Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

KEWIRAUSAHAAN PENDIRIAN APOTEK


JEH FARMA
Jalan Raya Kalitanjung Kec. Harjamukti Kota Cirebon

Disusun Oleh :

Mayang Ika Oktaviana

1508010042

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2017
PROPOSAL
KEWIRAUSAHAAN PENDIRIAN APOTEK
JEH FARMA
Jalan Raya Kalitanjung Kec. Harjamukti Kota Cirebon 45143

I. LATAR BELAKANG PENDIRIAN USAHA

Salah satu bisnis di bidang farmasi dalam menyediakan sarana pelayanan


kesehatan adalah apotek. Berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan
No.1332/Menkes/SK/X/2013, maka definisi apotek adalah tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian, penyalur sediaan, dan perbekalan kesehatan lainnya
kepada masyarakat. Dalam peraturan ini seorang apoteker bertanggung jawab atas
pengelolaan apotek, sehingga pelayanan obat kepada masyarakat akan lebih
terjamin keamanan, baik kualitas maupun kuantitasnya.

Apotek memiliki dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan dan unit
bisnis. Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan kesehatan, fungsi apotek adalah
menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan masyarakat untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Sedangkan fungsinya sebagai unit bisnis, apotek
bertujuan untuk memperoleh keuntungan, dan hal ini dapat dimaklumi mengingat
investasi yang ditanam pada apotek dan operasionalnya juga tidak sedikit. Pada
saat ini kegiatan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat
sebagai komoditi menjadi pelayanan yang berfokus pada pasien yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Peran apoteker diharapkan dapat
menyeimbangkan antara aspek klinis dan aspek ekonomis demi kepentingan
pasien.

Apotek merupakan tempat pengabdian seorang apoteker yang telah


mengucapkan sumpah jabatan apoteker dimana apoteker dapat mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dalam memberikan pelayanan
kefarmasian yang berorientasi kepada pasien dalam pengobatan yang rasional.
Sebagai salah satu tenaga kesehatan, seorang apoteker harus mampu
menempatkan profesinya diantaranya yaitu pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pelayanan atas resep
dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat.

Dalam mendirikan apotek, keberadaan apotek di jalan raya kalitanjung kota


cirebon. Apotek-apotek yang berkembang di sekitar apotek yang akan di bangun
ini masih kurang dalam memberikan konseling dan informasi obat serta pelayanan
kesehatan yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

II. TUJUAN PENDIRIAN

a. Sebagai sarana pengaplikasian seorang apoteker yang telah mengucap sumpah


jabatan.
b. Memberikan konseling atau sosialisasi kepada pasien mengenai obat
c. Sebagai sarana bisnis pemilik modal
d. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan informasi akan
perbekalan farmasi (obat, bahan obat dan alat kesehatan) termasuk
memberikan edukasi dan konsultasi kesehatan kepada pasien.
e. Menyediakan berbagai macam perbekalan farmasi, dan alat kesehatan yang
terjangkau untuk masyarakat.

III. VISI DAN MISI


a. VISI
Menjadikan apotek sebagai sarana pelayanan kesehatan yang memiliki mutu
dan kualitas terpercaya dan pelayanan yang cepat dan ramah dengan
menerapkan 3S (Salam, Sapa, dan Senyum).

b. MISI
1. Menyediakan perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang terjangkau untuk
masyarakat
2. Menyeimbangkan antara dua fungsi apotek sebagai fungsi sebagai sarana
pelayanan kesehatan dan sebagai fungsi bisnis
3. Melaksanakan Pharmaceutical Care
4. Mengutamakan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan
IV. STRUKTUR ORGANISASI

APA

APING

administra PEMBANTU
AA AA AA AA KASIR UMUM
si

V. TEKNIS OPERASIONAL PENDIRIAN USAHA-USAHA BERDIRI

1. Nama Apotek : Jeh Farma


2. Alamat Apotek : jalan raya Kalitanjung Kec. Harjamukti Kota Cirebon
(45143)
3. Pengelolaan sumber daya
Untuk dapat mengelola sebuah apotek diperlukan Human Capital yang
memiliki komunikasi efektif dan elegan dalam menangani setiap kegiatan
baik yang berhubungan dengan administratif maupun pelayanan di Apotek
sehingga visi dan misi apotek dapat terlaksana. Apotek Jeh farma merekrut 9
karyawan dengan susunan sebagai berikut :
1. Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang
2. Apoteker Pendamping : 1 orang
3. Asisten Apoteker : 4 orang
4. Pembantu Umum : 1 orang
5. Kasir : 1 orang
6. Administrasi : 1 orang
Dari masing-masing karyawan memiliki tugas masing-masing, yaitu:
a. Apoteker Pengelola Apotek bertugas mengelola dalam bagian
management keuangan, pengandaan, perencanaan, penyimpanan, distribusi
dan pemasaran. Melakukan konseling kepada pasien.
b. Apoteker pendamping bertugas melakukan konseling dan bagian
pelayanan resep serta mengerjakan tugas apabila apoteker pengelola
apotek berhalangan.
c. Asisten Apoteker bertugas membantu apoteker dalam peracikan obat dan
melayani pelanggan.
d. Pembantu umum bertugas membuka dan menutup apotek , membersihkan
apotek dan menghantarkan pesanan obat dan alat kesehatan kepada pasien.
e. Kasir bertugas meng-handle keuangan setiap transaksi pembelian,
menghitung atau mengakumulasi pendapatan dan pengeluaran tiap hari.
f. Bagian administrasi bertugas mencatat identitas pasien yang ingin berobat
ke dokter.

4. Jam kerja : jam kerja dimulai pukul 07.00 21.30. jam kerja dibagi menjadi
dua shift yaitu jam 07.00-14.00 dan 14.00-21.30 ( hari minggu dan hari libur
nasional tutup). Shift 1 APA + AA (2 orang) + KASIR ( 1 orang ) masuk jam
07.00-21.30. APING + AA ( 2 orang ) + bagian Administrasi masuk kerja jam
14.00-21.30. untuk pembantu umum mulai masuk kerja jam 07.00 21.30.

5. Jam praktek dokter :


Dokter kecantikkan dimulai pukul 14.00-17.00
Dokter umum dimulai pukul 16.00 19.00

6. Tenaga kerja yang dipekerjakan harus memiliki persyaratan pendidikan


dimana untuk APA dan APING, mereka yang telah menempuh pendidikan
profesi dan telah mengucap sumpah jabatan sebagai apoteker dan memiliki
SIPA.
Untuk Asisten Apoteker adalah mereka yang lulusan D3 farmasi dan telah
disumpah sebagai tenaga teknik kefarmasian serta memiliki STRTTK.
Sehingga dapat dipercaya dalam keterampilan meracik obat.
Untuk kasir dibutuhkan minimal mereka yang lulusan SMK/SMA yang
memiliki basic akuntansi.
Bagian administrasi dibutuhkan untuk mereka yang minimal lulusan
SMA/SMK
pembantu umum mereka yang maksimal lulusan SMA.

VI. ALAT DAN PERBEKALAN YANG DIPERLUKAN

A. BANGUNAN (terlampir)
Bangunan yang digunakan untuk pembangunan apotek adalah
Bangunan yang berasal dari milik sendiri dan sudah bersertifikat serta sudah
menggunakan listrik dan air PAM. Luas tanah apotek Jeh Farma adalah 350
meter2 dengan luas bangunan sebesar 250 meter2 dan sisanya 100 meter2
adalah lahan parkir. Dan bangunan tersebut direncanakan untuk Apotek Jeh
Farma terdiri dari Ruang Racik, gudang alkes, ruang apoteker dan ruang
konseling, dapur, ruang pelayanan resep, ruang kasir, ruang tunggu pasien,
ruang praktek dokter umum, dan dokter kecantikan, toilet, mushola dan
parkiran.

B. FASILITAS

Fasilitas bangunan untuk ruang tunggu dilengkapi dengan adanya AC,


kursi tunggu panjang, lemari pendingin yang tersedia minuman dingin apabila
haus saat menunggu obat, kemudian disediakan majalah atau koran,
dilengkapi dengan TV LCD, penerangan, sumber air yang memenuhi syarat,
dan tersedia pula dengan adanya WiFi sehingga baik pasien atau pengantar
pasien dapat menggunakan WiFi sambil menunggu antre-an obat. Terdapat 2
ruang praktek dokter yaitu praktek dokter umum dan dokter kecantikan
dimana ruangannya difasilitasi dengan AC, meja kursi dll. Gedung apotek
yang bersih sehingga jika gedung bersih pasien pun akan merasa nyaman, dan
tempat sampah.
C. PERLENGKAPAN
a. Alat pembuatan, pengolahan dan peracikan, meliputi :
1. Timbangan
2. Mortir dan stamper
3. Alat-alat gelas

b. Alat perbekalan farmasi, meliputi :


1. Pot plastik berbagai ukuran
2. Lemari pendingin
3. Lemari dan rak penyimpanan obat
4. Lemari penyimpanan untuk narkotika, psikotropika, dan bahan
berbahaya lainnya

c. Wadah pembungkus dan pengemas


1. Etiket
2. Kertas puyer
3. Streples
4. Wadah pengemas dan pembungkus lainnya ( kantong plastik)

d. Alat administrasi
1. Blanko pesanan obat
2. Blanko kartu stok obat
3. Blanko copy resep
4. Blanko faktur dan nota penjualan
5. Blanko kuitansi
6. Buku penerimaan
7. Buku pembukaan keuangan
8. Buku pencatatan narkotika dan psikotropika
9. Buku pesanan narkotika dan psikotropika
10. Buku laporan obat narkotika dan psikotropika
11. Buku pencatatan penyerahan resep
12. Alat-alat tulis dan kertas
e. Perlengkapan lainnya
1. Alat pemadam kebakaran
2. Alat kasir dan kertas
3. Komputer

f. Perbekalan farmasi meliputi :


1. Obat keras
2. Obat Narkotika dan psikotropika
3. Obat bebas dan bebas terbatas
4. Obat Wajib Apotek
5. Alat kesehatan : alat-alat gelas ( beaker glass, gelas ukur, corong, dll.)
timbangan badan, pispot, masker, termometer, perban, sarung tangan,
spuit, kursi roda dan alat test gula, kolesterol, asam urat sewaktu, tensi
digital dll
6. Perlengkapan bayi ( susu, bedak, sabun, sampo, botol susu bayi,
minyak telon dll.) minuman dan makanan dll.

VII. PERPAJAKAN
a. Pajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah pajak yang dikenakan
terhadap bumi dan bangunan berdasarkan Undang-Undang no 12 tahun 1994.
PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang
ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan atau bangunan. Objek
PBB adalah Bumi daan atau Bangunan. Bumi yaitu permukaan bumi (tanah
dan perairan), dan tubuh bumi yang ada dipedalaman serta di laut Indonesia.
Apotek Jeh farma memiliki luas tanah 350 meter persegi dengan harga
jual 500.000/meter persegi. Dari tanah tersebut dibangun bangunan seluas 250
meter persegi dengan harga jual 550.000/meter persegi. Kemudian sisa dari
tanah tersebut 100 meter persegi dijadikan lahan parkir dengan harga jual
500.000/meter persegi.

Pajak yang harus dibayar adalah :

- Nilai jual tanah 350 m2 x 500.000/m2 = Rp. 175.000.000


- Nilai jual bangunan 250 m2 x 550.000/m2 = Rp. 137.500.000
- Nilai jual lahan parkir 100m2 x 500.000/m2 = Rp. 50.000.000 +
Nilai jual sebagai dasar pengenaan pajak = Rp. 362.500.000
- NJOPTKP = Rp. 10.000.000-
- NJOPKP = Rp. 352.500.000

PBB = 0,5% x 20% x Rp. 352.500.000 = 352.500/ tahun


Jadi, pajak bumi dan bangunan (PBB) yang dibayarkan oleh apotek jeh
farma sebesar 352.500/tahun

b. Pajak kendaraan bermotor


Jenis pajak yang diterapkan di Negara Republik Indonesia adalah pajak
pusat dan pajak daerah. Berdasarkan pasal 1 angka 10 undang-undang nomor
28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Definisi pajak daerah
adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutama oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Adapun pajak kendaraan bermotor
termasuk ke dalam jenis pajak provinsi yang merupakan bagian dari pajak
daerah. Pajak kendaraan bermotor sebagaimana yang didefinisikan dalam
pasal 1 angka 12 dan 13 UU penguasaan kendaraan bermotor.
Apotek jeh farmasi memfasilitasi motor apotek. Motor tersebut dibeli
Second ( bekas ) seharga Rp. 6.000.000.
Pajak kendaraan bermotor = 2% x Nilai jual Kendaraan + 60.000
Pajak kendaraan bermotor = 2% x Rp. 6.000.000 + 60.000
= 180.000 / tahun
Jadi, pajak motor yang harus dibayarkan adalah 180.000 per tahunnya.

VIII. PERMODALAN
Permodalan untuk pembangunan Apotek Jeh Farma menggunakan modal
pribadi, dimana modal tersebut milik Apoteker Pengelola Apotek (APA). Sebagai
berikut permodalannya :
1. Modal
a. Perlengkapan apotek
Biaya merehab bangunan apotek Rp. 100.000.000
Etalase kaca di depan ukuran 2x1 3 @ 2000.000 Rp. 6000.000
Meja 5 @ 120.000 Rp. 600.000
Kursi 5 @ 50.000 Rp. 250.000
Kursi ruang tunggu 4 @ 200.000 Rp. 800.000
Komputer 1 @ 3000.000 Rp. 3.000.000
Software Rp. 5.000.000
Printer 1 Rp 700.000
Alat-alat kasir Rp 500.000
Timbangan gram dan mg Rp. 4000.000
Timbangan badan 1 @ 100.000 Rp. 100.000
Lemari es 2 @1000.000 Rp. 1.000.000
Lemari narkotik dan psikotropik 1 Rp. 400.000
Alat peracikan (mortir dan stamper) 1 Rp 100.000
Alat gelas Rp. 200.000
Perlengkapan administrasi Rp. 500.000
Buku standar kefarmasian Rp. 300.000
Stampel apotek Rp. 25.000
Telpon Rp. 400.000
Kendaraan Rp. 6.000.000
Kalkulator 3 @ 75.000 Rp. 225.000
Kipas angin 1 Rp. 150.000
Papan nama Rp. 500.000
Lampu 6 Rp. 200.000
Jam dinding Rp. 50.000
Name tag 8 @15.000 Rp. 120.000
Alat kebersihan Rp. 100.000
Alat makan + alat dapur Rp. 400.000
TV LCD 1 Rp. 1.500.000
Alat pemadam kebakaran 1 Rp. 200.000
AC 3 @ 500.000 Rp. 1.500.000
WiFi Rp. 350.000
Tempat tidur pasien Rp. 4.500.000
Total Rp. 139.670.000

b. Biaya perizinan
Biaya perizinan Rp. 2.000.000
Modal operasional (obat dan alkes) Rp. 55.000.000
Cadangan modal Rp. 15.000.000
Total Modal Rp. 211.670.000

2. Rencana anggaran tahun ke- 1


a. Biaya tetap per bulan tahun ke-1

1. Gaji karyawan
APA ( 1 orang ) Rp. 2.500.000
APING ( 1 orang ) @2.000.000 Rp. 2.000.000
Asisten apoteker ( 4 orang ) @1.200.000 Rp. 4.800.000
Kasir (1 orang) @900.000 Rp. 1.800.000
Administrasi Rp. 900.000
Pembantu umum (1orang) @900.000 Rp. 900.000
Total Rp. 12.000.000

2. Biaya lain-lain
Beban listrik, air, telpon dan bensin Rp. 1000.000
Lain-lain Rp. 500.000
WiFi Rp. 350.000
Total Rp. 1.850.000
Total biaya keseluruhan Rp. 13.850.000
Biaya tetap tahun ke-1
Biaya tetap bulanan x 12 Rp. 166.200.000
THR Rp. 12.000.000
Total Rp. 192.050.000
b. Perhitungan BEP tahun ke-1
Pendapatan 1 tahun
a. Penjualan dari resep 1 tahun pada tahun pertama
diperkirakan resep yang masuk adalah 15 resep
perhari dengan harga rata-rata per resep sekitar Rp.
Rp. 257.400.000
55.000. maka untuk pertahunnya dapat diperoleh
10 lembar x 26 hari x 12 bulan x Rp. 55.000
(margin 30%)
b. Penjualan obat bebas Rp. 500.000 x 26 hari x 12
bulan Rp. 156.000.000
(margin 10%)
c. Penjualan OWA Rp. 600.000 x 26 hari x 12 bulan
Rp. 187.200.000
(margin 25%)
d. Penjualan produk farmasi lain (susu, bedak, sabun,
alkes dll) , makanan, minuman 1000.000 x 26 hari
Rp. 312.000.000
x 12
(margin 20%)
Total pendapatan 1 tahun Rp. 912.600.000

c. Pengeluaran rutin tahun ke-1


a. Pembelian obat resep (70% x Rp. 257.400.000) Rp. 180.180.000
b. Pendapatan untuk dokter ( 10% dari total resep
masing-masing dokter dan bidan ) 10% x Rp. 25.740.000
257.400.000
c. Pembelian obat bebas (90% x Rp. 156.000.000) Rp 140.400.000
d. Pembelian OWA (75% x Rp. 187.200.000) Rp. 140.040.000
e. Produk farmasi lain (80% x Rp. 312.000.000) Rp. 124.800.000
f. Biaya tetap 1 tahun Rp. 192.050.000
Total pengeluaran 1 tahun Rp. 803.210.000
d. Laba-rugi tahun ke-1
Pemasukan tahun ke-1 Rp. 912.600.000
Pengeluaran tahun ke-1 Rp 803.210.000-
Laba Kotor Rp. 109.390.000

Pajak kendaraan Rp. 180.000


Pajak bangunan Rp. 352.500-
Rp. 108.858.000
Pajak Usaha (1% x 108.858.000) Rp. 10.885.800
Laba Bersih Rp. 97.972.000

e. Perhitungan BEP tahun ke-1


1. Pay Back Periode
Adalah jangka waktu pengembalian modal dalam usaha kita.
Pay Back Periode = Total Investasi
Laba bersih
Pay Back Periode = 211.670.000= 2,1 tahun
97.972.000

2. ROI (Return On Investment)


Adalah perbandingan antara pendapatan bersih dengan aktiva bersih
rata-rata yang digunakan hal ini penting untuk mengetahui
kemampuan perusahaan pendapata.
ROI = Laba bersih x 100 %
Total investasi
= 97.972.000 x 100 % = 46,28 %
211.670.000
3. Break Event Point (BEP)
Untuk menunjukkan keadaan kinerja suatu usaha pada posisi tidak
memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian. Karena pada
posisi tersebut pada omset tertentu laba yang diperoleh sama dengan
biaya tetap yang dikeluarkan. Sehingga dengan harga yang ada, omset
yang didapatkan, serta biaya yang dikeluarkan itu tidak akan
mengalami kerugian. Dengan adanya BEP ini menjadikan alat untuk
menetapkan perkiraan omset.
1
BEP = x biaya tetap 1 tahun
biaya variabel
1-
Pendapatan

Biaya variabel = total pengeluaran 1 tahun biaya tetap 1 tahun


Biaya variabel = Rp. 803.210.000 Rp. 192.050.000
Rp. 611.160.000

1
BEP = x Rp. 192.050.000
Rp. 611.160.000
1-
912.600.000
= 1 x 192.050.000
0,3
= 640.160.666 / tahun = 53.347.222/ bulan

IX. LOKASI

Lokasi apotek yang dibuat di jalan raya kalitanjung di mana tempat tersebut
strategis karena sering dilalui oleh banyak orang baik berjalan kaki dan
berkendaraan. Dan apotek yang akan dibangun berdekatan dengan sekolah dasar,
dekat dengan kampus kebidanan muhammadiyah cirebon (kurang lebih 80 meter)
dan kurang lebih 500 meter ada apotek kalitanjung dan pasar kemudian sekitar
kurang lebih 1 KM apotek ini dekat dengan praktek bidan.

X. PEMASARAN (STRATEGI PENGEMBANGAN)

Stategi pengembangan
Agar apotek tetap berkembang dan lebih baik maka strategi pengembangan
yang dilakukan adalah :
- Mengevaluasi kepuasan pelanggan dengan cara mengklik simbol puas atau
tidak puas dimana ini dilakukan pada saat pasien sedang transaksi di kasir.
- Meningkatkan kualitas tenaga kerja dengan memberikan hadiah sebagai
karyawan terbaik. Hadiah yang diberikan berupa tiket seminar kesehatan
gratis guna meningkatkan pengetahuan karyawan dan memajukan apotek.
Hadiah yang diberikan berupa tiket gratis dan ongkos pulang pergi seminar
serta biaya penginapan apabila lokasi seminar diluar kota. Hadiah ini
diberikan rutin setiap 3 bulan sekali. Pemilihan karyawan terbaik
berdasarkan, tepat waktunya karyawan datang ke apotek dan selalu
memiliki semangat untuk bekerja.
- Memberikan pelayanan yang ramah dengan menerapkan salam sapa dan
senyum.
- Menjual perbekalan farmasi dengan harga yang terjangkau guna bersaing
dengan apotek yang ada disekitar
- Memperbanyak sediaan yang ditawarkan kepada pasien sesuai dengan
kebutuhan pasien
- Melakukan konseling kepada pasien tentang sediaan farmasi secara gratis
baik pasien yang datang ke apotek dengan menebus resep maupun pasien
yang datang ke apotek hanya ingin sekedar konseling.
- Bekerja sama dengan bidan, dokter umum dan dokter kecantikkan
- Menawarkan sediaan yang sesuai dengan kebutuhan pasien
- Dapat melakukan pemeriksaan sewaktu dengan alat, seperti gula darah,
kolesterol dan asam urat.
- Dapat dilakukan pembelian obat dengan delivery order untuk obat-obat
yang tergolong obat bebas dan perbekalan farmasi lainnya seperti alat
kesehatan dll.

Strategi pengadaan
- Obat-obat, alat kesehatan dll dipesan dari pedang besar farmasi baik yang
di Cirebon sendiri melalui sales pabrik obat yang datang ke apotek atau
pesan melalui fax untuk pedagang besar yang berada diluar cirebon.
- Untuk sediaan obat yang diresepkan oleh dokter kecantikkan adalah obat
yang diracik sendiri oleh dokter tersebut dan sudah dalam bentuk sediaan
jadi seperti sabun, cream, serum dll. Sehingga kami dapat memperoleh
obat tersebut dari dokternya langsung yang kemudian akan menjadi stok di
apotek jeh farma.
- Untuk pertama kali obat-obat yang disediakan di apotek jeh farma adalah
obat-obat yang biasa diresepkan oleh bidan dan dokter serta pengadaan
perbekalan farmasi ini disediakan dengan menggunakan metode konsumsi.

Untuk strategi pemasaran


Strategi pemasaran dilakukan dari mulut ke mulut. Serta dari sosial media
yaitu Instagram milik apotek jeh farma. Pada instagram ini lebih dititik
beratkan pada penjualan alat kesehatan dan edukasi tentang obat.

Analisis
Analisis yang dilakukan Berdasarkan data-data yang diperoleh dari
survey pendahuluan terhadap posisi strategis daerah dan keberadaan pesaing.
Hal ini dapat dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
terhadap apotek jeh farma yang akan didirikan (Swot Analisis).

1. Kekuatan/Strength
Yang menjadi kekuatan kompetitif apotek jeh farma yang akan
didirikan adalah sebagai berikut:
a. Ketersediaan obat, alkes serta perbekalan farmasi lainnya di apotek
jeh farma relatif lengkap sesuai kebutuhan masyarakat yang mampu
mencapai kepuasan pelanggan sehingga akan meningkatkan omset
apotek.
b. Harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
c. Apotek dengan pelayanan berbasis Pharmaceutical Care dengan
tepat, cermat dan cepat.
d. Letak/lokasi apotek mudah dijangkau
e. Memiliki Apoteker yang memiliki pengetahuan tentang obat-obatan
dan pengobatan, memberikan pelayanan yang ramah (senyum,
sapa,salam) dan sopan.
f. Menerapkan bahwa tidak ada apoteker maka tidak ada pelayanan
resep
g. Bekerja sama dengan dokter dan bidan

2. Di Kelemahan/Weakness
Membutuhkan waktu untuk promosi karena promosi hanya dilakukan
dari mulut ke mulut serta dari sosial media yaitu instagram.

3. Peluang/Opportunity
a. Potensi daerah
Jumlah penduduk tinggi karena merupakan daerah pemukiman
penduduk, komplek pendidikan (AKBID Muhammadiyah Cirebon,
Sekolah Dasar Kalitanjung, dan praktek dokter.

b. Lokasi daerah
Lokasi apotek jeh farma strategis karena terletak di Sebelah jalan raya
yang merupakan akses utama masyarakat sehingga mempermudah
masyarakat untuk mengakses obat, sehingga masyarakat tidak perlu
jauh-jauh untuk memperoleh obat lagi karena selain dekat dengan
Kampus kebidanan juga dekat dengan praktik bidan.

4. Ancaman/Threat
Dekatnya apotek yang dibangun dengan apotek yang lain yaitu sekitar 500
meter.
XI. PENUTUP

Diharapkan dengan adanya peran apoteker yang memberikan konseling atau


sosialisasi mengenai obat kepada masyarakat, maka masyarakat tidak lagi
sembarangan atau salah persepsi mengenai obat, bahwasannya obat selain
memiliki efek terapi (jika dosis tepat) dapat juga bersifat sebagai racun (jika
pemakaian tidak tepat). Juga dengan dilakukannya konseling maka masyarakat
awam akan mengetahui adanya profesi apoteker karena sejauh ini banyak
masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan profesi apoteker.
LAMPIRAN
DENAH BANGUNAN APOTEK JEH FARMA

Anda mungkin juga menyukai