Pada hari ini , tanggal., telah disetujui dan ditandatangani perjanjian oleh dan
diantara kami yang bertandatangan dibawah ini :
Dengan,
Para Pihak menyatakan setuju dan mufakat untuk mengadakan dan mengikatkan diri pada
Perjanjian Keagenan dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diuraikan pada Pasal-Pasal
sebagai berikut :
Pasal 1
KETENTUAN UMUM
Kecuali dinyatakan lain dalam perjanjian ini, setiap dan seluruh kata dan/atau istilah berikut ini
mempunyai pengertian sebagai berikut :
1. Keagenan adalah pemberian kuasa oleh PRINSIPAL PRODUSEN kepada AGEN untuk
melakukan pemasaran barang hasil produksi yang dimiliki oleh PRINSIPAL PRODUSEN.
2. PRINSIPAL PRODUSEN adalah sebuah perseroan terbatas yang bergerak di bidang
Industri Ransum Makanan Hewan yang menunjuk AGEN untuk melakukan penjualan atas
barang hasil produksi PRINSIPAL PRODUSEN.
3. AGEN adalah sebuah perseroan terbatas yang bergerak di bidang perdagangan yang
bertindak sebagai perantara untuk dan atas nama PRINSIPAL PRODUSEN untuk
melakukan pemasaran tanpa melakukan pemindahan hak atas fisik barang hasil produksi
PRINSIPAL PRODUSEN.
4. Obyek Perjanjian adalah barang hasil produksi PRINSIPAL PRODUSEN.
5. Komisi adalah imbalan yang diberikan PRINSIPAL PRODUSEN kepada AGEN atas hasil
penjualan Obyek Perjanjian yang dipasarkan AGEN.
6. PARA PIHAK adalah pihak PRINSIPAL PRODUSEN dan pihak AGEN secara bersama-
sama.
Pasal 2
STATUS KEAGENAN
Dengan ini PRINSIPAL PRODUSEN menunjuk AGEN untuk melakukan pemasaran terhadap
Obyek Perjanjian di wilayah yang ditentukan PRINSIPAL PRODUSEN.
Pasal 3
KESEPAKATAN PARA PIHAK
(1) PARA PIHAK dengan ini menyatakan setuju dan sepakat bahwa AGEN wajib:
a. Memasarkan Obyek Perjanjian sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 angka 1 Perjanjian
ini.
b. Mengusahakan dengan segala kemampuanya untuk mempromosikan dan meningkatkan
penjualan Obyek Perjanjian di wilayah yang telah ditentukan oleh PRINSIPAL
PRODUSEN sebagaimana diatur pada Pasal 2 Perjanjian ini.
c. Memenuhi target penjualan yang telah disepakati PARA PIHAK.
d. Memberikan laporan jumlah pemasaran setiap bulan kepada PRINSIPAL PRODUSEN.
e. Mencantumkan nama PRINSIPAL PRODUSEN pada hal-hal yang wajar atas
persetujuan PRINSIPAL PRODUSEN agar diketahui umum bahwa perusahaan tersebut
adalah AGEN dari PRINSIPAL PRODUSEN dan/atau Obyek Perjanjian selama
berlakunya perjanjian.
f. Menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh mengenai Obyek Perjanjian yang
mengandung rahasia dagang.
g. Melindungi kepentingan PRINSIPAL PRODUSEN terhadap barang hasil produksi
PRINSIPAL PRODUSEN.
(2) PARA PIHAK dengan ini menyatakan setuju dan sepakat bahwa PRINSIPAL PRODUSEN
wajib:
a. Melayani pemesanan Obyek Perjanjian dari AGEN sesuai dengan Purchase Order
yang disampaikan oleh AGEN kepada PRINSIPAL PRODUSEN.
b. Mengirimkan Obyek Perjanjian sesuai dengan Purchase Order yang disampaikan oleh
AGEN kepada PRINSIPAL PRODUSEN.
c. Menyediakan Brosur dan Katalog yang berisi spesifikasi dan harga Obyek Perjanjian
kepada AGEN.
d. Memberitahukan kepada AGEN setiap terdapat perubahan harga dan/atau perubahan
jenis Obyek Perjanjian.
Pasal 4
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
(1) PARA PIHAK dengan ini menyatakan setuju dan sepakat bahwa Perjanjian ini berlaku sejak
tanggal . sampai dengan tanggal ..
(2) Dalam hal salah satu PIHAK atau PARA PIHAK bermaksud memperpanjang jangka waktu
perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, maka:
a. PARA PIHAK wajib mulai berunding selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender
sebelum tanggal berakhirnya perjanjian ini; dan
b. PARA PIHAK wajib melaksanakan perpanjangan perjanjian secara tertulis paling lambat
30 (tiga puluh) hari kalender sebelum tanggal berakhirnya perjanjian ini.
Pasal 5
LARANGAN BERKOMPETISI
AGEN dilarang baik secara langsung maupun tidak langsung membuat, memasarkan,
menawarkan untuk menjual barang sejenis dengan Obyek Perjanjian baik yang sekarang ada
maupun yang akan ada dikemudian yang dapat mengakibatkan dan/atau berpotensi menimbulkan
persaingan langsung di wilayah mana pun juga.
Pasal 6
TARGET PEMASARAN
(1) Kegiatan pemasaran dilakukan oleh AGEN dengan menggunakan jaringan pemasaran milik
AGEN berdasarkan target pemasaran.
(2) Target pemasaran sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah sebesar . ton setiap
tahun.
(3) Pencapaian target pemasaran setiap tahunnya dilakukan dengan mekanisme pelaporan setiap
tanggal 1 dibulan berikutnya.
Pasal 7
KOMISI
(1) Komisi diberikan kepada AGEN setiap bulan berdasarkan pencapaian target yang dibuktikan
dengan Berita Acara Pencapaian Bulanan yang di sampaikan kepada PRINSIPAL
PRODUSEN sesuai dengan target pencapaian sebagaimana diatur pada Pasal 6 Perjanjian
ini.
(2) AGEN berhak mendapatkan komisi dari PRINSIPAL PRODUSEN sebesar .. % dari
harga jual kali jumlah Obyek Perjanjian yang dipasarkan setiap bulannya yang dibuktikan
dengan Berita Acara Pencapaian sebagaimana diatur pada ayat (1) Pasal ini.
(3) AGEN berhak mendapatkan bonus dari PRINSIPAL PRODUSEN apabila target pemasaran
melebihi 100% dari target yang telah ditentukan sebagaimana diatur pada Pasal 6 ayat (2)
dan dibuktikan dengan Berita Acara Pencapaian Tahunan, AGEN berhak mendapatkan
bonus sebesar % dari harga jual kali jumlah Obyek Perjanjian yang dipasarkan dalam
waktu 1 (satu) tahun.
(4) Komisi dan bonus yang diberikan sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini belum termasuk
pajak-pajak yang timbul dari ketetapan Instansi yang berwenang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di bidang pajak.
Pasal 8
CARA PEMBAYARAN KOMISI
(1) PARA PIHAK dengan ini menyatakan setuju dan sepakat bahwa PRINSIPAL PRODUSEN
akan melaksanakan pembayaran komisi sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 Perjanjian ini
kepada AGEN dengan cara transfer dengan rincian sebagai berikut :
Penerima :
Nama Bank :
No Rekening :
Dalam waktu maksimal 14 (empat belas) hari kalender setelah dipenuhi seluruh syarat
penagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini dengan benar dan lengkap.
(2) Syarat penagihan komisi yang wajib dipenuhi oleh AGEN pada setiap kali pengajuan tagihan
komisi kepada PRINSIPAL PRODUSEN adalah sebagai berikut :
a. Fotokopi Perjanjian ini;
b. Berita Acara Pencapaian Bulanan sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 Perjanjian ini;
c. Surat tagihan bermaterai cukup; dan
d. Syarat-syarat lain yang dipersyaratkan oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 9
SANKSI
(1) PARA PIHAK menyatakan setuju dan sepakat bahwa AGEN akan dikenai sanksi
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang Rahasia Dangan apabila :
a. AGEN dengan sengaja mengungkapkan rahasia dagang atau mengingkari kesepakaan
atau kewajiban yang tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga rahasia dagang
sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) huruf f yang menyebabkan pihak lain dapat
membacanya, menyalin dalam bentuk lain, menyiarkannya, menyebarkan dengan cara
apapun, yang menyebabkan orang lain tahu akan rahasia tersebut.
b. AGEN memperoleh atau menguasai rahasia dagang tersebut dengan cara yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) PARA PIHAK menyatakan setuju dan sepakat bahwa PRINSIPAL PRODUSEN berhak
untuk memutus secara sepihak dan sewaktu-waktu apabila AGEN melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud Pasal 5 Perjanjian ini.
(3) PARA PIHAK dengan ini menyatakan setuju dan sepakat bahwa PRINSIPAL PRODUSEN
berhak memutus Perjanjian ini secara sepihak dan sewaktu-waktu, jika AGEN tidak dapat
mencapai target pemasaran sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (2) sebanyak 2 (dua) kali
berturut-turut.
(4) PARA PIHAK setuju dan sepakat apabila AGEN tidak melaksanakan prestasi dan/atau
kewajiban sebagaimana yang dimaksud dalam Perjanjian ini, maka AGEN wajib mengganti
biaya, rugi dan bunga (kosten, schaden, interesten) yang nyata-nyata telah diderita dan
dikeluarkan oleh PRINSIPAL PRODUSEN.
(5) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), (3) Pasal ini, tidak berlaku jika terjadi
hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 Perjanjian ini.
Pasal 10
JAMINAN
(1) AGEN wajib bertanggung jawab untuk mengganti secara penuh atas kerugian PRINSIPAL
PRODUSEN yang diakibatkan oleh kesalahan dan/atau kelalaian AGEN.
(2) AGEN bertanggung jawab untuk memenuhi dan melaksanakan seluruh kewajiban yang
terdapat pada Perjanjian ini.
Pasal 12
ADDENDUM
(1) PARA PIHAK sepakat apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan, kekurangan, dan/atau
penambahan pada Perjanjian ini maka akan diadakan perubahan atau addendum sebagaimana
perlunya dimana perubahan atau addendum tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dari
Perjanjian ini.
(2) Apabila pada Perjanjian ini ada ketentuan yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan sebagai akibat adanya perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
maka PARA PIHAK sepakat agar Perjanjian ini di addendum.
(3) Addendum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) Pasal ini berlaku dan mengikat jika
dibuat secara tertulis dan ditandatangani PARA PIHAK.
Pasal 13
PERSELISIHAN
(1) Apabila terjadi perselisihan mengenai interpretasi maupun implementasi Perjanjian ini, maka
PARA PIHAK setuju dan sepakat untuk menyelesaikannya secara kekeluargaan dan
mengambil jalan musyawarah untuk mufakat.
(2) Jika upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebut diatas telah dilakukan namun dalam
waktu 7 (tujuh) hari kalender tidak menghasilkan perdamaian, maka PARA PIHAK setuju
dan sepakat untuk memilih menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Surabaya, sebagai tempat kedudukan atau domisili hukum yang tetap.
Pasal 14
FORCE MAJEURE
(1) Dalam waktu paling lambat 3 (tiga) hari setelah terjadinya Force Majeure, AGEN wajib
memberikan pernyataan secara tertulis dan membuktikan kebenaran mengenai telah
terjadinya Force Majeure tersebut kepada PRINSIPAL PRODUSEN.
(2) PRINSIPAL PRODUSEN wajib memberikan jawaban secara tertulis dalam waktu 2 (dua)
hari setelah pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini diterima, apabila
PRINSIPAL PRODUSEN tidak dapat memberikan jawaban secara tertulis kepada AGEN,
maka PRINSIPAL PRODUSEN dianggap telah menyetujui terjadinya Force Majeure
tersebut.
(3) Hal-hal yang termasuk dalam kategori Force Majeure antara lain adalah sebagai berikut :
a. Bencana alam, berupa gempa bumi, angin topan, banjir, tanah longsor dan hal-hal atau
peristiwa yang dikategorikan sebagai bencana alam;
b. Kebakaran yang terjadi akibat hal-hal dan atau peristiwa diluar kesalahan dan atau
kelalaian PARA PIHAK yang tidak dapat diduga sebelumnya;
c. Kekacauan politik dan atau keamanan di Negara Republik Indonesia (termasuk keadaan
perang); dan/ atau
d. Hal-hal dan atau peristiwa hukum lainnya yang terjadi di luar kekuasaan dan/ atau
kemampuan manusia dan tidak dapat diduga sebelumnya.
(4) Pembuktian unsur-unsur terjadinya Force Majeure oleh AGEN wajib dilakukan berdasarkan
ketentuan Pasal 1244, Pasal 1245, Pasal 1444, dan Pasal 1445 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.
Pasal 15
PEMUTUSAN PERJANJIAN
(1) PRINSIPAL PRODUSEN berhak memutuskan atau mengakhiri Perjanjian secara sepihak
dan sewaktu-waktu sebelum berakhirnya Perjanjian apabila:
a. AGEN melakukan wanprestasi terhadap sebagian atau seluruh isi Perjanjian ini;
b. AGEN tidak dapat mencapai target pemasaran sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (2)
yang sudah ditetapkan PRINSIPAL PRODUSEN sebanyak 2 (dua) kali berturut-turut.
c. AGEN melakukan segala hal yang secara langsung maupun tidak langsung menghambat
dan/atau berpotensi menghambat pelaksanaan Perjanjian ini.
(2) Dalam hal terjadinya pemutusan sepihak oleh PRINSIPAL PRODUSEN sesuai dengan ayat
(1) Pasal ini, AGEN menerima keputusan tersebut dengan jelas dan tegas dan AGEN setuju
untuk tidak melakukan gugatan dalam bentuk apapun dan kapanpun setelah Perjanjian ini
ditandatangani maupun setelah berakhirnya Perjanjian ini kepada PRINSIPAL
PRODUSEN.
(3) Dalam hal AGEN sengaja melakukan pemutusan Perjanjian ini secara sepihak kecuali
terhadap alasan sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 Perjanjian ini, AGEN wajib mengganti
biaya, rugi dan bunga yang nyata-nyata telah dikeluarkan oleh PRINSIPAL PRODUSEN.
(4) Penetapan biaya, rugi dan bunga (kosten, schaden, interesten) yang dalam hal ganti rugi
terhadap pemutusan Perjanjian ini sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini, merupakan
wewenang PRINSIPAL PRODUSEN.
(5) PRINSIPAL PRODUSEN mempunyai hak untuk menahan pembayaran komisi kepada
AGEN apabila terjadi pemutusan sepihak oleh AGEN hingga kewajiban AGEN kepada
PRINSIPAL PRODUSEN berdasarkan Perjanjian ini telah diselesaikan.
Pasal 16
HUKUM YANG BERLAKU
(1) Perjanjian ini tunduk pada hukum serta peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia.
(2) PARA PIHAK sepakat untuk mengesampingkan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata.
(3) Kuasa yang diberikan berdasarkan Perjanjian ini merupakan kuasa yang tidak dapat dicabut
kembali karena alasan apapun termasuk alasan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1813
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sampai berakhirnya Perjanjian ini.
PAsal 17
KETENTUAN LAIN-LAIN
(1) Perjanjian ini tidak dapat dialihkan oleh AGEN kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis
sebelumnya dari PRINSIPAL PRODUSEN.
(2) Apabila menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik
Indonesia, terdapat satu atau lebih ketentuan dalam Perjanjian ini dinyatakan batal demi
hukum, tidak sah atau tidak dapat diberlakukan, maka batal demi hukum, tidak sah atau tidak
dapat diberlakukannya ketentuan tersebut hanya berlaku bagi ketentuan yang dinyatakan
batal demi hukum, tidak sah atau tidak dapat diberlakukan saja.
(3) Manakala terjadi hal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, PARA PIHAK harus
segera merubah, memperbaiki keadaan batal demi hukum, tidak sah atau tidak dapat
diberlakukan tersebut dengan cara yang sah dan benar serta dapat diberlakukan menurut
hukum melalui perubahan atau addendum sebagaimana perlunya di mana perubahan atau
addendum tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Perjanjian ini.
(4) Tidak ada perubahan dan/atau modifikasi dalam bentuk apapun terhadap Perjanjian ini yang
sah dan mengikat PARA PIHAK kecuali dilakukan secara tertulis dan ditandatangani oleh
PARA PIHAK.
(5) Judul-judul dalam Perjanjian ini dimaksudkan semata-mata untuk mempermudah dan tidak
akan mempengaruhi arti dan maksud serta harus diabaikan dalam interpretasi dari isi pasal-
pasal tersebut.
(6) PARA PIHAK sepakat bahwa lampiran-lampiran yang menjadi dasar dilaksanakannya
Perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang utuh dan mengikat PARA PIHAK.
(7) PARA PIHAK setuju untuk melaksanakan seluruh ketentuan dalam Perjanjian ini dengan
itikad baik dan penuh tanggung jawab.
Demikian Perjanjian ini dibuat oleh PARA PIHAK dalam keadaan sadar, sehat jasmani dan
rohani, tanpa tekanan dan/atau paksaan dari PIHAK manapun dan ditandatangani oleh PARA
PIHAK untuk dilaksanakan dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab.
Surabaya,