Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB III
PELAKSANAAN OJT
11
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
12
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
13
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
c. Pemancar HF
Pemancar HF adalah suatu peralatan yang digunakan sebagai radio
komunikasi penerbangan yang meliputi :
14
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
15
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
16
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
17
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
18
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
19
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
20
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
21
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
22
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
23
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
b. Glide Path
Glide Path, yaitu peralatan navigasi yang memberikan informasi
sudut pendaratan pesawat + 3oterhadap runway. Glide Path bekerja pada
frekuensi Ultra High Frequency (UHF) antara 328.6 MHz 335.4 MHz
dengan jangkauan penerimaan + 10 NM. Antenna Glide Plath terletak pada
jarak + 300 m dari threshold pendaratan dan + 120 m dari center line
landasan.
Prinsip kerja Glide Path adalah untuk memberikan informasi sudut
pendaratan pada bidang vertikal. Untuk menghasilkan hal tersebut antenna
Glide Path dipasang pada tiang vertikal, satu antenna di atas antenna yang
lain. Tanah di depan antenna Glide Path berfungsi sebagai reflektor dan
sudut pendaratan yang ditentukkan oleh tinggi antenna terhadap tanah.
24
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
c. Marker Beacon
Marker Beacon, yaitu peralatan navigasi yang memberikan informasi
berupa audio dan visual untuk mengetahui jarak pesawat terhadap runway.
Marker Beacon bekerja pada frekuensi Very High Frequency (VHF) yaitu
75 MHz. Dalam beberapa hal Marker Beacon tidak dipasang, sebagai
25
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
26
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
27
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
28
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
29
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
En-route VOR
Beroperasi pada range frekuensi 108-112 MHz dan mempunyai
power output sebesar 100-200 watt dengan jangkauan sampai dengan
200 NM. Station VOR memancarkan energi RF yang dimodulasikan
dengan sinyal phase Refference dan Variable. Sinyal refference
dipancarkan secara omnidirectional yaitu yang mempunyai phase yang
sama di segala arah. Seddangkan sinyal variabel dopancarkan
directional dalam bentuk beam dan diputar 360o dengan putaran 1800
RPM.
Terminal VOR
Beroperasi pada range frekuensi 108-112 MHz dan mempunyai
power output sebesar 50 watt dengan jangkauan sampai dengan 25 NM.
Pengklasifikasian VOR berdasarkan prinsip pemancar, yaitu :
CVOR (Conventional VOR)
Sistem ini memancarkan sinyal 30 Hz FM sebagai sinyal
Refference dan memancarkan 30 Hz AM sebagai sinyal Variabel. VOR
jenis ini rentan terhadap pantulan, maka dari itu hasil azimuthnya
kurang akurat.
DVOR (Doppler VOR)
Memancarkan sinyal 30 Hz AM sebagai sinyal Refference dan
menghasilkan pancaran sinyal 30 Hz FM sebagai sinyal Variabelnya.
Sinyal FM dihasilkan dari efek Doppler. VOR sideband sinyal
didistribusikan ke 48 sideband antenna yang dipasang pada sebuah
counterpoise dengan diameter sekitar + 13 m. Karena informasi bearing
dipancarkan oleh gelombang FM, keuntungan dari sistem ini adalah
tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh obstacle.
30
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
Spesifikasi Utama :
Frekuensi range : 108 118 MHz
31
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
32
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
33
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
34
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
bagian receiver. Jika output pada receiver Radar cukup besar, maka objek
tersebut akan dapat dideteksi.
Radar pada umumnya menentukan lokasi sebuah target pada jarak dan
sudut tertentu, akan tetapi sinyal echo juga dapat memberikan informasi
mengenai keadaan dari target tersebut. Output pada receiver akan ditampilkan
pada display, kemudian operator yang akan menentukan apakah target yang
dideteksi tersebut ada atau tidak, atau output pada receiver akan diproses
dengan menggunakan alat-alat elektronik yang canggih secara otomatis untuk
menujukkan keberadaan target dan menentukan track target dari pendeteksian
yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Dengan menggunakan
Automatic Detectinand Track (ADT) dalam proses pendeteksian, operator
biasanya ditunjukkan dengan proses track target daripada pendeteksian yang
dilakukan dengan menggunakan Radar biasa.
Secara umum dapat digambarkan blok diagram Radar sebagai berikut :
Antenna Duplexer
35
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
36
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
mengenai target objek yang bergerak (moving target) maupun objek yang
diam (fixed target), maka objek-objek itu akan merefleksikan RF energy.
Refleksi dari RF ini disebut echo. Echo yang tertangkap pada antenna Radar
selanjutnya akan diproses di receiver untuk mendapatkan informasi.
Untuk dapat memisahkan atau membedakan jenis objek yang bergerak
(moving target) dan objek yang diam (fixed target), maka pada bagian
penerima di Radar station dilengkapi dengan sistem Moving Target Indicator
(MTI). Sistem MTI berfungsi untuk mendeteksi obejk yang bergerak saja
seperti pesawat, sehingga objek yang ditampilkan pada display hanyalah
objek-objek yang bergerak saja.
Apabila gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh primary radar
tersebut mengenai benda yang berada di udara maupun di daratan, maka
energi gelombang elektromagnetik tersebut sebagian akan dipantulkan
kembali ke arah pengiriman dan selanjutnya tertangkap oleh antena yang ada
pada stasiun radar. Sinyal pantulan tersebut dikenal dengan echo yang terdiri
dari fixed echo dan moving echo. Selanjutnya sinyal tersebut diproses untuk
menentukan posisi, azimuth, jarak dan kecepatan bila benda tersebut bergerak
dengan mengunakan prinsip Doppler effek, jadi benda yang bergerak dan
tidak bergerak dapat dipisahkan berdasarkan prinsip kerjanya radar primary
sering juga disebut sebagai pasif radar karena hanya bekerja atas dasar
pengiriman energi elektromagnetik dan penerimaan echo pantulan.
37
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
38
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
oleh Radar station. Alat yang terdapat di objek (pesawat) yang digunakan
untuk menjawab sinyal dari Radar station disebut Transponder. Dengan
adanya transponder, maka Radar station tidak lagi mengandalkan pantulan
echo di pesawat, selain itu karena sinyal yang dikirimkan oleh Radar
secondary berbeda dengan sinyal dari Radar primary.
Sinyal interogasi yang dikirimkan oleh Radar station disebut mode,
sedangkan sinyal jawaban yang dikirimkan oleh transponder di pesawat
adalah code. Secara umum proses pendeteksian pesawat dengan menggunakan
SSR digambarkan sebagai berikut :
Interogation Mode
P3 Transponder
P2 Transmitter
P1
Receive
rrr
F2
F1
Replay Code
Interrogator
Transmitter
Receive
r
39
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
40
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
41
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
Pada sistem SSR dengan monopulse ada tambahan sinyal yang diterima
yang dikenal dengan difference beam ( channel), sehingga membutuhkan
tiga receiver untuk memproses informasi yaitu untuk menerima channel,
channel dan channel.
Pada gambar di bawah ini menunjukkan sum dan difference beam.
Pengukuran kuat sinyal di receiver channel dan channel digunakan untuk
menentukan apakah posisi pesawat ada pada main beam. Beam antena adalah
simetris antara titik tengah terhadap kedua sisi channel maupun channel.
Rasio sinyal antara terhadap yang sama dapat ditemukan pada dua
tempat, di sisi yang berbeda dari titik tengah. Sisi dimana sinyal datang dapat
ditentukan dengan mengukur phase relatif antara channel dengan channel,
yang berbeda phase 180 antara dua sisi tersebut.
beam
beam beam
OB
A
42
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
dihasilkan adalah nol maka koresksi sudut yang diberikan terhadap boresight
adalah nol karena pesawat berada pada boresight. Jika tegangan yang
dihasilkan adalah positif maka koreksi sudut yang diberikan adalah
penambahan terhadap sudut boresight karena pesawat berada di sebelah kanan
boresight. Jika nilai tegangan yang dihasilkan adalah negatif maka koreksi
sudut yang diberikan adalah pengurangan terhadap sudut boresight karena
pesawat berada di sebelah kiri boresight.
43
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
44
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
45
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
JAYAPURA
WAJJ
PONTIANAK SORONG
WIOO WASS
46
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
47
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
48
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
49
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
NNNN Ending
Server AMSC
50
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
51
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
52
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
53
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
b. ADPS-AFTN
Aeronautical Data Processing System (ADPS) merupakan sub
sistem (support) Jakarta Automated Air Traffic Control System (JAATS)
yang berfungsi memproses aeronautical messages terdiri dari Flight Plan
(update messages, co-ordination messages, supplementary messages, air
traffic flow management messages), NOTAMs, SNOWTAMs, ASHTAMs
dan METAR, SPECI, SIGMET, AIRMET, TAF dan PIB. Semua berita
tersebut merupakan data dukung dalam proses pemanduan lalu lintas udara.
Pertukaran data atau berita penerbangan untuk koordinasi antar bandara
melalui sistem Automatic Message Switching Center (AMSC) dengan
jaringan Aeronautical Fixed Telecommunication Network (AFTN).
Sistem kerja ADPS menggunakan redundancy ganda untuk
memastikan data selalu tersedia serta bersifat expendable, dapat digunakan
sampai 64 terminal tanpa mengganti hardware. ADPS terdiri dari dua
sistem komputer sentral yang berfungsi sebagai ADPS primary dan
standnby, peralatan change over, workstation operator, dan printer.
Komunikasi antara ADPS primary dan standby disediakan oleh LAN, yang
tugasnya mengijinkan komunikasi antara ADPS primary, terminal, dan
printer. Komunikasi eksternal yang terpisah dari LAN, dibuat melalui unit
switching line A/B.
ADPS memiliki 11 aplikasi yang harus berjalan pada ADPS yang
main agar ADPS berfungsi dengan semestinya, 11 sub program aplikasi
tersebut, yaitu :
1. Java, berfungsi untuk memasukkan input ke data base dari luar.
2. Mysqld_safe, berfungsi untuk menyimpan data base oleh operating
sistem.
3. Mysqld, berfungsi untuk mengatur data base oleh operating sistem.
4. Sqlstatus, berfungsi untuk mengatur status sql.
5. Trigsql, berfungsi untuk mentrigger sql.
54
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
55
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
G
Gambar 2.34 Blok Diagram ADPS
56
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
Sistem Hardware
Pada APDS terdapat dua server yaitu server AFTN yang berfungsi
untuk mengecek pesan sesuai dengan format beritanya (ATS, Notam atau
Meteo) dan server ADPS yang berfungsi untuk mengelompokkan pesan
yang masuk dari AFTN dan merekam data pesan ke tape backup dan data
storage.
1. Dua sistem sebagai Main dan Standby yang masing-masing memiliki
dua server, yaitu server ADPS dan serever AFTN.
2. Change Over Unit.
3. Data Storage.
4. Peripheral terdiri dari :
Operator Workstation
Page Information Display (PID) Touch Screen Workstation
Workstation
System Administrator
Technical Supervision AFTN
System Switching (CISCO dan LAN)
5. System Interconnection atau Network.
Sistem Software :
1. Server ADPS : Operating System LINUX RED HAT
ENTERPRISE VERSI 4
2. Server AFTN : Operating System UNIX QNX VERSI 4.2.2
3. Data Base : Mysql
4. Workstation :
WS ADPS : Operating System WINDOWS XP
Supervision AFTN :UNIX QNX VERSI 4.2.2
57
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
Gambar2.35 ADPS-AFTN
c. Web Server
Web Server berfungsi untuk mempermudah maskapai
penerbangan dalam mengetahui informasi-informasi tentang sebuah
pesawat yang akan beroperasi. Informasi-informasi tersebut didapat dari
AMSC yang telah diolah dalam ADPS. Web server berisikan PIB (Pre-
flight Information Buletin) yang berisi kumpulan notam-notam route.
58
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
59
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
AMSC ADPS
E-charting Workstation
Gambar 2.39 : Blok Diagram E-Charting
e. ATIS
ATIS merupakan singkatan dari Automatic Terminal Information
Service yang berfungsi sebagai pemberi informasi cuaca seperti arah angin,
kecepatan angin, QNH, dan QFE kepada pilot berupa suara dengan cara
broadcast. Berita tersebut diperbarui setiap 30 menit. Berita tersebut
didapat dari AWOS (Automatic Weather Observer System). ATIS Bandar
Udara International Soekarno-Hatta.
f. Converter
Converter merupakan server yang berfungsi untuk merubah
format present menjadi format new flight plan. Converter terintegrasi
60
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
61
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
62
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
63
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
meliputi data winds aloft, suhu, dan tekanan barometer atau ketinggian
pesawat dari rata-rata permukaan air laut (QNH).
64
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
65
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
simultan dari pesan ADS, sebaik data track radar. Jika baik data track
radar dan data ADS ada, display situasi ADS akan ter update. Repeater
Cabletron digunakan untuk komunikasi internal antar processor ADS.
Perangkat lunak ADS memfasilitasi on line data link dari pesan ATC
antara ATC dan pesawat yang dilengkapi transponder ADS.
66
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
3.3 Permasalahan
3.3.1 Divisi Teknik Telekomunikasi Udara
1. Radio Komunikasi
Paraf
No Hari, Tanggal Uraian Kegiatan
Supervisor
1. Senin, 3 April Laporan pembimbing On The Job
2017 Training (OJT) dari ATKP
Surabaya kepada General
Manager Airnav kantor cabang
utama Soekarno Hatta
Pembagian anggota OJT oleh
supervisor Ary Susetyo
2. Selasa, 4 April Menjelaskan struktur orgaisasi
yang ada di Airnav Soekarno
2017
Hatta
Menyolder kabel pada interface
terminal 25 di Main Euipment
Room (MER)
Tes audio receiver dengan
melepas kabel jumper pada box
audio receiver untuk dipasang
tone checker.
Mendeteksi tone checker pada
Main Distribution Frequecy
(MDF) yang didapatkan
outputnya pada terminal 21 A2.
Melepas kabel jumper yang
semula dipasang pada terminal 25
untuk dipindahkan ke terminal 21
A2. VHF transmitter normal
kembali M. Firmansyah
3. Rabu, 5 April Mencari sebab frekuensi 121,75
Mhz di tower yang audionya
2017
terputus-putus setelah mendapat
laporan dari ATC.
Frekuensi 121,75 Mhz pindah ke
secondary 119,3 Mhz dan suara
normal kembali
67
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
68
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
69
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
70
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
71
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
M.Siro
72
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
Bhekti
3. Kamis, 17 Mei Kalibrasi LLZ25L
2017 Andi Wibowo
4. Senin Cek parameter peralatan di
runaway utara lewat LMMS
(GP07L, LLZ07L, MM07L,
GP25R, LLZ25R, MM25R,
DVOR IMU, DME)
M.Sugeng
5. Rabu, 23 Mei Kalibrasi LLZ07R
2017
M. Sirojuddin
73
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
M. Riska A F
5. Jumat, 5 Mei Memeriksa power amplifier
pada radar Cengkareng 1,
2017
Cengkareng 2 dan Cengkareng
3. Power Amplifier untuk Radar
SSR pada Cengkareng 1
Aditya
bermasalah dan yang lain
normal
8. Senin, 8 Mei Target hilang pada sekitar area
2017 hanggar GMF selama kurang
lebih 6 detik.
Setelah dianalisa target hilang
saat memilih multitracking pada
display radar
9. Selasa, 9 Mei Membuat report recording radar
dengan SMS
2017 Untung Legowo
10 Jumat, 12 Mei Kalibrasi GP07L
2017
M.Siro
74
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
Bhekti
3. Kamis, 17 Mei Kalibrasi LLZ25L
2017 Andi Wibowo
4. Senin Cek parameter peralatan di
runaway utara lewat LMMS
(GP07L, LLZ07L, MM07L,
GP25R, LLZ25R, MM25R,
DVOR IMU, DME)
M.Sugeng
5. Rabu, 23 Mei Kalibrasi LLZ07R
2017
M. Sirojuddin
9. Selasa, 25 April Mengupas outer jacket kabel FO
dengan menggunakan seat slitter
2017 Untung
Legowo
10 Rabu, 26 April Belajar routing kilo mux di MER
dengan menggunakan aplikasi
2017
routing yang dihubungkan
dengan kabel console Untung
Legowo
11 Kamis, 27 April Mencari kabel FO pemancar yang
putus pada titik 1,7 km dari MER
2017
dengan menggunakan OTDR
Menyelidiki kabel FO tersebut,
yakni disebelah tol
Kabel putus dikarenakan ada
proyek avtur.
Instalasi kabel UTP dari BO ke
75
AkademiTeknikdanKeselamatanPenerbangan Surabaya OJT-BandaraInternasionalSoetta
BAMBANG SURYADI
76