Anda di halaman 1dari 9

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG

DIFFERENCES OF BIRD TYPES

(IN FIELD FOOT BALL UNIVERSITY OF LAMPUNG)

Rama Adika Permana


Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Jl.Soemantri brojonegoro no. 1 bandar lampung, Telp.+62822269410472
E-mail: ramaadikap@gmail.com

ABSTRAK

Pengamatan yang telah dilakukan di Lapangan Sepak Bola Universitas Lampung dengan
tujuan untuk melihat Kemerataan, Kekayaan, Keragaman burung. Metode yang
digunakan ialah point count (titik hitung) dengan mengikuti jalur yang ada. Selama
pengamatan total komposisi jenis di keseluruhan habitat ialah 53 jenis burung. Secara
keseluruhan frekuensi tertinggi di setiap titik pengamatan dimiliki oleh jenis walet linci
(Colocalia linchi). Nilai keanekaragaman spesies burung di Lapangan Sepak Bola Unila
sebesar 1,1. Sedangkan nilai kekayaan spesies burung di Lapangan Sepak Bola Unila
sebesar 0,76 dan nilai kemerataan spesies di Lapangan Sepak Bola Unila sebesar 1,79.

Kata kunci : Burung, Kemerataan, Kekayaan, Keragaman dan Point count.

ABSTRACT

Observations have been made at Lampung University Football Field with the aim to see
evenness, richness, diversity of birds. The method used by the point (point of count) with
the existing path. During the total observation of species composition in the habitat is 53
species of birds. Overall the highest frequency at each observation point by the type of
walet linci (Colocalia linchi). The diversity of bird species in the Football Field of Unila
is 1.1. Meanwhile, in the field Unila of 0.76 and fairness value in the field Unila 1.79.

Keywords : Birds, Allergies, Wealth, Diversity and Point count.


PENDAHULUAN

Burung adalah salah satu makhluk yang mengagumkan. Berabad-abad burung


menjadi sumber inspirasi dan memberikan kesenangan kepada masyarakat Indonesia
karena keindahan suara dan bulunya. Burung juga meru-pakan indikator yang sangat
baik untuk kesehatan lingkungan dan nilai keanekaragaman hayati lainnya (Rombang &
Rudyanto, 1999).

Sebagai salah satu komponen ekosistem, burung mempunyai hubungan timbal


balik dan saling tergantung dengan lingkungannya. Atas dasar peran dan manfaat ini
maka kehadiran burung dalam suatu ekosistem perlu dipertahankan (Arumasari,
1989).

Burung hidup dan berkembangbiak pada sebagian besar habitat darat dan pada
tujuh benua, hingga mencapai koloni ekstrem mereka pada koloni perkembangbiakan
Petrel Salju hingga pada ketinggian 440 kilometer (270 mi) di pedalaman Antartika.
Diversitas tertinggi burung terdapat di wilayah tropis. Ini juga sudah dipikirkan
sebelumnya bahwa keragaman tertinggi burung adalah hasil dari tingkat spesiasi di
daerah tropis, bagaimanapun studi terbaru menemukan spesiasi tingkat tertinggi di lintang
tinggi yang diimbangi dengan tingkat kepunahan lebih besar daripada di daerah tropis.

Sebagian besar burung menempati berbagai lokasi dalam ekologi. Sementara


beberapa burung umum yang lain menempati tempat yang sangat khusus di habitatnya
atau berdasarkan di mana letak jenis makanannya berada. Bahkan di dalam sebuah habitat
tunggal, seperti hutan, area ini bisa ditempati oleh berbagai jenis burung yang bervariasi,
dengan beberapa spesies hidup dalam hutan kanopi, beberapa di bawah kanopi itu sendiri,
serta beberapa yang lainnya dalam dalam hutan itu sendiri. Burung yang hidup di sekitar
perairan umumnya mencari makanan dengan memancing, memakan tanaman, dan
membajak makanan hewan lain. Burung pemangsa mengkhususkan diri pada berburu
hewan atau burung lain.
METODE PRAKTIKUM

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Praktikum pengamatan burung dengan metode point count ini dilaksanakan di


lapangan sepak bola Unila pada tanggal 15 september 2017 pada pukul 08.40 .

B. Peralatan dan Bahan yang digunakan

Alat yang digunakan dalam praktikum adalah ATK, Stop watch, kamera berupa
handphone. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah tally sheet
dan buku panduan identifikasi burung.

C. Cara Kerja

Metode Point Count/ IPA


1. Menentukan titik pusat pengamatan.
2. Mengukur radius atau jarak dari titik pusat ke garis lingkaran terluar sebesar 30
meter (penentuan radius berdasarkan kondisi lapangan, jenis dan tingkah laku
satwa).
3. Menentukan jarak antara garis lingkaran terluar antara titik pengamatan secara
sistematik (15 m).

30 15 m 30

4. Melakukan pengamatan satwaliar (terutama burung) dalam plot pengamatan


dengan pedoman titik pusat pengamatan.

D. Analisis Data

a. Keanekaragaman Jenis
Penghitungan keanaekaragaman jenis satwaliar pada praktikum ini
menggunakan indeks Shannon-Wiener dalam Ludwing dan Reynolds
(1988), dengan persamaan sebagai berikut :

= ( )
=

Keterangan :
H = Indeks keanekaragaman jenis
S = Jumlah spesies
Pi = Proporsi individu suatu spesies terhadap keseluruhan individu
yang dijumpai,
dengan Pi didapatkan dari Pi = ni suatu jenis / n total
Ln = Logaritma natural

b. Kekayaan Jenis
Perhitungan kekayaan jenis satwa liar pada praktikum ini menggunakan
indeks Margalef dalam Ludwing dan Reynolds (1988), dengan persamaan
sebagai berikut :


=
()

Keterangan :
R = Indeks kekayaan jenis
S = Jumlah spesies
Ln = Logaritma natural

c. Kemerataan Jenis
Perhitungan kemerataan jenis satwa liar pada praktikum ini menggunakan
indeks kemerataan J of Pielou dalam Ludwing dan Reynolds (1988),
dengan persamaan sebagai berikut :


=
()
Keterangan :
E = Indeks kekayaan jenis
S = Jumlah spesies
Ln = Logaritma natural

Praktikum ini dilakukan di lapangan sepak bola universitas lampung dengan


menggunakan metode point count method, Point count adalah metode sensus satwa
dengan konsep dan teori yang sama dengan line transects, namun petak contoh yang
dipergunakan berbentuk lingkaran dengan radius tertentu dan tidak tergantung pada
kecepatan. Keuntungan dari metode ini adalah lebih efisien, dimana peneliti dapat
meletakkan beberapa titik pengamatan yang terdistribusi secara random di lokasi
pengamatan. Metode point count ini digunakan dengan cara mengamati keberadaan satwa
secara langsung dan dengan mendengarkan suaranya, di dalam lingkaran dengan radius
yang telah ditetapkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Table .1. titik 1 Metode point count

NO WAKTU NAMA BURUNG JUMLAH

1 08.40 Burung Gereja 5

2 08.41 Walet Linci 1

3 08.41 Cekakak Sungai 1

4 08.42 Burung Emprit 2

5 08.42 Walet Linci 3

6 08.43 Walet Linci 1

7 08.44 Walet Linci 11


Table .2. titik 2 Metode point count

NO WAKTU NAMA BURUNG JUMLAH

1 08.53 Walet Linci 1

2 08.53 Burung Emprit 3

3 08.54 Burung Gereja 2

4 08.54 Burung Emprit 1

5 08.55 Burung Gereja 1

6 08.55 Burung Emprit 2

Table .3. titik 3 Metode point count

NO WAKTU NAMA BURUNG JUMLAH

1 09.05 Burung Gereja 1

2 09.05 Walet Linci 2

3 09.06 Walet Linci 2

4 09.13 Walet Linci 4


Table .4. titik 4 Metode point count

NO WAKTU NAMA BURUNG JUMLAH

1 09.17 Walet Linci 4

2 09.17 Cekakak Sungai 1

3 09.18 Burung Gereja 2

4 09.20 Walet Linci 2

5 09.22 Cekakak Sungai 1

Tabel 5. Nilai Indeks Keragaman, Kekayaan, dan Kemerataan Spesies Burung

NO NILAI INDEKS Nilai

1 Keragaman 1,1

2 Kekayaan 0,76

3 Kemerataan 0,79

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan, terdapat 4 jenis burung yang
dapat diamat, diantaranya Burung Gereja, Walet, Cekakak Sungai dan Burung Emprit.
Adapun jumlah yang terbagi pada setiap jenis ini adalah Burung Gereja sebanyak 11
ekor, Walet sebanyak 31 ekor, Cekakak Sungai sebanyak 3 ekor, dan Burung Emprit
Sebanyak 8 ekor. Total keseluruhan pada jenis burung yaitu sebanyak 53 ekor.
Sedangkan Indeks Keragaman, Indeks Kekayaan, dan Indeks Kemerataan berturut-turut
sebesar 1,1, 0,76, dan 0,79.

Hasil pengamatan ini terbukti, bahwa menurut Alikodra (1990) menjelaskan bahwa
perbedaan keanekaragaman dapat terjadi karena terdapatnya perbedaan dalam struktur
vegetasi pada masing-masing tipe habitat, sehingga akan menyebabkan bervariasinya
sumber pakan yang ada dalam suatu habitat.

Pengambilan data ini dilakukan pada pagi hari karena keaktifan Burung lebih tinggi di
waktu pagi dan sore hari, Pada titik pertama burung yang mendominasi yaitu burung
wallet yaitu sebanyak 16 ekor. Pada titik kedua burung yang sering terlihat atau terhitung
adalah burung emprit yaitu sebanyak 6 ekor, lalu pada titik ke tiga burung wallet tetap
mendominasi yaitu dengan jumlah 8 ekor dan pada titik ke empat burung yang
mendominasi adalah burung wallet yaitu sebanyak 6 ekor.

Secara ilmiah burung digolongkan dalam hewan kelas aves yang terdapat sekitar belasan
ribu spesies di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri terdapat sedikitnya 1.500 jenis burung.
Dari jumlah tersebut tidak sedikit yang terdaftar dalam kategori terancam punah
(Critically endangered) bahkan sangat terancam punah (Endangered).

KESIMPULAN

1. Ditemukan 4 jenis burung


2. Jenis burung yang paling banyak ditemukan adalah wallet ( Collocalia esculenta )
3. Aktivitas burung yang paling sering dijumpai adalah Terbang

DAFTAR FUSTAKA

Alikodra HS. Pengelolaan satwa liar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat, Jilid I,
IPB, Bogor, 1990.
Arumasari. Komunitas Burung Pada Berbagai Habitat di Kampus UI, Depok. Skripsi
Sarjana Biologi FMIPA Universitas Indonesia. Jakarta. 1989

Rombang WM dan Rudyanto. Daerah Penting Bagi Burung Jawa dan Bali.
PKA/Birdlife International-Indonesia.
Programme, Bogor, 1999.MacKinnon, J. 1990. Panduan lapangan pengenalan Burung-burung
di Jawa dan Bali . Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai