CARING
BATASAN
Caring dinyatakan sebagai suatu cara berperilaku dan memperlakukan orang lain sebgai
manusia, sikap moral yang tinggi, interaksi interpersonal, dan juga intervensi yang terapeutik.
Caring practice meliputi koneksi, saling pengakuan, dan keterlibatan antara perawat dan klien
TUJUAN
1. Partisipasi klien dalam perawatan meningkat
2. Kondisi kesehatan klien meningkat
3. Perawat mengidentifikasikebutuhan klien dengan baik
4. Kehadiran perawat yang dapat dirasakan oleh klien, sehingga terjalin hubungan partnership
antara perawat dan klien
5. Tumbuhnya rasa empati
6. Perawat mampu mengidentifikasi kemampuan atau kekuatan klien dan keluarga
PRINSIP
Tindakan caring dilakukan terintegrasi dalam setiap tindakan keperawatan
ALAT
Alat yang diperlukan terkait dengan tindakan keperawatan yang diberikan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
PROSEDUR TINDAKAN
1. Lakukan persiapan A-G sesuai indikasi tindakan
2. Panggil klien dengan nama yang disenanginya
3. Sebutkan kelebihan klen
4. Tunjukkan sikap mendahulukan kepentingan klien daripada kepentingan pribadi
5. Berikan waktu untuk klien sekalipun sedang sibuk
6. Tunjukkan sikap penuh perhatian dan dengarkan apa yang menjadi keluhan dan
kebutuhan klien
7. Tunjukkan sikap menghargai dan menghormati pendapat dan keputusan klien terkait
dengan perawatannya
8. Lakukan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan status kesehatan
klien dengan sikap yang menghargai
9. Lakukan tindakan penutup V-Z
DOKUMENTASI
1. Respon klien terhadap intervensi
2. Waktu dan tanggal intervensi
Referensi :
Berman, Audrey. (2016). Kozier & erbs fundamental of nursing: concepts, practice, and
process 10thediton. USA: Pearson.
Herdman, T.H., & Kamitsuru, S. (2014). NANDA nursing diagnosis: definition and
classifiction 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell.
2.Universal Precaution????
3. MEMBINA KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN KLIEN DAN
KELUARGA (KOMUNIKASI)
DEFINISI
Komunkasi terapeutik adalah suatu proses dimana pearawat meggunakan pendekatan
terencana untuk mempelajari klien, proses dipimpin oleh seorang profesional dimana informasi
yang didapat bersifat rahasia (Perry, 2009). Komunikasi terapiutik mengembangkan interaksi
interpersonal yang berfokus pada klien dan keluarga (Videbeck, 2011). Komunikasi ini bersifat
efektif, memiliki tujuan yang jelas dan bermanfaat bagi klien. Fokus komunikasi ini untuk
dapat memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah yang dialaminya. (White, Duncan, dan
Baumle, 2011).Outcome dari komunikasi ini dapat dilakukan implementasi dari proses
keperawatan (Townsend, 2008).
TUJUAN
Untuk membangun kepercayaan, mendapatkan informasi yang dibutuhkan, memberikan
perilaku caring, dan menggali perasaan klien (White, Duncan, dan Baumle, 2011).
INDIKASI
Semua klien dalam pemberian asuhan keperawatan.
PRINSIP
Jaga privasi klien, menggunakan teknik sentuhan yang profesional, perhatikan kultur budaya
kepercayaan yang dianut klien, mendengar secara aktif dan menjaga kerahasiaan informasi
(Videbeck, 2011; Perry 2009).
PRAINTERAKSI
FASE TERMINASI
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Sesuai dengan tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
REFERENSI
Potter, A.P & Perry, G.A. (2009). Fundamental Keperawatan Edisi 7. Jakarta: Salemba
Medika. (Original work published 2009)
Taylor, C. R., Lillis, C., LeMone, P., Lynn, P. (2011). Fundamentals of Nursing: The Art and
Science of Nursing Care. Seventh Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Townsend, M.C. (2008). Nursing Diagnosed in Psychiatric Nursing Care Plans and
Psychotropic Medication. 7th Ed. Philadelphia: F. A. Davis.
Videbeck, S. L. (2011). Psychiatric-Mental Health Nursing. Fifth Edition. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
White, L., Duncan, G., Baumle, W. (2011). Foundation of Basic Nursing Third Edition. New
York. Delmar Cengange Learning.
DEFINISI
Kecemasan adalah suatu perasaan tidak nyaman yang merupakan respons terhadap ketakutan/
kehilangan sesuatu yang bernilai (respon sering tidak spesifik atau tidak diketahui). Kecemasan
berfluktuasi antara respon adaptif dan maladaptif (antisipasi sampai panik).
TUJUAN
1. Kemampuan klien dalam mengatasi kecemasan meningkat
2. Tingkat kecemasan klien berkurang
INDIKASI
Stres situasional, ancaman kematian, ancaman atau perubahan status kesehatan, perpisahan
dengan support system (keluarga, teman, dll), gangguan sensori, sulit tidur dan gelisah, menarik
diri dan pasif, serta ketakutan.
PRINSIP
Sesuaikan tindakan dengan respons dan kondisi klien
DOKUMENTASI:
Perasaan klien, kemampuan melakukan koping setelah diajarkan, tingkat ansietas, rencana
tindak lanjut.
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
1. Ansietas
2. Ansietas kematian
3. ketakutan
REFERENSI
Bulecheck, G. M., Dochterman, J. M., Butcher, H. K., & Wagner, C. M. (Eds.). (2013). Nusing
international classification (NIC) (6th ed.). St. Louis: Elsevier.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2010). Nursing care plans: guidelines for
individualizing client care across the life span(8th ed.). Philadelphia: F. A. Davis
Company.
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). (2014). NANDA International Nursing Diagnoses:
Definitions & Classification, 20152017(10th ed.). Oxford: Wiley Blackwell.
BATASAN
Kehilangan ditunjukkan dengan distress fisik, psikologi, perilaku, dan sosial. Kehilangan
merupakan bentuk perubahan dari sesuatu yang semula ada menjadi tidak ada atau kondisi
terjadinya sesuatu yang tidak diharapkan (Keliat, Novi, & Farida, 2007). Berduka merupakan
proses yang bersifat aktual, didalamnya menyertakan respon emosional, fisik, spiritual,
perilaku sosial, dan intelektual yang dirasakan oleh individu, keluarga, maupun komunitas,
serta tidak dapat diantisipasi dan diterima dalam kehidupan (Herdman & Kamitsuru, 2014).
Berduka akibat kehilangan terdiri dari beberapa tahapan yaitu menyangkal, marah, tawar
menawar, depresi, dan menerima.
TUJUAN
Klien segera mencapai tahap penerimaan.
INDIKASI
1. Kematian pasangan atau anak
2. Kematian orangtua
3. Kematian akibat pembunuhan
4. Kehilangan fisiologis
5. Respon kehilangan seperti menangis, marah, gangguan tidur, kehilangan nafsu makan
KONTRAINDIKASI
-
PRINSIP
Tindakan disesuaikan dengan tahap berduka pada klien
ALAT
Disesuaikan dengan tindakan keperawatan yang diberikan:
Kertas dan pena untuk menyusun rencana kehidupan selanjutnya bagi klien yang
mencapai tahap penerimaan
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Dukacita
DOKUMENTASI
REFERENSI
1. Definisi
Perencanaan pulang atau discharge planning adalah proses mempersiapkan klien untuk
meninggalkan satu unit pelayanan ke unit pelayanan lain di dalam ataupun di luar agen
pelayanan kesehatan umum (Berman, Synder, & Kozier, 2008)
2. Tujuan Tindakan
a. Meningkatkan kerjasama antara perawat dan klien
b. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan melakukan perawatan diri
c. Mengetahui tindakan lanjut program pengobatan
3. Indikasi
a. Semua klien yang diterima dalam pelayanan kesehatan
4. Prinsip
a. Dilakukan sejak klien masuk rumah sakit
b. Berfokus pada kebutuhan klien
c. Melibatkan keluarga
5. Peralatan
a. Rencana pengajaran/ satuan acara pengajaran (SAP)
b. Media pengajaran: materi pengajaran (leaflet, booklet, dll), alat peraga atau
demonstrasi, dsb
6. Pengkajian
Menurut Berman, Synder dan Kozier (2008), terdapat parameter pengkajian discharge
planning yaitu:
a. Data personal dan kesehatan klien meliputi usia, jenis kelamin, berat badan,
tinggi badan, budaya dan kepercayaan klien, status medik, status kesehatan saat
ini, prognosis, dan pembedahan
b. Kemampuan performa melakukan aktivitas sehari-hari meliputi kemampuan
berpakaian, makan, mandi, toileting, ambulasi (dengan atau tanpa
menggunakan alat bantu jalan), perpindahan tubuh (dari tempat tidur ke kursi,
dari dalam keluar kamar mandi), menyiapkan makanan, transportasi, berbelanja
c. Disabilities/ keterbatasan meliputi kehilangan kemampuan sensori (melihat,
mendengar), kehilangan kemampuan motorik (paralisis, amputasi), gangguan
komunikasi, kebingungan mental atau depresi, inkontinensia
d. Sumber finansial meliputi sumber finansial dan kebutuhan seperti peralatan,
kebutuhan sehari-hari, pengobatan, pengadaan makanan tertentu
e. Dukungan masyarakat seperti anggota keluarga, teman, tetangga, relawan
sepert layanan gizi, pusat kesehatan, komunitas perawatan kesehatan, home
care.
f. Pengkajian bahaya rumah meliputi keamanan (tangga dengan atau tanpa
pegangan, pencahayaan, lorong, karpet), hambatan perawatan diri.
g. Kebutuhan asisten perawatan kesehatan
7. Diagnosa
a. Defisit pengetahuan
b. Kesiapan meningkatkan pengetahuan
8. Implementasi dan Rasional
No Tindakan Rasional
1 Berdoa Persiapan diri perawat
2 Validasi perlunya prosedur pada status Memastikan ketepatan
medis atau rencana keperawatan klien dan proseduryang
akan dilakukan
3 Siapkan diri perawat/mahasiswa
~Penguasaan konsep terkait dengan - Penguasaan konsep
prosedur, seperti batasan, rasional, tujuan, dan prosedur yang akan
prinsip dan tahapan tindakan dilakukan
memudahkan perawat
~Perhatikan universal precaution terhadap dalam menyampaikan
bahaya infeksi dengan mencuci tangan dan edukasi kepada klien
menggunakan alat pelindung diri atau APD - cuci tangan dan APD
mencegah terjadi
infeksi
4 Beri salam terapeutik Salam terapeutik dapat
membangun hubungan
saling percaya dengan
klien
5 Siapkan alat sesuai dengan kebutuhan Persiapan alat untuk
prosedur mengetahui tindakan
yang akan dilakukan
perawat disesuaikan
dengan kondisi klien
6 Siapkan klien - Kooperatif dan
~Bina hubungan saling percaya kenyamanan klien
~Membuat kontrak tindakan: meningkat ketika
aktivitas/topik, tujuan, waktu, tempat dan mengetahui rasional
tahapan prosedur tindakan yang akan
~Dukung privacy klien dilakukan
~Bila memungkinkan ajak klien bekerja
sama dalam prosedur ini
9. Dokumentasi
a. Pendidikan kesehatan yang dibutuhkan
b. Pendidikan kesehatan yang diberikan
c. Respon klien (respon subjektif dan objektif)
d. Tanggal dan waktu pelaksanaan
e. Nama perawat dan paraf
10. Pengetahuan lain yang diperlukan
a. Jenis-jenis mediasi
b. Perawatan diri
Referensi
Birjani, A. dan Bragg, L.M. (2008). Discharge Planning Handbook for Healthcare. Boca
Raton: CRC Press Taylor & Francis group.