Anda di halaman 1dari 25

NAMA : M.

Ali Akbar Tsalis

NIM :

Kelas : Fisika - C

PENDIDIKA AGAMA ISLAM

RINGKASAN

C. Rayu / Itjihad Sumber Hukum Islam yang ketiga

Sumber hukum islam yang ketiga adalah rayu atau akal manusia yang
memenuhi syarat untuk berusaha, berikhtiar dengan seluruh kemampuan yang ada
padanya. Al-rayu berasala dari kata raa yang berarti melihat, maka kata rayu dapat
diartikan sebagai penglihatan. Penglihatan disini adalah penglihatan akal bukan
penglihatan mata.

Ijtihad berasal dari kata ijtahada, yajtahidu, ijtihadan yang artinya melakukan
kesungguhan dan ketekunan optimal untuk menetapkan hukum-hukum syara. Para
ulama menetapkan syarat-syarat tertentu yang menjadi rambu-rambu peringatan
untuk tidak melakukan ijtihad dalam hal-hal berikut :

1. Ijtihad tidak boleh dilakukan terhadap keberadaan Allah, sesungguhnya telah


diyakini Allah itu ada.
2. Ijtihad tidak diperkenankan terhadap kebenaran Nabi Allah, karena juga
menuju pada kekafiran.
3. Ijtihad tidak boleh dilakukan untuk menguji kebenaran Al-Quran.

Sebelum seseorang dapat disebut mujtahid, maka ia harus memiliki


pengetahuan yang luas dan mendalam tentang Dinul Islam Al-Quran, hadist Fiqh,
dan Usul Al-Fiqh. Selain itu, seseorang itu harus memiliki syarat-syarat sebagai
berikut :

1. Harus memahami Al-Quran dengan baik, faham sebab-sebab turun ayat


dan surah-surah dalam Al-Quran dan kapan diwahyukan.
2. Sangat memahami hadist Nabi Muhammad Saw sehingga dapat
membedakan antara hadist yang shahih dan hadist-hadist penting lainnya.
3. Mengetahui dengan baik prinsip ijma.
4. Mengetahui dengan baik bentuk-bentuk dan perintah-perintah qiyas
beserta persyaratan yang melingkupinya.

Secara harfiyah rayu berarti pendapat dan pertimbangan seseorang yang


memiliki persepsi mental dan pertimbangan yang bijaksana disebut orang yang
mempunyai rayu. Objek ijtihad adalah perbuatan yang secara eksplisit tidak
terdapat dalam al-Quran dan sunnah. Hal ini memberikan perngertian bahwa
sesuatu perbuatan yang hukumnya telah ditunjuk secara jelas, tegas, dan teratur oleh
ayat al-Quran dan Sunnah tidak termasuk obejek ijtihad.
Ada beberapa cara atau metode dalam melakukan ijtihad :

1. Ijma
Artinya konsensus atau kesepakatan. Menurut ahli ushul fiqih, adalah
kesepakatan para iman mujtahid dikalangan umat islam tentang hukum
islam, pada suatu masa Rasulullah Saw wafat, ijma harus memiliki 4 unsur :
a. Sejumlah mujtahid terlibat langsung dalam menetapkan suatu konsensus.
b. Konsensus lahir tanpa mendatangkan perbedaan.
c. Konsensus diiringi pendapat masing-masing secara jelas baik tertulis,
perkataan, dan tindakan.
d. Konsensus semua mujtahid dapat diwujudkan dalam suatu keputusan dan
bentuk hukum.
2. Qiyas
Qiyas yaitu menerapkan hukum perbuatan tertentu pada perbuatan lain yang
memiliki kesamaan. Dalam Al-Quran surat Al-Jumuah ayat 9, Allah
berfirman, artinya : Hai orang-orang yang beriman apabila diseru untuk
melaksanakan shalat jumat maka bersegerahlah kamu mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.
3. Istishab
Istishab ialah menjadikan lestari keadaan sesuatu yang sudah ditetapkan pada
masa lalu sebelum ada dalil yang mengubahnya. Argumentasi para ulama
bahwa istishab itu menjadi salah satu hajjah syariah adalah :
Pertama, bahwa kelestarian suatu hal yang sudah ada dimasa lalu adalah
sesuatu yang fitri yang selalu dipraktek manusia. Mereka tetap menghukum
hidupnya seseorang yang berpisah dari mereka dan bepergian ketempat lain,
mereka tetap berkirim surat sambil menantikan kepulangannya, sampai ada
petunjuk tentang bahwa orang tersebut telah meninggal, apabila tidak ada
peunjuk tetang kematiannya, sedang mereka tidak mengetahui keadaan
sebenarnya apakah dia masih hidup atau telah meninggal, maka dihukumkan
tetap hidup dimasa sekarang berdasarkan istishab dengan kehidupannya
dimasa lalu. Demikian juga ditetapkan bahwa a tetap memiliki sesuatu yang
tetap baginya dimasa lalu tetap berhubungan istri dengan suami yang
dikawininya dimasa lalu, sebelum dapat keterangan atau hukum yang
meniadakannya.
Kedua, bahwa penelitian terhadap hukum syara membuktikan bahwa syari
memutuskan hukum tetapnya keadaan yang sudah ditetapkan sebelum
ketentuan yang terjadi mengubahnya. Khamar tetap haram sebelum ia
menjadi cuka.
4. Istihsan
Yaitu menetapkan hukum suatu perbuatan berdasarkan prinsip-prinsip
umum agama islam, seperti prinsip keadilan dan kasih sayang. Istisham
merupakan metode yang unik dalam mempergunakan akal fikiran dengan
mengesampingkan analogi yang ketat dan bersifat lahiriyah demi kepentingan
masyarakat dan keadilan. Misalnya, hukum islam melindungi dan menjamin
hak milik seseorang. Hak milik seseorang hanya dapat dicabut apabila
pemiliknya telah menyetujuinya, dalam keadaan tertentu, untuk kepentingan
umumyang mendesak.
5. Istislah
Yaitu menetapkan hukum berdasarkan tinjauan atau kemanfaatannya sesuai
dengan tujuan syariat. Menurut istilah ulama ushul, adalah menetapkan
hukum suatu peristiwa hukum yang tidak disebutkan nashnya. Ijmak
berlandaskan pada pemeliharaan maslahah mursalah, yaitu maslahah yang
tidak ada dalil syara yang menunjukkan diakuinya atau ditolaknya. Menurut
al-syahbi, setiap prinsip hukum islam (maslahah) yang tidak ditunjukkan oleh
nash tertentu dan ia sejalan dengan tindakan syara maknanya diambil dari
dalil-dalil syara, maka maslahah itu benar dapat dijadikan landasan hukum
islam dan dijadikan tempat kembali.
6. Zadd al-Zariah
Menurut bahasa zariah adalah wasilah/sarana. Menurut istilah ulama ushul
ialah sesuatu yang menjadi jalan bagi yang diharamkan atau yang dihalalkan,
maka ditetapkan hukum sarana itu menurut yag ditujunya. Menurut Ibnu
Qayyim pengertian al-Zariah mempunyai dua konotasi, yaitu :
a. Sadd al-Zariah (larangan) tindakan preventif menutup jalan kearah
jalan yang mendatangkan kerusakan atau menjurus kepada sesuatu yang
dilarang, kendatipun misalnya hukum aslinya adalah boleh.
b. Fath al-Zariah (dianjurkan untuk melaksanakannya).
7. Urf
Adalah perkataan atau perbuatan yang dikenal dikalangan masyarakat dan
menjadi adat kebiasaan diantara mereka. Urf terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Al-Urf al-shahih adat istiadat yang telah diterima dan berlaku
dimasyarakat luas, tidak bertentangan dengan syara dan dibenarkan oleh
pertimbangan akal sehat, serta membawa kebaikan dan menghindarkan
kerusakan.
b. Al-urf fasid adat istiadat yang berlaku dikalangan masyarakat, namun
tidak dapat diterima oleh pertimbangan akal sehat dan pertimbangan
dengan syara.

Urf dan adat dalam pandangan ahli syariat adalah dua kata yang sinonim,
berarti sama,

Konstribusi Umat Islam Dalam Perumusan dan Penegakan Hukum Islam

Cukup banyak peraturan undang-undang, peraturan pemerintah,


keputusan/instruksi presidenyang berkaitan dengan hukum Islam, diantaranya
adalah :

a. UU No. 5 tahun 1999 tentang larangan paraktek monopoli dan persaingan


tidak sehat dilarang mekakukan tindakan penetapan harga yang sering
disebut sebagai price fixing.
b. UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan terdapat cukup banyak pasal
dalam UU ini berasal dari hukum islam seperti pasal 2 ayat 1 : perkawinan
sah apabila menurut agama dan kepercayaan itu. Ayat 2 : tiap-tiap
perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan, demikian
hingga pasal 3, pasal 4, pasal 5 tentang poligami. Peraturan pemerintah
Republik Indonesia nomor 10 tahun 1983 tentang izin perkawinan dan
perceraian bagi pegawai negeri sipil.
c. UU nomor 7 tahun 1984 tentang peradilan agama merupakan salah satu
perundang-undangan pelaksanaan dari undang-undang nomor 14 tahun
1970 tentang pokok-pokok kekuasaan kehakiman. Dalam pasal 1 ayat 1
disebutkan: peradilan agama adalah peradilan bagi orang-orang yang
beragama islam. Pada pasal 2 disebutkan: peradilan agama merupakan salah
satu pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang
beragama Islam mengenai perkara perdata tertentu.
d. Instruksi Pesiden nomor 1 tahun 1991 tentang komplikasi hukum Islam
(KHI) yang berisi tentang himpunan hukum Islam yang berkenaan dengan
perkawinan, wais, wakaf.
e. UU nomor 7 tahun 1992 tentang peraturan pemerintah nomor 70 dan 72
tahun 1992 tentang bank bagi hsil berdasarkan sariat.
f. UU nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat.
g. UU nomor 17 tahun 1999 tentang penyelenggaraan ibadah haji.
h. Peraturan pemerintah nomor 28 tahun 1977 tentang perwakafan dan tanah
milik, peraturan pelaksanaan pasal 49 ayat 3 undang-undang nomor 5 tahun
1960 dalam pasal 1 dinyatakan berwakaf adalah perbuatan hukum seseorang
atau badan hukum yang memisahkan sebagian harta kekayaanya yang
berupa tanah milik dan melembagakannya untuk selama-lamanya untuk
kepentingan peribadatan atau kepentingan umum lainnya.

Hak Asasi Manusia Menurut Islam


Sesungguhnya HAM lahir bersama-sama dengan manusia, artinya sejak
manusia ada permasalahan HAM sudah timbul. HAM ada bukan karena
diberikan oleh masyarakat atau kebaikan dari negara, melainkan berdasrkan
martabatnya sebagai manusia. Menurut Jan Marteson dari komisi HAM PBB,
hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat pada manusia, yang tanpa
dengannya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. Konsepsi HAM
dikalangan sejarawan Eropa tumbuh dari konsep hak (right) pada
yurisprudensi Romawi, kemudian meluas pada etika teori hukum alam
(Natural Law). Tonggak-tonggak sosialisasinya adalah sebagai berikut :
1. Munculnya perjanjian agung Magna Charta di Inggris 15 Juni 1215.
2. Keluarnya Bill of Rights tahun 1628 yang berisi penegasan tentang
kekuasaan terhadap siapapun, atau untuk memenjarakan, menyiksa, dan
mengirimkan tentara kepada siapapun tanpa dasar hukum.
3. Deklarasi kemerdekaan Amerika sekitar 6 Juli 1779, yang memuat
penegasan bahwa setiap orang dilahirkan dalam persamaan dan
kebebasan dengan hak untuk hidup dan mengindahkan ketentuan-
ketentuan dasar tersebut.
4. Deklarasi HAM dan warga negara dari perancis 4 Agustus 1798, dengan
titik berat lima hak asasi pilihan, harta, kebebasan, persamaan,
keamanan, dan perlawanan terhadap penindasan.
5. Deklarasi Universal tentang hak-hak asasi manusia pada 10 Desember
1948yang mrmuat tetang pokok-pokok kebebasan, pemilihan harta, hak-
hak dalam perkawinan, pendidikan, hak kerja, dan kebebasan beragama.
Perbedaan prinsip antara konsep HAM dalam pandangan Islam dan Barat
Menurut Supriyato Abdi, setidaknya terdapat 2 varian pandangan tentang
hubungan Islam dan HAM, baik yang dikemukakan oleh para sajana Barat
atau pemikiran muslim sendiri, yakni :
1. Menegaskan bahwa Islam tidak sesuai dengan gagasan-gagasan dan
konsepsi HAM modern.
2. Islam menerima semangat kemanusiaan modern, tetapi pada saat yang
sama, menolak landasan sekulernya dan menggantikannya dengan
landasan Islam.

Hak asasi manusia menurut pemikiran Barat semata-mata bersifat


antroposentris, artinya segala sesuatu berpusat kepada manusia, sedangkan
hak asasi manusia ditilik dari sudut pandangan Islam bersifat teorisentris,
artinya segala sesuatu berpusat pada Tuhan. Pemikiran Barat menempatkan
manusia pada posisi bahwa manusialah yang menjadi tolok ukur segala
sesuatu, sedangkan manusia adalah ciptaan Allah untuk mengabdi
kepadanya.

Adapun prinsip-prinsip HAM yang terdapat dalam ajaran agama Islam


tersebut diantaranya :

1. Tentang Martabat Manusia.


2. Hak Persamaan dan Kebebasan.
3. Hak Hidup, Kemerdekaan dan Keselamatan.
4. Tidak Seorangpun yang boleh Diperbudak.
5. Tidak Seorangpun Boleh Dianiaya atau Diperlakukan Secara Kejam.
6. Hak untuk Diakui Sebagai Manusia Pribdi dihadapan UU.
7. Setiap Orang sama Terhadap UU dan Berhak atas Perlindungan Hukum
tanpa ada Perbedaan.
8. Hak Kebebasan Mempunyai dan Menyampaikan Pendapat.
9. Kebebasan Menganut Agama.
10. Setiap Orang sebagai Anggota Masyarakat berhak atas Jaminan Sosial.
11. Hak atas Pengadilan Efektif oleh Hakim yang Diberikan UU kepadanya.
12. Tidak Boleh Mengganggu Seseorang dan Keluarganya.

Beberapa hal pokok yang disebutkan dalam Universal Islamic Declaration of


Human Rights :
1. Hak untuk hidup
2. Hak untuk mendapat kebebasan
3. Hak atas persamaan kedudukan
4. Hak atas mendapat keadilan
5. Hak untuk mendapatkan perlindungan terhadap penyalahgunaan
kekuasaan
6. Hak untuk mendapatkan perlindungan kehormatan dan nama baik
7. Hak untuk memilih agama
8. Hak bebas berfikir
9. Hak untuk bebas berkumpul dan berorganisasi
10. Hak untuk mengatur tata kehidupan ekonomi
11. Hak untuk jaminan sosial
12. Hak untuk bebas mempunyai keluarga dan segala sesuatu yang berkaitan
dengannya
13. Hak bagi wanita dalam kehidupan rumah tangga
14. Hak untuk mendapatkan pendidikan dan sebagainya

C. Demokrasi dalam Islam

Islam mempunyai way of life yang fundamental. Perkembangan prinsip-


prinsip Islam, itu akan terhambat apabila tidak ada suatu pemerintahan yang
melindunginya. Pemerintahan Islam didirikan atas dasar musyawarah (demokrasi).
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos (rakyat) dan kratos (kekuasaan)
yang berarti kekuasaan oleh rakyat. Demokrasi adalah suatu sistem politik dimana
para anggotanya saling memandang antara satu dengan yang lainnya sebagai orang
yang sama dari segi politik, mereka bersama-sama berdaulat. Demokrasi Islam
dianggap sebagai mengukuhkan konsep Islam yang sudah lama berakar, yaitu
musyawarah (syuro), persetujuan (ijmak), dan penilaian interpretative yang mandiri
(ijtihad). Masalah musyawarah ini dengan jelas dalam Al-Quran surat 42;38, yang
isinya perintah kepada para pemimpin dalam kedudukannya dalam menyelesaikan
urusan mereka yang dipimpin dengan cara musyawarah dengan demikian tidak akan
terjadi kesewenangan dari seorang pemimpin terhadap rakyat yang dipimpinnya.
Disamping musyawarah ada hal lain yang sangat penting dalam masalah demokrasi,
yakni konsensus atau ijma. Konsensus menjadi salah satu sumber hukum Islam
cenderung dibatasi pada konsensus cendekiawan, sedangkan konsensus rakyat
kebanyakan mempunyai makna yang kurang begitu penting dalam kehidupan umat
Islam. Selain syuro dan ijma ada konsep yang sangat penting dalam proses
demokrasi Islam yakni Ijtihad. Dalam konteks modern, Ijtihad dapat berbentuk
seruan untuk melakukan pembaharuan radikal. Ijma dan syuro merupakan satu
kesatuan yang saling menyempurnakan dalam sistem konstitusi apa lagi pada masa
kini. Syuro dan ijma mempunyai hubungan yang sangat erat, karena keduanya
memerlukan Ijtihad.
BAB V

ETIKA MORAL DAN AKHLAK

1. Pengertian Etika
Etika, perkataan ini berasal dari bahasa Yunani ethos yang dalam bentuk
tunggal mempunyai arti tempat tinggal biasa, padang rumput, kebiasaan,
akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Hamzah Yakub menyatakan
pengertian etika sebagai berikut :
1. Ilmu tentang tingkah laku manusia, prinsip-prinsip yang disismatisir
tentang tindakan moral yang betul.
2. Bagian filsafat yang memperkembangkan teori tentang tindakan, hujah-
hujahnya dan tujuan yang diarahkan kepada makna tindakan.
3. Ilmu tentang filsafat moral, tidak mengenai fakta, tetapi tentang nilai-
nilai, tidak mengenai sifat tindakan manusia, tetapi tentang idenya, karena
itu bukan ilmu yang positif tetapi ilmu yang formatif.
4. Ilmu tentang moral prinsip-prinsip kaidah-kaidah moral tentang tindakan
dan kelakuan.

Etika menurut pemahaman ini adalah ilmu yang menyelidiki mana yang baik
dan mana yang buruk, dengan memperhatikan amal baik manusia, sejauh
yang dapat diketahui akal pikiran. Etika adalah bidang ilmu yang bersifat
normative karena ia berperan menentukan apa yang harus dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilakukan oleh seorang individu.

2. Pengertian Moral
Moral diartikan dengan arti susila. Moral ialah sesuai dengan ide-ide yang
diterima tentang tindakan manusia mana yang baik dan wajar, disesuaikan
dengan ukurn-ukuran yang oleh umum diterima yang meliputi kesatuan
sosial atau lingkungan tertentu. Moral adalah ajaran tentang kebaikan dan
keburukan dengan ukuran tradisi yang berlaku dalam suatu masyarakat.

3. Pengertian Akhlak
Akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menjelaskan
apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada lainnya,
menyatakan tujuan yang harus dicapai oleh manusia dalam perbuatan mereka
dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.

Karakteristik Etika Islam :

1. Moral yang beralasan dan dapat dipahami


2. Moral unversal
3. Sesuai dengan fitrah
4. Memperhatikan realita
5. Moral positif
6. Komprehemsifitas (menyeluruh)
7. Tawazun (keseimbangan)

Hubungan Tasawuf dengan Akhlak

Tasawuf merupakan pola hidup sederhana memperbanyak ibadah dengan


mendekatkan diri kepada Allah, mensucikan jiwa dengan menjauhi hawa nafsu.
Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Allah dengan cara mensucikan
hati. Hati yang zuhud terhadap sesuatu adalah hati yang tidak menghendakinya,
tetapi ia tidak membenci dan tidak lari dari padanya tidak menginginkan dan
tidak mencintai. Indikator manusia berakhlak kata al-Ghazali adalh tertanamnya
iman dalam hatinya. Sebaliknya, manusia tidak berakhlak adalah manusia yang
ada Nifoq didalam hatinya. Menurut Zun Nun al-Misri menyebutkan tiga
macam pengetahuan tentang Tuhan :

1. pengetahuan awam : Tuhan satu dengan ucapan syahadat.


2. Pengetahuan ulama : Tuhan satu menurut logika akal.
3. Pengetahuan kaum sufi : Tuhan satu dengan perantara hati sanubari.

Menurut kalangan sufi tanda-tanda orang berakhlak adalah memiliki budaya


maludalam interaksi dengan sesama, tidak menyakiti orang lain, banyak
kebaikannya, benar dan jujur dalam ucapan, tidak hanya banyak bicara, banyak
bekerja, penyabar, hatinya selalu bersama Allah, tenang, suka berterima kasih,
ridho terhadap ketentuan, bijaksan dan hati-hati dalam bertindak disenangi
teman maupun lawan, tidak pemalu, tidak pelit dan hasad, cintai karena Allah
dan benci karena Allah.

Akhtualisasi Akhlak dalam Islam

Berakhlak baik atau akhlak terpuji artinya menghilangkan adat-adat kebiasaan


yang tercela yang telah dirincikan oleh agama Islam serta menjauhkan diri dari
padanya, kemudian membiasakan kebiasaan yang baik, menggemarinya,
melakukannya serta mencintainya.

Beberapa aspek ruang lingkup akhlak sebagai berikut :

1. Akhlah terhadap diri sendiri


Memelihara kesucian, memelihara keindahan diri, berlaku tegas dan tidak
tergesa-gesa, meningkatkan ilmu pengetahuan, sabar, syukur, tawadlu.
2. Akhlak terhadap Allah
Beribadah dengan ikhlas, mentauhidkan Allah, bertawakal, bertaqwa kepada
Allah, berdoa kepada Allah saja, berzikir kepada Allah.
3. Akhlak suami kepada istri
Menggauli istri dengan sopan, memberi nafkah batin, memberikan nafkah
lahir, menyimpan rahasi istri.
4. Akhlak istri terhadap suami
Patuh terhadap suami, melayani suami, mengurus harta suami, berterima
kasih atas pemberian suami, tinggal bersama dan tidak keluar tanpa izin,
menyimpan rahasia suami.
5. Akhlak orang tua kepada anak
Menjaga keselamatan anak, menyusukan dan memberi makan selama 2
tahun, mengaqiqahkan pada hari ketujuh kelahirannya, memberi pakaian dan
tempat tidur yang layak, mengkhitankannya, mendidik dan membekalinya
dengan ilmu pengetahuan, menikahkan jika sudah mencapai baligh dan
mampu.
6. Akhlak anak terhadap orang tua
Patuh kepada keduanya, berbuat baik kepada keduanya, berkata dengan
lemah lembut, merendahkan diri dihadapannya, berterima kasih kepada
keduanya, mendoakan keduanya.
7. Akhlak terhadap lingkungan
8. Berakhlak kepada lingkungan adalah menjalin dan mengembangkan
hubungan yang harmonis dengan alam sekitar. Agama islam menekankan
agar manusia mengendalikan dirinya dalam mengeksploitasi alam, sebab
alam yang rusak akan merugikan, bahkan menghancurkan hidup manusia.

BAB VI

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

1. Konsep Iptek dalam Islam


Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui
tangkapan panca indera, intuisi dan firasat. Ilmu adalah pengetahuan yang
sudah diklasifikasikan, diorganisasi, disistimatisasi dan diinterpretasikan
sehingga menghasilkan kebenaran objektif, sudah diuji kebenarannya dan
dapat diuji ulang secara ilmiah. Teknologi adalah ilmu tentang cara
menerapkan sains untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan
kenyamanan manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditemukan dan
dikembangkan harus tidak bertentangan dengan dengan nilai-nilai
ketuhanan, sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut membawa
manfaat bagi kehidupan umat manusia.
2. Sumber Ilmu Pengetahuan
Al-Quran adalah kitab suci yang mengajak manusia yang berfikir cerdas
untuk membaca dan mengamati semua realita didalam ini (QS:96:1-5). Al-
Quran sebagai sumber informasi dan sumber ilmu tentang ajaran islam
mengajak para ahli fakir untuk memperhatikan alam jagat raya ini. Setiap
pengetahuan mempunyai subjek dan objek. Secara umum, subjek ditentukan
peranannya untuk memahami objek. Dalam pandangan islam, ilmu
merupakan salah satu perantara untuk memantapkan dan menguatkan iman.
Iman akan bertambah dan menguat jika disertai dengan il u pengetahuan.
Ilmu pengetahuan berasal dari sumber yang satu yaitu Allah SWT.
3. Integrasi Iman Ilmu Teknologi dan Seni
Dengan potensi yang ada, manusia dapat membaca, meneliti dan memahami
fenomena-fenomena alam yang dapat menimbulkan pengetahuan. Fenomena
alam ini disebut juga ayat-ayat kauniyah. Dalam konteks islamisasi, ilmu
pengetahuan yang harus mengaitkan dirinya pada prinsip tauhid adalah
pencari ilmunya, bukan ilmu itu sendiri, begitu pula yang harus mengakui
bahwa manusia berada dalam suasana dominasi ketentuan Tuhan secara
metafisik dan aksiologis bahwa manusia selaku pencari ilmu pengetahuan.
Teknologi adalah penerapan ilmu pengetahuan secara sistematis untuk
memanfaatkan alam sekelilingnya dan mengendalikan gejala-gejala yang
dapat dikemudikan manusia dalam proses-proses produktif yang ekonomis.
Terkait dengan keindahan seni dalam Islam maka Allah itu adalah maha
Indah dan Dia menyukai keindahan.
4. Keutamaan Orang Berilmu
Islam sangat mengutamakan orang yang berilmu pengetahuan, karena itu
setiap orang wajib belajar dan meningkatkan ilmu pengetahuan tanpa batas.
Orang-orang yang berilmu adalah orang-orang yang berakal dalam Al-Quran
disebut dengan ulil albab (QS:12:111). Akal dan hati merupakan alat untuk
memperoleh pengetahuan. Akal mengarah pada analisa terhadap alam nyata
untuk memperoleh ilmu sedangkan hati mengarah pada merasakan sesuatu
yang dibalik alam nyata. Orang-orang yang cerdas dan berilmu sebagai orang
yang mampu menemukan kebenaran yang disampaikan Allah melalui para
rasulnya. Orang-orang yang lalai dan tidak mau menggunakan akalnya tidak
akan menemukan kebenaran yang disampaikan pada mereka (QS. 13:19).
Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang sempurna dan dianugrahi
potensi utama yaitu akal. Akal berfungsi untuk berpikir, hasil dari berpikir itu
adalah ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni.

BAB VII

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

1. Makna Agama Islam


Agama islam merupakan agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan
kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan umat manusia pada khususnya,
dan semua makhluk Allah pada umumnya.
Karakteristik ajaran agama islam adalah :
a. Sesuai dengan fitrah hidup manusia.
b. Ajarannya sempurna.
c. Kebenarannya mutlak.
d. Mengajarkan keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupannya.
e. Fleksibel dan ringan.
f. Berlaku secara universal.
g. Sesuai dengan akal pikiran dan memotivasi manusia untuk menggunakan
akal pikirannya.
h. Inti ajarannya Tauhid dan seluruh ajarannya mencerminkan ketahuhidan
Allah SWT.
i. Menciptakan rahmat, kasih sayang Allah terhadap makhluknya, seperti
ketenangan hidup bagi orang yang menyakini dan mentaatinya.
2. Fungsi Islam Sebagai Rahmat Allah tidak Tergantung pada Penerimaan atau
Penilaian Manusia
Bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran Islam yaitu :
a. Islam menunjukkan manusia jalan hidup yang benar.
b. Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan
potensi yang diberikan oleh Allah secara bertanggung jawab.
c. Islam menghargai dan menghormati semua manusia sebagai hamba Allah,
baik mereka muslim maupun non-muslim.
d. Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan proporsional.
e. Islam menghormati kodisi fisik individu manusia dan memberikan
perlakuan yang spesifik pula.
3. Makna Ukhwah Islamiyah
Ukhwah atau persaudaraan berlaku sesama umat islam, yang disebut dengan
Ukhwah Islamiyah, dan berlaku pula pada semua umat manusia secara
universal tanpa membedakan agama, suku, dan aspek-aspek kekhususan lain,
yang disebut Ukhwah Insaniyah. Agam islam memberikan petunjuk yang jelas
untuk menjaga agar persaudaraan sesama muslim itu dapat terjalin sangat
kokoh (QS. 49:10).
4. Makna Ukhwah Insaniyah
Ukhwah Insaniyah dilandasi oleh ajaran bahwa semua umat manusia adalah
makhluk Allah. Dalam praktek, ketegangan yang sering timbul intern umat
beragama, antar umat beragama, dan antara umat beragama dengan
pemerintah disebabkan oleh :
a. Sifat dari masing-masing agama yang mengundang tugas dakwah atau
misi.
b. Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan
agama pihak lain.
c. Para pemeluk agama tidak mampu menahan diri, sehingga kurang
menghormati bahkan memandang rendah agama lain.
d. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan
toleransi dalam kehidupan masyarakat.
e. Kecurigaan masing-masing akan kejujuran pihak lain, baik intern
beragama, antar umat beragama dengan pemerintah.
f. Kurang saling pengertian dalam menghadapi masalah perbedaan
pendapat.
5. Pandangan Agama Islam terhadap Umat Non-Muslim
Dari segi akidah, setiap orang yang tidak mau menerima Islam sebagai
agamanya disebut orag kafir/non-muslim. Orang kafir yang mengganggu,
menyakiti, dan memusuhi orang Islam boleh diperangi oleh orang Islam
disebut kafir harbi dan orang kafir yang hidup rukun dengan orang islam
disebut kafir dzimmi. Rasullulah mengikat perjanjian penduduk Madinah
yang terdiri dari orang-orang kafir dan muslim untuk saling bantu dan jaga
keamanan kota Madinah dari gangguan musuh.
6. Tanggung Jawab Sosial Umat Islam
Bentuk tanggung jawab sosial umat islam meliputi berbagai aspek kehidupan,
diantaranya :
a. Menjalin silaturahmi dengan tetangganya.
b. Memberikan ifak sebagian dari harta yang dimiliknya, baik yang wajib
dalam bentuk zakat maupun yang sunah dalam bentuk sedekah.
c. Menjenguk bila ada anggota masyarakat yang sakit dan taziah bila ada
anggota masyarakat yang meninggal dan mengantar jeazahnya sampai
kekubur.
d. Memberi bantuan menurut kemapuan bila ada anggota masyarakat yang
memerlukan bantuan.
e. Penyusunan sistem sosial yang efektif dan efisien untuk membangun
masyarakat.
7. Amar Maruf Nahi Mungkar
8. Amar Maruf Nahi Mungkar artinya memerintahkan orang lain untuk berbuat
baik dan mencegah perbuatan yang jahat. Amar Maruf Nahi Mungkar
memerlukan kebijakan dalam bertindak, karena itu Rasulullah memberik 3
tingkatan :
A. Menggunakan tangan atau kekuasaan apabila mampu.
B. Menggunakan lisan.
C. Dalam hati apabila langkah pertama dan kedua tidak memungkinkan.
Bentuk Amar Maruf Nahi Mungkar yang tersistem diantaranya :
a. Mendirikan masjid
b. Menyelenggarakan pengajian
c. Mendirikan lembaga wakaf
d. Mendirikan lembaga pendidikan Islam
e. Mendirikan lembaga keuangan dan perbankan syariah
f. Mendirikan media masa Islam
g. Mendirikan panti rehabilitasi anak-anak nakal
h. Membuat jaringan informasi sosial.

BAB VIII

MASYARAKAT MADANI DAN KESEJAHTERAAN UMAT

1. Konsep Masyarakat Madani


Konsep masyarakat madani merupakan penerjemah atau pengislaman konsep
civil society. Pemaknaan merujuk pada konsep dan bentuk masyarakat
Madinah yang dibangun Nabi Muhammad. Perbedaan antaracivil society
dengan masyarakat madani adalah civil society merupakan buah modernitas,
sedangkan modernitas adalah buah dari gerakan Renaisans, gerakan
masyarakat sekuler yang memingirkan Tuhan. Sehingga civil society
merupakan moral-transendental yang rapuh karena meninggalkan Tuhan.
Sedangkan masyarakat Madani lahir dari dalam buaian dan asuhan petunjuk
Tuhan.
2. Pengertian Masyarakat Madani
Masyarakat Madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
3. Masyarakat Madani dalam Sejarah
Ada 2 masyarakat dalam sejarah yang terdokumentasi sebagai Masyarakat
Madani :
a. Masyarakat Saba masyarakat di masa Nabi Sulaiman. Keadaan
masyarakat Saba yang dikisahkan dalam Al-Quran itu mendiami negeri
yang baik, yang subur dan nyaman. Negeri yang indah itu adalah wujud
dari kasih sayang Allah yang disediakan bagi masyarakat Saba.
b. Masyarakat Madinah setelah terjadi traktat, perjanjian dengan
penduduk Madinah yang beragam Yahudi dan beragam Watsani dari
kaum Aus dan Kharaj. Perjanjian Madinah berisi ketiga unsur masyarakat
untuksaling tolong-menolong, menciptakan kedamaian dalam kehidupan
sosial, menjadikan Al-Quran sebagai konstitusi, menjadikan Rasulullah
saw sebagai pemimpin dengan ketaatan penuh terhadap keputusan-
keputusannya dan memberikan kebebasan bagi penduduknya untuk
memeluk agama serta beribadah sesuai ajaran agama yang dianutnya.
4. Karakteristik Masyarakat Madani
Masyarakat Madani sebagai masyarakat ideal memiliki karakteristik sebagai
berikut :
a. Bertuhan
b. Damai
c. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang
dapat mengurangi kebebasannya
d. Toleran
e. Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial
f. Berperadaban tinggi
g. Berakhlak mulia

Ada 3 krakteristik dasar dalam masyarkat Madani :

a. Diakuinya semangat pluralisme


b. Tingginya sikap toleransi
c. Tegaknya prisip demokrasi atau dalam dunia Islam lebih dikenal dengan
istilah musyawarah
5. Peran umat Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Madani
Allah menyatakan bahwa umat Islam adalah umat yang teraik dari semua
kelompo manusia yang Allah ciptakan. Diantara aspek kebaikan umat Islam
adalah keunggulan kualitas SDMnya dibanding umat non Islam.
6. Sistem Ekonomi Islam
Pengelolaan ekonmi cenderung memakai sistem ekonomi kapitalis dengan
mengikuti pola pengembangan ekonomi negara yang terlibat pada organisasi
APEC, AFTA, NAFTA, IMF dan Bank Dunia. Realitas ini berakibat pada
kesenjangan segi kemakmuran dan kedamaian karena hanya dinikmati oleh
kelompok minoritas saja sedangkan banyak masyarakat miskin semakin sulit
kondisi ekonomi mereka.
7. Prinsip Ekonomi Islam
Ekonomi Islam disebut dengan ekonomi nur dalam sistem itu ada prinsip
ketuhanan secara fungsional. Maksud prinsip itu adalah kegiatan ekonomi
ditetapkan berdasarkan aturan Allah dalam Al-Quran sebagaimana yang
dicontohkan Rasulullah SAW, diantara prinsip-prinsip tersebut adalah :
a. Alam mutlak milik Allah
b. Alam merupakan karunia Allah SWT yang diperuntukan bagi manusia
c. Alam merupakan karunia Allah untuk dinikmati dan dimanfaatkan
manusia
d. Hak milik perorangan diakui sebagai hasil jerih payah dengan usaha yang
halal dan hanya boleh dipergunakan untuk hal-hal yang halal pula
e. Allah SWT melarang menimbun kekayaan tanpa ada manfaat bagi sesama
manusia
f. Didalam harta orang kaya itu terdapat hak orang miskin, fakir dan lain-
lain.

Unsur-unsur dan masalah pokok ekonomi :

- Menurut Endang Saefuddin Anshari :


a. Kekayaan alam yang terdiri dari air, tanah dan kekayaan didalamnya,
keadaan iklim dan hutan.
b. Modal yaitu barang-barang yang dipergunakan dalam proses produksi
seperti peralatan mesin, gedung, pabrik.
c. Tenaga kerja.
d. Skill yaitu kepandaian, keahlian, untuk mengerjakan usaha-usaha
ekonomi.
- Menurut Kamaruddin Hidayat :
a. Jenis barang dan jasa yang dihasilkan
b. Sistem organisasi produksi barang dan jasa
c. Sistem distribusi yang dipakai
d. Pencapaian tingkat efisiensi dan pencegahan inflasi
e. Ikhtiar pencegahan in-efisiensi

Perdagangan dalam Ekonomi Islam

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

a. Didasari atas suka sama suka, dan tidak ada unsur paksaan
b. Memberi peluang untuk meneruskan atau membatalkan transaksi
c. Menyempurnakan takaran dan timbangan
d. Tidak boleh menyembunyikan cacat barang
e. Dilarang jual beli tipuan
f. Dilarang menimbun barang
g. Dilarang menjual barang yang haram
h. Dilarang menjual barang dengan dua aqad
i. Dilarang menjual barang dengan memanipulasi kualitas/harga
j. Dilarang jual beli barang yang sedang proses aqad
k. Dianjurkan perikatan itu secara tertulis dan dipakai saksi

Konsep Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf

a. Zakat sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah SWT, diserahkan


kepada orang-orang yang berhak. Tujuan zakat untuk mensucikan dan
mengembangkan harta serta jiwa pribadi para wajib zakat, mengurangi
penderitaan masyarakat, memelihara keamanan dan meningkatkan
pembangunan.
b. Infak membelanjakan, menggunakan atau mengeluarkan harta secara
sukarela yang dilakukan seseorang setiap kali ia memperoleh rezeki, sebanyak
dikehendaki sendiri.
c. Sedekah derma atau pemberian yang dilakukan dengan harapan
memperoleh ridha Allah SWT
d. Wakaf memberikan harta yang tahan lama serta dapat memberikan
manfaat untuk kepentingan umum

Pengelolaan Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf

UU zakat nomor 39 tahun 1999 menjadi payung hukum untuk pengelolaan


zakat di Indonesia. Beberapa hal tekns diatur dalam UU tersebut adalah :

a. Ruang lingkup kerja amil zakat juga meliputi, infak, sedekah, wakaf, hibah
dan kifarat.
b. Sanksi terhadap amil dalam tugasnya.
c. Struktur amil disemua tingkat memiliki hubungan kerja yang bersifat
koordinatif, konsultatif, dan komunikatif.
d. Pengurus amil zakat terdiri atas unsur masyarakat dan pemerintah yang
memenuhi persyaratan tertentu.
e. Struktur amil zakat terdiri atas pertimbangan, pengawas dan pelaksana.
f. Tugas-tugas amil zakat : mengumpulkan, mendistribusikan dan
memberdayagunakan sesuai dengan ketentuan agama dan bertanggung jawab
kepada pemerintah sesuai dengan tingkatannya.
BAB IX

PERNIKAHAN DAN WARISAN

Perkawinan dalam ajaran Islam ditempatkan pada tempat yang mulia, ia tidak hanya
legalisasi hubungan laki-laki dengan perempuan semata-mata, melainkan wahana
mewujudkan kasih sayang yang diberikan Allah SWT pada proses penciptaan
pertama kali. Tujuan perkawinan dalam Islam adalah sakinah, yaitu terwujudnya
ketenangan dan kelapangan jiwa, keluasaan hidup dan kehidupan, dan terpenuhinya
kebutuhan fitrah jasmani dan rohani (QS. 30:21). Pernikahan dapat digolongkan
kepada 5 macam hukum, yaitu : wajib, sunnah, haram, makruh, mubah.

- Pra pernikahan
a. Memilih calon pasangan
b. Meminang hukumnya mubah
c. Perempuan yang diharamkan untuk dinikahi :
1. Yang haram dinikahi selamanya :
a. Ibu
b. Anak perempuan termasuk cucu-cucu perempuan terus
kebawah
c. Saudara perempuan kandung
d. Saudara perempuan bapak, ibu kandung baik seayah atau seibu
e. Saudara perempuan ibu
f. Keponakan
2. Dengan sebab pertalian pernikahan, yaitu :
a. Ibu istri
b. Anak istri (anak tiri), jika istri telah digauli
c. Menantu
d. Istri bapak (ibu tiri)
3. Dengan sebab pertalian susuan :
a. Perempuan yang menyusui
b. Saudara-saudara perempuan sesusuan

Perempuan yang dinikahi sementara :

a. Pertalian nikah
b. Perempuan yang ditalaq dengan talaq tiga
c. Menghimpun dua orang perempuan bersaudara
d. Menghimpun perempuan lebih dari 4
e. Berlainan agama
- Pelaksanaan Pernikahan
Syarat-syarat pernikahan :
a. Adanya wali
b. Ijab qabul
c. Saksi (2 orang laki-laki dengan syarat, Islam, Baligh, berakal, merdeka,
laki-laki, adil)
d. Mas kawin (mahar)
- Putusnya akad perkawinan
1. Kematian
Masa iddah nya 1. Sampai melahirkan, kalau lagi hamil, 2. 4 bulan 10
hari.
2. Thalaq lepasnya ikatan. Hukumnya haram.
Dilihat dari segi keadaan istri yang dijatuhi thalaq :
a. Thalaq sunni thalaq yang dijatuhkan kepada istrinya dalam
keadaan suci dan belum pernah dicampuri.
b. Thalaq bidi thalaq yang dijatuhkan kepada istri dalam keadaan
haid.

Dari segi boleh tidaknya suami merujuk bekas istri, thalaq ada 2
macam :

a. Thalaq raji thalaq yang membolehkan bekas suami untuk


merujuk bekas istri sebelum masa iddahnya habis.
b. Thalaq bain thalaq yang tidak membolehkan suami untuk
merujuk bekas istri, tetapi harus dengan pernikahan baru. Thalaq
bain ada 2 macam, yaitu : 1. Thalaq bain sugra thalaq yang
membolehkan suami rujuk kepada bekas istri dengan perkawinan
baru, 2. Bain kubra thalaq tiga, bekas suami tidak boleh merujuki
bekas istri kecuali bekas istrinya menikah terlebih dahulu dengan
orang lain lalu dicerai.
3. Khulu perceraian antara suami istri dengan cara istri membayar
uang iswadl (pengganti). Syarat-syarat nya :
a. Suami berzina dengan orang lain.
b. Suaminya pemabuk.
c. Suaminya tidak melaksanakan ajaran Islam.
d. Istri tidak senang lagi pada tingkah laku suami.
4. Fasakh perceraian yang diputuskan oleh hakim atas permintaan
pihak istri. Syarat-syaratnya : a. Suaminya gila, b. Suaminya
berpenyakit kusta, sompak, c. Suaminya sakit kelamin, d. Suami tidak
dapat memberi nafkah, e. Suaminya hilang tidak tentu adanya.
5. Syiqaq perceraian yng diakibatkan oleh pertengkaran diantara
suami istri dan tidak dapat didamaikan lagi.
6. Pelanggaran taliq thalaq thalaq yang dikaitkan dengan sesuatu, jika
sesuatu terjadi maka thalaq akan jatuh. Thalaq yang dikaitkan taliq
tersebut adalah :
a. Jika meninggalkan istri selama 2 tahun berturut-turut.
b. Tidak memberi nafkah wajib kepada istri selama 3 bulan.
c. Menyakiti badan/jasmani istri.
d. Membiarkan istri 6 bulan berturut-turut.
- Iddah masa menunggunya bagi perempuan yang diceraikan atau
ditinggal mati suaminya untuk dapat menikah lagi dengan laki-laki lain.
Macam-macam masa iddah :
a. Iddah istri yang dicerai dan ia masih haid lama iddahnya 3 kali quru
(suci) (QS.2:228).
b. Iddah istri yang dicerai dan sudah manopause iddahnya 3 bulan
(QS.55:4).
c. Iddah istri yang ditinggal mati suami lamanya 4 bulan 10 hari
(QS.2:324).
d. Iddah istri yang dicerai dalm keadaan hamil lamanya sampai
melahirkan.

Kewarisan

- Hukum waris
Pengaturan hak-hak yang harus dibayarkan itu diatur sebagai berikut :
a. Didahulukan membiayai perawatan jenzah darp pada hutang-hutang
b. Didahulukan pelunasan hutang-hutang daripada pelaksanaan wasiat
c. Didahulukan membayar wasiat daripada mempusakakan harta peninggalan

Pusaka mempusakai terjadi apabila ada syarat-syarat sebagai berikut :

a. Matinya orang yang mempusakakan


b. Hidupnya orang yag mempusakai disaat kematian muwaris
c. Tidak ada penghalang-penghalang mempusakai

Seseorang berhak mempusakai dan menerima pusaka disebabkan adanya kaitan


sebagai berikut : a. Perkawinan, b. Kekerabatan, c. Wala.

- Pusaka dengan sebab perkawinan


a. Pusaka istri
1. Seperempat istri memperoleh bagian bila suami yang diwarisinya
tidak mempunyai anak.
2. Seperdelapan bila yang lahir melalui istri pewaris ini maupun istri
yang lain (QS. 4:12).
b. Pusaka suami
1. Separoh bila istrinya tidak mempunyai farul waris.
2. Seperempat bila istrinya sudah mempunyai farul waris (anak) (QS.
4:12).
- Pusaka dengan sebab kekerabatan
a. Anak turun si mati (Furuul Mayyit)
1. Anak perempuan shulbiyah (anak kandung)
a. Setengah bila seorang diri dan tidak mewarisi bersama dengan
saudara laki-laki.
b. Dua pertiga bila anak perempuan itu ada 2 orang atau lebih dan
tidak bersama-sama dengan saudara laki-laki.
c. Ushubah bila ia mewarisi bersama-sama dengan saudara laki-
laki.
2. Anak laki-laki termasuk ahli waris ashabah, penerima sisa
peninggalan dari ashabul furudh atau penerima harta peninggalan bila
tidak ada dzawil furudh seorangpun. Cara-cara mempusakai sebagai
berikut :
a. Jika orang yang mati hanya meninggalkan seorang atau beberapa
orang anak laki-laki saja, maka anak laki-laki mewarisi seluruh
harta secara tashib.
b. Jika orang yang mati meninggalkan seorang atau beberapa anak
laki-laki dan tidak meninggalkan anak peempuan.
c. Jika orang uang mati meninggalkan anak laki-laki dan anak
perempuan, maka seluruh harta atau sisa harat peinggalan setelah
diambil ashabul furudh dibagi 2. Kebanyakan ahli waris dapat
dihijab oleh anak laki-laki, kecuali : a. Ibu, b. Bapak, c. Suami, d.
Istri, e. Anak perempuan, f. Kakek, g. Nenek.
3. Cucu perempuan pancar laki-laki anak perempuan dari anak laki-
laki orang yang meninggal dunia.
a. Setengah bila ia seorang diri.
b. Dua pertiga bila dia 2 orang atau lebih.
c. Ushubah bila ia mewarisi bersam-sama.

Cucu perempuan pancar laki-laki dapat menghijab ahli waris : 1.


Saudara (simati) seibu, 2. Saudari (si mati) seibu.

Ia dapat dihijab oleh ahli waris :

1. Dua orang anak perempuan shulbiyah


2. Dua orang cucu perempuan pancar laki-laki yang lebih tinggi
derajatnya
3. Farul waris laki-laki yang lebih tinggi derajatnya
4. Cucu laki-laki pancar laki-laki

Anak dalam kandungan tergolong ahli waris yang berhak menerima


warisan dengan syarat-syarat :

1. Sudah mempunyai ujud pada saat orang yang mewariskan mati


2. Dilahirkan dengan keadaan hidup dengan tanda-tanda hidup

Anak zina dan anak lian putus hubungan nasab dengan ayahnya, tetapi
pertalian nasab dengan ibunya masih tetap utuh.

b. Leluhur Mayyit
1. Pusaka ibu
a. Deperenam dengan ketentuan bila ia mewarisi bersama-sama
dengan farul waris bahi si mati.
b. Sepertiga dengan ketentuan tidak bersama-sama dengan farul
warist bagi si mati maupun dengan keluarga si mati.

Ada 2 ahli waris yang dapt menghijab muqshan padanya, yaitu : 1.


Farul waris secara mutlak, 2. Dua orang saudara secara mutlak.
Sedangkan ibu dapat juga menghijab ahli waris, yaitu : 1. Ibunya ibu, 2.
Ibunya ayah.

2. Pusaka nenek shahihah luhur nenek yang dipertalikan kepada simati


tanpa memasukkan kakek ghairu shalih. Para ahli waris dapat
menghijab nenek adalah : a. Ibu, b. Ayah, c. Kakek shalih, d. Nenek
yang dekat.
3. Pusaka ayah
a. Seperenam dengan ketentuan bila anak yang diwarisi
mempunyai faru warist mudzakkar.
b. Seperenam dan ushubah bila anak yang diwarisi mempunyai faru
warist muannast.
c. Ushubah bila anak yang diwarisi harta peninggalannya tidak
mempunyai faru warist sama sekali.
4. Pusaka kakek ada 2 macam : 1. Kakek shahih, kakek yang hubungan
nasab nya dengan simati tanpa diselangi oleh perempuan. 2. Kakek
ghair shahih, kakek yang hubungan nasabnya dengan simati diselingi
oleh perempuan.
a. Seperenam bila simati mempunyai anak turun yang berhak waris
yang laki-laki.
b. Seperenam dan sisa dengan jalan ushubah bila simati mempunyai
anak turun yang berhak waris yang perempuan.
c. Ushubah bila simati tidak mempunyai farul waris secara mutlak.

- Kerabat Menyamping
1. Pusaka saudari sekandung
a. Separoh bila ia hanya seorang diri.
b. Dua pertiga bila saudari tersebut dua orang atau lebih.
c. Ushubah (bilgair) baik tunggal maupun banyak.
d. Ushubah (maal ghair) bila ia mewarisi bersama-sama.

Bila seorang atau beberapa orang saudari kandung bersama-sama


dengan anak perempuan atau cucu perempuan pancar laki-laki,
mereka dapat menghijab ahli waris : a. Saudara seayah, b. Anak laki-
laki saudara seayah seibu, c. Anak laki-laki saudara seayah, d. Paman
seayah seibu, e. Paman seayah, d. Anak laki-laki paman seayah seibu, e.
Anak laki-laki paman seayah, f. Saudari seayah.

2. Pusaka saudari seayah


a. Separoh bila ia hanya seorang diri.
b. Dua pertiga bila saudari terdiri dari 2 orang atau lebih.
c. Ushubah (bil gahir) bila ia mewarisi bersama-sama dengan
saudara tunggal seayah.
d. Ushubah (maal ghair) bila ia mewarisi bersama-sama dengan
anak perempuan dan cucu perempuan pancar laki-laki.
e. Seperenam bila ia mewarisi bersama-sama dengan saudari
kandung.

Saudari seayah jika bersama-sama dengan saudara seayah tidak


menghijab ahli waris manapun, jika bersama-sama dengan saudara
seayah ia dapat menghijab : anak laki-laki saudara seayah ibu,
kemenakan seayah, paman seayah ibu, paman seayah, saudara sepupu
seayah ibu, saudara sepupu ayah. Ahli waris yang dapat menghijab
saudara seayah : anak laki-laki, cucu laki-laki pancar laki-laki, ayah,
saudara seayah ibu, saudara kandung yang menjadi ashabah maal
ghair, 2 orang saudari sekandung.

3. Pusaka saudara-saudari tunggal ibu


a. Seperenam bila mereka tunggal.
b. Sepertiga bila mereka banyak.

Anak-anak ibu ini tidak dapat menghijab siapapun, bahkan mereka


dapat dihijab oleh : anak laki-laki atau perempuan, ayah, kakek shahih.

4. Pusaka saudara kandung ushubah, dengan ketentuan apabila


mereka tidak bersama-sama dengan ahli waris yang dapat
menhijabnya dan tidak bersama kakek shahih. Para ahli waris yang
terhijab oleh saudara laki-laki sekandung adalah : saudara seayah,
anak laki-laki saudara sekandung, anak laki-laki suadara seayah,
paman sekandung, paman seayah, anak laki-laki paman sekandung,
anak laki-laki paman seayah. Sedangkan yang menghijab saudara
sekandung adalah : ayah, anak laki-laki, cucu laki-laki pancar laki-laki.

5. Pusaka saudara seayah ushubab, bila tidak ada ahli waris yang
menhijabnya. Para ahli waris yang terhijab oleh saudara seayah : anak
laki-laki saudara sekandung, anak laki-laki suadara seayah, paman
sekandung, paman seayah, anak laki-laki paman sekandung, anak laki-
laki paman seayah. Sedangkan ahli waris yang dapat menghijab
saudara seayah : saudara sekandung, ayah, anak laki-laki, cucu laki-laki
pancar laki-laki.

6. Pusaka anak-anak saudara (kemenakan laki-laki), pamas-paman dan


anak-anak paman (saudara sepupu laki-laki) ahli waris ashabah
yang utama setelah anak laki-laki, cucu laki-laki pancar laki-laki,
bapak, kakek terus keatas, saudara kandung dan saudara seayah. Anak
laki-laki saudara sekandung dapat menghijab ahli waris : anak laki-laki
suadara seayah, paman sekandung, paman seayah, anak laki-laki
paman sekandung, anak laki-laki paman seayah.
Ahli waris yang dapat menghijabnya adalah : anak laki-laki, cucu laki-
laki pancar laki-laki, bapak, kakek, saudara laki-laki, saudara seayah,
saudara sekandung seayah.
Anak laki-laki saudara seayah dapat menghijab ahli waris : paman
sekandung, paman seayah, anak paman sekandung, anak paman
seayah.
Ahli waris yang dapat menghijabnya adalah : anak laki-laki, cucu laki-
laki pancar laki-laki, ayah, kakek, saudara sekandung, saudara seayah,
anak laki-laki saudara sekandung, saudara seayah.
Paman dapat menghijab ahli waris : paman seayah, anak laki-laki
paman sekandung, anak laki-laki paman seayah.
Ahli waris yang dapat menghijab paman adalah : anak laki-laki, cucu
laki-laki pancar laki-laki, ayah, kakek, saudara sekandung, saudara
seayah, anak laki-laki saudara sekandung, saudari sekandung, anak
laki-laki saudara seayah.
Paman seayah dapat menghijab ahli waris : anak laki-laki paman
sekandung, anak laki-laki paman seayah.
Para ahli waris yang menghijab paman seayah adalah : anak laki-laki,
cucu laki-laki pancar laki-laki, ayah, kakak, saudara kandung, saudara
ayah, anak laki-laki saudara kandung, saudari kandung, anak laki-laki
saudara ayah, paman sekandung.
Anak laki-laki paman sekandung dapat menghijab anak laki-laki
paman seayah saja. Sedangkan ahli waris yang dapat menghijab anak
laki-laki paman sekandung adalah : anak laki-laki, cucu laki-laki
pancar laki-laki, ayah, kakek, saudara sekandung, saudara seayah, anak
laki-laki saudara kandung, saudara kandung, anak laki-laki saudara
seayah, paman seayah.
Anak laki-laki paman seayah tidak dapat menghijab ahli waris
manapun, sedangkan yang dpat menghijabnya : anak laki-laki, cucu
laki-laki pancar laki-laki, ayah, kakek, saudara laki-laki sekandung,
anak laki-laki saudara sekandung, saudari sekandung, anak laki-laki
saudara seayah, paman sekandung, paman seayah, anak laki-laki
paman sekandung.
BAB X

SISTEM POLITIK ISLAM

Kata politik diartikan mengurus, mengatur kepentingan seseorang. Politik


merupakan istilah yang dipergunakan untuk konsep pengaturan masyarakat, sebab
yang dibahas dalam kedua buku itu adalah soal-soal yang berkenaan dengan
masalah bagaimana pemerintah dijalankan agar terwujud sebuah masyarakat atau
negara yang baik. Sekurang-kurangnya ada 5 kerangka konseptual yang dapat
digunakan dalam memahami politik :

1. Politik dipahami sebagai usaha warga negara dalam membicarakan dan


mewujudkan kebaikan bersama.
2. Politik sebagai segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara dan
pemerintah.
3. Politik sebagai segala kegiatan yang diarahkan untuk mencari dan
mempertahankan kekuasaan dalam masyarakat.
4. Politik sebagai kegiatan yang berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan umum.
5. Politik sebagai konflik dalam rangka mencari atau mempertahankan sumber-
sumber yang dianggap penting.

Politik Islam didasarkan pada 3 prinsip :

1. Tauhid mengesakan Allah SWT selaku pemilik kedaulatan tertinggi.


2. Risalah medium perantara penerimaan manusia terhadap hukum-hukum
Allah SWT. Berfungsi sebagai norma dan nilai dalam melaksanakan politik.
3. Khalifah pemimpin atau wakil Allah dibumi.

Norma-norma dalam sistem politik memiliki karakteristik pembeda, yakni :

1. Politik merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan, bukan dijadikan
sebagai tujuan akhir atau satu-satunya.
2. Politik islam berhubungan dengan kemaslahatan umat.
3. Kekuasaan mutlak adalah milik Allah.
4. Manusia diberi amanah sebagai khalifah untuk mengatur alam ini secara
bijak.
5. Pengangkatan pemimpin didasari atas prinsip musyawarah.
6. Ketaatan kepada pemimpin wajib hukumnya setelah taat kepada Allah dan
Rasul.
7. Islam tidak menentukan secara eksplisit bentuk pemerintahan negara.

Beberapa syarat kepemimpinan politik dalam Islam antara lain :

1. Amanah bertanggung jawab dengan tugas dan kewenangan yang diemban.


2. Adil mampu menetapkan segala sesuatu secara provisional dan tepat.
3. Taat kepada Allah dan menjadikan Al-Quran dan sunnah sebagai referensi
utama.

Nilai-nilai dasar sistem politik dalam Al-Quran adalah :

1. Kemestian mewujudkan persatuan dan kesatuan umat (QS. 23:52)


2. Kemestian bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah-masalah
ijtihadiyyah (QS. 42:38 dan QS.3:159)
3. Keharusan menunaikan amanat dan menetapkan hukum secara adil (QS.
4:58)
4. Kemestian menaati Allah dan Rasulullah dan ulil amri (QS.4:59)
5. Keniscayaan mendamaikan konflik antar kelompok dalam masyarakat Islam
(QS. 49:9)
6. Kemestian mementingkan perdamaian daripada permusuhan (QS. Al-anfal
:61).
7. Kemestian meningkatkan kewaspadaan dalam bidang pertahanan dan
keamanan (QS. Al-anfal :60)
8. Keharusan menepati janji (QS. 16:91)
9. Keharusan mengutamakn perdamaian bagsa-bangsa (QS.49:13)
10. Kemestian peredaran harta pada seluruh lapisan masyarakat (QS. 59:7)
11. Keharusan mengikuti prinsip-prinsip pelaksanaan hukum

Poitik luar negeri merupakan bagian tang tidak terpisahkan dari politik, karena
politik merupakan pemikiran tentang pemeliharaan urusan dan kepentingan
masyarakat dinegeri sendiri serta kepentingan negara dan bangsa lain. Yang harus
diperhatikan dalam politik luar negeri adalah bangsa-bangsa yang berpengaruh,
terutama yang berkaitan dengan masyarakat, bangsa dan keyakinan. Politik luar
negeri dalam islam terdiri atas dasar-dasar kuat yang mempunyai tujuan yang jelas,
tujuan-tujuan itu adalah :

a. Mengamankan penyebaran dakwah kepada manusia, sehingga suara dakwah


itu dapat sampai keseluruh manusia.
b. Mengamankan batas-batas teritorial negara Islam dan Umat Islam yang hidup
dinegara itu.
c. Mengaplikasikan sistem jihad fi sabilillah yang masuk didalamnya
pemahaman tentang perang dan pertempuran secara islami.

Secara umum, politik luar negeri bertujuan untuk menjaga kedaulatan negara,
keamanannya serta menjaga kepentingan ekonomiya. Tujuan dan hasil UU semata-
mata untuk menjaga hubungan antar negara, bukan dalam bentuk permusuhan.

1. Pokok dalam hubungan antar negara adalah perdamaian.


2. Tidak memutuskan hubungan damai antara satu negara dengan negara lain.
3. Membuat kaidah-kaidah hubungan luar negeri yang menjamin seluruh negara
dengan negara lain dalam keadaan damai.
4. Membuat kaidah-kaidah yang menjamin seluruh negara yang berada dalam
kondisi perang.
5. Membuat syarat-syarat bagi negara yang ingin diakui oleh negara lain, syarat-
syarat :
a. Memiliki kebebasan penuh dalam mengatur politik dalam negeri.
b. Memperlakukan penduduknya dengan baik dan menjaga hak-hak mereka.
c. Mempunyai batas-batas yang terjaga.
d. Berlaku adil terhadap para duta besar dan konsulat yang ada dinegara
mereka.
6. Ketika mengumumkan perang dengan negara lain, agar tidak melakukan
khianat, tidak menggunakan senjata pemusnah masal yang menambah
penderitaan orang.

Adapun prinsip-prinsip politik luar negeri dalam keadaan damai adalah :

1. Menjaga perdamaian
2. Menegakkan keadilan
3. Memenui janji
4. Menjaga hak-hak dan kebebasan bagi non muslim
5. Melakukan tolong menolong kemanusiaan dan saling toleransi

Adapun prinsip-prinsip politik luar negeri Islam dalam keadaan perang adalah :

1. Menentukan tujuan perang a. Menahan serangan musuh dan melawan


kekuatan kaum zalin sehingga terwujud keamanan, b. Mengamankan dakwah
islam.
2. Melakukan persiapan.
3. Tidak meminta bantuan musuh untuk mengalahkan musuh.
4. Menepati perjanjian atau persetujuan.
5. Menjalankan hukum dan adab islam dalam perang.
Diantara hukum-hukum itu adalah :
a. Dilarang membunuh wanita, anak kecil dan orang tua.
b. Dilarang membunuh seseorang dengan khianat tanpa mengumumkan
dahulu sikap perang.
c. Dilarang merusak jenazah musuh.
d. Menguburkan mayat-mayat musuh sebagai penghormatan.
e. Memperlakukan tawanan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai