Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN III

PENGUKURAN ENERGI LISTRIK

3.1 Tujuan Percobaan


1. Untuk mengukur pemakaian energi listrik dan faktor yang
mempengaruhi
2. Untuk mengetahui ketelitian kWh-meter

3.2 Alat-alat yang dipergunakan


1. kWh-meter 3 fase 1 buah
2. kWh-meter 1 fase 3 buah
3. cos-phi-meter 1 buah
4. Wattmeter 1 fase 1 buah
5. Voltmeter 1 buah
6. Amperemeter 1 buah
7. Stop Watch 3 buah
8. Beban lampu secukupnya
9. Konektor secukupnya

3.3 Teori Dasar


3.3.1 Energi Listrik
Energi listrik adalah kemampuan untuk melakukan atau menghasilkan
usaha listrik (kemampuan yang diperlukan untuk memindahkan muatan dari satu
titik ke titik yang lain). Energi listrik dilambangkan dengan W.
Sedangkan perumusan yang digunakan untuk menentukan besar energi listrik
adalah :

W = Q . V....................................3.1
3.3.2 Kwh Meter
Kwh meter adalah alat yang digunakan oleh pihak PLN untuk menghitung
besar pemakaian daya konsumen. Alat ini sangat umum dijumpai di masyarakat.
Bagian utama dari sebuah KWH meter adalah kumparan tegangan, kumparan arus,
piringan aluminium, dan magnet tetap yang tugasnya menetralkan piringan
aluminium dari induksi medan magnet dan gear mekanik yang mencatat jumlah
perputaran piringan aluminium. Alat ini bekerja menggunakan metode induksi
medan magnet dimana medan magnet tersebut menggerakkan piringan yang terbuat
dari aluminium. Putaran piringan tersebut akan menggerakkan counter digit sebagai
tampilan jumlah KWH nya.

3.3.3 MCB (Miniature Circuit Breaker)


MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah komponen dalam instalasi listrik
rumah yang mempunyai peran sangat penting. Komponen ini berfungsi sebagai
sistem proteksi dalam instalasi listrik bila terjadi beban lebih dan hubung singkat
arus listrik (short circuit atau korsleting). Dasar pemilihan rating arus MCB yang
ingin dipakai di perumahan tentu disesuaikan dengan besarnya langganan daya
listrik PLN yang terpasang. Karena PLN sendiri menetapkan besar langganan listrik
perumahan sesuai rating arus dari MCB yang diproduksi untuk pasar dalam negeri
Miniature Circuit Breaker (MCB) berfungsi sebagai peralatan pengaman
terhadap gangguan hubung singkat dan beban lebih yang mana akan memutuskan
secara otomatis apabila melebihi dari arus nominalnya. MCB (Miniature Circuit
Breaker) memiliki sifat
a) Arus beban dapat diputuskan bila panas yang ditimbulkan melebihi dari
panas yang di Izinkan

b) Arus hubung singkat dapat diputuskan tanpa adanya perlambatan

c) Setelah dilakukan perbaikan , maka MCB dapat digunakan kembali


3.3.4 Kwh Meter Analog

Gambar 3.1 Kwh Meter Analog

Gambar 3.1 diatas merupakan gambar dari kWh meter analog salah satu
salah satu kWh meter yang biasa dipakai pada tarif listrik reguler/pascabayar.
Bagian utama dari sebuah kWh meter analog adalah kumparan tegangan koil yang
diameternya tipis, kumparan arus koil yang diameternya tebal, piringan aluminium,
dan magnet tetap. Alat ini bekerja menggunakan metode induksi medan magnet
dimana medan magnet tersebut menggerakkan piringan yang terbuat dari
aluminium kemudian magnet tetap yang tugasnya menetralkan piringan aluminium
dari induksi medan magnet yang memutarkan piringan alumunium dan gear
mekanik yang mencatat jumlah perputaran piringan aluminium. Putaran piringan
tersebut akan menggerakkan counter digit sebagai tampilan jumlah kWh. Besar
tagihan listrik berdasarkan pada angka-angka yang tertera pada kWh meter setiap
bulannya. Konstruksi dari kWh meter analog dapat digambarkan pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Kontruksi Kwh Meter


Bagian-bagian kWh meter dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Diantara piringan kWh Meter ditempatkan dengan dua buah bantalan
(atas dan bawah) yang berfungsi agar piringan dapat berputar dengan
mendapat gesekan sekecil mungkin
2. Rem magnet terbuat dari magnet permanen, mempunyai satu pasang
kutub (utara dan selatan) yang berfungsi untuk mengerem/menetralkan
ayunan perputaran piringan.
3. Roda gigi dan alat pencatat (register), sebagai media transmisi
perputaran piringan, sehingga alat pencatat merasakan adanya
perputaran untuk mencatat jumlah energi yang diukur oleh kWh meter.
4. Kumparan tegangan terdiri atas kWh meter 1 phasa sebanyak 1 set, kWh
meter 3 phasa 3 kawat sebanyak 2 set dan kWh meter 3 phasa 4 kawat
sebanyak 3 set.
5. Kumparan arus sama jumlah setnya dengan kumparan tegangan. Pada
kumparan arus dilengkapi dengan kawat tahanan atau lempengan besi
yang berfungsi sebagai pengatur cosinus phi (faktor kerja).

Medan magnet memutar piringan alumunium, arus listrik yang melalui


kumparan arus mengalir sesuai dengan perubahan arus terhadap waktu. Hal ini
menimbulkan adanya medan di permukaan kawat tembaga pada koil kumparan
arus. Kumparan tegangan membantu mengarahkan medan magnet agar menerpa
permukaan alumunium sehingga terjadi suatu gesekan antara piringan
alumunium dengan medan magnet disekelilingnya. Dengan demikian maka
piringan tersebut mulai berputar dan kecepatan putarnya dipengaruhi oleh besar
kecilnya arus listrik yang melalui kumparan arus. Koneksi kWh meter dimana
ada empat buah terminal koneksi dari kWh meter yang terdiri dari dua buah
terminal masukan dari jala-jala listrik PLN dan dua buah terminal keluaran yang
akan menyuplai tenaga listrik ke rumah. Dua terminal masukan di hubungkan ke
kumparan tegangan secara paralel dan antara terminal masukan dan keluaran di
hubungkan ke kumparan arus.
KWh meter berarti kilo watt hour meter dan kalau diartikan menjadi n
ribu watt dalam satu jamnya. Jika membeli sebuah kWh meter maka akan
tercantum x putaran per kWh, artinya untuk mencapai 1 kWh dibutuhkan putaran
sebanyak x kali putaran dalam setiap jamnya. Contohnya jika 1200 putaran per
kWh, maka harus ada 1200 putaran setiap jamnya untuk dikatakan sebesar satu
kWh. Pada umumnya setiap kWh meter mempunyai spesifikasi dari meteran
listrik tersebut. Konstanta kWh meter selalu diikuti satuan PUTARAN/ kWh
atau PUT/ kWh. Sebagai contoh adalah konstanta 1200 Put/ kWh. Maksudnya,
untuk menghasilkan angka 1 kWh di stand meter piringan kWh harus berputar
sebanyak 1200 kali. Jumlah kWh itu secara kumulatif dihitung dan pada akhir
bulan dicatat oleh petugas, besarnya pemakaian lalu dikalikan dengan tarif dasar
listrik atau TDL ditambah dengan biaya abodemen dan pajak menghasilkan
jumlah tagihan yang harus dibayarkan setiap bulannya.

3.3.5 Kwh Meter Digital


KWh meter digital merupakan kWh meter yang dirancang dengan
menggunakan komponen elektronik sebagai pemroses utama. kWh meter digital
dalam penggunaannya terdapat dua jenis yaitu pascabayar dan prabayar. Cara
kerja kWh meter digital pascabayar sama dengan kWh meter analog. Sedangkan
kWh meter digital prabayar dilengkapi dengan display informasi, keypad untuk
memasukkan angka kode token/Stroom atau perintah lainnya. Secara teknis
operasional sistem listrik prabayar dikenal ada 2 sistem yaitu sistem 1 (satu) arah
dan sistem 2 (dua) arah, perbedaan yang mendasar pada operasionalnya untuk
listrik prabayar 1 (satu) arah adalah komunikasi antara meter prabayar dengan
vending sistem adalah melalui media token berupa 20 digit angka yang
dimasukkan pada keypad kWh meter prabayar, sedangkan pada sistem 2 arah
komunikasi antara vending sistem dengan meter prabayar melalui media Smart
card/smart key yang di isi ulang melalui card charger kemudian dimasukkan
pada kWh meter prabayar. Salah satu contoh pada kWh meter dengan sistem 1
(satu) arah adalah kWh merek Actaris ACE9000 IBS. Berikut ini adalah fitur-
fitur yang ada pada kWh meter prabayar.
Cara kerja kWh meter digital secara umum adalah dengan menghitung
secara digital jumlah penggunaan energi listrik pelanggan. Untuk mendeteksi
atau mengukur tegangan dan arus listrik digunakan sensor arus. Keluaran dari
sensor tersebut akan dikonversi menjadi data digital yang kemudian akan diolah
pada bagian mikrokontroler untuk menghasilkan harga atau jumlah pemakaian
listrik pelanggan yang kemudian akan ditampikan pada LCD. Selain ditampilkan
pada LCD, data juga disimpan pada memori. Data yang tersimpan pada memori
tidak hanya data dari kWh meter saja, tetapi juga nilai dari besaran pulsa. Besaran
pulsa didefinisikan dengan angka-angka tertentu sebagai kode voucher. Apabila
kode voucher yang dimasukkan itu benar, maka besar pulsa kWh akan bertambah
dan akan berkurang seiring dengan pemakaian daya PLN. Kode voucher
dimasukkan melalui keypad dan kode yang telah dimasukkan tidak dapat
digunakan lagi. Data-data ini tidak boleh hilang saat tidak ada supply, oleh
karena itu diperlukan sebuah mikrokontroler yang memiliki EEPROM internal.
Relay digunakan untuk memutuskan daya PLN bila pulsa prabayar habis.

3.3.6 Pengukuran Menggunakan Fase

Mengukur energi listrik pada dasarnya mengukur besarnya daya listrik


yang digunakan dalam waktu tertentu.

kWh = 1xVxt/1000...3.2

Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat dikembangkan metode pengukuran


lebih lanjut.

A. Kwh Meter Satu Fase

R
V Beban
0

Gambar 3.3 Rangkaian KWH Meter Satu Fase


kWh-meter satu fase mempunyai satu kumparan arus dan satu kumparan tegangan.

VI cos h
KWh ....(3.3)
1000

Dimana:

V = Tegangan fase-nol (Volt)

I = Arus beban (A)

cos = Faktor daya

B. Kwh Meter 3 Fase

R R
S S
T T
V
0 0

Gambar 3.4 Rangkaian KWH meter 3 Phase

kWh-meter 3 fase dengan 4 saluran, memiliki 3 kumparan arus dan 3 kumparan


tegangan. Pengukuran energi ketiga fasenya adalah:

3VI cos h
kWh (3 ) (3.4)
1000

Dimana:

V = Tegangan fase-nol beban (Volt)

I = Arus beban (A)

cos = Faktor daya


3.4 Langkah Percobaan
3.4.1 Pengukuran Energi Satu Fase

W cos A kW
h

Z Z Z Z Z Z

(a) (b)

Gambar 3.5 Rangkaian Pengukuran Energi 1 Fase

Langkah-langkah:

1. Siapkan rangkaian percobaan seperti gambar 3.5


2. Pastikan kebenaran rangkaian anda !
3. Catatlah konstanta kWh (jumlah putaran/kWh) pada name platenya.
4. Siapkan beban listrik sesuai petunjuk pengawas.
5. Masukkan beban secara bertahap dan catatlah hasil penunjukkannya
(W, cos , A, dan V).
6. Siapkan rangkaian percobaan seperti gambar 3.5
7. Pastikan rangkaian anda sudah benar!
8. Siapkan beban listrik sama dengan gambar 3.5
9. Siapkan Stop watch.
10. Masukan beban secara bertahap seperti pada gambar 3.5 dan catatlah
waktu yang diperlukan untuk n putaran yang telah ditentukan.

Pertanyaan
1. Hitunglah energi berdasarkan kWh = W x t, bandingkan dengan hasil
pengukuran kWh-meter.
2. Hitunglah cos = W/A.V, bandingkan dengan hasil pengukuran cos
meter.
3. Hitunglah energi reaktif kVArh = A . V. sin
4. Buatlah tabel penyimpangan dari masing-masing pengukuran dalam
persen.
5. Buatlah grafik masing-masing penyimpangan sebagai fungsi beban dan
buatlah analisanya untuk mendapatkan kesimpulan.
3.4.2 Pengukuran Energi Tiga Fase

R kWh R k

Z2 W Z2

S kWh Z1 S h Z1

Z3 Z3
3
T kWh T

0 0
P
(a) (b)

Gambar 3.6 Rangkaian Pengukuran Energi Tiga Phase

Langkah - langkah:

1. Siapkan rangkaian seperti gambar 3.6(a)


2. Pastikan rangkaian anda sudah benar.
3. Catatlah konstanta kWh meter (jumiah putaran/kWh) yang dinyatakan
pada masing-masing name plate kWh-meter tersebut.
4. Siapkan beban listrik sesuai petunjuk pengawas.
5. Siapkan 3 buah stop watch.
6. Masukkan beban listrik secara bertahap dan catatlah waktu yang
diperlukan untuk n putaran yang telah diperlukan untuk ketiga kWh
meter.
7. Siapkan rangkaian seperti gambar 3.6(b).
8. Pastikan rangkaian anda sudah benar.
9. Catatlah konstanta kWh-meter.
10. Siapkan beban listrik sama seperti pada gambar 3.6(a).
11. Siapkan stop watch.
12. Masukkan beban secara bertahap sama seperti pada gambar 3.6 dan
catatlah waktu yang diperlukan untuk n putaran yang telah ditentukan.
13. Ulangi kedua percobaan tersebut untuk beban tak seimbang.

Pertanyaan
1. Hitung Energi 3 berdasarkan ketiga kWh-meter 1 phase pada t1= t2 = t3
untuk setiap variasi beban. Bandingkan dengan energi 3 yang
dihubungkan berdasarkan Wz1 x t3 + Wz2 x t3 + Wz3 x t3 dimana Wz1
Wz2 Wz3 adalah daya beban. Bandingkan pula dengan energi 3 phase yang
ditunjukkan oleh kWh 3 phase pada t3
2. Buatlah tabel penyimpangan dan masing-masing pengukuran dalam persen
(%).
3. Buatlah grafik dari masing-masing penyimpangan sebagai fungsi beban dan
buatlah analisanya untuk mendapatkan kesimpulan.
Lakukan hal yang sama untuk beban tak seimbang
Nama : Ferry Angga Irawan
NIM : 1605541033
Kelas : B

TUGAS PENDAHULUAN
III
Soal:

1. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan alat ukur integrasi. Berikan contohnya.
2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya energi
listrik yang terserap pada beban?
Jawaban:
1. Definisi alat ukur Integrasi
Alat ukur integrasi adalah alat ukur yang mengalami pembaharuan hingga
menjadi suatu kesatuan yang utuh.
Contoh alat ukur integrasi
Ampermeter adalah alat untuk mengukur besarnya arus yang mengalir pada
rangkaian berbeban.
Transformator arus digunakan untuk mengukur dan memonitoring arus line
dan juga digunakan untuk menghubungkan ke relay dan terhubung pada sisi
sekunder

2. Kwh = V.I.cos h (Rumus energi yang diserap beban)


1000
Dimana :
V = Tegangan (Volt)
I = Arus Beban (A)
Cos = Faktor Daya
h = Waktu (h)
Dari perumusan diatas kita bisa tau faktor faktor yang mempengaruhi
besarnya energi listrik yang terserap oleh beban.
a. Tegangan : Tegangan adalah beda potensial yang ada pada kedua titik
pada rangkaian listrik dalam satuan volt(V). Tegangan listrik
berbanding lurus dengan besarnya
b. Arus : Arus Listrik adalah jumlah muatan yang mengalir pada pengantar
listrik tiap satuan waktu dengan satuan ampere(A). Arus akan timbul
ketika adanya beda potensial dan adanya beban yang terbukti dari
hukum ohm yaitu:
V = I.R
Dan juga ada hubungannya dengan daya : P = i2R
Jadi, semakin besar arus (A) dan beban (ohm) akan berdampak pada
besarnya daya yang digunakan (watt) dan juga banyaknya energi yang diserap
(kWh).

Anda mungkin juga menyukai