Anda di halaman 1dari 45

RANGKUMAN MATERI SEJARAH INDONESIA UNTUK

KELAS 11 (SEMESTER 1 & SEMESTER 2)

OLEH :
NOVELIA ANANDA FITRILA
KELAS XII MS 3

SMA NEGERI 2 BANJARMASIN


MATERI PELAJARAN SEMESTER 1

Bab 1 : Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat


Bab 2 : Pergerakan Nasional Indonesia.

BAB 1
Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat

A. Proses Kedatangan Bangsa Barat Hingga Terbentuknya Pemerintahan Kolonial

1. Latar belakang kedatangan Bangsa Eropa ke Indonesia


a. Adanya Perang Salib (1070-1291); Perang ini mengakibatkan kota Konstantinopel
(Byzantium) jatuh ke tangan Turki Utsmani pada tahun 1453. Sehingga penguasa Turki pada
saat itu yakni Sultan Mahmud II menutup pelabuhan Konstantinopel bagi orang-orang Eropa.
Hal ini membuat orang-orang Eropa kesulitan mendapat rempah-rempah.
b. Keinginan mencari rempah-rempah; Keadaan ini karena adanya hal-hal di atas, sehingga
rempah-rempah sulit dicari dan mahal harganya. Oleh sebab itu orang-orang Eropa berupaya
untuk mencari daerah asal rempah-rempah.
c. Penjelajahan samudra; Faktor pendorong penjelajahan samudra diantaranya keinginan
mencari kekayaan (gold), keinginan menyebarkan agama (gospel), keinginan mencari
kejayaan (glory), adanya semangat reconguesta (semangat pembalasan terhadap kekuasaan
Islam di mana pun yang dijumpainya sebagai tindak lanjut dari Perang Salib), perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, adanya buku Imago Mundi yang menceritakan perjalanan
Marco Polo (1271-1292), adanya teori Heliosentris dari ajaran Copernicus yang menyatakan
bahwa bumi itu bulat.
2. Bangsa Eropa yang melakukan penjelajahan
a. Bangsa Portugis, tokoh yang melakukan penjelajahan diantaranya:
1) Bartholomeu Diaz (1450-1500), berhasil mengarungi samudra hingga ke Benua Afrika
(Tanjung Harapan) pada tahun 1486.
2) Vasco da Gama (1469-1524), berhasil mendarat di Calkuta India pada 22 Mei 1498.
3) Alfonso d Albuquerque (1453-1515), berhasil mendarat di Malaka dan merebutnya pada
tahun 1511.
b. Bangsa Spanyol, tokoh yang melakukan penjelajahan diantaranya:

1) Christopher Columbus (1451-1506), bersama Amerigo Vespucci menemukan Benua


Amerika.
2) Ferdinand Magelhaens (1519-1521), melakukan ekspedisi hingga ke Kepulauan Filipina
pada tahun 1920.
3) Ferdinand Cortez, berhasil menduduki Mexico tahun 1519 dengan menaklukkan suku Indian
yaitu Kerajaan Aztec dan suku Maya di Yucatan.
4) Pizzaro, berhasil menaklukkan kerajaan Indian di Peru yaitu suku Inca tahun 1530.

c. Bangsa Inggris, tokoh yang melakukan penjelajahan diantaranya:

1) Sir Francis Drake (1577-1580), melakukan pelayaran keliling dunia hingga memborong
rempah-rempah di Ternate.
2) Pilgrim Fathers, melakukan pelayaran pada tahun 1607 hingga mendarat di Amerika Utara.
3) Sir James Lancester berhasil mendarat di Aceh dan Penang pada tahun 1591, pada tahun
1602 berhasil mendarat di Aceh yang dilanjutkan ke Banten.
4) Sir Henry Middleton, pada tahun 1604 berhasil mendarat di Ternate, Tidore, Ambon dan
Banda.
5) William Dampier, pada tahun 1688 berhasil mendarat di Australia kemudian melanjutkan
pelayaran dengan menelusuri pantai ke arah Utara.
6) James Cook, pada tahun 1770 berhasil mendarat di Pantai Timur Australia sehingga diklaim
sebagai penemu Benua Australia.

d. Bangsa Belanda, tokoh yang melakukan penjelajahan diantaranya:

1) Barentz, pada tahun 1594 mencari daerah Timur (Asia) melalui jalur lain yaitu ke Utara.
2) Cornelis de Houtman, pada tahun 1596 berhasil mendarat di Banten.
3) Jacob van Neck, berhasil mendarat di Banten pada 28 November 1598 dan berhasil
mendapatkan rempah-rempah yang banyak. Sehingga banyak pedagang Belanda yang datang
ke Indonesia. Atas usulan Johan van Oldenbarnevelt dibentuklah kongsi dagang Belanda
pada 20 Maret 1602 yang bernama Vereenigde Oost IndischeCompagnie (VOC). VOC
dipimpin oleh Gubernur Jenderal, sebagai Gubernur Jenderal yang pertama yaitu Gubernur
Jenderal Pieter Both pada tahun 1609. Kemudian diganti oleh Gubernur Jenderal
Jan Pieter Zoon Coen tahun 1617.
Tujuan dari pembentukan kongsi dagang ini adalah menghindarkan persaingan yang
tidak sehat antarpedagang Belanda sendiri, memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi
persaingan dengan pedagang-pedagang Eropa lain misalnya East India Company (EIC),
membantu pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang
menguasainya, melaksanakan monopoli perdagangan rempah-rempah.
Dalam menjalankan tugasnya, VOC memiliki hak khusus yaitu hak oktroi (hak untuk
dapat bertindak sebagai negara sendiri). Hak tersebut meliputi memonopoli perdagangan,
memiliki tentara sendiri dan mendirikan benteng-benteng, mencetak dan mengedarkan mata
uang sendiri, mengangkat pegawai dari kalangan Belanda atau pribumi, membuat peradilan
sendiri, memerintah di negeri jajahan.
Setelah berkuasa 200 tahun, VOC mengalami kebangkrutan dan dibubarkan pada
tanggal 31 Desember 1799. Hal ini disebabkan kas VOC kosong, pegawai VOC yang
korupsi, banyaknya biaya untuk perang, tidak mampu bersaing dengan kongsi dagang lain,
adanya perdagangan gelap.
4) Abel Tasman, berhasil berlayar mencapai perairan di sebelah Tenggara Australia dan
menemukan Pulau Tasmania pada tahun 1642.

B. Kebijakan Pemerintah Kolonial serta Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Ekonomi


Rakyat

1. Kebijakan pemerintahan kolonial pada masa Herman Willem Daendels (1808-1811).


Gubernur Jenderal Daendels di kirim ke Indonesia pada tanggal 1 Januari 1808 atas
perintah dari Kaisar Louis Napoleon Bonaparte dari Prancis. Tugas utama dari Daendels
yaitu mempertahankan Pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris. Untuk melaksanakan
tugasnya tersebut Daendels mengambil langkah-langkah yaitu merekrut tentara, pendirian
benteng, pabrik mesiu/senjata di Semarang dan Surabaya serta rumah sakit tentara; membuat
jalan dari Anyer sampai Panarukan dengan panjang sekitar 1.100 km; membangun pelabuhan
di Anyer dan Ujung Kulon untuk kepentingan perang; memberlakukan kerja rodi atau kerja
paksa untuk membangun pangkalan tentara.
Untuk memperoleh dana guna membiayai program-programnya tersebut, Daendels
melakukan tindakan yaitu contingenten (kewajiban menyerahkan sebagian hasil
bumi),verplichte leverantie (kewajiban rakyat menjual hasil bumi kepada Belanda), preanger
stelsel (kewajiban bagi rakyat Priangan menanam kopi), menjual tanah-tanah milik negara
kepada kalangan kaum swasta.
Karena langkah-langkahnya yang kejam tersebut, maka Kaisar Louis Napoleon
Bonaparte pada tahun 1811 menarik Daendels kembali ke negeri Belanda dan digantikan oleh
Gubernur Jenderal Jan Willem Janssens.
2. Kebijakan pemerintahan kolonial pada masa Jan Willem Janssens (1811).
Sebagai seorang Gubernur Jenderal, ternyata Janssens seorang yang lemah dan kurang
cakap. Pada saat Inggris melakukan serangan ke Jawa, Janssens tidak dapat berbuat banyak.
Ia menyerah kepada Inggris dan menandatangani perjanjian yang disebut Kapitulasi Tuntang
pada 17 September 1811. Di mana isi dari perjanjian tersebut yaitu seluruh militer Belanda
yang berada di wilayah Asia Timur harus diserahkan kepada Inggris dan menjadi tawanan
militer Inggris, utang pemerintah Belanda tidak diakui oleh Inggris, Pulau Jawa dan Madura
serta semua pelabuhan Belanda di luar Jawa menjadi daerah kekuasaan Inggris. Atas dasar
perjanjian tersebut Indonesia dikuasai Inggris dengan Thomas Stamford Raffles sebagai
Gubernur Jenderalnya.
3. Kebijakan pemerintah pada masa Thomas Stamford Raffles (1811-1816).
a. Bidang ekonomi, diantaranya:
1) Menghapus kebijakan contingenten dari Daendels dan menggantinya dengan sistem sewa
tanah (landrente).
2) Menjual tanah antara lain di Surabaya, Semarang, Surakarta, Priangan, dan Karawang kepada
kalangan Partikelir.
3) Penghapusan pajak dan penyerahan wajib hasil bumi juga dihapuskan.
4) Penghapusan kerja rodi dan perbudakan.
5) Penghapusan sistem monopoli.
Sistem sewa tanah yang diterapkan oleh Raffles mengalami kegagalan, karena: besar
kecilnya pajak bagi setiap pemilik tanah sulit ditentukan, jumlah pegawai yang sangat
terbatas, masyarakat pedesaan belum mengenal uang.

b. Bidang pemerintahan diantaranya:


1) Membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan termasuk Yogyakarta dan Surakarta.
2) Membentuk Badan Pengadilan (landroad) di setiap karesidenan.
3) Menjadikan para Bupati sebagai pegawai pemerintahan dengan memberi gaji setiap bulan.

c. Sumbangan Raffles yang diberikan kepada Indonesia diantaranya:


1) Membentuk susunan baru dalam pengadilan yang didasarkan pengadilan Inggris.
2) Menulis buku yang berjudul History of Java.
3) Menemukan bunga Rafflesia-Arnoldi.
4) Merintis adanya Kebun Raya Bogor.
Karena adanya perubahan politik di Eropa, mengakibatkan pemerintahan di Indonesia
juga berubah. Menyerahnya Kaisar Louis Napoleon Bonaparte kepada Inggris membuat
Belanda lepas dari Prancis. Pada tahun 1814, Belanda dan Inggris melakukan pertemuan di
London yang hasilnya termuat dalam Convention of London yang berisi penyerahan kembali
daerah kekuasaan kepada pihak Belanda yang dulu direbut Inggris termasuk Indonesia.
Penyerahan wilayah Hindia Belanda dari Inggris kepada Belanda berlangsung di Batavia
pada tanggal 19 Agustus 1816. Inggris diwakili oleh John Fendall dan Belanda diwakili oleh
Mr. Ellout, van der Capellen dan Buyskes.

4. Kebijakan pemerintah kolonial Belanda II


a. Tanam paksa (cultuur stelsel)
1) Pengertian tanam paksa
Sistem tanam paksa adalah kebijakan yang mewajibkan petani menyerahkan tanahnya
untuk ditanami tanaman yang laku di pasar internasional seperti kopi, teh, lada, kina, dan
tembakau.
2) Latar belakang diberlakukannya tanam paksa
Latar belakang diberlakukannya tanam paksa yaitu untuk memperoleh pendapatan
sebanyak mungkin dalam waktu yang singkat agar utang Belanda cepat diatasi. Sistem tanam
paksa dilaksanakan pada masa pemerintahan Johannes van den Bosch.
3) Ketentuan-ketentuan Tanam Paksa termuat di dalam Staatblat (Lembaran Negara) No. 22
Tahun 1834, yang isinya sebagai berikut:
a) Rakyat wajib menyiapkan 1/5 dari lahan garapan untuk ditanami tanaman wajib.
b) Lahan tanaman wajib bebas pajak, karena hasil yang disetor sebagai pajak.
c) Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak akan dikembalikan.
d) Tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menggarap tanaman wajib, tidak boleh melebihi
waktu yang diperlukan untuk menanam padi.
e) Rakyat yang tidak memiliki tanah wajib bekerja selama 66 hari dalam setahun di perkebunan
atau pabrik milik pemerintah.
f) Jika terjadi kerusakan atau gagal panen, menjadi tanggung jawab pemerintah.
g) Pelaksanaan tanam paksa diserahkan sepenuhnya kepada para penguasa pribumi (kepala
desa).
Dalam pelaksanaan tanam paksa banyak mengalami pelanggaran dari ketentuan semula,
banyak petani dan pribumi yang sangat dirugikan. Pelanggaran yang lain yaitu adanya cultuur
procenten (hadiah yang diberikan kepada pegawai tanam paksa bila dapat menyetorkan hasil
melebihi ketentuan yang ditetapkan).
Dampak yang diakibatkan dari tanam paksa yaitu menimbulkan reaksi dari Belanda
sendiri, di mana terjadi pertentangan antara golongan liberal dan humanis terhadap
pelaksanaan sistem tanam paksa. Tokoh yang menentang sistem tanam paksa diantaranya:
1) Baron van Hoevell (1812-1879) berupaya menghapus tanam paksa melalui parlemen.
2) Edward Douwes Dekker (1820-1887) menulis buku Max Havelaar (1860) yang menceritakan
tentang keadaan pemerintahan kolonial yang bersifat menindas dan korup di Jawa. Dalam
bukunya tersebut ia menggunakan nama samaran yaitu Multatuli.
3) Fransen van de Putte menerbitkan artikel Suiker Contracten (perjanjian gula).
Menghadapi berbagai reaksi yang ada, pemerintah Belanda mulai menghapus sistem
tanam paksa secara bertahap. Tanam paksa lada dihapus pada tahun 1860, tanam paksa nila
dan teh dihapus pada tahun 1865. Dan sistem tanam paksa secara resmi dihapuskan pada
tahun 1870 berdasarkan UU Landreform (UU Agraria).

b. Pelaksanaan politik pintu terbuka


Untuk mengganti sistem tanam paksa yang diterapkan Belanda di Indonesia, pemerintah
Belanda menerapkan kebijakan politik liberal (politik pintu terbuka). Untuk melaksanakan
politik tersebut pemerintah Belanda mengeluarkan UU Agraria tahun 1870, yang pokok-
pokoknya berisi tentang: Pribumi diberi hak memiliki tanah dan menyewakannya kepada
pengusaha swasta; Pengusaha dapat menyewa tanah dari gubernemen dalam jangka waktu 75
tahun.
Selain UU Agraria 1870, pemerintah Belanda juga mengeluarkan UU Gula (Suiker Wet)
tahun 1870. Isi dari UU ini yaitu: Perusahaan-perusahaan gula milik pemerintah akan dihapus
secara bertahap; Pada tahun 1891 semua perusahaan gula milik pemerintah harus sudah
diambil alih oleh swasta.

c. Politik etis
Politik ini dikemukakan oleh van Deventer dan disebut politik balas budi karena Belanda
memiliki banyak utang budi kepada rakyat Indonesia yang dianggap telah membantu
kemakmuran Belanda. Dalam politik ini berisi tentang tiga hal yang sering disebut Trilogi
van Deventer. Isi dari trilogi van Deventer yaitu: Irigasi (pengairan); Edukasi (pendidikan);
Migrasi (perpindahan penduduk).
C. Munculnya Berbagai Perlawanan

1. Perlawanan terhadap Portugis

a. Malaka dan Demak angkat senjata


Pada tahun 1512 timbul perlawanan di Malaka. Perlawanan dipimpin oleh Pate Kadir. lalu
Demak pun menyerang Portugis dibawah kepemimpinan Pati Unus ( Pengeran Sabrang Lor )

b. Perlawanan rakyat Aceh


Aceh dan Demak pada tahun 1513 melancarkan serangan ke Malaka. Untuk menghadapi
Portugis langkah langkah yang diambil oleh Aceh antara lain:
a. Kapal Aceh yang berlayar ke Timur Tengah dilengkapi dengan Meriam dan sejumlah
prajurit
b. Aceh meminta bantuan persenjataan, militer, dan Ahli perang dari Turki dipenuhi pada
tahun 1567.
c. Aceh juga mendatangkan bantuang dari Kalikut dan Jepara

c. Maluku Bergolak
Pada tahun 1529 terjadilah perang antara Portugis dengan Kerajaan Tidore. Portugis dibantu
oleh Kerajaan Ternate dan Bacan sedangkan Kerajaan Tidore di bantu oleh Spanyol. Sultan
Hairun dikhianati dan lalu dihukum mati. Itulah yang menyebabkan rakyat Tidore marah dan
menyerang Portugis habis habisan

2. Perlawanan terhadap VOC

a.Maluku kembali angkat senjata


Perlawanan terjadi di beberapa daerah seperti : daerah rakyat hiu, Ambon, Ternate, Jailolo
dan sebagainya

b.Perlawanan Makassar ( Gowa )


VOC ingin menguasai perdagangan di Makassar untuk itu VOC mengusulkan hal berikut
kepada Kerajaan Gowa :
a. Sultan Gowa bersama VOC menyerang Banda
b. Kerajaan Gowa hendaknya tidak menjual rempah rempah ke Portugis
c. Gowa dilarang membeli rampah rempah dari Portugis
karena tidak disetujui terjadilah perang antara VOC dengan Kerajaan Gowa yang dipimpin
oleh Sultan Hasanudin

c.Perlawanan Trunajaya
Kerajaan Mataram mengadakan perjanjian perdamaian dengana VOC. Isi perjanjian tersebut
yaitu :
a. Mataram mengakui kekuasaan VOC di Batavia
b. Mataram boleh berdagang di seluruh Indonesia kecuali Maluku
c. VOC mengirim duta setiap tahun ke Kerajaan Mataram
d. Diadakan tukar menukar tawanan perang
karena Raja Amangkurat bertindak sewenang wenang terhapat rakyat terjadilah
pemberontakan Trunajaya yang dipimpin oleh Pangeran Adipati Anom yang mendapat
bantuan dari Makassar yang dipimpin oleh Karaeng Galesung.

3. Perlawanan terhadap Kolonial Belanda

a.Perlawanan di Maluku
Perlawanan terjadi karena Belanda memaksa masyarakat menyerahkan berbagai macam hasil
bumi. Pada malam hari tanggal 15 Mei 1817 para pemuda Saparua di bawah pimpinan
Pattimura mereka mambakar kapal kapal di pelabuhan Belanda. Namun pada tanggal 16
Desember 1817 Pattimura dihukum gantung oleh Belanda.
b.Perang Padri (1815 1837)
Perang ini tidak lepas dari pertentangan kaum adat dan kaum padri. Pertempuran terjadi
karena Belanda menyuruh kaum adat dan padri untuk kerja rodi. Peperangan ini dipimpin
oleh Tuanku Imam Bonjol dan mendapat bantuan dari Sentot Alibasah. Namun Tuanku Imam
Bonjol diasingkan ke Cianjur.

c. Perang Diponegoro ( 1825 - 1830 )


Pangeran Diponegoro menggunakan taktik gerilya untuk menghadapi Belanda. Namun
Belanda menggunakan siasat Benteng Stelsel sehingga Pangeran Diponegoro diasingkan ke
Manado. Setelah itu Dipindahkan ke Makassar.

d.Perang Jagaraga ( 1849 )


Kapal belanda terjebak di buleleng. sesuai hukum tawab karang, kapal itu menjadi milik
kerajaan buleleng. lalu terjadilah peperangan dengan Belanda dibawah kepemimpinan Gusti
Ketut Jelantik. Perang ini sering disebut dengan Perang puputan ( perang habis habisan )
namun Belanda memenangkan peperangan sehingga seluruh Bali dikuasai Belanda.

D. Perbedaan Pengaruh Kolonial


Kolonialisme sangat memengaruhi kehidupan di Indonesia. Pengaruh kolonial Barat
mencakup aspek ekonomi, politik, sosial dan budaya. Akan tetapi pengaruh di satu daerah
dengan daerah lain dapat berbeda, hal ini tergantung dari adanya:
1. Persaingan bangsa Eropa dalam menguasai wilayah Indonesia sehingga diperlukan kekuatan
untuk tetap mengusainya.
2. Daerah jajahan yang strategis dalam jalur pelayaran dan perdagangan internasional.
3. Perbedaan persebaran sumber daya alam dan sumber daya manusia.
4. Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial.
Daerah Indonesia yang dijadikan sebagai pusat kolonial yaitu Pulau Jawa, selain itu di
pulau ini juga dijadikan sebagai tempat perkebunan, pertanian, pertambangan, maupun
pemerintahan. Sehingga Pulau Jawa lebih cepat berkembang bila dibanding dengan pulau-
pulau lain di Indonesia.
BAB 2
Pergerakan Nasional Indonesia

A. Latar Belakang Tumbuhnya Kesadaran Nasional


Perasaan akan timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia telah tumbuh sejak lama, bukan
secara tiba-tiba. Nasionalisme tersebut masih bersifat kedaerahan, belum bersifat nasional.
Nasionalisme yang bersifat menyeluruh dan meliputi semua wilayah Nusantara baru muncul
sekitar awal abad XX. Lahirnya nasionalisme bangsa Indonesia didorong oleh dua faktor,
baik faktor intern maupun faktor ekstern.
1. Faktor Intern
a. Sejarah Masa Lampau yang Gemilang
b. Penderitaan Rakyat Akibat Penjajahan
c. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia
d. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia
e. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Kebangsaan di Indonesia
f. Dominasi Kaum Cina di Indonesia
g. Peranan Bahasa Melayu
h. Istilah Indonesia sebagai Identitas Bangsa.

2. Faktor Ekstern
a. Kemenangan Jepang atas Rusia
b. Partai Kongres di India
c. Filipina dibawah Jose Rizal
d. Gerakan Nasionalisme Cina
e. Gerakan Turki Muda.

B. Perkembangan Pergerakan Nasional


Masa pergerakan nasional di Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi
pergerakan. Masa pergerakan nasional (1908 - 1942), dibagi dalam tiga tahap berikut.
1. Masa pembentukan (1908 - 1920) berdiri organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Islam,
dan Indische Partij.
2. Masa radikal/nonkooperasi (1920 - 1930), berdiri organisasi seperti Partai Komunis
Indonesia (PKI), Perhimpunan Indonesia (PI), dan Partai Nasional Indonesia (PNI).
3. Masa moderat/kooperasi (1930 - 1942), berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo, dan
Gapi. Di samping itu juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda, dan organisasi
perempuan.

1. Budi Utomo (BU)


Pada tahun 1906 Mas Ngabehi Wahidin Sudirohusodo, merintis mengadakan kampanye
menghimpun dana pelajar (Studie Fund) di kalangan priyayi di Pulau Jawa. Upaya dr.
Wahidin ini bertujuan untuk meningkatkan martabat rakyat dan membantu para pelajar yang
kekurangan dana. Dari kampanye tersebut akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908 berdiri
organisasi Budi Utomo dengan ketuanya Dr. Sutomo. Organisasi Budi Utomo artinya usaha
mulia. Pada mulanya Budi Utomo bukanlah sebuah partai politik. Tujuan utamanya adalah
kemajuan bagi Hindia Belanda. Hal ini terlihat dari tujuan yang hendak dicapai yaitu
perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah, mendirikan badan wakaf yang mengumpulkan
tunjangan untuk kepentingan belanja anak-anak bersekolah, membuka sekolah pertanian,
memajukan teknik dan industri, menghidupkan kembali seni dan kebudayaan bumi putera,
dan menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan dalam rangka mencapai kehidupan rakyat yang
layak.
Kongres Budi Utomo yang pertama berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 3 Oktober 5
Oktober 1908. Kongres ini dihadiri beberapa cabang yaitu Bogor, Bandung, Yogya I, Yogya
II, Magelang, Surabaya, dan Batavia. Dalam kongres yang pertama berhasil diputuskan
beberapa hal berikut.
a. Membatasi jangkauan geraknya kepada penduduk Jawa dan Madura.
b. Tidak melibatkan diri dalam politik.
c. Bidang kegiatan adalah bidang pendidikan dan budaya.
d. Menyusun pengurus besar organisasi yang diketuai oleh R.T. Tirtokusumo.
e. Merumuskan tujuan utama Budi Utomo yaitu kemajuan yang selaras untuk negara dan
bangsa.

Terpilihnya R.T. Tirtokusumo yang seorang bupati sebagai ketua rupanya dimaksudkan agar
lebih memberikan kekuatan pada Budi Utomo. Kedudukan bupati memberi dampak positif
dalam rangka menggalang dana dan keanggotaan dari Budi Utomo. Untuk usaha
memantapkan keberadaan Budi Utomo diusahakan untuk segera mendapatkan badan hukum
dari pemerintah Belanda. Hal ini terealisasi pada tanggal 28 Desember 1909, anggaran dasar
Budi Utomo disahkan. Dalam perkembangannya, di tubuh Budi Utomo muncul dua
aliran berikut.
a. Pihak kanan, berkehendak supaya keanggotaan dibatasi pada golongan terpelajar saja, tidak
bergerak dalam lapangan politik dan hanya membatasi pada pelajaran sekolah saja.
b. Pihak kiri, yang jumlahnya lebih kecil terdiri dari kaum muda berkeinginan ke arah
gerakan kebangsaan yang demokratis, lebih memerhatikan nasib rakyat yang menderita.

Adanya dua aliran dalam tubuh Budi Utomo menyebabkan terjadinya perpecahan. Dr. Cipto
Mangunkusumo yang mewakili kaum muda keluar dari keanggotaan. Akibatnya gerak Budi
Utomo semakin lamban. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan semakin
lambannya Budi Utomo.
a. Budi Utomo cenderung memajukan pendidikan untuk kalangan priyayi daripada penduduk
umumnya.
b. Lebih mementingkan pemerintah kolonial Belanda dari pada kepentingan rakyat Indonesia.
c. Menonjolnya kaum priyayi yang lebih mengutamakan jabatan menyebabkan kaum
terpelajar tersisih.

Ketika meletus Perang Dunia I tahun 1914, Budi Utomo mulai terjun dalam bidang politik.
Berikut ini beberapa bentuk peran politik Budi Utomo.
a. Melancarkan isu pentingnya pertahanan sendiri dari serangan bangsa lain.
b. Menyokong gagasan wajib militer pribumi.
c. Mengirimkan komite Indie Weerbaar ke Belanda untuk pertahanan Hindia.
d. Ikut duduk dalam Volksraad (Dewan Rakyat).
e. Membentuk Komite Nasional untuk menghadapi pemilihan anggota volksraad.

Budi Utomo mampu menerbitkan majalah bulanan Goeroe Desa yang memiliki kiprah masih
terbatas di kalangan penduduk pribumi. Sejalan dengan kemerosotan aktivitas dan dukungan
pribumi pada Budi Utomo, maka pada tahun 1935 Budi Utomo mengadakan fusi ke dalam
Partai Indonesia Raya (Parindra). Sejak itu BU terus mengalami kemerosotan dan mundur
dari arena politik.

2. Sarekat Islam (SI)


Pada mulanya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan para pedagang yang bernama
Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H. Samanhudi
sebagai suatu koperasi pedagang batik Jawa. Garis yang diambil oleh SDI adalah kooperasi,
dengan tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam. Keanggotaan
SDI masih terbatas pada ruang lingkup pedagang, maka tidak memiliki anggota yang cukup
banyak. Oleh karena itu agar memiliki anggota yang banyak dan luas ruang lingkupnya,
maka pada tanggal 18 September 1912, SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam).
Organisasi Sarekat Islam (SI) didirikan oleh beberapa tokoh SDI seperti H.O.S
Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim. Sarekat Islam berkembang pesat karena
bermotivasi agama Islam. Latar belakang ekonomi berdirinya Sarekat Islam adalah:
a. perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina,
b. isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya, dan
c. membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera.
Tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan anggaran dasarnya adalah:
a. mengembangkan jiwa berdagang,
b. memberi bantuan kepada anggotanya yang mengalami kesukaran,
c. memajukan pengajaran dan semua yang mempercepat naiknya derajat bumi putera,
d. menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang agama Islam,
e. tidak bergerak dalam bidang politik, dan
f. menggalang persatuan umat Islam hingga saling tolong menolong.
Kecepatan tumbuhnya SI bagaikan meteor dan meluas secara horizontal. SI merupakan
organisasi massa pertama di Indonesia. Antara tahun 1917 sampai dengan 1920 sangat terasa
pengaruhnya di dalam politik Indonesia. Untuk menyebarkan propaganda perjuangannya,
Sarekat Islam menerbitkan surat kabar yang bernama Utusan Hindia.

Pada tanggal 29 Maret 1913, para pemimpin SI mengadakan pertemuan dengan Gubernur
Jenderal Idenburg untuk memperjuangkan SI berbadan hukum. Jawaban dari Idenburg pada
tanggal 29 Maret 1913, yaitu SI di bawah pimpinan H.O.S Cokroaminoto tidak diberi badan
hukum. Ironisnya yang mendapat pengakuan pemerintah kolonial Belanda (Gubernur
Jenderal Idenburg) justru cabang-cabang SI yang ada di daerah. Ini suatu taktik pemerintah
kolonial Belanda dalam memecah belah persatuan SI. Bayangan perpecahan muncul dari
pandangan yang berbeda antara H.O.S Cokroaminoto dengan Semaun mengenai kapitalisme.
Menurut Semaun yang memiliki pandangan sosialis, bergandeng dengan kapitalis adalah
haram. Dalam kongres SI yang dilaksanakan tahun 1921, ditetapkan adanya disiplin partai
rangkap anggota. Setiap anggota SI tidak boleh merangkap sebagai anggota organisasi lain
terutama yang beraliran komunis. Akhirnya SI pecah menjadi dua yaitu SI Putih dan SI
Merah.
a. SI Putih, yang tetap berlandaskan nasionalisme dan Islam. Dipimpin oleh H.O.S.
Cokroaminoto, H. Agus Salim, dan Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta.
b. SI Merah, yang berhaluan sosialisme kiri (komunis). Dipimpin oleh Semaun, yang
berpusat di Semarang.

Dalam kongresnya di Madiun, SI Putih berganti nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI).
Kemudian pada tahun 1927 berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).
Sementara itu, SI Sosialis/Komunis berganti nama menjadi Sarekat Rakyat (SR) yang
merupakan pendukung kuat Partai Komunis Indonesia (PKI).

3. Indische Partij (IP)


IP didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh tokoh Tiga Serangkai, yaitu
E.F.E Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. Pendirian IP
ini dimaksudkan untuk mengganti Indische Bond yang merupakan organisasi orang-orang
Indo dan Eropa di Indonesia. Hal ini disebabkan adanya keganjilan-keganjilan yang terjadi
(diskriminasi) khususnya antara keturunan Belanda totok dengan orang Belanda campuran
(Indo). IP sebagai organisasi campuran menginginkan adanya kerja sama orang Indo dan
bumi putera. Hal ini disadari benar karena jumlah orang Indo sangat sedikit, maka diperlukan
kerja sama dengan orang bumi putera agar kedudukan organisasinya makin bertambah kuat.
Di samping itu juga disadari betapa pun baiknya usaha yang dibangun oleh orang Indo, tidak
akan mendapat tanggapan rakyat tanpa adanya bantuan orang-orang bumi putera. Perlu
diketahui bahwa E.F.E Douwes Dekker dilahirkan dari keturunan campuran, ayah Belanda,
ibu seorang Indo. Indische Partij merupakan satu-satunya organisasi pergerakan yang secara
terang-terangan bergerak di bidang politik dan ingin mencapai Indonesia merdeka. Tujuan
Indische Partij adalah untuk membangunkan patriotisme semua indiers terhadap tanah air. IP
menggunakan media majalah Het Tijdschrifc dan surat kabar De Expres pimpinan E.F.E
Douwes Dekker sebagai sarana untuk membangkitkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air
Indonesia. Tujuan dari partai ini benar-benar revolusioner karena mau mendobrak kenyataan
politik rasial yang dilakukan pemerintah kolonial. Tindakan ini terlihat nyata pada tahun
1913. Saat itu pemerintah Belanda akan mengadakan peringatan 100 tahun bebasnya Belanda
dari tangan Napoleon Bonaparte (Prancis). Perayaan ini direncanakan diperingati juga oleh
pemerintah Hindia Belanda. Adalah suatu yang kurang pas di mana suatu negara penjajah
melakukan upacara peringatan pembebasan dari penjajah pada suatu bangsa yang dia sebagai
penjajahnya. Hal yang ironis ini mendatangkan cemoohan termasuk dari para pemimpin
Indische Partij. R.M. Suwardi Suryaningrat menulis artikel bernada sarkastis yang berjudul
Als ik een Nederlander was, Andaikan aku seorang Belanda. Akibat dari tulisan itu R.M.
Suwardi Suryaningrat ditangkap. Menyusul sarkasme dari Dr. Cipto Mangunkusumo yang
dimuat dalam De Express tanggal 26 Juli 1913 yang diberi judul Kracht of Vrees?, berisi
tentang kekhawatiran, kekuatan, dan ketakutan. Dr. Tjipto pun ditangkap, yang membuat
rekan dalam Tiga Serangkai, E.F.E. Douwes Dekker turut mengkritik dalam tulisannya di De
Express tanggal 5 Agustus 1913 yang berjudul Onze Helden: Tjipto Mangoenkoesoemo en
Soewardi Soerjaningrat, Pahlawan kita: Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi
Soerjaningrat. Kecaman-kecaman yang menentang pemerintah Belanda menyebabkan ketiga
tokoh dari Indische Partij ditangkap. Pada tahun 1913 mereka diasingkan ke Belanda. Namun
pada tahun 1914 Cipto Mangunkusumo dikembalikan ke Indonesia karena sakit. Sedangkan
Suwardi Suryaningrat dan E.F.E. Douwes Dekker baru kembali ke Indonesia pada tahun
1919. Suwardi Suryaningrat terjun dalam dunia pendidikan, dikenal sebagai Ki Hajar
Dewantara, mendirikan perguruan Taman Siswa. E.F.E Douwes Dekker juga mengabdikan
diri dalam dunia pendidikan dan mendirikan yayasan pendidikan Ksatrian Institute di
Sukabumi pada tahun 1940. Dalam perkembangannya, E.F.E Douwes Dekker ditangkap lagi
dan
dibuang ke Suriname, Amerika Latin.

4. Perhimpunan Indonesia dan Manifesto Politik


Pada tahun 1908 di Belanda berdiri sebuah organisasi yang bernama Indische Vereeniging.
Pelopor pembentukan organisasi ini adalah Sutan Kasayangan Soripada dan RM Noto Suroto.
Para mahasiswa lain yang terlibat dalam organisasi ini adalah R. Pandji Sosrokartono,
Gondowinoto, Notodiningrat, Abdul Rivai, Radjiman Wediodipuro (Wediodiningrat), dan
Brentel. Tujuan dibentuknya Indische Vereeniging adalah untuk memajukan kepentingan
bersama dari orang-orang yang berasal dari Indonesia. Kedatangan tokoh-tokoh Indische
Partij seperti Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat, sangat mempengaruhi
perkembangan Indische Vereeniging. Masuk konsep Hindia Bebas dari Belanda, dalam
pembentukan negara Hindia yang diperintah oleh rakyatnya sendiri. Perasaan anti-
kolonialisme semakin menonjol setelah ada seruan Presiden Amerika Serikat Woodrow
Wilson tentang kebebasan dalam menentukan nasib sendiri pada negara-negara terjajah (The
Right of Self Determination). Dalam upaya berkiprah lebih jauh, organisasi ini memiliki
media komunikasi yang berupa majalah Hindia Poetra. Pada rapat umum bulan Januari 1923,
Iwa Kusumasumantri sebagai ketua baru memberi penjelasan bahwa organisasi yang sudah
dibenahi ini mempunyai tiga asas pokok yang disebut juga Manifesto Politik, yaitu:
a. Indonesia ingin menentukan nasib sendiri,
b. agar dapat menentukan nasib sendiri, bangsa Indonesia harus mengandalkan kekuatan dan
kemampuan sendiri, dan
c. dengan tujuan melawan Belanda bangsa Indonesia harus bersatu.

Kegiatan Indische Vereeniging semakin tegas dan radikal, dan telah berkembang ke arah
politik. Sejalan dengan semakin meluasnya pemakaian nama Indonesische, dirasa perlu untuk
mengubah nama organisasi menjadi Indonesische Vereeniging pada tahun 1924. Majalah
Hindia Poetra pun ikut berubah nama menjadi Indonesia Merdeka. Melalui rapat pada tanggal
3 Februari 1925 akhirnya Indonesische Vereeniging diganti menjadi Perhimpunan Indonesia
(PI). Semboyan Indonesia Merdeka sudah menjadi slogan meskipun mengatakannya
dengan Bahasa Belanda. Melalui media Indonesia Merdeka dan kegiatan internasional,
dunia internasional mengetahui aktivitas perjuangan para pemuda Indonesia. Berikut ini
kegiatan-kegiatan internasional yang diikuti oleh PI.
a. Mengikuti Kongres ke-6 Liga Demokrasi Internasional untuk Perdamaian di Paris pada
tahun 1926. Delegasi Perhimpunan Indonesia dipimpin oleh Mohammad Hatta.
b. Mengikuti Kongres I Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial di Berlin pada
tahun 1927, mengirimkan Mohammad Hatta, Nasir Pamuncak, Batot, dan Achmad Subardjo.
Dalam perjalanannya Perhimpunan Indonesia mengalami banyak tekanan dari pemerintah
Belanda, lebih-lebih setelah terjadi pemberontakan Partai Komunis Indonesia pada tahun
1926. Pengawasan dilakukan semakin ketat. Meskipun demikian, pada tanggal 25 Desember
1926 Semaun bersama Mohammad Hatta menandatangani suatu kesepakatan yang dikenal
dengan Konvensi Hatta-Semaun. Dalam kesepakatan itu ditekankan pada upaya Perhimpunan
Indonesia tetap pada garis perjuangan kebangsaan dan diharapkan PKI dengan ormas-
ormasnya tidak menghalang-halangi Perhimpunan Indonesia dalam mewujudkan citacitanya.
Cita-cita Perhimpunan Indonesia tertuang dalam 4 pokok ideologi dengan memerhatikan
masalah sosial, ekonomi dengan menempatkan kemerdekaan sebagai tujuan politik yang
dikembangkan sejak tahun 1925. Keempat pokok ideologi tersebut adalah kesatuan nasional,
solidaritas, non-kooperasi, dan swadaya.

5. Partai Komunis Indonesia (PKI)

Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri pada tanggal 23 Mei 1920. Berdirinya
PKI tidak terlepas dari ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. Ia bersama teman-
temannya seperti Brandsteder, H.W Dekker, dan P. Bergsma, mendirikan Indische Social
Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang pada tanggal 4 Mei 1914. Tokoh-tokoh
Indonesia yang bergabung dalam ISDV antara lain Darsono, Semaun, Alimin, dan lain-lain.
PKI terus berupaya mendapatkan pengaruh dalam masyarakat. Salah satu upaya yang
ditempuhnya adalah melakukan infiltrasi dalam tubuh Sarekat Islam. Infiltrasi dapat dengan
mudah dilakukan karena ada beberapa faktor berikut.
a. Adanya kemelut dalam tubuh SI, di mana pemerintah Belanda lebih memberi pengakuan
kepada cabang Sarekat Islam lokal.
b. Adanya disiplin partai dalam SI, di mana anggota SI yang merangkap anggota ISDV harus
keluar dari SI. Akibatnya SI terpecah menjadi SI Merah dan SI Putih.

Setelah berhasil menyusup dalam tubuh SI, jumlah anggota PKI semakin besar. PKI
berkembang pesat. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan PKI berkembang
pesat.
a. Propagandanya yang sangat menarik.
b. Memiliki pemimpin yang berjiwa kerakyatan.
c. Pandai merebut massa rakyat yang tergabung dalam partai lain.
d. Sikapnya yang tegas terhadap pemerintah kolonial dan kapitalis.
e. Di kalangan rakyat terdapat harapan bahwa PKI bisa menggantikan Ratu Adil.

Organisasi PKI makin kuat ketika pada bulan Februari 1923 Darsono kembali dari Moskow.
Ditambah dengan tokoh-tokoh Alimin dan Musso, maka peranan politik PKI semakin luas.
Pada tanggal 13 November 1926, Partai Komunis Indonesia mengadakan pemberontakan di
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pemberontakan ini sangat sia-sia karena
massa sama sekali tidak siap di samping organisasinya masih kacau. PKI telah mengorbankan
ribuan orang yang termakan hasutan untuk ikut serta dalam pemberontakan. Dampak buruk
lainnya yang menimpa para pejuang pergerakan di tanah air adalah berupa pengekangan dan
penindasan yang luar biasa dari pemerintah Belanda sehingga sama sekali tidak punya ruang
gerak. Walaupun PKI dinyatakan sebagai partai terlarang tetapi secara ilegal mereka masih
melakukan kegiatan politiknya. Semaun, Darsono, dan Alimin meneruskan propaganda untuk
tetap memperjuangkan aksi revolusioner di Indonesia.

6. Partai Nasional Indonesia (PNI)


Berdirinya partai-partai dalam pergerakan nasional banyak berawal dari studie club. Salah
satunya adalah Partai Nasional Indonesia (PNI). Partai Nasional Indonesia (PNI) yang lahir di
Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 tidak terlepas dari keberadaan Algemeene Studie Club.
Lahirnya PNI juga dilatarbelakangi oleh situasi sosio politik yang kompleks. Pemberontakan
PKI pada tahun 1926 membangkitkan semangat untuk menyusun kekuatan baru dalam
menghadapi pemerintah kolonial Belanda. Rapat pendirian partai ini dihadiri Ir. Soekarno,
Dr. Cipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr. Iskaq Tjokrodisuryo, Mr. Budiarto, dan Mr.
Soenarjo. Pada awal berdirinya, PNI berkembang sangat pesat karena didorong oleh faktor-
faktor berikut.
a. Pergerakan yang ada lemah sehingga kurang bisa menggerakkan massa.
b. PKI sebagai partai massa telah dilarang.
c. Propagandanya menarik dan mempunyai orator ulung yang bernama Ir. Soekarno (Bung
Karno).

Untuk mengobarkan semangat perjuangan nasional, Bung Karno mengeluarkan Trilogi


sebagai pegangan perjuangan PNI. Trilogi tersebut mencakup kesadaran nasional, kemauan
nasional, dan perbuatan nasional. Tujuan PNI adalah mencapai Indonesia merdeka. Untuk
mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu self help (berjuang dengan usaha
sendiri) dan nonmendiancy, sikapnya terhadap pemerintah juga antipati dan nonkooperasi.
Dasar perjuangannya adalah marhaenisme. Kongres Partai Nasional Indonesia yang pertama
diadakan di Surabaya, tanggal 27 30 Mei 1928. Kongres ini menetapkan beberapa hal
berikut.
1. Susunan program yang meliputi:
a. bidang politik untuk mencapai Indonesia merdeka,
b. bidang ekonomi dan sosial untuk memajukan pelajaran nasional.
2. Menetapkan garis perjuangan yang dianut adalah nonkooperasi.
3. Menetapkan garis politik memperbaiki keadaan politik, ekonomi dan sosial dengan
kekuatan sendiri, antara lain dengan mendirikan sekolah-sekolah, poliklinik-poliklinik, bank
nasional, perkumpulan koperasi, dan sebagainya.

Peranan PNI dalam pergerakan nasional Indonesia sangat besar. Menyadari perlunya
pernyataan segala potensi rakyat, PNI memelopori berdirinya Permufakatan Perhimpunan-
Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). PPPKI diikuti oleh PSII (Partai Sarekat
Islam Indonesia), Budi Utomo, Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, Indonesische
Studi Club, dan Algemeene Studie Club. Berikut ini ada dua jenis tindakan yang
dilaksanakan untuk memperkokoh diri dan berpengaruh di masyarakat.
1. Ke dalam, mengadakan usaha-usaha dari dan untuk lingkungan sendiri seperti mengadakan
kursus-kursus, mendirikan sekolah, bank dan sebagainya.
2. Keluar, dengan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI antara lain melalui rapat-
rapat umum dan penerbitan surat kabar Banteng Priangan di Bandung, dan Persatuan
Indonesia di Jakarta.
Kegiatan PNI ini cepat menarik massa dan hal ini sangat mencemaskan pemerintah kolonial
Belanda. Pengawasan terhadap kegiatan politik dilakukan semakin ketat bahkan dengan
tindakantindakan penggeledahan dan penangkapan. Dengan berkembangnya desas desus
bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan, maka empat tokoh PNI yaitu Ir. Soekarno, R.
Gatot Mangkuprojo, Markun Sumodiredjo, dan Supriadinata ditangkap dan dijatuhi hukuman
oleh pengadilan Bandung. Dalam proses peradilan itu, Ir. Soekarno dengan kepiawaiannya
melakukan pembelaan yang diberi judul Indonesia Menggugat. Penangkapan terhadap para
tokoh pemimpin PNI merupakan pukulan berat dan menggoyahkan keberlangsungan partai.
Dalam suatu kongres luar biasa yang diadakan di Jakarta pada tanggal 25 April 1931, diambil
keputusan untuk membubarkan PNI. Pembubaran ini menimbulkan pro dan kontra. Mr.
Sartono kemudian mendirikan Partindo. Mereka yang tidak setuju dengan pembubaran masuk
dalam Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru) yang didirikan oleh Drs. Mohammad Hatta
dan Sutan Syahrir. Baik Partindo maupun PNI Baru, masih memakai asas PNI yang lama
yaitu self help dan nonkooperasi. Namun di antara keduanya terdapat perbedaan dalam hal
strategi perjuangan. PNI Baru lebih mengutaman pendidikan politik dan sosial, sedangkan
Partindo mengutamakan aksi massa sebagai senjata yang tepat untuk mencapai kemerdekaan.
7. Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)

PPPKI dibentuk di Bandung pada tanggal 17 - 18 Desember 1927. Beranggotakan organisasi-


organisasi seperti Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), Budi Utomo (BU), PNI, Pasundan,
Sumatranen Bond, Kaum Betawi, dan Kaum Studi Indonesia. Tujuan dibentuknya PPPKI
yaitu:
a. menghindari segala perselisihan di antara anggota-anggotanya;
b. menyatukan organisasi, arah, serta cara beraksi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia;
dan
c. mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia.

Pembentukan organisasi PPPKI sebagai ide persatuan sejak awal mengandung benih-benih
kelemahan dan keretakan. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan keretakan
tersebut.
a. Masing-masing anggota lebih mementingkan loyalitas pada masing-masing kelompoknya.
b. Kurangnya kontrol pusat terhadap aktivitas lokal.
c. Perbedaan gaya perjuangan di antara organisasi-organisasi anggota PPKI tersebut.

8. Partai Indonesia (Partindo)

Ketika Ir. Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI ditangkap pada tahun 1929, maka PNI
pecah menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru. Partindo didirikan oleh Sartono pada tahun
1929. Sejak awal berdirinya Partindo memiliki banyak anggota dan terjun dalam aksi-aksi
politik menuju Indonesia Merdeka. Dasar Partindo sama dengan PNI yaitu nasional.
Tujuannya adalah mencapai Indonesia merdeka. Asasnya pun juga sama yaitu self help dan
nonkooperasi. Partindo semakin kuat setelah Ir. Soekarno bergabung ke dalamnya pada tahun
1932, setelah dibebaskan dari penjara. Namun, karena kegiatan-kegiatannya yang sangat
radikal menyebabkan pemerintah melakukan pengawasan yang cukup ketat. Karena tidak
bisa berkembang, maka tahun 1936 Partindo bubar.

9. Partai Indonesia Raya (Parindra)


Perjuangan radikal yang dilakukan oleh PKI, PI, dan PNI mulai berakhir ketika pemerintah
kolonial Belanda melakukan penangkapan terhadap sejumlah tokoh PNI. Di samping itu
pemerintah kolonial di bawah Gubernur Jenderal de Jonge melakukan pengawasan yang ketat
terhadap organisasi-organisasi yang ada pada masa itu. Melihat kondisi tersebut, para tokoh
pergerakan mengubah garis perjuangannya. Dari yang semula radikal dan nonkooperasi
menjadi moderat dan kooperasi dengan menempatkan wakilnya dalam volksraad. Salah satu
organisasi yang bersifat moderat adalah Partai Indonesia Raya (Parindra). Parindra didirikan
di kota Solo oleh dr. Sutomo pada tanggal 26 Desember 1935. Parindra merupakan fusi dan
Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Tujuan Parindra adalah mencapai
Indonesia Raya.
Asas politik Parindra adalah insidental, artinya tidak berpegang pada asas kooperasi maupun
nonkooperasi. Sikapnya terhadap pemerintah tergantung pada situasi dan kondisi yang
dihadapi, jadi luwes. Tokoh-tokoh Parindra yang terkenal dalam membela kepentingan rakyat
di volksraad adalah Moh. Husni Thamrin. Parindra berjuang agar wakil-wakil volksraad
semakin bertambah sehingga suara yang berhubungan dengan upaya mencapai Indonesia
merdeka semakin diperhatikan oleh pemerintah Belanda. Perjuangan Parindra dalam
volksraad cukup berhasil, terbukti pemerintah Belanda mengganti istilah inlandeer menjadi
Indonesier.

10. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)

Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937 oleh
orang-orang bekas Partindo. Tokoh-tokohnya antara lain Sartono, Sanusi Pane, dan Moh.
Yamin. Dasar dan tujuannya adalah nasional dan mencapai Indonesia Merdeka. Gerindo juga
menganut asas insidental yang sama dengan Parindra. Tujuan Gerindo antara lain:
a. mencapai Indonesia Merdeka,
b. memperkokoh ekonomi Indonesia,
c. mengangkat kesejahteraan kaum buruh, dan
d. memberi bantuan bagi kaum pengangguran.

11. Gabungan Politik Indonesia (Gapi)

Pada tanggal 15 Juli 1936, partai-partai politik dengan dipelopori oleh Sutardjo
Kartohadikusumo mengajukan usul atau petisi, yaitu permohonan supaya diselenggarakan
suatu musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan negara Belanda di mana anggotanya
mempunyai hak yang sama. Tujuannya adalah untuk menyusun suatu rencana pemberian
kepada Indonesia suatu pemerintah yang berdiri sendiri. Namun usul tersebut ditolak oleh
pemerintah kolonial Belanda. Adanya kekecewaan terhadap keputusan pemerintah Belanda
tersebut, atas prakarsa Moh. Husni Thamrin pada tanggal 21 Mei 1939, dibentuklah
Gabungan Politik Indonesia (Gapi). Berikut ini ada beberapa alasan yang mendorong
terbentuknya Gapi.

a. Kegagalan petisi Sutarjo. Petisi ini berisi permohonan agar diadakan musyawarah antara
wakil-wakil Indonesia dan Belanda. Tujuannya adalah agar bangsa Indonesia diberi
pemerintahan yang berdiri sendiri.
b. Kepentingan internasional akibat timbulnya fasisme.
c. Sikap pemerintah yang kurang memerhatikan kepentingan bangsa Indonesia.

Tujuan Gapi adalah menuntut pemerintah Belanda agar Indonesia mempunyai parlemen
sendiri, sehingga Gapi mempunyai semboyan Indonesia Berparlemen. Tuntutan Indonesia
Berparlemen terus diperjuangkan dengan gigih. Akhirnya pemerintah Belanda membentuk
komisi yang dikenal dengan nama Komisi Visman karena diketuai oleh Dr. F.H.Visman.
Tugas komisi ini adalah menyelidiki dan mempelajari perubahan-perubahan ketatanegaraan.
Namun, setelah melakukan penelitian, Komisi Visman mengeluarkan kesimpulan yang
mengecewakan bangsa Indonesia. Menurut komisi tersebut, sebagian besar rakyat Indonesia
berkeinginan hidup dalam ikatan Kerajaan Belanda. Gapi menolak keputusan tersebut, sebab
dianggap hanya rekayasa Belanda dan bertentangan dengan keinginan rakyat Indonesia.

12. Organisasi Keagamaan


Muhammadiyah adalah organisasi Islam modern yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal
18 November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan. Muhammadiyah berarti umat Muhammad atau
pengikut Muhammad. Dengan nama ini memiliki harapan dapat mencontoh segala jejak
perjuangan dan pengabdian Nabi Muhammad. Tujuan yang ingin dicapai adalah:
a. memajukan pengajaran berdasarkan agama Islam, dan
b. memupuk keimanan dan ketaqwaan para anggotanya.

Dalam rangka mencapai tujuan itu, Muhammadiyah melakukan beberapa upaya berikut.
a. Mendirikan sekolah-sekolah (bukan pondok pesantren) dengan pengajaran agama dan
kurikulum yang modern.
b. Mendirikan rumah sakit dengan nama Pusat Kesengsaraan Umum (PKU).
c. Mendirikan rumah yatim piatu.
d. Mendirikan perkumpulan kepanduan Hisbul Wathan.

Dalam perkembangannya, Muhammadiyah menghadapi tantangan dari golongan Islam


konservatif. Mereka melihat Muhammadiyah begitu terbuka terhadap kebudayaan Barat
sehingga khawatir kemurnian Islam akan dirusakkan. Oleh karena itu para ulama mendirikan
Nahdlatul Ulama pada tahun 1926. Gerakan NU dipelopori oleh K.H. Hasyim Asyari.
Gerakan Muhammadiyah banyak mendapat simpati termasuk pemerintah kolonial Belanda
karena perjuangannya tidak bersifat konfrontatif (menentang). Dalam Kongres
Muhammadiyah yang
berlangsung dari tanggal 12 - 17 Maret 1925 di Yogyakarta, diperbincangkan masalah-
masalah yang berkaitan dengan pengajaran Islam, mass media Islam, dan buku-buku tentang
Islam yang berbahasa Jawa.

Di samping Muhammadiyah, gerakan keagamaan lain yang memiliki andil bagi kemajuan
bangsa antara lain, berikut ini.
a. Jong Islamienten Bond, berdiri tanggal 1 Januari 1925 di Jakarta.
b. Nahdlatul Ulama (NU), berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya, Jawa Timur.
c. Nahdlatul Wathan, berdiri tahun 1932 di Pacor, Lombok Timur.

13. Organisasi Pemuda dan Wanita

Perkumpulan pemuda yang pertama berdiri adalah Tri Koro Dharmo. Organisasi ini berdiri
pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta atas petunjuk Budi Utomo. Diprakarsai oleh dr. Satiman
Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Mereka mufakat untuk mendirikan organisasi
kepemudaan yang anggotanya berasal dari siswa sekolah menengah di Jawa dan Madura.
Perkumpulan ini diberi nama Tri Koro Dharmo yang berarti tiga tujuan mulia (sakti, budhi,
bakti). Dalam perkembangannya, Tri Koro Dharmo membuka cabang di Surabaya. Dalam
rangka mengefektifkan perjuangan, diterbitkan sebuah majalah yang juga diberi nama Tri
Koro Dharmo. Berikut ini tujuan Tri Koro Dharmo secara nyata dalam anggaran dasarnya.
a. Ingin menghidupkan persatuan dan kesatuan, di antara pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali,
dan Lombok.
b. Kerja sama dengan semua organisasi pemuda guna membentuk ke-Indonesiaan.
Keanggotannya terbatas pada para pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok.

Tri Koro Dharmo memiliki asas-asas seperti berikut.


a. Menimbulkan pertalian antara murid-murid bumi putera pada sekolah dan kursus
perguruan kejuruan.
b. Menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya.
c. Membangkitkan dan mempertajam bahasa dan budaya Indonesia.
Organisasi kepemudaan lainnya yang bersifat kedaerahan banyak bermunculan seperti
Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Batak, Jong Ambon, Jong Celebes,
Timorees Ver Bond, PPPI (Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia), Pemuda Indonesia, Jong
Islamienten Bond, kepanduan, dan sebagainya. Di samping gerakan para pemuda, kaum
wanita juga tidak mau ketinggalan. Pergerakan wanita dipelopori oleh R.A.Kartini dari Jepara
dengan mendirikan Sekolah Kartini. Perkumpulan wanita yang didirikan sebelum tahun 1920
antara lain Putri Mardika yang didirikan atas bantuan Budi Utomo. Perkumpulan ini
bertujuan untuk memajukan pengajaran terhadap anak-anak perempuan dengan cara memberi
penerangan dan bantuan dana, mempertinggi sikap yang merdeka, dan melenyapkan tindakan
malu-malu yang melampaui batas.
Perkumpulan Kautamaan Istri didirikan pada tahun 1913 di Tasikmalaya, lalu pada tahun
1916 di Sumedang, Cianjur, dan tahun 1917 di Ciamis, menyusul di Cicurug tahun 1918.
Tokoh Kautamaan Istri yang terkenal adalah Raden Dewi Sartika, seorang pengajar
Kautamaan Istri di tanah Pasundan. Di Yogyakarta pada tahun 1912 didirikan perkumpulan
wanita yang benafaskan Islam dengan nama Sopa Tresna, yang kemudian pada tahun 1914
menjadi bagian wanita dari Muhammadiyah dengan nama Aisyah. Di Yogyakarta selain
Aisyah juga ada perkumpulan wanita yang bernama Wanito Utomo, yang mulai memasukkan
perempuan ke dalam kegiatan dasar pekerjaan ke arah emansipasi. Di samping R.A.Kartini
dan Dewi Sartika, masih terdapat seorang tokoh wanita yaitu Ibu Maria Walanda Maramis
dari Minahasa. Beliau mendirikan perkumpulan yang bernama Percintaan Ibu Kepada Anak
Temurunnya (PIKAT) pada tahun 1917. PIKAT dalam kegiatannya mendirikan Sekolah
Kepandaian Putri.
14. Sumpah Pemuda
Sumpah pemuda, tidak dapat lepas dari organisasi kepemudaan yang bernama PPPI
(Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) yang didirikan pada tahun 1926. PPPI mendapat
dukungan dari sejumlah organisasi kepemudaan seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond,
Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Minahasa, Jong Batak, dan Jong Islamienten Bond dengan
penuh keyakinan ingin mencapai tujuannya yaitu persatuan Indonesia. Para pemuda ini
menginginkan suatu upaya penyatuan peletakan dasar untuk kemerdekaan dengan menentang
ketidakadilan yang dialami selama masa penjajahan. Pertemuan awal dilaksanakan tanggal 15
November 1925 dengan membentuk panitia Kongres Pemuda I, yang bertugas menyusun
tujuan kongres. Diputuskan pelaksanaan kongres I mulai tanggal 30 April sampai dengan 2
Mei 1926.

Tujuan Kongres Pemuda I adalah membentuk badan sentral, memajukan paham persatuan
kebangsaan, dan mempererat hubungan di antara semua perkumpulan pemuda kebangsaan.
Hal yang menjadi agenda pembicaraan adalah tentang usulan bahasa Indonesia yaitu bahasa
Melayu sebagai bahasa persatuan. Mengenai usulan fusi untuk semua perkumpulan pemuda,
tidak ada keputusan. Setelah berlangsungnya kongres pertama, para pemuda semakin tergerak
untuk menindaklanjuti dengan melakukan kongres berikutnya. Oleh karena itu, setelah
diawali pertemuan pendahuluan terbentuklah susunan panitia seperti berikut.
Ketua : Sugondo Joyopuspito
Wakil ketua : Djoko Marsaid
Sekretaris : Mohammad Yamin
Bendahara : Amir Syarifudin
Pembantu : Djohan Tjain, Kotjo Sungkono, Senduk, J. Leimena, Rohjani.

Kongres Pemuda II berlangsung sejak tanggal 27 Oktober 1928 dan berakhir tanggal 28
Oktober 1928. Kongres Pemuda II diadakan sebanyak tiga kali rapat.
a. Rapat pertama, di gedung Katolik Jonglingen Bond di Waterloopein.
b. Rapat kedua, tanggal 28 Oktober pagi, di gedung Oost Java Bioscoop, di Koningsplein
Noord.
c. Rapat ketiga, tanggal 28 Oktober malam, di gedung Indonesische Clubhuis di Jl. Kramat
Raya 106 Jakarta.
MATERI PELAJARAN SEMESTER 2

Bab 1 : Tirani Matahari Terbit


Bab 2 : Indonesia Merdeka
Bab 3 : Revolusi Menegakkan Panji Panji NKRI

BAB 1
Tirani Matahari Terbit

A. Menganalisis Kedatangan Saudara Tua


1.Penguasaan Kepulauan Indonesia
Sejak pengeboman Pearl Harbour oleh angkatan udara Jepang pada 8 Desember
1941,serangan terus dilancarkan keangkatan laut Amerika Serikat di Pasifik. Kemenangan
pasukan Jepang seolah-olah tak dapat dikendalikan dan pasukan itu berturut-turut
menghancurkan basis militer Amerika.
Pada tanggal januari 1942 Jepang mendarat di Indonesia melalui Ambon dan seluruh Maluku.
Meskipun pasukan KNIL(Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger) dan pasukan Australia
berusaha menghalangi,tapi kekuatan Jepang tidak dapat dibendung. Daerah tarakan di
Kalimantan Timur kemudian dikuasai oleh Jepang bersamaan Balikpapan(12 januari 1942).
Pada tanggal 1 maret 1942 kemenangan tentara Jepang dalam perang Pasifik menunjukkan
kemampuan Jepang dalam mengontrol wilayah yang sangat luas yaitu dari Burma sampai
Pulau Wake. Untuk menghadapi gerak invasi tentara Jepang,Belanda pernah membentuk
Komando Gabungan tentara serikat yang disebut ABDACOM(American British Dutch
Australian Command) ysng bermarkas di Lembang. Panglima dari pergerakan tersebut
bernama Jendral Sir Archhibald. Kemudia Letnan Jendral Ter Poorten diangkat sebagai
panglima perang tentara Hindia Belanda.
Dalam upaya menguasai Jawa,telah terjadi pertempuran di laut Jawa,yaitu antara Jepang
dengan Angkatan laut Belanda di bawah laksamana Karel Doorman. Tanggal 5 maret 1942
Batavia jatuh di tangan Jepang. Tentara Jepang terus bergerak kea rah selatan dan menguasai
kota Buitenzorg(Bogor). Dengan mudah kota-kota di Jawa yang lain juga jatuh ke tangan
Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 maret 1942 jendral Ter Poorten atas nama komandan
pasukan Belanda atau sekutu menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang
yang diwakili jendral Imamura.
2.Selamat Datang Saudara Tua
Kedatangan Jepang di Indonesia di sambut dengan senang hati oleh rakyat Indonesia. Jepang
di eluh-eluhkan sebagai Saudara Tua yang dipandang dapat membebaskan dari kekuasaan
Belanda. Dimana-mana terdengar ucapanBanzai-banzai (selamat datang selamat datang).
Sementara itu pihak tentara Jepang terus melakukan propaganda-propaganda untuk terus
mengerakkan dukungan rakyat Indonesia. Setiap kali radio Tokyo memperdengarkan lagu
Indonesia raya , di samping Lagu Kimigayo. Bendera yang berwarna Merah Putih juga boleh
dikibarkan berdampingan dengan Bendera Jepang Hinomaru. Jepang juga akan membantu
memajukan rakyat Indonesia. Program Pan-Asia Jepang akan memajukan dan menyatukan
seluruh rakyat asia. Untuk lebih meyakinkan rakyat Indonesia,Jepang menegaskan kembali
bahwa Jepang tidak lain adalah saudara tua,jadi Jepang dan Indonesia sama bhakan untuk
meneguhkan progandanya tentang Pan-Asia,Jepang berusaha membentuk perkumpulan yang
diberi nama Gerakan Tiga A.
3.Pembentukan Pemerintahan Militer
Pada pertengahan tahun 1942timbul pemikiran dari markas besar tentara jepang agar
penduduk di daerah pendudukan dilibatkan dalam aktivitas pertahanan dan kemiliteran
(Termasuk Semimiliter).Diseluruh kepulauan indonesia bekas Hindia Belanda itu dibagi
menjadi tiga wilayah pemerintahan militer:
a.Pemerintahan Militer Angkatan Darat,Yaitu Tentara kedua puluh lima (Tomi Shudan)
untuk sumatera.Pusatnya Di Bukittinggi
b.Pemerintahan Militer Angkatan Darat,Yaitu Tentara keenam belas (Asamu Shudan)
untuk jawa dan madura.Pusatnya di Jakarta.Kekuatan Pemerintahan Militer ini kemudian
di tambah dengan Angkatan Laut(Ni Nangkenkantai).
c.Pemerintahan Militer Angkatan Laut.Yaitu (Armada selatan kedua) untuk daerah
kalimantan,sulawesi,dan maluku.Pusatnya di Makassar.
Berdasarkan Osamu Seirei berisi ketentuan sebagai berikut:
a.Jabatan Gubenur Jendral pada masa Hindia Belanda dihapuskan dan segala kekuasaan
yang dahulu dipegangnya diambil ahlioleh panglima tentara jepang di jawa.
b.Para pejabat pemerintahan sipil beserta pegawainya di masa Hindia Belanda tetap
diakui kedudukanya,asalkan memiliki kesetiaan terhadap tentara pendudukan jepang.
c.Badan-badan Pemerintahan dan undang-undang dimasa belanda tetap diakui secara sah
untuk sementara waktu,asalkan tidak bertentangan dengan aturan pemerintahan militer
jepang.
4.Pemerintahan sipil
Pada bulan Agustus 1942,Pemerintahan militer berusaha meningkatkan sistem
pemerintahan,antara lain dengan mengeluarkan UU No.27 Tentang aturan daerah dan
dimatapkan dengan UU NO.28 Tentang pemerintahan Shu serta tokobetsushi.Menurut uu
itu,pemerintahan daerah yang tertinggi adalah shu (karesidenan).
Pemerintahan shu dipimpin oleh seorang shucokan.shucokan memiliki kekuasaan seperti
Gubenur pada masa Hindia Belandameliputi kekuasaan legislatif dan eksekutif.Dalam
menjalankan pemerintahan shucokan di bantu oleh cokan kanbo(Majelis
Permusyawaratanshu).
setiap cokan kanbo ini memiliki 3 bu(bagian),yakni Naseibu(bagian pemerintahan
umum),kaisaibu(bagian ekonomi) dan keisatsubu(bagian kepolisian).Daerah ini disebut
tokubetsushi(kota istimewa).contohnya kota batavia,yang dipimpin oleh Tokubetu shico.
B.Menganalisis Organisasi Pergerakan Masa Pendudukan Jepang
1.Organisasi Yang Bersifat Sosial Kemasyarakatan
a.Gerakan Tiga A
Perkumpulan ini dibentuk pada tanggal 29 maret 1942. Sesuai dengan namanya,perkumpulan
ini memiliki tiga semboyan,yaitu Nippon Cahaya Asia,Nippon Pelindung Asia dan Nippon
Pemimpin Asia. Sebagai pimpinan Gerakan Tiga ,bagian propaganda Jepang(Sedenbu) telah
menunjuk bekas tokoh Parindra Jawa Barat yakni Mr.Syamsuddin sebagai ketua dengan
dibantu beberapa tokoh lain seperti K.Sultan Pamuncak dan Moh.Saleh sejak bulan mei 1942
perhimpunan itu mulai diperkenalkan kepada masyarakat melalui ,media massa. Di dalam
Gerakan Tiga A juga dibentuk subseksi islam yang disebutPersiapan Persatuan Umat Islam
subseksi islam dipimpin oleh Abikusno Cokrosuyoso. Bulan desember 1942 Gerakan Tiga A
dinyatakan gagal.
b.Pusat Tenaga Rakyat
Gerakan Tiga A telah gagal. Kemudian Jepang berusaha mengajak tokoh pergerakan
nasional untuk melakukan kerjasama. Jepang kemudian mendirikan organisasi pemuda,peuda
Asia Raya dibawah pimpinan Sukardjo Wiryopranoto. Pada tanggal 9 juli 1942 Soekarno
sudah berada di Jakarta dan bergabung dengan Moh.Hatta. Jepang ingin membentuk
organisasi massa yang dapat bekerja untuk dapat menggerakan rakyat. Bulan desember 1942
dibentuk panitia persiapan untuk membentuk organisasi massa kemudia
Soekarno,Hatta,K.H.Mas Mansur,dan Ki Hajar Dewantara dipercaya untuk gerakan baru.
Gerakan itu bernama gerakan pusat tenaga rakyat(Putera) dibentuk tanggal 16 april 1943.
Mereka kemudia disebut sebagai empat serangkai. Sebagai ketua panitia adalah Soekarno.
Tujuan Putera adalah untuk membangun dan menghidupkan kembali segala sesuatu yang
telah dihancurkan oleh Belanda. Menurut Jepang Putera bertugas untuk memusatkan segala
potensi masyarakat Indonesia guna membantu Jepang dalam perang.
c.MIAI Dan Masyumi
Jepang sangat memerlukan kekuatan umat islam untuk membantu melawan sekutu. Oleh
karena itu,semua organisasi islam MIAI yang cukup berpengaruh yang dibekukan oleh
pemerintah kolonial Belanda mulai dihidupkan kembali oleh pemerintah pendudukan Jepang.
Tepat pada tanggal 4 september 1942 MIAI diizinkan aktif kembali.Berpegang teguhlah
kamu sekalian pada tali Allah dan janganlah berpecah belah dengan demikian pada masa
kependudukan Jepang,MIAI berkembang baik.
Adapun tugas dan tujuan MIAI waktu itu adalah:
a.Menempatkan umat islam pada kedudukan yang layak dalam masyarakat Indonesia
b.Mengharmoniskan islam dengan perkembangan zaman
c.Ikut membantu Jepang dalam perang Asia Timur Raya
Pada bulan mei 1943,MIAI berhasil membentuk Majelis Pemuda yang diketuai oleh
Ir.Sofwan dan membentuk majelis keputrian yang dipimpin oleh Siti Nurjanah. Bhkan dalam
mengembangkan aktivitasnya,MIAI juga menerbitkan majalah yang disebutSuara
MIAI.Arah perkembangan MIAI mulai dipahami oleh Jepang hal tersebut tidak sesuai
dengan harapan Jepang sehingga pada November 1943 MIAI dibubarkan.
d.Jawa Hokokai
Tahun 1944,situasi perang Asia Timur Raya mulai berbalik,tentara sekutu dapat mengalahkan
tentara Jepang di berbagai tempat ha ini menyebabkan kedudukan Jepang di Indonesia
semakin menghawatirkan . Oleh karena itu,panglima tentara ke-16,jendral Kumaikici Harada
membentuk organisasi baru yang diberi nama Jawa Hokokai(Himpunan Kebaktian Jawa).
Rakyat diharapkan dapat memberikan darma baktinya terhadap pemerintah deni kemenangan
perang. Kebaktian yang dimaksud memuat tiga hal: (1) mengorbankan diri,(2) mempertebal
persaudaraan,dan (3) melaksanakan suatu tindakan dengan bukti.
Adapun program-program kegiatan Jawa Hokokai antara lain sebagai berikut:
a.Melaksanakan segala tindakan dengan nyata dan ikhlas dengan pemerintahan Jepang
b.Memimpin rakyat untuk mengembangkan tenganya berdasarkan semangat persaudaraan
c.Memperkokoh pembelaan tanah air
Jawa Hokokai adalah organisasi pusat yang anggota-anggotanya terdir atas bermacam-
macam Hokokai(himpunan kebaktian) sesuai dengan bidang profesinya.

2.Organisasi Militer
a.Heiho
Heiho(pasukan pembantu) adalah prajurit Indonesia yang langsung ditempatkan di dalam
organisasi militer Jepang,baik angkatan darat maupun laut. Syarat-syarat untuk menjadi
tentara Heiho antara lain: (1) Umur 18-25 tahun,(2) Berbadan sehat,(3) Berkelakuan baik,dan
(4) Berpendidikan minimal sekolah dasar. Tujuan pembentukan Heiho adalah membantu
tentara Jepang. Kegiatannya antara lain,membangun kubu-kubu pertahanan,menjaga kamp
tahanan,dan membantu perang tantara Jepang sebagai contoh,banyak anggota Heiho yang
ikut perang melawan tantara serikat di Kalimantan,Irian,bahkan ada yang sampai ke Birma.
b.Peta
Jepang berencana membentuk pasuakn untuk mempertahankan tanah air Indonesia yang
disebut pasukan pembelah tanah air (Peta) Jepang berupaya mempertahankan Indonesia dari
serangan sekutu secara sungguh-sungguh. Hal ini bisa saja didasari oleh rasa was-was yang
makin meningkat karena situasi di medan perang yang bertambah sulit sehingga disamping
Heiho,Jepang juga membentuk organisasi Peta(Pembela Tanah Air). Peta adalah organisasi
militer karena itu,para anggota peta mendapatkan latihan kemiliteran. Mula-mula yang
ditugasi untuk melatih anggota pera adalah seksi khusu dari bagian intelijen yang disebut
Tokubetsu Han.
Latihan tugas intelijen dipimpin oleh Yanagawa. Latihan ini kemudian berkembang secara
sistematis dan terprogram. Penyelenggannya berada di dalam Seinen Dojo(panti latihan
pemuda) yang terletak di Tangerang. Mula-mula anggota yang dilatih hanya 40 orang dari
seluruh Jawa.Akhirnya,pada tanggal 3 oktober 1943 secara resmi berdirilah peta. Berdirinya
peta ini berdasarkan peraturan dari pemerintah Jepang yang disebut Osamu Sainendan,nomor
44. Banyak di antara berbagai lapisan masyarakat yang tertarik menjadi anggota peta sampai
akhir pendudukan Jepang,anggota peta ada sekitar 37000 orang di Jawa dan sekitar 20000
orang di Sumatra. Di Sumatra namanya lenih terkenal dengan Giyugun(prajurit-prajurit
sukarela). Orang-orang peta inilah yang akan banyak berperang dibidang ketentaraan di masa
berikutnya. Beberapa tokoh terkenal di dalm peta,antara lain Supriadi dan Sudirman
3.Organisasi-organisasi militer dan semimiliter
a.Pengerahan tenaga pemuda
Sebelum resmi membentuk organisasi-organisasi semimiliter,jepang telah melatih pemuda
untuk menjadi pemuda yang disiplin,memiliki semangat yang tinggi(seishin),dan berjiwa
kesartia (bushido) yang tinggi.salah satu cara untuk menanamkan nilai-nilai tersebut kepada
kaum muda adalah dengan pendidikan,baik pendidikan umum maupun pendidikan
khusus.pendidikan umum berupa seperti sekolah dasar dan sekolah menengah.sedangkan
pendidikan khusus berupa latihan-latihan yang diadakan oleh jepang,seperti BPAR(Barisan
Pemuda Asia Raya),yang berpusat di jakarta.
Barisan Pemuda Asia Raya diresmikan pada tanggal 11 juni 1942 dengan pimpinan dr.slamet
sudibyo dan S.A Soleh.Program latihan ini diadakan dalam jangka waktu 3 bulan dan jumlah
peserta tidak di batasi.selain,BPAR jepang juga membentuk wadah latihan yang disebut San
A Seinen Kutensho yang diprakarsai oleh H.Shimuzu Dan Wakabayashi.Latihan ini diadakan
selama satu setengah bulan.Pada tahap pertama pelatihan,telah dilantik sebanyak 250 orang.
b.Organisasi Semimiliter
Seinendan
Seinendan (korps pemuda) adalah organisasi para pemuda yang berusia 14-22 tahun.Pada
awalnya, seinendan beranggota 3.500 orang pemuda dari jawa.Tujuan dibentuknya seinendan
adalah untuk mendidik dan melatih para pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan
tanah airnya dengan kekuatan sendirinya.Untuk memperbanyak jumlah seinndan ,jepang juga
menggerakan seinendan bagi putri yang disebut josyi seinendan.Sampai pada akhirnya
seinendan berjumlah sekitar 500.000 Pemuda.Tokoh-tokoh indonesia yang pernah menjadi
anggota seinendan adalah Sukarni dan Latif Hendraningrat
Keibodan
Organisasi keibodan (krops kewaspadaan) merupakan organisasi semimiliter yang
anggotanya para pemuda yang berusia antara 25-35 tahun.Ketentuan utama dari organisasi
keibon adalah mereka yang berbadan sehat dan berkelakuan baik.Pembina Keibodan adalah
Depatermen Kepolisian(keimubu) dan di daerah syu(shu) dibina oleh bagian
kepolisian(keisatsubu).Dikalangan orang-orang cina juga di bentuk keibodan yang
dinamakan kakyo keibotai.
Organisasi Seinendan dan keibodan dibentuk di daerah-daerah seluruh indonesia,meskipun
namanya berbeda-beda.Misalnya di sumatera disebut Bogodan dan di kalimantan disebut
konan kokokudan.dengan jumlah anggota Dua juta orang.Pada bulan Agustus 1943 dibentuk
Funjikai(Perkumpulan wanita) yang anggotanya minimal berusia 15 tahun.Dan pada tahun
1944 dibentuk Pasukan Srikandi dan juga dibentuk organisasi untuk anak SD yang disebut
seinentai(Barisan murid sekolah dasar),kemudian dibentuk Gakukotai(Barisan murid sekolah
dasar).
Barisan Pelopor
Pada tanggal 1 November 1944 dibentuk organisasi yang bernama barisan pelopor.Barisan
pelopor ini berada dibawah naungan jawa Hokokai.Anggotanya mencapai 60.000
orang.Dimana dipimpim oleh seorang nasionalis ,yakni ir.Soekarno yang di bantu oleh R.P
suroso,Otto Iskandardinata,dan Buntara Martoatmojo.Anggota barisan pelopor istimewa ada
100 orang dengan ketuanya adalah Sudiro.
Hizbullah
Pada tanggal 7 september 1944,PM jepang,Kaiso mengeluarkan janji mengeluarkan
kemerdekaan untuk indonesia.Jepang merencanakan untuk membentuk pasukan cadangan
khusus dan pemuda-pemuda sebanyak 40.000 orang.Pada tanggal 15 Desember 1944 berdiri
pasukan sukarelawan islami yang bernama hizbullah(Tentara Allah).

C.Menganalisis Pengarahan dan Penindasan Versus Perlawanan


1.Ekonomi Perang
Selama masa pendudukan Jepang di Indonesia,diterapkan konsep Ekonomi perang.
Artinya,semua kekuatan ekonomi di Indonesia digali untuk menopang kegiatan perang. Perlu
dipahami bahwa ssebelum memasuki PD II,Jepang sudah berkembang menjadi Negara
industry dan sekaligus menjadi kelompok Negara imperialism di Asia. Oleh karena
itu,Jepang melakukan berbagai upaya untuk memperluas wilayahnya . Indonesia kemudian
menjadi salah satu benteng pertahanan Jepang untuk membendung gerak laju kekuatan
tentara Serikat dan melawan kekuatan Belanda. Setelah berhasil menguasai Indonesia,Jepang
mengambil kebijakan dalam bidang ekonomi yang sering disebut self help. Hasil
perekonomian di Indonesia dijadikan modal untuk mencukupi kebutuhan pemerintahan
Jepang yang sedang berkuasa di Indonesia. Kebijakan Jepang itu juga sering disebut dengan
Ekonomi Perang.
Di pulau Jawa dilakukan penebangan hutan secara liar sekitar 500.000 hektar. Penebangan
hutan secara liar dan berlebihan tersebut mengakibatkan hutan menjadi gundul,sehingga
timbullah erosi dan banjir pada musim penghujan. Penebangan hutan secara liar tersebut juga
berdampak pada berkurangnya sumber mata air. Dengan demikian,sekalipun tanah pertanian
semakin luas,tetapi kebutuhan pangan tetap tidak tercukupi. Untuk mengatasi keadaan ini
kemudia pemerintahan Jepang mengeluarkan beberapa ketentuan yang sangat ketat yang
terkait dengan produksi padi.
2.Pengendalian di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan
Para pelajar harus menghormati budaya dan adat istiadat Jepang. Mereka juga harus
melakukan kegiatan kerja bakti (kinrohosyi). Kegiatan kerja bakti itu meliputi,pengumpulan
bahan-bahan untuk perang,penanaman bahan makanan,penanaman pohon jarak,perbaikan
jalan,dan pembersihan asrama. Para pelajar juga harus mengikuti kegiatan latihan jasmani
dan kemiliteran. Mereka harus benar-benar menjalankan semangat Jepang(Nippon Seishin).
Para pelajar juga harus menyanyikan lagu Kinigayo,menghormati bendera Hinomaru dan
melakukan gerak badan (taiso) serta seikerei. Akibat keputusan pemerintah Jepang
tersebut,membuat angka buta huruf menjadi meningkat.
3.Pengerahan Romusa
Pada awalnya,tenaga kerja dikerahkan di Pulau Jawa yang padat penduduknya,kemudian di
kota-kota dibentuk barisan romusa sebagai sarana propaganda. Rakyat yang dijadikan romusa
pada umumnya adalah rakyat yang bertenaga kasar. Pada awalnya rakyat Indonesia
melakukan tugas romusa secara sukarela,sehingga Jepang tidak mengalami kesulitan untuk
memperoleh tenaga . Sebab rakyat sangat tertarik engan propaganda tentara Jepang sehingga
rakyat rela membantu untuk bekerja apa saja tanpa gaji. Oleh karena iitu,di beberapa kota
pernah terdapat beberapa romusa yang sifatnya sementara dan sukarela. Para pekerja sukarela
ini bekerja dalam suasana yang disebut Pekan Perjuangan Mati-Matian. Akan tetapi lama-
kelamaan pengerahan tenaga yang bersifat sukarela ini oleh pemerintah Jepang diubah
menjadi sebuah keharusan dan paksaan. Mereka dipaksa bekerja sejak pagi hari sampai
petang,tanpa makan dan pelayanan yang cukup,padahal mereka melakukan pekerjaan kasar
yang sangat memerlukan asupan makanan dan istirahat.
Tidak jarang di antara mereka jatuh sakit bahkan mati kelaparan. Dampak dari kebijakan dan
tindakan Jepang tersebut membuat penderitaan rakyat tidak berkurang tetapi justru semakin
bertambah. Kehidupan rakyat benar-benar menyedihkan. Sejak tahun 1943,Jepang
melancarkan kampanye dan propaganda untuk menarik rakyat agar mau berangkat bekerja
sebagai romusa. Untuk mengambil hati rakyat,Jepang member julukan mereka yang menjadi
romusa itu sebagai Prajurit Ekonomi atau Pahlawan Pekerja.
4.Perang Melawan Tirani Jepang
Jepang yang mula-mula disambut dengan senang hati,kemudian berubah menjadi kebencian.
Rakyat bahkan lebih benci pada pemerintahn Jepang daripada pemerintahan Kolonial
Belanda. Jepang sering kali bertindak sewenag-wenang. Pada masa pendudukan Jepang
banyak gadis dan perempuan Indonesia yang ditipu oleh Jepang dengan dalih untuk bekerja
sebagai perawat atau disekokahkan,ternyata hanya dipaksa untuk melayani para kempetai.
Kondisi itu menambah deretan penderitaan rakyat di bawah kendali penjajah Jepang.
Kemudia timbullah berbagai perlawanan.
a.Aceh Angkat Senjata
Salah satu perlawanan terhadap Jepang di Aceh adalah perlawanan rakyat yang terjadi di Cot
Plieng yang dipimpin oleh Abdul Jalil. Ia adalah seorang ulama muda,guru mengaji di
daerah Cot Plieng,Provinsi Aceh. Karena melihat kekejaman dan kesewenangan pemerintah
pendudukan Jepang,terutama terhadap romusa,maka rakyat Cot Plieng melancarkan
perlawanan. Di Lhokseumawe,Abdul Jalil berhasil menggerakkan rakyat dan para santri di
sekitar Cot Plieng. Jepang membujuk Abdul Jalil untuk berdamai,tetapi Abdul Jalil
menolak,pada tanggal 10 November 192,Jepag mengerahkan pasukannya untuk menyerang
Cot Plieng.
Kemudian,pertempuran berlanjut hingga pada tanggal 24 November 1942,saat rakyat
sedang ,menjalankan ibadah salat subuh. Karena diserang,maka rakyat pun dengan sekuat
tenaga melawan. Beberapa hari kemudian,saat Abdul Jalil dan pengikutnya sedang
menjalankan sholat,mereka ditembak oleh tentara Jepang sehingga Abdul Jalil gugur sebagai
pahlawan bangsa.
Dalam pertempuran ini,rakyat yang gugur sebanyak 120 orang dan 150 orang luka-
luka,sedangkan Jepang kehilangan 90 orang prajuritnya. Kebencian rakyat Aceh terhadap
Jepang semakin meluas sehingga meunculkan perlawanan di Jangka Buyadi bawah pimpinan
perwira Gyugun Abdul Hamid. Dalam situasi perang yang meluas ke berbagai tempat,Jepang
mencari cara yang efektif untuk menghentikan perawanan Abdul Hamid.Jepang menangkap
dan menyandera semua anggota keluarga Abdul Hamid. Dengan berat hati akhirnya Abdul
Hamid mengakhiri perlawanannya.
b.Perlawanan di Singaparna
Singaparna merupakan salah satu daerah di wilayah Jawa Barat,yang rakyatnya dikenal
sangat religious dan memiliki jiwa patriotik. Rakyat Singaparna sangat anti terhadap
dominasi asing. Oleh karena itu,rakyat Singaparna sangat benci terhadap pendudukan
Jepang,apalagi ketika mengetahui perilaku pemerintan Jepang yang sangat kejam. Kebijakan-
kebijakan Jepang banyak yang tidak sesuai dengan ajaran Islam-ajaran yang banyak dianut
oleh masyarakat Singaparna. Atas dasar pandangan dan ajaran Islam,rakyat Singaparna
melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Jepang. Perlawanan itu juga diatarbelakangi
oleh kehidupan rakyat yang semakin menderita. Kemudian secara khusus rakyat Singaparna
di bawah Kiai Zainal Mustafamenentang keras untuk melakukan seikeirei. Itulah sebabnya
rakyat Singaparna mengangkat senhata melawan Jepang. Perlawananmeletus pada bulan
Februari 1944.Perlawanan dipimpin oleh Kiai Zainal Mustafa,seorang ajeengan di
Sukamanah,Singaparna Pertempuran dimulai pada hari jumat di bulan Februari 1944. Karena
jumlah pasukan yang lebih besar dan peralatan senjata yang lebih lengkap,tentara Jepang
berhasil mengalahkan pasukan Zainal Mustafa. Kiai Zainal ditangkap Jepang bersama
gurunya Kiai Emar serta pengikutnya diangkut ke Jakarta. Pada tanggal 25 Oktober
1944,mereka dihukum mati.
c.Perlawanan di Indramayu
Perlawanan terhadap kekejaman Jepang juga terjadi di daerah Indramayu. Latar belakang dan
sebab-sebab perlawanan itu tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di Singaparna.
Perlawanan rakyat Indramayu terjadi di desa Kaplongan,Distrik Karangampel pada bulan
April 1944.
Kemudian pada bulan Juli muncul pula perlawanan di esa Cidempet,Kecamatan Lohbener.
Perlawanan tersebut terjadi ketika rakyat merasa tertindas dengan adanya kebijakan penaikan
hasil padi yang sangat memberatkan. Rakyat melawan dan protes,mereka bersemboyan lebih
baik mati melawan Jepang daripada mati kelaparan. Namun rakyat tidak mampu melawan
kekuatan Jepang yang didukung dengan tentara dan peralatan yang lengkap. Rakyat telah
menjadi korban dalam membela bumi tanah airnya.
d. Rakyat Kalimantan Angkat Senjata
Perlawanan rakyat terhadap kekejaman Jepang juga terjadi di Kalimantan ,peristiwa yang
hamper sama dengan apa yang terjadi di Jawa dan Sumatra. Salah satu erlaawanan di
Kalimantan adalah perlawanan yang dipimpin oleh Pang Suma,seorang pemimpin Suku
Dayak. Pang Suma dan pengikutnya melancarkan perlawanan Jepang dengan taktik perang
gerilnya. Mereka dibantu rakyat yang militant dan dengan memanfaatkan keuntungan alam
rimba belantara,sungai,rawa.dandaerah yang sulit ditempuh perlawanan berkobar dengan
sengitnya. Namun adanya mata-mata Jepang sering membuat perlawanan para pejuang
Indonesia dapat dikahkan oleh penjajah. Demikian juga perlawanan rakyart yang dipimpin
Pang Suma di Kalimantan ini akhirnya mengalami kegagalan.
e.Perlawanan Rakyat Irian
Gerakan perlawanan yang terkenal di Papua adalah Gerakan Koreri yang berpusat di Biak
dengan pemimpinnya bernama L.Rumkorem. Biak merupakan pusat pergolakan untuk
melawan pendudukan Jepang. Rakyat Irian terus memberikan perlawanan di berbagai tempat.
Mereka melakukan taktik perang gerilnya,Jepang cukup kewalahan menghadapi keberanian
dan taktik gerilnya orang-orang Irian. Akhirnya Jepang tidak mampu bertahan menghadapi
para pejuang Irian tersebut. Jepang akhirnya meninggalkan Biak,oleh karena itu dapat
dikatakan Pulau Biak ini merupakan daerah bebas dan merdeka yang peratama di Indonesia.
Ternyata perlawan ini meluas ke berbagai daerah,dari Biak kemudian ke Yapen Selatan.
Pelawanan di daerah ini berlangsung sangat lama bahkan sampai kemudian tentara Jepang
dikalahkan sekutu.
f.Peta di Blitar Angkat Senjata
Sebagai komandan Peta,Supriyadi cukup memahami penderitaan rakyat akibat penindasan
yang dilakukan Jepang. Penderitaan rakyat itulah yang menimbulkan rencana para anggota
Peta di Blitar untuk melancarkan perlawanan terhadap pendudukan Jepang. Pada tanggal 29
Februari 1945 dini hari,Supriyadi dengan teman-temannya mulai bergerak.Setelah pihak
Jepang mengetahui adanya gerakan penyerbuan,mereka segara mendatangkan pasukan yang
semuanya orang Jepang. Pimpinan tentara Jepang kemudian menyerukan kepada segenap
anggota Peta yang melakukan serangan,agar segara kembali ke induk kesatuan masing-
masing. Beberapa kesatuan mulai memenuhi perintah pimpinan tentara Jepang. Tetapi
mereka yang kembali ke induk pasukannya memenuhi panggilan justru ditangkap,ditahan,dan
disiksa oleh polisi Jepang. Selanjutnya diserukan kepada anak buah Supriyadi agar menyerah
dan kembali ke indk pasukannya,Supriyadi memenuhi panggilan tersebut. Namun pasukan
yang tetap melakukan perlawanan yang dipimpin Shodanco,Supriyadi,dan Muradi itu
membuat pertahanan di lereng Gunung Kawi dan Distrik Pare.
Untukmenghadapi perlawanan pasukan Peta,Jepang mengerahkan semua pasukannya dan
mulai memblokir serta mengepung pertahanan pasukan Peta tersebut. Jepang mulai
menggunakan tipu muslihat,komandan pasukan Jepang pura-pura menyerah kepada pasukan
Muradi. Kolonel Katagiri kemudian bertukar pikiran dengan anggota pasukan Peta,Kolonel
Katagiri berhasil mengadakan persetujuan dengan mereka. Katagiri menjanjikan,bahwa
segala sesuatu akan dianggap soal interen daidan,dan akan diurus Daidanco Surakhmad.
Mereka akan diterima kembali dan tidak akan dibawa ke depan pengadilan mliter. Dengan
hasil kesepakatan itu mereka menyatakan mensal at as perbuatan melawan Jepang dan
berjanji untuk setia kepada kesatuannya. Tidak terlalu lama akhirnya perlawanan Peta di
Blitar di bawah pimpinan Supriyadi ini dapat dipadamkan. Tokoh-tokoh dan anggota Peta
yang ditangkap kemudian diadili di depann Mahkamah Militer Jepang di Jakarta.

D.Dampak Kedatangan Saudara Tua Dalam Berbagai Kehidupan


1.Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia
a.Bidang Politik
Dalam bidang politik,jepang melakukan kebijakan dengan melarang penggunaan bahasa
belanda dan mewajibkan penggunaan bahasa jepang.Struktur pemerintahan dibuat sesuai
dengan keinginan jepang,misalnya Desa dengan Ku,kecamatan dengan so,kewedaan dengan
Gun,kotapraja dengan Syi,kabupaten denga ken,dan keresidenan dengan Syu.Setiap upacara
bendera lakukan penghormatan kearah Tokyo dengan membungkukkan badab 90 derajat
yang ditujukan pada kaisar jepan Tenno Heika.Seperti telah diterangkan diatas bahwa jepang
juga membentuk pemerintahan militer dengan angkatan darat dan angkatan laut.Angkatan
darat yang meliputi jawa-madura berpusat di batavia.Sementara itu di sumatera berpusatdi
bukittinggi,Ankatan lautnya membawahi kalimantan,sulawesi,nusa tenggara,maluku,dan
irian,sebagai pusatnya di ujung padang.Pemerintahan itu berada di bawah pimpinan panglima
tertinggi jepang untuk Asia Tenggara yang berkedudukan di Dalat (Vietnam).Tujuan utama
pemerintah jepang adalah menghapuskan mpengaruh barat dan menggalang masyarakat agar
memihak jepang.Pemerinta jepang juga menjanjikan kemerdekaan bagi bangsa indonesia
yang diucapkan oleh PM Tojo dalam kunjungannya ke indonesia pada september 1943.
b.keadaan sosial budaya dan ekonomi
Untuk membiayai perang Pasifik,jepang mengarahkan semua tenaga kerja dari
indonesia.Mereka dikerahkan untuk membuat benteng-benteng pertahanan.Mula-mula tenaga
kerja dikerahkan dari pulau jawa yang padat penduduknya.Kemudian dikota-kota dibentuk
barisan Romusa Sebagai sarana propaganda.Panitia pengerahan disebut dengan
Romukyokai,yang ada disetiap daerah.
Untuk mengebalikan citranya,jepang mengadakan propaganda dengan menyebut pekerja
Romusa sebagaiPahlawan Pekerja atau Prajurit Ekonomi.Saat itu kondisi masyarakat
menyedihkan.Bahan makanan sulit didapat akibat banyak petani yang menjadi pekerja
Romusa.Gelandangan dikota-kota besar seperti surabaya,jakarta,Bandung,dan Semarang
Semakin tumbuh subur.Tidak jarang mereka mati kelaparan dijalanan atau dibawah
jembatan.Penyakit kudis menjangkiti masyarakat.Pasar gelap tumbuh dikota-kota
besar.Untuk menjalankan tugasnya,jepang membentuk Tonarogumi(Rukun Tetangga) untuk
memobilisasi masa dengan efektif.Sementara itu,komunikasi di indonesia mengalami
kesulitan baik komunikasi antar pulau maupun komonikasi dengan dunia luar,karena semua
saluran komunikasi dikendalikan oleh jepang.Sementara itu,untuk mengawasi karya para
seniaman agar tidak menyimpang dari tujuan jepang,maka didirikanlah pusat kebudayaan
pada tanggal 1 april 1943 di jakarta,yang bernama Keimun Bunka Shidosho.
c.Pendidikan
Pada masa pendudukan jepang,keadaan pendidikan di indonesia semakin
memburuk.Pendidikan tingkat dasar hanya satu,yaitu pendidikan enam tahun.Hal itu sebagai
politik jepang untuk memudahkan pengawasan pada pelajar wajib mempelajari bahasa
jepang.Mereka juga mempelajari adat istiadat jepang dan lagu kebangsaan
jepang,Kimigayo,serta gerak badan sebelum pelajaran dimulai,Bahasa indonesia sebagai
bahasa penghantar disemua sekolah dan dianggap sebagai mata pelajaran wajib.Sementara
itu,Perguruan tinggi ditutup pada tahun 1943.Beberapa perguruan tinggi yang dibuka lagi
adalah perguruan tinggi kedokteran(Ika Daigaku)di jakarta dan perguruan tinggi
teknik(Kogyo Daigaku) di bandung.Satu hal keuntungan pada masa jepang adalah
penggunaan bahasa indonesia sebagai bahasa penghantar.Bagi bangsa Indonesia tuga berat
itu merupakan persiapan bagi pemuda-pemuda terpelajar untuk mencapai kemerdekaan.Para
pelajar juga dianjurkan untuk masuk militer.Mereka diajarkan Heiho atau sebagai pembantu
prajurit.Pemuda-pemuda juga dianjurkan masuk barisan Seinenden dan Keibodan(Pembantu
Polisi).
d.Birokrasi dan Militer
Dalam bidang birokrasi,dengan dikeluarkanya UU No.27 Tentang aturan pemerintah daerah
dan UU No.28 tentang aturan pemerintah Syu dan Tokubetshu Syi,maka berakhirlah
pemerintahan sementara.Kedua aturan itu merupakan pelaksanaan struktur pemerintah
dengan datangnya tenaga sipil dari jepang di jawa.Sesuai dengan UU itu ,seluruk kota di jawa
dan madura,kecuali solao dan yogyakarta,dibagi atas Syu,Syi,Ken,Gun,Son,dan
ku.Pembentukan provinsi yang dilakukan belanda diganti dan disesuaikan dengan struktur
jepang,daerah pemerintahan yang tertinggi,yaitu Syu.
Meskipun luas wilayah Syu sebesar keresidenan,Namun fungsinya berbeda.Apabila Residen
merupakan pembantu gubernur,maka Syu adalah pemerintah otonomi dibawah Shucokan
yang berkedudukan sama dengan gubernur.Pada pendudukan jepang juga di bentuk Chou
Sangi yang fungsinya tidak jauh berbeda dengan Volkstraad.Dalam Volkstraad masih dapat
dilakukan kritik pemerintah dengan bebas.Dengan propagandanya,jepang berhasil
membunjuk penduduk untuk menghadapi sekutu.Karena itulah mereka melatih menduduk
dengan latihan-latihan militer.Bekas pasukan peta itulah yang kekuatan inti Badan Keamanan
rakyat(BKR),yang menjadi tentara keamanan rakyat (TKR) dan sekarang dikenal dengan
Tentara Nasional Indonesia(TNI).
2.Janji Kemerdekaan
Pada tahun1944,jepang terdesak,Angkatan laut Amerika Serikat berhasil merebut kedudukan
penting kepulauan Mariana,Sehingga jalan menuju jepang semakin terbuka,Jendral Hedeki
Tojo pun kemudian digantikan oleh Jendral Jiniaki Kaiso sebagai perdana menteri.
Sementara itu Jendral Kinaiki Kaiso memberikan janji kemerdekaan( september 1944).Sejak
itulah jepang memberikan izin kepada rakyat indonesia untuk mengibarkan bendera merah
putih di samping bendera jepang Hinomaru.Lagu indonesia Raya boleh dinyanyikan setelah
Kimigayo.Sejak itulah jepang mulai mengerahkan tenaga rakyat indonesia untuk pertahanan.
Selanjutnya Letnan Jendral Kumakici Harada mengumumkan dibentuknya Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia(BPUPKI) pada 1 maret 1945.Badan itu
dibentuk untuk menyelidiki pengumpulkan bahan-bahan penting tentang ekonomi,politik,dan
tatanan.Pemerintah sebagai persiapan kemerdekaan indonesia badan itu diketuai oleh
Dr.K.R.T Radjiman Wedyodiningrat,R.P Soroso sebagai wakil ketua merangkap kepala tata
usaha dan seorang jepang sebagai wakilnya tata usaha,yaitu Masuda Toyohiko dan
M.R.M.Abdul Gafar Pringgodigado.Semua anggotanya terdiri dari 60 orang dari tokoh-tokoh
indonesia,ditambah 7 orang jepang yang tidak punya suara.
Sidang BPUPKI dilakukan dua tahap,thap pertama berlangsung pada 28 Mei 1945 .Pada
sidang tahap kedua yang berlangsung pada tanggal 10-11 Juni 1945,dibahas dan dirumuskan
tentang Undang-Undang Dasar.Orang-orang yang membahas mengenai dasar negara adalah
Muhammad Yamin,Supomo,dan Sukarno.Dalam sidang pertama,Sukarno mendapatkan
kesepatan berbicara dua kali,yaitu tanggal 31 Mei dan 1 Juni 1945.

Tanggal 1 Juni Pukul 11.00 WIB,Sukarno menyampaikan pidato pentingnya,Pada saat


itu,gedung Chuo Shangi Inmendapat penjagaan ketat dari tentara jepang.Pada kesepatan
tersebut Ir.Soekarno Juga menjadi pembicara kedua.Ia mengemukakan Tentang lima dasar
negara.Lima dasar itu adalah (1)Kebangsaan Indonesia,(2)Internasionalismeatau Peri
Kemanusian,(3)Mufakat atau Demokrasi,(4)Kesejahteraan Sosial,(5)Ketuhanan Yang Maha
Esa.Pidato itu kemudian itu dikenal dengan Pancasila.
Sementara itu,Muh.Yamin dalam pidatonya juga mengemukakan dasar negara kebangsaan
Republik Indonesia.Menurut Yamin ada lima azaz,yaitu (1)Peri Kebangsaan,(2)Peri
Kemanusiaan,(3)Peri Ketuhanan,(4)Peri Kerakyatan,dan (5) Kesejahteraan
rakyat.Selanjutnya,sebelum sidang pertama berakhir BPUPKI membentuk panitia kecil yang
terdiri dari Sembilan Orang.
Pembentukan panitia sembilan itu bertujuan untuk merumuskan tujuan dan didirikanya
negara indonesia.Panitia kecil itu terdiri atas Ir.Soekarno,Drs.Muh Yamin,Mr.Ahmad
Subardjo,Mr.A.A Maramis,Abdul Kahar muzakkar,Wahid Hasyim,H.Agus Salim,dan
Abikusno Cokrosuyono.Panitia kecil itu Menghasilakan rumusan yang menggambarkan
maksud dan tujuan indonesia Merdeka.Kemudian disusunlah rumusan bersama dasar negara
indonesia merdeka yang kita kenal dengan Piagam Jakarta.
3.Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
BPUPKI kemudian dibubarkan setelah tugas-tugasnya selesai.Selanjutnya dibentuklah
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia(PPKI) pada 7Agustus 1945.Badan itu
beranggotakan 21 orang,yang terdiri dari 12 wakil dari jawa,Tiga orang dari sumatera,dan
dua orang dari sulawesi dan masing-masing satu orang dari kalimantan,sunda
kecil,maluku,dan golongan penduduk cina ditambah enam orang tanpa izin dari pihak
jepang.Panitia inilah kemudian mengesahkan piagam jakarta sebagai pendahuluan dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,18 Agustus 1945.
BAB 2
Indonesia Merdeka

A.Dari Rengasdengklok Hingga Pegangsaan Timur


1.Jepang Kalah Perang dari Sekutu
Pada tanggal 6 Agustus 1945 kota Hiroshima di Jepang di bom oleh Amerika Serikat yang
mengakibatkan moral tentara jepang diseluruh dunia menurun. Sehari kemudian tanggal 7
Agustus 1945 BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia), untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga
menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun
dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Soekarno, Hatta
selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI
diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu
Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan
dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
2.Peristiwa Rengasdengklok
Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana terbakar gelora
kepahlawanannya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka tergabung
dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran. Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945,
mereka bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka
membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta,
ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya
adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka
kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap
untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan
tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui
untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto
untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan
Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para
pemuda untuk tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta,
mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang
kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10
malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang
gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para
tokoh Indonesia.
3.Perumusan Teks Proklamasi Hingga Pagi
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro
Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi Kepala
pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-
Hatta yang diantar oleh Tadashi Maeda dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi
Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk menerima
kedatangan rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal
16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokyo bahwa Jepang harus menjaga status quo,
tidak dapat memberi izin untuk mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia
sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta
menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang
bersemangat Bushido, ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Akhirnya Sukarno-Hatta
meminta agar Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara pura-pura
tidak tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan
ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokyo dan dia
mengetahui sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di daerah Angkatan Darat
(Rikugun) dia tidak punya wewenang memutuskan.
Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan
Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks
Proklamasi. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan Nishimura,
Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi dilakukan
oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah,
Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang
mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada kalimat dari Shigetada
Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan
agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung
Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berarti "transfer of power". Bung Hatta,
Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik tidak ada yang membenarkan klaim
Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima masih didengungkan.
Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut
menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor
(Laut) Dr. Hermann Kandeler.Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di
Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno,
Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi no. 1).
4.Pembacaan Proklamasi Pukul 10.00 Pagi
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di
ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks
proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks
proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah, Sayuti Melik,
Sukarni, dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu
adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi
Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman
Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar
Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan
proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera
Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan
oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan
pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah
Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut.
Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang
Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera
berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut
masih disimpan di Istana Merdeka.
Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang
dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat
mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan
Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil
keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar
negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian
terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI)
dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.
Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan
dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden
dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.
B.Menganalisis Terbentuknya NKRI Dari Rengasdengklok Hingga Pegangsaan Timur
1.Pengesahan UUD 1945 dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
PPKI menetapkan keputusan penting bagi kehidupan bangsa indonesia,yaitu :
a. Mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang
kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Dasar tahun 1945.
b. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dengan Ir.Soekarno sebagai Presiden dan
Drs.Moh.Hatta sebagai wakilnya.
2.Pembentukan Departemen dan Pemerintahan Daerah
Pada tanggal 19 Agustus 1945, PPKI melanjutkan sidang dan hasilnya melahirkan keputusan
sebagai berikut :
a. Pembagian wilayah negara Republik Indonesia menjadi 8 provinsi
b. Pembentukan Departemen dan penunjukan para Mentri.
3.Pembentukan Badan-Badan Negara
Pembentukan anggota KNIP dan KNIP diberi kekuasaan dan kewenangan legislatif untuk
ikut serta menetapkan GBHN sebelum MPR dibentuk.
4.Pembentukan Kabinet
Kabinet pertama dibentuk pada tanggal 2 September 1945, Kabinet RI dipimpin oleh
Presiden Soekarno.
5.Pembentukan Berbagai Partai Politik
Sesuai dengan isi maklumat tanggal 3 November 1945 yang isinya :
a. Pemerintah menghendaki adanya partai politik
b. Pemerintah berharap supaya partai politik itu telah tersusun sebelum dilaksanakannya
pemilihan anggota Badan Perwakilan Rakyat pada Januari 1946.
6.Komite van Aksi dan Lahirnya Badan-Badan Perjuangan
Komite van aksi merupakan gerakan yang bertugas dalam pelucutan senjata tentara Jepang
dan merebut kantor-kantor yang masih diduduki Jepang.Selain itu muncul juga badan
perjuangan seperti API,BARA,BBI,dll.
7.Lahirnya Tentara Nasional Indonesia
a. Badan Keamanan Rakyat
b. Tentara Keamanan Rakyat
c.Dari TKR, TRI, ke TNI.

BAB 3
Revolusi Menegakkan Panji-Panji NKRI

A.Menganalisis Perkembangan dan Tantangan Awal Kemerdekaan


1.Kondisi awal indonesia merdeka
Secara politis keadaan indonesia pada awal kemerdekaan belum begitu mapan. Ketegangan,
kekacauan , dan berbagai insiden masih terus terjadi. Sebagai contoh rakyat indonesia masih
harus bentrok dengan sisa-sisa kekuatan jepang. Disamping menghadapi kekuatan jepang,
bangsa indonesia harus berhadapan dengan tentara inggris atas nama sekutu, dan juga
NICA(Belanda) yang berhasil datang kembali ke indonesia dengan membonceng sekutu.
PPKI yang keanggotaannya sudah disempurnakan berhasil mengadakan sidang untuk
mengesahkan UUD dan memilih Presiden-wakil presiden. Bahkan untuk menjaga keamanan
negara juga telah dibentuk TNI. Kondisi perekonomian negara memprihatinkan, sehingga
terjadi inflasi yang cukup berat. Karena peredaran mata uang rupiah jepang yang tak
terkendali, sementara nilai tukarnya sangat rendah. Pemerintahan RI sendiri tidak bisa
melarang beredarnya mata uang tersebut, mengingat indonesia sendiri belum memiliki mata
uang sendiri. Diedarkannya uang cadangan sebesar 2,3 milyar, Sementara kas pemerintah
kosong, waktu itu berlaku tiga jenis mata uang: De Javaesche Bank, uang pemerintah Hindia
Belanda, dan mata uang rupiah jepang, Pajak dan bea sangat berkurang, pengeluaran
bertambah banyak, serta Hasil produksi pertanian dan perkebunan tidak dapat diekspor.
Bahkan setelah NICA datang ke indonesia juga memberlakukan mata uang NICA. Kondisi
perekonomian ini semakin parah karena adanya blokade. Belanda juga terus memberi tekanan
dan teror terhadap pemerintah indonesia. Sehingga pada tanggal 4 januari 1946 Ibu kota RI
pindah ke Yogyakarta. Pada 1 oktober 1946, indonesia mengeluarkan uang RI yang disebut
ORI, uang NICA dinyatakan sebagai alat tukar yang tidak sah. dibidang politik bangsa
Indonesia mengambil langkah-langkah untuk melengkapi syarat-syarat berdirinya Negara
yang berdaulat antara lain :
a. Daerah (wilayah)
b. Rakyat Indonesia
c. Pemerintah yang berdaulat
d. Pengakuan dari negara lain
2. Kedatangan sekutu dan belanda
Jepang menyerah jepada sekutu tanpa syarat tanggal 14 agustus 1945 bahwa sekutu memiliki
hak atas kekuasaan jepang di berbagai wilayah, terutama wilayah yang sebelumnya
merupakan jajahan negara-negara yang masuk dalam sekutu. Rakyat indonesia telah
memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 agustus 1945. Padahal kondisi ini tentu
bertolak belakang dengan bayangan belanda dan sekutu. Karena itu, dapat diprediksi kejadian
berikutnya, yakni pertentangan atau konflik antara indonesia dan sekutu maupun belanda.
Setelah PD II, terjadi perundingan belanda dengan inggris di London yang menghasilkan
Civil Affairs Argeement. Isinya tentang pengaturan penyerahan kembali indonesia dari pihak
inggris kepada belanda, khusus yang menyangkut daerah sumatra, sebagai daerah yang
berada di bawah pengawasan SEAC(South East Asia Command).
*fase pertama, tentara sekutu akan mengadakan operasi militer untuk memulihkan keamanan
dan ketertiban.
*fase kedua, setelah keadaan normal,pejabat-pejabat NICA akan mengambil alih tanggung
jawab koloni itu dari pihak inggris yang mewakili sekutu.
Setelah diketahui jepang menyerah pada tanggal 15 agustus 1945, maka belanda mendesak
inggris mensahkan hasil perundingan tersebut pada tanggal 24 agusutus 1945. Pada tanggal
16 september 1945,wakil Mountbatten, yakni Laksamana Muda WR Patterson dengan
menumpang kapal Cumberland, mendarat di pelabuhan tanjung perak surabaya. Dalam
rombongan Patterson ikut serta Van Der Plass seorang belanda yang mewakili H.J.Van
Mook(Pemimpin NICA). Setelah informasi dan persiapan dipandang cukup Louis
Mountbatten membentuk pasukan komando khusus yang disebut AFNEI(Allied Forces
Netherlands East Indiers), yang sering disebut sebagai tentara Gurkha. Yang tugasnya
sebagai berikut.
Menerima penyerahan kekuasaan tentara jepang tanpa syarat.
Membebaskan para tawanan perang dan interniran sekutu.
Melucuti dan mengumpulkan orang-orang jepang untuk dipulangkan ke negerinya.
Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai, menciptakan ketertiban,dan keamanan,
untuk kemudian diserahkan kepada pemerintahan sipil.
Mengumpulkan keterangan tentang penjahat perang untuk kemudian diadili sesuai hukum
yang berlaku.
Pasukan sekutu yang tergabung dalam AFNEI mendarat di jakarta pada tanggal 29 September
1945 yang terbagi menjadi 3 divisi, yaitu :
*Divisi India 23 dibawah pimpinan Jenderal DC Hawthorn. Daerah tugasnya di Jawa bagian
Barat dan berpusat di Jakarta
*Divisi india 5 dibawah komando jenderal EC mansergh bertugas di jawa bagian timur dan
berpusat di surabaya.
*Divisi india 26 di bawah komando jenderal HM Chambes, bertugas di sumatra, pusatnya
ada di medan.
3.Merdeka atau Mati!
Berbagai perjuangan yang dilakukan oleh Rakyat Indonesia untuk menghadapi para penjajah,
seperti Bandung Lautan Api,Pertempuran Medan Area,Pertempuran di Surabaya,dll.

B.Mengevaluasi Perjuangan Bangsa : Antara Perang dan Damai


1.Perjanjian Linggarjati

Pada akhir Agustus 1946, pemerintah Inggris mengirimkan Lord Killearn ke Indonesia untuk
menyelesaikan perundingan antara Indonesia dengan Belanda. Pada tanggal 7 Oktober 1946
bertempat di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta dibuka perundingan Indonesia-Belanda
dengan dipimpin oleh Lord Killearn. Perundingan ini menghasilkan persetujuan gencatan
senjata (14 Oktober) serta meratakan jalan ke arah perundingan di Linggarjati yang dimulai
tanggal 11 November 1946.
Linggarjati merupakan kota kecil yang berda dikurang lebih 21 km sebelah barat Cirebon.
Perundingan Linggarjati dilaksanakan pada tanggal 10-15 November 1946. dalam
perundingan Linggarjati delegasi Indonesia dipimpin perdana Menteri Sutan Syahrir,
sedangkan delegasi Belanda diwakili oleh Prof. S. Schemerhorn serta Dr. H,J. Van. Mook.
Penengah serta pemimpin perundingan dari pihak Inggris, yaitu Lord Killeam. Hasil
perundingan diumumkan pada tanggal 15 November 1946 serta sudah tersusun sebagai
naskah persetujuan yang terdiri atas 17 pasal, antara lain berisi sebagai berikut:
Belanda mengakui dengan cara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang
meliputi Sumatra, Jawa serta Madura. Belanda wajib meninggalkan wilayah de facto paling
lambat 1 Januari 1949.
Republik Indonesia serta Belanda bakal bekerja sama dalam membentuk Negara Indonesia
Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu tahapnya merupakan
Republik Indonesia
Republik Indonesia Serikat serta Belanda bakal membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan
Ratu Belanda sebagai ketuanya.
Hasil perundingan Linggarjati menimulkan beberapa pendapat pro serta kontra di kalngan
partai politik di Indonesia. Perundingan Linggarjati memenyesalkan pihak Reopublik
Indonesia krena wilayahnya terus sempit, yaitu hanya meliputi Jawa, Madura serta Sumatera.
Faktor ini menyebababkan terjadinya pergolakan di Bali Novmber 1946 dibawah ceo Letnan
Kolonel Gusti Ngurah Rai, dengan perang puputan/ perang habis-habisan (puputan
Margarana ) serta pertempuran Manado dipimpin Letkol Taulu yang dibantu oleh Residen
Lapian melawan tentara KNIL (Belanda).
2.Agresi Militer Belanda I
Direncanakan oleh Van Mook, dia merencanakan negara-negara boneka dan ingin
mengembalikan kekuasaan Belanda atas Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut pihak
Belanda melanggar perundingan linggarjati yang telah disepakati sebelumnya, bahkan
mereka menyobek kertas perjanjian tersebut. Kemudian pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda
melancarkan aksi militer pertama dengan target utama kota-kota besar di pulau Jawa dan
Sumatra. Agresi Militer Belanda 1 ternyata menimbulkan reaksi yang hebat dari dunia
internasional. Pada tanggal 30 Juli 1947, pemerintah India dan Australia mengajukan
permintaan resmi agar masalah Indonesia segera dimasukkan dalam daftar acara Dewan
Keamanan PBB. Pada tanggal 1 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB memerintahkan
penghentian dari kedua belah pihak yang mulai berlaku tanggal 4 Agustus 1947. Untuk
mengawasi pelaksanaan perjanjian gencatan senjata tersebut, maka dibentuk suatu Komisi
Konsuler yang anggotanya adalah konsul jenderal yang berada di Indonesia.
3.Komisi Tiga Negara
KTN merupakan sebuahkomite yang dibentik oleh Dewan Keamanan PBB yg bakal menjadi
penengah konflik antara Indonesia serta Belanda. Komite ini di kenal sebagai Committee of
Good Offices for Indonesia (Komite Jasa Baik Untuk Indonesia), Komisi Tiga Negara
(KTN), disebut begitu sebab beranggotakan tiga negara, yaitu :
1. Australia yang dipilih oleh Indonesia diwakili oleh Richard C. Kirby
2. Belgia yang dipilih oleh Belanda diwakili oleh Paul van Zeeland
3. Amerika Serikat sebagai pihak yang netral menunjuk Dr. Frank Graham.
Tugas KTN
1. Menguasai dengan cara langsung penghentian tembak menembak sesuai dengan resolusi
PBB
2. Menjadi penengah konflik antara Indonesia serta Belanda.
3. Memasang patok-patok wilayah status quo yang dibantu oleh TNI
4. Mempertemukan kembali Indonesia serta Belanda dalam Perundingan Renville. Tetapi,
Perundingan Renville ini mengdampakkan wilayah RI makin sempit.
4.Perjanjian Renville
Isi dari Perjanjian Renville adalah :
a. Belanda tetap berdaulat sampai terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS).
b. Republik Indonesia sejajar kedudukannya dalam Uni Indonesiaa Belanda.
c. Sebelum Republik Indonesia Serikat terbentuk, Belanda dapat menyerahkan
kekuasaannya kepada pemerintah federal sementara.
d. Republik Indonesia menjadi negara bagian dari Republik Indonesia Serikat.
e. Antara enam bulan sampai satu tahun akan diselenggarakan pemilihan umum untuk
membentuk Konstituante RIS.
f. Tentara Indonesia di daerah pendudukan Belanda (daerah kantong) harus dipindahkan
ke daerah Republik Indonesia.
5.Agresi Militer II
Agresi Militer Belanda 2 dimulai ketika pihak Belanda yang tetap bersikukuh menguasai
Indonesia mencari dalih untuk dapat melanggar perjanjian yang telah disepakati. Bahkan
pihak Belanda menuduh jika pihak Indonesia tidak menjalankan isi perundinganRenville.
Oleh karena itu pihak TNI dan pemerintah Indonesia sudah memperhitungkan bahwa
sewaktu-waktu Belanda akan melakukan aksi militernva untuk menghancurkan republik
dengan kekuatan senjata. Untuk menghadapi kekuatan Belanda itu, didirikan Markas Besar
Komando Djawa (NIBKD) vang dipimpin oleh Kolonel Abdul Haris Nasution dan Markas
Resar Komando Sumatra (MBKS) yang dipimpin oleh Kolonel Hidayat.
Serangan dibuka tanggal 19 Desember 1948. Dengan taktik perang kilat (blitkrieg), Belanda
melancarkan serangan di semua front di daerah Republik Indonesia. Serangan diawali dengan
penerjunan pasukan payung di Pangkalan Udara Maguwo (sekarang Adi Sucipto) dan dengan
gerak cepat berhasil menduduki kota Yogyakarta. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden
Moh. Hatta memutuskan untuk tetap tinggal di ibukota, walaupun mereka tahu bahwa dengan
demikian mereka akan ditawan oleh musuh. Alasannya, agar mereka dapat melakukan
kegiatan diplomasi dengan pihak Belanda.
Di samping itu, Belanda tidak mungkin menjalankan serangan secara terus-menerus karena
presiden Panglima Tertinggi Angkatan Perang Indonesia dan wakil presiden menteri
pertahanan sudah berada di tangan mereka. Sementara itu, beberapa bulan sebelum Belanda
melakukan serangan terhadap kota Yogyakarta, Jenderal Sudirman (Panglima Besar
Angkatan Perang) menderita sakit paru-paru yang sangat parah sehingga harus dirawat di
rumah sakit dan kemudian dirawat di rumah. Ia berpesan jika Belanda menyerang kembali,
maka ia akan memegang kembali pimpinan Angkatan Perang dan memimpin prajurit-
prajuritnya melakukan perlawanan gerilya.
Dalam waktu satu bulan, pasukan TNI telah berhasil melakukan konsolidasi dan mulai
memberikan pukulan secara teratur kepada musuh. Seluruh Jawa dan Sumatra menjadi satu
daerah gerilya yang menyeluruh. Tekanan terhadap pasukan Belanda ditingkatkan.
Penghadangan terhadap konvoi perbekalan tentara Belanda berhasil dilakukan. Serangan
umum yang dilaksanakan terhadap kota-kota yang diduduki Belanda mulai dilaksanakan oleh
pasukan TNI. Serangan yang paling terkenal adalah Serangan Umum 1 Maret 1949 terhadap
kota Yogyakarta di bawah pimpinan Komandan Brigade X Letnan Kolonel Soeharto.
Pasukan I N I berhasil menduduki kota Yogyakarta selama 6 jam. Sementara itu, Sri Sultan
Hamengku Buwono IX menolak kerja sama dari Belanda. Sultan mendukung segala tindakan
para pemimpin gerilya. Di samping itu, perjuangan dalam rangka menegakkan kedaulatan
Republik Indonesia juga dilakukan di luar negeri. Dengan modal sumbangan pesawat rakyat
Aceh, W. Supomo membentuk armada udara komersial vang berpangkalan di Myanmar
(Burma). Hasil penerbangan komersial itu dijadikan modal untuk membiayai pemakilan
Republik Indonesia di luar negeri. Selain itu, dibuka komunikasi radio antara Wonosari,
Bukittinggi, Rangoon (sekarang Yangoon), dan New Delhi.
6.Peranan PDRI sebagai Penjaga Eksistensi RI
PDRI didirikan oleh Syafruddin Prawiranegara atas perintah Presiden Soekarno yang pada
saat itu ditawan oleh Belanda.PDRI ini berhasil mempertahankan eksistensi RI dan
menunjukkan kepada dunia internasional bahwa RI masih tetap berdiri.
7.Terus Memimpin Gerilya
8.Peranan Serangan Umum 1 Maret 1949 untuk menunjukkan eksistensi TNI
Tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949.
a. Ke dalam
1) Mendukung perjuangan yang dilakukan secara diplomasi.
2) Meninggikan moral rakyat dan TNI yang sedang bergerilya.
b. Ke luar
1) Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa TNI mempunyai kekuatan untuk
mengadakan ofensif.
2) Mematahkan moral pasukan Belanda.
9.Belanda semakin terjepit dalam persetujuan Roem-Royen
Dalam perundingan Roem Royen, pihak Republik Indonesia tetap berpendirian bahwa
pengembalian pemerintahan Republik Indonesia ke Yogyakarta merupakan kunci pembuka
untuk perundingan selanjutnya. Sebaliknya, pihak Belanda menuntut penghentian perang
gerilya oleh Republik Indonesia. Akhirnya, pada tanggal 7 Mei 1949 berhasil dicapai
persetujuan antara pihak Belanda dengan pihak Indonesia. Kemudian disepakati kesanggupan
kedua belah pihak untuk melaksanakan Resolusi Dewan Keamanan PBB tertanggal 28
Januari 1949 dan persetujuan pada tanggal 23 Maret 1949. Pernyataan pemerintah Republik
Indonesia dibacakan oleh Ketua Delegasi Indonesia Mr. Mohammad Roem yang berisi antara
lain sebagai berikut.
Pemerintah Republik Indonesia akan mengeluarkan perintah penghentian perang gerilya.
Kedua belah pihak bekerja sama dalam hai mengembalikan perdamaian dan menjaga
keamanan serta ketertiban.
Belanda turut serta dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang bertujuan mempercepat
penyerahan kedaulatan lengkap dan tidak bersyarat kepada negara Republik Indonesia
Serikat.
Pernyataan Delegasi Belanda dibacakan oleh Dr. J.H. van Royen, yang berisi antara lain
sebagai berikut.
Pemerintah Belanda menyetujui bahwa pemerintah Republik Indonesia harus bebas dan
leluasa melakukan kewajiban dalam satu daerah yang meliputi Karesidenan Yogyakarta.
Pemerintah Belanda membebaskan secara tidak bersyarat para pemimpin Republik Indonesia
dan tahanan politik yang ditawan sejak tanggal 19 Desember 1948.
Pemerintah Belanda menyetujui bahwa Republik Indo-nesia akan menjadi bagian dari
Republik Indonesia Serikat (RIS).
Konferensi Meja Bundar (KMB) akan diadakan secepatnya di Den Haag sesudah pemerintah
Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta.

10.Peristiwa Yogya Kembali


Guna melaksanakan perjanjian Roem-Royen, pada tanggal 29 Juni 1949 pasukan Belanda
ditarik ke luar Yogya. Kemudian TNI masuk ke Yogya.
11.Konferensi Inter Indonesia untuk Kebersamaan Bangsa
Konferensi dilaksanakan dua tahap.
a. Di Yogyakarta (19 22 Juli 1949)
Dalam konferensi tahap pertama telah disepakati bahwa:
1) negara Indonesia Serikat akan diberi nama Republik Indonesia Serikat;
2) Merah Putih adalah bendera kebangsaan;
3) Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan;
4) Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia;
5) 17 Agustus adalah Hari Kemerdekaan.
Hasil Konferensi Inter Indonesia ini ternyata adalah konfirmasi consensus nasional yang
sejak 17 Agustus 1945 direalisasikan dalam perjuangan bangsa.
b. Di Jakarta (31 Juli 2 Agustus 1949)
Konferensi Inter Indonesia tahap kedua bertempat di Gedung Pejambon, Jakarta. Salah satu
keputusan penting yang diambil adalah bahwa BFO menyokong tuntutan Republik Indonesia
atas penyerahan kedaulatan tanpa ikatan-ikatan politik ataupun ekonomi.
Di bidang militer/pertahanan konferensi memutuska antara lain:
1) Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) adalah Angkatan Perang Nasional.
2) TNI menjadi inti APRIS dan akan menerima orang-orang Indonesia yang ada dalam
KNIL, dan kesatuan-kesatuan tentara Belanda lain dengan syarat-syarat yang akan ditentukan
lebih lanjut.
3) Pertahanan negara adalah semata-mata hak Pemerintah RIS, Negara-negara bagian tidak
mempunyai angkatan perang sendiri.
12.KMB dan Pengakuan Kedaulatan
KMB merupakan tindak lanjut dari Perundingan Roem-Royen.Dampak yang paling penting
dalam KMB ini adalah diakuinya kedaulatan Indonesia oleh Belanda.
13.Pembentukan RIS
Negara RIS berbentuk federasi meliputi seluruh Indonesia dan RI menjadi salah satu
bagiannya.Terbentuknya pemerintah RIS, yaitu dengan dilantiknya Ir.Soekarno sebagai
Presiden RIS dan Drs.Moh.Hatta sebagai Perdana Menteri.
14.Penyerahan dan Pengakuan Kedaulatan
Upacara pengakuan kedaulatan tersebut dilakukan pada tanggal 27 Desember 1949.Dengan
diakuinya kedaulatan RI oleh Belanda ini maka Indonesia berubah bentuk negaranya menjadi
negara serikat yakni RIS.
15.Kembali ke Negara Kesatuan
Kembalinya negara Indonesia ke bentuk kesatuan karena :
a. RIS tidak sesuai dengan cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945.
b. Pada umumnya rakyat Indonesia tidak puas dengan hasil KMB.
c. Dengan sistem pemerintahan federal berarti melindungi manusia Indonesia yang
setuju dengan pemerintah Belanda.
Pada tanggal 17 Agustus 1950 negara RIS secara resmi dibubarkan dan kembali ke NKRI.

C.Mengamalkan Nilai-nilai Kejuangan Masa Revolusi


1.Persatuan dan Kesatuan.
2.Rela berkorban dan Tanpa Pamrih.
3.Cinta pada Tanah Air.
4.Saling Pengertian dan Harga Menghargai.

Anda mungkin juga menyukai