross light

Hair light

Cloths light

Fungsinya untuk membantu aktifitas operasional dalam Ruang Redaksi dan aktifitas
antar manusia.

4. Hubungan dengan Ruang lainya

Peralatan yang digunakan:

Telepon: digunakan untuk penukaran informasi secara lisan dalam jarak jauh dengan sistem

hitung atau PABX.

Telex: untuk penyampaian informasi tertulis dalam jarak jauh.

5. Hubungan dalam

Jendela double glass

Masuk keluarnya seseorang pada saat berlangsungnya kegiatan Miteng akan


mengganggu konsentrasi. Oleh karena itu dipasangnya jendela double glass yang
memungkinkan terjadinya komunikasi tanpa akustik ruang harus terganggu. Dipasang
pada dinding ruang kontrol-kontrol koridor atau ruang kontrol.
Light signal

Cara komunikasi dengan menempatkan lampu atas pintu ruang tertentu untuk
memberitahukan kegiatan di dalamnya ada atau tidak. Tanda-tanda ini dipasang pada
ruang-ruang Meetig Redaksi, kontrol dan percetakan.

Intercom

Adalah alat komunikasi percakapan dua area dalam satu bangunan. Digunakan untuk alat

komunikasi antara ruang tanpa harus saling bertemu, menghubungi seseorang di dalam

ruang yang satu dan yang lain.

6. Sistem Penghawaan Buatan

Untuk ruang-ruang yang bersifat kegiatan administrasi dan perkantoran diusahakan untuk
terletak menghadap arah angin, dengan bukaan yang optimal, sehingga dapat diwujudkan

bangunan yang hemat energi.Akan tetapi ruang yang terasa panas sehingga penghawaan

buatan harus ada. Dalam penentuan sistem penghawaan yang digunakan ada beberapa faktor
yang harus diperhatikan antara lain:

Temperatur dan kelembaban relatif yang disyaratkan.

Beban pendingin/cooling load.

Waktu/jangka waktu kegiatan.

Tata letak ruang yang memerlukan pendingin udara.

Sistem pendingin yang dapat digunakan.

Window system

Spiit system: package

All air

Water cooled

Fan oil

AHU
7. Sistem Fire Protection

Peralatan dalam Ruang Percetakani adalah peralatan yang peka dan digunakan aliran
listrik yang besar sehingga memudahkan terjadinya kebakaran. Untuk itu perlu dipikirkan alat-

alat pencegah kebakaran. Alat-alat yang perlu disediakan untuk menanggulangi kecelakaan.

a. Peralatan pemadam kebakaran api. Terdiri atas:

Tabung pemadam kebakaran (fire extinguisher) dengan bahan:

Air

Gas (CO2)

Serbuk/powder

Busa/foam (halon)

Sprinkler sistem

Fire house

Fire hydrantalatan

b. Fire escape (pintu cahaya).

c. Komunikasi yang lancer dengan stasiun PMK.

Langkah-langkah pengamanan:

1) Membentuk compartment sehingga bila terjadi kebakaran dapat dilokalisir, dalam hal ini

berupa ruang luar yang memberikan jarak antar masa bangunan.

2) Membentuk jarak yang cukup dari bangunan tetangga untuk mencegah menjalarnya api dalam

site ke luar site.

3) Penyediaan peralatan teknis.

4) Fire hydrant pada sekitar gedung.

5) Pemasangan sprinkler pada plafond kantor dan ruang-ruang penunjang lainnya.


6) Pemasangan sprinkler gas pada ruang studio dan ruang kontrol serta gedung transmitter.

8. Sistem Power Supply

Untuk menggerakan peralatan-peralatan sebuah studio, dibutuhkan energi yang berasal


dari sumber listrik. Dalam hal ini listrik tersebut diperoleh dari sumber PLN dengan penggunaan
generator (genset)sebagai sumber cadangan.

Sumber tenaga PLN dan kapasitas genset yang dibutuhkan dapat diketahui dari
perhitungan jumlah pemakaian listrik. Untuk sebuah kompleks Media Cetak diperkirakan
dibutuhkan daya sebesar 1000 KVA atau lebih. Untuk itu listrik sebesar itu tentu saja dibutuhkan
sebuah trafo penurun tegangan sendiri didalam kompleks. Sumber tenaga untuk perlengkapan
elektonik harus dipisahkan dari pelayanan perlengkapan bangunan.

Generator harus dipertimbangkan untuk melengkapi kontunitas pada pemancar ruang


kontrol utama dan lain-lain. Untuk itu perlu dipertimbangkan penggunaan UPS (Uninterrupted
Power Supply).

D. Studi Banding

1. Harian Gorontalo Post

Gambar 2.5 Harian Gorontalo Post

Harian Gorontalo Post ini terletak di Kecamatan Kota Utara tepatnya di Jalan Nani

WartaBone. Bangunan ini merupakan Kantor Harian Gorontalo Post Pada mulanya bangunan ini

hanya rumah biasa tetapi karena tuntutan perkembangan provinsi, maka Harian Gorontalo ini
diupayakan untuk menjadi sebuah Kantor Media Cetak Gorontalo Post Yang memenuhi standar

Media cetak dengan ruang-ruang sebagai berikut:

Ruang Iklan.

Ruangan yang digunakan untuk menerima iklan dari masyarakat dan membuat iklan.

Ruang Percetakan.
Ruangan ini di gunakan untuk melakukan proses PASTE UP - PENCUCIAN dan
PERCETAKAN

Gambar 2.6 Ruang Iklan Harian Gorontalo

Post

Gambar 2.7 Ruang Percetakan

Ruang sirkulasi

Ruang ini tidak bisa jauh dari ruang percetakan karena setelah percetakan koran tersebut
langsung di bawah ke sirkulasi untuk di perpak dan di bagikan kepada loper dan penjual

koran

Ruang respsionis

Ruang ini di gunakan untuk segala pengurusan administrasi

Ruang Redaksi

Ruang ini di gunakan untuk melakukan kegiatan olah berita


Gambar 2.8 Ruang Redaksi

2. Kesimpulan Studi Banding

Dari kegiatan studi banding yang dilakukan, diperoleh data-data mengenai kantor media

cetak yang akan menjadi acuan dalam proses perancangan Kantor Media Cetak Gorontalo Post

di Kota Gorontalo. Datadata yang diperoleh dari hasil studi banding tersebut, dianalisa
kemudian diambil kesimpulannya.

Dalam pembangunan kantor media cetak gorontalo post, dibutuhkan keberadaan ruang
ruang yang sangat penting dalam sebuah media cetak. Dari hasil studi banding, didapat

beberapa ruangan utama yang merupakan standart kebutuhan ruang sebuah media cetak.

Ruangruang tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Ruang percetakan

Ruang ini digunakan untuk mencetak koran

2 .Ruang Paste up

3 Ruang pencucuan

4. Gudang arsip

Arsib Data Keuangan dan administrasi

Arsib Berita/koran

5. Ruang Redaksi

Ruang yang digunakan untuk mengetik dan mengedit berita .adapun ruangan-runagn
tersebut antara lain:
Ruang Pimpinan Redaksi

Ruang Redaksi

BAB III

KONSEP PERANCANGAN

A. Lokasi

1. Pengenalan Lokasi

Kota Gorontalo terletak di Pulau Sulawesi yang berada pada posisi 000 28 17- 000 35 56

LU dan 1220 59 44- 1230 05 59 BT. Dilihat dari letak Geografisnya, Gorontalo mempunyai posisi

yang sangat strategis karena berada di Teluk Tomini yang menjadikan kota ini sebagai pusat

perdagangan, pusat pendidikan, dan pelayanan jasa lainnya. Ibukota Propinsi Gorontalo
mempunyai jumlah penduduk sekitar 156.390 jiwa

Gambar 3.1 Peta Kota Goirontalo

2. Penentuan Lokasi

Lokasi objek rancangan dikaji berdasarkan

orientasi site, lingkungan pendukung dan rencana

pengembangan Bagian Wilayah Kota (BWK), dengan


pembagian sebagai berikut :

Gambar 3.2 Peta Rencana Penggunaan Lahan Kota


Gorontalo Berdasarkan RTRW Kota Gorontalo Tahun
2001 2011

(Sumber: Buku Data dan Analisa RURTK, 2004: 3)

BWK A : Wilayah pengembangan pusat

kota peruntukan kawasan

perdagangan,
pemerintahan, rekreatif
meliputi: wilayah

kelurahan dan kecamatan

di Kota Selatan dan Kota


Barat antara lain:

Kelurahan Limba U I,

Limba U 2, Heledulaa,
Limba B, Biawao, Biawu, Ipilo, dan Sebagian wilayah kelurahan Bugis (Rencana

Tata Ruang Wilayah: 2001-2011).

BWK B : Wilayah pengembangan barat, peruntukan kawasan pemerintahan, pendidikan,

transportasi regional dan pemukiman meliputi: wilayah kelurahan molosipat w,

Libuo, Buladu, Tuladenggi, Huangobotu, Tomulobutao dan wumialo (Rencana


Tata Ruang Wilayah: 2001-2011).

BWK C : Wilayah pengembangan timur, peruntukan kawasan industri, kerajinan dan pemukiman
meliputi: wilayah kelurahan di kecamatan Kota Utara dan sebagian di

Kecamatan Kota Selatan antara lain: kelurhan Dulomo, Dulomo Selatan,

Wongkaditi Barat, Wongkaditi, Dembe II, Heledulaa Utara. Moodu, Tamalate dan
sebagian wilayah kelurahan Padebuolo (Rencana Tata Ruang Wilayah: 2001-

2011).

BWK D : Wilayah pengembangan selatan, peruntukan transportasi laut, perdagangan meliputi:

wilayah di Kecamatan Kota Selatan antara lain: kelurahan Dembe I, Lekobalo,

Pilolodaa, Buliide, Tenilo, Donggala, Siendeng, Tenda, Botu, Talumolo, Leato,


Leato Selatan dan Pohe (Rencana Tata Ruang Wilyah: 2001-2011).

Berdasarkan kriteria penentuan lokasi dann rencana tata ruang menurut RUTRW
Gorontalo Tahun 2001-2011 di atas, maka lokasi untuk wadah Kantor Media Cetak di Kota

Gorontalo adalah BWK A.

Gambar 3.3 Peta Kecamatan Kota Selatan

Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa Lokasi objek rancangan dikaji juga

berdasarkan orientasi site dan lingkungan pendukukung.


3. Penentuan Site

a. Kriteria Penentuan Site

Penentuan site akan sangat menentukan suksesnya suatu pembangunan Kantor Media

Cetak Gorontalo Post. Untuk itu maka penentuan site harus memperhatikan beberapa kriteria
yang menyangkut fisik, tata lingkungan dan kebutuhannya, yang terdiri dari:

1. Ketersediaan lahan yang cukup.

2. Site terletak di wilayah pusat kota dan mudah dicapai.

3. Kondisi lingkungan sekitar site aman.

4. Site terjangkau oleh fasilitas dan utilitas kota.

b. Alternatif Penentuan Site

Berdasarkan pertimbangan diatas maka terdapat 1 (satu) alternatif site yang memiliki

potensi untuk menjadi lokasi site, yaitu :

1. Site A, berada pada wilayah pengembangan timur

Gambar 3.4
Peta Alternatif Site

Gambar 3.5 site yang di pilih

Batasan Site:

Sebelah Utara : Area Rumah Penduduk.

Sebelah Selatan : Jln.Kartini.Optik Ceria.


Sebelah Timur : Apotik Mega Farma.

Sebelah Barat : Rumah Penduduk.

Potensi fisik:

Site terletak di jalan Kartini yaitu terletak di kawasan perdagangan dan indusri

Mudah dalam pencapaian karena berada pada Pusat kota dan tempat yang strategis

Kondisi fisik alam site yaitu merupakan area penjualan malam yang dulunya lokasi itu

adalah persawahan dan sekarang sudah mengalami penimbunan.

Infrastruktur:

Infrastruktur di sekitar site mempunyai jaringan-jaringan infrastruktur kota seperti:

Mempunyai jaringan jalan yang relatif baik.

Memiliki jaringan listrik dan telepon

Memperoleh jaringan air bersih dari PDAM.

Memiliki sanitasi (riol kota ) yang baik.

4. Analisa Site

a. Kondisi Eksisting

Lokasi pembangunan kantor media cetak ini terletak di jalan Kartini, Kelurahan Limba U1

Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Dengan total luas site 50 x 39,8 m2. Sperti tampak

pada gambar di atas, kondisi lokasi yang rencananya akan dibangun Kantor Media Cetak ini

merupakan lahan kosong dengan kondisi tapak yang tidak terlalu berkontur. Dimana site
merupakan area penjualan yang beroprasi pada malam hari.

Batas-batas Site:

Sebelah Utara : Area Rumah Penduduk.

Sebelah Selatan : Jln.Kartini.Optik Ceria.


Sebelah Timur : Apotik Mega Farma.

Sebelah Barat : Rumah Penduduk.

Potensi Site:

Lokasi site berada pada BWK A yang menurut RUTRW Propinsi Gorontalo 2001-2011,
merupakan pusat kawasan perdagangan, pemerintahan, rekreatif

Lokasi bersinggungan langsung dengan kawasan perdagangan jasa dan area pemerintahan
dengan pencapaian yang sangat baik dari pusat kota Gorontalo.

Lokasi site tidak terlalu berkontur.

Infra struktur di sekitar site mempunyai jaringan-jaringan infrastruktur kota seperti jaringan

jalan, listrik, air bersih, sanitasi (riol kota) dan telepon.

a. Perhitungan Tapak

39,8 m

50 m

Gambar 3.6 Ukuran Site

Luas lahan = 50 x 39,8 m2 = 1989 m2

Lebar jalan 5 m, maka sempadan jalan

= lebar jalan + 1

= x 5 + 1 = 3,5 m

Luas sempadan jalan = 50m x 3,5m = 175 m2

Luas sempadan jalan = 70m x 3,5m = 245 m2 +

420 m2

Luas site efektif = 1989 m2 420m2 = 1569 m2


5. - Analisa View

Posisi bangunan terutama penempatan bukaan pada bangunan akan juga dipengaruhi oleh

kondisi view di sekitar site. Hal ini juga akan berpengaruh pada orientasi bangunan dan ruang

luar.

View yang ditampilkan dalam perencanaan ini mengacu pada eksisiting kawasan:

Sebelah Utara : Area Rumah Penduduk.

Sebelah Selatan : Jln.Kartini.Optik Ceria.

Sebelah Timur : Apotik Mega Farma.

Sebelah Barat : Rumah Penduduk.

VIEW KE UTARA

VIEW KE BARAT VIEW KE TIMUR

VIEW KE SELATAN

Gambar 3.9 View dari dalam dan Keluar


Site

B. Analisa Pencapaian

Gambar 3.8 Analisa Pencapaian

Posisi site yang berada di sebelah selatan kota

Gorontalo sangatlah strategis, hal ini memudahkan

untuk pencapaian ke lokasi melalui berbagai arah. Letak site yang strategis berdekatan dengan

beberapa bangunan pentimg dengan waktu tempuh sebagai berikut :

Tabel 3.2 Pencapaian ke/dari Beberapa Lokasi Penting

Lokasi Penting Jarak Tempuh Waktu Tempuh

Kantor Walikota Gorontalo + 3.5 km + 8 menit


Kampus Universitas Negeri Gorontalo + 1.5 Km + 4 menit

Polresta Gorontalo + 4.5 Km + 6 menit

Lapangan Taruna Remaja + 4 km + 6 menit

Pusat Perdagangan + 1.5 km + 4 menit

Terminal pasar sentral + 500 Meter + 3 menit

C. Analisa Kebisingan

Gambar 3.9 Analisa Kebisingan

Keberadaan tinjauan kebisingan sangat menetukan dalam penghadiran bangunan

terutama dalam penempatan bangunan yang membutuhkan privasi dan keamanan yang

merupakan salah satu point penting dalam sebuah kantor media cetak.

Sumber kebisingan yang tinggi pada tapak berada pada bagian selatan site yaitu berasal

dari bangunan-bangunan pertokoan dan jalan raya. Kebisingan sedang berada pada bagian

barat site yaitu dari arah pemukiman penduduk. Kebisingan rendah berada pada bagian timur

site, karena hanya merupakan area apotik dan dokter.

Untuk mengurangi kebisingan pada bangunan antara lain: penggunaan vegetasi sebagai

penyaring kebisingan, penggunaan material kedap suara pada dinding ruang-ruang tertentu yang

memerlukan ketenangan, pengaturan posisi ruang khususnya ruang-ruang yang memerlukan


ketenangan untuk dijauhkan dari sumber bising, dan pemanfaatan dinding pagar untuk

mereduksi suara bising yang masuk ke site dan bangunan.

a. Analisa Topografi

Berdasarkan hasil survey keadaan tanah pada site yang ada yaitu tidak terlalu berkontur.
Karena sebagian lahan merupakan areal penjualan dan sebagiannya lagi telah mengalami
penimbunan. Dengan kondisi lahan yang demikian, akan diolah menjadi suatu site yang cocok
untuk pembangunan kantor media cetak yakni diadakan pemerataan pada bagian-bagian
tertentu misalnya pada bagian lahan yang akan dibangun masa bangunan. Sedangkan untuk
penataan lansekap/taman dibuat berkontur.

b. Analisa Klimatologi
1) Orientasi Matahari.

Gambar 3.10 Analisa Orientasi Matahari

Untuk mengurangi panasnya matahari yang masuk ke dalam bangunan dan efek silau

dari cahaya matahari, maka dilakukan:

Membuat oversteak pada bagian jendela bangunan serta penggunaan tirai pada setiap

jendela yang terkena sinar matahari langsung.

Menanam vegetasi atau pepohonan sebagai penghalang sinar matahari ke bangunan,

dan menanam tanaman penutup tanah seperti rumput/semak sebagai penangkap


pantulan panas ke bangunan.

Memberikan bukaan-bukaan untuk memanfaatkan penghawaan dan pencahayaan


alami. Bagian bangunan yang terkena sinar matahari langsung dimanfaatkan untuk

penerangan guna mengurangi energi listrik untuk lampu. Seperti pada bagian koridor

dibuat bukaan berupa jendela agar sinar matahari dapat masuk ke dalam.

2) Temperatur

Penggunaan sistem AC pada ruangan yang tertutup atau pada ruangan yang tidak

memiliki jendela (bukaan) agar temperatur yang berubah-ubah tidak mengganggu


aktivitas di dalam ruangan.

3) Angin dan Curah Hujan

Gambar 3.11 Analisa Arah Angin

Sebagaimana daerah lainnya di Indonesia, daerah Gorontalo memiliki dua musim yaitu

musim hujan dan musim kemarau. Pada bulan Oktober-April arus angin berasal dari barat

(barat laut) yang mengandung banyak uap air sehingga mengakibatkan musim hujan,

sedangkan pada bulan Juni-September arus angin berasal dari timur yang tidak

mengandung uap air sehingga terjadi musim kemarau.

Angin terdiri dari angin laut dan angin darat. Angin laut terjadi pada malam hari, yaitu
bertiup dari darat ke laut. Sedangkan angin darat terjadi pada siang hari, yaitu bertiup dari

laut ke darat.

Kondisi klimatologi akan sangat berpengaruh terhadap rancangan dimana akan

menentukan orientasi bangunan khususnya bagi penghadiran sistem penghawaan dan

penerangan alami pada bangunan. Penempatannya terhadap bangunan adalah sebagai

berikut:

Pengaturan massa bangunan dan ruang-ruang yang ada di dalam bangunan, khususnya

untuk ruang Redaksi dan ruang-ruang tertentu yang tidak terkena sinar matahari siang
dan sore hari secara langsung.

Mengutamakan penghijauan sebagai pelindung terhadap sinar matahari, menghindari debu


dan angin yang bertiup kencang.

Penggunaan ventilasi dan jendela untuk penghawaan alami ke dalam ruangan.

Penggunaan bentuk atap yang sesuai dengan klimatologi.

Penzoningan

Penzoningan pada objek berdasarkan atas fungsi dan kegiatan, pencapaian, dan view.
Sesuai dengan fungsi objek, maka pembagian zoning pada objek terbagi atas :

Gambar 3.12 Analisa Penzoningan dan Pintu Masuk

Zona Publik

Untuk bangunan perkantoran untuk sebuah media cetak, hal ini dikarenakan agar aktivitas

perkantoran tidak mengganggu kegiatan produksi, disamping itu juga akan menjadi

identitas objek ini. Bangunan Kantor media cetak ini sendiri akan merupakan area terbuka

bagi publik sehingga harus ditempatkan pada jalur sirkulasi utama.

Zona Privat

Untuk bangunan Percetakan sebagai tempat kegiatan produksi/operasional merupakan

area privat dalam sebuah Kantor media cetak. Karena itu dalam disain ini ditempatkan
pada daerah yang menunjang bagi kegiatan tersebut.

Zona Servis

Untuk bangunan mekanikal elektrikal sebagai bangunan penunjang ditempatkan pada

jalur alternatif karena merupakan area dengan spesifikasi servis.

Pelaku Kegiatan

Dalam suatu Kantor Media Cetak, pihak-pihak pengguna (user) yang berkepentingan adalah

Redaksi, Tehnisi Percetakan, Loper, tenaga teknisi, publik pengunjung serta pegawai

administrasi dan karyawan.

1. Reporter/Redaksi

Berdasarkan sifatnya Redaksi adalah orang yang mengelola berita yang di dapat dari
reporter dan bertanggung jawab atas seluruh isi dan berita yang dimuat.

2. Tenaga Teknisi

Para tenaga teknisi pada kantor media cetak ditinjau dari segi waktu kerjanya serta

pembagin unit kerjanya terdiri dari 2, yaitu:

1) Bagian Produksi meliputi para teknisi yang bertugas menagani proses produksi atau

percetakan, dan lain-lain.

2) Bagian engine (mesin) merupakan teknisi yang bertugas menangani proses jalanya mesin

cetak, dan Genset,anatara lain petugas kontrol.

3. Pihak Sponsor

Sebagai suatu kantor media cetak, maka pendanaan operasion sebagian besar berasal dari
pihak sponsor berupa kunjungan untuk melihat proses produksi dan hasil yang akan

disponsorinya merupakan kegiatan yang sering terjadi, disamping juga untuk mengadakan

perundingan dengan pihak pengelola.

4. Publik Pengunjung
Dalam suatu proses pengambilan gambar beberapa program acara tertentu, sering kali

memungkinkan adanya kehadiran penonton. Penonton tersebut merupakan publik pengunjung

yang berstatus undangan maupun umum. Sebagai bangunan dengan kegiatan yang bersifat
privat (tertutup), maka ruang gerak dari pengunjung juga dibatasi agar tidak mengganggu

kegiatan-kegiatan yang lain.

5. Pegawai Administrasi dan Karyawan

Merupakan para pegawai yang berkecimpung dalam kegiatan tata usaha administrasi dan

redaksi, serta para karyawan yang bekerja menunjang pengelolaan kantor media cetak.

Organisasi pengelola kantor media cetak meliputi:

Tabel 3.3 Organisasi Pengelola kantor media cetak

ADMINISTRASI PERKANTORAN ADMINISTRASI UNTUK MEDIA BERITA

Direktur Bagian Redaksi

General manager Bagian Pelaksana

Divisi pemasaran Bagian Koordinator Liputan

Divisi iklan Bagian Redaktur

Divisi keuangan Bagian Reporter

Divisi Percetakan

Program Ruang

1. Kegiatan dalam Media cetak

Secara umum, kegiatan dalam suatu bangunan media cetak dapat dikelompokkan atas 4

kelompok kegiatan, yaitu: kegiatan perkantoran, kegiatan produksi, kegiatan operasional, dan

kegiatan penunjang.

a. Kegiatan Perkantoran

Dimana kegiatan yang terdapat didalamnya berupa kegiatan tata usaha administrasi
perkantoran dan administrasi penyiaran. Unit perkantoran ini meliputi ruang-ruang kantor baik

berupa ruang kerja pribadi (direktur, wakil direktur, sekretaris, kepala bagian, dan kepala sub

bagian) maupun ruang kerja bersama (staff).

Perancangan ruang-ruang perkantoran perlu pengaturan yang baik agar efisien dan dapt

menciptakan suasana kerja sama (team work) yang baik antara berbagai bagian (divisi).

Fleksibilitas ruang juga diperlukan untuk pengaturan dalam penambahan atau pangurangan

suatu divisi tertentu.

b. Kegiatan Produksi

Kegiatan yang ada dalam proses produksi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:

1) Pra-produksi (perencanaan), diantaranya penaungan ide ke dalam outline, pembuatan

Berita/skrip dan sebagainya.

2) Produksi (Percetakan), berupa keseluruhan kegiatan Dalam melakukan percetakan koran.

3) Pasca produksi (Percetakan), merupakan semua kegiatan setelah percetakan di bawah

keruang sirkulasi dan dilakukan pengepakan untuk dibagikan ke loper dan penjual koran.

c. Kegiatan Operasional

Meliputi kegiatan operasional Media cetak berupa pengontrolan pelaksanaan kegiatan olah
berita sekaligus pelaksanaan Produksi percetakan. Seluruh kegiatan operasional berlangsung

dalam area pusat Kantor media cetak.

Hubungan antara kegiatan produksi dan kegiatan operasional sangat erat dimana

keduanya saling berhubungan dalam bentuk hubungan pelaku (para teknis) dan hubungan

elektronis dan mesin(kesatuan jaringan sistem peralatan elektronik dan mesin). Baik kegiatan

produksi maupun operasional keduanya membutuhkan suasana bebas bising, karena itu, harus

merupakan daerah yang bersifat privat, dimana untuk ruang-ruang kedua kegiatan tersebut tidak
sembarang orang dapat masuk. Yang dapat masuk hanya petugas teknisi, Karyawan Redaksi,

maupun pengunjung yang diundang dan telah memiliki kartu izin masuk.

d. Kegiatan Penunjang
Terdiri dari kegiatan penunjang produksi, kegiatan penunjang pengelolaan Kantor media

cetak serta kegiatan penerimaan publik.

1) Kegiatan penunjang produksi, berupa kegiatan Penyiapan berita sampai ke percetakan koran.

2) Kegiatan penunjang pengelolaan, yaitu makan dan minum pegawai, peribadatan,

pemeliharaan dan penyimpanan alat, dan lain-lain.

3) Kegiatan penerimaan publik, berupa menerima tamu/publik, sponsor dan lain-lain.

2. Kebutuhan Massa Bangunan

Dilihat dari jenis kegiatan yang berlangsung dalam sebuah media cetak, maka ruang-ruang

yang ada dapat dikelompokkan dalam massa-massa bangunan sebagai berikut:

Massa bangunan administrasi.

Massa bangunan redaksi

Massa bangunan percetakan

Massa bangunan mekanikal elektrikal

Massa bangunan Iklan

Masa bangunan pemasaran

Masa bangunan gudang

Masa bangunan meeting redaksi

Masa bangunan meeting manager

Masa bangunan tempat sholat

Masa bangunan tempat santai

Masa bangunan sirkulasi

Pengelompokan massa-massa bangunan ini sendiri juga dipertimbangkan dari hal-hal

antara lain: faktor kenyamanan, keamanan, fungsi terhadap massa bangunan serta dalam
perencanaan tapak dan ruang luar walaupun tidak menutup kemungkinan kesemuanya berada

dalam satu bangunan.

3. Kebutuhan Ruang

a. Dasar Pertimbangan

Kebutuhan ruang berdasarkan program kegiatan yang berlangsung, yang akan menentukan

fungsi dan pengaturan ruang.

Kebutuhan ruang berdasarkan pelaku kegiatan, sifat dan pola aktivitas dari pelaku kegiatan

tersebut.

b. Persyaratan Umum Ruang

Dapat menampung seluruh kegiatan, baik untuk bidang administrasi maupun produksi

berita.

Ruangan memiliki sirkulasi yang baik dan space yang cukup luas untuk memberikan

kebebasan bergerak dengan pertimbangan kapasitas maksimal yang sewaktu-waktu bisa

terjadi.

Tampilan bentuk yang dapat mencerminkan fungsi objek.

c. Persyaratan Khusus Ruang

Persyaratan khusus ini menyangkut tentang persyaratan teknis ruangan, meliputi

kenyamanan, pencahayaan, akustik, dan penghawaan.

Studi Besaran Ruang

Tujuan

Untuk mendapatkan optimalisasi pemenuhan kebutuhan ruang yang efektif dan efisien.

Dasar Pertimbangan

Jumlah pemakai
Jenis aktivitas

Fungsi dan jenis ruang

Asumsi yang dipakai

Tabel 3.5 Besaran Ruang

1. Ruang-ruang Bagian Untuk sebuah media cetak Koran 16 halaman

Nama Ruangan Kapasitas Standard Ruang Karakter & Sifat Luas Ruangan
Ruang
(m2)

Rg. Direktur 2 orang (asumsi) Tenang, private 25 m2

Rg. Redaksi 30 orang (asumsi) Tenang, private 130 m2

Rg. Ruang Lobby 6 orang (asumsi) Service 30 m2

Rg. Meeting 30 orang (asumsi) Tenang, private 180 m2

Rg. Iklan 2 orang (asumsi) Semi Publik 3x5=15m2

Rg. Pemasaran 2 orang (asumsi) Semi publik 3 x 5= 15 m2

Rg. keuangan 4 orang 6 m2/orang Tenang, private 4 x 6 = 24 m

Rg. Resepsionis / Sekuriti 2 orang (asumsi) Service 4 x 6 =24 m

Rg. Gudang (asumsi) Private 6 x 5 = 30 m

Rg. Even Organiser 4 orang (asumsi) Semi Publik 24 m2

Rg. Pantry / Ovice Boy (asumsi) Service 3 x 3 = 9 m2


Rg. Santai (asumsi) Semi Publik 4 x 4 = 16 m

Rg. Sirkulasi (asumsi) Ramai dan publik 4 x 5 = 20 m2

Rg. Percetakan 4 orang dan (asumsi) Private 15 x 20 = 300


4 mesin

Rg. Ovice Boy (OB) 4 orang (asumsi) Service 4 x 5 = 20 m

Rg. Kamar mandi /WC/Toilet (asumsi) Private 27 m2

Musholla + Ruang wudhu (asumsi) Tenang, semi 33 m2


private

Jumlah 919 m2

Sirkulasi 20 %
183.6 m2
TOTAL
795.6 (800) m

Jadi,Total luas lantai (TLL) = 800 m2

Keterangan :

A. Harian Gorontalo Post

B. Data Arsitek,

Konsep Dasar Rancangan

Konsep dasar yang digunakan dalam perencanaan objek berdasarkan filosofi objek adalah

sebagai berikut:

1. Informatif

Dimana objek dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi, dengan menghasilkan
suatu program Berita yang dapat memberikan informasi secara cepat dan akurat.
2. Komunikatif

Objek rancangan dapat menjadi sarana komunikasi bagi masyarakat pemakai, menjadi
penghubung antara masyarakat dengan masyarakat dan antara masyarakat dengan
pemerintah.

3. Edukatif

Objek dapat menghasilkan suatu program acara yang mendidik dan dapat dikonsumsi oleh
semua kalangan dengan tidak meninggalkan budaya yang ada.

4. Rekreatif

Objek dapat memberikan suasana santai dan menghibur dari dari berita-berita yang dibuat.

5. Komersil

Objek bersifat komersial, dimana terdapat aspek bisnis di dalamnya, diantaranya adalah
pihak-pihak yang menawarkan iklannya untuk di muat di koran..

Karakter utama dari sebuah kantor Media Cetak adalah sebagai wadah pelayanan dalam

rangka memberikan kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi serta sebagai sarana

untuk berkomunikasi secara cepat dan akurat, dan untuk jangkauan luas, maka objek ini memiliki

karakter fungsi sebagai berikut:

1. Terbuka untuk umum, untuk zona pelayanan jasa yang berhugungan langsung dengan
masyarakat, beberapa fasilitas yang disediakan dan digunakan pada program Berita tertentu
dengan mengundang peran serta masyarakat, misalnya program SMS membangun.

2. Tertutup untuk umum, untuk jenis kegiatan didalam Ruang redaksi yang membutuhkan
ketenangan dalam operasionalnya, meliputi kegiatan pembuatan berita.

3. Pemisahan zoning yang jelas terhadap zoning yang bersifat terbuka (Public dan Semi Private),
dan untuk zoning yang bersifat tertutup (Private dan Service). Konsep ini juga diterapkan pada
pola sirkulasi di dalam maupun di luar bangunan.

4. Penanganan struktur bangunan yang kokoh untuk dapat menopang beban bangunan dan
beban alam.

5. Konsep umum yang harus diperhatikan dalam perancangan objek untuk dapat mencapai
tujuan menciptakan suatu wadah yang dapat menampung semua aktivitas di dalamnya dan
memenuhi syarat standar sebuah media cetak, maka penekanan proyek ditegaskan pada
ruang-ruang di dalamnya dan penyelesaian akustik yang baik.

Konsep Dasar Bentuk


Secara umum bentuk-bentuk arsitektur merupakan hasil adaptasi dari bentuk-bentuk dasar

murni, yang oleh Francis D.K. Ching bentuk-bentuk dasar/murni itu terdiri atas:

Tabel 3.6 Konsep Dasar Bentuk

BENTUK SIFAT OLAHAN RUANG

Serentetan titik-titik yang Rileks dan santai Pergerakan leluasa.


disusun dengan dalam olahan
jarak yang sama dan Jika ditempatkan suatu Agak sulit dalam olahan
seimbang terhadap sebuah lingkaran pada suatu ruang.
titik bidang akan memperkuat
sifat alamnya sebagai
poros.

Jika menempatkan garis


lurus atau bentuk-bentuk
bersudut di sekitar bentuk
lingkaran dapat
menimbulkan perasaan
gerak putar yang kuat

Sebuah bidang datar yang Memberi kesan formal dan Mudah.


mempunyai 4 buah sisi yang kaku. Memberi kesan tertib
sama penjang dan 4 buah dan teratur. Menghadirkan Ruang terpakai secara
sudut 900. kesan dinamis, stabil, efisien.
statis, dan rasional.
Sirkulasi mudah.

Sebuah Menghadirkan kesan stabil Adanya sudut yang banyak,


bidang dan dinamis. akan membuat ruang tidak
datar yang terpakai secara efektif.
dibatasi Jika terletak pada satu sisi
oleh 3 buah merupakan bentuk yang Sirkulasi kurang leluasa.
sisi dan mempunyai 3 buah stabil dan seimbang.
sudut
Pada keadaan sangat kritis
akan tampak tidak stabil
dan cenderung jatuh.

Konsep gubahan bentuk didasarkan pada bentuk-bentuk dasar yang ada yang

dikombinasikan hingga membentuk pola geometri yang khas. Selain itu proses gubahan bentuk

ini merupakan proses yang didasarkan pula pada pertimbangan lingkungan sekitar, baik ditinjau
dari sirkulasi, view, dan lain-lain.

Secara garis besar proses gubahan bentuk dari satu bentuk dasar menjadi satu masa

bangunan yang vertikal:

Gambar 3.13 Gubahan bentuk

I. Sistem Struktur

Dalam proses penetuan sistem struktur, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

Kondisi tanah.

Mudah dalam pengerjaan, ekonomis, dan praktis dalam pemeliharaan.

Struktur dapat dipertanggungjawabkan dari segi keamanan.

Dapat menahan beban antara lain: beban angin, beban gempa, dan sebagainya.

Bentuk dan besaran ruang yang direncanakan pada objek rancangan.

Dimensi kolom ditentukan berdasarkan ketinggian bangunan, jarak bentangan, dan daya
dukung tanah.

Mudah mendapatkan material struktur dan tenaga kerja.

Daya tahan struktur terhadap gempa dan iklim.

Sirkulasi dalam bangunan.

Berdasarkan kriteria-kriteria di atas, maka rencana pemilihan struktur bangunan adalah


sebagai berikut:

Tabel 3.7 Faktor Pemilihan Struktur Bangunan

Bahan
No. Faktor
Beton Baja Komposit

1. Sifat Mudah dibentuk Kaku, bentuk tertentu Kaku

2. Kekuatan Kuat terhadap Kuat terhadap gaya Kuat terhadap


tekanan tarik gaya tarik dan
3. Daya Tahan tekan
Dapat mencapai Dapat mencapai suhu
4. a. Terhadap Api
sushu 100-4500C 2500C Cukup tahan
terhadap api
5. b. Terhadap Cuaca
Non Korosi Korosi
Tergantung
6. Pemasangan
Angka pemuaian Angka pemuaiannya variasi bahan
7. Waktu dan kecil besar pembentuknya
pelaksanaan
Oleh tenaga ahli Harus dengan tenaga Harus dengan
Macam menengah ahli tenaga ahli

Elemen yang di Dikerjakan secara Dapat dalam waktu Dapat dalam


bentuk bertahap singkat waktu singkat

Tergantung pada Tidak tergantung cuaca Tergantung pad


cuaca cuaca
Elemen dibuat di pabrik
System cetak di Tergantung dari
Macam-macam ukuran
tempat variasi
dan bentuk
Beton bertulang Banyak
Balok
peluasan variasi
Beton pra cetak
kolom
Balok
Balok
Kolom
Kolom
Dinding
Dinding
Lantai
Lantai

J. Lower Struktur

Pemilihan sistem pondasi harus memenuhi kekokohan dalam menerima beban dan gaya
yang bekerja kepadanya. Secara garis besar tipe-tipe pondasi yang dapat digunakan adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.7 Tipe-tipe Pondasi


No. Tipe Pondasi Kelebihan Kekurangan
Pondasi

1. Pondasi Pondasi tiang Tahan pada gempa dengan Biaya pengerjaan


titik pancang intensitas kecil relatif mahal,
khususnya bila
Dapat menahan menggunakan
material baja.
Gaya tekan
Pertimbangan alat
Tidak memerlukan pekerjaan
yang tersedia
galian karena tiang-tiang
langsung ditancap ke tanah Menimbulkan getaran
dan kebisingan pada
Letak lapisan tanah kasar
lingkungan sekitar
berada jauh ( 6-10 m)

Digunakan pada lapisan tanah


lunak

Materialnya dapat berupa


kayu, beton, baja, dan
gabungan

2. Pondasi Pondasi Cukup efektif menahan gempa Tidak bisa digunakan


garis jalur/pondasi pada bangunan
tapak Digunakan pada lapisan tanah berlantai banyak (lebih
yang cukup keras dari 5)
Biaya pengerjaan relatif tidak
mahal

Pengerjaannya cepat

Penggunaan peralatan yang


memadai

3. Pondasi Pondasi rakit Cocok pada daerah yang labil Penggunaannya


bidang (daya dukung tanah kecil atau digabungkan dengan
daerah yang sering bergetar) pondasi lain agar lebih
baik fungsinya
Digunakan pada daerah rawa
Biaya pengerjaan
relatif mahal

Pengerjaan di
lapangan
membutuhkan tenaga
ahli dan peralatan
yang memadai
4. Pondasi Pondasi Cocok untuk daerah dengan Biaya pengerjaan
ruang sumuran intensitas gempa yang besar cukup mahal

Digunakan apabila lapisan Teknik pengerjaan


tanah keras antara 2-8 m di memerlukan kontrol
bawah muka tanah yang baik

Memudahkan pendirian
bangunan di daerah berkontur
tidak rata

Dalam perencanaan objek media cetak ini, dimana lokasinya berada pada daerah yang
sebagian lahan telah mengalami penimbunan dengan kondisi tanah yang cuckup labil, maka
pemilihan struktur bagian bawah yang akan digunakan adalah jenis pondasi telapak yang
dikombinasikan dengan sumuran.

K. Main Struktur

Semua bangunan yang terletak di atas tanah disebut sebagai Main Struktur, yang secara
garis besarnya berupa dinding dan atap bangunan.

1. Dinding

Tabel 3.9 Material Dinding

No. Material Kelebihan Kekurangan

1. Kaca Bersifat transparan Mudah retak

Estetis Harganya mahal

Bahannya tipis

2. Multiplex Bahannya ringan Mudah terbakar

Mudah pemasangannya Tidak tahan air

3. Tidak mahal Mudah retak

Tidak mudah terbakar

Bahannya tidak terlalu berat

4. Batu Bata Tidak mudah terbakar Bahannya cukup berat

5. Batu alam Pengerjaannya mudah Bahannya cukup berat


Harganya tidak terlalu mahal

Dapat menahan suhu dan


bunyi dengan baik

Mudah di buat texture

2. Atap

Tabel 3.10 Material Atap

No. Material Kelebihan Kekurangan

1. Kayu Ringan Tidak tahan lama

Mudah dan praktis dalam Mudah lapuk


pemasangan
Mudah terbakar
Murah

Mudah didapat

2. Beton Kuat Berat dan mahal

Tahan lama Beban atap cukup berat

Mudah didapat Lemah terhadap gaya tarik

3. Baja Kuat terhadap gaya tekan dan Mahal


gaya tarik
Berat
Dapat digunakan pada
bentangan yang cukup lebar Tidak tahan panas/api

3. Material Penutup Atap

Tabel 3.11 Material Penutup Atap

No. Material Kelebihan Kekurangan

1. Seng Ringan Mudah berkarat

Mudah dibentuk Tidak efisien

Murah

2. Genteng Ringan Mudah pecah dan bocor


Tahan terhadap perubahan Agak sulit dibentuk
cuaca
Kurang estetis untuk
Murah bentangan besar

3. Plat Aluminium Ringan Mahal

Praktis

Mudah dibentuk

Tahan lama

Estetis

Tahan api

4. Plat Beton Kuat Mahal

Tahan lama Berat

Mudah dibentuk Tidak praktis dalam


pemasangan
Tahan terhadap perubahan
cuaca

Dari beberapa analisa di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Untuk material penutup dinding yang digunakan adalah batu bata dan kaca guna mendapatkan
ketahanan fisik yang baik. Khusus pada ruang-ruang studio produksi, terdapat dua lapis

dinding dengan rongga udara diantaranya sebagai persyaratan akustik.

Untuk material atap dan penutup atap yang diterapkan pada objek sebagian besar adalah plat

beton.

L. Sistem Utilitas

Pada perancangan objek, hal lain yang harus diperhatikan adalah sistem utilitas yang
merupakan saran penting dalam tugas operasional, yang terdiri dari:

1. Sistem Jaringan Listrik

Tenaga listrik utama pada objek berasal dari PLN (Prusahaan Listrik Negara), sedangkan
untuk sumber listrik cadangan berasal dari generator/diesel pembangkit listrik yang akan secara
otomatis bekerja apabila terjadi pemadaman listrik dari PLN, begitu juga sebaliknya.

Gambar 3.14 Distribusi Listrik

2. Sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaan pada ruangan menggunakan pencahayaan alami melalui bukaan-

bukaan pada ruangan, orientasi ruang dan bangunan, dan penggunaan material kaca yang
dominan. Sedangkan untuk pecahayaan buatan khususnya digunakan pada ruang-ruang yang
berhubungan langsung dengan kegiatan produksi, terutama untuk ruangan redaksi yang tidak

memungkinkan adanya bukaan untuk pencahayaan alami.

Khusus untuk ruang Percetakan, jenis lampu yang digunakan adalah lampu khusus untuk

Percetakan, digantung pada setiap sudut ruang percetakan. Dan ditambah dengan lampu ultra
violet pada ruang Paste Up.

3. Sistem Jaringan Air Bersih

Penyediaan air bersih dalam bangunan disuplay dari PDAM (Perusahaan Daerah Air
Minum). Sumber air bersih tadi ditampung dalam water tank (tangki-tangki air) yang terletak di
bawah, kemudian dipompa ke tangki-tangki penampungan air yang terletak di bagian atas

bangunan (top floor), untuk kemudian didistribusikan ke tiap lantai untuk digunakan pada toilet,
dapur restaurant, sistem penghawaan dan pemadam kebakaran.Sebagai sumber cadangan akan

disediakan sumur bor dengan unit pengolahan air bersih.

Gambar 3.15 Distribusi Air Bersih

4. Sistem Pembuangan

Sistem pembuangan ini terbagi atas beberapa bagian yaitu sistem pembuangan air kotor,
pembuangan air hujan dan pembuangan sampah.

a. Pembuangan Air Kotor

Air kotor berasal dari dapur restaurant, wastafel dan kamar mandi atau toilet dialirkan

melalui saluran terbuka dan tertutup ke riol kota. Sedangkan kotoran padat berasal dari kloset
langsung dialirkan ke septictank kemudian air limbahan dialirkan ke dalam sumur resapan.

b. Pembuangan Air Hujan

Air hujan dialirkan ke luar tapak melalui saluran-saluran yang telah disediakan dalam tapak,
untuk kemudian dialirkan ke saluran induk kota/riol kota. Untuk saluran tertutup, pada jarak
tertentu diletakkan bak pengontrol untuk mencegah bahaya tersumbat.

c. Pembuangan Sampah

Sampah terbagi atas sampah basah, sampah kering, sampah yang dapat didaur ulang
(organik) dan sampah yang tidak dapat didaur ulang (unorganik). Untuk pembuangan sampah
diletakkan tempat-tempat sampah yang telah disediakan, kemudian dikumpulkan dan dibuang ke
bak sampah di luar bangunan, untuk kemudian diproses dengan cara dibakar atau diangkut oleh
kendaraan sampah dan dibawa ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA).

Gambar 3.16
Sistem
Pembuangan
Sampah

5. Sistem

Penghawaan

Dalam menentukan jenis penghawaan yang digunakan, didasarkan pada pertimbangan:

Kondisi lingkungan

Jenis aktivitas

Kapasitas dan sifat ruang


Sistem penghawaan pada objek terbagi atas dua, yaitu penghawaan alami dengan
mengandalkan bukaan-bukaan pada ruangan, dan sistem penghawaan buatan dengan
menggunakan pengkondisian udara (Air Conditioning/AC), yang terbagi atas 2 sistem, yaitu:

a. Sistem AC Central

Digunakan pada ruang-ruang studio, announcer booth, ruang PST, ruang CST, ruang editing,
ruang Master Control, ruang transmisi, ruang VTR, dan ruang-ruang lainnya yang
berhubungan langsung dengan studio produksi, peralatan produksi dan peralatan pemancar.

Suhu dalam ruangan-ruang tersebut harus tetap stabil antara 180-200 C, yang digunakan
khusus untuk peralatan karena akan berpengaruh terhadap kerja dan umur peralatan

tersebut.

b. Sistem AC Split

Digunakan pada ruang-ruang pengelola, ruang karyawan/staff, ruang make up, ruang ganti,
ruang-ruang umum, dan restaurant.

Fungsi AC sendiri adalah:

Mengatur temperatur ruang

Mengatur kelembaban atau kadar air dalam udara

Mengatur sirkulasi udara

Membersihkan udara

Gambar 3.17 Skema kerja AC

6. Sistem Komunikasi

Sistem komunikasi yang digunakan pada objek ini terbagi dalam dua bagian, yaitu:

Private Automatic Branch Exchange (PABX), yaitu sistem jaringan telepon yang menggunakan
operator sentral yang bertugas untuk menyalurkan sambungan telepon dari dan ke objek

pada setiap massa bangunan dan setiap ruang yang dituju. Sistem ini juga berfungsi
sebagai intercom.
Gambar 3.18 Sistem Telepon PABX

Jaringan telepon dengan sistem sambungan (direct line).

7. Sistem Pemadam Kebakaran

Sistem pemadam kebakaran merupakan bagiang dalam sebuah sistem utilitas. Hal ini
mutlak diperlukan demi keamanan dalam melaksanakan aktivitas pada sebuah bangunan.

Sebagai upaya awal maka sedapat mungkin dalam pemilihan material bangunan menggunakan
sedikit material yang mudah menyala, atau menggunakan material yang tahan api.

Untuk menanggulangi adanya bahaya kebakaran, setiap ruangan dilengkapi dengan tabung
CO2 dengan letak yang strategis. Tabung CO2 juga merupakan alternatif terutama pada

bangunan/ruang yang memiliki peralatan khusus berupa peralatan elektronik yang tidak boleh
terkena air. Selain itu, sistem pemadam kebakaran mekanis dengan sistem pemadam langsung
berupa ketersediaannya sprinkler yang akan memancarkan air secara otomatis setelah

mendapat sinyal dari detektor asap (Smoke Detector) yang sekaligus mengirim tanda bahay
kebakaran ke ruang control. Sprinkler itu sendiri diletakan pada plafond bangunan dengan jarak

maksimum 3 meter, dan suplay air untuk sprinkler diambil dari penampung air. Diluar bangunan
di tempatkan fire hydrant dengan jarak 50 meter.

Gambar 3.19 Sistem Pemadam Kebakaran

M. Penataan Ruang Luar

Berdasarkan fungsi objek yang merupakan bangunan yang berhubungan dengan banyak
orang dalam fungsi pelayanannya, maka diperlukan suasana yang nyaman dalam melakukan

aktivitas. Penataan ruang luar yang apik sangat diperlukan, disamping karena tuntutan ruang
luar, tapi juga karena aktivitas produksi sendiri terkadang dilakukan dalam ruang terbuka. Dalam
menciptakan suasana tersebut, maka konsep ruang luar yang digunakan adalah:

a. Ruang luar yang dibuat harus memperhatikan lingkungan sekitar tapak, agar dapat diciptakan
pola dan suasana yang berhubungan dan sesuai dengan yang diinginkan.

b. Menggunakan tanaman sebagai salah satu unsur ruang luar yang berfungsi sebagai pananda

adanya aktivitas, panghias, serta pengarah sirkulasi. Untuk menghasilkan suasana itu dapat
digunakan jenis pohon cemara atau palem botol. Sedangkan untuk menciptakan suasana

enclosure yang berfungsi sebagai buffer maka digunakan jenis tanaman berdaun lebat seperti
kirai payung.

c. Dalam menghadirkan sebuah pola ruang luar yang baik, juga perlu diperhatikan elemen-
elemen ruang luar seperti:

Pedestrian Way, sebagai jalan penghubung antar massa yang diperuntukkan bagi pejalan
kaki.

Immediacy, merupakan elemen ruang luar yang bersifat kontrol tapi menghasilkan kesan
akrab dan ramah yang juga berfungsi sebagai pengarah visual, peneduh, dan sebagai
isolator terhadap debu dan suara yang mengganggu.

Hazard, berupa penggunaan pagar atau elemen pemisah, seperti pohon, yang berfungsi
sebagai pengaman dari tempat-tempat yang bersifat privat.

Possession Movement, biasa digunakan pada jalur bagi kendaraan atau pejalan kaki
sehingga ada perbedaan antara kedua jalur tersebut dengan menggunakan jenis material
yang berbeda.

Vocal Point, sebagai titik tangkap agar orang sadar akan situasi sekitar, serta
memperhatikan situasi yang ada disana juga memberitahukan kepada orang bahwa dia
telah sampai pada tujuan. Elemen ini berfungsi sebagai simpul pusat pertemuan dan
pengatur sirkulasi.

KESIMPULAN

Setiap daerah pasti ingin memiliki Media Cetak sendiri, agar lebih mudah dalam

memberikan berita-berita seputar daerah tersebut.

Seperti di daerah Gorontalo khususnya yang telah memiliki sebuah Media Cetak Gorontalo

Post, tetapi belum memenuhi standar. Maka, direncanakanlah sebuah Media Cetak yang
memenuhi standar untuk sebuah kantor media cetak yang layak huni.

Untuk merencanakan sebuah Media Cetak haruslah diperlukan data-data yang lengkap
agar bisa mendapat suatu hasil rancangan yang baik dan memadai.

Penerapan konsepsi yang sudah ditentukan dalam rancangan fisik bangunan nanti, tidak
semuanya sama dengan apa yang ada. Yang berarti rancangan tersebut akan menyimpang

sedikit, tetapi penyimpangan tersebut tidak akan berpengaruh.


DAFTAR RUJUKAN

Media Cetak Gorontalo post dan Media Cetak Jawa Post

LAMPIRAN

GAMBAR KETERANGAN

5 org x 3,67
300
1 meja kerja 0,6x1,5

1 kursi kerja 0,5x0,5

2 kursi tamu 0,5x0,5


300
1 sofa L

1 lemari file

1 meja komputer

4 orang x 3,67
300
1 meja kerja 0,6x1,5

300 1 kursi kerja 0,5x0,5

2 kursi tamu 0,5x0,5

1 lemari file

1 meja komputer

4 orang x 3,67

1 meja kerja 0,6x1,5

1 kursi kerja 0,5x0,5

2 kursi tamu 0,5x0,5

1 lemari file

1 meja komputer
4 orang x 3,67

1 meja kerja 0,6x1,5

1 kursi kerja 0,5x0,5

2 kursi tamu 0,5x0,5

1 lemari file

1 meja komputer

4 orang x 3,67

1 meja kerja 0,6x1,5

1 kursi kerja 0,5x0,5

2 kursi tamu 0,5x0,5

1 lemari file

1 meja komputer

4 orang x 3,67

1 meja kerja 0,6x1,5

1 kursi kerja 0,5x0,5

2 kursi tamu 0,5x0,5

1 lemari file

1 meja komputer

4 orang x 3,67

1 meja kerja 0,6x1,5

1 kursi kerja 0,5x0,5

2 kursi tamu 0,5x0,5

1 lemari file

1 meja komputer

4 orang x 3,67

1 meja kerja 0,6x1,5

1 kursi kerja 0,5x0,5


2 kursi tamu 0,5x0,5

1 lemari file

1 meja komputer

4 orang x 3,67

1 meja kerja 0,6x1,5

1 kursi kerja 0,5x0,5

2 kursi tamu 0,5x0,5

1 lemari file

1 meja komputer

adi jago di 10.28

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Beranda
Lihat versi web

Mengenai Saya

adi jago
gorontalo, gorontalo, Indonesia
orang paling jujur
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai