Anda di halaman 1dari 9

A.

Isu Etik dalam Asuhan Keperawatan Kritis


1. Etika dan Perawat
Code of Ethics for Nurses dimulai dengan kalimat Etika adalah bagian integral
dari landasan keperawatan.
Moral adalah standar tingkah laku pribadi atau standar tingkah laku yang
diatur berdasarkan ekspektasi perilaku masyarakat. Moral adalah standar perilaku
dan nilai yang dipatuhi oleh kita sebagai anggota masyarakat. Etika, istilah yang
lebih formal, merujuk pada studi yang sistematis terhadap standar dan nilai
tersebut. Secara spesifik, Etika adalah metode penyelidikan yang membantu kita
menjawab pertanyaan mengenai apa yang benar dan mana yang salah, apa yang
sebaiknya dilakukan pada situasi khusus, dan menjadi orang yang seperti apa, dan
perawat seperti apa kita, dan mengapa.
Istilah etika terkadang dipakai untuk merujuk pada kepercayaanatau praktik
formal sekelompok orang tertentu , seperti : etika orang Yahudi, etika
bisnis, atau etika kedokteran.
Bioetika suatu bentuk etika terapan normatif, adalah studi mengenal isu etik
dan penilaian etik yang diambil dalam ilmu biomedis, meliputi perawatan pasien,
pemberian perawatan kesehatan, dan penelitian biomedis.

2. Perangkat Etika
Resolusi kadang kala tampak sangat sulit dicapai saat kita terlibat dalam
konflik moral. Akan tetapi, penerapan perangkat etik, prinsip-prinsip moral dasar,
dan panduan profesional keperawatan secara sistematis dapat membantu
mengidentifikasi kewajiban etik dan memutuskan mana tindakan yang tepat yang
dapat membantu memenuhi kewajiban etik tersebut.
a) Pendekatan etika
Dalam etika normatif, terdapat beberapa pendekatan umum atau orientasi yang
digunakan dalam proses menentukan hal yang benar atau yang salah.
b) Prinsip bioetika dan etika perawatan
Empat prinsip bioetika yang diterima secara luas sering dipergunakan untuk
memecahkan masalah etik dalam perawatan kesehatan. Keempat prinsip ini,
yang bermanfaat untuk menganalisis pilihan moral dan konflik yang dihadapi
oleh perawat praktisi, adalah (nonmaleficence), (beneficence), menghormati
otonom (respect for autonomy), dan keadilan (justice) (kotak 7-2). Dua prinsip
lainnya yang sering disebut relevan dengan praktik keperawatan adalah
kesetiaan (fidelity) dan kejujuran (veracity).

3. Aspek advokasi dibagi menjadi 3 model yaitu:


1) Right protection Model
merupakan peran perawat dalam menjaga hak pasien selama
mendapatkan perawatan.
2) Value Based Decision Model
merupakan peran perawat dalam memberikan informasi pada pasien
dalam proses pengambilan keputusan.
3) Respect for Persons Model
merupakan peran perawat dalam menjaga kehormatan dan privasi
pasien dalam proses keperawatan.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN MODEL PENYELESAIAN


MASALAH ETIK DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN

Kemajuan ilmu dan teknologi terutama dibidang biologi dan kedokteran telah
menimbulkan berbagai permasalahan atau dilema etika kesehatan yang sebagian besar belum
teratasi ( catalona,1991 ).
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang
dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawab moral ( Nila ismani,2001 ).
Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistimatis tentang suatu perilaku benar atau
salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etika merupakan aplikasi
atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi nyata dan bertindak dalam
kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya. Banyak pihak yang
menggunakan masalah etik untuk menggambarkan etika suatu profesi dalam hubungannya
dalam kode etik profesional seperti kode etik PPNI atau IBI.
Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan suatu
standar atau pegangan yang mengarah pada sikap atau perilaku seseorang. Sistem nilai dalam
suatu organisasi adalah rentang nilai-nilai yang dianggap penting dan sering diartikan sebagai
perilaku personal.
Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar personal tentang
benar atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika dalam agama, hukum ,
adat dan praktek profesional.
Perawat atau bidan memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan yang
berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan profesional.
Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat atau bidan dan berlanjut
pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman. Perilaku yang etis
mencapai puncaknya bila perawat atau bidan mencoba dan mencontoh perilaku pengambilan
keputusan yang etis untuk membantu memecahkan masalah etika. Dalam hal ini, perawat
atau bidan seringkali menggunakan dua pendekatan : yaitu pendekatan berdasarkan asuhan
keperawatan/kebidanan.
Pendekatan berdasarkan prinsip
Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam bio etika untuk menawarkan
bimbingan untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress (1994) menyatakan 4 pendekatan
prinsip dalam etika biomedik antara lain :
a. Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak sebagai penghargaan terhadap kapasitas
otonomi setiap orang.
b. Menghindarkan berbuat suatu kesalahan
c. Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan segala
konsekuensinya.
d. Keadilan menjelaskan tentang manfaat dan resiko yang dihadapi.
Dilema etik muncul ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan penyebab konflik
dalam bertindak. Cosntoh : seorang ibu yang memerlukan biaya untuk pengobatan progresif
bagi bayi yang lahir tanpa otak dan secara medis dinyatakan tidak akan tapi pernah
menikmati kehidupan bahagia yang paling sederhana skalipun. Disini terlihat adanya
kebutuhan untuk tetap menghargai otonomi si ibu akan pilihan pengobatan bayinya tetapi
dilain pihak masyarakat berpendapat akan lebih adil bila pengobatan diberikan kepada bayi
yang masih memungkinkan mempunyai harapan hidup yang besar . Hal ini dapat mengurangi
perhatian perawat atau bidan terhadap sesuatu yang penting dalam etika.
Terutama kemajuan dibidang biologi dan kedokteran, telah menimbulkan berbagai
permasalahan atau dilema etika kesehatan yang sebagian besar belum teratasi
(cakalano,1991). Kemajuan teknologi saat ini telah meningkatkan kemampuan bidang
kesehatan dalam mengatasi kesehatan dan memperpanjang usia. Jumlah golongan usia lanjut
yang semakin banyak, keterbatasan tenaga perawat, biaya perawatan yang semakin mahal,
dan keterbatasan sarana kesehatan, telah menimbulkan etika perawatan bagi individu perawat
atau persatuan perawat (Mc.Croskey,1990)
A. Beberapa pengertian yang berkaitan dengan dilema etik
1. Etik adalah norma-norma yang menentukan baik buruknya tingkah laku manusia, baik
secara sendirian maupun bersama sama dan mengatur hidup kearah tujuannya (Pastur
Scalia,1971)
2. Etik Keperawatan adalah norma-norma yang dianut oleh perawat dalam bertingkah laku
dengan pasien, keluarga, kolega atau tenaga kesehatan lainnya di suatu pelayanan
keperawatan yang bersifat profesional. Perilaku etik akan dibentuk oleh nilai-nilai dari
pasien, perawat, dan interaksi sosial dalam lingkungan.
3. Kode etik keperawatan. Kode etik adalah suatu tatanan tentang prinsip-prinsip imum
yang telah diterima oleh suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggotanya dalam
melaksanakan praktek keperawatan, baik yang berhubungan dengan pasien, keluarga
masyarakat, teman sejawat, diri sendiri dan tim kesehatan lain yang berfungsi untuk :
o Memberikan dasar dalam mengatur hubungan dalam mengatur hubungan antara
perawat, pasien, tenaga kesehatan lain, masyarakat dan profesi keperawatan.
o Memberikan dasar dalam menilai tindakan keperawatan.
o Membantu masyarakat untuk mengetahui pedoman dalam melaksanakan praktek
keperawatan.
o Menjadi dasar dalam membuat kurikulum pendidikan keperawatan (Kozier & Erb,
1998).
4. Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua (atau lebih) landasan moral
suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan kondisi dimana
setiap alternatif memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema etik ini sukar untuk
menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan stres pada perawat karena dia
tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik
biasa timbul akibat nilai-nilai perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif
sehingga timbul pertentangan dalam mengambil keputusan. Menurut Thompson dan
Thompson (1985) dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada
alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding. Didalam dilema etik tidak
ada yang benar atau yang salah. Untuk membuat keputusan yang etis, seorang perawat
tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional.

B. Prinsip-prinsip moral dalam Praktek Keperawatan


Prinsip moral merupakan masalah umum dalam melakukan sesuatu sehingga membentuk
suatu sistem etik. Prinsip moral berfungsi untuk membuat secara spesifik apakah suatu
tindakan dilarang, diperlukan atau diijinkan dalam situasi tertentu. (Jhon Stone, 1989)
1. Otonomi
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
memutuskan. Orang dewasa dianggap kompoten dan memiliki kekuatan sendiri, memilih
dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang dihargai. Prinsip otonomi ini adalah
bentuk respek terhadap seseorang, juga dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan
bertindak secara rasional.
2. Benefisiensi
Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kesalahan atau kejahatan kebaikan menjadi konflik
dengan otonomi.
3. Keadilan (justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam
praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar
praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
4. Nonmalefisien
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera secara fisik dan psikologik. Segala
tindakan yang dilakukan kepada pasien adalah aman.
5. Veracity (kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk
meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi
akurat komprehensif dan obyektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi
yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada pasien tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan.
6. Fidelity
Prinsip fidelity individu untuk menghargai janji dan komitmennnya terhadap orang lain.
Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia pasien.
7. Kerahasiaan (confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien harus dijaga
privacynya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh
dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak ada satu orangpun dapat memperoleh
informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien diluar area pelayanan,
menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan yang
lain harus dicegah.

C. Kerangka Konsep Pemecahan Masalah Dilema Etik


Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya
menggunakan kerangka proses keperawatan/pemecahan masalah secara ilmiah, antara lain :
1. Model pemecahan masalah (Megan,1989)
Ada lima langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik.
a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d. Melaksanakan rencana
e. Mengevaluasi hasil
2. Kerangka pemecahan dilema etik (Kozier & Erb, 1989)
a. Mengembangkan data dasar. Untuk melakukan ini perawat memerlukan
pengumpulan informasi sebanyak mungkin meliputi :
Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan keterlibatannya
Apa tindakan yang diusulkan
Apa maksud dari tindakan yang diusulkan
Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan yang
diusulkan.
b. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan
mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
d. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut.
e. Mengidentifikasi kewajiban perawat
f. Membuat keputusan
3. Model Murphy dan murphy
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan
b. Mengidentifikasi masalah etik
c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Mengidentifikasi peran perawat
e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan
f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif keputusan
g. Memberi keputusan
h. Mempertimbangkan bagaimana keputusan tersebut hingga sesuai dengan falsafah
umum untuk perawatan klien
i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan menggunakan
informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan berikutnya.
4. Model Curtin
a. Mengumpulkan berbagai latar belakang informasi yang menyebabkan masalah
b. Identifikasi bagian-bagian etik dari masalah pengambilan keputusan
c. Identifikasi orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Identifikasi semua kemungkinan pilihan dan hasil dari npilihan itu
e. Aplikasi teori, prinsip dan peran etik yang relevan
f. Memecahkan dilema
g. Melaksanakan keputusan
5. Model Levine Ariff dan Gron
a. Mendefinisikan dilema
b. Identifikasi faktor-faktor pemberi pelayanan
c. Identifikasi faktor-faktor bukan pemberi pelayanan
Pasien dan keluarga
Faktor-faktor eksternal
d. Pikirkan faktor-faktor tersebut satu persatu
e. Identifikasi item-item kebutuhan sesuai klasifikasi
f. Identifikasi pengambil keputusan
g. Kaji ulang pokok-pokok dari prinsip-prinsip etik
h. Tentukan alternatif-alternatif
i. Menindaklanjuti
6. Langkah-langkah menurut Purtillo dan Cassel (1981)
Purtillo dan Cassel menyarankan 4 langkah dalam membuat keputusan etik
a. Mengumpulkan data yang relevan
b. Mengidentifikasi dilema
c. Memutuskan apa yang harus dilakukan
d. Melengkapi tindakan
7. Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson (1981) mengusulkan 10 langkah
model keputusan biotis
a. Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yang diperlukan,
komponen etis dan petunjuk individual
b. Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi
c. Mengidentifikasi issue etik
d. Menentukan posisi moral
e. Menentukan posisi moral pribadi dan profesional
f. Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait
g. Mengidentifikasi konflik nilai yang ada

D. Strategi Penyelesaian Masalah Etik


Dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan etis, antara perawat dan dokter tidak
menutup kemungkinan terjadi perbedaan pendapat. Bila ini berlanjut dapat menyebabkan
masalah komunikasi dan kerjasama, sehingga menghambat perawatan pada pasien dan
kenyamanan kerja. (Mac Phail,1988)
Salah satu cara menyelesaikan masalah etis adalah dengan melakukan rounde (Bioetics
Rounds) yang melibatkan perawat dengan dokter. Rounde ini tidak difokuskan untuk
menyelesaikan masalah etis tetapi untuk melakukan diskusi secara terbuka tentang
kemungkinan terdapat permasalahan etis.
DAFTAR PUSTAKA

Ismani Nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta. Widya Medika


Amir amri. 1997. Hukum Kesehatan. Jakarta. Bunga Rampai
Lubis Sofyan. 2009. Mengenal Hak Konsumen dan Pasien. Jakarta. Pustaka Yusticia

Diposkan 29th September 2012 olehLely jumrianibakti

Anda mungkin juga menyukai