A. Pengertian Mikrofosil
B. Foraminifera
1. Pellagic (mengambang)
Dari dua bagian itu digunakan pada ilmu perminyakan dimana dari kedua
fosil itu identik dengan hidrokarbon yang terdapat pada trap (jebakan). Dalam
geologi struktur dimana dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya sesar,
kekar serta lipatan.
Foraminifera Bentonik
Foraminifera Planktonik
Sebagai indikator lingkungan. Golongan plankton banyak hidup pada
kedalaman 30 meter di bawah permukaan laut. Jarang yang hidup pada
kedalaman di bawah 100 meter dan hanya beberapa saja yang dapat hidup di
bawah 200 meter seperti globorotalia menardii yang berdinding tebal dan
sphaeroidinella dehiscens yang dapat hidup pada kedalaman sekitar 300 meter.
b. Calcareous alga
Adalah alga yang menyimpan atau mengendapkan kalsium karbonat di
dalam jaringannya
Jika alga mati, dia akan meninggalkan fosil skeleton yang sebenarnya
bukanlah skeleton sesungguhnya, tetapi endapan kalsium karbonat yang terbentuk
seperti skeleton. Skeleton-skeleton inilah yang nantinya akan membentuk sedimen
pada tropikal lagoon dan reef.
Klasifikasi
Conodont adalah chordata yang telah punah dan menyerupai belut. Makhluk
ini diklasifikasikan ke dalam kelas Conodonta. Selama bertahun-tahun, hanya
fosil gigi makhluk ini yang ditemukan (dan disebut elemen conodont), hingga
akhirnya suatu hari fosil conodont yang bergigi ditemukan. Hingga kini, informasi
mengenai jaringan lembut conodont masih kurang banyak diketahui. Hewan ini
juga disebut Conodontophora (pembawa conodont) untuk menghindari
ambiguitas.
MIKROPALEONTOLOGI
PENGERTIAN DAN JENIS MIKROFOSIL
TUGAS
OLEH:
MUH. ZAHRIL
D61116308
GOWA
2017
DAFTAR PUSTAKA
https://mwamir.wordpress.com/geologi/laporan-praktikum/mikropaleontologi/