Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Nama Cina tidak berasal dari orang-orang Cina, tetapi berasal dari luar atau barat.Cina berasal
dari Chin atau Tsjin, yaitu suatu dinasti yang pernah memerintah di Cina pada abad III SM
(221-207 SM). Sedangkan orang-orang Cina menyebut Cina dengan nama Tiongkok. Nama ini
diturunkan dari kata Chung Kuo atau The Middle Kingdom yang berarti Negara tengah, Negara
yang menjadi pusat dunia.

Dari zaman kuno sampai tahun 1912, Cina selalu diperintah oleh dinasti-dinasti ( keluarga raja-
raja secara turun-temurun ). Dinasti terakhir adalah Dinasti Manchu( Dinasti Ching ). Dinasti ini
memerintah dari tahun 1644 - 1912.Dinasti Manchu bukan keturunan bangsa Cina. Sehingga
cara memerintah Cina kolot. Cina merupakan negara tertutup bagi negara asing yang dianggap
lebih rendah dan belum beradab ( bar-bar ) daripada bangsa Cina. Imperialisme modern Barat
tertarik untuk menguasai Cina. Masuknya pengaruh Barat ke Cina menyebabkan munculnya
gerakan rakyat yang menuduh bahwa Dinasti Manchu sudah lemah dan bekerja sama dengan
imperialisme Barat. Oleh karena itu, muncul gerakan rakyat Cina untuk menentang Kaum
imperialisme Barat dan Dinasti Manchu, karena dianggap penguasa asing.Gerakan rakyat ini
bersifat nasional.

B. Rumusan Masalah
Dari beberapa latar belakang masalah tersebut dapat diambil beberapa rumusan masalah, sebagai
berikut :

a. Apa yang menyebabkan timbulnya Nasionalisme Cina?

b. Bagaimana dan siapakah Sun Yat Sen?

c. Mengapa Revolusi meletus di Cina Selatan?

d. Bagaimana tentang jalannya Revolusi?

C. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah yang akan penulis lakukan adalah:

1. Memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Asia Timur I


2. Menganalisi penyebab nasionalisme Cina dan tokoh yang terkait di dalamnya
3. Menganalisis jalannya revolusi
4. Menambah khasanah pengetahuan
D. Manfaat Penulisan
a. Bagi penulis
Makalah ini di buat sebagai tugas matakulia Sejarah Asia Timur 1 untuk memenuhi syarat
kelulusan dari matakuliah tersebut. Selain itu juga di harapkan dengan penulisan makalah ini
dapat menambah pengetahuan penulis mengenai Revolusi Cina 1911.
b. Bagi Pembaca
Semoga makalah yang penulis buat ini dapat berguna bagi para pembacanya. Khususnya dalam
menambah pengetahuan pembaca. Selain itu makalah ini juga di harapkan dapat di jadikan salah
satu referensi pengetahuan bagi para pembaca.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Timbulnya Nasionalisme Cina


1. Penyelewengan dan Kelemahan Bangsa Manchu
Dinasti Manchu memerintah di Cina pada 1644-1911 M. Pemerintahan ini adalah
pemerintahan asing, sebab Bangsa Manchu bukan penduduk asli Cina.Maka tidak heran jika
rakyat Cina merasakan penderitaan.Melihat adanya keburukan dan penyelewengan-
penyelewengan dari Dinasti Manchu maka rakyat Cina bergerak untuk melawan dan
membebaskan diri dari cengkraman dinasti asing tersebut. Adapun penyebabnya adalah :
a. Sesudah kaisar besar Dinasti Manchu meninggal dunia, lenyaplah pula masa kemakmuran Cina.
Yang terjadi selanjutnya hanyalah kekacauan-kekacauan yang berpangkal adanya perebutan
kekuasaan diantara putra-putra kaisar. Kekacauan ini memberi kesempatan pada bangsa-bangsa
barat untuk mengeksploitasi kekayaan Cina. Banyak bangsa barat yang dengan paksa ingin
mendirikan pabrik-pabrik serta penguasaan terhadap sumber-sumber bahan mentah.
b. Dinasti Manchu memerintah dengan menggunakan system feodal, memperbudak rakyatnya.
Seolah-olah menjual Negara Cina kepada Negara barat. Inilah yang sebenarnya menyebabkan
rakyat Cina tidak lagi menaruh kepercayaan terhadap pemerintahan Manchu. Ketidakpercayaan
ini akan diwujudkan dalam berbagai pemberontakan, salah satunya adalah pemberontakan Tai
Ping.
Penjelasan mengenai pemberontakan Tai Ping, pemberontakan ini dipimpin Hung-Siu Tsywan
dengan program-programnya sebagai berikut :
- Bahan makanan, pakaian, dan uang dijadikan milik bersama (sosialisme komunis)

- Tentara harus memegang teguh kesusilaan, tidak boleh mabuk, merokok, menghisap candu atau
mengganggu keamanan rumah tangga serta kenaikan pangkat dalam ketentaraan tidak ditentukan
oleh atasan, tetapi diusulkan oleh para prajurit kepada atasannya dan para prajurit itu
bertanggung jawab terhadap nilai dan kecakapan para perwira yang diusulkan.
c. Kekalahan Cina dalam perang melawan Jepang 1895 M. Kekalahan Cina atas Jepang tersebut
prestise bangsa dan Negara Cina menurun. Dulu sebagai guru, kini dikalahkan oleh bekas
muridnya. Kekalahan ini membuktikan bahwa betapa lemahnya pemerintahan Manchu.
Kekalahan ini sekaligus membukakan kesempatan bagi bangsa-bangsa barat untuk menjadikan
Cina sebagai daerah pengaruh mereka. Dalam hal ini pemerintah Manchu tidak berdaya
mencegahnya.
d. Korupsi dan pemborosan yang merajalela. Hal ini berpangkal pada tindakan ibu Tzu His (kaisar
janda tua) yang memiliki tentara nasional secara tidak sah, untuk kepentingan pribadi. Tzu His
mengijinkan para pejabat untuk menjual jabatannya untuk kepentingan diri sendiri.
2. Kesadaran Bangsa Cina
Perang anatara Cina-Jepang yangdilatarbelakangi ketika pemerintah Korea menginginkan
pembaharuan dalam negerinya. Pembaharuan ini tidak mungkin dapat tercapai selama Cina
masih di Korea. Korea lalu minta bantuan kepada Jepang, untuk mengusir pasukan Cina dari
Korea. Dengan demikian persengkataan Cina-Jepang makin besar dan akhirnya meletuslah
perang Cina-Jepang. Hal inimembukakan mata bagi golongan progresif di Cina, sehingga
mereka bukan saja mengetahui bahwa Cina begitu lemah sehingga kalah dalam perang melawan
bekas muridnya, Jepang, melainkan mereka juga mengetahui bahwa Jepang yang kecil itu
ternyata telah menarik keuntungan dari ilmu pengetahuan Barat sehingga dapat memodernisir
diri hingga akhirnya dapat memenangkan perang melawan Cina. Yang dimaksud golongan
progresif ini adalah kaum intelektual, seperti: pelajar, mahasiswa, maupun cendikiawan. Dari
golongan ini muncullah gerakan yang bercita-cita untuk menggulingkan pemerintahan
Manchu.Keburukan-keburukan para pembesar Dinasti Manchu yang diketahui oleh golongan
progresif tersebut memicu berkobarnya semangat nasionalisme Cina.Kekalahan Dinasti
Manchu dalam pergulatan militer atau perang dan diplomatik dengan Negara-negara Barat
semakin melenyapkan kepercayaan rakyat.Semuanya ini menyebabkna golongan progresif
yang revolusioner tersebut semakin agresif.Mereka makin merasakan bahwa saat-saat untuk
bergerak telah diambang pintu.
Adanya kekacauan di Cina dapat terlihat dari banyaknya peperangan yang kemudian berakhir
dengan perjanjian-perjanjian yang akhirnya merugikan Cina. Hal tersebut semakin menyadarkan
rakyat Cina bahwa meluasnya pengaruh bangsa-bangsa asing (barat) akan sangat
membahayakan. Karena sebagian besar daerah Cina telah terbagi-bagi dibawah pengaruh
bangsa-bangsa Barat, dengan hak ekstratorialnya.

B. Riwayat Singkat Dr. Sun Yat Sen dan Cita-Citanya


1. Riwayat singkat Dr.Sun Yat Sen
Sun Yat Sen adalah salah seorang intelek yang memerhatikan berbagai kondisi yang di
hadapi cina.Ia juga berusaha untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Menurutnya
penindasan dengan ekonomi lebih kejam dari pada penindasan dengan bidang politik.
Dr. Sun Yat Sen lahir dari keluarga petani pada 12 november 1866, di desa Cuiheng,
Xiangshan, sebuah kota kecil kota Guangdong. Pada awalnya pendidikannya Sun Yat Sen
menerima pendidikan cina tradisional.Pada tahun 1878Sun Yat Sen ikut kakaknya Sun Mei yang
telah menjadi pengusaha di Hawai.Sun Mei mendaftarkan Sun Yat Senbersekolah di Iolani
College, kemudian di Oahu College, sebuah sekolah misionaris.Di Hawai Sun menerima
pendidikan barat dan dapat menguasai bahasa inggris.Setelah 4 tahun di Hawai Sun Yat
Senmenyatakan ke inginannya untuk di baptis, tetapi kakaknya mengirimnya kembali ke Cina di
karenakan ayahnya yang tidak setuju.Setibanya di kampung halamanya Sun membuat masalah
dengan menghancurkan patung dewa setempat.Ia ingin menunjukkan bahwa patung yang di
anggap dewa tersebut tidak berdaya. Tindakannya itu sangat menggemparkan sehingga ia di
suruh untuk meninggalkan desanya. Ia pun pergi ke Hongkong.
Pada tahun 1884 Sun mendaftar ke Queens College. Di sana ia menjadi seorang
protestan. Setelah itu, Sun menjalankan tugas di sebuah sekolah medis misionaris di
Guangzhou.Selama priode ini Sun Yat Sen sering mengunjungi desanya.Kemudian dia menikah
dengan nona Lu pada tahun 1884.Denganya Sun Yat Senmemiliki 3 orang anak, tetapi Sun
jarang mengunjungi mereka dalam 3 dekade.
Setelah menyelesaikan sekolah kedokterannya, Sun Yat Senberusaha membuka praktik di
hongkong dan Macao.Namun usahanya gagal.Karir medisnya melemah.Ia beralih untuk
memasuki bidang politik dengan berusaha menarik perhatian Li Hong Zhang. Dia pergi ke
Tanjing dengan membawa sebuah petisi yang berisi metode untuk menyarankan modernisasi
Cina.Pada awalnya Sun Yat Sen tidak secara terbuka mengungkapkan rencana revolusionernya
tersebut. Dia meminta Li untuk mempekerjakanya dan membantunya untuk memperoleh paspor
untuk perjalanan Sun ke Perancis dan negara lain.
Pada petisinya itu Sun menekankan bahwa Li Gan pejabat lain pada pemerintahan
Manchu seharusnya mempekerjakan orang yang telah terlatih dengan pelatihan yang sudah
modern guna memmbantu pemerintah Manchu dalam mereformasi Cina. Dalam petisinya
tersebut Sun Yat Senmenggunakan istilah Minsheng, sebuah frase kuno yang di gunakan oleh
beberapa reformis cina dan menjadi ketuga prinsip rakyat (Sanmin Zhuyi).
Namun Li Hong Zhang menolak untuk bertemu dengan Sun Yat Sen. Setelah kejadianya
itu Sun Yat Senmelepaskan karir medisnya dan pergi ke Honolulu. Di sana Sun Yat
Senmembentuk organisasi politik, Xing Zhongghui bersama 20 teman Cina yang dari Hawai dan
Canton termasuk kakaknya. Organisasi politik itu menandai kegiatan politis Sun Yat Sen.
Sementara itu di Cina, kekuatan militer Jepang semakin besar pada perang Cina
Jepang.Pada saat itu Sun Yat Sen memutuskan untuk menggerakkan sebuah reformasi karena
waktunya di anggap tepat.Sun bergegas untuk ke Hongkong dan Canton untuk mengesahkan
cabang-cabang Xing Zhonghui. Di Hongkonh Sun Yat Senbersama teman- temanya revolusioner
lainnya mulai mengorganisir pemberontakan di Canton, dengan harapan pemberontakan akan
menyebar ke seluruh provinsi.
Pemberontakan di rencanakan 26 Oktober 1895 namun rencana tersebut tidak
terwujud.Seseorang telah melaporkan rencana tersebut pada pejabat Hongkong sehari sebelum
pemberontakan Sun Yat Senmelarikan diri ke Makao.Saat tiba Sun melihat poster yang
mengumumkan hadiah bagi siapa yang dapat menangkap dia sebesar 10 tail.Kemudian Sun
pergilagi ke Hongkong.Meskipun telah keluar dari darah kekuasaan Manchu, tetapi Beijing dapat
meminta ekstradisi dari pemerintahan kolonial Inggris.Akhirnya Sun Yat Senmemutuskan untuk
keluar dari Hongkong.
Pada tanggal 12 november 1895 sun tiba di Kobe Jepang. Setibanya di Jepang dia merasa
tersanjung melihat di salah satu koran dirinya di gambarkan sebagai tokoh revolusioner Cina.
Disana Sun membuat cabang Xing Zhonghui.
Kemudian dia memutuskan untuk berkunjung ke Amerika untuk memperoleh dana dari
orang-orang Cina di Amerika Utara. Dia berharap dapat memperoleh dana dan membangun
cabang Xing Zhonghui namun gagal di karenakan orang Cina yang ada di sana sangat tidak
antusias dengan ide revolusioner yang di sampaikan oleh Sun.
Pada 1 Oktober 1896 sun tiba di London. Kedatanganya di sambut oleh Dr.James
Canstlie,dosenya sewaktu di Hongkong Medical College.Tidak jauh dari kediamannya terdapat
kedutaan Cina. Canstlie memperingatkan Sun untuk menjauhi kedutaan namun Sun merasa
kantor luar negri Inggris menolak untuk menuruti permintaan mentri Cina untuk ekstradisinya
maka Sun merasa aman berkunjung ke kedutaan. Yakin penyamaranya akan menyembunyikan
identitasnya. Pada 10 Oktober Sun pergi ke kedutaan.Sun membuat janji untuk mengadakan
pertemuan di hari berikutnya.Ketika Sun kembali dari pertemuan dia langsung di tahan. Setelah
di beritahukan akan di kirim ke Cina Sun meminta tolong pada pelayan kedutaan untuk
menyampaikan pesan pada Castlie secara diam-diam. Setelah membaca pesan tersebut Castlie
langsung meminta batuan pada kantor luar negri namun tak ada tanggapan. Castlie pun langsung
beralih ke pers. Dia megirim surat ke koran London revolusiner Cina di culik di London dan
menjadi tajuk di London globe edisi sore 22 Oktober 1896. Berita penculikan itu tersebar di
seluruh London.Duta besar Manchu di paksa untuk membebaskan sun.Ke esokan harinya Sun di
bebasakan.
Selama persinggahanya di Inggris Sun Yat Sen menghabiskan beberapa waktunya di
musum Inggris.Dia membaca karya-karya Rousseau,Montesquieu, Karl Marx, Charles Darwin,
John Struart Mill dan Henry George.Konsep-konsep yang di serap Sun menjadi landasan teori
untuk memulihkan Cina.Dari pengalamannya di Inggris Sun menyadari bahwa kekuatan dan
kemakmuran pemerintahan eropa tidak dapat memberikan kebahagian rakyat secara
menyeluruh.Kemudian Sun Yat Senmulai merumuskan Sanmin Zhuyi (3 prinsip rakyat)yaitu
nasionalis, demokratis, dan kesejahteraan.
Pada Juni 1897 Sun pergi ke Jepang untuk kembali merencanakan pemberontakan
revolusioner di Cina.Selama gerakan Boxer pada 1900, Sun merasa saat itu merupakan waktu
yang tepat untuk memberontak. Bulan Oktober Sun mengarahkan pemimpin Xing Zhoughui
dengan 600 anggota serikat rahasia untuk memberontak di Huizhou, namun karena campur
tangan pemerintah Jepang usaha tersebut gagal. Kemudian sun kembali ke Honolulu pada tahun
1903.
Setelah mengalami dua kegagalan pada pemberontakannya, Sun berkunjung ke negara-
negara di Asia Tenggara untuk meminta dukungan dari orang-orang Cina yang tinggal di sana.
Pada 10 Oktober 1911 saat Sun tiba di Denver, pemberontakan wunchang terjadi.Setelah
kemenangan itu Sun meninggalkan Amerika dan pergi ke Eropa.Sun berusaha meyakinkan
pemerintah Inggris dan Perancis untuk mendukung revolusi Cina. Setelah itu, Sun kembali ke
Cina dan di angkat menjadi presiden pertama Republik Cina pad 1 Januari 1912.Amerika
menjadi negara pertama yang mengakui pemerintahan tersebut.
Setelah pemerintah di lantik Nanjing, Sun memenghadapi masalah yang sulit dalam
membangun pemerintahan yang bersatu dan demokratis.Pemerintah Manchu masih mengontrol
Cina Utara dan kaisar masih berkuasadi Beijing.Untuk dapat menyatukan negeri, Sun
bernegosiasi dengan Yuan Shi Kai, seorang komandan tentara kekaisaran Beijing.Yuan Shi Kai
bersedia bekerjasama dengan Sun untuk menyuruh kaisar turun tahta asalkan dia menjadi
presiden pada pemerintahan baru. Demi persatuan rakyat Cina Sun setuju untuk melepaskan
jabatan presidennya dan memberikan kepada YuanShi Kai. Pada 1 April 1912 Sun secara resmi
melepaskan jabatanya.Kaisar pun turun tahta.
2. Cita-cita dan ajaran Sun Yat Sen
Sun Yat Senmemiliki cita- cita lenyapnya dinasti Manchu dan selanjutnya Cina akan di
atur dan di perintah oleh bangsa Cina sendiri. Pemerintahan yang di inginkan ialah Republik
yang demokratis.Cina harus merupakan negara kesatuan. Menurut Dr. Sun Yat Sendemokratis
terdiri dari 3 dasar, yaitu:
a. Min Tsen (nasionalisme)
Min tsen dalam bahasa inggris berarti nation, artinya terkandung di dalamnya adalah bangsa dan
negara. Ini di maksud kan bahwa Sun Yat Senmenghendaki adanya satu bangsa dan satu negara
yakni bangsa/negara Cina sebagai kesatuan. Asas ini di letakkan paling atas, karena langsung
menyangkut bangsa-bangsa barat yang telah membagi bangsa Cina sebagai bangsa pengaruh
atau eksploitasi mereka.Di samping itu juga menyangkut pemerintahan Manchu yang telah
menginjak-injak kemerdekaan bangsa Cina.Mereka inilah yang harus di lenyapkan.
b. Min Chu (demokratis)
Ini berarti pemegang kedaulatan tertinggi dalam negara adalah rakyat.Pemerintahan di jalankan
oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat.Sun Yat Sen menginginkan pemerintahan Cina yang
baru adalah Republik yang demokratis.Sehubungan dengan itu maka pemerintahan yang monarki
harus di lenyapkan. Karena pemerintahan monarki akan mudah di gunakan sebagai alat bagi raja
atau kaisaruntuk melampiaskan kesenangannya. Perubahan bentuk pemerintahan ini dapat di
capai hanya dengan revolusi.
c. Min Sheng (sosialisme)
Mins sheng sebenarnya berarti menghidupkan.Sun yat sen cenderung menerima asaa
penghidupan.Jadi sosialisme juga berarti kesejahteraan rakyat.Artinya seluruh rakyat harus dapat
mencari nafkah yang serba cukup untuk kehidupan yang lebih layak.Dengan san min zhuyi ini
sun yat sen ingin membawa yang merdeka dengan satu pemerintahan pusat yang demokratis dan
dalam kehidupan yang layak yang sejajar dengan bangsa-bangsa di dunia.
Sejak 1905 banyak sekali mahasiswa Cina yang belajar ke Jepang.Mereka tertarik
pada ajaran SunYat Senuntuk itu mereka mendirikan perkumpulan Kuo Tung
Meng Hui, di Tokyo. Tujuan
perkumpulan ini:
1. Mengusir bangsa tartar. Bangsa Manchu di anggap bangsa tartar.
2. Merebut Cina kembali dari Dinasti Manchu.
3. Membangun suatu Republik
4. Menyamaratakan ke pemilikan tanah.

C. Revolusi Meletus di Cina Selatan


Mengapa revolusi Cina 1011 M meletus untuk pertama kalinya di Cina bagian selatan (Canton)?
Hal ini sebenarnya tidak mengherankan, mengapa demikian? Sebab Canton adalah pusat
kegiatan dagang, pusat pertemuan berbagai bangsa. Perhubungan dengan dunia luar misalnya
dilakukan melalui Canton, masuklah paham-paham, ide-ide dan pikiran barat yang liberal. Dari
provinsi Kwangtung pula muncul tokoh-tokoh perjuangan nasional, seperti Sun Yat Sen yang
mampu menghimpun mahasiswa Cina yang belajar di luar negeri, orang-orang Cina yang
progresif. Mereka bersatu dan menggulingkan pemerintahan dinasti Manchu dan mengusir atau
melenyapkan segala macam pengaruh bangsa-bangsa barat dengan hak-hak istimewa
mereka. Karena letaknya yang strategis, maka Canton adalah paling terbuka untuk perhubungan
denga negara lain. Selain itu rakyat yang tinggal di Cina Selatantergolong rakyat yang cerdas dan
kuat. Gerakan anti-bangsa asing yakni bangsa Manchu dan Barat, semuanya berpusat di Selatan.

D. Jalannya Revolusi
Secara kronologis, jalannya Revolusi Cina 1911 M dikemukakan sebagai berikut:
1. Pada waktu Cina masih berperang melawan Jepang (1894-1895) kesempatan ini digunakan oleh
Dr,Sun Yat Sen untuk mengadakan gerakan yang merampas canton untuk dijadikan pusat
revolusi tetapi upaya ini gagal.
2. Pada waktu Cina sedang terjadi pemberontakan Boxers (1900 M) . Pemberontakan ini meletus
dan berkobar di Peking . pada saat eleusnya pemberontakan itu seorang duta besar Jerman
terbunuh sedangkan kedaulatan-kedaulatan asing lainnya diserang, namuntentara bangsa asing di
bawah pimpinan Jendral Von Waldersee berhasil menindas pemberontakan boxers dan
menduduki Peking.Ratu Tzu Hsi menyerah dan menandatangani protocol boxers (the boxers
protocol 7 September 1901). Perundingan itu yang juga disebut Protokol Boxer antaranya berisi:
a) China harus mengirimkan utusannya ke Jerman dan Jepang untuk secara khusus menyampaikan
permohonan maafnya ,serta ditempat terbunuhnya Von Kitteler akan didirikan tugu peringatan.
b) Di kota kota yang pernah orang asing terbunuh atau teraniaya tidak diadakanujian negara selama
lima tahun.
c) China harus membayar ganti rugi perang sebesar 450 juta tael(sekitar 333.900.000 dolar
AS)yang harus di bayar dalam waktu 39 tahun.
d) Di kedutaan kedutaan asing harus ditempatkan pasukan pengawal permanen ,penduduk,dan
polisi China harus dikeluarkan dari tempat tempat tersebut.
e) Benteng benteng Taku dihancurkan.
Masa pemberontakan itu digunakan oleh Dr. Sun Yat Sen dan kaum revolusioner untuk
memberontak, tetapi upaya ini masih gagal.
3. Pada 27 April 1911 M dibawah pimpinan Huan Hsing , kaum revolusioner dan anggota-anggota
Tung Meng Hui melakukan pemberontakan di Canton. Pemberontakan ini mengalami kegagalan
lagi , meskipun demikian semangat revolusi tidak berhenti sampai disini.
4. Pada 9 0ktober 1911 M meledaklah bom di salah satu gudang rahasia milik perkumpulan Tung
Meng Hui di provinsi Hupeh. Banyak prajurit ditangkap , dokumen-dokumen rahasia kaum
revolusioner dirampas oleh raja muda di Hupeh yaitu Jui Chang.
5. Pertempuran yang hebat terjadi ketika merebut kota Wuchang pada 10 Oktober 1911, yang
sering disebut dengan istilah Wuchang Day,Doble Ten Nineteen Eleven. Wuchang sendiri
adalah ibukota provinsi Hupeh. Sebelum terjadi pertempuran,pasukan revolusioner memotong
rambutnya yang panjang terlebih dahulu , yang sebelumnya diwajibkan oleh pemerintah Manchu
sebagai tanda rakyat taklukan . Pada waktu itu tidak ada seorangpun pemimpin di pihak kaum
revolusioner . Dr, Sun Yat Sen sendiri sedang berada di Amerika Serikat , demikian
jugapemimpin yang lain juga belum datang . Dengan situasi yang demikian , kemudian pasukan
revolusioner mengangkat Li Yuang Hung ( seorang kolonel dalam tentara manchu) untuk
memihak kaum revolusioner dan sekaligus sebagai pemipin . Kemudian Li Yuan Hung
mengumumkan bahwa pemerintahan Manchu telah digulingkan dan mengumumkan berdirinya
Republik China.
6. Pada 12 Oktober 1911 provinsi-provinsi , satu persatu direbut oleh pasukan revolusi. Akibatnya
dari 18 provinsi tinggal 2 provinsi saja yang masih dapat dipertahankan oleh tentara Manchu,
yaitu propinsi Honan dan Chihli. Dalam suasana yang sudah terpojok , pemerintah manchu
mengangkat kembali bekas opsirna yaitu Yuan Shih kai sebagai raja muda.
7. Selanjutnya pemerintah Manchu bersidang dan mengambil keputusan bahwa:
a. Adanya kekacauan dan peperangan adalah kesalahan pemerintah Manchu .
b. Undang-undang dasar negara harus disusun untuk memperbaiki keadaan.
c. Kabinet baru harus dsusun dan tidak perlu mengikutsertakan keluarga kaisar atau para
bangsawan karena hal ini tidak sesuai dengan keinginan rakyat.
d. Akan mengadakan pengampunan (amnesti) kepada orang-orang bekas pemberontak.
Setelah revolusi di Wuchang , pemerintah Dinasti Manchu sebenarnya sudah sangat
ketakutan. Karena itu pemerintah Dinasti Manchu mecoba membelokkan cita-cita kaum
revolusiaoner dengan tindakan perbaikan pemerintahan . Untuk itu Yuan Shih Kai diangkat
sebagai perdana menteri oleh dewan nasional sebagai pengganti pangeran Ching yang
meletakkan jabatannya
8. Pada 11 November 1911 M pasukan revolusioner menuntut agar kaisar Manchu terakhir yang
masih kanak-kanak untuk turun tahta. Sebagai reaksi di pihak manchu ialah mengngkat Yuan
Shih Kai sebagai pemimpin sipil dan militer tertinggi di China Utara.
9. Pada Desember 1911 M pertempuran boleh dikatakan sudah berakir dengan kemenangan-
kemenangan bagi pihak kaum revolusioner.Pada 29 Desember 1911 M kaum Revolusioner
mengangkat Dr. Sun Yat Sen sebagai presiden pemerinth sementara Republik Cina.
10. Pada 1 Januari 1912 M Dr. Sun Yat Sen dilantik sebagai presiden China di Nanking. Tanggal 1
Januari selanjutnya dinytakan sebagai tanggal berdirinya Republik China. Sedangkan tanggal 10
Oktober yakni meletusnya Revolusi di Wuchang, menjadi hari kemerdekaan Cina.
Selanjutnya, Dr. Sun Yat Sen menyatakan bahwa dasar negara adalah rakyat. Oleh karena
itu maka semua suku bangsa yang ada di negra Cina(=5 suku bangsa) dipersatukan sebagai satu
bangsa (nation).Persatuan dilambangkan dengan bendera Republik Cina yang terdiri dari 5 warna
(merah, kuning, biru,putih dan hitam ). Pada 12 Pebruari 1912 M ibu suri Lung Yu
mengeluarkan pengumuman yang juga ditandatangani oleh Yuan Shih Kai yang isinya adalah:
bahwa ibu suri bersama kaisar terakhir yakni Hsuan Tung (masih kanak-kanak) menyerahkan
kedaulatan kepada Rakyat Cina. Dinyatakan pula bahwa bentuk pemerintahan selanjutnya
Republik , sedangkan Yuan Shih Kai diberi kekuasaan penuh untuk mengaturnya.
Jadi tanggal 12 Februari 1912 M adalah merupakan tanggal peyerahan kedaulatan dari
tangan pemerintah Manchu kepada bangsa Cina.Dinasti Manchu yang memerintah sejak 1644 M
berakhir sudah. Perihal penyeahan kedaulatn, dan beberapa permintaan dar bekas pemerintah
Manchu disampaikan oleh Yuan Shih Kai kepada Dr, Sun Yat Sen.Hal ini disambut dengan
gembira oleh Dr, Sun Yat Sen.
Untuk menghindarkan kemungkinan terjadinya perpecahan, Dr. Sun Yat Sen
mengundurkan diri dari jabatan sebagai presiden sementara Reublik Cina dan menyerahkannya
kepada Yuan Shih Kai secara resmi pada tanggal 15 Februari 1912 M. Yuan Shih Kai
selanjutnya diangkat sebagai presiden republik Cina dan Li Yuan Hung sebagai wakil presiden.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Revolusi Cina 1911 terjadi karena timbulnya nasionalisme Cina.Nasionalisme Cina di
bawah pimpinan Sun Yat Sen , gerakan nasionalisme Cina dilandasi oleh 3 hal yaitu: timbulnya
angkatan baru yang berpaham modern, timbulnya rasa nasionalisme, wuchang day. Dengan
adanya penyelewengan dan kelemahan dinasti Manchu. Dinasti Manchu merupakan
pemerintahan asing sebab bangsa Manchu bukan penduduk asli Cina. Dinasti Manchu
memerintah secara feodal, memperbudak rakyat Cina. Sesudah kaisar besar dari Manchu
meninggal dunia, lenyap pulalah masa kemakmuran Cina. Dengan terjadinya perebutan
kekuasaan diantara putra-putra kaisar.
Adanya kekacauan di Cina terwujud dalam peperangan dan diahkiri dengan perjanjian-
perjanjian yang banyak merugikan Cina. Melalui canton (ibu kota kuantun) masuklah ide-ide,
paham-paham, dan pikiran barat yang liberal. Mereka bersatu dan bersama-sama menggulingkan
pemerintahan Manchu dan mengusir bangsa barat dari china.Hal ini menyadarkan rakyat Cina,
terutama kaum muda untuk bangkit menyelamatkan bangsa dan negaranya.Sebagai tokoh
pahlawan nasional nama Sun Yat Sen tercatat dalam sejarah dan sekaligus pemimpin revolusi
Cina, dengan ajarannya San Min Chu I (Tiga Asas Kerakyatan), yakni min t'sen (kebangsaan
atau nasionalisme), min tsu (kerakyatan atau demokrasi ), dan min sheng (kesejahteraan atau
sosialisme).
Hal lainya adalah meredanya pertempuran, serta yang paling berarti adalah kemerdekaan
Cina karena telah menumbangkan dinasti Manchu karena dinasti inilah penyebab terjadinya
perang disebabkan sistem pemerintahanya yang dinilai salah oleh kaum Revolusioner.
Pada masa revolusi Cina juga terjadi penyatuan 5 suku bangsa yang ada di Cina, hal
inilah yang sebetulnya membawa perdamaian di Cina, yang mana secara resmi dinyatakan
meletusnya revolusi di Wuchang pada tanggal 10 oktober 1911.

DAFTAR PUSTAKA
Agung, Leo.2012.Sejarah Asia Timur 1.Yogyakarta:Penerbit Ombak.
Dong,Stella.2004.Sun Yat Sen:The Man Who Changed China.Hong Kong:FormAsia.Hal : 34.
Sejarah-China-Pemberontakan-Taiping-Mohd-Anuar.htm(diakses Kamis, 2 Mei 2013)
Toniputera,Ivan. 2011. History of China. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Wells,Audrey.2001.The Political Thought of Sun Yat SenDevelopment and impact.New
York:Palgrave Macmillan. Hal: 11.
Wikipedia.com

nasionalisme Cina
dari Wikipedia, ensiklopedia gratis
Untuk Partai Nasionalis China, melihat Kuomintang . Untuk kebangsaan Cina, lihat kebangsaan
Cina .
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Harap membantu memperbaikinya atau
mendiskusikan masalah ini di halaman pembicaraan . ( Pelajari bagaimana dan kapan untuk
menghapus pesan Template ini )
Artikel ini membutuhkan tambahan kutipan untuk verifikasi . (Maret 2012)
Artikel ini ini bagian petunjuk mungkin tidak cukup meringkas poin kunci dari isinya.
(Mei 2013)

Sebuah naga Cina di Sembilan-Dragon Wall di Kota Terlarang di Beijing . naga telah menjadi
simbol menonjol dari China selama berabad-abad

Bendera Republik Cina (selama kontrol dari daratan Cina 1912-1949 dan sejak tahun 1945 dari
Taiwan dan pulau-pulau kecil), yang mewakili nasionalis Cina - terutama Kuomintang (KMT)
pendukung yang menentang komunisme dan Republik Rakyat China dan mendukung Republik
China sebagai negara yang sah dari China.
Bendera Republik Rakyat Cina, yang mewakili nasionalis China yang mendukung RRC.

Nasionalisme Cina adalah bentuk nasionalisme di Cina yang menegaskan bahwa orang China
adalah bangsa dan mempromosikan kesatuan budaya dan nasional Cina.

Isi
1 basis ideologis
Kesadaran Nasional 2
3 Etnis
4 Muslim China
5 Republic of China (ROC)
6 Chinese Overseas
7 Oposisi
8 Utara dan Selatan
9 populisme
10 kali modern
o Main hakim sendiri 10,1 Internet
11 Lihat juga
12 Referensi
13 Bacaan lebih lanjut

Dasar ideologi
Lihat juga: Sinocentrism

Nasionalisme Cina telah diambil dari sumber ideologi yang sangat beragam termasuk pemikiran
tradisional Cina, Amerika progresivisme , Marxisme , dan pikiran etnologis Rusia. Ideologi ini
juga menyajikan dirinya dalam berbagai manifestasi yang berbeda dan sering bertentangan,
termasuk Ultra-imperialisme . Manifestasi ini telah menyertakan Tiga Prinsip Rakyat , yang
Partai Komunis China , pandangan anti-pemerintah siswa dalam protes Tiananmen 1989 , Fasis
blueshirts , dan kolaborasi-Jepang di bawah Wang Jingwei .

Meskipun nasionalis China telah menyepakati keinginan dari negara Cina terpusat, hampir setiap
pertanyaan lain telah menjadi subyek perdebatan sengit dan kadang-kadang pahit. Di antara
pertanyaan yang nasionalis Cina telah setuju adalah apa kebijakan akan mengarah pada China
yang kuat, apa struktur negara dan tujuannya, apa hubungan harus antara China dan kekuatan
asing, dan apa yang seharusnya menjadi hubungan antara mayoritas Han China , kelompok
minoritas , dan Cina di luar negeri .

Variasi luas dalam bagaimana Cina nasionalisme telah dinyatakan telah dicatat oleh komentator
Lucian Pye yang berpendapat bahwa ini mengungkapkan kurangnya konten dalam identitas
Cina. Namun, yang lain berpendapat bahwa kemampuan nasionalisme Cina untuk
memanifestasikan dirinya dalam berbagai bentuk adalah sifat positif dalam yang memungkinkan
ideologi untuk mengubah dirinya dalam menanggapi krisis internal dan kejadian eksternal.

Meskipun variasi antara konsepsi nasionalisme Cina yang besar, kelompok nasionalis Cina
mempertahankan beberapa kesamaan, terutama Ultra-imperialisme . Nasionalistik ideologi Cina
semua menganggap Sun Yat-Sen sangat tinggi, dan cenderung mengklaim sebagai ahli waris
ideologis dari Tiga Prinsip Rakyat . Selain itu, ideologi nasionalis Cina cenderung menganggap
baik demokrasi dan ilmu sebagai kekuatan positif, meskipun mereka sering memiliki sangat
berbeda pengertian tentang apa arti demokrasi.

Kesadaran nasional
Ada versi dari negara Cina untuk sekitar 4.000 tahun. Konsep Cina dunia sebagian besar
merupakan pembagian antara dunia yang beradab dan dunia barbar dan ada sedikit konsep
keyakinan bahwa kepentingan Cina dilayani oleh pemerintah China yang kuat. Commenter
Lucian Pye berpendapat bahwa modern " negara-bangsa " secara fundamental berbeda dari
kerajaan tradisional, dan berpendapat bahwa dinamika saat ini Republik Rakyat China (RRC) -
konsentrasi kekuasaan pada titik pusat otoritas - berbagi kesamaan penting dengan Ming dan
Qing Empires . [1] Ada hanya beberapa periode dalam sejarah Cina ketika China berjuang Total
perang melawan orang asing (terutama Mongol , Manchu , dan Jepang ), sedangkan semua
konflik lainnya terutama perang saudara yang menyebabkan dinasti perubahan. Namun, upaya
untuk sinicize asing atau "barbar" (seperti Vietnam , dan Korea ) yang ingin mempertahankan
identitas budaya yang terpisah telah berlangsung selama ribuan tahun. Sifat ini khususnya
sejarah Cina tidak kondusif untuk mewujudkan sebuah negara-bangsa Cina, sampai kontak
dengan negara-negara Barat pada abad ke-19.

Etnis
Lihat juga: masalah Etnis di Republik Rakyat Cina , Han chauvinisme , dan Hua-Yi perbedaan

Mendefinisikan hubungan antara etnis dan identitas Cina telah menjadi masalah yang sangat
kompleks sepanjang sejarah Cina . Pada abad ke-17, dengan bantuan Ming pemberontak Cina,
Manchu menyerbu jantung Cina dan mendirikan dinasti Qing. Selama berabad-abad berikutnya
mereka akan menggabungkan kelompok-kelompok seperti Tibet , yang Mongol , dan Uyghur ke
wilayah yang mereka kuasai. Manchu dihadapkan dengan masalah mempertahankan loyalitas
antara orang-orang yang mereka memerintah sementara pada saat yang sama mempertahankan
identitas yang berbeda. Metode utama yang mereka capai kontrol jantung Cina adalah dengan
menggambarkan diri mereka sebagai tercerahkan Konghucu bijak bagian dari yang tujuannya
adalah untuk melestarikan dan memajukan peradaban Cina. Selama berabad-abad Manchu secara
bertahap berasimilasi dengan budaya Cina dan akhirnya banyak Manchu mengidentifikasi diri
mereka sebagai orang Cina.

Kompleksitas hubungan antara etnis dan identitas Cina dapat terlihat selama pemberontakan
Taiping di mana pemberontak berjuang keras melawan Manchu dengan alasan bahwa mereka
adalah orang asing barbar sementara pada saat yang sama orang lain berjuang seperti keras atas
nama Manchu dengan alasan bahwa mereka adalah pemelihara nilai-nilai tradisional China. Ia
selama waktu ini bahwa konsep Han Cina muncul sebagai sarana menjelaskan mayoritas etnis
Cina.

Pada akhir abad ke-19, nasionalisme Cina diidentifikasi Han dengan Cina dan berpendapat untuk
menggulingkan Manchu yang dianggap di luar bidang bangsa Cina. Hal ini menyebabkan
banyak pemberontakan oleh Han China . Sun Yat-sen pernah menyatakan: "Dalam rangka untuk
mengembalikan kemerdekaan nasional kita, pertama kita harus mengembalikan bangsa Cina
Dalam rangka untuk memulihkan bangsa Cina, kita harus mendorong barbar. Manchu kembali
ke Changbai Gunung . dalam rangka untuk menyingkirkan orang barbar, pertama kita harus
menggulingkan tirani ini, diktator, jelek, dan korup Qing pemerintah. Fellow senegara, revolusi
adalah satu-satunya cara untuk menggulingkan pemerintah Qing! " [2]

Setelah 1911 Revolution , definisi resmi "Cina" itu diperluas untuk mencakup etnis non-Han
sebagai bagian dari luas bangsa Cina (Zhonghua Minzu), dalam rangka untuk meningkatkan
penyatuan dari berbagai ras di Cina.

Pejabat lihat nasionalistik Cina di tahun 1920-an dan 1930-an sangat dipengaruhi oleh
modernisme dan Darwinisme sosial , dan termasuk advokasi dari asimilasi budaya dari
kelompok etnis di provinsi-provinsi bagian barat dan tengah ke dalam "maju budaya" negara
Han, menjadi nama serta seperti dalam anggota fakta bangsa Cina. Selain itu juga dipengaruhi
oleh nasib negara multi-etnis seperti Austria-Hungaria dan Kekaisaran Ottoman . Hal ini juga
menjadi kekuatan yang sangat kuat selama pendudukan Jepang Pesisir China selama 1930-an
dan 1940-an dan kekejaman yang dilakukan oleh rezim tersebut.

Selama dekade berikutnya nasionalisme Cina dipengaruhi kuat oleh pemikiran etnografi Rusia,
dan ideologi resmi dari RRC menegaskan bahwa China adalah negara multi-etnis, dan Han
China, meskipun mayoritas (lebih dari 95% di daratan), mereka hanya salah satu dari banyak
kelompok etnis Cina, masing-masing yang budaya dan bahasa harus dihormati. Namun, banyak
kritikus berpendapat bahwa meskipun pandangan resmi ini, sikap asimilasi tetap tertanam, dan
pandangan populer dan hubungan kekuasaan yang sebenarnya menciptakan situasi di mana
nasionalisme Cina telah dalam praktek berarti dominasi Han dari daerah minoritas dan
masyarakat dan asimilasi kelompok-kelompok.

Selama tahun 1960 dan 1970-an, nasionalisme Cina dalam daratan Cina menjadi dicampur
dengan retorika Marxisme , dan retorika nasionalis menjadi sebagian besar termasuk dalam
retorika internasionalis. Di sisi lain, nasionalisme Cina di Taiwan terutama tentang melestarikan
cita-cita dan keturunan dari Sun Yat-sen, partai yang ia dirikan, Kuomintang (KMT), dan anti-
komunisme. Sedangkan definisi nasionalisme Cina berbeda di Republik Cina (ROC) dan RRC,
keduanya bersikukuh mengklaim wilayah Cina seperti Senkaku (Diaoyutai) Kepulauan .
Pada 1990-an, meningkatnya standar ekonomi, jatuhnya Uni Soviet , dan tidak adanya ideologi
melegitimasi lainnya telah menyebabkan apa yang sebagian besar pengamat melihat sebagai
kebangkitan nasionalisme di Cina.

Muslim Cina
Muslim Cina telah memainkan peran penting dalam nasionalisme Cina. Muslim Cina, dikenal
sebagai orang Hui , adalah campuran dari keturunan Muslim asing seperti Arab dan Persia,
dicampur dengan Han China yang masuk Islam. Muslim Cina sinophones, berbicara Cina dan
berlatih Konfusianisme .

Hu Songshan , seorang Muslim Imam dari Ningxia , adalah seorang nasionalis Cina dan
berkhotbah nasionalisme Cina dan kesatuan semua orang China, dan juga melawan imperialisme
dan ancaman asing. [3] [3] Ia bahkan memerintahkan Flag Cina akan memberi hormat saat berdoa,
dan bahwa semua imam di Ningxia memberitakan nasionalisme Cina. Hu Songshan memimpin
Ikhwan , Ikhwanul Muslimin Cina, yang menjadi seorang nasionalis Cina, organisasi patriotik,
menekankan pendidikan dan kemandirian individu. [4] [5] [3] Hu Songhan juga menulis doa dalam
bahasa Arab dan Cina, berdoa untuk Allah untuk mendukung Cina Kuomintang pemerintah dan
mengalahkan Jepang. [6] Hu Songshan juga mengutip sebuah hadis (), perkataan nabi
Muhammad , yang mengatakan "mencintai Tanah Air adalah sama dengan mencintai Iman" ( "
"). Hu Songshan mengecam keras mereka yang non patriotik
dan orang-orang yang mengajarkan pemikiran anti nasionalis, mengatakan bahwa mereka adalah
Muslim palsu.

Ma Qixi adalah seorang reformis Muslim, pemimpin Xidaotang , dan ia mengajarkan bahwa
Islam hanya bisa dipahami dengan menggunakan budaya Cina seperti Konfusianisme . Dia
membaca teks-teks Cina klasik dan bahkan mengambil isyarat dari Laozi ketika ia memutuskan
untuk pergi haji ke Mekkah .

Ma Fuxiang , Cina Muslim umum dan Kuomintang anggota, adalah nasionalis Cina lain. Ma
Fuxiang diberitakan kesatuan semua orang China, dan orang-orang bahkan non-Cina seperti
Tibet dan Mongol untuk tinggal di Cina. Dia menyatakan bahwa Mongolia dan Tibet adalah
bagian dari Republik Cina , dan tidak negara independen. [7] Ma Fuxiang setia kepada
pemerintah China, dan hancur pemberontak Muslim ketika diperintahkan untuk. Ma Fuxiang
percaya bahwa pendidikan modern akan membantu Hui Cina membangun masyarakat yang lebih
baik dan membantu China menolak imperialisme asing dan membantu membangun bangsa. Ia
dipuji karena "Guojia Yizhi" (kesadaran nasional) oleh non Muslim. Ma Fuxiang juga
menerbitkan banyak buku, dan menulis di Konfusianisme dan Islam, setelah mempelajari kedua
Quran dan Chun Qiu .

Ma Fuxiang telah bertugas di bawah umum Muslim Cina Dong Fuxiang , dan berperang
melawan orang asing selama Pemberontakan Boxer . [8] [9] Unit Muslim ia bertugas di tercatat
karena anti asing, yang terlibat dalam penembakan seorang Barat dan Jepang sampai mati
sebelum Pemberontakan Boxer pecah. [10] dilaporkan bahwa pasukan Muslim akan melenyapkan
orang asing untuk kembali zaman keemasan bagi China, dan Muslim berulang kali menyerang
gereja asing, kereta api, dan kedutaan, sebelum permusuhan bahkan mulai. [11] pasukan Muslim
bersenjatakan senapan modern repeater dan artileri, dan dilaporkan antusias akan menyerang dan
membunuh orang asing. Ma Fuxiang memimpin penyergapan terhadap orang asing di Langfang
dan menimbulkan banyak korban, menggunakan kereta api untuk melarikan diri. Dong Fuxiang
adalah xenophobe dan asing benci, ingin mengusir mereka keluar dari China.

Berbagai organisasi Muslim di Cina seperti China Islamic Association (Zhongguo Huijiao
Gonghui) dan Asosiasi Muslim China yang disponsori oleh Kuomintang.

Imam Muslim Cina telah disintesis Islam dan Konghucu di Han Kitab . Mereka menegaskan
bahwa tidak ada kontradiksi antara Konfusianisme dan Islam, dan tidak ada kontradiksi antara
menjadi nasional Cina dan seorang Muslim. Siswa Muslim Cina yang kembali dari studi di luar
negeri, dari tempat-tempat seperti Al Azhar di Mesir belajar tentang nasionalisme dan
menganjurkan nasionalisme Cina di rumah. Satu Imam, Wang Jingzhai, yang belajar di Mekkah ,
menerjemahkan hadis , atau mengatakan dari Muhammad , "Aiguo Aijiao" - mencintai negara ini
sama dengan mencintai iman. Muslim Cina percaya bahwa mereka "Watan" (negara dalam
bahasa Arab) adalah seluruh Republik Cina , termasuk non-Muslim. [12]

General Bai Chongxi , panglima perang dari Guangxi, dan anggota dari Kuomintang ,
menampilkan dirinya sebagai pelindung Islam di Cina dan memendam intelektual Muslim
melarikan diri dari invasi Jepang di Guangxi, yang diberitakan nasionalisme Cina dan anti
imperialisme. Muslim Cina dikirim ke Arab Saudi dan Mesir untuk mengecam Jepang.
Terjemahan dari tulisan-tulisan Mesir dan Al-Quran yang digunakan untuk mendukung
propaganda demi sebuah Jihad melawan Jepang. [12]

Di Xinjiang , jenderal Muslim Cina Ma Hushan didukung nasionalisme Cina. Dia adalah kepala
Divisi ke-36 (National Revolutionary Army) . Dia menyebarkan anti Soviet, dan anti propaganda
Jepang, dan melembagakan rezim kolonial atas Uighur. Nama jalan Uighur dan tanda-tanda yang
diubah menjadi Cina, dan pasukan Muslim Cina diimpor koki dan mandi Cina, daripada
menggunakan yang Uighur. [13] The Muslim Cina bahkan memaksa industri karpet Uighur di
Khotan untuk mengubah desain untuk versi Cina. [ 14]

The Tungans (Muslim Cina, orang Hui ) memiliki sentimen anti Jepang. [13]

General Ma Hushan saudara Ma Zhongying mengecam separatisme dalam sebuah pidato di


Masjid Idgah dan mengatakan kepada orang-orang Uighur untuk setia kepada pemerintah Cina di
Nanjing . [15] [16] [17] Pembagian 36 telah menghancurkan Republik Islam Turki Turkestan Timur ,
dan umum Muslim Cina Ma Zhancang dipenggal Uighur amir Abdullah Bughra dan Nur Ahmad
Jan Bughra . [18] [19] [20] Ma Zhancang menghapuskan Islam Syariah hukum yang didirikan oleh
Uighur, dan mendirikan pemerintahan militer sebaliknya, mempertahankan mantan pejabat Cina
dan menjaga mereka dalam kekuasaan. [21] The Uighur telah mempromosikan Islamisme dalam
pemerintahan separatis mereka, tapi Ma Hushan dihilangkan agama dari politik. Islam hampir
tidak disebutkan atau digunakan dalam politik atau kehidupan kecuali sebagai fokus spiritual
kabur untuk oposisi bersatu melawan Uni Soviet. [13]
Ma Hushan menyatakan kesetiaannya kepada Nanjing, mengecam Sheng Shicai sebagai boneka
Soviet, dan berperang melawan Soviet invasi pada tahun 1937. [13]

Republik Cina (ROC)

Taiwan Gerakan Mahasiswa Sunflower demonstran berdemonstrasi menentang hubungan dekat


dengan China.

Salah satu tujuan umum dari nasionalis Cina saat ini adalah penyatuan dari Cina daratan dan
Taiwan . Sementara ini adalah tujuan yang dinyatakan umum dari kedua Republik Rakyat Cina
dan Republik Cina (ROC) sebelum 1991, kedua belah pihak berbeda tajam pada bentuk
unifikasi.

Di Taiwan ada umum konsensus untuk mendukung status quo kemerdekaan de facto Taiwan
sebagai negara terpisah. Meskipun demikian, hubungan antara nasionalisme Cina dan Taiwan
masih kontroversial, yang melibatkan isu-isu simbolis seperti penggunaan "The Republic of
China" sebagai nama resmi dari pemerintah tentang Taiwan dan penggunaan kata "Cina" dalam
nama Pemerintah perusahaan sahamnya dimiliki . Secara garis besar, ada sedikit dukungan di
Taiwan untuk unifikasi. dukungan terbuka untuk kemerdekaan formal juga diredam karena
desakan RRC pada aksi militer harus Taiwan membuat seperti deklarasi formal. Argumen
terhadap penyatuan sebagian lebih budaya dan apakah Taiwan yang demokratis harus melihat
diri mereka sebagai Cina atau Taiwan, dan sebagian atas ketidakpercayaan dari Partai otoriter
Komunis China (PKC), catatan hak asasi manusianya, dan tindakan de-demokratisasi di Hong
Kong. was-was ini sangat lazim di antara generasi muda dari Taiwan, yang umumnya melihat
kedua PKC dan KMT sebagai usang dan menganggap diri mereka memiliki sedikit atau tidak
ada hubungannya dengan China, yang pemerintahnya yang mereka anggap sebagai agresor
asing.

Overseas Chinese
Nasionalisme Cina telah memiliki hubungan bisa berubah dengan hidup Cina di luar Daratan
China dan Taiwan . China Overseas adalah pendukung kuat dari Revolusi Xinhai .

Setelah dekolonisasi , Cina di luar negeri didorong untuk menganggap diri mereka sebagai warga
negara mereka diadopsi bukan sebagai bagian dari kebangsaan Cina. Akibatnya, etnis Cina di
Thailand , Singapura , dan Malaysia telah tajam dibagi konsep etnis Cina dari konsep "Chinese
politik" dan telah secara eksplisit menolak menjadi bagian dari kewarganegaraan Cina.

Selama tahun 1960, Republik Rakyat Cina dan Republik Cina (ROC) dipelihara sikap yang
berbeda terhadap Cina di luar negeri. Di mata pemerintah RRC, Cina di luar negeri dianggap
agen kapitalis; di samping itu, pemerintah RRC juga berpikir bahwa menjaga hubungan baik
dengan Asia tenggara pemerintah lebih penting daripada mempertahankan dukungan dari luar
negeri Cina. Sebaliknya, ROC diinginkan hubungan baik dengan Cina di luar negeri sebagai
bagian dari strategi keseluruhan untuk menghindari isolasi diplomatik dan mempertahankan
klaimnya untuk menjadi pemerintahan sah satu-satunya China.

Dengan reformasi di bawah Deng Xiaoping , sikap RRC terhadap Cina di luar negeri menjadi
jauh lebih menguntungkan, dan Cina di luar negeri dipandang sebagai sumber modal dan
keahlian. Pada 1990-an, upaya RRC terhadap Cina di luar negeri menjadi sebagian besar
terfokus pada menjaga loyalitas "Cina baru berangkat ke luar negeri", yang terdiri dari siswa
sebagian besar lulusan telah beremigrasi, terutama ke Amerika Serikat . Sekarang, ada kamp
musim panas, di mana pemuda Cina di luar negeri dapat hadir untuk belajar tangan pertama
tentang budaya China. Pada tahun 2013, "100 pemuda Cina di luar negeri memulai perjalanan
akar-mencari mereka di Hunan." [22] Buku teks untuk sekolah Cina didistribusikan oleh
pemerintah Republik Rakyat Cina.

Oposisi
Selain gerakan kemerdekaan Taiwan , ada sejumlah ideologi yang ada bertentangan dengan
nasionalisme Cina.

Beberapa lawan telah menegaskan bahwa nasionalisme Cina secara inheren mundur dan karena
itu tidak sesuai dengan negara modern. Beberapa klaim bahwa nasionalisme Cina sebenarnya
merupakan manifestasi dari keyakinan di Han Cina superioritas etnis (juga dikenal sebagai
Sinocentrism ), [23] meskipun ini hangat diperdebatkan. Sementara lawan berpendapat bahwa
nasionalisme reaksioner bukti ketidakamanan Cina atau ketidakdewasaan dan bahwa itu adalah
baik tidak perlu dan memalukan untuk sebuah bangsa yang kuat, nasionalis Cina menegaskan
bahwa nasionalisme Cina dalam banyak hal akibat dari Barat imperialisme dan merupakan dasar
berdirinya sebuah negara Cina modern yang bebas dari dominasi asing.

Utara dan Selatan


Lihat juga: Utara dan Cina selatan
Edward Friedman berpendapat [24] bahwa ada pemerintah, politik, nasionalisme Cina birokrasi
utara yang bertentangan dengan selatan, nasionalisme Cina komersial. Divisi ini ditolak oleh
para sarjana yang paling Cina dan banyak non-Cina, [ siapa? ] Yang percaya bahwa Friedman telah
dibesar-besarkan perbedaan antara utara dan selatan, dan menunjukkan bahwa perpecahan dalam
masyarakat Cina tidak jatuh rapi ke dalam "utara- selatan "divisi.

Populisme
Selama tahun 1990-an, intelektual China telah penuh semangat diperdebatkan makna politik dan
pentingnya nasionalisme meningkat di Cina. Dari perdebatan mereka telah muncul aneka populis
nasionalisme yang berpendapat bahwa nasionalisme anti-imperialis di Cina telah memberikan
ruang publik yang berharga untuk partisipasi luar lembaga politik negara dan bahwa sentimen
nasionalis di bawah kondisi postkolonial merupakan bentuk demokrasi aktivitas sipil. Para
pendukung teori ini mempromosikan nasionalisme sebagai ideal politik populis dan sebagai
perwujudan dari legitimasi demokratis yang berada di kehendak rakyat.

nasionalisme populis merupakan pengembangan relatif terlambat dalam nasionalisme Cina dari
tahun 1990-an. Ini mulai terbentuk dikenali setelah tahun 1996, sebagai hasil gabungan dari
pemikiran nasionalis berkembang dari awal 1990-an dan perdebatan yang sedang berlangsung
pada modernitas, postmodernisme, postkolonialisme, dan implikasi-perdebatan politik mereka
yang telah terlibat banyak intelektual China sejak awal tahun 1995.

Zaman modern
Akhir Perang Dingin telah melihat kebangkitan di seluruh dunia sentimen dan aspirasi
nasionalis. Namun, sentimen nasionalis bukan satu-satunya provinsi BPK. Salah satu fenomena
yang benar-benar luar biasa dalam Perang kebangkitan pasca-Dingin nasionalisme Cina adalah
bahwa intelektual China menjadi salah satu kekuatan pendorong. Banyak orang-sosial terdidik
ilmuwan, sarjana humaniora, penulis dan lainnya profesional-telah memberikan suara ke dan
bahkan menjadi artikulator untuk naik wacana nasionalis pada 1990-an. Beberapa komentator
telah mengusulkan bahwa "nasionalisme positif" bisa menjadi faktor pemersatu yang penting
bagi negara seperti yang telah untuk negara-negara lain. [25]

Sebagai indikasi dari asal-usul populer dan intelektual sentimen nasionalis Cina baru-baru ini,
semua rekan penulis dari Cina Bisa Berkata Tidak ada , yang pertama dalam serangkaian
sanggahan menantang untuk imperialisme Amerika [ rujukan? ], Yang kuliah berpendidikan, dan
sebagian besar wiraswasta ( freelancer, pemilik buah-berdiri, penyair, dan wartawan yang
bekerja di bidang sebagian pasar-didorong dari surat kabar Cina, majalah, dan stasiun televisi).

target nasionalisme China terhadap dua kelompok besar: Jepang, yang menginvasi China pada
1931-1945, dan pemisahan Papua seperti kemerdekaan Tibet, kemerdekaan Xinjiang,
kemerdekaan Taiwan dan pendukung mereka seperti Amerika Serikat, India dan Turki.

Pada abad ke-21, taji penting nasionalisme Cina akar rumput tumbuh dari apa yang orang Cina
lihat sebagai marginalisasi negara mereka dari Jepang dan dunia Barat. The kontroversi sejarah
buku teks Jepang , serta Perdana Menteri Junichiro Koizumi kunjungan 's ke Kuil Yasukuni
adalah sumber kemarahan yang cukup besar di blog Cina. Selain itu, protes menyusul 2008
kerusuhan Tibet dari obor Olimpiade telah mengumpulkan oposisi yang kuat dalam komunitas
Cina di dalam Cina dan luar negeri. Hampir setiap protes Tibet pada rute obor Olimpiade
disambut dengan cukup protes pro-China. Karena Olimpiade 2008 adalah sumber utama
kebanggaan nasional, anti-Olimpiade sentimen sering dilihat sebagai sentimen anti-Cina di
dalam Cina. Selain itu, gempa Sichuan tahun 2008 memicu rasa nasionalisme yang tinggi dari
Cina di rumah dan di luar negeri. respon cepat pemerintah pusat untuk bencana berperan penting
dalam menggembleng dukungan umum dari populasi di tengah kritik keras diarahkan
penanganan China kerusuhan Lhasa hanya dua bulan sebelumnya.

Internet main hakim sendiri

Karena media milik pemerintah memiliki kontrol atas saluran media yang paling, Internet adalah
salah satu tempat langka di mana nasionalis Cina dapat berteriak-teriak dan mengungkapkan
perasaan mereka. Sementara pemerintah dikenal untuk menutup blog kontroversial, adalah
mustahil untuk benar-benar menyensor internet dan semua situs web yang mungkin dianggap
kontroversial. pengguna Internet Cina sering menulis topik nasionalistik online di website seperti
Tianya.cn. Beberapa media berbasis web seperti Webcomic bernama Tahun Kelinci Affair juga
dilengkapi ide nasionalis. Kaum nasionalis mencari berita dari orang yang mereka dianggap
pengkhianat ke Cina, seperti insiden Grace Wang dari Duke University, [26] seorang gadis Cina
yang diduga mencoba untuk menenangkan kedua belah pihak selama perdebatan tentang Tibet
sebelum Musim Panas 2008 Olimpiade. Dia dicap sebagai pengkhianat oleh warga internet
online, dan bahkan memiliki rumahnya kembali Qingdao, China, diserang. Orangtuanya harus
bersembunyi untuk sementara waktu sebelum keributan mereda.

Menanggapi protes selama 2008 Olympic Torch Relay dan tuduhan bias yang dari media barat,
blog Cina, forum dan website menjadi diisi dengan bahan nasionalistik, sementara lampu kilat
kontra-protes yang dihasilkan melalui sarana elektronik, seperti penggunaan SMS dan IM . Salah
satu situs tersebut, Anti-CNN , menyatakan bahwa saluran berita seperti CNN dan BBC hanya
dilaporkan secara selektif, dan hanya memberikan argumen sepihak mengenai kerusuhan Tibet
2008 . [27] hacker Cina telah mengklaim telah menyerang situs CNN berkali-kali , melalui
penggunaan DDoS serangan. [28]

Lihat juga
Sinocentrism
sinicization
Desinicization
Cross-Selat Unifikasi
sinofilia
nasionalisme Manchuria
Pemberontakan Boxer
Century Cina
Adopsi budaya sastra Cina
Fenqing
Hui pan-nasionalisme
han chauvinisme
Pax Sinica
Zhonghua Minzu
Daftar anak sungai dari Imperial China

Referensi
1.

Pye, Lucian W. ; Pye, Mary W. (1985) kekuatan Asia dan politik. Dimensi budaya dari
otoritas. Cambridge, MA: Harvard University Press. p. 184. ISBN 0-674-04979-9 .
[1]
Jonathan Neaman Lipman (2004). Asing Familiar: riwayat Muslim di Barat Laut Cina .
Seattle: University of Washington Press. p. 210. ISBN 0-295-97644-6 . Diperoleh 2010-06-28.
Makalah dari Konferensi Elites lokal Cina dan Pola Dominasi, Banff, 20-24 Agustus 1987,
Volume 3 . 1987. p. 30. Diperoleh 2010/06/28.
Stphane A. Dudoignon (2004). Masyarakat taat vs negara fasik ?: transmisi belajar Islam
di Rusia, Asia Tengah dan Cina, melalui abad kedua puluh: proses dari kolokium internasional
yang diselenggarakan di Carr des Sciences, Prancis Kementerian Riset, Paris, November 12-
13, 2001 . Schwarz. p. 69. ISBN 3-87997-314-8 . Diperoleh 2010-06-28.
Jonathan Neaman Lipman (2004). Asing Familiar: riwayat Muslim di Barat Laut Cina .
Seattle: University of Washington Press. p. 200. ISBN 0-295-97644-6 . Diperoleh 2010-06-28.
Jonathan Neaman Lipman (2004). Asing Familiar: riwayat Muslim di Barat Laut Cina .
Seattle: University of Washington Press. p. 167. ISBN 0-295-97644-6 . Diperoleh 2010-06-28.
Jonathan Neaman Lipman (2004). Asing Familiar: riwayat Muslim di Barat Laut Cina .
Seattle: University of Washington Press. p. 169. ISBN 0-295-97644-6 . Diperoleh 2010-06-28.
Joseph Esherick (1988). Asal-usul Boxer Uprising . Berkeley, California: University of
California Press. p. 182. ISBN 978-0-520-06459-1 . Diperoleh 2010-06-28.
Joseph Esherick (1988). Asal-usul Boxer Uprising . Berkeley, California: University of
California Press. p. 302. ISBN 978-0-520-06459-1 . Diperoleh 2010-06-28.
Ching-shan, Jan Julius Lodewijk Duyvendak (1976). Buku harian dari Yang Mulia Ching-
shan: menjadi akun Cina dari masalah Boxer . Universitas Publikasi of America. p. 14. ISBN
978-0-89093-074-8 . Diperoleh 2010-06-28.
Masumi, Matsumoto. "Penyelesaian gagasan loyalitas ganda terhadap China dan Islam" .
Diperoleh 2010-06-28.
Andrew DW Forbes (1986). Warlords dan Muslim di Cina Asia Tengah: sejarah politik
Republik Sinkiang 1911-1949 . Cambridge, Inggris: CUP Arsip. p. 130. ISBN 978-0-521-25514-
1 . Diperoleh 2010-06-28.
Andrew DW Forbes (1986). Warlords dan Muslim di Cina Asia Tengah: sejarah politik
Republik Sinkiang 1911-1949 . Cambridge, Inggris: CUP Arsip. p. 131. ISBN 978-0-521-25514-
1 . Diperoleh 2010-06-28.
S. Frederick Starr (2004). Xinjiang: perbatasan Muslim China . ME Sharpe. p. 79. ISBN 0-
7656-1318-2 . Diperoleh 2010-06-28.
James A. Millward (2007). Persimpangan jalan Eurasia: sejarah Xinjiang . Columbia
University Press. p. 200. ISBN 0-231-13924-1 . Diperoleh 2010-06-28.
Andrew DW Forbes (1986). Warlords dan Muslim di Cina Asia Tengah: sejarah politik
Republik Sinkiang 1911-1949 . Cambridge, Inggris: CUP Arsip. p. 124. ISBN 0-521-25514-7 .
Diperoleh 2010-06-28.
Christian Tyler (2004). Wild West China: menjinakkan Xinjiang . New Brunswick, New
Jersey: Rutgers University Press. p. 116. ISBN 0-8135-3533-6 . Diperoleh 2010-06-28.
Andrew DW Forbes (1986). Warlords dan Muslim di Cina Asia Tengah: sejarah politik
Republik Sinkiang 1911-1949 . Cambridge, Inggris: CUP Arsip. p. 123. ISBN 0-521-25514-7 .
Diperoleh 2010-06-28.
Andrew DW Forbes (1986). Warlords dan Muslim di Cina Asia Tengah: sejarah politik
Republik Sinkiang 1911-1949 . Cambridge, Inggris: CUP Arsip. p. 303. ISBN 0-521-25514-7 .
Diperoleh 2010-06-28.
Andrew DW Forbes (1986). Warlords dan Muslim di Cina Asia Tengah: sejarah politik
Republik Sinkiang 1911-1949 . Cambridge, Inggris: CUP Arsip. p. 82. ISBN 0-521-25514-7 .
Diperoleh 2010-06-28.
"100 pemuda Cina di luar negeri memulai perjalanan akar-mencari mereka di Hunan-Sino-
AS" . Sino-us.com. 2013/06/24. Diperoleh 2016/02/22.
Zhao, Suisheng. "Nasionalisme Pragmatis Cina dan Implikasinya Kebijakan Luar Negeri"
(PDF) . Pertemuan Tahunan Asosiasi Ilmu Politik Amerika . University of Denver . Diperoleh
Februari 2012 7.
Friedman, Edward (1995). Identitas Nasional dan prospek demokrasi di sosialis China .
New York: ME Sharpe. pp. 33, 77. ISBN 1-56324-434-9 .
Niklas Swanstrom. Nasionalisme positif bisa membuktikan obligasi untuk Cina . 4 Mei
2005, Baltimore Sun.
Goldkorn, Jeremy. "Rahmat Wang" . Danwei.org. Diperoleh 2016/02/22.
Situs Anti-CNN

28. SBS Dateline, 6 Agustus 2008 Video di YouTube

Bacaan lebih lanjut


Harumi Befu, Nasionalisme Budaya di Asia Timur: Representasi dan Identitas (1993).
Berkeley, California .: Institut Studi Asia Timur, University of California.
Terence Billeter, L'empereur jaune: Une tradisi politique chinoise (2005).
Maria Hsia Chang, Return of the Dragon: Nasionalisme Wounded China , Westview
Tekan (2001), paperback, 256 pp, ISBN 0-8133-3856-5
Kai-Wing Chow, "menceritakan Nation, Ras dan Budaya Nasional: Membayangkan
Hanzu Identitas di Modern China,". Di Chow Kai-Wing, Kevin M. Doak, dan Poshek Fu,
eds, Membangun kebangsaan di zaman modern Asia Timur (2001) . Ann Arbor:
University of Michigan Press, hlm 47-84..
Peter Hays Gries, China Nasionalisme Baru: Pride, Politik, dan Diplomasi , University
of California Press (Januari 2004), hardcover, 224 halaman, ISBN 0-520-23297-6
Prasenjit Duara, "De-membangun Cina Nation," di The Australian Journal Luar Cina
(Juli 1993, Nomor 30, pp. 1-26).
Prasenjit Duara, Menyelamatkan Sejarah dari Nation Chicago und London: University of
Chicago Press, 1995.
FANG WEIGUI [ ]: Lun Jindai sixiangshi shang de Minzu, Nation yu Zhongguo
[ , Nation ], di:. Ershiyi shiji [ ]
(April 2002, Vol 70 , S. 33-43).
FITZGERALD, JOHN: Awakening Cina - Politik, Kebudayaan dan Kelas dalam
Revolusi Nasionalis (1996). Stanford / California: Stanford University Press.
HARRELL, PAULA: Menabur Benih Perubahan - Mahasiswa Cina, Guru Jepang, 1895-
1905 (1992). Stanford / California: Stanford University Press.
Hoston, Germaine A .: Negara, Identitas, dan Pertanyaan Nasional di Cina dan Jepang
(1994). Princeton: Princeton University Press.
HAKIM, JOAN: Talent, Kebajikan dan Nation: Nasionalisme Cina dan subjektivitas
Perempuan di awal Twentieth Century, di: The American Historical Review (Vol 106, Nr
3, Juni 2001, S. 765-803..).
KARL, REBECCA E .: Staging Dunia - Nasionalisme Cina di Turn of the Twentieth
Century (2002). Durham dan London: Duke University Press.
LIU Qingfeng [] (Hg.): Minzuzhuyi yu Zhongguo xiandaihua [
] (1994). Hong Kong: The Chinese University of Hong Kong.
LEIBOLD, JAMES. Konfigurasi ulang nasionalisme Cina: Bagaimana perbatasan Qing
dan pribumi yang menjadi Cina. New York: Palgrave MacMillan, 2007.
Nafsu, JOHN: The Su-pao Kasus: Sebuah Episode di Gerakan Nasionalis China Awal, di:
Buletin Sekolah Studi Oriental dan Afrika, University of London, Vol. XXVII, Bagian 2,
S. 408-429.
Schubert, Gnter: Chinas Kampf um die Nation - Dimensionen nationalistischen
Denkens di der VR Cina, Taiwan und Hong Kong an der Jahrtausendwende (2002).
Hamburg: Mitteilungen des Instituts fr Asienkunde.
SHEN SUNG-Chiao [ ] (a): Wo yi wo xue jian Xuanyuan - Huangdi Shenhua yu
wan Qing de guozu jiangou [ ],
di: shehui yanjiu Taiwan jikan, Ausgabe 28, Dezember 1997, S. 1-77.
SHEN SUNG-Chiao (bersama-sama dengan QIAN Yongxiang []): pembatasan
menentukan Cina: Wacana dari 'Guomin' () dan Pembangunan Kebangsaan Cina di
Akhir Qing, makalah yang dipresentasikan di Konferensi Nasionalisme: The Asia Timur
Experience, May 25-27, 1999, ISSP, Academia Sinica, Taipei, 20pp. ( /
).
SAKAMOTO Hiroko [ ]: Chugoku minzokushugi ada shinwa: Jinshu -
shintai - Jenda [ : ] (2004). Tokyo:
Iwanami Shoten.
SPAKOWSKI, Nicola: Helden, Monumente, Traditionen - Nationale Identitt und
historisches Bewutsein di der VR China [Diss.] (1997). Hamburg: Lit-Verlag.
TAN, ALEXANDER C dan Boyu CHEN. "China Bersaing dan Nationalisms Co-
memilih:. Implikasi Hubungan Sino-Jepang" Pacific Focus (Desember 2013, Vol 28 No
3, pp 365-383.).
Tonnesson, Stein und Antlov, HANS: Bentuk Asia Bangsa (1996). Richmond / Surrey:
Curzon Press.
(. Hg) Unger, JONATHAN: Nasionalisme Cina (1996). Armonk, New York und London,
Inggris: ME Sharpe.
Wang Gungwu: The Revival of Nasionalisme Cina (1996). Leiden: Institut Internasional
untuk Studi Asia.
Harvard Asia Pacific Ulasan 2010. "Bangsa dan Nasionalisme." Tersedia di Issuu [2]
ISSN 1522-1113
Nasionalisme Cina dan Prospek Masa Depan Its , Wawancara dengan Yingjie Guo (27
Juni 2012)

Anda mungkin juga menyukai