Anda di halaman 1dari 156

1

Copyright Ramonda
All right reserved

MOZAIK
PERKADERAN
HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat 2013-2014
Ramonda

Penyunting :
Ramonda

Editor :
Saefullah
Ilhamsyah
M. Nurwansyah
Aziz Muhtasyam
M. Harsya Bachtiar
Fuji Nurul Hamdan
Soeharto
M. Ilham Sigit

Sampul : Faiz Izzat Muttaqien

Cetakan I, Oktober 2014

Diterbitkan oleh :
HMI Komtar Ha-He Press
Jl. Semanggi II RT 002 RW 003 No. 87A, Kel. Cempaka Putih Kec.
Ciputat Timur.

2
Sekapur Sirih Penulis

Buku Mozaik Perkaderan ini berisi tentang laporan


kepengurusan HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat periode 2013-
2014, Rekam jejak hasil silaturaHMI bersama KAHMI, Coretan beberapa
kader serta sebuah refleksi tentang HMI Komisariat Tarbiyah Cabang
Ciputat periode 2013-2014.
Ketika memulai menulis, niatan yang pertama terlintas dalam
benak saya hanyalah untuk merekam ingatan dan memberi respon
terhadap segala bentuk program, wacana dan peristiwa aktual.
HMI Komisariat Tarbiyah merupakan komisariat yang memiliki
jumlah kader terbanyak se-Cabang Ciputat. Kuantitas yang begitu banyak
memiliki cerita dan proses pembelajaran yang begitu besar dalam hal
perkaderan intelektual.
Sebagai lembaga intelektual, hal yang semestinya menjadi
perhatian kita adalah pengembangan tradisi literasi. Aktifitas membaca,
menulis, dan berdiskusi akan dengan sendirinya menjadi sandaran mula-
mula bagi perkembangan kemampuan intelektual.
Disitulah barangkali buku ini mendapatkan tempatnya. Biarpun
sederhana, gagasan dan coretan yang berserak dalam buku ini semoga
menjadi pemantik semangat bagi diskusi lebih lanjut. Sekaligus menjadi
hadiah bagi Pemuda Indonesia demi mengembangankan tradisi
intelektual.
Ucapan terimakasih pertama kali saya haturkan kepada kedua
orang tua saya (Sumardi dan Elly Martati) yang telah membimbing dan
mencurahkan kasih sayang pada saya semenjak kecil, juga kepada adik
tercinta Affan Zamora dan Kakak Tercinta Vina Agustina, ucapan
terimakasih saya haturkan kepada Kanda/Yunda Alumni HMI Cabang

3
Ciputat terutama kanda Eko Arisandi yang selalu meningatkan saya
betapa pentingnya sikap, mental dan moral intelektual dalam diri
seorang kader selama satu periode kepengurusan, juga kepada kanda-
kanda senior lain yang selalu menyediakan waktu berdialog masalah
sepele dan senantiasa memberi nasihat, arahan sekaligus perintah
seperti Ka Amel, Ka Fauzi, Ka Fathul Arif, Ka Rahma, Ka Jonson, Ka Akbar
Khadafi, Ka Haris Maulana Akbar, Ka Deni, Ka Fathul Munir, Ka
Zulhendra, Ka Sahuri, Ka Budi Kurniawan, Ka Apoeng, Ka Ahmad Sulhan,
Ka Asep Eka Mulyanudin, Ka Dio, Ka Fathurrahman, Ka Suci Nurpratiwi,
Ka Oman dan Ka Anggi Anggara yang selalu menegur jika saya salah dan
berandil besar dalam BerjuangUntukMembangun serta senior-senior
yang lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Kemudian dengan bangga dan hormat saya haturkan
terimakasih kepada ka Didin Syafrudin, Ka Rusydy Zakaria, Bunda
Maifalinda, Bunda Nurlena, Ka Ivan Firdaus, Ka Ikhwanudin Syarif, Ka
Fauzan, dan KAHMI-KAHMI yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu yang telah membantu dalam menjaga ritme perkaderan baik
moril dan materil.
Kepada adinda tercinta Nur Kamaliah, Kawan seperjuangan
Alwan Nahrowi Ridwan, Cipto Dwi Nugroho, Zaeni Abdillah, Faiz Izzat
Muttaqien, Yustasya, Dinarrisprabowo, Ahmad Naufal, Amaliah Utami,
yang bersedia mendengarkan keluhan, dan memberikan alternatif-
alternatif pilihan terhadap Permasalahan HMI dan organisasi lainnya
selama ini. Serta para penulis yang menyumbangkan tulisannya Cipto
Dwi Nugroho, Alwan Nahrowi Ridwan, Masruroh, Ahmad Khoiruddin, M.
Ilham Sigit, Febriandanu, Saefullah, Amelia Fauziah, Ika Sutiandari,
Ilhamsyah, Sulthan, dan Ahmad Husain,

4
Tak lupa kepada senior HMI Cabang Ciputat; Ka Erik Haryadi,
Ka Muamar, Ka Doni Besthadi, Ka Chairul Irfani, Ka Adi Komba, Ka Bogel,
Ka Bande, Ka Ramdhany, Ka Asep Sholahudin, Ka UIN syarif, Ka Ega, Ka
Petruk, Ka Irfan Pasaribu, Ka Awe, dan kakak-kakak yang lain yang
sering ngopi bersama sambil sharing tentang perkaderan serta kawan
tukar pikiran perkaderan Kanda Ibnoe dan Kanda Tama. Tak lupa juga
kepada seluruh ketua umum HMI Komisariat se-Cabang Ciputat yang
sama-sama berjuang untuk umat. Semoga kita semua selalu diberikan
rahmat oleh Tuhan yang Maha Esa.
Kawan-Kawan pengurus yang telah berjuang bersama yang tak
akan pernah saya lupakan semua jasa-jasanya, Kawan-Kawan Intra
Kampus Pengurus HMJ, BEMF, BEMU, SEMA U yang kedepan semoga
lebih baik dalam sinergitasnya yang menjadi impian kita bersama.
Semua rekan-rekan kader HMI yang tak mungkin saya sebutkan
satu persatu. Satu hal yang tidak mungkin saya lupakan kawan-kawan
saya berjuang yang tak mungkin saya lupakan, Kita saling Asih, Saling
Asah, Saling Asuh. Semoga Ukhuwah kita semua selalu dijaga oleh Allah
SWT.

Ramonda
Ketua Umum
HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat 2013-2014

5
PROLOG :
HMI Komisariat Tarbiyah Periode 2013-2014
Sebagai Pertanggungjawaban

Kepada yang terhormat,


Segenap pengurus HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat
Para majelis MPK PK HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat
Segenap Kanda/ Yunda Kader HMI Komisariat Tarbiyah
Seluruh Peserta Rapat Anggota Komisariat (RAK)

Asalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pendahuluan
Alhamdulillah, segala puji syukur kepada Allah Swt,
Tuhan Yang Mahakuasa atas semesta alam. Dengan limpahan
rahmat dan nikmat-Nya kita kembali berkumpul bersama di
tempat yang berbahagia ini dan dengan kasih serta sayang-Nya
kita masih setia berhimpun di himpunan yang mulia ini.
Shalawat serta Salam tercurah dengan ikhlas pada Nabi
Muhammad Saw yang menjadi pangkal dari segala bentuk

6
keteladanan dalam Islam dan berkat perjuangannya kita dapat
terus menapaki jejak risalah kebenaran yang dibawanya. Semoga
kita semua adalah insan pengikutnya yang setia hingga akhir
zaman.

Peserta RAK yang saya cintai dan banggakan


Langkah demi langkah telah dilalui bersama dalam
menahkodai roda organisasi HMI Komisariat Tarbiyah 2013-
2014. Berbagai dinamika bersama kami lalui. Suka, duka, senang,
hingga terpaan badai menerjang kami rasakan hingga sampai
kepada laporan pertanggung jawaban 1 periode kepengurusan.
Tak ada keringat yang tak kering, tak ada hujan yang tak
membasahi bumi, tak ada bulan yang menggelapkan malam serta
tak ada proses yang mengkhianati hasil. Semua itu menjadi
prinsip bersama kami BerjuangUntukMembangun HMI
Komisariat Tarbiyah dengan amanah mulia yang diemban.
Masalah adalah bumbu bagi kami begitu sedapnya
Berjuang Untuk Umat dalam mencapai tujuan bersama keluarga
besar HMI Komisariat Tarbiyah. Dengan Masalah membentuk
kedewasaan bersama dalam memecahkannya. Tentu setiap
masalah tidak terlepas oleh pertolongan sang Maha Pencipta
menemukan jalan keluarnya.
kami mengucapkan terima kasih yang tak hingga atas
semua dukungan, bantuan dan keikutsertaan segenap kader yang
terhimpun di komisariat ini dalam menjalankan roda organisasi

7
bersama untuk mencapai tujuan yang kita dan para pendiri
himpunan ini citakan, juga peserta RAK yang bersedia untuk
menyukseskan agenda mulia tahunan pada hari ini. Karena besar
dan kecinya kami adalah semangat kawan-kawan yang selama ini
bersama membangun komisariat menjadi rumah bersama untuk
mengembangkan potensi diri. Dengan segala kerendahan hati,
kami mohon beribu maaf dari kawan-kawan atas ketidaksesuaian
agenda RAK di hati kawan-kawan, karena harus menggangu
persiapan pelaksanaan Latihan Kader.
Tibalah saatnya bagi kami selaku Pengurus HMI
Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat untuk melaporkan berbagai
kegiatan kami dalam menjalankan roda kaderisasi selama satu
periode kepengurusan. Kami berharap agar semua yang kami
laporkan dapat menjadi bahan rujukan yang cukup berarti untuk
kita evaluasi bersama demi HMI yang lebih baik, produktif,
profesional dan mandiri dalam ekonomi.

Orientasi Kepemimpinan
Seiring perjalanan kepengurusan ini, saya selaku Ketua
Umum telah berupaya untuk menanamkan kebersamaan yang
harmonis serta kultur penggemblengan mental sebagai keluarga
himpunan pada setiap pengurus maupun kader anggota biasa
yang lain. Kebersamaan dan penggemblengan mental ini kami
visikan dalam sebuah tema besar kepengurusan HMI Komisariat
Tarbiyah Cabang Ciputat periode 2013-2014 yaitu, HMI

8
Komisariat Tarbiyah, Kawah Candradimuka perkaderan
yang tertata dengan rapi dan sinergis, dengan
kepemimpinan yang bersifat melayani.
Harapan kami bahwa dengan tema besar ini setiap
pengurus dapat menanamkan kesadaran kebersamaan dan
penggemblengan mental yang dibina dengan kekeluargaan agar
bisa memberikan yang terbaik bagi seluruh kader yang
berhimpun di komisariat ini.
Jejak panjang sejarah HMI terpatri dalam diri untuk terus
membangun dan menciptakan selalu kejayaan himpunan yang
kita cintai bersama. AD/ART menjadi pedoman kami dalam
menjalankan segala bentuk kebijakan. Titik focus dalam
kepengurusan ini kami upayakan untuk membudayakan kultur
produktif, profesional dan mandiri dalam ekonomi yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan baik. Karena HMI saat ini harus
memikirkan 3 aspek tersebut. Dengan 3 aspek tersebut kami
yakini HMI dapat mendulang kembali kejayaan tempo dulu yang
hingga kini telah memudar seiring perkembangan zaman.
Hal ini merupakan grand design kebijakan yang kami
sepakati untuk dapat menmbantu mencetak kepribadian kader
yang memiliki sikap dan mental yang kuat dalam menghadapi
segala rintangan dan hambatan dalam berorganisasi.
Disamping itu, menbina harmonisasi kekeluargaan
dengan KAHMI merupakan agenda kami yang cukup signifikan.
Dengan upaya ini kami berharap bahwa kepengurusan ini dapat

9
menjembatani harapan kader dan harapan KAHMI yang dapat
dipadukan secara harmonis menjadi gagasan bersama yang
berorientasikan pada masa depan kaderisasi di HMI.

Kondisi Obyektif Internal


BerjuangUntukMembangun menjadi slogan dalam
menjalankan kepengurusan ini. Bahwa kami sadar HMI saat ini
harus berbenah dengan dinamika yang telah mengalami
degradasi. Kami bersyukur bahwa dalam satu periode
kepengurusan ini, Komisariat dapat menjadi rumah bersama bagi
kader dalam kondisi apa pun. Hal ini terwijud dengan usaha kami
untuk menciptakan lingkungan sekretariat aman dan nyaman
dengan memperluas ruang sekretariat.
Selama satu periode kepengurusan, sejauh pengamatan
kami, para kader lebih memiliki sense of belonging yang lebih dari
kondisi sekretariat sebelumnya. Tiada keindahan lain selama
kepengurusan ini selain merasakan suasana kekeluargaan yang
begitu hangat dalam sekretariat. Berangkat dari suasana inilah
kami mengikhlaskan hati untuk terus berjuang dan berkorban
demi memberikan yang terbaik bagi kawan-kawan kader.
Awal kepengurusan ini kami manfaatkan untuk
mengkonsolidasikan kembali silaturaHMI yang lebih erat dengan
KAHMI, karena kami sadar bahwa dengan semangat KAHMI, serta
masukan dari para KAHMI yang membangun dapat menjadi
acuan kepengurusan 1 tahun kedepan. Berbagai masukan kami

10
catat dalam buku untuk kami kaji dan pertimbangkan bersama
demi terciptanya tujuan sinergis kami dengan KAHMI.
Awal kepengurusan kami hadapi dengan kondisi sulit.
Pengurus baru dengan beban yang cukup besar dengan
melaksankan agenda Latihan Kader 1 yang membutuhkan dana
yang cukup besar. Terlebih dengan pembiayaan sekeretariat yang
akan habis 1 bulan lagi. Kami sadar bahwa membangun
organisasi tidak terlepas oleh materi. Kami mencoba melakukan
penjualan kaos, mug dan kalender serta karya kader-kader yang
punya daya jual untuk kemandirian ekonomi HMI Komisariat
Tarbiyah.
Alhamdulillah dengan rahmat Tuhan yang Pencipta Alam
pelaksanaan Latihan Kader yang penuh dengan konsekuensi baik
pribadi maupun kelompok memberikan sebuah pembelajaran
yang berharga betapa begitu berharganya waktu dan sikap.
Pelaksanaan Latihan Kader sebagai gerbang awal perkaderan
berjalan dengan sukses dan lancar serta mendapatkan sisa
keuangan yang cukup banyak untuk dapat membiayai
sekeretariat selama satu tahun kedepan. Sungguh sebuah rezeki
yang penuh syukur kehadirat-Nya awal kepengurusan dapat
melewati rintangan dan hambatan yang cukup sulit.
Ritme organisasi selama satu periode kepengurusan
memang dirasa sangat berdinamika. Sebagaian pengurus dalam
rapat kerja sepakat untuk tidak banyak melaksanakan kegiatan
yang ceremonial namun memperbanyak kegiatan yang bersifat

11
rutinitas. Alhamdulillah setiap bidang produktif dalam
menjalankan kegiatan rutinitas yang telah dijalankan. Setengah
periode kepengurusan 1 minggu sekretariat padat dengan agenda
setiap bidang. Rapat harian dan presidium kami laksanakan
dengan baik sesuai aturan AD/ART.
Saya sangat bangga dan tersenyum ketika melihat
semangat kawan2 kader dan pengurus yang ingin melanjutkan
jenjang perkaderan Latihan Kader II dan Latihan Kader Kohati.
Sekeretariat menjadi tempat penggembelengan kawan-kawan
dalam mempersiapkan diri bertarung dengan cabang-cabang lain
secara intelektual. Alhamdulillah terhitung 9 kader terbaik
Komisariat Tarbiyah mengikuti kuliah S2 atau Latihan Kader II.
Sementara untuk kader Kohati terhitung 4 kader terbaik
mengikuti jenjang perkaderan Latihan Kader Kohati.
Berjalan setelah setengah periode kepengurusan, kami
mengalami dinamika kepengurusan yang cukup menguji
kedewasaan dan kebijaksanaan. Jenuh mulai melanda serta
ketidaksiapan melanjutkan perjuangan hingga akhir menjadi
sindrom beberapa pengurus. Saya selaku ketua umum harus
mengambil sikap demi menjaga roda kaderisasi dengan
mengganti pengurus yang mengundurkan diri dan tidak siap
melanjutkan perjuangan hingga akhir kepengurusan. Dengan
demikian, saya memberanikan diri untuk merekrut beberapa
pengurus baru dari kawan-kawan semester 5 untuk menjaga
ritme organisasi. Ketika itu saya melandasi dan merekrut kawan2

12
yang mau berjuang bersama dengan kesiapan untuk membangun
bersama setengah periode selanjutnya. Karena bagi saya yang
terpenting siap dan punya kemauan bukan HARUS. Alhamdulillah
kami merasa lengkap kembali menjadi satu kesatuan yang utuh
dalam mencapai tujuan bersama BerjuangUntukMembangun
hingga akhir periode kepengurusan..

Kondisi Obyektif Eksternal


Dalam kondisi eksternal, HMI Komisariat Tarbiyah
Cabang Ciputat secara kuantitas merupakan salah satu komisariat
terbesar se-Ciputat. Maka HMI Komisariat Tarbiyah perlu dijaga
eksistensinya dan perlu ditingkatkan kualitasnya untuk
menyeimbangkan dengan kuantitasnya.
Perlu kita sadari bahwa arahan dari berbagai pihak
sangat menentukan semangat para kader, terutama keterlibatan
KAHMI dalam membimbing kader secara konsisten dan penuh
keikhlasan. Dari awal kepengurusan kami telah mencoba untuk
dapat menjembatani keakraban KAHMI dan para kader, namun
memeang banyak kendala yang hadir. Baik dari internal kami,
maupun KAHMI. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mengawal
proses kaderisasi secara massif mesti menjadi keharusan antara
KAHMI dan kader. Hal ini agar menciptakan suasana
kekeluargaan demi terciptanya kaderisasi yang baik.
Komisariat tarbiyah saat ini menjadi salah satu
komisariat yang tidak bisa dipandang sebelah mata dan besar

13
dihadapan komisariat yang lain. Sejatinya, Komisariat Tarbiyah
merupakan komisariat yang diperhitungkan oleh komisariat lain
dengan potensi para kadernya yang menempati posisi-posisi
strategis di rumah HMI Cabang Ciputat. Kondisi seperti ini
menjadi semangat kami untuk terus terlibat secara aktif dalam
mengawal HMI Cabang Ciputat ke depan. Setiap permasalahan
yang hadir merupakan kondisi dinamis yang terus kami upayakan
solusinya dengan kedewasaan dan kebijaksanaan.
Kontribusi terhadap kaderisasi di kampus pun dapat
kami jadikan sebagai landasan dalam menjalankan roda
kaderisasi yang massif. Melalui kader-kader terbaik komisariat
yang menempati pos strategis di eksekutif kampus, kami dapat
merealisasikan pengabdian kami pada ranah eksternal organisasi.
Namun, perlu disadari pula bahwa banyak hal yang perlu
diperbaiki, terutama komunikasi yang kurang efektif serta sering
terjadi ketidaksepahaman selama ini menjadi hal yang paling
mendasar dari koordinasi eksternal kepengurusan dengan
kawan-kawan kader di intra kampus. Partisipasi kawan-kawan
kader selama ini dalam menyumbangkan pengabdiannya di intra
kampus cukup memberikan angin segar dalam membangun
kampus yang berkarakter. Hal ini dibuktikan berbagai program
kegiatan yang menopang segala kebutuhan akademik mahasiswa
di kampus, mulai dari kegiatan seminar, workshop, perlombaan-
perlombaan yang menopang kondisi jiwa dan raga menjadi
rutinitas yang diselenggarakan oleh kader di dalam kampus.

14
Mengikuti perkembangan Negara yang masih banyak
problematika kepercayaan, kami menempatkan posisi sebagai
organ independen murni memperjuangkan hak-hak rakyat yang
mesti ditunaikan oleh pemerintahan. Dalam berbagai aksi
solidaritas untuk memonitoring perkembangan isu-isu
kenegaraan kami pun banyak terlibat aktif menyongsong gerakan
aksi tersebut. Selama satu periode kepengurusan ini tercatat 3
kali kita menunjukkan aksi kepedulian terhadap kondisi
kenegaraan serta peringatan hari nasional. Menjadi sebuah
kebahagiaan ketika memperingati hari Kebangkitan Nasional
kami melakukan aksi damai di kampus bersama sahabat-sahabati
PMII untuk mengaspirasikan bersama Hari Kebangkitan Nasional
Itulah sekelumit problematika yang kami hadapi dari
kondisi eksternal organisasi yang memang cukup kuat untuk
kami pertimbangkan. Kami sadar, bahwa banyak agenda strategis
yang belum kami realisasikan untuk dapat menunjukkan
eksistensi komisariat di hadapan wajah para organ lain yang
bergerak beriringan dengan komisariat ini. Mudah-mudahan
dengan perjalanan proses kaderisasi yang ada dapat
mengantarkan HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat menjadi
komisariat yang santun dan dewasa di hadapan komisariat
ataupun organ lain.

15
Evaluasi dan Proyeksi
Dari berbagai pemaparan diatas, tak dapat dipungkiri
bahwa masih banyak pengabdian yang harus kami lakukan selaku
pengurus dalam menjaga eksistensi himpunan ini. Kekurangan
tenaga, pikiran, dan financial merupakan proses belajar yang
amat kami rasakan selama mengurus komisariat ini. Namun
dengan perjuangan bersama, HMI Komisariat Tarbiyah masih
berdiri tegak dan kokoh untuk terus melajutkan estafet
kaderisasi yang lebih baik lagi. Besar harapan kami agar segala
hal yang telah kami lakukan selama kepengurusan ini menjadi
bahan evaluasi bersama untuk merumuskan tujuan bersama yang
lebih baik.
Dari dinamika yang telah saya lalui. Saya sedikit
mengevaluasi bahwa berdiri kokohnya organisasi tergantung
kepada sikap personalia pengurusnya. Ketika personalia
pengurus tetap selalu bersyukur dan ikhlas bersama
BerjuanUntukMembangun niscaya organisasi yang kita cintai
akan terus berdiri kokoh dan mengepakkan sayapnya dan dapat
terus berguna bagi umat dan bangsa.
Satu prinsip bersama beberapa personalia pengurus
yang kami bangun adalah sikap. Setiap pilihan penuh dengan
konsekuensi karena itu adalah hasil dari sikap yang kita ambil.
Proyeksikan dalam membangun organisasi berawal dari
perkawanan bukan KEPENTINGAN. Dengan perkawanan kita

16
saling asah, saling asih dan saling asuh untuk Berjuang Bersama
Untuk Membangun

Penutup
Segenap perjuangan telah kami kobarkan, setetes
keringat yang masih belum berarti serta pengabdian yang belum
selesai menjadi semangat kami untuk terus membawa HMI
Komisariat Tarbiyah menjadi lebih baik kedepan dan menjadi
organisasi yang produktif, profesional dan mandiri dalam
ekonomi. Oleh karena itu, perkenankan kami memohon maaf
yang sebesarnya kepada seluruh keluarga besar HMI Komisariat
Tarbiyah atas segala khilaf yang merugikan selam kepengurusan
ini. Kami sadar bahwa himpunan ini adalah kumpulan manusia
yang tak luput dari kekurangan, bukan kumpulan para DEWA
yang selalu benar dan sesuai.
Terakhir, khusus saya persembahkan untaian puji dan
syukur kepada Allah Swt, Tuhan Pencipta Alam yang telah
memberikan kesempatan pada saya untuk belajar mengemban
amanah mulia ini. Kami berucap terima kasih yang tulus pula
kepada Sekum, Bendum, Wabendum, Kabid-kabid, para Wasekum
Bidang, staf departemen, MPKPK, Distrik-distrik, para KAHMI,
dan seluruh kader HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat yang
selama ini begitu setia menemani kami di saat suka maupun duka.
Semoga perjuangan bersama mendapat tempat keridhaan yang
tinggi di hadapan Allah Swt. #PerjuanganItuUnlimited maka

17
#BerjuanglahUntukMembangun dan terus #KawalPerkaderan
#YakinUsahaSampai.....

Billahittaufiq wal Hidayah,


Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ramonda
Ketua Umum HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat
2013-2014

18
Daftar Isi

Sekapur Sirih Penulis....................................................................................... ii


PROLOG : HMI Komisariat Tarbiyah Periode 2013-2014 Sebagai
Pertanggungjawaban ............................................................................. v
Daftar Isi ........................................................................................................ xviii

BAGIAN I SILATURAHMI PERKADERAN ....................................... 1


Berbagi Cerita Tentang Arah Perkaderan HMI
Kanda Rusydy Zakaria .............................................................................. 2
Pendidikan Abad XXI
Yunda Nurlena Rifai ................................................................................... 9
Masa Depan Pendidikan Indonesia 2045
Kanda Didin Syafrudin .............................................................................. 22

BAGIAN II CORETAN KADER ............................................................. 27


Pengaderan atau Pengkederan?!
Kanda Alwan Nahrowi Ridwan ............................................................. 28
Kader HMI Abangan
Kanda Saefulloh ........................................................................................... 31
HMI adalah Keluarga, HMI Memberikan Saya Keluarga, Saya
adalah Bagian dari Keluarga HMI
Yunda Ika Sutiandari ................................................................................. 34
Gejolak Perkaderan HMI Komisariat Tarbiyah
Kanda Ahmad Husain ................................................................................ 36

19
Rapat Anggota Komisariat atau Rapat Anggota WAYANG
Komisariat
Kanda Ilhamsyah ......................................................................................... 39
AD/ART VS Kultur HMI Komisariat Tarbiyah
Kanda Sulthan .............................................................................................. 42
Proses yang Penuh Nilai Kebebasan
Kanda Ahmad Khoiruddin ....................................................................... 45
Pola Pendidikan Pengaderan Himpunan Mahasiswa Islam
Yunda Amelia Fauziah .............................................................................. 47
Pola Perkaderan HMI
Kanda Cipto Dwi Nugroho ....................................................................... 51
Meng-Indonesiakan Islam versus Meng-Islamkan
Indonesia
Kanda Zaeni Abdillah ................................................................................ 55
Misteri Kata Tujuh Tahun Yang Dituju
Yunda Amalia Utami .................................................................................. 59
Transisi Setelah Opak Menuju Taaruf Jurusan
Kanda Muhammad Ilham Sigit .............................................................. 62
Batik Sebagai Identitas Keberadaan Bangsa Indonesia
Yunda Masruroh .......................................................................................... 68
Kebutuhan Reformasi Diri Pada Mahasiswa Baru
Kanda Muhammad Ilham Sigit .............................................................. 71
Perantau Ilmu Dari Belahan Timur Dunia
Yunda Amalia Utami ................................................................................. 78

20
Eksistensi Anggota Organisasi
Kanda Muhammad Ilham Sigit .............................................................. 81
Political Claim dan Saling Sandera Pemenang Pilpres
Kanda Sulthan .................................................................................. 83
Golput (Golongan Putih) Jawaban Setiap Pemilu
Kanda Muhammad Ilham Sigit .............................................................. 86
Sajak Kematian
Kanda Febriandanu.................................................................................... 90
Pesta Demokrasi Dan Bhineka Tunggal Ika
Kanda Muhammad Ilham Sigit .............................................................. 92
Akar Kepemimpinan
Kanda Ahmad Khoiruddin ....................................................................... 96
Seorang Wanita dan Keperawanannya
Yunda Laila .................................................................................................... 99
Catatan Pendidikan Dan Globalisasi
Kanda Ramonda ....................................................................................... 110
Pembelajaran Berlangsung di Rumah, Sekolah, dan
Masyarakat
Kanda Faiz Izzat Muttaqien ................................................................. 112
Memaknai Deklarasi Perempuan Anti Radikalisme Dan
Terorisme Ciputat
Kanda Ramonda ....................................................................................... 117
Semangat Enterpreneurship Kohati Pada Era Kini
Yunda Nur Kamaliah .............................................................................. 120

21
BAGIAN III #BerjuangUntukMembangun ................................ 125
Alangkah Lucunya Perkaderan HMI Komisariat Tarbiyah
(sebuah refleksi) ............................................................................................126

EPILOG: Testimoni .....................................................................................130


Biografi ..............................................................................................................132

22
23
BAGIAN I
SILATURAHMI PERKADERAN

24
Berbagi Cerita Tentang Arah Perkaderan HMI
Kanda Rusydy Zakaria1

Dalam sukses study ada hal yang sangat perlu


diperhatikan terutama dalam ruang lingkup perkaderan yang ada
dikomisariat. Misalnya bagaimana cara membuat catatan-catatan
kuliah yang baik, bagaimana cara mempresentasikan dan
membuat makalah, bagaimana mengejar kuliah secara cepat.
Tingkat dasar itu merupakan bagian terpenting bagi
seorang kader yang berintelektual. Selanjutnya, untuk kita senior
membantu adik-adik kita yang baru semester 1 dan 2, karena
dalam proses penyesuaian dikampus mereka masih kesulitan,
maka itu komisariat untuk itu, tidak usah terlalu banyak
memperbanyak mazhab-mazhab politik, apalagi itu terlalu di
fokuskan.
Ketika komisariat mengambil peran-peran yang lebih
bersifat edukatif, maka akan memberikan pondasi-pondasi dasar
kepada adik-adik kita yang ingin sukses study hal itu itu lebih
penting, ketimbang kita ajak diskusi-diskusi yang terlalu liar.
Diskusi itu nanti saja, kita boleh mengadakan diskusi seperti itu
tapi di ajarkan dasarnya terlebih dahulu, seperti bagaimana cara
diskusi yang elegant, efektif, berdiskusi yang santun yang tidak
saling jatuh menjatuhkan.

1
Beliau sekarang sebagai Sekretaris Ikatan Alumni UIN (IKALUIN)
Jakarta. Tulisan ini merupakan hasil transkip Program Ramadahan
Diskusi & SilaturaHMI bersama KAHMI pada tanggal 10 Juli 2014.

25
Jadi, ketika ada forum-forum diskusi resmi seperti RAK,
KONFERCAB, atau yang lain terjadi berantem aneh, kenapa aneh?
karena di tingkat komisariat ini tidak di bentuk sebuah budaya
yang santun, budaya mau mendengar, dan budaya yang
demokratis.
Zaman kita dahulu, kita berbagi peran dengan cabang.
Pengurus teras komisariat di libatkan ke cabang, untuk diskusi-
diskusi di cabang. Terkait Latihan Kader untuk pengurus yang di
komisariat cukup memfokuskan anggota, dengan terus
melakukan pembinaan untuk mendukung tugas pokok anggota
kita apa, yaitu sebuah kesuksesan itu saja.
Setelah saya pelajari, membina anggota dengan baik
sesuai dengan apa yang mereka inginkan, maka selanjutnya
pengurus ataupun senior di komisariat mencarikan akses mereka.
Seperti hal spele yaitu mereka tidak bisa TOEFL dan TAOFL, maka
carikan senior yang bisa mengajar dalam bidang itu. Zaman kita
hal seperti itu selalu dilakukan. Kita mencarikan senior yang bisa
mengajar,
kak, kakak bisa gak mengisi pelajaran 2 kali seminggu untuk
mengasih bimbingan bahasa arab atau behasa inggris.
Proses Itulah yang sangat di rasakan, bukan saya
meniadakan atau melarang diskusi politik, diskusi boleh saja
bahkan penting sekali, namun diskusi politik itu diadakan setelah
kita meletakkan pondasi-pondasi dasar kepada adik-adik kita.
Bagaimana ia punya kesiapan untuk bisa belajar untuk itu secara

26
baik, paham dan benar, proses dasar diskusinya saja jarang sekali
diajarakan atau diletakan.
Coba kembalikan pengalaman anda kepada semester 1,
hal tersebut jika kita melihat kepada pengalaman pribadi kita,
kita pasti akan merasakan kebingungan. Kebingungan dalam cara
belajaranya, karena terjadi kontras yang jauh, sangat berbeda
antara bagaimana cara belajar di sekolah dan di perguruan tinggi.
Seharusnya kita yang sudah senior memberikan rujukan dan
pembinaan.
Banyak problem yang dihadapi adik-adik kita, seperti
adik-adik kita bertemu dosen yang killer, susah untuk memahami
mata kuliahnya, maka sebagai mahaisiswa senior kita harus
membantu. Apalagi bagi senior-senior yang sudah mengalami
perkuliahan dengan dosen tersebut, berikan pengetahuan-
pengetahuan, keterampilan dasar yang orientasinya sukses study.
Hal itu lah yang menjadi modal dasar di komisariat.
jangan terlalu cepat di buat atau digiring ke politik. Politik
kampuslah, pemilulah, dan ini-itu. Dasar tersebut jika di
budidayakan akan rusak nanti dalam berpikirnya. Maka akan
timbul pemikiran yang pragmatis ahh, saya pengen kaka senior
seperti itu, itu jalan pintas. Akhirnya tidak matang jadi kader.
Ketika ketidakmatangan di beri kepercayaan seperti
menjadi pengurus, akan sekalinya rontok di tengah jalan.
Dikarenakan tidak kuat atas godaan-godaan di depannya. Namun
jika seseorang sudah di beri landasan kuat di tingkat komisariat,

27
ketika dia maju loncat maka naiknya akan bagus dan
menghasilkan output yang berkualitas dan proses perkaderanpun
berjalan dengan lancar. Jadi, kalau ada godaan, hambatan atau
semacamnya dia bisa menghadapi. Nah, ini fungsi komisariat.
Dewasa ini, yang terjadi adalah komisariat tidak mau
kalah dengan cabang. itu yang terjadi. Hal seperti itu boleh terjadi
namun, tetap dalam fungsi dasarnya. jangan keluar ngalor-ngidul.
Saya memang dulu yang mengambil peran yang lebih.
Saya memahami kemampuan, saya tidak suka di depan berkoar-
koar, tapi lebih suka menjadi orang second line, Saya
merumuskan, saya merancangkan diri saya untuk mengorganisir
itu. Saya lebih bermain di situ, makannya saya memang tidak
begitu senang muncul sendiri, tapi saya ingin muncul pada saat
orang melihat saya bukan pada moment atau acara tersebut
belangsung, namun muncul setelah itu. Sehingga menimbulkan
rasa penasaran. siapa sebenarnya konseptornya? orang akan
bertanya. Nah, saya mengambil peran di situ. Di balik layar tapi
yang saya iniginkan ketika orang akan bertanya-tanya, setelah
kegiatan itu terlaksana secara dengan baik dan efektif. Nah,
orang juga kemudian melihat siapa di belakang ini. Maka saya
dari sejak dulu sampai saat ini jabatan saya tidak pernah naik
karena niat saya bukan untuk sebuah jabatan melainkan sebuah
proses.
Makanya, saya di cari terus, contohnya saja di senat
merangkap sebagai sekjen, ketuanya Azzumardi Azra. Di cabang

28
saya juga sekjen ketuanya Pipik Ahmad Rifai suaminya bu
Nurlena. Saat propesa saya juga sekjen ketuanya Kuriawan
Zulkarnaen. Saya akan melayani orang seperti ketika saya
melayani temen-temen senior-senior saya, karena potensi saya di
situ kekuatan saya di situ, mereka senang bekerja dengan saya,
orang milih saya.
Saya tidak pernah meminta jabatan. bagi saya jabatan itu
tidak begitu penting, jadi sebuah jabatan janganlah selalu dikejar-
kejar. tapi ketika kita di minta di beri amanat maka harus
dijalankan. Kalau jabatan yang dikejar, maka akan selalu berpikir
pragmatis. Yaitu terus mencari materi dan mencari kekuasaan.
Sifat seperti itu adalah bahaya. Kalau orang mengejar hal itu,
maka orang tersebut tidak siap mental. Hasilnya, dia tertumbuk
kemudian dia akan stress.
Jabatan jangan di kejar yang paling bagus jabatan
mengejar kita. Oleh sebab itu, kalau jabatan mengejar kita, orang
akan menawakan bergaining, sehingga kita sendiri yang
menentukan.
Saya suka menggugat anda tentang Latihan Kader (LK),
saya setuju LK anda, tapi LK nya itu di rumuskan sedemikian
rupa. Konsepnya itu jelas, terukur. Minimmal yang memberikan
bentuk, dan memberikan dampak yang langsung kuat, hal ini
yang seharusnya ada. Bukan saya tidak percaya pada senior anda,
Cuma caranya lain, coba kalau misalnya orang sekelas kak Zaky
Siradj memberikan materi, maka akan beda diterimanya.

29
Pengalaman saya, zaman saya LK itu orang sekelas
Dahlan, orang sekelas Imadudin dari ITB, dan kaHMI-kaHMI
sebagai pemateri. Akan muncul keinginan kader yaitu ingin
seperti dia, membangun prinsip itu kan tidak mudah, selalu butuh
orang yang tingkat pengetahuan dan sikap yang sudah mapan.
Yaitu kemapanan secara intelektual dan kemapanan secara sikap.
Kemudian yang membekas pada anggota-anggota baru
dan yang senior silahkan saja menjadi fasilitator,
mengembangkan apa yang sudah di sampaikan oleh narasumber
yang cukup berkualitas, terus terang agak sedih perkaderan kita
kok lama kelamaan merosot.
Saya mengamati sekarang temen-temen sahabat kita
PMII itu lebih bermutu konsep perkaderannya. Dikarenakan dia
juga sekarang punya tokoh-tokoh yang bagus. Kemudian mereka
lebih naik daun di Kementrian Agama mereka punya akses uang
sudah cukup bagus sekarang, bisa bikin asrama bagus karena
apa? mereka punya keberanian kalau kita harus keberanian,
keberanian untuk sedikit nyerempet-nyerempet berani. kalau
alumni kita berpikir untuk nyerempet-nyerempet seperti itu,
kalau masih dalam koridor perlu bantuan, tidak masalah. Kalau
mereka berani nyerempet-nyerempet, itu keberanian mereka.
Poinnya, upaya kan program komisariat itu lebih
mendukung sukses study anggota. Makannya program-
programnya juga harus mengerat.

30
Nah, yang kedua sebenarnya begini, kita ini di ciputat
punya tradisi yakni tradisi intelektual. Komisariat tarbiyah itu
unggul dapat melahirkan tokoh yang menonjol yang mempunyai
pemikiran-pemikiran pendidikan. seharusnya kita memfasilitasi
senior-senior yang potensial memberi forum anda itu seharusnya
memberi forum. Sebab dengan begini organisasi itu akan
berkembang, karena tidak banyak yang memikirkan pembenahan
organisasi ini. Coba di cabang sekarang siapa yang mikirin
pengembangan organisasi? tidak ada kan. jalan sendiri-sendiri
termasuk komisariat.
Coba kedepan kita orangorang tarbiyah orang
pendidikan biasanya berpikirnya lebih runtut lebih sistematis,
dan lebih rasional. Seharusnya itu tercermin dalam prilaku-
prilaku organisasi. Nah, sikap inilah yang saya lihat belum. Kita
masih kalah dengan teman-teman yang lainnya yang lebih
konseptual, Saya tidak tahu ada apa yang terjadi.

31
Pendidikian Abad XXI
Yunda Nurlena Rifai2

Alhamdulillah kita bisa bersilaturraHMI dengan segenap


kader-kader HMI terutama Komisariat Tarbiyah. Ini merupakan
peninggkatan yang bagus untuk saling mempererat tali
persaudaraan kita semua, terutama dalam moment yang terbaik
ini yaitu dibulan Ramadhan, yang didalamnya Insya Allah akan
memberikan pintu maaf sebesar-besarnya dan hidayah seluas-
luanya serta keridhoan sebesar-besarnya mana kala kita bisa
memaanfaatkannya dengan baik.
Terkait dengan tema diskusi kita ini, pendidikan di abad
ke-21 saya ingin mengajak merenung untuk mengevaluasi diri
kita masing-masing. Pada abad ke-21, dunia manapun dan di
negara manapun sedang menghadapi suasana global atau
globalisasi, biasanya ditandai dengan tidak ada batasan antara
satu negara dengan negara lain, antara Indonesia dengan
Malaysia atau bahkan Australia.
Karena begitu intensifnya komunikasi yang dibangun
dan juga karena dibantu oleh teknologi yang super canggih.
Teknologi yang canggih satu sisi ada positifnya dan negatifnya.

2
Beliau sekarang sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Tulisan ini merupakan hasil transkip
Program Ramadahan Diskusi & SilaturaHMI bersama KAHMI pada
tanggal 4 Juli 2014.

32
Positifnya kita bisa mengetahui perkembangan apapun yang
terjadi di mana saja, bahkan ujung negara. Selanjutnya yang
positifnya lagi kita bisa meng-upload perkembangan pengetahuan
lewat internet.
Pertanyaannya kemudian berapa jam anda sisihkan
untuk men-dowload e-jurnal atau internet jurnal bahkan ebook
dan membaca artikel yang relevan dengan bidang anda. Coba
anda tanya kepada diri anda masing-masing berapa jam itu.
Jadi, kalo memanfaatkan media secara positif maka tidak
ada alasan anda untuk tidak membuat makalah dengan baik
there is no reason,Bu, saya gak dapet bukunya. Kata seperti itu
tidak cocok lagi karena anda telah dibantu oleh teknologi yang
begitu canggih.
Menurut saya, perpustakaan UIN ini cukup baik. Tetapi
disatu sisi juga terdapat dampak negatifnya yang ternyata sangat
berpengaruh pada kita semua, misalnya apa yang saya katakan
tadi you stand your time for sms or take book itu justru
mungkin lebih banyak dari pada you stand read book.
Ini perlu kita renungkan dan pikirkan. Jadi kita lebih
senang hal-hal yang bersifat hedonisme. Jarang kita diskusi
tentang isu-isu terkini atau isu-isu perkuliahan.
Saya dengar wawancara di televisi anak umur 2 tahun
sudah merokok, you can image? mungkin itu disebabkan karna
pengaruh global, atau keluarga yang tidak disiplin, atau malah
orang tuanya yang mengajarkan.

33
Dalam hal ini, hal negatif bagi orang tua ataupun yang
guru jangan sampai ikut atau mendukung perlakuan anak
tersebut.
Kedua, globalisasi juga mengisyaratkan kompetisi diri
yang ketat, Jikalau kita tidak menyiapkan diri dengan baik, saya
kira tidak akan mampu berkompetisi dengan masyarakat dunia.
Apalagi Indonesia telah mendatangani perjanjian perdagangan
Asia dan masyarakat Asia.
Intinya adalah negara-negara yang mendatangani
berbagai MoU tadi harus terbuka, jadi perdagangan orang China,
Jepang harus saling terbuka dan pasti akan bersifat kapitalis.
Sebenarnya sudah terjadi lama perjanjiaan ini, namun untuk
sekarang harus lebih menekan kembali tentang keterbukaan
perdagangannya lagi. Jadi produk China sudah melanda di
Indonesia, apa yang tidak ada di Indonesia dari produk China?
bahkan bukan hanya perdagangannya saja, sekarang pun telah
terbukti sekolah pun turut mengikuti, bukan hanya JIS (Jakatra
Internasional School) saja.
Pada dasarnya JIS tersebut diperuntukan dan
memfasilitasi anak-anak diplomat yang tugas agar bisa
mendapatan pendidikan. Namun dalam perkembangan era global
yang pesat, sekarang sekolahan seperti itu untuk umum.
Siapapun yang mempunyai uang maka meraka bisa
menyekolahkan anaknya disana. Nah, sekarang bila kita melihat
sekitar kita banyak perusahaan-perusahaan yang telah

34
mempunyai instansi pelayanan sendiri. Misalnya saja tentang
pendidikan, contoh kecilnya adalah Sinar Mas. Perusahan
tersebut kini telah membuka dan mempunyai sekolahan sendiri.
dan juga perusahaan lainnya seprti Ciputra, Lippo serta
perusahan-perusahan besar lainnya.
Perkembagan mereka telah bisa masuk kepada negara
tetangga. Oleh karenanya proses global itu menjadi tantangan
perguruan tinggi. Khususnya perguruan tinggi yang menyiapkan
guru supaya menghasilkan guru-guru yang bisa mengisi kepada
formasi dimasyarakat dan era global.
Terus terang saya agak kecewa sebanarnya ketika ada
mahasiswa ataupun mahasiswi yang ketika Praktik Profesi
Keguruan Terpadu (PPKT) takut sekali ditempatkan disekolah
unggulan seperti madaniah ataupun yang lain, dan malah banyak
yang mengundurkan diri.
Padahal menurut saya, itu adalah kesempatan saya untuk
mempelajari sesuatu yang tidak diajarkan di kampus. Kita juga
menyadari sekolah unggulan tentu mereka mempunyai ekspansi
yang sangat tepat. Sementara kita di perguruan tinggi negeri, kita
bisa saja berlari mengejar seperti sekolah unggulan lainnya, tapi
tergantung juga kepada sarana dan prasarana, dan sumber daya
manusia. Kita tau bersama bahwa rekrutmen dosen saja kemarin
mengalami penurunan.
Oleh karena itu, sebenarnya temen-temen harus bisa
berfikir positif dan menjadikan itu sabagai alat dan media yang

35
sangat baik untuk meningkatkan profosionalitas dan kompetensi
kita, karena disana kita bisa menyusun rencana serta evaluasi
yang baik. Diantara persyaratan guru disana di madaniah atau
sekolah unggulan yang lain, harus bisa mampu berbicara bukan
hanya Indonesia melainkan bahasa Inggris, Arab, China, dan
bahasa Internasional lainnya.
Jadi, temen-temen mahasiswa PBI dan PBA sudah
mempunya tiket untuk daftar disana, serta mempunyai nilai lebih
yang sudah dipegang, tinggal di editing aja, karena alatnya telah
anda punya, tergantung bagaimana anda menggunakannya
dengan maksimal atau tidak. Kalau misalkan persyaratan disana
ada persyaratan bahasa, di perguruan tinggi kita sudah
meyiapkan proses media dengan mengadakan TOEFL DAN
TOAFL Dengan nilai yang standar yaitu 450, dan 500 untuk PBI.
Sebenarnya nilai yang standar ini kami atau fakultas
hanya ingin semata-semata memberi bekalan kepada mahasiswa,
bukan memberatkan mahasiswa. Tes tersebut minimal bisa
menjadi syarat anda untuk berkompetensi di masyarakat global.
Dewasa ini, Indonesia di mata negara-negara
berkembang tidak bisa lagi mengandalkan sumber daya alam.
Jadi salah satu indikasi masyarakat di abad 21 adalah tidak lagi
selalu mengandalakan kekayaan negara dengan sumber daya
alamnya. Indonesia sebenarnya sangatlah kaya. Kita mempunyai
emas, minyak, laut, tambang, gas, hutan dan lain-lain. Tetapi SDM
(sumber daya manusia) tidak memiliki kompetensi. Akhirnya kita

36
memberikannya kepada Jepang, China, Amerika, Inggris, Perancis
yang bisa mengelola kekayaan kita. Maka dari itu kompetensi
sumber daya alam sangatlah diperlukan bukan di abad sekarang
ini mengandalakan kekayaan negara ataupun sumber daya alam.
Dalam berkompetensi ini Tuhan telah memberikan alat
untuk kita pergunakan. Alat untuk menjadikan kita bisa
berkompetensi, yaitu adalah potensi akal. Demikian besarnya
manfaatnya kepada kita.
Oleh karena itu, penentuan masa depan bisa kita atur
tergantung bagaimana kita mau atau tidaknya dan bisa atau
tidaknya memanfaatkan potensi kita yang diberikan Tuhan.
Karenanya setelah melakukan kajian dengan teori intelegensinya,
hakikatnya pada manusia sangat mungkin memiliki multiple
intelegensi, jadi kecerdasan ganda.
Saya kira kita memiliki itu semua. Saya kira kemampuan
yang demikian kita bisa menggali dan mengembangakan potensi
yang kita miliki. Potensi ini dimaksimalkan manakala peserta
didik dikembangkan oleh orang yang tepat. Tentu saja dalam
peranananya banyak pihak yang terlibat. Terutama yang
berkewajiban paling utama yaitu ruang lingkup keluarga. setelah
keluarga adalah guru. Tanggung jawab guru yaitu kita semua
harus bisa memaksimalkan potensi yang diberikan Tuhan.
Maka dari itu kita harus bisa menempatkan metodologi
yang tepat dan efesien dengan suasana teknologi yang canggih
ini, apalagi kita yang lahirnya di era digital. Di era digital sangat

37
luas menggunakan teknologi, Maka dari itu teknik-teknik atau
metode yang kita gunakan bersama haruslah menyesuaikan
dengan zaman ini. Tidak juga menggunakan metode yang sifatnya
monoton. Tekhnologi yang kita kuasai lebih jauh rendah
dibandingakn dari peserta didik kita, kalau kita tidak pintar
mengelola pembelajaran itu maka tujuan pembelajaran tidak
akan maksimal dan tercapai dan mungkin anda akan ditinggalkan
oleh anak muridnya.
Saya di Fakultas telah mengamanahkan kepada para
dosen untuk menggunakan multiple strategi, dan saya kira dosen
mempunyai lebih dari 100 cara teknik pembelajaran, bahkan
kalau tidak salah, dia mengatakan apa yang saya lihat, saya
kerjakan, maka saya akan paham. Jadi dalam metodologi ini,
melihat dan mengerjakan, serta melibatkan peserta didik adalah
teknik yang tepat. Melihat bukan saja melihat kepada seorang
guru yang berkata, melihat dalam arti yang luas, seperti
memberikan gambaran yang terkait dengan memakai microsoft
powerpoint yang sangat canggih, atau melakukan kegiatan games,
atau bahkan dengan menggunakan media yang sesuai dengan era
digital ini.
Jadi dalam teknik pembelajaran di abad-21 itu, justru
guru atau dosen hanya sebagai fasilitator atau mediator bukan
hanya sebagai pemberi tugas yang kemudian meninggalkan
peserta didik. Namun bagaimana mengawasi dan membimbing
serta membuat instruksinya dipahami oleh peserta didik dan

38
kemudian memberikan feedback. Penghargaan atau pengayaan
kepada peserta didik sehingga peserta didik merasa bahwa usaha
untuk belajarnya ternilai oleh guru. Hasilnya mereka lebih
percaya diri dan lebih bersemangat untuk belajar, dan juga
diusahakan memberi kata-kata positif meskipun belum tepat.
Jadi model dalam abad ke-21 pembelajarannya harus inovatif.
Sesungguhnya guru atau dosen kalo kita kembali ke
prinsip Islam itu adalah ulama adalah pewaris
nabi. Ulama itu dalam bahasa artinya orang berilmu. Sedangakan
guru juga orang berimu, dalam pengertiaan sempitnya, kita juga
sama pewaris para nabi juga.
Oleh karena itu menurut imam ghazali harus selalu
meng-update ilmu pengetahuan kita, dengan kata lain selayaknya
seorang guru atau dosen adalah pelajar seumur hidup. Dia harus
selalu membaca, menggali, dan memperbaharui ilmunya, jangan
misalkan anda telah mendapatkan izasah S1, dan sejak itu anda
ditumpuk tidak pernah membuka-bukanya lagi terhadap apa
yang ada di buku atau keilmuannya. Dalam artian ilmu
pengetahuan anda tidak ditambah lagi.
Hal tersebut bisa kita melihat dari dampak peserta didik
setelah mempelajari pelajaran tersebut. Adakah titik perubahan?
jika tidak seorang guru haruslah mengevaluasi ulang dirinya
sendiri, contoh kecilnya guru pendidikan agama Islam. Justru
problem tersebut merupakan tantangan luar biasa.

39
Menurut Prof. Malik Fajar, Guru Pendidikan Agama Islam
harus selalu melihat, mengapa anak-anak terutama di zaman
sekarang ini tidak antusias belajar agama, karena cara atau
metode pembelajarannya yang monoton. Jadi selalu dibahasnya
yang teknis atau yang ritualistik, tidak menyajikan atau
memberikan dasar dan tujuan serta manfaat yang diperoleh,
misalkan hanya mengerjakan shalat atau puasa, semata-mata
hanya mengerjakan, tetapi tidak memberikan dan mengajarkan
manfaatnya secara praktik dalam kehidupan.
Padahal tujuan shalat sendiri dalam ayat Alquran adalah
dan itu merupakan pekejaan yang
harus digali. Jadi, mengerjakan suatu praktik atau shalat namun
tidak mengetahui manfaatnya akan menjadikan ketidak
seimbanan antara sikap dan kognitifnya.
Pada Kurikulum 2013 ini justru 2 kompetensi ini yang
disebutkan dia atas adalah kompetensi spiritual dan sosial.
walaupun amanah dari kurikulum 2013 adalah pendidikan
karakter, pendidikan moral dan pendidikan akhlak, dan ini bukan
hanya sekedar tugas yayasan atau sekolah-sekolah Islam saja dan
guru agama namun semua guru atau sekolah umum juga harus
menekankan pendidikan ini. Oleh karena itu janganlah kita
mengajar yang selalu momoton.
Dengan cara mengajar yang secara ritualistik saja,
terutama dalam hal agama tanpa memberi manfaat dan
pengetahuan secara faktanya atau di kehidupan praktisnya,

40
khususnya bagi guru agama yang menyuruh atau mengerjakan
tugasnya seperti puasa atau shalat namun tidak pernah
memberikan perubahan atau manfaat dari pekerjaan shalatnya
itu. Maka dari itu, persoalan ritualistik harus di diskusikan terkait
apa tujuannya, bagaimana pelaksanaannya serta dampak dan
manfaat dari pekerjaannya itu terhadap kepribadiaannya.
Ujian merupakan langkah untuk menguji sejauh mana
pengetahuan siswa akan pelajaran yang kita ajarkan, maka ujian
adalah proses serta tolak ukur dimana kegiatan belajar mengajar
harus perlu di evaluasi dan di inovasi. Apalagi ujiannya hanya
sekedar pilihan ganda tanpa ada ujian yang menggali pemahaman
anak terkait pelajarannya.
Masalah tersebut kita tidak bisa menghindarinya, namun
sekarang ini dengan adanya kurikulum 2013 kita harus
melaksanakan penilaian yang autentik. Autentik itu penilaian dari
berbagai komponen tidak hanya pada saat ujian tetapi sikap anak
dikelas, sikap anak diluar kelas, interaksi anak dengan guru,
sampai kepada orang tua, itu juga harus diobservasi oleh seorang
guru.
Saya kira, kalau itu dilakukan maka akan mendapatkan
hasil yang lebih baik dan bermakna, dalam artian anak-anak tidak
hanya mendapatkan nilai 9, namun akhlak, moral, dan
karakternya kurang baik.
Nah, hal ini harus di ubah. Lebih pentingnya lagi kalau
saya melihat lagi untuk pembelajaran pendidikan agama Islam di

41
SMA atau pun di SMP mungkin dikelas 3 SMP itu sebenarnya kita
sudah bisa mengajarakan perbedaan pendapat mazhab-mazhab
atau pendapat ulama. Kadang-kadang kalo kita tidak
mengajarkan pembekalan tersebut sedini mungkin, sering sekali
ada tindakan yang mengatakan pemahaman agamanya nanti yang
paling benar apalagi beberapa informasi ada yang mengatakan
kegiatan ekstrakulikuler agama di sekolah seperti LDK atau rohis-
rohis yang di sekolah umum dengan pandangan keagamaan yang
sempit sehingga meraka hitam putih melihat pendapat lain
sehingga meraka akan mengecam diri mereka dan merasa dirinya
yang paling benar dan yang paling Islam dan yang lain kafir, dan
saya kira itu tidak bagus.
Oleh karena itu, saya kira perbedaan pendapat itu wajar-
wajar saja selama itu tidak keluar. Sejak rasulullah wafat, bahkan
rasulullah sekalipun perbuatan dan taqrirnya itu juga berbeda,
disatu tempat berbeda walaupun pada konten yang hampir mirip.
Fazlurrahman mengatakan kalau kita ingin memahami
dan mengintrepretasikan Al-Quran jadi langkah awalnya adalah
kita harus mengetahui aspek historisnya, dimana letak turunnya
dan bagaimana serta sebab diturunkannya ayat tersebut sehingga
tidak ada interpretasi yang sempit.
Kemudian selain teknik yang harus inovatif, maka
pengetahuan pun harus salalu ditambah dan diperluas. Juga kita
tidak bisa mengandalkan pengetahuan dari perkuliahan itu
sendiri, kami dan kakak-kakak alumni dulu selalu berdiskusi

42
tentang pengetahuan diluar kampus seperti sosiologi, politik,
justru membaca buku-buku itu semua diluar dari pada buku-
buku kampus. dan kalian jangan takut untuk membaca buku-
buku yang selain ada diluar perkuliahan, karena pasti ada
manfaatnya nanti. Namun tidak keluar dari jalur yang seharusnya
kita kuasai pada bidang tersebut. Jadi, saya tidak tau berapa
banyak kalian membaca buku dan mempunyai buku terutama
disaat anda kuliah karena kebanyakan dari anda adalah
mahasiswa fotocopian, jadi coba pilih buku-buku yang baik.
Ketiga kemampuan bahasa, Saya ingin memberikan
informasi, sekarang pemerintah itu menyiapkan dana 16 triliyun
melalui menteri keuangan untuk memberikan beasiswa anak-
anak berprestasi dimanapun yang ada dan anda inginkan tapi
pasti tuntutannya adalah IPK (Indeks Prestasi Kumulatif), bahasa
dan proposal.
Oleh karena itu, kemampuan menulis harus juga
dikembangakan. Masa sih kita menjadi terjajah lagi oleh negara
yang merdekanya lebih muda dari Indonesia, yang sekarang
tingkat pendidikannya mulai bagus, seperti Malaysia, Fhilipina
dan Vietnam. Jika kita mempunyai kemampuan bahasa tersendiri
kita juga akan merasakan sesuatu yang berbeda, kita akan selalu
percaya diri.
Jadi, kesimpulannya adalah kita harus menjadi pelajar
seumur hidup, dalam artian jangan pernah puas terhadap
pengetahuan apa yang kita dapat. Dan terus meningkatkan

43
kemampuan bahasa dan menguatkan pengetahuan dan mencari
link atau jaringan sosial kemanapun dan kepada siapapun.

44
Masa Depan Pendidikan Indonesia 2045
Kanda Didin Syafrudin3

Menghadapi era millennium yang semakin kompetitif,


apakah Indonesia masih bisa adventur (bertahan hidup)
menghadapi kebebasan di dunia perekonomian Asia? Dalam
artikel pak Gunawan, manusia Indonesia pada abad pertama
dalam ilmu pengetahuannya sudah bisa membuat Candi
Borobudur. Kemudian di abad kedua, kerajaan Majapahit sebagai
kekuatan masyarakat Indonesia. Selanjutnya Indonesia mau jadi
apa pada millineum ke-3 ini?
Ilmu pengetahuan yang begitu cepat perkembangannya
bahkan di lingkungan UIN Syahid juga sudah banyak studi-studi
yang berkembang, UIN yang tadinya hanya studi Islam yang
dikembangkan tapi sekarang sudah banyak studi-studi politik,
ekonomi, sains, kedokteran dan studi umum yang lainnya.
Hal itu mencerminkan begitu pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan dan harus adanya integrasi keilmuan yang
komprehensif. Dalam perkembangan dan majunya sebuah
Negara, dilihat dari sumber daya manusianya, hal itu mendasari
munculnya lembaga-lembaga yang melatih kompetensi dari
manusianya sendiri. Menurut Gunawan, faktor utama yang

3
Beliau sekarang sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Tarbiyah &
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tulisan ini merupakan hasil
transkip Program Ramadahan Diskusi & SilaturaHMI bersama KAHMI
pada tanggal 3 Juli 2014.

45
menghasilkan manusia berkompetinsi yaitu perguruan tinnggi,
namun sekarang hanya 20% saja perguruan tinggi yang bisa
mencetak manusia-manusia berkulitas.
Indonesia dilihat dari segi kepemimpinan, pertama rezim
Soekarno pada masa itu perkembangan Negara identik dengan
pola pikir Soekarno. Sehingga ketika itu Indonesia identik dengan
suasana perkaderan berbasis perkembangan intelektual dan
politik masyarakat. Dalam bentuk intelektuanya, Soekarno
merupakan mahasiswa yang punya perkumpulan studi
mahasiswa.
Kedua, Berbeda dengan rezim Soekarno, kepemimpinan
Indonesia melepaskan dari intelektual dan politisasi karena
Soeharto basis pendidikannya dari militer. Sehingga komando
dalam pemerintahannya lebih identik pada perkembangan
pembangunan.
Maka hingga saat ini Soeharto dijuluki Bapak
Pembangunan. Soeharto tidak besar dari dunia perpolitikan
masyarakat. Politik tidak jadi prioritas utama dalam
pemerintahannya. Namun, soeharto diterima oleh masyarakat
karena punya track record yang baik dimanapun membangun
infrastruktur secara besar-besaran.
Ketiga, kepemimpinan Abdurrahman Wahid yang sering
disapa Gusdur dalam masa pemerintahannya yang identik dengan
pengkolaborasian antara intelektual dan politik. Dilihat dari latar
belakangnya, Gusdur ini merupakan aktivis di organisasi

46
kemasyarakatan yaitu NU (Nahdlatul Ulama) sehingga dalam
prosesnya terjadi upaya perkaderan dalam membangun bangsa
Indonesia. Jadi legitimasi intelektual dan politik di masyarakat.
Selanjutnya kepemimpinan Megawati Soekarno Putri
dalam pelaksanaannya tidak memliki ciri khas. Beliau hanya
memanfaatkan politik masa minus basic intelektual. Sehingga
Megawati sedikit kesulitan ketika diminta berbicara tentang
sebuah konsep.
Kemudian melanjut pada pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY). Dalam kepemimpinannya beliau memiliki
basic intelektual walaupun dari segi tulisan-tulisannya tidak ada
tapi bisa dilihat ketika beliau sering memberikan penjelasan di
media-media informasi mengenai sebuah konsepan serta
artikulasi koseptualnya bagus sehingga dalam politiknya bagus
untuk politik masa.
Pemuda sekarang yang ingin menjadi pemimpin sebuah
organisasi pada eranya demokrasi perlunya politik basic masa,
tentunya politik masa ini bisa di dapatkan di partai politik.
Namun, tidak hanya politik massa saja sekarang yang menjadi
modal dalam mewujudkan sebuah pemimpin tapi perlu juga
adanya sebuah track record yang nyata. Sehingga dalam
memberikan sebuah rasa kepercayaan dari masyarakat menjadi
mudah. Bisa dilihat contoh pada debat pemilu presiden tahun
2014 kedua pasangan calon saling mempertanyakan track record
yang pernah di capainya sehingga masyarakat pun akan menilai

47
dari pengalaman masing-masing calon sehingga ini jadi unsur
penting sebagai modal bagi calon pemimpin untuk bangsa ini.
Maka dari itu, ada tiga modal sebagai
mahasiswa/pemuda yang akan menjadi penerus dan pemimpin
bangsa untuk dikembangkan dalam diri mahasiswa yaitu 1)
legitimasi masyarakat; 2) intelektual; 3) track record (prestasi
dan pengalaman). Namun sayang di perguruan tinggi sendiri
dalam segi pendidikannya tidak ada orientasi dalam
pengembangan tiga modal tersebut bahkan budaya perguruan
tinggi sekarang hanya terfokus pada hafalan ilmu pengetahuan
semata, tidak secara mendalam menjiwai makna dari
pengetahuan yang dipelajari dan direalisasikan di masyarakat.
Dilihat dari organisasi Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI), HMI sekarang ini sudah tak sanggup bertahan hidup,
karena kita tahu HMI yang dulunya sebagai organisasi mahasiswa
yang mampu membangun Negara Indonesia sampai pada
kemerdekaan. HMI sekarang sudah tidak ada peranannya dalam
membangun bangsa ini. Banyak anggota HMI sekarang terjun
pada politik praktis.
HMI komisariat Tarbiyah sendiri pada sekarang ini sudah
jauh dari pengembangan ilmu pengetahuan. Melihat realita
tersebut kader Tarbiyah sudah jauh dari kompetensi pendidik
dan kependidikan, bahkan paradigma mahasiswanya juga sudah
menuju pada hal-hal yang realistis.

48
Maka dari itu, apakah kader HMI sekarang dan kedepan
bisa menjawab tantangan ini dimana Indonesia yang begitu kaya
yang sampai pada saat ini masih belum bisa mengelola dan
memanfaatkan kekaayaan alamnya dalam mensejahterakan
masyarakat Indonesia sendiri.

49
BAGIAN II
CORETAN KADER

50
Pengaderan atau Pengkederan?!
Kanda Alwan Nahrowi Ridwan4

Siap senior! Ucapan yang sering saya dengar dari


celotehan setiap kader, entah itu hanya gurauan atau sebatas
kiasan. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah organisasi
perkaderan yang tak jauh beda dengan TNI yang memiliki
anggota dengan pola Pengaderan yang sama dimana keduanya
memiliki anggota yang sangat banyak. HMI sendiri tersebar di
daerah seluruh Indonesia yang diakomodir oleh Cabang masing-
masing.
Perlu dipahami oleh kita selaku anggota HMI bahwa
setiap zaman beda pemahaman, makna itu yang sering kita
lupakan bersama. Definisi senior yang saya pahami adalah dia
yang lebih dahulu menempuh proses di jenjang HMI, dia yang
pengalamannya lebih dahulu dari saya, cukup itu pemahaman
saya akan makna senior.
Untuk saya pribadi, pengaderan itu bukanlah arahan
melainkan bimbingan yang penuh dengan keikhlasan dan
kesadaran tanpa adanya keinginan, kebutuhan dan kepentingan.
Pada intinya, pengaderan itu bagaimana memberi waktu dan
kesempatan untuk adinda dan ananda untuk berproses lebih dan

4
Beliau adalah pengurus HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat 2013-
2014 sebagai ketua bidang Perguruan Tinggi, Kepemudaan &
Kemahasiswaan. Beliau juga merupakan mahasiswa Manajemen
Pendidikan angkatan 2010.

51
belajar lebih. Pada intinya penanaman budaya malu pada pribadi
adalah solusi dari pengurangan ego yang tak perlu.
Berikan kesempatan dan kemerdekaan yang seutuhnya
untuk adik-adik dalam menikmati prosesnya di HMI, bimbing jika
memang kurang selaras dengan semestinya, tegur jika memang
ada kekeliruan, dan berhenti untuk mengintervensi dalam hal
yang tak sesuai dengan khittahnya. Karena di HMI makna
indepedensi adalah kemerdekaan diri untuk memilih dan
menjalani.
Ber-HMI tidak mudah dan tidak sulit, cukup memahami
dan menjalankan nilainya. Semoga kita senantiasa bebas dari
kejumudan dan belenggu diri dan orang lain. Saya berterima
kasih banyak kepada Himpunan ini yang selalu membawa saya
pada masa dimana kedewasaan dalam berfikir dan berbuat dan
memberi pesan untuk menjadi bukan senior melainkan kakak
yang coba berkomunikasi dan mengingatkan adiknya.

52
Kader HMI Abangan
Kanda Saefulloh5

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah sekelompok


mahasiswa yang berhimpun dalam sebuah organisasi yang
berazaskan islam, bersifat independen, dan berfungsi sebagai
organisasi kader. Organisasi ini lahir sejak dua tahun setelah
proklamasi Indonesia bahkan dikenal sbagai organisasi
mahasiswa yang membawa label islam pertama. Dalam
perkembangannya organisasi ini memang banyak melahirkan
kader-kader yang sukses menjadi tokoh masyarakat, di bidang
akademik, politik, budaya, dan ekonomi Dinamika perkaderan
yang dilaluinya HMI mengalami pasang surut, pernah berada
pada posisi gemilang, biasa saja, dan sekarang adanya sebuah
degradasi perkaderan.
Kader HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat
berjumlah kurang lebi dua ribu kader. Eksistensi kader tabiyah
pun bisa di klasifikasikan menjadi tiga bentuk, yaitu ada kader
aktif, kader semi aktif, dan kader pasif. Tentu dari masing-masing
kader tersebut dalam proses prkaderannya ada yang
mempengaruhinya baik pengaruh dari motivasi individu, internal
organisasi, dan eksternal organisasi.

5
Beliau adalah pengurus HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat 2013-
2014 sebagai departemen penelitian dan pengembangan (LITBANG).
Beliau juga sebagai Wakil Presiden Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
Manajemen Pendidikan 2013-2014. Beliau juga mahasiswa aktif
Manajemen Pendidikan angkatan 2011

53
Kita kenal HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat
memiliki regenerasi yang brkelanjutan dibuktikan dengan adanya
senior dan junior, yang keduanya memang tidak bisa dipisahkan
dalam proses perkaderan. Karena senior merupakan sosok yang
dicontoh bagi junior-juniornya dalam menjalankan roda
organisasi dan junior sebagai generasi penerus berjalannya roda
organisasi HMI Komisariat Tarbiyah. Di tarbiyah senior dikenal
dengan sebutan ABANG.
Ada sebuah dilema yang terjadi disebagian kader yang
selama ini terus bertanya-tanya. Sebenarnya sifat independen
dari organisasi HMI ini maknanya apa? dengan berbagai cara
kader-kader pun terus mempelajari organisasi ini, ada kader yang
terus mencari informasi kepada senior-senior dan diskusi-diskusi
kecil. Dari cara-cara yang dilakukan kader-kader ini
menghasilkan jawaban. Katanya, Sifat dari independen (bebas
dan merdeka) ini memiliki dua makna yaitu 1) independensi etis;
2) independensi organisatoris.
Dikatakan dalam modul LK 1 HMI Cabang ciputat
independensi etis HMI adalah hakekat sifat yang sesuai dengan
fitrah kemanusiaan (merdeka dan bebas). Sedangkan
independensi organisatoris HMI adalah watak independensi yang
teraktualisasi secara organisasi. Kata oh keluar dari lisan
kader-kader tersebut. Namun, jawaban yang berkaitan dengan
independensi etis belum bisa diterima dengan sepenuh hati.
Karena independen yang dimakanai berkaitan hakekat fitrah

54
manusia yang memiliki Hak Asasi (merdeka dan bebas).
Sepantasnya hubungan senior (ABANG) dan junior sebatas
perkaderan, tapi pada realitas yang ada kader pun banyak yang
bergantung pada senior-seniornya bukan pada esensi perkaderan
tetapi pada hal yang lainnya seperti masalah politik organisasi,
sumber penghidupan organisasi, dan jaringan dunia kerja.
Maksudnya masalah-masalah yang seharusnya jadi tanggungan
para kader dikit-dikit langsung mengeluh pada senior-senior.
Kader-kader junior memanfaatkan sebuah kesuksesan
dari masing-masing seniornya. Maksudnya ketika dari segi
sumber dana organisasi untuk menghasilkan dana tersebut kader
sekarang hanya mengandalkan simpatisan dari para senior
(ABANG) tidak ada keinginan untuk berwirausaha untuk
menghasilkan dana orgnisasi lebih mandiri.
Dari hal tersebut, mungkin sebagian senior-senior yang
kurang memahami nilai-nilai independen HMI pun
memanfaatkan kondisi tersebut untuk eksistensi keseniorannya
sebagai senior (ABANG) yang peduli pada organisasi. Namun,
dalam prosesnya tidak sesuai apalagi sekarang dengan kentalnya
paradigma politik di tubuh HMI, senior-senior sekarang sudah
bagaikan DEWA dan dalang yang mendalangi serta mengatur peta
politik yang terjadi di HMI. Hal itu kurang mendidik bagi para
kader, masalahnya kader akan merasa terus dilayani yang
membentuk ketidak mandirian, terus-terusan ingin dimanja,
ingin selalu dikasihani yang akan menumbuhkan mental

55
pengemis bagi para kader muda. Jadi para kader junior akan terus
mengeluh masalah dikit abang-masalah dikit larinya ke abang
(KADER HMI ABANGAN).

56
HMI adalah Keluarga, HMI Memberikan Saya
Keluarga, Saya adalah Bagian dari Keluarga HMI
Yunda Ika Sutiandari6

Menatap Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bagaikan


menatap langit, langit yang mengajarkan kita untuk merendah di
antara ketinggian, langit yang begitu lapang yang mengajarkan
kita tentang arti keikhlasan, langit yang terlihat tinggi namun tak
pernah menjelaskan bahwa dirinya tinggi, seperti langit yang
mengajarkan bersyukur saat hujan turun, dan bersabar saat
panas berkobar.
Tak pernah terbayangkan sebelumnya saya menjadi
bagian dalam tubuh organisasi ini, Himpunan Mahasiswa Islam.
Himpunan ini terlalu banyak memberikan perjalanan dan
pelajaran yang berharga, hingga saya berpikir dengan apa saya
harus membayar kebahagiaan yang telah ia berikan selama ini.
Di tempat ini, saya memalut rasa cinta, rasa cinta yang
selalu ada di setiap letih yang saya rasa, bahkan di setiap tawa
yang saya telan. Rasa cinta yang saya dapatkan bersama
semangat kawan-kawan seperjuangan, dan rasa cinta yang
pernah saya dapatkan dari seseorang di tempat ini. Seseorang

6
Beliau adalah pengurus HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat 2013-
2014 sebagai departemen penelitian dan pengembangan (LITBANG).
Beliau juga sebagai Wakil Presiden Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia 2013-2014. Beliau juga
mahasiswa aktif angkatan 2011.

57
yang pernah mengiringi semangat dalam perjalanan saya untuk
menjamak tubuh HMI lebih dalam dari sebelumnya.
Saya amat beruntung berproses di organisasi ini, dan tak
ada kata menyesal untuk saya memilih berjuang di jalan ini.
Bagaimana saya memiliki niat untuk meninggalkan organisasi ini,
kalau organisasi ini saya sudah anggap sebagai ibu yang telah
melahirkan dan membesarkan saya selama ini. HMI adalah
keluarga, dan HMI memberikan saya keluarga, dan saya adalah
bagian keluarga HMI.
Berbagai asa, rasa, tawa, duka dan air mata pernah saya
rasakan dalam perjalanannya. Keadaan yang menyulitkan pernah
membuat saya kalah untuk menyerah, kalah dan pasrah. Namun,
berjuang bersama kawan-kawan adalah letih terindah yang
pernah saya rasakan. Tak ada keringat yang tak kering, begitu
kawan saya selalu menyemangati tubuh yang terkadang melemah
ini.
Sekali lagi, saya bangga menjadi bagian dari HMI.
Terimakasih banyak HMI, terimakasih banyak. Perjalanan ini
terlalu berharga untuk dilewatkan dengan bermimpi. Semoga apa
yang pernah kita harapkan dan kita perjuangkan akan indah pada
waktunya Kawan. Teruslah belajar dan berproses, dan jangan
lupa iringi doa yang tulus dan rasa ikhlas saat berharap dan
memikul beban, lalu iringilah rasa syukur yang tak terhingga saat
terasa ada yang sia-sia. Bersyukur dan Ikhlas, Bahagia HMI.

58
Gejolak Perkaderan HMI Komisariat Tarbiyah
Kanda Ahmad Husain7

Di HMI kita berteman lebih dari saudara sebuah kalimat


yang singkat namun memiliki arti yang sangat dalam. Namun ada
sebagian orang yang menyelewengkan kalimat itu menjadi di
HMI kita berteman, yah berteman saja. Entah apa maksud dari
perkataan tersebut hanya sebatas bercanda atau karena ada
suatu hal yang kemudian kalimat tersebut diselewengkan. Bagi
Saya di HMI kita tidak hanya berteman, namun kita bagaikan satu
tubuh yang saling menguatkan satu sama lainnya dalam hal
apapun itu.
Miris rasanya ketika melihat keadaan yang ada saat ini,
salah satunya adalah moment Rapat Anggota Komisariat (RAK).
Suatu moment yang dibenci namun dirindukan ada yang datang
hanya karena suatu obsesi sesaat, ada yang datang hanya karena
disuruh dan diarahkan oleh senior, dan ada pula yang datang
karena benar-benar ingin menjadikan momentum RAK sebagai
pelajaran yang berharga. Bagi saya RAK adalah suatu moment
yang sangat penting dan sakral yang memberikan banyak
pelajaran yang dapat dipetik.
Berbicara tentang RAK, berarti kita berbicara tentang
komisariat kedepannya, lantas kemudian jika RAK hanya

7
Beliau adalah pengurus HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat 2013-
2014 sebagai departemen kemasyarakatan. Beliau juga sebagai
mahasiswa aktif jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) angkatan 2012.

59
dijadikan sebagai ajang kompetisi untuk merebut kekuasaan
saya rasa tidak perlu disebut RAK, tapi lebih pas disebut sebagai
PILKADER KOMISARIAT pemilihan ketua kader komisariat
hahahaha, aneh tapi nyata, Lucu tapi beginilah adanya, percaya
atau tidak inilah kenyataan yang ada.
Berak atau diberakin, kata yang sering terlintas ketika
menjelang RAK entah apa maksud dari kata ini, tapi yang jelas
lebih menjurus kepada siapa yang kuat dia yang menang, ibarat
hukum rimba. Kawan menjadi lawan itu hal yang biasa, lawan
menjadi kawan juga hal yang biasa, yang tidak biasa adalah
kawan yang akan tetap menjadi kawan
RAK moment yang hanya ada sekali dalam satu tahun,
moment yang ditunggu tunggu bagi mereka yang haus akan
kekuasaan, juga moment yang yang sangat diharapkan bagi
mereka yang merindukan perubahan, Serta moment yang sangat
melelahkan bagi panitia dan seluruh jajarannya. Banyak
anggapan yang terlintas dipikiran ketika sudah menjelang RAK,
ada yang pusing memikirkan siapa bakal calon yang akan
diangkat sehingga hari harinya dihabiskan dengan konsolidasi,
ada pula yang bergerak dalam senyap sehingga waktu
istirahatnya pada malam hari dihabiskan untuk mengatur siasat
dan strategi, dan ada pula yang santai seolah olah tanpa beban
karena sudah merasa pasti menang. Lalu timbul pertanyaan,
sebenarnya apa sih yang kalian inginkan di RAK?

60
Ada pemahaman yang perlu diluruskan, sekali lagi perlu
saya tekankan RAK bukan hanya ajang kompetisi, namun lebih
pantas kita katakan RAK sebagai moment evaluasi dan untuk
komisariat yang lebih baik kedepannya. Silahkan berkompetisi
namun jangan sampai merusak esensi RAK yang sesungguhnya.
Ada kesedihan dan kekecewaan bagi mereka yang menjadikan
RAK hanya sebatas mendambakan kekuasaan kemudian kalah
dalam kompetisi, namun bahagialah bagi mereka yang
menjadikan RAK sebagai moment pelajaran yang berharga.

61
Rapat Anggota Komisariat atau Rapat Anggota WAYANG
Komisariat
Kanda Ilhamsyah8

Rapat Anggota Komisariat (RAK) merupakan rapat


anggota tertinggi dalam menentukan arah perkaderan komisariat
satu tahun kedepan, karena semua yang akan dilakukan
komisariat satu tahun kedepan akan terencana secara garis besar
dalam rapat ini dan juga sebagai penentuan Ketua Umum
komisariat dalam memimpin semua kader-kader komisariat.
Dinamika RAK sangatlah memberikan pelajaran yang
berharga bagi mereka yang mengikuti rapat ini secara
keseluruhan, karena anggota yang mengikuti rapat tersebut
secara keseluruhan dapat mengetahui, akan dibawa kemana
komisariat ini selama satu tahun kedepan. Keterpanggilan jiwa
kader untuk mengikuti rapat ini merupakan kesadaran diri para
kader akan pentingnya rapat ini dalam menentukan arah
perkaderan komisariat satu tahun kedepan.
Rapat ini diikuti oleh anggota biasa HMI, seperti yang
tertulis dalam konstitusi HMI, tetapi karena antusias yang tinggi
dari para kader untuk memilih ketua umum HMI Komisariat,
maka kehadiran sang anggota WAYANG komisariat sangat

8
Beliau adalah pengurus HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat 2013-
2014 sebagai departemen kemahasiswaan. Beliau juga merupakan
mahasiswa aktif Pendidikan Bahasa Arab (PBA) angkatan 2012.

62
diharapkan. Dan pada akhirnya rapat ini berubah menjadi rapat
anggota WAYANG komisariat.
Realita yang terjadi dalam RAK berubah ketika adanya
anggota WAYANG yang hanya datang dalam pemilihan ketua
umum saja tanpa mengikuti prosesnya. Dalam hati ini selalu
bertanya-tanya, kenapa pemilihan ketua umum komisariat rata-
rata dipilih oleh anggota WAYANG komisariat? terlebih-lebih
anggota WAYANG ini berdatangan bak pasir tumpah dari truk
tronton.
Padahal anggota WAYANG inilah yang akan merusak
proses perkaderan dalam tubuh komisariat itu sendiri. Anggota
WAYANG ini hanya mengikuti angin perkaderan tanpa adanya
pemikiran kritis dalam proses perkaderan ini, bagaikan sapi yang
dicucuk hidungnya dan mengikuti arah si empunya sapi tersebut.
RAK merupakan momen pembelajaran para anggota
biasa HMI yang terdiri dari mahasiswa aktif (masih mengikuti
proses pembelajaran di kampus) dan alumninya dengan jangka
waktu 2 tahun dari kelulusannya. Tapi kenapa para alumni masih
saja ingin mengatur kemerdekaan para kader yang masih aktif
dalam kampus untuk mengembangkan dirinya dalam kegiatan
HMI? Ini merupakan tanda tanya besar bagi semua kader HMI
umumnya dan bagi saya sendiri khususnya.
Sadarlah engkau wahai kader HMI, bangunlah engkau
wahai kader HMI dari tidurmu yang lelap yang terus dinina
bobokan oleh para DEWAmu. Engkau telah mengetahui bahwa

63
dalam Nilai-Nilai Dasar Perjuangan diajarkan kemerdekaan
individu, tapi mengapa engkau tidak mengikuti apa kata hatimu
yang mengedepankan kemerdekaan itu?.
Sekali lagi saya tekankan bahwa RAK ini adalah RAPAT
ANGGOTA KOMISARIAT bukan RAPAT ANGGOTA WAYANG
KOMISARIAT. Gunakanlah pikiran dan hati kecilmu wahai kader
HMI sesuai dengan rahmat Tuhanmu yang memberikanmu
KEMERDEKAAN tanpa intervensi dari siapapun dan dari
manapun.

64
AD/ART VS Kultur HMI Komisariat Tarbiyah
Kanda Sulthan9

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai suatu bentuk


organisasi strategis tentunya harus memiliki seperangkat
landasan yang mengatur gerak orang yang ada di dalamnya,
sebagai bentuk mekanisme kontrol orang yang ada didalamnya.
HMI media yang menjadi landasan aturan disebut AD/ART yang
berisikan pedoman hak, kewajiban serta mekanisme ber-HMI.
Hadirnya AD/ART HMI tersebut tentunya menjadi
pijakan utama bagi setiap kader yang bergabung di dalam HMI
dimana pun itu, namun hal yang berbeda terjadi di HMI
Komisariat Tarbiyah Ciputat, peran AD/ART sebagai landasan
utama dalam ber-HMI seolah memiliki saingan utama, yakni
Kultur. Sebenarnya, keberadaan kultur menjadi tak masalah jika
tidak berbenturan dengan kandungan atau poin-poin yang ada di
AD/ART, namun realitas yang berbeda tampaknya hadir di HMI
Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat, Kultur seolah dapat
merontokkan menjadi pesaing utama AD/ART bahkan mampu
merontokkan poin-poin yang ada didalamnya.
Salah satu kejadian yang dipertontonkan mengenai hal
diatas adalah ketika momentum Rapat Anggota Komisariat (RAK)
2014, ketika beberapa kader yang seharusnya secara AD/ART

9
Beliau adalah pengurus HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat 2013-
2014 sebagai departemen kemahasiswaan. Beliau juga merupakan
mahasiswa aktif Pendidikan Agama Islam (PAI) angkatan 2012.

65
memenuhi syarat untuk mencalonkan diri dalam proses
pemilihan formateur dan mid formateur dibenturkan dengan
yang katanya kultur komisariat Tarbiyah dengan ungkapan
"biasanya yang menjadi calon itu semester sekian", ungkapan ini
tentu memiliki makna yang sangat berarti bagi kader yang
memiliki hasrat untuk maju, terlebih bagi mereka yang masih
berada di level semester yang belum sampai pada ungkapan
'biasanya' diatas.
Ketika sang kader memilih untuk tetap maju maka
ungkapan yang keluar atas nama kultur kembali digaungkan
dengan pernyataan "si A, B dan C tidak beretika dan menjaga
kesantunan dalam ber-HMI", ungkapan ini sangat luar biasa,
sampai harus memberi justifikasi pada kader-kader tertentu
padahal hak mereka telah di iyakan oleh AD/ART HMI itu sendiri.
Mengenai hal diatas tentunya sebagai seorang kader
yang peduli dan turut menjadi merasakan dari proses dinamika
tersebut, sangat ingin tertawa pada mereka yang men-dewakan
kultur lebih dari AD/ART itu sendiri, sebab jika demikian adanya
yang mereka pahami saya akan bertanya lantas untuk apa modul-
modul HMI itu ada dan diperbanyak jika tak menjadi dasar bagi
kita untuk ber-HMI.
Sebagai penutup, saya ingin mengungkapkan kembali
kalimat yang pernah di ucapkan tokoh senior HMI Alm. Cak Nur
(Nurcholis Madjid) yang memiliki kaitan dengan hal diatas
"Antara agama dan budaya tidaklah dapat dipisahkan, namun

66
dapat dibedakan. Tidaklah dibenarkan mencampur-aduk antara
keduanya", jika agama itu sumbernya adalah kitab suci maka
dalam ber-HMI kitab suci itu adalah AD/ART .

67
Proses yang Penuh Nilai Kebebasan
Kanda Ahmad Khoiruddin10

Proses dan berproseslah terus kalian di HMI, itu kata


yang selalu dan terus di ucapkan orang-orang yang terlebih
dahulu bergabung di HMI, yang kemudian disambung dengan
ucapan yang mana di HMI kalian akan menemukan dan
mendapatkan dinamika-dinamika yang tak kan pernah kalian
temukan sebelumnya, yang mana di HMI kalian akan banyak
mendapat pengetahuan, pengalaman dan perkawanan. Karena
perkaderan di HMI berbeda dengan perkaderan di Organisasi
mahasiswa lainya karena HMI merupakan organiasi mahasiswa
tertua. Sungguh luar biasa dan menakjubkan bukan?
Ya, memang sangat luar biasa dan sangat menakjubkan
sehingga anggota-anggota baru pun tercengang dan terbelalak
ketika mendengar ucapan seperti itu, dan bahkan aku sempat pun
patuh akan perintah-perintah yang diinginkan oleh mereka yang
terlebih dahulu tersebut. Entah sadar atau kebodohanku, ketika
aku melaksanakan semua yang mereka inginkan dengan penuh
rasa hormat.
Lama sekali aku menikmati semua ini, sehingga akupun
hampir kehilangan apa tujuanku bergabung di HMI. Tapi ternyata

10
Beliau adalah pengurus HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat
2013-2014 sebagai Wakil Sekretaris Bidang Kewirausahaan &
Pengembangan Profesi (KPP). Beliau juga sebagai mahasiswa aktif
jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) angkatan 2011.

68
Tuhan masih berbaik hati dan masih selalu mengingatkanku akan
tujuanku tersebut. Bahwa sejatinya bergabungnya aku di HMI
bukanlah untuk mematuhi dan melaksanakan arahan dan
perintah mereka yang terdahulu. Tapi kewajibanku adalah
memperjuangkan dan mempertahan nilai-nilai perkaderan
dikomisariat seutuhnya, perkaderan yang bebas akan ide dan
gagasan, perkaderan yang penuh persaudaraan, perkaderan yang
damai akan perjuangan, perkaderan yang tak pernah takut akan
pendiskriminasian jika aku di anggap sebagai ancaman. karena
bagiku sejatinya pengaderan adalah dimana para kader bebas
mengeluarkan ide dan harapan yang lebih baik serta berhak
mendapatkan hasil dari proses dari pengaderan tersebut, karena
yang menentukan hasil bagaimana aku nantinya adalah proses
yang aku buat dan aku jalani sendiri bukan proses yang dibuat
mereka yang terlebih dahulu.
Layaknya sate yang nikmat dan sangat bermanfaat bagi
orang yang darahnya rendah, tapi sangat tidak baik untuk orang
yang darahnya tinggi. Maka kewajibanku dalam proses berkader
di HMI adalah membuat dan menentukan perjalanan selama aku
berproses di HMI itu sendiri. Maka jangan salahkan dan maafkan
aku jika aku tak pernah mau mendengan serta menjalankan
arahan ataupun perintah kalian yang sama sekali tak sesuai
dengan pedoman yang kubuat selama ini. Salam berproses salam
berkader salam kebebasan salam anti perintah-perintah SETAN
JAHANAM.

69
Pola Pendidikan Pengaderan Himpunan Mahasiswa Islam
Yunda Amelia Fauziah11

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.12
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan
kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan.
Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan
adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan
perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan
pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan
sebagai antisipasi kepentingan di masa depan.

11
Beliau adalah pengurus HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat
2013-2014 sebagai departemen penelitian dan pengembangan
(LITBANG). Beliau juga sebagai mahasiswa aktif jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) angkatan 2011.
12
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran TEMATIK. (Jakarta:
Prestasi Pustaka , 2009) h. 1

70
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berfungsi sebagai
Organisasi kader (pasal 8 AD HMI). HMI sebagai organisasi kader
adalah organisasi mahasiswa yang berorientasikan Islam yang
melakukan pengaderan, dimana seluruh aktivitas yang dilakukan
pada dasarnya merupakan proses kaderisasi, sehingga HMI
berfungsi dan hanya selalu membentuk kader-kader muslim
intelektual yang profesional.13 Dalam pedoman perkaderan
dikatakan bahwa, Kader adalah sekolompok orang yang
terorganisir secara terus menerus dan akan menjadi tulang
punggung bagi kelompok yang lebih besar.
Setiap organisasi mempunyai pola pendidikan yang
berbeda-beda, karena Pendidikan yang mampu mendukung
pembangunan dimasa mendatang adalah pendidikan yang
mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang
bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema
kehidupan yang dihadapinya. Adapun pendidikan yang ada dalam
HMI yaitu pendidikan berupa Training Formal seperti LK 1 dan
Training non Formal.
Dalam pasal 9 Anggaran dasar disebutkan HMI
berperan sebagai organisasi perjuangan. Menjadi suatu
kewajiban bagi HMI untuk terus berkomitmen berjuang dalam
segala permasalahan-permasalahan yang ada di Negara ini dari
masa ke masa. 14 oleh karena itu, kader HMI wajib memiliki

13Hasil Kongres HMI ke XVI di Depok tentang perkaderan


14 PB HMI, Hasil Kongres HMI ke XVII di Depok tentang pedoman
perkaderan

71
pendidikan yang berkualitas untuk memajukan bangsa Indonesia
yang lebih baik dengan gagasan-gagasannya.
Perjalanan panjang HMI dalam menggapai pengaderan
terbaik dan mencetak pemikir cerdas yang mampu memberikan
solusi dan arah yang jauh lebih baik dari saat ini tak salah kiranya
bila saya meminjam pernyataan Jendral soedirman HMI bukan
saja Himpunan Mahasiswa Islam tetapi juga Harapan Masa depan
Indonesia dari pernyataan inilah saya mulai menterjemahkan
bahwa perlu adanya perbaikan pola pendidikan pengaderan
dalam HMI demi terciptanya kader terbaik cerdas dan mampu
memberikan solusi terhadap permasalahan Bangsa dan Umat di
tanah air ini
Oleh karena itu, HMI sebagai organisasi kader dan
sebagai kelompok elite mahasiswa memiliki tanggung jawab yang
besar dengan sifat dan wataknya yang kritis itu adalah salah satu
bagian dari pola pendidikan pengaderan dalam HMI sendiri. HMI
harus menjadi penggerak untuk menjawab permasalahan
pendidikan mendatang.
Karena di HMI, Saya mendapatkan ilmu yang tak pernah
saya dapatkan di bangku perkuliahan. Saya yakin waktu dan hasil
tidak akan mengkhianati proses. Semoga tujuan HMI yang
berisikan TERBINANYA INSAN AKADEMIS, PENCIPTA,
PENGABDI YANG BERNAFASKAN ISLAM DAN BERTANGGUNG
JAWAB ATAS TERWUJUDNYA MASYARAKAT ADIL MAKMUR

72
YANG DIRIDHOI ALLAH SUBHANAHU WATAALA, melekat
dalam hati, pikiran dan jiwa saya.

73
Pola Perkaderan HMI
Kanda Cipto Dwi Nugroho15

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah organisasi


perkaderan, artinya HMI adalah wadah pencetak kader bangsa
yang berkualitas. HMI berperan nyata terhadap bangsa Indonesia,
seimbang dan terpadu antara pemenuhan tugas duniawi dan
ukhrawi. Tujuan HMI telah terumus dalam AD/ART-nya yaitu:
terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang
bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
Merujuk pada rumusan tujuan tersebut, pada hakekatnya
sudah seharusnya pola pengaderan di HMI mampu menciptakan
serta meningkatkan intelektualitas dan spiritualitas kepada para
kadernya. Sehingga antara harapan dan pelaksanaan akan
berjalan secara berimbang.
Pada hekekatnya HMI bukan sekedar organisasi massa
dalam pengertian kuantitatif saja, tetapi sebaliknya HMI secara
kualitatif sebuah merupakan lembaga pengabdian dan
pengembangan ide, bakat-potensi yang mendidik, memimpin dan
membimbing anggota-anggotanya mencapai tujuan dengan cara
perjuangan yang benar dan efektif.

15
Beliau adalah pengurus HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat
2013-2014 sebagai Wakil Sekretaris Bidang Pembinaan, Penelitian dan
Pengembangan Anggota. Beliau juga mahasiswa aktif jurusan
Manajemen Pendidikan angkatan 2010.

74
Beberapa tahun ke belakang dan seiring perkembangan
zaman, HMI dihadapkan pada permasalahan serius. Perkaderan
di tubuh HMI yang tidak berjalan dengan baik karena rekrutmen
dan sistem pembinaan pasca Latihan Kader yang tidak tersistem
dan terlaksana dengan baik sehingga jauh dari kesan efektif.
Komisariat sebagai wadah pembinaan terakhir dalam tubuh HMI
pasti merasakan ini.
Dalam pedoman perkaderan HMI disebutkan bahwa
tahapan perkaderan dimulai dari rekrutmen, kemudian
pembentukan kader dan akhirnya pengabdian kader. Tiga
tahapan ini merupakan proses yang terintegrasi dan saling
mempengaruhi. Pada prakteknya kita kerap kali memberikan
perhatian hanya pada tahapan pembentukan kader dan bahkan
disempitkan lagi dengan hanya pada pelatihan formalnya saja
seperti LK I ataupun pelatihanpelatihan, padahal perhatian pada
rekrutmen calon kader juga merupakan hal yang sangat penting
karena mempengaruhi kualitas tahapan pembentukan kader dan
tahapan pengabdian kader.
Sebagai konsekuensi dari organisasi kader, maka aspek
kualitas kader merupakan fokus perhatian dalam proses
perkaderan HMI guna menjamin terbentuknya output yang
berkualitas sebagaimana yang disyaratkan dalam tujuan
organisasi, maka selain kualitas proses perkaderan itu sendiri,
kualitas input calon kader menjadi faktor penentu yang tidak
kalah pentingnya.

75
Rekrutmen kader sejatinya tidak berorientasi pada
kuantitas calon kader yang masuk HMI. Namun demikian tetap
dibutuhkan target jumlah calon kader yang akan direkrut. Target
jumlah calon kader yang direkrut disesuaikan dengan
kemampuan organisasi untuk membentuk kader yang
berkualitas. Sehingga dengan adanya target yang dibuat maka
akan menyesuaikan kemampuan organisasi sehingga dengan
begitu akan terbangun pola perkaderan yang baik dan tidak
tumpang tindih.
Selain itu dalam proses rekrutmen kader, perlu
difokuskan pada calon kader yang berkualitas. Ukuran kualitas
dilihat dari tingginya potensi akademik serta intelektual,
kemampuan menjalin hubungan sosial dan berorganisasi,
kesholehan, kepeduliannya terhadap umat dan bangsa, dan
potensi kepemimpinan. Kader yang direkrut diharapkan memiliki
potensi yang tinggi dengan titik tekan jenis kualitas yang
beragam.
Proses perkaderan yang terjadi di HMI untuk
meningkatkan kualitas intelektual serta spiritual bukan hanya
menjadi tugas dari pengurus di tataran HMI baik di tataran
komisariat atau pun cabang. Proses perkaderan yang berlangsung
seharusnya diterapkan pada kader kader HMI.
Maka dari itu, tujuan dari pola perkaderan di HMI adalah
untuk terciptanya kader muslim, intelektual, profesional yang

76
berakhlakul karimah serta mampu mengemban amanah Allah
sebagai khalifah fil ardh dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

77
Meng-Indonesiakan Islam versus Meng-Islamkan
Indonesia
Kanda Zaeni Abdillah16

Meng-Indonesiakan Islam, kata-kata yang terdengar


dari Sambutan Kanda Mahfud M.D ketika penulis berada dalam
acara pelantikan Presidium KAHMI di Jakarta Convention-Center
Senayan awal 2013 silam. Frasa yang menarik nalar serta
membuat pikiran penulis sontak meresponnya , sehingga
keramaian suasana sekeliling yang penuh hiburan serta lalu-
lalang para politikus serta cendikiawan tersohor pun seakan tak
berarti saat itu. Walaupun menarik, penulis merasa hal tersebut
terasa kurang pas dan terasa sedikit merendahkan posisi agama
daripada Indonesia-nya.
Penulis pun teringat sebuah judul buku yang sangat
fenomenal, karangan seorang ahli tafsir Indonesia Prof. Quraisy
Shihabyakni Membumikan Al-Quran. Kata Meng-
Indonesiakan memiliki padanan kata yang hampir sama dengan
Membumikan dalam hal ini menurut seorang kawan di HMI
KOMTAR ketika penulis berdiskusi dengannya. Saat kami
berdiskusi, dia melontarkan sebuah pandangan bahwa statement
Presidium KAHMI tersebut sudah benar, karena Islam berasal
dari dunia Arab sehingga para dai pun harus benar-benar

16
Beliau adalah penguru HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat 2013-
2014 sebagai Sekretaris Umum. Beliau juga mahasiswa aktif jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) angkatan 2010.

78
dikemas dengan warna budaya yang sesuai dengan dunia ajam
tersebut, seperti yang dilakukan Walisongo di Indonesia. Hal ini
terbukti berhasil membawa Islam menjadi agama mayoritas di
Nusantara walau Hindu menjadi agama yang pertama menginjak
tanah Zamrud Khatulistiwa menurut sejarah.
Namun daripada itu, kata Meng-Indonesiakan Islam
sebenarnya kurang tepat untuk diutarakan, karena agama sebagai
way of life haruslah menjadi nilai tertinggi yang dijunjung dan
menjadi filter bagi umat dalam bersikap, berperilaku serta
bersosialisasi. Ketika frase ini dijadikan sebuah panutan, itu
berarti Islam dapat diartikan sebagai agama yang tidak universal
karena harus disesuaikan dengan keadaan di Indonesia yang
berujung pada ketidak-kaffah-an pengajaran dan pengamalan
nilai-nilai ke-Islaman. Hal ini dibuktikan dengan pembiaran
tindakan syirik yang sering terjadi khususnya di daerah
pedalaman atau kerajaan yang kental dengan ritual-ritual turun-
temurun dimana budaya lebih dijunjung daripada agama.
Contoh besar pengaplikasian dari pandangan meng-
Indonesiakan Islam ini pun jelas banyak terjadi bahkan
dibiarkan mengakar dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Hal
ini terwujud dalam pembiaran serta pengapresiasian ritual-ritual
keraton seperti peringatan satu Syuro dengan acara pawai
tumpeng di jalan raya dengan pemahaman masyarakat bahwa
siapa yang paling banyak mendapatkan tumpeng tersebut akan
berkah hidupnya. Kemudian tersebarnya kuncen-kuncen di

79
tempat wisata seperti pegunungan serta makam para ulama
dimana masyarakat percaya bahwa untuk mendapat berkah dan
selamat dalam perjalanan serta kunjungan, maka harus mendapat
restu dari kuncen setempat. Sebuah kesalahan fatal terjadi dalam
hal ini, yakni pembiaran dan pelestarian bidah-bidah sesat
tersebut oleh ulama setempat. Hal ini menandakan bahwa agama
harus mengikuti budaya serta kearifan lokal apabila ingin
diterima. Sungguh sebuah pandangan yang naif yang menjamur di
negeri tercinta ini.
Untuk mencegah hal tersebut terus mengakar, maka
perlu adanya pandangan yang meluruskan bukan malah
mendukung hal-hal yang mereduksi aqidah Islam. Penulis lebih
cenderung memilih meng-Islamkan Indonesia daripada meng-
Indonesiakan Islam. Meng-Islamkan Indonesia bukan berarti
memakasakan seluruh rakyat Indonesia menjadi pemeluk Islam,
akan tetapi menempatkan nilai-nilai keluhuran Islam sebagai
filter of culture and social values. Hal ini didasari pada keyakinan
penulis bahwa Islam ialah jalan hidup yang dimana menjadi nilai
yang meluruskan setiap perilaku sosial-masyarakat selain
mengajarkan tata ritual manusia dengan Tuhan-Nya.
Adanya Islam bukanlah untuk menghapus budaya
maupun kearifan lokal yang sudah ada, akan tetapi meluruskan
serta menyempurnakannya. Ketika konsep filterisasi budaya oleh
Islam ini terlaksana dengan baik, maka akan tercipta keselarasan
antara hablun minallah, hablun minannas dan hablun minal biah.

80
Sehingga, dari ini semua, konsep Islam sebagai rahmatan
lil alamin dapat teraplikasikan dengan baik dan menuntun
muslim bahkan pemeluk agama lain menuju masyarakat madani,
egaliter serta cinta akan budayanya.

81
Misteri Kata Tujuh Tahun Yang Dituju
Yunda Amalia Utami17

Di luar kebiasaan!!! Saat kebanyakan mahasiswa berpikir


untuk secepatnya menyelesaikan kuliah, pria kelahiran Bekasi, 16
Juli 1989 ini justru memperpanjang status mahasiswanya selama
dua tahun. Johan, biasa disapa, telah lebih dulu menargetkan
waktu kelulusan sarjananya, yakni tujuh tahun, tepat pada awal
tahun ia masuki dunia kampus. Itikad menulis buku dan
membantu perekonomian orangtualah yang menjadi alasan
utamanya membuat target aneh tersebut.
Saya baru ingat, dulu memang pernah berjanji pada diri
sendiri bahwa gak akan mau lulus kuliah kalau belum nulis buku.
Lulus kuliah minimal lima tahun, berarti kira-kira tujuh tahun
waktu yang pas untuk lulus, jawab sulung dari dua bersaudara
ini menjabarkan.
Baginya, pilihan lulus tujuh tahun ini adalah resiko besar
yang harus dibayar oleh pencapaian besar pula. Benar saja, meski
pernah ditolak masuk ITB Geologi, PAI dan MTK UIN Jakarta
lewat jalur SPMB, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia ini pantang menyerah. Dari tiap jengkal

17
Beliau adalah pengurus HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat
2013-2014 sebagai Bendahara Umum. Beliau juga sebagai Ketua Forum
Lingkar Pena (FLP) Ciputat. Beliau juga merupakan mahasiswa aktif
Jurusan Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia (PBSI) angkatan 2010.

82
kegagalan, ia jadikan batu locatan menuju kesuksesan
sesungguhnya.
Hal demikian dibuktikan dengan kiprahnya bergabung di
organisasi ekstra kampus yakni Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat sebagai anggota.
Barulah ia menjabat sebagai Ketua Umum HMI Komisariat
Tarbiyah Cabang Ciputat di semester VI. Pada saat bersamaan
pula, ia tengah memegang peran sebagai Koordinator Wilayah
Jawa di (Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-
Indonesia) IMABSII. Tak tanggung, dalam waktu itu juga, penulis
dengan buku pertama Jalan Indonesia Baru ini menjadi Ketua
Bidang Politik Hukum & HAM di LISUMA DKI Jakarta.
Sukses dengan nama baik yang berkibar di mana-mana
tak diperoleh Johan dengan cuma-cuma. Ada pencapaian besar
yang harus ia lalui sebelumnya, seperti menjadi Cleaning Servis
dan Tukang Pos sebagai profesi nyambi dari kuliah dan rutinitas
lainnya sebagai aktivis yang juga butuh makan.
Semester delapan saya meminta pada orangtua untuk
tidak lagi mengirim biaya hidup, biar saya cari sendiri. Caranya ya
dengan menjadi apa saja, cleaning servis, untuk tahu letak
kekotoran dinas. Menjadi tukang pos, untuk antarkan
kesejahteraan orang yang tepat, aku mahasiswa yang kini
bekerja di Dewan Pendidikan Tangerang.
Johan, calon wisudawan UIN Jakarta ke-93 yang memulai
kuliahnya di 2007 ini telah mampu torehkan tinta emas pada

83
masanya, sesuai tekad diri pada keluarga. Ia sudah menjadi
motivator dalam Dialog Kebangsaan di UNPAK, Bogor, kala masih
semester enam. Sebagai motivator pula dalam OSPEK Universitas
Surya Kencana, Cianjur; Universitas Pendidikan Ganesha,
Singaraja, Bali; Trisakti, Jakarta Ideologi Politik; terakhir,
menjadi motivator di STKIP PGRI Bangkalan, Madura dengan
peserta 400 orang.

Kita adalah pemuda yang tak pernah sudi mundur selangkahpun


tuk perjuangkan kemaslahatan umat, bangsa, dan negara,
ucapnya menyemangati.

84
Transisi Setelah Opak Menuju Taaruf Jurusan
Kanda Muhammad Ilham Sigit18

OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik dan Kampus)


merupakan suatu kegiatan yang seharusnya dilaksanakan secara
intensif dan berkelanjutan, guna menghasilkan orientasi yang
dalam dan dapat dipahami oleh para mahasiswa. Sehingga
menimbulkan pengetahuan yang matang pada pribadi mahasiswa
baru khususnya. Kegiatan tersebut kini telah mendapatkan
legalitas yang sah dari rektorat sendiri sehingga acara tersebut
dapat dilangsungkan dan dilaksanakan dengan baik, serta
memberikan kemudahan bagi para mahasiswa baru serta civitas
akademika untuk bersama-sama mengorientasikan almamater
UIN ini.
Acara yang diselenggarakan pada tanggal 28 sampai 30
Agutus lalu, telah memberikan orientasi yang cukup pada diri
mahasiswa baru, terutama dalam pengenalan kegiatan dan
sturktural internal kampus. Namun hal itu tidak menjamin
mahasasiswa baru untuk lebih paham dan mengerti akan dunia
kampus. Oleh sebab itu perkenalan secara serentak dan langsung
tidak begitu efesien dalam mengorientasikan dunia kampus
secara baik dan dalam.

18
Baliau adalah kader HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat. Beliau
juga merupakan mahasiswa aktif Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
angkatan 2013.

85
Orientasi pengenalan kampus pada hakikatnya
membutuhkan waktu yang sangat panjang dan tidak cukup dalam
tempo tiga hari atau empat hari, melainkan membutuhkan waktu
secara terus menerus dan berkelanjutan. Oleh karenanya
kegiatan OPAK kemarin haruslah diteruskan kembali dengan
mengadakan adanya orientasi yang lebih spesifik dan lebih
efisien. Dengan demikian, bisa menjadikan mahasiswa baru lebih
paham. Dan kegiatan tersebut merupakan bagian dari masa
perkenalan kampus, dan ruang lingkupnya mencangkup jurusan,
bagian dari kampus yang stukturnya masih dalam intra kampus.
HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) merupakan
struktural organisasi internal kampus yang paling bawah.
Organisasi internal ini adalah kesatuan organisasi yang sangat
dekat kepada mahasiswa. Karena ruang lingkup jurusan
merupakan ruang lingkup yang kecil dan dapat bisa lebih dekat
dibandingkan ruang lingkup fakultas ataupun universitas. Oleh
sebab itu, pendekatan dan perkenalan civitas akademik
seharusnya ditekankan pada HMJ. Jadi, kegiatan OPAK yang
sebenarnya dilakukan terjadi dalam ruang lingkup jurusan,
karena organisasi setingkat jurusan dapat merangkul mahasiswa,
khususnya mahasiswa baru untuk lebih memahami bagaimana
organisasi dan unit kegiatan yang sesuai dengan keinginannya
dan mengarahkan kebebasan memilih haknya sebagai manusia
yang bebas, tanpa adanya suatu paksaan ataupun keterikatan
terhadap pihak HMJ ataupun orang di sekitarnya.

86
Saat ini, jurusan di fakultas tarbiyah telah mempunyai
kebebasan dalam otonominya untuk mengadakan kegiatan sesuai
dengan kreatifitasnya. Namun itu semua disesuaikan kepada
keputusan Rektorat, Dekanat, terutama dalam pengadaan
kegiatan yang bersifat legal. Hal itu untuk menunjukan bahwa
kegiatan tersebut merupakan hal penting dan sifatnya harus
dilaksanakan bahkan jika mempunyai dampak yang positif bagi
perkembangan intelektual dan kreatifitas mahasiswa. Begitu juga
tentang halnya taarufan jurusan atau pengenalan jurusan yang
diadakan setelah kegiatan OPAK.
Taarufan merupakan kegiatan perkenalan untuk
mahasiswa baru setelah OPAK. Hal tersebut merupakan suatu
langkah strategis untuk memberikan pengetahuan secara jelas
tentang kampus. karena di kegiatan OPAK lalu yang berjalan
selama empat hari belum tentu menjamin mahasiswa baru untuk
paham. Oleh sebab itu, kegiatan sekarang perlu dibebankan
kepada HMJ. Karena HMJ merupakan srtuktural intra kampus
yang sangat dekat eksistensinya terhadap mahasiswa, khususnya
mahasiswa baru dibandingkan BEMF (Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas), dan BEMU (Badan Eksekutif Mahasiswa
Universitas).
Jika HMJ termasuk satuan srtuktural kampus yang masih
dalam organisasi intra kampus maka keterkaitan antara BEMF
dan BEMU dapat terlihat jelas. Terlihat bahwa HMJ masih dalam
pengawasan BEMF dan BEMU. Maka darinya pengawasan ketika

87
taaruf berlangsung perlu diawasi juga. Layaknya kegiatan OPAK
jurusan yang selalu diawasi meskipun hanya empat jam di
jurusannya masing-masing. Apalagi kegiatan taaruf berlangsung
selama tiga hari, yang pada dasarnya hanya mengenalkan jurusan
saja. Ditambah kegiatan ini diadakan di luar kampus dan di luar
jam perkuliahan tetapi masih dalam tanggung jawab kampus. di
sini bisa diketahui bahwa kegiatan taaruf seharusnya ada
pengawasan dari pihak intra kampus terutama BEMF atau BEMU.
Otonomi jurusan merupakan kebebasan jurusan dalam
mengadakan kegaitan. Begitu juga taaruf jurusan, taaruf jurusan
merupakan kegaitan yang masih dalam tanggung jawab jurusan.
Jika taaruf tersebut merupakan kebebasan jurusan, seharusnya
tertera dalam keputusan Rektorat ataupun Dekanat. Karena
jurusan pada hakikatnya masih dalam tanggung jawab Dekanat
dan rektorat. Apalagi kegiatan tersebut berlangsung selama tiga
hari dan bertempat di luar perkuliahan, ditambah kegiatan
tersebut bertujuan hanya untuk perkenalan. Tidak ada unsur
Olimpiade ataupun lomba yang sifatnya mengundang pihak luar.
Dengan demikian terlihat banyaknya waktu yang terbuang jika
kegiatan tersebut diadakan di luar perkuliahan dan di luar
kampus, apalagi kegiatan tersebut sangat padat dalam tiga hari.
Bahkan jika meninjau secara ekonomi, banyak keuangan
mahasiswa yang bersangkutan terbuang tanpa ada manfaat untuk
pembelajarannya di kampus.

88
Eksistensi HMJ dalam kegiatan taarufan merupakan
sebuah mediator. Mediator dalam perkenalan Kampus. maka dari
itu layaknya mediator, HMJ seharusnya dapat mengenalkan
kampus secara objektif, jelas, tanpa ada kebohongan ataupun
paradigma yang sifatnya subjektif. Di sampinag itu pula HMJ
harus bertanggung jawab penuh terhadap dampak setelah
perkenalan di acara tersebut. Dan bersih dari segala keterikatan
kepada organisasi lain ataupun partai, karena dalam
pengintegrasian civitas akademika bukan berdasarkan organisasi
ekstra kampus, internal kampus, ataupun partai politik sekalipun.
Melainkan pengintegrasian kampus dalam perkenalan yang
diadakan oleh universitas, fakultas, Jurusan hakikatnya hanya
untuk mencapai visi misi dan berdasarkan tujuan kampus UIN.
Mengingat beredarnya pemberitaan terhadap UIN
tentang organisasi yang termasuk blaklist negara, dalam jalannya
acara perkenalan tersebut materi yang disampaikan haruslah
diperhatikan dan diawasi oleh struktural organisasi kampus.
karena struktural tersebut masih ada dalam ruang lingkup
internal kampus. dikawatirkan banyaknya penyalah gunaan
terhadap acara tersebut. Sehingga menimbulkan kebingungan
dan kerisauan kepada mahasiswa baru terutama pada mahasiswa
baru yang awam. Akibatnya acara yang seharusnya dapat
berjalan sesuai dengan tujuan utamanya bertolak belakang
dengan adanya unsur politik dan kepentingan pribadi, atau unsur
orgasnisasi yang bukan pada hakikatnya ada di acara tersebut.

89
Oleh karenanya menjaga dan mengawal dalam acara tersebut
perlu dilakukan oleh pihak Rektorat, Dekanat, ataupun Jurusan.
Bahkan tingkat DEMA ataupun BEMF sekalipun.

90
Batik Sebagai Identitas Keberadaan Bangsa Indonesia
Yunda Masruroh19

Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka


ragam kebudayaan, baik kebudayaan etnik maupun kebudayaan
asing. Kebudayaan Nasional sejak sumpah pemuda dicetuskan
atau sejak kemerdekaan Indonesia di proklamirkan kiranya perlu
dilestarikan sebagai upaya menjaga kekayaan Negara.
Budaya tidaklah lain merupakan hasil bumi Indonesia.
kedua-duanya menghasilkan kesejahteraan bagi masyarakat
Indonesia sendiri. Terlebih lagi orang-orang yang mencintai
budaya tidak secara materil namun secara interpersonil. Kiranya
masyarakat Indonesia harus berterima kasih kepada mereka
karena dengan upayanya mencintai kebudayaan pribumi, Negara
ini bisa dikenal dengan negara yang kaya akan budaya atau
multikulturalisme.
Batik salah satu contohnya, Batik adalah kerajinan yang
memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya
Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan
Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam
membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu
pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan

19
Beliau adalah kader HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat. Beliau
juga merupakan mahasiswa aktif Jurusan Pendidikan Bahasa & Sastra
Indonesia angkatan 2012.

91
sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan
masuknya laki-laki ke dalam bidang ini.
Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu
batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa
dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah
pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Perdebatan mengenai asal-muasal batik oleh G.P.
Rouffaer dengan Arkeolog belanda J.L.A Brandes menjadi sebuah
polemik mengenai sejarah adanya batik di Indonesia. Menurut
Rouffaer batik kiranya diperkenalkan oleh negara india atau
srilangka pada abad ke-6 dan 7 sedangkan J.L.A Brandes dan F.A
Sutjipto berpendapat bahwa batik sudah dikenal di daerah
Toraja, Halmahera, Papua dan flores.
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa
pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa
Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa
dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia
berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar
itu.
Bangsa Indonesia sudah sepatutnya melestarikan serta
menjaga kebudayaan batik ini, apalagi ditengah-tengah masa
keemasan batik dalam sektor ekonomi. Bangsa Indonesia perlu
mewaspadai adanya plagiat-plagiat yang mengatakan bahwa
batik berasal dari negara lain, seperti kasus negara tetangga yang
memploklamirkan kebudayaan batik sebagai kebudayaan negara

92
mereka. Bangsa Indonesia harus berani melawan ketidakbenaran
dan mempertahankan apa yang seharusnya menjadi milik
mereka.

93
Kebutuhan Reformasi Diri Pada Mahasiswa Baru
Kanda Muhammad Ilham Sigit

Telah lama IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Jakarta


ini bermetamorfosis menjadi UIN (Universitas Islam Negeri ).
Sekiranya kurang lebih dua belas tahun lamanya. Hal ini ditandai
dengan keluarnya keputusan Presiden Republik Indonesia No
031 tanggal 20 Mei 2002. Keputusan tersebut diresmikan pada
tanggal 8 Juni 2002 yang dihadiri Oleh Wakil Presiden Republik
Indonesia yaitu Hamzah Haz (Komarudin Hidayat.dkk., 2013 : 9).
Semua itu menjadikan perubahan besar terhadap
kampus UIN, sehingga menciptakan pembaharuan sistem
organisasi kemahasiswaan di kampus, yang akhirnya dikenal
sebagai sistem Student Goverment. Setelah peristiwa tersebut,
lambat laun UIN ini mengalami perkembangan yang sangat pesat
dan menjadi instansi yang bermartabat serta lebih unggul di
Indonesia ini. Disamping itu, fasilitas akademik yang lengkap dan
banyaknya kegiatan harian pun dapat menjadikan Mahasiswa
yang berkualitas di bidang akademik ataupun non-akademik,
kompetitif dan profesional dalam pengabdiaannya kedepan nanti.
Bentuk reformasi kampus yang telah dibangun saat ini
belumlah usai. Namun hal tersebut perlu dijaga dan dilestarikan
agar proses reformasi yang sedang berjalan dapat lebih
bertambah pengaruhnya terhadap Mahasiswa. Pada saat ini
seringkali disadari atau tidak, proses reformasi UIN sekarang

94
mulai ternodai oleh oknum-oknum yang ikut serta di dalamnya
dan tidak sengaja kehadirannya menjadikan hambatan langkah
akademik untuk mencapai tujuan dan visi misinya. Maka darinya
berpikir kritis, selalu menciptakan hal-hal baru, dan mengabdi
untuk mencapai tujuan akademik UIN Jakarta haruslah
ditanamkan. Karena dengan adanya itu, sistem yang telah
dibangun dan dibina oleh almamater UIN terdahulu dapat
dilestarikan dan menjadikan kampus UIN ini bermartabat di mata
mahasiswanya sendiri bahkan seluruh mahasiswa di Indonesia.
Disamping itu, kegiatan-kegaiatan yang telah disediakan
dalam kampus (Intra Kampus) seperti UKM (Unit Kegiatan
Mahasiswa), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Badan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF), atau Dewan Eksekutif
Mahasiswa UIN (DEMA UIN) haruslah dimanfaatkan sebaik
mungkin. Karena kegiatan tersebut adalah salah satu penunjang
keaktifan dan kemandirian mahasiswa sekaligus mengisi waktu
jam kuliah yang kosong. Kiranya pembentukan pribadi
mahasiswa bisa terbentuk di kampus dan diluar jam perkuliahan.
Namun sebagian mahasiswa dari kampus UIN ini
menganggap kegiatan yang ada di dalam kampus belum bisa
menciptakan dirinya sesuai yang mereka inginkan. Dan terdapat
pula yang disebabkan oleh beberapa faktor tertentu, seperti tidak
tertarik kepada kegiatan UKM ataupun ada yang menganggap
organisasi di luar kampus lebih berpengaruh dalam pembentukan
pribadinya dibandingkan kegiatan di dalam kampus. Dari sini

95
sangat terlihat jelas, bahwa perlu adanya evaluasi diri pada tiap-
tiap mahasiswa untuk memilih, mengikuti dan menjadikan
organisasi yang lebih bagus serta berpengaruh terhadap
pribadinya, terutama untuk mahasiswa baru yang masih awam
akan keberagaman Organisasi di dalam ataupun di luar kampus.
Jika ditinjau lebih dalam, untuk membentuk pribadi
mahasiswa yang sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi
yaitu tercapainya Pendidikan, Penelitian, dan pengabdian
masyarakat. Kegiatan civitas akademika haruslah dimanfaatkan
dan digunakan. Karena semua itu merupakan sarana keaktifan
dan kemandirian seorang mahasiswa, sehingga mudah untuk
mewujudkan dasar Tridharma Pergurusn tinggi. Namun
pemanfaatan kegiatan tersebut harus didasari sesuai keinginan
mahasiswa itu sendiri, tanpa adanya suatu paksaan atau
keterikatan. Agar ketika proses tersebut berlangsung dapat
memberikan pengaruh positif pada diri mahasiswa bersangkutan.
Berdasarkan permasalahan seperti yang telah penulis
paparkan di atas, perlu adanya solusi yang tepat serta efektif
untuk membina dan menyiapakan proses tersebut, agar
Tridharma Perguruan tinggi dapat dilaksanakan dengan baik dan
tidak sia-sia. Di antaranya adalah penanaman kesadaran diri
terhadap karakter pribadinya, kepercayaan diri, pendekatan
emosional kepada mahasiswa lama, dan komitmen tinggi untuk
aktif di kegiatan yang diikuti.

96
Pertama, adalah kesadaran mahasiswa itu sendiri, yaitu
dengan terus menganalisa kekurangan serta karakter yang
terdapat di pribadi mahasiswa tersebut. Kemudian dari dalam
dirinyalah keinginan dan kemauan akan timbul. Setelah
mengetahui kekurangannya dan karakter pribadinya, maka akan
timbul kesadaran serta motivasi dalam diri pribadi mahasiswa
tersebut. Dan mahasiswa tersebut akan memulai langkah
awalnya untuk membentuk pribadinya sesuai apa yang mereka
inginkan. Sehingga menjadikan keinginannya bersemangat dan
menggebu-gebu, tidak hanya sebatas keinginan semata.
Kedua, adalah Kepercayaan diri. Kepercayaan itu
haruslah ditanamkan dalam pribadi mahasiswa demi mencapai
hakikat Tridarama Perguruan Tinggi. Oleh karenanya,
kepercayaan diri harus timbul dari pola pemikiran mahasisawa
itu sendiri. Adapun cara untuk menunjang pola pemikiran yang
percaya diri salah satunya adalah mahasiswa yang selalau
menganggap dirinya penting. Yaitu menganggap semua aktivitas
yang dilakukan adalah suatu kepentingan diri pribadi sehingga
menimbulkan rasa pertanggungjawaban yang sangat besar.
Kemudian Seorang Mahasiswa dapat percaya apa yang
diinginkannya akan tercapai, karena kepercayaan diri dalam
dirinya akan dapat menjadikan motivasi pribadinya untuk
mencapai dasar tridarma perguruan tinggi, Bahkan dalam
mewujudkan visi dan misi kampus UIN Jakarta. Keinginan yang
kuat dan semangat yang berkobar-kobar akan menjadikan

97
kepercayaan dirinya menyelimuti langkahnya dalam bertindak
dan mengambil keputusan, dan akan selalu terhindar dari sikap
pesimis ataupun rasa takut dari semua ancaman-ancaman yang
akan dihadapinya. terutama dalam ruang lingkup yang lebih kecil
seperti komunitas, perkumpulan bahkan organisasi yang diikuti.
Terlepas dari itu semua pendekatan secara emosional
yang intensif haruslah dilakukan terutama oleh seorang
mahasiswa baru. Dan inilah langkah ketiga untuk menggali dan
terus mendalami dunia sekitar kampus. Seorang mahasiswa baru
seyogyanya banyak bergaul dan melakukan pendekatan
emosional terhadap Mahasiswa Lama, karena Mahasiswa Lama
merupakan sebuah mediator. yaitu sebagai perantara yang akan
memberikan banyak gambaran tentang kampus, terutama
tentang organisasi ataupun unit kegiatan di dalam kampus atau di
luar kampus. Proses pendekatan kepada Mahasiswa Lama ini
yang akan menjadi titik terang awal seorang Mahasiswa Baru
memilih kegiatannya yang bermanfaat, tanpa harus ada paksaan
ataupun ancaman disekelilingnya. Dalam pendekatan emosional
seorang Mahasiswa Baru akan dapat memilih kegiatan ataupun
organisasi yang dianggapnya baik dan disadari oleh hati
terdalamnya. sehingga ketika melakukan dan menjalani
kehidupan di organisasi ataupun unit kegiatan yang diikuti akan
terasa indah, nyaman, tentram dan menghasilkan pribadi yang
dicita-citakan.

98
Jika keinginan Mahasiswa Baru yang kuat, mempunyai
kepercayaan diri, dan terus mencari banyak gambaran tentang
organisasi, sikap tersebut akan mampu membedakan dan
mengetahui bagaimana organisasi dan unit kegiatan mahasiswa
untuk dirinya yang lebih baik sesuai dengan keinginannya.
Keempat, barulah adanya eksistensi seorang mahasiswa
yang berkoitmen tinggi terhadap Organisasi yang diikuti, karena
sebuah komitmenlah yang akan memberikan pengalaman
ataupun pelajaran baginya dalam menghadapi masalah dan
berperan dimasayarakat nanti. Oleh sebab itu sebagai seorang
organisatoris tidak dibutuhkan hanya lebelnya ataupun status
keanggotaannya saja, dalam kata lain hanya mengikuti sekilas
saja tanpa ada komitmen pada dirinya yang berkelanjutan.
Apabila sebuah komitmen tidak ada, Maka apalah makna
kegiatan yang diikuti oleh Mahasiswa Baru dan bisa berpegaruh
terhadap pribadinya. Hal tersebut yang seringkali dihadapi oleh
mahasiswa pada umumnya. Maka dari itu berkomitmen untuk
terus menajalani kegiatan dan peran keaktifannya terhadap
organisasi yang diikuti harus dilaksanakan dan dilakukan ketika
proses kegaitan Organisasi berlangsung, tidak hanya semangat
sesaat ataupun layaknya angin di sore hari yang berlalu begitu
saja.
Setelah semuanya telah terlaksana dan telah menemukan
kesadaran dirinya yang sesuai dengan psikologi dan karaker
pribadinya, barulah disana mengejar dan terus mengejar dari

99
tujuan utamanya seorang Mahasiswa Baru mengikuti organisasi
tersebut, dan hasilnya seorang Mahasiswa Baru akan tenang dan
nyaman menjalani organisasinya tanpa adanya suatu paksaan
dan ancaman dari sekelilingnya. Adapun masalah yang akan ada
kedepannya nanti akan bisa dihadapi dengan semangat dan
kepercayaan dirinya yang kuat. Oleh karenanya, seorang
mahasiswa baru tetaplah percaya diri dalam menjalani dan
memilih kegiatan yang diikuti baik di dalam atau di luar kampus.
dan semua itu akan mempunyai manfaatnya masing-masing.
Seorang Mahasiswa Baru yang telah ikut serta aktif
dalam kegiatan di luar kampus atau di dalam kampus akan
mempunyai proses usaha tersendiri, sehingga lambat laun akan
menumbuhkan dalam dirinya dasar-dasar Tridarma Perguruan
Tinggi. dan akhirnya, akan mengharumkan almamater UIN
menjadi unggul di negara Indonesia ini, sehingga Proses
pembentukan generasi bangsa akan berjalan dengan baik dan
sesuai dengan keilmuan, keIslaman dan keIndonesian yang
dibutuhkan oleh Masyarakat masa depan nanti. Hasil tersebut
perlu dicapai dengan adanya reformasi terhadap Mahasiswa
Baru.

100
Perantau Ilmu Dari Belahan Timur Dunia
Yunda Amalia Utami

I am Somalia. Ada bangga menyebut tanah kelahiran


saya, Somalia. Pemuda berkepala tiga yang merantau ilmu sampai
Indonesia, UIN tepatnya. Panggil saja saya Farhan, dengan
tambahan Ali dan Jimale sebagai nama ayah dan kakek saya.
Demikian kekhasan adat dalam tanah Somalia.
Saya mengambil studi S2 di UIN Jakarta ini dengan
konsentrasi Manajemen Perbankan dan Keuangan Syariah namun
perjalanan akademik perkuliahan saya tidak hanya sebatas itu.
Telah saya tempuh studi ganda untuk jenjang S1 dan S2. Itu
karena saya senang belajar dan berpengetahuan banyak. Alasan
lain juga untuk mempercantik CV (Curriculum Vitae) dan upaya
membangun kapasitas diri.
Semua motif tersebut dibuktikan lewat studi S1 kelas
karyawan yang sebelumnya saya selesaikan di Somalia, Jurusan
Bisnis Administrasi selama tiga tahun. Pada 2007, saya tinggal di
Indonesia dan mengambil studi S1 (lagi) di UNPAS, Bandung,
Jurusan Akuntansi yang saya selesaikan selama 3,5 tahun. Dirasa
masih kurang ilmu, saya lanjutkan studi S2 di University of
Berkley, perguruan tinggi milik Amerika yang cabangnya di
Menteng, dengan Jurusan Bisnis Administrasi. Barulah
pendidikan terakhir saya kini telah khatam di UIN Jakarta,
magister Jurusan Manajemen Perbankan dan Keuangan Syariah.

101
Namun jalan panjang studi tersebut tidak menutup kemungkinan
untuk saya melanjutkan ke jenjang S3 dengan konsentrasi
Ekonomi Islam di UIN Jakarta (lagi) jika Tuhan izinkan.
Di studi magister ini saya tidak mengeluarkan biaya
kuliah sendiri tapi mendapat beasiswa dari Kementrian Agama
sejak semester II hingga selesai. Jika ada kemauan keras pasti ada
jalan, intinya buatlah perencanakan dan kerjakan segalanya
dengan rencana itu.
Selama hidup enam tahun di Indonesia semua jalan
mudah, padahal saya telah berkeluarga meskipun belum
berpenghasilan tetap. Ada saja berkah yang datang pada
penuntut ilmu, rizqu minallah. Misalnya, disela waktu senggang,
saya gunakan untuk mengajar pelajaran apapun bagi anak-anak
kecil masyarakat di sekitar rumah saya, Petamburan, Jakarta
Pusat. Hanya membimbing mereka belajar saja, santai, nonformal,
dan bukan komersil. Mereka asli Somalia juga. Ada kesenangan
batin menyampaikan ilmu dengan cara demikian.
Universitas Islam Negeri Jakarta dan Indonesia membuat
saya senang. I feel as home. Studi di UIN menyenangkan karena
banyak mahasiswa asing seperti saya, dari Sudan, Meli, Filiphina,
Thailand, Rusia, Ceko, Libia, dan Lebanon. Dekannya sangat
memotivasi saya untuk terus menuntut ilmu kemanapun, dan
apapun. Saya pun merasa dilayani sangat baik sekali oleh staff
akademik, Ima dan Adam. Indonesia juga membuat saya betah
karena rendang padang serta masyarakat yang sabar dan ramah.

102
103
Eksistensi Anggota Organisasi
Kanda Muhamad Ilham Sigit

Hakikatnya manusia adalah makhluk sosial,


berkerjasama untuk kepentingan umum dan kepentingan
pribadinya. Perlu diperhartikan dalam bersosialisasi, di dalamnya
haruslah dengan unsur-unsur kebersamaan yang erat, tanpa
harus memandang satu sama lain. Karena beersosialisasi yang
baik bukan terletak dari bentuk sosialnya yang baik namun
bagaimana kebersamaan sosialnya terbentukdan dijaga serta
dijalankan dengan penuh rasa memiliki.
Organisasi adalah peran utama dalam pembentukan
hakikat kebersamaan karena dalam organisasi ini semua
kompnen anggota akan terus menjalankan fungsinya demi
kebersamaan yang akan dia raih, dan terus berproses untuk
menjadikan kehidupannya terus berarti sehingga tujuan dari
organisasi terebut akan tercapai dengan baik. Namun dewasa ini
eksistensi anggota organisasi kerap sangatlah minim, atau
bahkan peran angota hanya sebatas keikutsertaan namanya dan
legalitas semata. Maksudnya adalah eksistensi anggota bukan
dinilai dari legalitasnya saja, melainkan bagaimana dan sampai
dimana usaha dia ikut berpartisipasi dalam menjalankan tujuan
organisasi tersebut. Akan tetapi makna ini perlu di tekankan
pula, karena keikutsertaan bukan hanya sekilas atau sebentar,
melainkan selamanya hinnga waktu keanggotaannya selesai.

104
Di dalam wacana ini bentuk berpartisipasi dan aktifnya
sesorang di organisasi kerap dijadikan wahana untuk familiarnya
pribadi tersebut (karier), wahana untuk dijadikan ajang
bergengsi ,dijadikan untuk pengenalan formalitas diri. Oleh
karenanya setiap susunan kepanitiannya dalam acara yang
diadakan dalam organisasi tersebut seyogyanya anggota tersebut
ikut berpartisipasi, akan tetapi setelah seusaiinya acara tersebut
keaktifannya dalam organisasinyan harus terus menerus bukan
dengan jejak yang tak pasti, dalam arti hanya sebatas acara
tersebut. atau malah sebaliknya, ketika anggota tersebut menjadi
bagian dari susunan kepanitian dalam acara terebut dia tidak
selalu berpartisipasi, namun terus menutupi dirinya untuk tidak
terlibat dalam susuanan kepanitiaannya. disebabkan oleh faktor-
faktor yang tertentu, misalnya susuanan kepanitaian yang sudah
memadai sehingga ikut sertaanya tidak dianggap atau setiap
rapat acara selalu membosankan, dan lain-lain. Oleh karanenya
keikutsertaan untuk aktif dan bereksistensi harus dipertanyakan,
dan harus ditekankan, bagaimana dan dimana letak eksistensi
suatu anggota organisasi tersebut ?
Demikian adalah kunci utama dimana keberhasialan
organisasi tercapail. Tidak hanya hanya mementingkan
bagaimana organisasi ini berkembang pesat dan menjadi favorit
utama, namun sejauh mana erat tali kebersamaannya tercapai.
Dan menjalin kebersamaanya dengan baik, sehingga menjadikan
sebuah kekeluargaan yang harmonis.

105
Political Claim dan Saling Sandera Pemenang Pilpres
Kanda Sulthan

Pilpres RI baru saja usai, dua kubu yang bersaing saling


mengklaim sebagai pemenang. Seru, menarik dan juga
membingungkan melihat hasil exit poll maupun quick qount yang
dirilis berbagai media cetak maupun elektronik tentunya
memiliki kesan dan pesan tersendiri yang perlu kita analisis
maksud dan tujuannya.
Melihat realita ini, kita perlu kembali mengingat
ungkapan yang cukup familiar kita dengar, "bahwa barang siapa
yang mampu memainkan opini dan memenangkan propaganda
maka ia adalah pemenang ". Ungkapan ini tentunya sangat
mampu dipahami dengan baik oleh kedua belah pihak Pasangan
yang bertarung. Oleh karenanya "alat-alat" yang mampu
menopang keberhasilan pembangunan opini maupun propaganda
betul-betul digunakan untuk mempengaruhi pandangan maupun
kesimpulan masyarakat dalam menentukan pilihan di ajang
PILPRES.
Jika kita melihat dengan cermat rentetan kejadian yang
terjadi pasca PILPRES kemarin, ada hal yang menarik sebenarnya,
bahwa kubu pasangan nomor urut 2 lebih kreatif dalam
membangun opini, namun kubu nomor 1 mampu memberikan
reaksi dengan gaya imitasi yang menyerupai apa yang dilakukan
pasangan nomor urut 2. Logika sederhana yang digunakan

106
pasangan nomor urut 1 ini berangkat dari ungkapan bahwa
"Meniru/imitasi selalu berhasil meruntuhkan maupun
mengimbangi opini dan pasar".
Pernyataan ini dalam hal lain dapat kita lihat dari sistem
perekonomian Tiongkok yang mampu mengangkat
perekonomiannya dengan metode imitasi tersebut sehingga
membuat negara super power seperti USA khawatir, atau dalam
sejarah Perang Dingin antara USA dan US saling berebut
pengaruh di Eropa yang akhirnya melahirkan organisasi Europa
Economic Community (EEC) yang di gagas oleh USA (Kapitalis),
dan kemudian ditiru oleh US (Komunis) dengan melahirkan
organisasi Commintern Economic (COMICON). Adu strategi dan
pembangunan opini yang terjadi ini memang selalu ada unsur
kelicikan dan penyelewengan dalam prosesnya, hal ini bukanlah
sesuatu yang salah sebab dalam politik hal ini memang dipandang
keliru namun harus dibenarkan, sesuai dengan pernyataan Lord
Acton "Kekuasaan (Politik) cenderung korup/menyeleweng,
kekuasaan (Politik) yang absolut akan korup/menyeleweng
secara absolut pula".
Pada akhirnya kita harus kembali pada istilah bahwa
Politik adalah seni, seni dalam menggunakan "alat-alat" serta
logistik yang ada untuk menjaga dan merubah perolehan suara,
inilah yang akan menjadi penentu pemenang dalam pertarungan
ini.

107
*Serapan kata: Kekuasaan kami maknai sebagai politik sebab
pada dasarnya politik memiliki makna mempertahankan
kekuasaan dan merebut kekuasaan.

108
Golput (Golongan Putih) Jawaban Setiap Pemilu
Kanda Muhammad Ilham Sigit

Politik Negara sekarang, demokrasi adalah salah satu


sistem penting yang digunakan untuk menunjang
terselenggaranya pemerintahan yang berdaulat. berdaulat dari
segi kesejahteraan, pertahanan, sampai diplomatik antar Negara.
Dalam kebijakan ini, demokrasi menjadi acuan penting dalam
menentukan masa depan bangsa dan negera. Namun demokrasi
itu sendiri tidak terlepas dari rakyat, dikarenakan dalam proses
tersebut kebebasan dan intervensi rakyat merupakan unsur
utama. Rakyat yang mempunyai hak dan kewajiban untuk
menentunkan suara serta aspirasinya terhadap kemajuan Negara
melalui perwakilan-perwakilan rakyat yang disebut DPR,DPD
dan DPRD. Maka dari itu pilihan rakyat adalah dasar utama
untuk menentukan masa depan bangsa di sistem demokrasi ini.
Dewasa ini, sistem pemilihan atas DPR/DPRD telah
mengalami banyak perubahan, apalagi sesudah orde baru, yang
beridentitas sebagai Negara yang berdemokratis. maka dari itu
pada tahun 1999 atas ketetepan surat presiden di Zaman
kedudukan Bj.Habibie dibentuklah KPU (komisi pemilihan
umum) yang bertugas sebagai pernyelenggara dan penanggung
jawab atas terselenggaranya dan terlaksananya pemilihan umum
di setiap periode, pemilihan ini terrjadi setiap 5 tahun sekali,
dalam jangka 5 tahun ini, Indonesia mempunyai pemimpin yang

109
beranekaragam, takheran jika Negara Indonesia mempunyai
banyak maslah.
Dalam pemilihan umum sekarang, KPU (Komisi
Pemilihan Umum) menjadi lembaga terpenting untuk
mewujudkan pemimpin Negara. karena itu, KPU harus lah adil,
terbuka, bebas, langsung. Tak terlepas dari fungsi KPU itu juga,
KPU harus menjadi pengawas yang intelegent. Jika semua itu
tercapai, barulah kemudian rakyat yang harus ditinjau dan
diperhatikan dalam menentukan pilihan-pilihannya, karena
rakyat adalah salah satu inti dari adanya pemilhan umum dan
terhindar dari kejahatan politik.
Dari periode Soekarno hingga Susilo Bambang
Yudhoyono, klasifikasi partai politik terus berubah-ubah, dimulai
berideologi nasionalis, agamis, sampai komunis sekalipun.
Namun pada akhirnya macam-macam parpol yang ada di
Indonesia belum mencapai tujuan demokarasi yaitu sebagai
masyarakat madani yang selama-lama ini di mimipipikan, akan
tetapi kebijakan-kebiajakan pemerintah dalam mewujudkan
tujuan tersebut telah sering dilakukan dengan adanya keputusan-
keputusan MPR.
Masayarakat madani merupakan salah satu tatanan
masyarakat yang di tuntut dalam sistem demokrasi. Yaitu
terciptanya masyarakat yang sejahtera, makmur, dan berbangsa
sehingga bisa mencapai negara yang berdaulat utuh di hadapan
masyarakat global. Akan tetapi terciptanya masyarakat madani

110
belum terealisasikan dengan baik. Oleh karena itu, masyarakt
madani harus dimulai dari jiwa yang memahami akan hakikat
masyarakat madani, bukan yang memahami bahwa seorang
tersebut adalah masyarakat madani. jika seorang tersebut
menganggap bahwa dia adalah masyarakat madani, maka tak
menutup kemungkian yang merasa dirinya termasuk masyrakat
madani bisa menjadi salah. Hingga akhrinya perasaan mereka
menutup semua hak dan kewajibannya untuk mewujudkan
masyarakat madani itu sendiri
Masyarakat kini seharusnya bisa menentukan nasib
bangsa, apakah diambang kematian bangsa atau di pintu
kehidupan bangsa. apabila kebebasan bersuara dan aspirasinya
tidak digunakan dengan maksimal di setiap pemilihan umum
maka kedaulatan rakyat telah tiada dan kehidupan masyarakat
madani akan tertutup rapat. Disamping itu pula pemilihan umum
adalah ajang bergengsi untuk para politik dan sebagai jembatan
untuk mewujudkan aspirasi dan kehendak rakyat. Maka dari itu
memila dan memilih terhadap partai politik adalah hal yang
harus dipentingkan dibandingkan dengan memila dan memilih
obat untuk orang sakit.
Dewasa ini partai politik bukan hanya sebagai pemeran
utama dari Negara, akan tetapi juga sebagai pemilik negera,
dimana parpol berkuasa, disitu pula Negara miliknya, oleh sebab
itu kebebasan bersuara yang selalu di mimpi-mimpikan dalam
masyarakat madani dan sistem demokrasi tidaklah bereksistensi

111
selamanya, tetapi hanya sebagai variasi dan formalitas semata,
adapun hak suara itu bereksistensi, paling tidak hanya sebuah
harapan untuk menunjang dan mensukseskan parpolnya masing-
masing dengan mengobarkan janji-janji palsu tanpa bukti dan
aplikasi yang nyata, maka dari itu disadari ataupun tidak disadari
setiap pemilihan umum,suara rakyat hanya dorongan bagi parpol
yang mempunyai modal untuk menjadi pemmilik Negara. Dan
golongan putih akan selalu ada dalam setiap hak-hak pilih rakyat
untuk Negara yang berdaulat, maju dan sejahtera.
Pemilihan umum yang seharusnya menjadi obat bagi
Negara untuk lebih maju, namun sebaliknya menjadi penyakit
untuk negaranya sendiri, demikian, sebenarnya eksistensi
pemilihan umum di setiap pemilihan sudah terjawab tanpa harus
ada pemilahan, yaitu telah terjadinya golput (golongan putih)
dalam jiwa dan idealisme rakyat, golput bukan berarti dia tak
memiih, akan tetepi memilih tapi tak menyadari apa yang
dipilihnya,dan juga bukan tak mengerti atas pilihannya dengan
sebab ekonomi atau politik, namun mengerti politik dan ekonomi
tanpa memahami kehidupan politik dan ekonomi di masa
mendatang.

112
Sajak Kematian
Kanda Febriandanu20

Seribu bunga melati


Seratus botol air mawar
Sepuluh Karangan bunga
Satu batu nisan.

Sore itu kupalingkan wajah dari keramaian


menghindari percikan ludahyang berceceran bagai kerumunan
semut diantara tumpahan gula.

Jalan setapak berundak menjadi tempat persinggahan batinku


yang semakin bersyahwat.
Kupandangi satu per-satu lalu lalang wajah binatang yang
bercita-cita menjadi manusia dan salah satu diantara mereka
terlihat seperti hamlet, seekor anjing yang berasal dari athena.

Tiba-tiba bayang hitam menghujampupil mataku secara cepat


menggenangi merah darah merasuki hijau nadi.
Kulihat diriku pada masa lampau, dengan pedang firaun, kutusuk
budak-ku satu per satu dengan emas qorun, kubeli perempuan-

20
Beliau adalah pengurus HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat
2013-2014 sebagai anggota departemen penelitian dan pengembangan
(LITBANG). Beliau juga merupakan mahasiswa Pendidikan Bahasa &
Sastra Indonesia (PBSI) angkatan 2011.

113
perempuan jalanan yang kelaparan dan dengan kelicikan abu
jahal kubohongi pejabat demi kepentingan pribadi.

Betapa pedih Oh........!


Siapa yang berjubah hitam itu, di tangan kanan pedangnya merah
menyala
di tangan kiri mengalungi sabit besar.
Mengerikan, mengerikan sangat mengerikan.

Anak siapa lagi itu, mengapa dia menangis.


ohh aku ingat, dialah peri kecil yang tak berdosa yang kukirim ke
surga karna ketidaksiapaanku.

Pedangnya semakin menyala, sabitnya semakin besar.


Oh tidak !!! dia mendekat dan ..............

Ciputat, 22 juni 2014

114
Pesta Demokrasi Dan Bhineka Tunggal Ika
Kanda Muhammad Ilham Sigit

Pada awalnya kata-kata ini hanyalaah sebuah tajuk yang


ada pada kitab-kitab kuno, yang pada dasarya hanyalah sebuah
rangkaian kata, kata ini berasal dari kata jawa kuno yang terdiri
dari Bhineka yang artinya keberagaman dan Ika yang artinya
kesatuan di ambil dari kitab sutasoma karya Mpu Tantular yang
ditulis pada Abad XIV pada era kerajaan Majapahit, beliau adalah
seorang budha tantrayana.
Pada era kemerdekaan (Orde Lama) kata tersebut
diciptakan oleh bung karno, beliau menilai kesatuan ada pada
keberagaman, dan keberagaman pada hakikatnya adalah
kesatuan, karena bangsa Indonesia adalah beragam dan harus
disatukan. Maka ada yang mengatakan pula Bhineka Tunggal Ika
disingkat menjadi BATIK. oleh karenya sampai saat ini kerajinan
tenun batik terus dipertahankan, disebabkan maknanya dan juga
pembuatannya yang memerlukan sebuah kesatuan dan
kekompakan terhadap pembuatnya.
Pada tanggal 11 febuari 1950 secara resmi jargon
tersebut digunakan dalam Kabinet Republik Indonesia Serikat
(RIS) Yang dipimpin oleh bung karno berdasarkan rancangan
Sultan Hamid ke-2. maka sejak 1950 Bhineka Tunggal Ika
menjadi dasar ideologi negara yang sampai saat ini terus
digunakan, walaupun dengan berbagai sistem yang diterapkan,

115
hingga perdebatan undang-undang dasar dan pancasila dibuat
karena atas dasar bhineka tunggal ika. Dan perumusan bhineka
tunggal ika sendiri di sesuaikan dengan karakter bangsa dan
negara. Yang mana Indonesia ini terdiri dari suku, bangsa dan
budaya. Demikian, landasan utama semboyan yang berfalsafah ini
tak lain hanya untuk rakyat, kesejahteraan, dan kemajuan.
Seiring berkembangnya sisitem pemerintahan di
Indonesia hingga sampai saat terjadinya era reformasi, Kata-kata
yang telah banyak terukir dicengkraman burung garuda itu kini
mulai ditanyakana hakikat, makna dan eksisitensinya. Semboyan
tersebut lambat-laun hanya menjadi hiasan indah di pita burung
tersebut, kata yang yang berfilsafat tinggi kini mulai menjadi kata
indah semata, hingga mulai menjadi cacat pada dasarnya.
Kecacatan itu timbul disebabkan salah satunya adalah
perubahan sistem yang total berubah, sistem pemerintahan yang
dimimpi-mimpikan menjadi bencana sendiri bagi bangsa, apalagi
setelah era reformasi yang sangat merubah sistem pemerintahan.
Hingga akhrinya berdampak pada falsafah negara. Oleh
karenanya sistem atau gaya pemerintahan yang sekarang dijalani
telah banyak meningkat dan berubah, terutama terhadap initi
dari falsafah negara.
Tahun ini pesta demokrasi telah mengalami kemajuan
yang meningkat, sistem yang menjadi kebutuhan di zaman
setelah reformasi ini menjadi tolak ukur serta landasan bagi
terwujudnya negara maju dan kesejahteraan rakyat. Namun pada

116
dasarnya kemajuan dan kesejahteraan itu semua dimulai dan
dibentuk oleh pemimpin negara tersebut, terutama bangku Ke-
Presidenan. Hal itu adalah kunci modal utama untuk menjadikan
sistem kebutuhan ini yang disebut Demokrasi bisa menjadikan
negara yang maju dan sejahtera dengan landasan bhineka tunggal
ika.
Keterkaitan demokrasi dan bhineka tunggal ika banyak
terdapat dari hubungan sosial masyarakat, kepemerintahan
(politik), budaya, dan yang paling pokok adalah ekonomi. Sistem
ekonomi adalah tolak-ukur awal untuk menilai seberapa jauh
kualitas demokrasi dan semboyan bhineka tunggal ika teraplikasi
dan terealisasi dengan tepat. Karena ekonomi berhubungan erat
dengan kesejahteraan rakyat.
Dewasa ini, jika di lihat kembali ke sekitar kita sistem
demokrasi sekarang ini, selalu bercorak liberalisme, yaitu
mengedepankan hukum rimba. mulai sistem politik
pemerintahan hingga ekonomi yang semakin kapital. Sehingga
meyebabkan negara maju yang dimimpikan malah menjadimimpi
buruk untuk rakyat. Disamping itu faktor kekuasaan dan
wewenang yang semakin hari semakin berubah, menjadikan
penguasa jabatan dan harta semakin bebas melakukan tindak
kriminal halus (KKN). Merugikan sekali bangsa dan negara.
Apalagi jika terdapatnya anggaran negara yang tidak terkontrol
dengan baik. Oleh karenya, menyadari atau tidak, demokrasi

117
yang sekarang pada hakikatnya telah mencacati dari tujuan
falsafah negara.

118
Akar Kepemimpinan
Kanda Ahmad Khoiruddin

Ranting-ranting hitam yang lebat dan hijau akan


daunnya, sering kali kita acuhkan keberadaannya. Sampai
terbentuknya wujud yang sedemikian tak penting ini. Kita
menyadari atau tidak, sifat keegoisan seperti inilah yang selalu
mewarnai hari-hari kita untuk mengabaikan hal-hal ini. Namun
keniscayaan dan keajaiban ini tidak pernah ada sampai kapanpun
tanpa adanya kehendak Tuhan yang Maha Kuasa, yang Maha
Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Di samping itu, ranting-ranting yang hitam dan daun-
daun yang hijau akan menghasilkan nilai yang sempurna, jika kita
mau mengamati dengan bijaksana dan seksama. Bagaimana tidak,
ranting-ranting yang menahan lambaian daun-daun ketika
desiran angin menerpa dengan jangka waktu yang panjang,
hingga sampai pada saat sang daun harus gugur dengan sesuai
waktu dan dengan sendirinya bukan karena desiran angin.
Pada saat itu ranting telah berperan sesuai dengan
perannya, peran yang sangat mulia dimana ranting harus
menahan, dan berjuang agar sang daun tak gugur saat ketika
desiran angin yang menghampiri tapi ranting menginginkan dau
gugur sesuai dengan waktu dan dengan sendirinya, karena jika
hal demikian tercapai, maka rasa syukur ranting akan bertambah
karena ia telah baik menjaga dan berperan sebagai ranting.

119
Setelah kejadian itu muncullah pertanyaan-pertanyaan
pada diri sang ranting, yang membuat ranting berkata kanapa
aku bisa seperti ini? siapakah dibalik dari kesuksesanku
menjalankan amanah ini? sambung renungan rantig. Tak lama
kemudian, Ranting sadar bahwa keberadaannya merupakan
kehendak Tuhan. Hal yang ingin diketahui oleh sang ranting
bukan sang pencipta ataupun sang kholik pada saat ini, tapi siapa
atau apakah yang membuatnya mampu dan dapat tetap berjuang
melawan desiran angin-angin hingga tak pernah ada daun yang
gugur karena angin tersebut.
Sejenak ranting berpikir kembali ??? ranting teringat
bahwasannya ada sang akar yang kokoh yang tertanam dan tetap
menjalankan tugasnya sebagai akar yang baik. Entah itu sebagai
tumpuan pondasi atau sebagai penyerap makanan untuk seluruh
bagian dari pohon, termasuk sang ranting yang hitam dan daun
yang hijau. Lagi-lagi syukur pun terucap kembali dari sang
ranting. Kerika ia memiliki tumpuan, pondasi yang mampu
menghidupi dan dapat menjadikan seluruh bagian dari pohon
menjadi berguna dan bisa menjalankan sesui peran masing-
masing yang begitu seirama .
Begitu juga akan halnya seorang pemimpin, pemimpin
yang baik selalu diharapkan dan diinginkan akan halnya akar
yang baik, yang mampu mengayomi, menjadi tumpuan, serta
dapat dan bisa memberikan setiap kebutuhan bagian-bagian yang
ada, seperti akar yang berusahaha keras menyerap makanan agar

120
ranting, pohon dan daun tetap ada dan seperti yang diinginkan,
meski antara ranting, pohon, daun dan akar yang bentuk dan
wujudnya tak pernah sama. Wassalam.wr.wb.

121
Seorang Wanita dan Keperawanannya
Yunda Laila21

Wanita itu berjalan agak ragu memasuki hotel


berbintang lima. Sang petugas satpam yang berdiri di samping
pintu hotel menangkap kecurigaan pada wanita itu. Tapi dia
hanya memandang saja dengan awas ke arah langkah wanita itu
yang kemudian mengambil tempat duduk di lounge yang agak di
pojok.
Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada
sesuatu yang harus dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua
kali waiter mendatanginya tapi, wanita itu hanya menggelengkan
kepala. Mejanya masih kosong. Tak ada yang dipesan. Lantas
untuk apa wanita itu duduk seorang diri. Adakah seseorang yang
sedang ditunggunya.
Petugas satpam itu mulai berpikir bahwa wanita itu
bukanlah tipe wanita nakal yang biasa mencari mangsa di hotel
ini. Usianya nampak belum terlalu dewasa. Tapi tak bisa dibilang
anak-anak. Sekitar usia remaja yang tengah beranjak dewasa.
Setelah sekian lama, akhirnya memaksa petugas satpam
itu untuk mendekati meja wanita itu dan bertanya:
Maaf, nona. Apakah anda sedang menunggu seseorang?

21
Beliau adalah kader HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat. Beliau
juga mahasiswa aktif jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2013.

122
Tidak! Jawab wanita itu sambil mengalihkan wajahnya ke
tempat lain.
Lantas untuk apa anda duduk di sini?
Apakah tidak boleh? Wanita itu mulai memandang ke arah sang
petugas satpam..
Maaf, Nona. Ini tempat berkelas dan hanya diperuntukan bagi
orang yang ingin menikmati layanan kami.
Maksud, bapak?
Anda harus memesan sesuatu untuk bisa duduk disini
Nanti saya akan pesan setelah saya ada uang. Tapi sekarang,
izinkanlah saya duduk di sini untuk sesuatu yang akan saya jual
Kata wanita itu dengan suara lambat.
Jual? Apakah anda menjual sesuatu di sini?
Petugas satpam itu memperhatikan wanita itu. Tak nampak ada
barang yang akan dijual. Mungkin wanita ini adalah pramuniaga
yang hanya membawa brosur.
Ok, lah. Apapun yang akan anda jual, ini bukanlah tempat untuk
berjualan. Mohon mengerti.
Saya ingin menjual diri saya. Kata wanita itu dengan tegas
sambil menatap dalam-dalam kearah petugas satpam itu.
Petugas satpam itu terkesima sambil melihat ke kiri dan ke
kanan.
Mari ikut saya, Kata petugas satpam itu memberikan isyarat
dengan tangannya .

123
Wanita itu menangkap sesuatu tindakan kooperativ
karena ada secuil senyum di wajah petugas satpam itu. Tanpa
ragu wanita itu melangkah mengikuti petugas satpam itu. Di
koridor hotel itu terdapat kursi yang hanya untuk satu orang. Di
sebelahnya ada telepon antar ruangan yang tersedia khusus bagi
pengunjung yang ingin menghubungi penghuni kamar di hotel ini.
Di tempat inilah deal berlangsung.
Apakah anda serius?
Saya serius. Jawab wanita itu tegas.
Berapa tarif yang anda minta?
Setinggi-tingginya.
Mengapa? Petugas satpam itu terkejut sambil menatap wanita
itu.
Saya masih perawan
Perawan? Sekarang petugas satpam itu benar-benar
terperanjat. Tapi wajahnya berseri. Peluang emas untuk
mendapatkan rezeki berlebih hari ini. Pikirnya.
Bagaimana saya tahu anda masih perawan?
Gampang sekali. Semua pria dewasa tahu membedakan mana
perawan dan mana bukan.. Ya kan?
Kalau tidak terbukti?
Tidak usah bayar.
Baiklah. Petugas satpam itu menghela napas. Kemudian melirik
ke kiri dan ke kanan.

124
Saya akan membantu mendapatkan pria kaya yang ingin
membeli keperawanan anda.
Cobalah.
Berapa tarif yang diminta?
Setinggi-tingginya.
Berapa?
Setinggi-tingginya. Saya tidak tahu berapa?
Baiklah. Saya akan tawarkan kepada tamu hotel ini. Tunggu
sebentar ya.
Petugas satpam itu berlalu dari hadapan wanita itu. Tak
berapa lama kemudian, petugas satpam itu datang lagi dengan
wajah cerah.
Saya sudah dapatkan seorang penawar. Dia minta Rp. 5 juta.
Bagaimana?
Tidak adakah yang lebih tinggi?
Ini termasuk yang tertinggi, Petugas satpam itu mencoba
meyakinkan.
Saya ingin yang lebih tinggi.
Baiklah. Tunggu disini. Petugas satpam itu berlalu.
Tak berapa lama petugas satpam itu datang lagi dengan wajah
lebih berseri.
Saya dapatkan harga yang lebih tinggi. Rp. 6 juta rupiah.
Bagaimana?
Tidak adakah yang lebih tinggi?

125
Nona, ini harga sangat pantas untuk anda. Cobalah bayangkan,
bila anda diperkosa oleh pria, anda tidak akan mendapatkan apa-
apa. Atau andai perawan anda diambil oleh pacar anda, andapun
tidak akan mendapatkan apa-apa, kecuali janji. Dengan uang Rp. 6
juta anda akan menikmati layanan hotel berbintang untuk
semalam dan keesokan paginya anda bisa melupakan semuanya
dengan membawa uang banyak. Dan lagi, anda juga telah berbuat
baik terhadap saya. Karena saya akan mendapatkan komisi dari
transaksi ini, dari tamu hotel. Adilkan. Kita sama-sama butuh.
Saya ingin tawaran tertinggi. Jawab wanita itu, tanpa peduli
dengan celoteh petugas satpam itu.
Petugas satpam itu terdiam. Namun tidak kehilangan semangat.
Baiklah, saya akan carikan tamu lainnya. Tapi sebaiknya anda
ikut saya. Tolong kancing baju anda disingkapkan sedikit. Agar
ada sesuatu yang memancing mata orang untuk membeli. Kata
petugas satpam itu dengan agak kesal.
Wanita itu tak peduli dengan saran petugas satpam itu
tapi tetap mengikuti langkah petugas satpam itu memasuki lift.
Pintu kamar hotel itu terbuka. Dari dalam nampak pria bermata
sipit agak berumur tersenyum menatap mereka berdua.
Ini yang saya maksud, tuan. Apakah tuan berminat? Kata
petugas satpam itu dengan sopan.
Pria bermata sipit itu menatap dengan seksama ke
sekujur tubuh wanita itu.
Berapa? Tanya pria itu kepada Wanita itu.

126
Setinggi-tingginya Jawab wanita itu dengan tegas.
Berapa harga tertinggi yang sudah ditawar orang? Kata pria itu
kepada sang petugas satpam.
Rp. 6 juta, tuan
Kalau begitu saya berani dengan harga Rp. 7 juta untuk
semalam.
Wanita itu terdiam.
Petugas satpam itu memandang ke arah wanita itu dan
berharap ada jawaban bagus dari wanita itu.
Bagaimana? tanya pria itu.
Saya ingin lebih tinggi lagi. Kata wanita itu.
Petugas satpam itu tersenyum kecut.
Bawa pergi wanita ini. Kata pria itu kepada petugas satpam
sambil menutup pintu kamar dengan keras.
Nona, anda telah membuat saya kesal. Apakah anda benar benar
ingin menjual?
Tentu!
Kalau begitu mengapa anda menolak harga tertinggi itu.
Saya minta yang lebih tinggi lagi.
Petugas satpam itu menghela napas panjang. Seakan
menahan emosi. Dia pun tak ingin kesempatan ini hilang.
Dicobanya untuk tetap membuat wanita itu merasa nyaman
bersamanya.
Kalau begitu, kamu tunggu di tempat tadi saja, ya. Saya akan
mencoba mencari penawar yang lainnya.

127
Di lobi hotel, petugas satpam itu berusaha memandang
satu per satu pria yang ada. Berusaha mencari langganan yang
biasa memesan wanita melaluinya. Sudah sekian lama, tak ada
yang nampak dikenalnya. Namun, tak begitu jauh dari
hadapannya ada seorang pria yang sedang berbicara lewat
telepon genggamnya.
Bukankah kemarin saya sudah kasih kamu uang 25 juta Rupiah.
Apakah itu tidak cukup? Terdengar suara pria itu berbicara.
Wajah pria itu nampak masam seketika
Datanglah kemari. Saya tunggu. Saya kangen kamu. Kan sudah
seminggu lebih kita nggak ketemu, ya sayang?!
Kini petugas satpam itu tahu, bahwa pria itu sedang
berbicara dengan wanita. Kemudian, dilihatnya, pria itu menutup
teleponnya. Ada kekesalan di wajah pria itu.
Dengan tenang, petugas satpam itu berkata kepada Pria
itu: Pak, apakah anda butuh wanita ???
Pria itu menatap sekilas kearah petugas satpam dan
kemudian memalingkan wajahnya.
Ada wanita yang duduk disana, Petugas satpam itu menujuk
kearah wanita tadi.
Petugas satpam itu tak kehilangan akal untuk memanfaatkan
peluang ini.
Dia masih perawan.
Pria itu mendekati petugas satpam itu.
Wajah mereka hanya berjarak setengah meter. Benarkah itu?

128
Benar, pak.
Kalau begitu kenalkan saya dengan wanita itu.
Dengan senang hati. Tapi, pak. Wanita itu minta harga setinggi
tingginya.
Saya tidak peduli. Pria itu menjawab dengan tegas.
Pria itu menyalami hangat wanita itu.
Bapak ini siap membayar berapapun yang kamu minta. Nah,
sekarang seriuslah. Kata petugas satpam itu dengan nada kesal.
Mari kita bicara di kamar saja. Kata pria itu sambil menyisipkan
uang kepada petugas satpam itu.
Wanita itu mengikuti pria itu menuju kamarnya.
Di dalam kamar.
Beritahu berapa harga yang kamu minta?
Seharga untuk kesembuhan ibu saya dari penyakit.
Maksud kamu?
Saya ingin menjual satu satunya harta dan kehormatan saya
untuk kesembuhan ibu saya. Itulah cara saya berterima kasih.
Hanya itu?
Ya!
Pria itu memperhatikan wajah wanita itu. Nampak
terlalu muda untuk menjual kehormatannya. Wanita ini tidak
menjual cintanya. Tidak pula menjual penderitaannya. Tidak! Dia
hanya ingin tampil sebagai petarung gagah berani di tengah
kehidupan sosial yang tak lagi gratis. Pria ini sadar, bahwa di
hadapannya ada sesuatu kehormatan yang tak ternilai. Melebihi

129
dari kehormatan sebuah perawan bagi wanita. Yaitu keteguhan
untuk sebuah pengorbanan tanpa ada rasa sesal. Wanita ini tidak
melawan gelombang laut melainkan ikut kemana gelombang
membawa dia pergi. Ada kepasrahan diatas keyakinan tak
tertandingi. Bahwa kehormatan akan selalu bernilai dan dibeli
oleh orang terhormat pula dengan cara-cara terhormat.
Siapa nama kamu?
Itu tidak penting. Sebutkanlah harga yang bisa bapak bayar.
Kata wanita itu.
Saya tak bisa menyebutkan harganya. Karena kamu bukanlah
sesuatu yang pantas ditawar.
Kalau begitu, tidak ada kesepakatan!
Ada ! Kata pria itu seketika.
Sebutkan!
Saya membayar keberanianmu. Itulah yang dapat saya beli dari
kamu. Terimalah uang ini. Jumlahnya lebih dari cukup untuk
membawa ibumu ke rumah sakit. Dan sekarang pulanglah Kata
pria itu sambil menyerahkan uang dari dalam tas kerjanya.
Saya tidak mengerti.
Selama ini saya selalu memanjakan istri simpanan saya. Dia
menikmati semua pemberian saya tapi dia tak pernah berterima
kasih. Selalu memeras. Sekali saya memberi maka selamanya dia
selalu meminta. Tapi hari ini, saya bisa membeli rasa terima kasih
dari seorang wanita yang gagah berani untuk berkorban bagi

130
orang tuanya. Ini suatu kehormatan yang tak ada nilainya bila
saya bisa membayar.
Dan, apakah bapak ikhlas.?
Apakah uang itu kurang?
Lebih dari cukup, pak.
Sebelum kamu pergi, boleh saya bertanya satu hal?
Silahkan.
Mengapa kamu begitu beraninya?
Siapa bilang saya berani. Saya takut pak. Tapi lebih dari
seminggu saya berupaya mendapatkan cara untuk membawa ibu
saya ke rumah sakit dan semuanya gagal. Ketika saya mengambil
keputusan untuk menjual kehormatan saya maka itu bukanlah
karena dorongan nafsu. Bukan pula pertimbangan akal saya yang
bodoh. Saya hanya bersikap dan berbuat untuk sebuah
keyakinan.
Keyakinan apa?
Jika kita ikhlas berkorban untuk ibu atau siapa saja, maka Tuhan
lah yang akan menjaga kehormatan kita. Wanita itu kemudian
melangkah keluar kamar.
Sebelum sampai di pintu wanita itu berkata:
Lantas apa yang bapak dapat dari membeli ini.
Kesadaran.
Di sebuah rumah di pemukiman kumuh. Seorang ibu
yang sedang terbaring sakit dikejutkan oleh dekapan hangat
anaknya.

131
Kamu sudah pulang, nak
Ya, bu.
Kemana saja kamu, nak???
Menjual sesuatu, bu.
Apa yang kamu jual? Ibu itu menampakkan wajah keheranan.
Tapi wanita muda itu hanya tersenyum.
Hidup sebagai yatim lagi miskin terlalu sia-sia untuk
diratapi di tengah kehidupan yang serba pongah ini. Di tengah
situasi yang tak ada lagi yang gratis. Semua orang berdagang.
Membeli dan menjual adalah keseharian yang tak bisa dielakan.
Tapi Tuhan selalu memberi tanpa pamrih, tanpa perhitungan.
Kini saatnya ibu untuk berobat.
Digendongnya ibunya dari pembaringan, sambil berkata: Tuhan
telah membeli yang saya jual.
Taksi yang tadi ditumpanginya dari hotel masih setia
menunggu di depan rumahnya. Dimasukannya ibunya ke dalam
taksi dengan hati-hati dan berkata kepada sopir taksi:
Antar kami ke rumah sakit
Wanita itu pergi dengan senyuman bahagia.

132
Catatan Pendidikan Dan Globalisasi
Kanda Ramonda22

Abad XXI ini dunia mengalami perubahan yang begitu


besar. Perubahan tersebut telah merasuki hampir semua aspek
kehidupan di tanah air. Perubahan pola-pola kehidupan, baik
yang bersifat positif maupun negatif seperti hubungan antar-
manusia, antar anggota masyarakat, dalam bidang pekerjaan dan
dalam semua aktifitas kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh
kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang begitu cepat.
Masyarakat modern Abad XXI ini merupakan masyarakat
yang komersialistis dan hedonistik karena kehidupan
bermasyarakat yang terbuka. Menerut Paulo Freire & Y.B
Mangunwijaya, perkembangan masyarakat dewasa ini selalu
dikaitkan dengan proses pendidikan. Pendidikan turut terlibat
dalam menentukan arah perkembangan masyarakat.
Kondisi Sosial yang dihadapi oleh bangsa Indonesia
merupakan refleksi dari apa yang dihadapi dalam dunia
pendidikan saat ini. Pendidikan tidak pernah menyentuh sisi
substansial sehingga penyelesaian yang dilakukan pemerintah
hanya menyentuh sisi teknis dan kulit-kulitnya saja. Realitas
pendidikan sekarang adalah wajah pendidikan yang komersial.
Anak didik terjerumus pada dekadensi moral yang cukup parah.

22
Beliau adalah Ketua Umum HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat
2013-2014. Beliau juga sebagai Sekretaris Umum Ikatan Mahasiswa
Manajemen Pendidikan Seluruh Indonesia 2012-2014.

133
Akar permasalahan yang ada pada prinsipnya adalah
bungkusan dari ideologi pendidikan kita yang seperti kehilangan
arah dan jauh dari pada koridor budaya Indonesia. Hal ini yang
kemudian memunculkan sub bagian-sub bagian permasalahan
bangsa dalam segala aspek kehidupan.
Berkaca dari catatan tersebut, perlu kiranya kita
mengkaji kembali formula pendidikan dan memperjelas ideologi
bangsa dalam menjawab tantangan perubahan yang
mempengaruhi segala aspek kehidupan. Kebijakan pemerintah
terhadap pendidikan nasional harus memiliki platform yang jelas
bukan menurut selera seorang menteri.
Pemecahan masalah pendidikan pun tidak hanya dapat
berhenti dengan menggunakan epistema politik dan ekonomi
namun perlu dilengkapi dengan epistema pedagogis dan budaya.
Oleh karena itu, pengaruh globalisasi ini perlu ditanggapi secara
serius oleh pemerintah dengan penyesuaian terhadap ideologi
dan kultur bangsa kita dan pengawalan dari elemen masyarakat,
mahasiswa serta praktisi pendidikan dalam pembangunan
pendidikan sesuai cita-cita bangsa Indonesia.

134
Pembelajaran Berlangsung di Rumah, Sekolah, dan
Masyarakat
Kanda Faiz Izzat Muttaqien23

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara


pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar dalam suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran juga merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Proses pembelajaran pada umumnya sering diartikan
dalam sudut pandang yang sempit, yaitu hanya terjadi di dalam
ruang kelas saja. Namun pembelajaran itu tidak hanya terjadi
dalam ruang kelas, dan sekolah menjadi pelaku utama yan
bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelajaran. Anggapan
tersebut merupakan anggapan yang harus diubah, terutama
dalam sudut pandang masyarakat, Ki Hajar Dewantara
mengatakan pelaksanaan pendidikan dapat dilaksanakan
diberbagai tempat yaitu di alam keluarga, alam perguruan
(sekolah) dan di alam pergerakan pemuda (masyarakat) atau
yang sering dikenal dengan nama Tri Sentra Pendidikan. Karena
dalam pendidikan atau proses pembelajaran merupakan salah
satu jalan usaha untuk memberi ilmu pengetahuan serta

23
Beliau adalah kader HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat. Beliau
juga merupakan mahasiswa aktif Jurusan Manajemen Pendidikan
angkatan 2010.

135
kepandaiaan denga latihan-latihannya yang perlu, dengan
maksud memajukan kecerdasan fikiran (intelek) dan
berkembangnya budi pekerti.
Belum adanya kesadaran dari pihak masyarakat sebagai
unsur yag berperan dalam proses pembelajaran, banyak anak
usia sekolah yang bertindak tanpa kontrol seperti tauran, aktif di
game online, serta tempat-tempat yang tidak memberikan
pembelajaran bagi tumbuh kembang anak usia sekolah. Ekspansi
teknologi terhadap dunia anak usia sekolah cendrung berdampak
negativ terutama televisi, anak usia sekolah lebih memilih
menghabiskan waktu untuk menonton dari pada mengulas
pelajaran yang sudah didapat di sekolah. Dalam sebuah penelitian
yang dilakukan oleh Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia, rata-
rata anak usia sekolah dasar menonton televisi antara 30 hingga
35 jam setiap minggu. Artinya, pada hari-hari biasa mereka bisa
menonton tayangan televisi lebih dari empat hingga lima jam per
hari. Sementara dalam hari libur bisa tujuh sampai delapan jam,
jika rata-rata empat jam sehari, berarti setahun sekitar 1.400 jam,
atau 18.000 jam sampai seseorang lulus SLTA. Padahal waktu
yang dilewatkan anak-anak mulai TK sampai SLTA hanya 13.000
jam. Ini berarti anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk
menonton televisi daripada untuk kegiatan apa pun, kecuali tidur
(data tahun2004).
Industri pertelivisian di Indonesia sedang marak
menghidangkan tontonan-tontonan yang notabene kurang

136
mendidik. Banyak stasiun televisi yang menyiarkan acara hiburan
yang berjoget berjamaah, diselingi dengan candaan-candaan
mencela. Pembelajaran melalui media visual lebih mudah diserap
oleh anak-anak, apabila anak-anak sering menghabiskan waktu
untuk menonton maka pola fikir dan tingkah laku yang dilakukan
oleh anak usia sekolah merupakan hasil dari tontonan mereka,
yang mayoritas tonotonannya kurang mendidik.
Permasalahan diatas merupakan permasalahan sistemik
yang harus dibenahi secara sistem pula. Tindakan-tindakan
negativ yang dilakukan oleh anak usia sekolah setelah jam
sekolah selesai membuktikan tidak adanya kontrol dari peran
keluarga dan masyarakat sebagai tri sentra pendidikan. Maka dari
itu, tri sentra pendidikan harus bekerja secara terintegrasi satu
sama lain untuk membangun pembelajaran yang efektif baik
didalam sekolah dan diluar sekolah.
Pemerintah Indonesia telahmengeluarkan kebijakan
Kurikulum 2013 melalui Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kenebdikbud). Dalam kurikulum 2013 atau yang
sering disebut kurikulum 13 terdapat 14 prinsip utama
pembelajaran, salah satunya yang berisi tentang Pembelajaran
berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; karena
itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang
lebih banyak dan memanfaatkan ruang dan waktu secara
integratif. Pembelajaran tidak hanya memanfaatkan waktu dalam
kelas. Dalam prinsip tersebut sangat jelas dikatan bahwa

137
pembelajaran tidak hanya dilaksanakan dalam ruang kelas,
namun di luar ruangan kelas pun harus ada pembelajaran.
Apabila di generalisasikan setelah pembelajaran disekolah usai,
pembelajaran akan terjadi di alam keluarga dan alam masyarakat.
Oleh karena itu pengawasan dari keluarga dan masyarakat
merupakan hal penting untuk mewujudkan pembelajaran yang
efektif.
Apabila kita bandingkan proses pebelajaran yang terjadi
di sekolah dengan pembelajaran yang terjadi di keluarga dan
masyarakat, durasi pembelajaran di sekolah lebih sedikit dari
pada durasi pembelajaran di keluarga dan di masyarakat. Maka
proses pembelajaran yang memakan waktu lebih lama akan
membentuk membentuk kepribadian seorang anak. Jika anak
dilepas dalam lingkungan sosial yang negatif tanpa ada kontrol
dari keluarga dan masyarakat, maka anak tersebut akan tumbuh
dengan lingkungan yang negatif serta akan membuat gairah
dalam belajarnyapun berkurang.
Pada intinya proses pembelajaran tidak akan berjalan
secara efektif apabila hanya di lakukan oleh satu sentra
pendidikan. Idealnya proses pembejaran dilakukan oleh ketiga
sentra pendidikan tersebut, keluarga sebagai kelompok sosial
dalam ruang lingkup kecil yang memberikan dasar prilaku sesuai
dengan kultur yang dibangun oleh keluarga, sekolah sebagai
lembaga dan kelompok sosial yang meberikan warna kepada
anak didik, dan masyarakat sebagai wahana interaksi sosial yang

138
luas, yang berperan untuk memberikan pembelajaran
pendewasaan terhadap anak usia sekolah sebagai modal dimasa
depan ketika anak tersebut menginjak dunia yang lebih luas.
Apabila ketiganya dapat seiring sejalan dan saling terintegrasi,
maka proses pembelajaran yang efektif akan berjalan dengan
maksimal demi meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

139
Memaknai Deklarasi Perempuan Anti Radikalisme dan
Terorisme Ciputat24
Kanda Ramonda

CIPUTAT Tepat pada hari Jumat 10 Oktober 2014, Forum


Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Banten kali
ini melaksanakan kegiatan deklarasi pembentukan perempuan
anti terorisme dan radikalisme di Ruang Madya Syahida Inn, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Peserta dalam kegiatan ini adalah
beberapa aliansi organisasi perempuan di wilayah Tangerang
Selatan.

Siti Napsiyah Ariefuzzaman, S.Ag.MSW (Dosen UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta) dan Firdaus (Ketua Persatuan Wartawan
Indonesia Provinsi Banten) menjadi narasumber dalam kegiatan
ini. Acara ini dibuka oleh Tb. Suradi dari Kesbangpol Kota
Tangerang Selatan.

Siti Napsiyah Ariefuzzaman dalam paparannya menyebutkan


bahwa perempuan dapat memberikan informasi yang jelas
kepada seluruh anggota, memberikan edukasi, memberikan
kesadaran serta melakukan sosialisasi terhadap gerakan anti

24
Tulisan ini hasil notulensi acara Forum Kordinasi Pencegahan
Terorisme dengan tema Memaknai Deklarasi Perempuan Anti
Radikalisme dan Terorisme Provinsi Banten bertempatan di Ruang
Madya Syahida Inn, Ciputat pada tanggal 10 Oktober 2014.

140
radikalisme dan terorisme. Perempuan juga sebagai madrasatul
ula dan madrasatul qubro dalam keluarga.

Sementara, menurut Firdaus berdasarkan pengalamannya beliau


menyebutkan bahwa berawal dari keluarga gerakan terorisme
dan radikalisme dapat dicegah. Terdapat pertanyaan menarik
dari salah satu peserta terkait stigma UIN dan Tangerang Selatan
sebagai sarang terorisme. Siti Napsiyah meyakinkan bahwa
stigma terkait UIN maupun Tangerang Selatan terhadap beberapa
kasus terorisme yang terjadi cukup dengan meyakinkan bahwa
itu hanya oknum yang kurang pemahaman akan keagamaan.

Dari forum diskusi tersebut akhirnya disepakati tiga point dalam


pembentukan perempuan anti radikalisme dan terorisme, antara
lain:
Pertama, Bahwa Islam harus dipandang sebagai sebuah agama
yang didalamnya mengajarkan nilai-nilai kebaikan universal
(rahmatan lil alamin) bagi setiap manusia di muka bumi ini.
Islam tidak pernah mengajarkan tindakan radikalisme dan
terorisme.

Kedua, Mengingat bahwa selama ini penganut radikalisme dan


pelaku terorisme dan KORBAN adalah generasi muda atau orang
yang masih tergolong muda dan ibu-ibu, maka kita menyadari
bahwa upaya sistem pencegahan dini (early warning sistem)

141
melalui pendidikan keluarga yang dimotori oleh Ibu sebagai
garda terdepan madrasatul ula dalam keluarga dirumah.

Ketiga, Kami menyadari bahwa upaya untuk mencegah,


menangkal dan menanggulangi radikalisme dan terorisme bukan
perkara yang mudah, namun bukan berarti tidak mungkin untuk
dilaksanakan lembaga pemerintah. Oleh karenanya, agar upaya
tersebut dapat efektif dilaksanakan, maka perlu sinergitas dan
kerja sama semua pihak tanpa terkecuali kita semua yang
tergabung dalam Organisasi Sosial Kemasyarakatan terutama
Organisasi Perempuan di Kota Tangerang Selatan. Upaya yang
dilakukan tidak hanya bersifat top down (dari pemerintah ke
masyarakat) namun juga harus mencerminkan prakarsa dan
partisipasi aktif yang sesungguhnya dari masyarakat (bottom up).

Semoga kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam


pencegahan aksi terorisme dan radikalisme di tangerang selatan
khususnya dan umumnya provinsi Banten serta menjadi
penangkal isu stigma negatif terhadap UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan kejadian deklarasi ISIS tempo lalu. tutup
Ikhwanudin Syarief (Ketua Bidang Pemuda dan Perempuan FKPT
Provinsi Banten).

142
Semangat Enterpreneurship Kohati Pada Era Kini
Yunda Nur Kamaliah25

Berwirausaha tidak hanya dapat diberlakukan untuk


kaum laki-laki, tetapi perempuan pun berhak. Hal ini dapat
dibuktikan dengan banyaknya pengusaha-pengusaha perempuan
saat ini khususnya Muslimah. Salah satu contoh perempuan yang
sukses dengan wirausahanya adalah Ita Yuliati yang merupakan
Presiden Direktur PT Alita Praya Mitra. Bisnisnya bergerak dalam
bidang industri telekomunikasi dan dibangun sejak tahun 1995.
Pada situs blog Wanita Wirausaha persembahan Mandiri dan
Femina, tertulis, bahwa dikotomi gender rupanya tidak berlaku
di dunia usaha, baik dalam hal sifat usaha yang dikelola atau
kompetensi pengelolanya, selama ada skill, tekad kuat dan
ketentun yang dibarengi kerja keras, maka setiap orang bisa
meraih sukses tidak memandang itu wanita atau pria.
Jelaslah hal itu sebagai bukti bahwa, perempuan
mempunyai peluang besar untuk berusaha dan berwirausaha
tidak memandang laki-laki atau perempuan, tapi bagaimana
seseorang dapat membuktikan kompetensinya dengan begitu
orang lain akan mengapresiasi karya kita.

25
Beliau adalah pengurus HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat
2013-2014 sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan. Beliau
merupakan mahasiswa aktif Jurusan Pendidikan Bahasa & Sastra
Indonesia angkatan 2010.

143
Oleh karena itu, saat ini KOHATI sebagai calon penerus
membangun bangsa mempunyai peran membangun bangsa
dengan berwirausaha, serta untuk memerdekakan financial
dalam kehidupannya.
Pemikiran tentang realitas ekonomi saat ini bagi kader
HMI kususnya KOHATI menjadi kajian serius yang harus aplikatif
dalam pemecahannya. Jika dahulu KOHATI banyak berperan
dalam dunia ketenagakerjaan, maka saat ini KOHATI harus dapat
menjadi ruh kebangkitan perjuangan berdirinya KOHATI dahulu
mejadi lebih berkembang saat ini, khususnya dalam bidang
ekonomi dalam mencapai semangat enterpreneurship.
KOHATI harus lebih banyak aplikatif dalam arah
pembangunan bangsa khusunya di bidang ekonomi. Keadilan
sosial dan ekonomi menjadi ruh dalam menjalankan wirausaha
yang berasaskan masyarakat adil dan makmur yang diridahai
Allah SWT.
Dalam hal ini, saya bersama kawan-kawan
Pemberdayaan Perempuan sekaligus sebagai kader HMI
Komisariat Tarbiyah berusaha untuk dapat mengaplikasikan
konsep enterpreneur dalam tubuh Islam, khususnya untuk
KOHATI Komisariat Tarbiyah. Aplikatif yang dilaksanakan
KOHATI HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat (dapat
disingkat KOHATI KOMTAR) saat ini, yakni pembinaan terhadap
kader KOHATI dalam berwirausaha yang difasilitasi oleh
pengurus bidang Pemberdayaan Perempuan HMI Komisariat

144
Tarbiyah Cabang Ciputat. KOHATI KOMTAR saat ini membina
kader-kadernya untuk menumbuhkan semangat wirausaha yang
bertujuan untuk menjadi kader yang bertanggung jawab dalam
mengembangkan semangat kewirausahaan demi terciptanya
pengembangan kader untuk ikut serta dalam membangun
ekonomi Indonesia.
Gagasan yang sedang menjadi wacana dan sudah
berjalan satu tahun ini, yakni mengadakan pelatihan-pelatihan
kerajinan tangan, seperti membuat bros bunga, kalung, gelang
yang kita programkan dalam Women Skill Development. Hasil
dari karya yang telah dibuat dapat dijual di lingkungan HMI
Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat. Serta dengan harapan dapat
membuka oulet sendiri kepunyaan KOHATI KOMTAR.
Semangat kewirausahaan ini dilandasi untuk menjawab
tantangan ekonomi serta roda perkaderan di HMI Komisariat
Tarbiyah. Sumber dana untuk program ini berasal dari kas
pengurus dan kas kader KOHATI KOMTAR serta KAHMI Tarbiyah,
kemudian keuntungan dari usaha tersebut menjadi tambahan kas
komisariat dalam menjalankan program. Sehingga budaya
meminta-minta kepada KAHMI tidak lagi terdengar. Namun, yang
terdengar saat ini adalah kemandirian Komisariat Tarbiyah
dalam memutarkan sumber dana yang ada untuk kebutuhan
program-program yang direncanakan.
Menurut saya, hal ini merupakan suatu gagasan yang
sangat efektif dalam menumbuhkan semangat enterpreneurship

145
saat ini demi menjawab dan mewujudkan tantangan-tantangan
perempuan dalam berwirausaha. Ketika sukses program tersebut
maka akan menjadi gerbang awal kader-kader KOHATI HMI
dalam membangun semangat enterpreneurship dengan
dilandasai semangat perjuangan ajaran Islam.
Dengan proses perkaderan tersebut, saya yakin
perkaderan HMI akan semakin menarik serta dapat menjadi
harapan masyarakat Indonesia dalam partisipasinya membangun
bangsa Indonesia kedepan lebih baik.
Dalam hal ini, KAHMI harus menjadi pendorong dalam
menumbuhkan semangat enterpreneurship kepada kader HMI.
Mendorong kader-kader HMI baik secara materiil maupun moril
demi terciptanya tujuan yang diharapkan.

146
147
BAGIAN III
#BerjuangUntukMembangun

148
Alangkah Lucunya Perkaderan
Hmi Komisariat Tarbiyah
(Sebuah Refleksi)

Waktu 4 tahun cukup lama dalam berproses di rumah


perkaderan HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat. Banyak
proses pembelajaran yang saya lalui hingga saat ini. Senyum, air
mata, dan amarah menghantui perjalanan proses perkaderan di
HMI Komisariat Tarbiyah.
Berbagai momentum telah saya lalui, dari proses
rekrutmen kader hingga proses perkaderan. Angin pagi, siang,
sore, malam, hingga angin topan pernah saya lalui dalam proses
perkaderan ini. Namun, berkat angin-angin itulah sikap, mental
dan kedewasaan saya terbentuk di HMI Komisariat Tarbiyah.
Terkadang tersenyum malu, tersenyum senang, hingga
senyuman air mata saya rasakan melihat proses yang saya lalui.
Sangat jauh harapan dengan kenyataan yang ada. Objektifitas
hanyalah semu belaka Kepentingan adalah tujuan utama. Saya
sadar saya bukan siapa-siapa bahkan mungkin DEWA yang selalu
benar dan sesuai.
Kata Perkaderan menjadi pembenaran dalam sebuah
kepentingan. Seakan keharusan melandasi setiap keputusan.
Keputusan bukanlah yang harus namun berangkat dari sebuah
kepantasan atau tolak ukur pendekatan kebenarannya. Nilai

149
kemerdekaan dan independensi nampaknya hanya seperti batu
nisan yang selalu di dengungkan atas nama perkaderan.
Arahan dengan implementasi jauh panggang dari api.
Bicara kebenaran ketika kepentingan benar namun akan berbeda
kebenarannya jika tidak sesuai kehendaknya. Perkaderan oh
perkaderan kenapa kamu selalu menjadi tumbal dalam sebuah
momentum dan kontestasi.
Dalam aturan HMI jelas mengatur hanya ada 3 anggota,
yakni anggota muda, anggota biasa dan anggota kehormatan.
Ingat! Tidak ada anggota yang gila kehormatan. Banyaknya
jumlah kader HMI Komisariat Tarbiyah banyaknya pula pola pikir
yang berbeda-beda antara satu sama lain kader. Kebenaran
berubah menjadi pembenaran. Hingga pada akhirnya saya
memutuskan bahwa bentuk benar dan salah itu ketika terjadinya
kenyataaan. Maka tidak salah lah kalo kita semua merasakan
benar. Karena akan terlihat nantinya siapa yang benar ketika
terjadinya kenyataan.
Dalam momentum dan kontestasi tentu akan kita
temukan menang dan kalah. Berbagai isu dijalankan sebagai cara
dalam memenangkan kontestasi. Baik itu negatif maupun positif.
Ini termasuk perkaderan yang sering saya dapatkan dalam ranah
politik di setiap momentum. Lagi-lagi saya ambil kesimpulan
bahwa mengenal politik di HMI sungguh luar biasa. Hingga saya
tetapkan lebih baik berpolitik dari pada dipolitikin.

150
Berpolitik adalah suatu pekerjaan yang mulia ketika
ditempatkan sesuai pada tempatnya dan memiliki tujuan yang
mulia. Alhamdulillah dengan politik menghantarkan saya
mengemban amanah mulia memimpin HMI Komisariat Tarbiyah
2013-2014. Saya simpulkan bahwa berpolitik bukan hanya
berkepentingan namun juga harus berlandaskan perkawananan.
Terimakasih kawan-kawanku yang telah
BerjuangBersamaUntukMembangun.
Moto Amanah #BerjuangUntukMembangun memiliki
makna yang cukup luas untuk dijabarkan. Satu prinsip bersama
ketika itu adalah melihat kondisi Komisariat Tarbiyah yang
kurang akan sikap, mental dan produktifitas dalam proses
kepemimpinan serta kultur yang statis yang tidak pernah
berubah ketika itu. Lagi dan lagi mengatasnamakan perkaderan
dan pengkederan pada akhirnya.
Alangkah lucunya perkaderan ini, salah menjadi benar
dan benar menjadi salah. Sang Dewa sibuk mencari bonekanya
dan sang Kurawa sibuk mencari kambing hitam. Ketika sesuatu
kebijakan keluar dari mainstream yang ada itu dianggap salah.
Tidak etis dan tidak beretika katanya. Tersenyum malu dan
mengelus dada!
HMI, Tantanganmu begitu besar. Nilai-nilaimu telah
hilang di telan zaman kepentingan. Struktural menjadi nomor
wahid ketimbang membangun sebuah kultural. Kultur baru
dianggap salah ketika tidak sesuai dengan arahan sang Dewa. Aku

151
malu! Kau ini bagaimana dan aku harus bagaimana celotehan Gus
Muh yang cocok menggambarkan keadaan saat ini.
Untuk para alumni dan kader-kader HMI Komisariat
Tarbiyah mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
tulisan ini terdapat kata-kata yang kurang berkenan, Ini adalah
curahan hati dan refleksi bersama bahwa kita masih punya
Pekerjaan Rumah yang harus diselesaikan bersama yang
tentunya membawa nama perkaderan lebih baik kedepan.
Khusus untuk para alumni, saya berpesan bahwa di HMI
kita tidak selamanya. Kita hanya membimbing bukan
mengarahkan. Biarkan kader-kader belajar dengan natural dan
mengasah kemampuannya sendiri. Kita sebagai senior bukanlah
Dewa yang selalu benar dan sesuai. Mari kita bersama-sama
BerjuangUntukMembangun HMI menuju kejayaan kembali.

152
EPILOG: Testimoni

Assalamualaikum wr.wb.
Salam hangat buat para kader HMI
Salam rindu buat para pejuang HMI.
Salam perubahan buat para pelopor bangsa

HMI.. Telah 67 tahun kau berdiri, berjuang menggembleng insan-


insan yang berguna bagi agama dan negara. Misi KeIslaman dan
keIndonesiaan termaktub dalam darah perjuangnmu. Intelektual
menjadi ciri khas dalam perkaderanmu.

Sejarah panjangmu telah mengukir banyak kejayaan dari para


pelaku sejarah yang dijadikan kebanggaan tersendiri bagi kader-
kadermu. Tokoh-tokoh intelektual muncul dari
penggemblenganmu. Kau merupakan kampus kedua yang
memberikan jawaban bagi kader-kadermu dalam berproses,
belajar dan mengbdi. Kualitas menjadi tujuan utamamu.

Kawan..HMI bukanlah organisasi politik atau organisasi massa,


melainkan wadah berkumpulnya insan-insan muslim yang ingin
belajar bersama menuju lima kualitas insan cita. Menjadi insan
akademis, pencipta, pengabdi dan bernafaskan Islam serta
bertanggung jawab mewujudkan masyarakat adil dan makmur

153
merupakan doktrin dalam tujuanmu. Kau adalah alat bagi kader-
kadermu dalam bercita dan berkarya.
Kawan..HMI hanyalah simbol. Kader-kader yang berkualitas di
dalamnya yang mengokokohkanmu hingga kini. Kembali saya
pertegas kepada seluruh calon kader maupun yang sudah
menjadi kader HMI, Jangan pernah bertanya apa yang HMI
berikan pada dirimu?, tapi apa yang sudah kau berikan untuk
HMI?.

#BerjuangUntukMembangun
Terimakasih
Selamat Berproses dan Berjuang
Yakin Usaha Sampai......

Ramonda
Ketua Umum
HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat 2013-2014

154
BIODATA

Ramonda lahir di Tangerang, 25 Agustus 1992.


Ia tinggal di Jl. Garuda I C 32 No, 15 RT 008 RW
005 Kec. Periuk, Kel. Gembor. Tangerang-
Banten 15133.

Menempuh pendidikan sejak TK Cahaya Budi, SDN Doyong 1,


SMPN 12 Tangerang, dan SMK Negeri 1 Tangerang, Melanjutkan
studi Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) hingga sekarang.

Sebagai aktivis, pengalaman organisasinya dimulai sejak menjadi


Mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengurus
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen Pendidikan
2012-2013; Sekretaris Umum Ikatan Mahasiswa Manajemen
Pendidikan Administrasi Pendidikan seluruh Indonesia
(IMMAPSI) 2012-2014; Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan 2013-2014; Ketua
Umum HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat 2013-2014;
Direktur Bimba Insan Cita (BIC) 2013-sekarang.

155
156

Anda mungkin juga menyukai