NIM :
Kelas : Fisika - C
RINGKASAN
Sumber hukum islam yang ketiga adalah rayu atau akal manusia yang
memenuhi syarat untuk berusaha, berikhtiar dengan seluruh kemampuan yang ada
padanya. Al-rayu berasala dari kata raa yang berarti melihat, maka kata rayu dapat
diartikan sebagai penglihatan. Penglihatan disini adalah penglihatan akal bukan
penglihatan mata.
Ijtihad berasal dari kata ijtahada, yajtahidu, ijtihadan yang artinya melakukan
kesungguhan dan ketekunan optimal untuk menetapkan hukum-hukum syara. Para
ulama menetapkan syarat-syarat tertentu yang menjadi rambu-rambu peringatan
untuk tidak melakukan ijtihad dalam hal-hal berikut :
1. Ijma
Artinya konsensus atau kesepakatan. Menurut ahli ushul fiqih, adalah
kesepakatan para iman mujtahid dikalangan umat islam tentang hukum
islam, pada suatu masa Rasulullah Saw wafat, ijma harus memiliki 4 unsur :
a. Sejumlah mujtahid terlibat langsung dalam menetapkan suatu konsensus.
b. Konsensus lahir tanpa mendatangkan perbedaan.
c. Konsensus diiringi pendapat masing-masing secara jelas baik tertulis,
perkataan, dan tindakan.
d. Konsensus semua mujtahid dapat diwujudkan dalam suatu keputusan dan
bentuk hukum.
2. Qiyas
Qiyas yaitu menerapkan hukum perbuatan tertentu pada perbuatan lain yang
memiliki kesamaan. Dalam Al-Quran surat Al-Jumuah ayat 9, Allah
berfirman, artinya : Hai orang-orang yang beriman apabila diseru untuk
melaksanakan shalat jumat maka bersegerahlah kamu mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.
3. Istishab
Istishab ialah menjadikan lestari keadaan sesuatu yang sudah ditetapkan pada
masa lalu sebelum ada dalil yang mengubahnya. Argumentasi para ulama
bahwa istishab itu menjadi salah satu hajjah syariah adalah :
Pertama, bahwa kelestarian suatu hal yang sudah ada dimasa lalu adalah
sesuatu yang fitri yang selalu dipraktek manusia. Mereka tetap menghukum
hidupnya seseorang yang berpisah dari mereka dan bepergian ketempat lain,
mereka tetap berkirim surat sambil menantikan kepulangannya, sampai ada
petunjuk tentang bahwa orang tersebut telah meninggal, apabila tidak ada
peunjuk tetang kematiannya, sedang mereka tidak mengetahui keadaan
sebenarnya apakah dia masih hidup atau telah meninggal, maka dihukumkan
tetap hidup dimasa sekarang berdasarkan istishab dengan kehidupannya
dimasa lalu. Demikian juga ditetapkan bahwa a tetap memiliki sesuatu yang
tetap baginya dimasa lalu tetap berhubungan istri dengan suami yang
dikawininya dimasa lalu, sebelum dapat keterangan atau hukum yang
meniadakannya.
Kedua, bahwa penelitian terhadap hukum syara membuktikan bahwa syari
memutuskan hukum tetapnya keadaan yang sudah ditetapkan sebelum
ketentuan yang terjadi mengubahnya. Khamar tetap haram sebelum ia
menjadi cuka.
4. Istihsan
Yaitu menetapkan hukum suatu perbuatan berdasarkan prinsip-prinsip
umum agama islam, seperti prinsip keadilan dan kasih sayang. Istisham
merupakan metode yang unik dalam mempergunakan akal fikiran dengan
mengesampingkan analogi yang ketat dan bersifat lahiriyah demi kepentingan
masyarakat dan keadilan. Misalnya, hukum islam melindungi dan menjamin
hak milik seseorang. Hak milik seseorang hanya dapat dicabut apabila
pemiliknya telah menyetujuinya, dalam keadaan tertentu, untuk kepentingan
umumyang mendesak.
5. Istislah
Yaitu menetapkan hukum berdasarkan tinjauan atau kemanfaatannya sesuai
dengan tujuan syariat. Menurut istilah ulama ushul, adalah menetapkan
hukum suatu peristiwa hukum yang tidak disebutkan nashnya. Ijmak
berlandaskan pada pemeliharaan maslahah mursalah, yaitu maslahah yang
tidak ada dalil syara yang menunjukkan diakuinya atau ditolaknya. Menurut
al-syahbi, setiap prinsip hukum islam (maslahah) yang tidak ditunjukkan oleh
nash tertentu dan ia sejalan dengan tindakan syara maknanya diambil dari
dalil-dalil syara, maka maslahah itu benar dapat dijadikan landasan hukum
islam dan dijadikan tempat kembali.
6. Zadd al-Zariah
Menurut bahasa zariah adalah wasilah/sarana. Menurut istilah ulama ushul
ialah sesuatu yang menjadi jalan bagi yang diharamkan atau yang dihalalkan,
maka ditetapkan hukum sarana itu menurut yag ditujunya. Menurut Ibnu
Qayyim pengertian al-Zariah mempunyai dua konotasi, yaitu :
a. Sadd al-Zariah (larangan) tindakan preventif menutup jalan kearah
jalan yang mendatangkan kerusakan atau menjurus kepada sesuatu yang
dilarang, kendatipun misalnya hukum aslinya adalah boleh.
b. Fath al-Zariah (dianjurkan untuk melaksanakannya).
7. Urf
Adalah perkataan atau perbuatan yang dikenal dikalangan masyarakat dan
menjadi adat kebiasaan diantara mereka. Urf terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Al-Urf al-shahih adat istiadat yang telah diterima dan berlaku
dimasyarakat luas, tidak bertentangan dengan syara dan dibenarkan oleh
pertimbangan akal sehat, serta membawa kebaikan dan menghindarkan
kerusakan.
b. Al-urf fasid adat istiadat yang berlaku dikalangan masyarakat, namun
tidak dapat diterima oleh pertimbangan akal sehat dan pertimbangan
dengan syara.
Urf dan adat dalam pandangan ahli syariat adalah dua kata yang sinonim,
berarti sama,
1. Pengertian Etika
Etika, perkataan ini berasal dari bahasa Yunani ethos yang dalam bentuk
tunggal mempunyai arti tempat tinggal biasa, padang rumput, kebiasaan,
akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Hamzah Yakub menyatakan
pengertian etika sebagai berikut :
1. Ilmu tentang tingkah laku manusia, prinsip-prinsip yang disismatisir
tentang tindakan moral yang betul.
2. Bagian filsafat yang memperkembangkan teori tentang tindakan, hujah-
hujahnya dan tujuan yang diarahkan kepada makna tindakan.
3. Ilmu tentang filsafat moral, tidak mengenai fakta, tetapi tentang nilai-
nilai, tidak mengenai sifat tindakan manusia, tetapi tentang idenya, karena
itu bukan ilmu yang positif tetapi ilmu yang formatif.
4. Ilmu tentang moral prinsip-prinsip kaidah-kaidah moral tentang tindakan
dan kelakuan.
Etika menurut pemahaman ini adalah ilmu yang menyelidiki mana yang baik
dan mana yang buruk, dengan memperhatikan amal baik manusia, sejauh
yang dapat diketahui akal pikiran. Etika adalah bidang ilmu yang bersifat
normative karena ia berperan menentukan apa yang harus dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilakukan oleh seorang individu.
2. Pengertian Moral
Moral diartikan dengan arti susila. Moral ialah sesuai dengan ide-ide yang
diterima tentang tindakan manusia mana yang baik dan wajar, disesuaikan
dengan ukurn-ukuran yang oleh umum diterima yang meliputi kesatuan
sosial atau lingkungan tertentu. Moral adalah ajaran tentang kebaikan dan
keburukan dengan ukuran tradisi yang berlaku dalam suatu masyarakat.
3. Pengertian Akhlak
Akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menjelaskan
apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada lainnya,
menyatakan tujuan yang harus dicapai oleh manusia dalam perbuatan mereka
dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.
BAB VI
BAB VII
BAB VIII
a. Didasari atas suka sama suka, dan tidak ada unsur paksaan
b. Memberi peluang untuk meneruskan atau membatalkan transaksi
c. Menyempurnakan takaran dan timbangan
d. Tidak boleh menyembunyikan cacat barang
e. Dilarang jual beli tipuan
f. Dilarang menimbun barang
g. Dilarang menjual barang yang haram
h. Dilarang menjual barang dengan dua aqad
i. Dilarang menjual barang dengan memanipulasi kualitas/harga
j. Dilarang jual beli barang yang sedang proses aqad
k. Dianjurkan perikatan itu secara tertulis dan dipakai saksi
a. Ruang lingkup kerja amil zakat juga meliputi, infak, sedekah, wakaf, hibah
dan kifarat.
b. Sanksi terhadap amil dalam tugasnya.
c. Struktur amil disemua tingkat memiliki hubungan kerja yang bersifat
koordinatif, konsultatif, dan komunikatif.
d. Pengurus amil zakat terdiri atas unsur masyarakat dan pemerintah yang
memenuhi persyaratan tertentu.
e. Struktur amil zakat terdiri atas pertimbangan, pengawas dan pelaksana.
f. Tugas-tugas amil zakat : mengumpulkan, mendistribusikan dan
memberdayagunakan sesuai dengan ketentuan agama dan bertanggung jawab
kepada pemerintah sesuai dengan tingkatannya.
BAB IX
Perkawinan dalam ajaran Islam ditempatkan pada tempat yang mulia, ia tidak hanya
legalisasi hubungan laki-laki dengan perempuan semata-mata, melainkan wahana
mewujudkan kasih sayang yang diberikan Allah SWT pada proses penciptaan
pertama kali. Tujuan perkawinan dalam Islam adalah sakinah, yaitu terwujudnya
ketenangan dan kelapangan jiwa, keluasaan hidup dan kehidupan, dan terpenuhinya
kebutuhan fitrah jasmani dan rohani (QS. 30:21). Pernikahan dapat digolongkan
kepada 5 macam hukum, yaitu : wajib, sunnah, haram, makruh, mubah.
- Pra pernikahan
a. Memilih calon pasangan
b. Meminang hukumnya mubah
c. Perempuan yang diharamkan untuk dinikahi :
1. Yang haram dinikahi selamanya :
a. Ibu
b. Anak perempuan termasuk cucu-cucu perempuan terus
kebawah
c. Saudara perempuan kandung
d. Saudara perempuan bapak, ibu kandung baik seayah atau seibu
e. Saudara perempuan ibu
f. Keponakan
2. Dengan sebab pertalian pernikahan, yaitu :
a. Ibu istri
b. Anak istri (anak tiri), jika istri telah digauli
c. Menantu
d. Istri bapak (ibu tiri)
3. Dengan sebab pertalian susuan :
a. Perempuan yang menyusui
b. Saudara-saudara perempuan sesusuan
a. Pertalian nikah
b. Perempuan yang ditalaq dengan talaq tiga
c. Menghimpun dua orang perempuan bersaudara
d. Menghimpun perempuan lebih dari 4
e. Berlainan agama
- Pelaksanaan Pernikahan
Syarat-syarat pernikahan :
a. Adanya wali
b. Ijab qabul
c. Saksi (2 orang laki-laki dengan syarat, Islam, Baligh, berakal, merdeka,
laki-laki, adil)
d. Mas kawin (mahar)
- Putusnya akad perkawinan
1. Kematian
Masa iddah nya 1. Sampai melahirkan, kalau lagi hamil, 2. 4 bulan 10
hari.
2. Thalaq lepasnya ikatan. Hukumnya haram.
Dilihat dari segi keadaan istri yang dijatuhi thalaq :
a. Thalaq sunni thalaq yang dijatuhkan kepada istrinya dalam
keadaan suci dan belum pernah dicampuri.
b. Thalaq bidi thalaq yang dijatuhkan kepada istri dalam keadaan
haid.
Dari segi boleh tidaknya suami merujuk bekas istri, thalaq ada 2
macam :
Kewarisan
- Hukum waris
Pengaturan hak-hak yang harus dibayarkan itu diatur sebagai berikut :
a. Didahulukan membiayai perawatan jenzah darp pada hutang-hutang
b. Didahulukan pelunasan hutang-hutang daripada pelaksanaan wasiat
c. Didahulukan membayar wasiat daripada mempusakakan harta peninggalan
Anak zina dan anak lian putus hubungan nasab dengan ayahnya, tetapi
pertalian nasab dengan ibunya masih tetap utuh.
b. Leluhur Mayyit
1. Pusaka ibu
a. Deperenam dengan ketentuan bila ia mewarisi bersama-sama
dengan farul waris bahi si mati.
b. Sepertiga dengan ketentuan tidak bersama-sama dengan farul
warist bagi si mati maupun dengan keluarga si mati.
- Kerabat Menyamping
1. Pusaka saudari sekandung
a. Separoh bila ia hanya seorang diri.
b. Dua pertiga bila saudari tersebut dua orang atau lebih.
c. Ushubah (bilgair) baik tunggal maupun banyak.
d. Ushubah (maal ghair) bila ia mewarisi bersama-sama.
5. Pusaka saudara seayah ushubab, bila tidak ada ahli waris yang
menhijabnya. Para ahli waris yang terhijab oleh saudara seayah : anak
laki-laki saudara sekandung, anak laki-laki suadara seayah, paman
sekandung, paman seayah, anak laki-laki paman sekandung, anak laki-
laki paman seayah. Sedangkan ahli waris yang dapat menghijab
saudara seayah : saudara sekandung, ayah, anak laki-laki, cucu laki-laki
pancar laki-laki.
1. Politik merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan, bukan dijadikan
sebagai tujuan akhir atau satu-satunya.
2. Politik islam berhubungan dengan kemaslahatan umat.
3. Kekuasaan mutlak adalah milik Allah.
4. Manusia diberi amanah sebagai khalifah untuk mengatur alam ini secara
bijak.
5. Pengangkatan pemimpin didasari atas prinsip musyawarah.
6. Ketaatan kepada pemimpin wajib hukumnya setelah taat kepada Allah dan
Rasul.
7. Islam tidak menentukan secara eksplisit bentuk pemerintahan negara.
Poitik luar negeri merupakan bagian tang tidak terpisahkan dari politik, karena
politik merupakan pemikiran tentang pemeliharaan urusan dan kepentingan
masyarakat dinegeri sendiri serta kepentingan negara dan bangsa lain. Yang harus
diperhatikan dalam politik luar negeri adalah bangsa-bangsa yang berpengaruh,
terutama yang berkaitan dengan masyarakat, bangsa dan keyakinan. Politik luar
negeri dalam islam terdiri atas dasar-dasar kuat yang mempunyai tujuan yang jelas,
tujuan-tujuan itu adalah :
Secara umum, politik luar negeri bertujuan untuk menjaga kedaulatan negara,
keamanannya serta menjaga kepentingan ekonomiya. Tujuan dan hasil UU semata-
mata untuk menjaga hubungan antar negara, bukan dalam bentuk permusuhan.
1. Menjaga perdamaian
2. Menegakkan keadilan
3. Memenui janji
4. Menjaga hak-hak dan kebebasan bagi non muslim
5. Melakukan tolong menolong kemanusiaan dan saling toleransi
Adapun prinsip-prinsip politik luar negeri Islam dalam keadaan perang adalah :