TENTANG
e. bahwa .....
2
MEMUTUSKAN:
BAB I .....
3
BAB I KETENTUAN
UMUM Pasal 1
8. Anak .....
4
8. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk
anak yang masih dalam kandungan.
9. Unit Pelayanan Perempuan dan Anak yang selanjutnya disingkat UPPA adalah
unit yang bertugas memberikan pelayanan dalam bentuk perlindungan terhadap
perempuan dan anak yang menjadi korban kejahatan dan penegakan hukum
terhadap perempuan dan anak yang menjadi pelaku tindak pidana.
10. Konseling adalah interaksi antar dua orang atau lebih untuk mendiskusikan
masalah yang dihadapi dengan tujuan agar dapat membantu orang tersebut
untuk mengatasi masalahnya dengan lebih baik.
11. Pusat Pelayanan Terpadu yang selanjutnya disingkat PPT adalah suatu unit
kesatuan yang menyelenggarakan pelayanan medis, psikis, sosial, hukum,
secara terpadu bagi saksi dan/atau korban tindak pidana.
BAB II
TUJUAN, PRINSIP, DAN AS AS
Pasal 2
(2) RPK selain sebagai tempat pelaksanaan pelayanan dan perlindungan terhadap
perempuan dan anak yang menjadi saksi, dan/atau korban tindak pidana
perdagangan orang juga digunakan untuk kepentingan pemeriksaan terhadap
saksi dan/atau korban perempuan dan anak dalam tindak pidana lainnya.
(3) Per
Perlindungan dan pelpelayanan sebaga
agaimana dimaksud ayat (2) juga bermak
makna
untuk mengh
enghindar
ndari ter
terjadinya pelanggar
ggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
(HAM) dan
tindakan yang dapat menimbulkan ekses traumauma atau pen
pender
deritaa
taan yang lebih
serius bagi perempuan dan anak
anak.
Pasal 3
(1) Prinsip
sip penyeleng
enggaraan pelayanan saksi dan/atau korban antar
antara lain:
a. menjunjung tinggi hak asasi manusia;
b. memberikan jaminan keselamatan terhadap saksi dan/atau korban yang
memberikan keterangan;
c. menjaga kerahasiaan saksi dan/atau korban;
d. meminta persetujuan secara lisan akan kesediaan saksi dan/atau korban
untuk memberikan keterangan;
e. mengajukan pertanyaan dengan cara yang bijak;
f. tidak menghakimi saksi dan/atau korban;
g. menyediakan penerjemah, apabila diperlukan;
h. mendengarkan.....
5
Pasal 4
Pel
Pelaksana
anaan kegiatan pelayanan di RPK memperhatikan asas-asas sebagai berikut: ikut:
a. asas legali
egalittas yaitu ber
berdasarkan hukum yang berlaku;
b. asas praduga tak bersalah yaitu semua orang diang anggap tidak bersalah sebelum
diten
tentukan oleh keputusan hakim kim yang berkekuatan hukum tetap;
c. asas perlindungan dan pengapengayoman yaitu memberikanikan perli
perlin
ndungan hak-h
k-hak
saksi,
ksi, korban atau tersang
rsangk
ka yang sedang diproses;
d. asas kekeluargaan yaitu mem memperlakukan yangang dilayani seakan sebaga
ebagai ang
anggota
keluarga;
e. asas pembi
embinaan yaitu tujuan pelayanaanan untuk menumbumbuhkembangkan potensi
anak dan perempuan;
f. asas keadilan ilan yaitu mendas
ndasari prinsip
sip keadilan daldalam pena
penanganan, tidak
membedakan, tidak memihak hak;
g. asas pelayanan yaitu membe emberikan pelayanan yang mak maksimal
mal;
h. asas nesesitas
sitas yaitu berdasarkan keper
eperluan.
BAB III
BAB IV
FASIL
SILITAS DAN PERL
PERLE
ENGKAPAN RPK
Pasal 6
(2) Kel
Kelengkapan masing- ng-masingsing ruan
uangan diupa upayakan memenu emenuhi persyaratan agar
dapa
dapat menj
menjamin suasana tenang ang, ter terang dan bersih, sih, tidak meni enimbulka
lkan kesan
menakutk
utk an, d a n d a p at m e n j a ga k e r a h a si a an s e r ta k e a m a n an b agi saksi
ksi
dan/at
dan/atau korban yang perkaranya seda edang ditangani
tangani.
BAB V
PER
PERSONEL YANG MENGAWAKI RPK
Pasal 7
Jumlah Persone
onel yang menga ngawaki RPK untuk tingkat Mabes Polr
Polrii, Pol
Polda dan Polre
lres,
sekurang-
ang-kurangn
ngnya 5 (lima)
lima) orang, yang terdiri dari:
a. penge
pengendali RPK;
b. staf administ
istrasi;
si;
c. petugas pemberian pelayanan nan;
d. petugas pemeriksriksa;
e. pemba
mbantu umum.
Pasal 8..
8....
Pasal 8
(1) Per
Persone
onel yang bertugas di RPK diutam
tamakan Pol
Polisi W anita (Pol
Polwan) dan Pegaw
gawai
Neger
egeri Sipil (PNS) Polri wan
wanita.
(3) Petugas RPK selalu siap sedia selama 24 (dua puluh empat) jam seti
etiap har
harinya.
Pasal 9
(1) Per
Persone
onel yang ber
bertugas di RPK adalah anggo
anggota UPPA yang penugas
penugasann
annya
ditun
tunjuk secara tetap atau ber
bergiliran.
(2) Per
Persyaratan Personel Polri Pria dan Pol Polwan yang ber
bertugas di RPK, antara lain:
a. memilik
iliki lata
atar belakang pend
pendidikan reserse;
b. memilik
iliki pengalaman sebagai pen penyidik atau peny
penyidik pembant
bantu;
c. memilik
iliki kemampuan pelaksana
ksanaa an tugas di UPPA;
d. memilik
iliki penge
engetahuan hukhukum, terterutama yang berkaitan dengan tindak
pidana perdaganagangan orang, perlindungan anak, Kek Kekerasan Dalam Rumahmah
Tang
angga (KDRT) dan HAM;
e. ber
berperilaku sopan dan memilik iliki kepedu
pedulian terhadap mas
masalah perempuan
dan anak;
f. reputasi/ memiliki catata
atatan tugas yang baik.
(3) Per
Persyaratan personeonel PNS Polri wani
anita yang bertugas di RPK anta
antara lain:
a. per
pernah ber
bertugas atau sedang bertugas di lingkungan Reserse PolPolri;
b. memilik
iliki kemampuan pelaksana
ksanaaan tugas di UPPA;
c. memilik
iliki kepedul
edulian ter
terhadap masalah per
perempuan dan anak;
d. memilik
iliki catata
atatan tugas yang baik.
P as al 10
BAB VI
MEKANISME PELAYANAN DI RPK
P as al 11
Per
Persone
onel yang men
mengawaki RPK, memberikan pelpelayanan kepada:
a. per
peremp
empuan dan/atau ana
anak yang status
tusnya sebagai saksi pelapor dan korban;
b. per
peremp
empuan dan/atau ana
anak yang status
tusnya sebagai tersangka tindak.
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Mekanisme penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf b, yaitu:
a. Penyidik membuat surat permohonan pemeriksaan kesehatan dan visum kepada
Kepala RS Bhayangkara atau rumah sakit lainnya yang secara hukum dapat
mengeluarkan visum sehubungan dengan laporan polisi yang dilaporkan oleh
korban;
b. Penyidik menyiapkan administrasi penyidikan;
c. apabila korban siap diperiksa dan bersedia memberikan keterangan terkait dengan
laporan polisi yang dilaporkan korban, penyidik dapat melaksanakan kegiatan
membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) terhadap korban;
d. apabila kasus yang dilaporkan korban melibatkan satu korban, dan satu tersangka
saja, maka laporan polisi tersebut dapat ditindaklanjuti oleh seorang penyidik saja;
e. apabila kasus yang dilaporkan korban melibatkan banyak korban, tersangka, kurun
waktu, barang bukti maupun tempat kejadian maka tugas penyidikan dilaksanakan
dalam bentuk tim yang telah ditentukan oleh Ka. UPPA dan saksi/korban tetap
diperiksa oleh Polwan Unit PPA, sedangkan pengembangannya dapat
dilaksanakan oleh Penyidik Polri pria;
f. apabila saksi korban berasal dari luar kota, maka untuk kepentingan penyidikan
korban dapat dititipkan di shelter milik Departemen Sosial Republik Indonesia
(Depsos) atau pihak lain yang dinilai dapat memberikan perlindungan dan
pelayanan hingga korban siap dipulangkan ke daerah asalnya.
Pasal 15
Tahap akhir penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf c, meliputi:
a. koordinasi dengan instansi terkait sebagai ahli dalam rangka memperkuat
pembuktian kasus yang sedang ditangani;
b. menyelenggarakan gelar perkara kasus yang disidik;
c. penelitian terhadap berkas perkara yang akan dikirim ke Jaksa Penuntut Umum
(JPU);
d. menitipkan korban pada rumah perlindungan milik Depsos RI atau pihak lain yang
dinilai dapat memberikan perlindungan dan pelayanan kepada korban apabila
korban diperlukan kehadirannya di pengadilan;
e. melakukan koordinasi dengan instansi dan LSM yang peduli terhadap perempuan
dan anak korban tindak pidana pada sidang pengadilan, agar proses peradilan
dan putusannya benar-benar memenuhi rasa keadilan.
BAB VII ......
10
BAB VII
TAT
TATA CARA PEM
PEMERIKSAAN
AAN SAKSI DAN/ATAU KORBAN
Bagian Kesatu
Pemeriksaan
Pasal 16
(1) Per
Persia
siapan untuk melakukan pemer
pemeriksa
iksaan ter
terhadap saksi dan/atau korban
mempedomani prosedur sebagai berikut:
a. dalam hal telah dibua
buatkan Lapor
poran Polisi, dan akan dila
ilanjutkan dengan
tahap pem
pemeriksaan, maka Kep Kepala UPPA menunjuk par para petuga
petugas
pemeriksa den
dengan surat perintah;
b. petugas yang menerim
rima per
perinta
ntah untuk melakukan pem
pemeriksaan seger
egera
melakukan kegiata
atan pemer
pemeriksa
iksaan.
(2) Keg
Kegiatan pem
pemeriksaan meliputi uti:
a. menyiapk
apkan administ istrasi pen
penyidikan ber berupa Sur Surat Per
Perinta
ntah Tugas
(Spr
Springas
ngas), Sur
Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) ik), Surat PerPerintah
Dimulainya Peny yi
Pen ik d ika
a n ( S PD P );
b. menyusun rencana penyidikan/ ikan/p pemeriksriksaan;
c. menentuk
nentukan waktu, tempat dan sarana pemeriks riksaan dan menyampaikan ikan
kepada saksi dan/atau korban yang akan diper r
pe ik ikss a;
d. menyusun daftaftar pertanyaan pemeriks iksaan;
e. menyiapk
apkan ruanga
uangan pem pemeriksaan yang kondus ondusif bagi yang akan
diperiksa, agar dapat bebas dar da r i g a n g g uan f i s ik ataupun psikis
sikis bagi yang
akan diperiks
riksa.
Pasal 17
(1) Pem
Pemeriksaan terhadap saksi ksi dan/ata atau korban dila ilaksana
anakan deng dengan
memperhatika
ikan ketentuan sebagai beriku rikut:
a. petugas tidak memmemakai pakaian dinas yang dapat ber berpen
pengar
garuh terhadap
psikis saksi dan/atau korban yang akan diper riksa
pe iks a;
b. menggun
nggunakan bahasa yang mudah dapa dapat dimen
mengerti oleh yang diperperiksa,
bila
ila perlu deng
dengan bantua
bantuan penerjemah bahas hasa yang dipaham
pahami oleh yang
diperiksa;
c. per
pertanyaan diajukan dengan ramah dan penuh rasa emp empati;
d. dila
ilarang mem
memberikaikan pertanyaan yang dapa dapat meny enyinggung perasaan atau
hal-hal
l-hal yang sangat sens
ensitif bagi saksi dan/at/atau korban yang diperperiksa;
e. tidak memaksakan pengak ngakuan, atau mema emaksakan keterang angan dar
dari yang
diperiksa;
f. tidak meny
menyudutk
dutkan atau meny
menyalahkan atau mencemooh atau melecehkan
yang diperiks
riksa;
g. tidak memberikan per pertanyaan yang dapat menimbulkan lkan kekesalan/
kemarahan yang diperiks riksa;
h. tidak ...
.....
11
h. tidak bertinda
ndak diskriminati
atif dalam memberikan pel pelayanan/pemer
pemeriksa
iksaan;
i. selama melakukan pemeriks iksaan, petugas senanenantiasa menun
enunjukka
kkan sika
sikap
ber
bersahab
ahabat, melin
lindungi, dan mengay
mengayomi yang diperiks iksa;
j. selama dal
dalam pempemeriksaan, petugas mendengarkan denga dengan saksama
semua keluhan
uhan, penjelasan, argumentas entasi, aspirasi,
si, dan harapan untu
untuk
kelengkapan hasil sil Lapor
aporan Polisiisi yang ber
berguna bagi proses selanjutnya;
k. selama dalam pemeriksaan, petugas senanti enantiasa menaenaruh perhatian
ter
terhadap situa
tuasi dan kondisiisi fisik maupu
upun kondisi
isi kejiw
jiwaan yang diperiksa
iksa.
(2) Standar urutan pertanyaan yang diajukan antara lain sebagai berikut:
a. menanyakan kesehatan serta kesediaannya untuk diperiksa;
b. menanyakan tentang bahasa yang dipahami dan akan digunakan dalam
pemeriksaan;
c. menanyakan perlu tidaknya didampingi oleh Penasihat hukum atau
pendamping lainnya;
d. dalam hal yang diperiksa iksa adalah anak anak, pemer meriksa
iksa waj
wajib mempe emperhatikhatikan
an
dan mempe
mp e d o m a n i p e ra t u r a n p e runda
unda n g - u n d a n g an ya n g b e r ka i t a n d e nga
ngan
anak
anak;
e. pe
emeriksa
iksaan ter terhadap anak wajib disediakan pendamping dan/atau
Penasihat hukum dan/atau psikolog oleh penyidik;
(3) Per
Pertanyaan yang diajukan dal dalam rangka mendap ndapatkan keterangan mengenai
substansi perkara yang sedan
edang diperik
periks
sa, ant
antara lain:
a. latar belakang permasalahan atau perkara;
b. kronologi
ogis perist
ristiwa yang dialami oleh saksi dan
dan/atau korban
ban;
c. kerugian yang dider derita oleh saksi dan/at
dan/atau korban sebagai baha bahan
pengaj
pengajuan restitus
tusi ata
atau pemberian ganti rugi;
d. bar
barang bukti yang dapat diperoleh dan dapa apat digunakan untu
untuk alat bukti;
e. hubun
hubungan saksi dan dan/atau korban deng
dengan saksi lainnya atau tersangka;
f. tuntu
tuntutan atau har
harapa
apan saksi dan/ata
atau korban
ban.
(4) Per
Pertanyaan yang perlu
rlu diberikan
ikan pada bagi
agian akhir pemeriks
riksaan antara lain:
a. pembac
bacaan kemb
embali has
hasil pemeriks
iksaan;
b. apak
apakah ada jawaban-jawaban sebelumnya, yang perlu rlu dikoreksi/
si/diubah;
c. apak
apakah ada keterangan tambahanhan;
d. apak
apakah ada pemaksaan daldalam memberikanikan kete
eterangan;
e. apak
apakah bersedia men
menandatangani BAPBAP.
Bagian Kedua
Tempat Pemeriksaan
Pasal 18
(1) Tempat pemer
pemeriksaan
iksaan saksi dan/ata
atau korban, selain mengguna
nggunakan RPK yang
ter
tersedi
edia di UUPA
UUPA dapat juga menggunak
unakan tempat lain sesuai yang dike
ikehendak
daki
oleh yang diper
periksa
iksa.
(2) Dalam ..
12
BAB VII
VIII KOORDI
RDINASI DAN
KERJA SAM A
Pasal 19
(1) Dalam penanganan saksi dan/atau korban yang memerlukan pelayanan khusus
di bidang medis, psikis, sosial, konseling, advokasi, dan/atau bantuan hukum,
personel yang bertugas di RPK, wajib melaksanakan koordinasi dan kerja sama
dengan pihak PPT setempat.
(2) Untuk kepentingan penyidikan tindak pidana dan tindak pidana lainnya dengan
saksi dan/atau korban perempuan dan/atau anak, UPPA melaksanakan
koordinasi dan kerja sama dengan instansi terkait.
(3) Dalam penanganan perkara dimana saksi dan/atau korban berada di luar negeri,
UPPA melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan Perwakilan Negara
Republik Indonesia yang berada di luar negeri.
(4) Dalam hal saksi dan/atau korban adalah warga negara asing yang berada di
Indonesia, UPPA melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan perwakilan
negara yang bersangkutan yang berada di wilayah Indonesia.
BAB IX
PEMBIAYAAN
Pasal 20
BAB X
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 21
Pas
Pasal 22 ....
13
P as al 22
(1) Lapor
Laporan kegi
egiatan sebagai
bagaimana dimaksud dalam Pasal 21, dila
ilaksanak
anakan secara
ber
berjenjang dan per
periodik tiap 3 (tiga) bul
bulan sekali.
(2) Apabi
Apabila diperlukan lapor
aporan kegi
egiata
atan sebagai
agaimana dimaksud Pas
Pasal 21, dapat
dilakukan sewaktu-
tu-waktu.
(3) Lapor
Laporan kegiatan sebaga
agaimana dimaksu
ksud Pasal 21, meliputi:
a. keberadaan Unit PPA di wilayah masing-masing;
b. kekuatan per
personel;
c. sarana dan prasarana;
d. hamba
mbatan;
e. pendat
pendataan per
personel;
f. data kasus yang ditangani dengan dilengkapi jenis kelami
amin korban mau
maupun
pelaku.
BAB XI KETENTUAN
PEN
PENUTUP
Pasal 23
Per
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetap
tapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Kapolri ini diundangkan dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan
Ditetapkandi di
Jakarta
Jakarta
pada
padatanggal
tanggal 20082009
Drs. SUTANTO
JENDERAL POLISI
Diundangkan di Jakrta
Pada tanggal 2008
ANDI MATTALATTA