Anda di halaman 1dari 3

DINAS KESEHATAN BANJARMASIN

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT

PANDUAN SKRINING PASIEN


RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT GUSTI HASAN AMAN

TAHUN 2017

PENGESAHAN : BERLAKU EFEKTIF :

KEPUTUSAN KA. RSGM GUSTI HASAN AMAN TANGGAL 2017


NOMOR : KEP/ / / / /
TANGGAL : 2017
DINAS KESAHATAN BANJARMASIN Lamp.Kep.Ka.RSGM Gusti Hasan Aman
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT Nomor Kep/ / / /
Tanggal 2017

PANDUAN SKRINING PASIEN


RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT GUSTI HASAN AMAN

BAB I
DEFINISI

1. Pengertian
Pengertian skrining adalah pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat dari
orang yang memiliki keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau mempunyai resiko tinggi (kamus
Dorland ed. 25 : 974). Dalam praktek pelayanan Rumah Sakit, skrining dapat diartikan sebagai upaya
mengindentifikasi penyakit atau kelainan pasien sehingga didapat keterangan tentang kondisi dan
kebutuhan pasien saat kontak pertama. Hasil skrining kemudian digunakan untuk mengindentifikasi
kebutuhan pasien, sehingga Rumah Sakit dapat memutuskan untuk menerima atau merujuk sesuai misi
dan Sumber Daya yang ada.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Rumah Sakit Gigi dan Mulut perlu membuat suatu panduan
pelayanan yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan
pelayanan yang diberikan ke pasien, termasuk didalamnya pelaksanaan skrining awal pasien rawat jalan
dan Instalasi Gawat darurat Gigi dan Mulut.
Skrining pasien ini diharapkan bisa dijalankan dalam proses pelayanan pasien di RSGM Gusti Hasan
Aman. Seluruh petugas terkait di RSGM Gusti Hasan Aman harus mampu melaksanakan proses skrining
pasien, dari mulai pendaftaran hingga pemulangan pasien sesuai SPO tentang identifikasi sehingga
dapat terhindar dari salah individu dalam proses pelayanan pasien. Indikator mutu untuk keselamatan
pasien yang digunakannya di RSGM Gusti Hasan Aman dalam memberikan pelayanan sangat
bergantung pada ketepatan dan keselamatan dalam pemberian pelayanan kesehatan terhadap
penderita gawat darurat maupun rawat jalan RSGM Gusti Hasan Aman.

BAB II
RUANG LINGKUP

2. Ruang Lingkup
Skrining dilaksanakan pada kontak pertama diluar atau didalam Rumah Sakit. Skrining diluar Rumah
Sakit dapat dilakukan saat pasien masih berada disumber rujukan atau pada saat pasien ditranspotasi
emergensi menuju Rumah Sakit rujukan. Sementara didalam Rumah Sakit, skrining dapat dilakukan
meliputi area :
a. Front Office
b. Customer Service
c. Poliklinik (Oral Diagnosa)
d. IGD
Skrining dilakukan melalui :
a. Kriteria Triase
b. Evaluasi visual atau pengamatan
c. Pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik,termasuk psikologik
d. Pemeriksaan penunjang lainnya, meliputi pemeriksaan laboratorium dan atau diagnostic imajing
sebelumnya
Keputusan untuk mengobati, mengirim atau merujuk hanya dibuat setelah ada hasil skrining dan
dievaluasi

BAB III
TATA LAKSANA

3. Pelaksanaan Skrining
A. Triase
Merupakan seleksi pasien sesuai dengan tingkat kegawatan daruratannya, sehingga pada tahap ini
pasien dapat terseleksi dalam mendapatkan pertolongan sesuai dengan tingkat kegawatan
daruratannya. Triase kegawat daruratan Gigi dan Mulut menentukan kondisi pasien dalam tingkat
sebagai berikut (scotitish dental clinical effectiveness programme : Emergency dental care 2007)
1. Emergency Care (Perawatan Gawat Darurat/Pasien Gawat Darurat) termasuk didalamnya :
Trautama melibatkan laserasi fasial/oral dan atau luka dentoalveolar
Pembengkakan orofasial yang sangat terlihat atau bertambah parah
Perdarahan post ekstraksi yang tidak terkontrol
Keadaan yang menghasilkan keadaan sistematik akut atau peningkatan temperature tubuh
sebagai akibat dari infeksi gigi
Trismus yang parah
Keadaan oro dental yang menyebabkan kondisi eksaserbasi sistematik
2. Urgent Care(Perawatan segera/pasien darurat yang tidak gawat) termasuk didalamnya :
Infeksi gigi dan jaringan lunak tanpa efek sistematik
Rasa sakit yang parah pada gigi dan fasial yang tidak dapat diatasi sendiri oleh pasien
Faktur gigi satu atau lebih dengan terbukanya pulpa
3. Advice, Self Help and Routine Care (Kasus rutin kedokteran gigi/pasien tidak gawat darurat)
termasuk didalamnya :
Rasa sakit ringan sampai sedang yang tidak berhubungan dengan kondisi mendesak
Trauma dental minor
Perdarahan post extrasi yang dapat dikontrol sendiri oleh pasien
Kehilangan mahkota tiruan, bridges atau veneer
Patah atau kehilangan gigi tiruan
Patah posts
Patah atau lepasnya tambalan
Perawatan rutin
Gusi berdarah
Triase merupakan penilaian awal yang sangat diperlukan dan pengelolaan yang cepat dan tepat.
B. Evaluasi Visual atau Pengamatan
1. Pasien rawat jalan yang secara pengamatan visual dalam keadaan gawat dan memerlukan
pertolongan segera langsung diarahkan ke IGD Gigi dan Mulut
2. Pasien yang secara pengamatan visual tidak memerlukan pertolongan segera diarahkan ke
poliklinik
3. Jika RS belum mempunyai fasilitas pelayanan tertentu yang dibutuhkan pasien, maka pasien
dipertimbangkan dan disarankan untuk dirujuk
C. Pemeriksaan Fisik Ekstra Oral dan Intra Oral
Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi dan perkusi, termasuk juga pemeriksaan psikologik
D. Penunjang
Pasien yang sudah membawa hasil laboratorium atau imajing akan tetap diperikas, kemudian jika
memerlukan penanganan lebih lanjut akan dikonsulkan ke dokter spesialis sesuai jenis penyakit.
Konsultasi bisa dilakukan melalui IGD Gigi dan Mulut atau diarahkan ke poliklinik.

BAB IV
DOKUMENTASI

4. Pencatatan
Semua hasil skrining dicatat dalam Rekam Medis IGD Gigi dan Mulut dan Poliklinik

Kepala Rumah Sakit Gigi dan Mulut


Gusti Hasan Aman

(........................................)

Anda mungkin juga menyukai