11 Pencegahan
Ada beberapa upaya yang dapat anda lakukan untuk mencegah infeksi saluran kemih ini, antara lain
:
Munumlah banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih sehari).
Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari dubur
tidak masuk ke salam saluran kemih.
Periksa air seni secara rutin selama kehamilan. Dengan pemeriksaan tersebut akan dpaat segera
diketahui apakah anda terinfeksi atau tidak
Jangan terlalu lama menahan keinginan buang air kecil
Perempuan lebih rentan terinfeksi saluran kemih.
2.1.12 Pemeriksaan Diagnostik
Urinalisa memperlihatkan bakteriuria, sel darah putih, dan endapan sel darah merah dnegan
keterlibatan ginjal
Kultur (biakan) urine mengidentifikasi organisme penyebab
Tes bakteri bersalut antibodi terhadap bakteri bersalut antibodi diindikasikan pada pielonefritis
Sinar X ginjal, ureter dan kandung kemih mengidentifikasi anomali struktur nyata
Pielogram intravena (IVP) mengidentifikasi perubahan atau abnormalitas struktur
Kaji perasaan-perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan. Terutama pada wanita
sering berfokus pada rasa takut akan kekambuhan, dimana menyebabkan penolakan terhadap
aktivitas seksual.
Nyeri dan kelelahan yang berkenaan dengan infeksi dapat berpengaruh terhadap penampilan
kerja dan aktivitas kehidupan sehari-hari
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 DS :
- Kien mengatakan nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih
- Klien mengatakan nyeri punggung
DO:
-klien tampak gelisah
-klien tampak meringis
Inflamasi dan infeksi uretra,kandung kemih,dan struktur traktus urinarius Nyeri dan
ketidaknyamanan
2 DS:
-klien mengatakan sering berkemih pada malam hari
-klien mengatakan kesulitan untuk berkemih
DO:
-Adanya nokturia
-Adanya urgensi,hesitancy
Obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain.
Perubahan pola eliminasi
3 DS:
-Klien mengatakan tidak mengetahui tentang kondisi penyakitnya
- Klien mengatakan tidak mengerti tentang pengobatan
DO :
- klien tidak tahu tentang kondisi,prognosis penyakitnya
- klien mengatakan tidak tahu tentang pengobatan Kurangnya sumber informasi. Kurangnya
pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
BAB III
ASKEP TEORITIS
3.1 Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama,jenis kelamin,suku bangsa,agama,tanggal masuk RS,Diagnosa medik
2. Keluhan utama
Sering kali yang menjadi alasan untuk klien minta pertolongan yaitu adanya nyeri,sering
berkemih,urgensi dan hesitansy serta perubahan dalam urin di kaji didokumentasikan dan
dilaporkan.
Tanyakan pada klien dan keluarganya ; apakah klien dahulu pernah menderita sakit seperti ini ?,
apakah sebelumnya pernah menderita penyakit lain, seperti panas tinggi, kejang ?, apakah klien
sering mengorek-ngorek telinga sehingga terjadi trauma ?, apakah klien sering berenang ?, Apakah
klien saat dilahirkan cukup bulan, BBLR, apakah ibu saat hamil mengalami infeksi, dll
Apakah ada diantara anggota keluarga klien yang menderita penyakit seperti klien saat ini dan
penyakit DM.
6. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Inspeksi liang telinga, perhatikan adanya cairan atau bau, pembengkakan, warna kulit telinga,
apakah terdapat benda asing, peradangan, tumor. Inspeksi dapat menggunakan alat otoskopik
(untuk melihat MAE sampai ke membran timpany). Apakah suhu tubuh klien meningkat.
Palpasi
Lakukan penekanan ringan pada daun telinga, jika terjadi respon nyeri dari klien, maka dapat
dipastikan klien menderita otitis eksterna sirkumskripta.
Kalaborasi :
-Konsul dokter bila: sebelumnya kuning gading-urine kuning,jingga gelap,berkabut atau keruh. Pla
berkemih berubah, sring berkemih dengan jumlah sedikit, perasaan ingin kencing, menetes setelah
berkemih.Nyeri menetap atau bertambah sakit
-Berikan analgesic sesuia kebutuhan dan evaluasi keberhasilannya
Be - Berikan antibiotic. Buat berbagai variasi sediaan minum, termasuk air segar . Pemberian air -
sampai 2400 ml/hari
-Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan
-Membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan penyebab nyeri
-Meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot.
-Temuan- temuan ini dapat memeberi tanda kerusakan jaringan lanjut dan perlu pemeriksaan luas
2 Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun
struktur traktus urinarius lain.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X 24 jam diharapkan pola eliminasi kembali
normal Pada pasien diharapakan :
-Observasi perubahan
status mental:, perilaku atau tingkat kesadaran
-Akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksik pada susunan saraf
pusat
-Untuk mencegah statis urin
-Aam urin menghalangi tumbuhnya kuman. Peningkatan masukan sari buah dapt berpengaruh dalm
pengobatan infeksi saluran kemih.
-Klien mendapatkan sumber informasi yang akurat berkaitan dengan keadaan yang dialaminya
-Kondisi klien membaik
-Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan beradasarkan informasi.
-Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan m,embantu mengembankan
kepatuhan klien terhadap rencan terapetik.
-nstruksi verbal dapat dengan mudah dilupakan
-Pasien sering menghentikan obat mereka, jika tanda-tanda penyakit mereda. Cairan menolong
membilas ginjal. Asam piruvat dari sari buah berri membantu mempertahankan keadaan asam urin
dan mencegah pertumbuhan bakteri
-Untuk mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan ketidakpatuhan dan membantu mengembangkan
penerimaan rencana terapeutik
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Ni made Sumarwati. Edisi: 3.
Jakrta: EGC.
Parsudi, Imam A. (1999). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI
Price, Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit: pathophysiologi
clinical concept of disease processes. Alih Bahasa: Peter Anugrah. Edisi: 4. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddart. Alih Bhasa:
Agung Waluyso. Edisi: 8. Jakarta: EGC.
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran Kemih. Edisi: 3.
Jakarta: FKUI.