Anda di halaman 1dari 4

Pemeriksaan kesehatan jiwa pada ibu hamil

Salah satu komplikasi yang serius pada fase kehamilan dan postpartum adalah gangguan jiwa
perinatal. (2) Proses kehamilan adalah suatu fase dalam kehidupan wanita dimana permasalahan
mengenai kesehatan jiwa dapat terjadi dikarena terdapat berbagai tantangan baik secara psikologis,
sosial dan biologis. (1)Gangguan jiwa pad ibu hamil dapat berupa gangguan jiwa kronis sebelum
kehamilan, gangguan yang muncul kembali saat kehamilan, dan kejadian gangguan jiwa
baru.(1)Gangguan jiwa perinatal didefinisikan sebagai gangguan jiwa yang muncul selama proses
kehamilan dan hingga 1 tahun setelah persalinan. (2)Gangguan jiwa yang umumnya muncul pada ibu
hamil adalah depresi, ansietas dan psikosis postpartum, yang umumnya bermanifestasi sebagai
gangguan bipolar. Selain depresi, psikotik dan bipolar, terdapat juga istilah baby blues atau
postpartum blues, yang ditandai dengan disforia, banyak menangis, lesu, ansietas, insomnia,
kehilangan pola makan, dan mudah tersinggung, namun beberapa penelitian lain memasukkan gejala
gangguan mood pada baby blues yaitu mood yang cepat berubah baik dari mania ke depresi dan
sebaliknya, baby blues ini umumnya terjadi pada 1-12 hari setelah melahirkan. (2) Gangguan jiwa
seperti depresi pada masa kehamilan juga mengakibatkan gangguan pada perkembangan anak seperti
pada perkembangan tingkat kecerdasan anak. (3)

Gangguan jiwa dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam usaha kesehatan pada ibu hamil,
dimulai dari pertimbangan untuk memiliki anak, stress yang dapat timbul saat mengandung, pola
makan, dan kerjasama ibu dalam menerima asuhan kesehatan dari tenaga kesehatan.(1) Beberapa
faktor risiko yang berhubungan dengan kehamilan dan dapat menyebabkan gangguan jiwa adalah
tingkat stress psikologis dan biologis yang tinggi, terutama pada kehamilan anak pertama, faktor
hormonal, faktor imunologis, kurang tidur akibat perubahan irama sirkandian, faktor genetik, dan
dapat juga penghentian obat-obatan psikotik yang bersifat teratogenik. (1)Pemasalahan jiwa pada ibu
hamil dapat mengganggu hubungan ibu dengan anaknya, selain itu juga dapat memiliki konsekuensi
jangka panjang baik pada ibu maupun anaknya, sehingga mempengaruhi mortalitas dan morbiditas
pada ibu hamil. (1)Sehingga deteksi dini dan manajemen gangguan jiwa perinatal menjadi penting
bagi ibu dan anak. (2)

Salah satu komplikasi yang serius pada fase kehamilan dan postpartum adalah gangguan jiwa
perinatal. (2)

Proses kehamilan adalah suatu fase dalam kehidupan wanita dimana permasalahan mengenai
kesehatan jiwa dapat terjadi dikarena terdapat berbagai tantangan baik secara psikologis, sosial dan
biologis. (1)

Gangguan jiwa pad ibu hamil dapat berupa gangguan jiwa kronis sebelum kehamilan, gangguan yang
muncul kembali saat kehamilan, dan kejadian gangguan jiwa baru.(1)

Gangguan jiwa perinatal didefinisikan sebagai gangguan jiwa yang muncul selama proses kehamilan
dan hingga 1 tahun setelah persalinan. (2)
Gangguan jiwa yang umumnya muncul pada ibu hamil adalah depresi, ansietas dan psikosis
postpartum, yang umumnya bermanifestasi sebagai gangguan bipolar. (2)

Selain depresi, psikotik dan bipolar, terdapat juga istilah baby blues atau postpartum blues, yang
ditandai dengan disforia, banyak menangis, lesu, ansietas, insomnia, kehilangan pola makan, dan
mudah tersinggung, namun beberapa penelitian lain memasukkan gejala gangguan mood pada baby
blues yaitu mood yang cepat berubah baik dari mania ke depresi dan sebaliknya, baby blues ini
umumnya terjadi pada 1-12 hari setelah melahirkan. (2)

Gangguan jiwa seperti depresi pada masa kehamilan juga mengakibatkan gangguan pada
perkembangan anak seperti pada perkembangan tingkat kecerdasan anak. (3)

Gangguan jiwa dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam usaha kesehatan pada ibu hamil, dimulai
dari pertimbangan untuk memiliki anak, stress yang dapat timbul saat mengandung, pola makan, dan
kerjasama ibu dalam menerima asuhan kesehatan dari tenaga kesehatan.(1)

Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan kehamilan dan dapat menyebabkan gangguan jiwa
adalah tingkat stress psikologis dan biologis yang tinggi, terutama pada kehamilan anak pertama,
faktor hormonal, faktor imunologis, kurang tidur akibat perubahan irama sirkandian, faktor genetik,
dan dapat juga penghentian obat-obatan psikotik yang bersifat teratogenik. (1)

Pemasalahan jiwa pada ibu hamil dapat mengganggu hubungan ibu dengan anaknya, selain itu juga
dapat memiliki konsekuensi jangka panjang baik pada ibu maupun anaknya, sehingga mempengaruhi
mortalitas dan morbiditas pada ibu hamil. (1)

Sehingga deteksi dini dan manajemen gangguan jiwa perinatal menjadi penting bagi ibu dan anak. (2)

(1) Jones I, Chandra PS, Dazzan P, Howard LM. Bipolar disorder, aff ective psychosis, and
schizophrenia in pregnancy and the post-partum period. Lancet 2014; 384: 178999

(2) Ohara MW, Wisner KL, Asher N, Asher H. Perinatal mental illness: Definition, description and
aetiology. Best Practice & Research Clinical Obstetrics and Gynaecology 28 (2014) 312

(3) Stein A, Pearson RM, Goodman SH, Rapa E, Rahman A, McCallum M, Howard LM, Pariante CM. Eff
ects of perinatal mental disorders on the fetus and child. Lancet 2014; 384: 180019

Pemeriksaan kesehatan mulut pada ibu hamil


Kesehatan mulut adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keluaran dari proses
persalinan. Patogen periodontal atau produknya yang mencapai plasenta dan menyebar melalui
sirkulasi janin dan cairan ketuban dapat memicu respon imunologis yang dapat menyebabkan
keguguran dan kelahiran prematur. Terdapat 2 teori mengenai mekanisme suatu mikroorganisme
memicu terjadinya reaksi inflamasi pada kompartemen feto-plasenta, yaitu jalur langsung melalui
diseminasi hematologis atau rute naik dari traktus genitourinari, dan jalur tidak langsung melalui
mediator inflamasi dari jaringan periodontal seperti TNF alfa dan PGE2m atau komponen mikroba
yang melalui hepar dan merangsang produksi sitokin (seperti IL-2) dan respon protein fase akut, yang
secara sistemik akan juga mempengaruhi kompartemen feto-plasenta. Perubahan struktur plasenta
yang disebabkan oleh infeksi maupun peradangan juga dapat meningkatkan kejadian pre-eklamsia
dan kejadian bayi berat lahir rendah jika jalur nutrisi ikut terganggu. Infeksi yang terdapat di rongga
mulut dalam menimbulkan keadaan sistemik yang meningkatkan mortalitas dan morbiditas baik pada
ibu dan fetus.

Penelitian epidemiologis juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara


kejadian periodontitis pada ibu hamil dan keluaran persalinan yang tidak diharapkan seperti berat
bayi lahir randah, kelahiran prematur dan preeklamsia pada ibu. Selain itu pula, kunjungan rutin
pemeriksaan kehamilan juga bisa digunakan untuk meningkatkan tingkat kesehatan rongga mulut ibu
hamil. Hal-hal ini yang menyokong bahwa tindakan perawatan gigi pada ibu hamil perlu dilakukan.

PERPART

Kesehatan mulut adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keluaran dari proses persalinan.
Patogen periodontal atau produknya yang mencapai plasenta dan menyebar melalui sirkulasi janin
dan cairan ketuban dapat memicu respon imunologis yang dapat menyebabkan keguguran dan
kelahiran prematur. (1)

Terdapat 2 teori mengenai mekanisme suatu mikroorganisme memicu terjadinya reaksi inflamasi
pada kompartemen feto-plasenta, yaitu jalur langsung melalui diseminasi hematologis atau rute naik
dari traktus genitourinari, dan jalur tidak langsung melalui mediator inflamasi dari jaringan
periodontal seperti TNF alfa dan PGE2m atau komponen mikroba yang melalui hepar dan merangsang
produksi sitokin (seperti IL-2) dan respon protein fase akut, yang secara sistemik akan juga
mempengaruhi kompartemen feto-plasenta. (3)

Perubahan struktur plasenta yang disebabkan oleh infeksi maupun peradangan juga dapat
meningkatkan kejadian pre-eklamsia dan kejadian bayi berat lahir rendah jika jalur nutrisi ikut
terganggu. Infeksi yang terdapat di rongga mulut dalam menimbulkan keadaan sistemik yang
meningkatkan mortalitas dan morbiditas baik pada ibu dan fetus. (1)

Madianos PN, Bobetsis YA, Offenbacher S. Adverse pregnancy outcomes (APOs)and periodontal
disease: pathogenic mechanisms. J Clin Periodontol 2013; 40 (Suppl. 14): S170S180. doi:
10.1111/jcpe.12082.
Penelitian epidemiologis juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara kejadian
periodontitis pada ibu hamil dan keluaran persalinan yang tidak diharapkan seperti berat bayi lahir
randah, kelahiran prematur dan preeklamsia pada ibu. Selain itu pula, kunjungan rutin pemeriksaan
kehamilan juga bisa digunakan untuk meningkatkan tingkat kesehatan rongga mulut ibu hamil.
Hal-hal ini yang menyokong bahwa tindakan perawatan gigi pada ibu hamil perlu dilakukan. (2) (3)

(2) Ide M, Papapanou PN. Epidemiology of association between maternal periodontal

disease and adverse pregnancy outcomes systematic review. J Clin Periodontol

2013; 40 (Suppl. 14): S181S194. doi: 10.1111/jcpe.12063

(3) Sanz M, Kornman K, and on behalf of working group 3 of the joint EFP/AAP workshop.
Periodontitis and adverse pregnancy outcomes: consensus report of the Joint EFP/AAP Workshop on
Periodontitis and Systemic Diseases. J Clin Periodontol 2013; 40 (Suppl. 14): S164S169. doi:
10.1111/jcpe.12083.

Anda mungkin juga menyukai