Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN KARATERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN

BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)


DI RSUD PENEMBAHAN SENOPATI
BANTUL YOGYAKARTA
TAHUN 2014

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :
FITRI WINDARI
201410104284

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AISYIYAH YOGYAKARTA
TAHUN 2015
HUBUNGAN KARATERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN
BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
DI RSUD PENEMBAHAN SENOPATI
BANTUL YOGYAKARTA
TAHUN 20141

Fitri Windari2, Eka Fitriyanti3

INTISARI

Latar Belakang: Kematian bayi di Indonesia mencapai 67 per 1000 KH. BBLR
berisiko 35 kali untuk mengalami kematian dibanding tidak BBLR. Faktor risiko BBLR
adalah faktor ibu, janin, dan plasenta. Kejadian BBLR di RSUD Panembahan Senopati
Bantul cenderung mengalami peningkatan sejak tahun 2011 sampai dengan 2013.

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan karateristik ibu hamil dengan kejadian Berat
Badan Lahir Rendah di RSUD Panembahan Senopati Bantul,Yogyakarta Tahun 2014.

Metode: Jenis penelitian survey korelasi dengan desain case control. Sampel
penelitian sebanyak 359 yang diambil dengan teknik total sampling dan 359 sampel kontrol
yang diambil dengan teknik simple random sampling. Data dianalisis secara univariat
menggunakan rumus persentase, uji bivariat menggunakan uji chi square dan Odds Ratio, dan
multivariat dengan uji regresi logistik.

Hasil: Hasil uji chi square menunjukkan karakteristik yang berhubungan dengan
kejadian BBLR di RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah umur ibu (p-v= 0,001 ), umur
kehamilan (p-v= 0,000) dan paritas (p-v= 0,001).

Kesimpulan: Karakteristik yang berhubungan dengan kejadian BBLR di RSUD


Panembahan Senopati Bantul pada tahun 2014 adalah umur ibu, umur kehamilan dan paritas.

Saran : Ibu hamil yang melakukan ANC dan bagi ibu hamil rujukan disarankan
untuk selalu melakukan koordinasi dengan dokter untuk mempertahankan kehamilan agar
persalinan terjadi setelah umur kehamilan matur.

Kata Kunci : Umur ibu, Usia kehamilan, Paritas, Pendidikan, Pekerjaan,


Riwayat prematur, BBLR.
Sumber : 12 buku (2004-2011), 6 jurnal (2008-2013), 1 e-journal(2010),
3 internet , Al-Quran
Halaman : xiv, 81 halaman, 6 tabel, 3 gambar

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa STIKES Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen STIKES Aisyiyah Yogyakarta
THE CORRELATTION BETWEEN PREGNANT MOTHERS CHARACTERISTICS
AND LOW BIRTH WEIGHT CASES AT PANEMBAHAN
SENOPATI HOSPITAL BANTUL YOGYAKARTA1

Fitri Wulandari2, Eka Fitriyanti3

ABSTRACT

Research Background: Baby mortality rate in Indonesia has reached 67 per 1000 life
birth. Low birth weight is 35 times risky to have mortality compared to not low birth weight.
The factors of low birth weight risk are mothers, fetus, and placenta. The low birth weight
cases at Panembahan Senopati Hospital Bantul were increasing from 2011 to 2013.
Research Objective: The purpose of this study was to investigate the relationship
between pregnant mothers characteristics with low birth weight at Panembahan Senopati
Hospital Bantul Yogyakarta in 2014.
Research Method: This study employed the survey correlation method with case
control design. The research samples were 359 taken through total sampling technique and
359 control samples taken through simple random sampling technique. The data analysis in
univariat used percentage formula. The bivariate test usedchi square and Odds Ratio test. The
multivariate used logistic regression test.
Research Finding:The result of chi square test show that the characteristics which are
related to low birth weight case at Panembahan Senopati Bantul are mothers age (p-v=
0.001), pregnancy age (p-v=0.000) and parities (p-v= 0.001).
Conclusion: The characteristics which are related to low birth weight cases at
Panembahan Senopati Hospital Bantul Yogyakarta in 2014 are mothers age, age of
pregnancy, and parity.
Suggestion: The pregnant mothers who have ANC and pregnant mothers who are
referred are expected to have a coordination with the doctor to maintain their pregnancy so
that the delivery happen when the pregnancy mature.

Keywords : mothers age, pregnancy age, parity, education, occupation, premature


record, low birth weight
Bibliography : 12books (2004-2011), 6 journals (2008-2013),1 e-journal (2010), 3 internet
websites, Al-Quran
Number of pages: xiv pages, 81 pages, 3 figures, 6 tables

1
Thesis title
2
School of Midwifery Student of Aisyiyah Health Science College of Yogyakarta
3
Lecturer of Aisyiyah Health Science College of Yogyakarta
PENDAHULUAN

Salah satu indikator dalam menilai untuk melakukan tindakan pencegahan.


derajat kesehatan masyarakat adalah angka Namun, Penyebab terbanyak terjadinya
kematian bayi (AKB). Pada tahun 2012 bayi BBLR adalah kelahiran bayi
AKB di Indonesia mencapai 32/ 1.000 prematur. Semakin muda usia kehamilan
kelahiran hidup (KH) (Profil Kesehatan semakin besar risiko jangka pendek dan
RI, 2012). Sebagian besar kematian bayi di jangka panjang.
Indonesia saat ini terjadi pada masa baru P4K berperan dalam pencapaian
lahir (Neonatal). Tingginya AKB tersebut salah satu target program 100 hari
diantaranya disebabkan oleh Berat Badan Kementerian Kesehatan yaitu terdatanya
Lahir Rendah (BBLR), Asfiksia, ibu hamil di 60.000 desa di seluruh
Pneumonia, Diare, Gizi buruk, dan Indonesia. Saat sudah terdata 3.122.000
masalah pemberian air susu ibu (UNICEF, ibu hamil di 67.712 desa. Perencanaan
2012). persalinan dapat dilakukan ibu, suami dan
BBLR termasuk faktor utama keluarga memiliki pengetahuan mengenai
dalam peningkatan mortalitas, mordibilitas tanda bahaya kehamilan, persalinan dan
dan disabilitas neonatus, bayi dan anak nifas, asuhan perawatan ibu dan bayi,
serta memberikan dampak jangka panjang pemberian ASI, jadwal imunisasi. Semua
terhadap kehidupannya di masa depan. informasi tersebut ada di dalam Buku KIA
Angka kejadian di indonesia sangat yang diberikan kepada ibu hamil setelah
bervariasi antara satu daerah dengan didata melalui P4K. Buku KIA juga
daerah lain,yaitu berkisar antara 9%-30%, berfungsi sebagai alat pemantauan
hasil studi di 7 daerah multicenter perkembangan kesehatan ibu hamil serta
diperoleh angka BBLR dengan rentang pemantauan pertumbuhan bayi sampai usia
2,1%-17,2%. Secara nasional berdasarkan 5 tahun (Kementrian Kesehatan RI, 2010).
analisa lanjut SDKI Tahun 2012, angka Beberapa upaya untuk menurunkan
kejadian BBLR sekitar 7,5%. Angka ini kelahiran bayi berat badan lahir rendah
lebih besar dari target BBLR yang antara lain : 1) Meningkatkan pemeriksaan
ditetapkan pada sasaran program perbaikan kehamilan secara berkala minimal 4 kali
gizi menuju indonesia sehat 2010 yakni selama kurun kehamilan dan dimulai sejak
maksimal 7% (Depkes, 2010). umur kehamilan muda, ibu hamil yang
Menurut Prawihardjo (2007) diduga berisiko, terutama faktor yang
BBLR dapat disebabkan oleh faktor ibu, mengarah melahirkan bayi BBLR harus
faktor janin dan faktor plasenta. Dari tiga cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk
faktor tersebut, faktor ibu merupakan pada pelayanan kesehatan yang lebih
faktor penyebab yang paling mudah mampu. 2) Pemanfaatan KIE pada ibu
diidentifikasi. Faktor ibu yang hamil antara lain penyuluhan tentang
berhubungan dengan BBLR adalah umur kebutuhan gizi ibu hamil, pertumbuhan
dan usia kehamilan ibu saat hamil (<20 dan perkembangan janin dalam rahim,
atau>35 tahun) paritas 1 atau >3 dan jarak risiko dari paritas yang tinggi, tanda-tanda
kelahiran (< 2 tahun atau lebih) dan usia bahaya selama kehamilan dan perawatan
kehamilan < 36 minggu berisiko memiliki diri selama kehamilan agar mereka dapat
berat badab lahir rendah, pendidikan ibu menjaga kesehatannya dan janin yang
yang rendah dan pekerjaan ibu yang dikandung dengan baik. 3) Hendaknya ibu
memerlukan tenaga fisik yang besar. dapat merencanakan persalinannya pada
Faktor-faktor yang menyebabkan BBLR kurun umur reproduksi (20-35 tahun). 4)
secara umum bersifat multifaktorial, Perlu dukungan sektor lain yang terkait
Sehingga kadang mengalami kesulitan untuk turut dalam meningkatkan
pengetahuan ibu dan status ekonomi semakin belum sempurna, baik itu organ
keluarga agar mereka dapat meningkatkan reproduksinya dan organ pernapasannya.
akses terhadap pemanfaatan pelayanan Pekerjaan yang berat akan mempengaruhi
antenatal dan status gizi selama hamil produk kehamilan, keadaan ini dapat
(Badan Litbang Kesehatan, 2010). dilihat pada pekerjaan wanita terutama
Beberapa penelitian menyebutkan jenis kegiatan fisikyang berat sehingga
bahwa Umur ibu yang mempunyai risiko mereka venderung untuk melahirkan bayi
tinggi untuk hamil dan melahirkan adalah berat badan lahir rendah (Asiyah
kurang dari 20 dan lebih dari 35 dkk,2011)
tahun.umur ibu yang kurang dari 20 tahun Dari hasil studi pendahuluan di
kondisinya belum siap untuk menerima RSUD Panembahan Senopati Bantul
kehamilan karena anatomi tubuhnya belum Yogyakarta menunjukan bahwa dari tahun
sempurna. Sedangkan umur ibu yang lebih 2011 sampai 2012 angka kejadian BBLR
dari 35 tahun anatomi tubuhnya mulai mengalami peningkatan, tahun 2013
mengalami degenerasi sehingga mengalami penurunan namun belum
kemungkinan terjadinya komplikasi pada mencapai target yang diinginkan RSUD
saat kehamilan dan persalinan akan Panembahan Senopati Bantul. Angka
meningkat akibatnya kematian perinatal kejadian BBLR tahun 2011 adalah 435
akan semakin besar . Paritas yang paling kasus (13,35%) dari 3264 persalinan, pada
aman adalah 2 sampai 3 kehamilan dan tahun 2012 angka kejadian BBLR 450
persalinan pertama atau lebih dari tiga kasus (14,25%) dari 3157 persalinan dan
akan mempunyai dampak yang buruk pada tahun 2013 adalah 432 kasus
terdapat ibu dan janinnya. Setelah tiga kali (13,87%) dari 3113 persalinan. Jumlah
persalinan risiko melahirkan bayi cacat kematian bayi pada tahun 2013 sebanyak
atau bayi dengan berat badan rendah. 114. Kematian bayi lahir hidup sebanyak
Pendidikan adalah suatu proses belajar 51 dengan BBLR sebanyak 35% dan
yang berarti dalam pendidikan itu terjadi kematian bayi lahir mati (IUFD) sebanyak
proses pertumbuhan, perkembangan atau 63 sebanyak 35%.
perubahan ke arah yang lebih dewasa, Berdasarkan fenomena di atas dan
lebih baik, dan lebih matang pada diri mengingat tingginya Kejadian Berat Badan
individu, kelompok atau masyarakat dan Lahir Rendah tersebut, penulis tertarik
umur kehamilan juga mempengaruhi melakukan penelitian tentang Hubungan
kejadian berat badan lahir rendah Karateristik Ibu Hamil Terhadap Kejadian
khususnya umur kehamilan preterm Berat Badan Lahir Rendah Di RSUD
dikarenakan semakin pendek usia Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014
kehamilan maka pertumbuhan janin

analitik yang menyangkut berbagai faktor


TUJUAN PENELITIAN risiko di pelajari dengan menggunakan
Untuk mengetahui Hubungan Karateristik pendekatan retrospektif dengan kata lain,
Ibu Hamil dengan Kejadian Berat Badan efek (penyakit/ status kesehatan)
Lahir Rendah di RSUD Panembahan diindentifikasi pada saat ini kemudian
Senopati Bantul,Yogyakarta pada Tahun faktor risiko diindentifikasi ada atau
2014. terjadinya pada waktu lalu (Notoadmodjo,
2012) artinya pengumpulan data melalui
METODE PENELITIAN dari kasus BBLR yang telah terjadi
Desain penelitian ini menggunakan kemudian ditelusuri ada tidaknya
rancangan penelitian case control (kasus hubungan Umur, Pendidikan, Pekerjaan
kontrol) yaitu suatu penelitian survei dan Paritas sebagai faktor penyebabnya.
HASIL PENELITIAN

Hasil Hubungan antara Karakteristik Ibu Hamil Terhadap Kejadian Berat Badan
Lahir Rendah Di RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014

Kejadian BBLR
p-
BBLR Tidak Total 2 OR
Karakteristik X hit value
BBLR
f % F % f %
Umur Ibu
- Reproduksi 97 61,4 61 38,6 158 100,0
tidak sehat 10,517 0,001 1,809
- Reproduksi 262 46,8 298 53,2 560 100,0
sehat
Umur Kehamilan
- 37 mg 2,042
17.544 0,000
- /=37 mg 123 62,8 73 37,2 196 100,0
236 45,2 286 54,8 522 100,0
Paritas
- Primi dan 240 54,9 197 45,1 437 100,0
Grande 10.811 0,001 1,658
multipara
- Multipara 119 42,3 162 57,7 281 100,0
Pendidikan
- <SLTA 187 49,2 193 50,8 380 100,0 0,201 0,654 0,934
- >/=SLTA 172 50,9 166 49,1 338 100,0
Pekerjaan
- Tidak bekerja 230 51,0 221 49,0 451 100,0 0,483 0,487 1,113
- Bekerja 129 48,3 138 51,7 267 100,0
Riwayat
Kelahiran 0,920
0,125 0,723
- Prematur 39 48,1 42 51,9 81 100,0
- Tidak prematur 320 50,2 317 49,8 637 100,0
Sumber : Data Sekunder 2014
terdapat hubungan antara usia ibu
dengan kejadian BBLR dilihat dari
PEMBAHASAN angka kejadian BBLR lebih tinggi
1. Hubungan umur kehamilan ibu pada ibu usia risiko tinggi
hamil dengan kejadian BBLR dibandingkan paada usia risiko
Hasil penelitian menunjukkan rendah.Usia paling aman untuk hamil
adanya hubungan umur kehamilan ibu dan bersalin adalah usia antara 20
hamil dengan kejadian BBLR di tahun sampai dengan 35 tahun atau
RSUD Panembahan Senopati Bantul termasuk dalam kelompok usia
pada Tahun 2014 dan ibu umur reproduksi sehat. Ibu yang termasuk
reproduksi tidak sehat berisiko 1,809 dalam kelompok usia reproduksi sehat
kali lipat untuk melahirkan BBLR memiliki organ reproduksi yang telah
dibandingkan ibu umur reproduksi mampu untuk hamil dan bersalin dan
tidak sehat. Hasil penelitian ini selaras belum mengalami penurunan fungsi
dengan hasil penelitian yang dilakukan organ reproduksi yang dapat
oleh Habibah (2011) yang menemukan menyebabkan komplikasi pada
kehamilan maupun persalinan. Ibu kehamilan dengan BBLR di
dalam kelompok umur reproduksi Puskesmas Banguntapan.
tidak sehat yaitu umur <20 tahun dan Umur kehamilan 37 minggu
umur >35 tahun. Ibu yang berumur merupakan usia kehamilan yang baik
<20 tahun memiliki organ reproduksi bagi janin. Bayi yang hidup dalam
yang belum dapat berfungsi secara rahim ibu sebelum usia kehamilan 37
optimal untuk menerima kehamilan minggu belum dapat tumbuh secara
dan persalinan dan ibu yang berumur optimal sehingga berisiko bayi
>35 tahun memiliki organ reproduksi memiliki berat lahir kurang dari 2500
yang telah mengalami penurunan gr. Semakin pendek usia kehamilan
fungsi sehingga berisiko untuk maka semakin kurang sempurna
terjadinya komplikasi kehamilan dan pertumbuhan alat-alat dalam tubuh.
persalinan termasuk lahirnya BBLR. Bayi yang telah hidup dalam rahim ibu
Usia aman untuk kehamilan dan selama 37 minggu atau lebih, maka
persalinan adalah 20-35 tahun. pertumbuhan alat-alat dalam tubuh
Kematian maternal pada wanita hamil akan semakin baik sehingga bayi lahir
dan melahirkan pada usia < 20 tahun dengan berat badan yang normal (2500
dan > 35 tahun ternyata 2-5 kali lebih gr atau lebih). Hal ini sesuai dengan
tinggi pada kematian maternal yang teori yang dikemukakan oleh
terjadi pada usia 20-35 tahun Wiknjosastro (2007) bahwa bayi yang
(Prawirohardjo, 2009). lahir pada umur kehamilan <36
Hal ini sejalan dengan minggu berisiko memiliki berat badan
penelitian yang dilakukan oleh Nurfi lahir rendah, sedangkanpada umur
Laila pada tahun 2012 Faktor-Faktor kehamilan 37 minggu tidak berisiko
Yang Mempengaruhi Terjadinya terhadap lahirnya bayi dengan berat
BBBLR Periode Januari Sampai badan lahir rendah.
Desember 2012 Di Rumah Sakit Hal ini sejalan dengan
Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin penelitian yang dilakukan oleh Rahmi
yang mengatakan bahwa ada hubungan pada tahun 2013 Faktor-Faktor Yang
usia <20 th >35th dapat menyebabkan berhubungan dengan kejadian bayi
kejadian BBLR dengan hasil p value berat badan lahir rendah di RSIA
0,005. Pratiwi Makassar yang mengatakan
bahwa ada hubungan usia kehamilan
2. Hubungan umur kehamilan ibu dengan kejadian BBLR dengan hasil p
hamil dengan kejadian BBLR value 0,000.
Hasil penelitian menemukan
bahwa ada hubungan antara umur 3. Hubungan antara paritas dengan
kehamilan ibu dengan kejadian BBLR kejadian BBLR
di RSUD Panembahan Senopati Bantul Hasil penelitian menunjukkan
pada Tahun 2014. Berdasarkan uji bahwa ada hubungan antara paritas
Odds Ratio (OR) diketahui sebesar dengan kejadian BBLR di RSUD
2,042 yang artinya umur kehamilan Panembahan Senopati
<37 minggu berisiko 2,042 kali lipat Bantul,Yogyakarta pada Tahun 2014.
untuk melahirkan BBLR dibandingkan Hasil uji Odds Ratio (OR) diketahui
umur kehamilan >=37 minggu. Hasil bahwa ibu dengan paritas <2 dan >4
penelitian ini sesuai dengan hasil berisiko melahirkan BBLR sebesar
penelitian yang dilakukan oleh 1,658 kali lipat dibandingkan dengan
Oktofusi (2012) yang menemukan ibu dengan paritas 2-4. Hasil
adanya hubungan antara umur penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh
Endriana (2012) yang menemukan memungkinkan lagi untuk menerima
adanya hubungan antara paritas hasil konsepsi (Fortney A, 2010).
dengan kejadian BBLR di RB Citra Ibu yang termasuk dalam
Insani Semarang Tahun 2012 dengan paritas 2-4 telah memiliki pengalaman
p-value= 0,008. hamil dan melahirkan sebelumnya
Ibu dengan paritas <2 atau sehingga lebih mampu menjaga
kehamilan pertama biasanya kehamilan dan lebih siap mengahadapi
merasakan kecemasan terhadap persalinan yang akan dialami.
kehamilan yang sedang dialaminya. Kesiapan ibu dalam menjaga
Ibu memikirkan bagaimana cara kehamilan dan persalinan ini
menjaga kehamilan dan menghadapi mempengaruhi proses kehamilan dan
persalinan yang akan dialami. persalinan. Fungsi organ reproduksi
Kecemasan ini dapat mempengaruhi ibu dengan paritas 2-4 juga belum
proses kehamilan sehingga bayi yang mengalami kemunduran sehingga
dilahirkan termasuk BBLR. oragan reproduksi dapat berfungsi
Kurangnya pengalaman pada ibu dengan baik sehingga lebih menjamin
dengan paritas <2 juga dapat pertumbuhan dan perkembangan janin
berdampak pada kurangnya ibu dalam yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan
menjaga kesehatan kehamilan teori dalam Depkes RI (2010) bahwa
termasuk dalam menjaga status gizi kondisi uterus yang sangat baik
ibu dan janin yang dikandungnya, sebagai tempat insersi plasenta, maka
sehingga berdampak pada kurangnya fungsi plasenta yang menghubungkan
berat bayi yang dilahirkan. Hal ini dan mengalirkan darah ibu ke janin
sesuai dengan teori yang dikemukakan yang mengandung makanan, oksigen,
oleh Wiknjosastro (2007), bahwa ibu dan zat-zat dapat mempengaruhi
hamil primipara belum mampu pertumbuhan dan perkembangan janin
beradaptasi dalam menghadapi (Depkes, 2010).
kehamilannya sehingga memiliki Hal ini sejalan dengan
risiko terjadinya BBLR. penelitian yang dilakukan oleh Nurfi
Ibu yang termasuk paritas >4 Laila pada tahun 2012 Faktor-Faktor
telah mengalami penurunan fungsi Yang Mempengaruhi Terjadinya
reproduksi karena persalinan- BBBLR Periode Januari Sampai
persalinan yang dialami sebelumnya. Desember 2012 Di Rumah Sakit
Penurunan fungsi organ reproduksi ini Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin
dapat berakibat pada terganggunya yang mengatakan bahwa ada
pertumbuhan dan perkembangan janin hubungan paritas dapat menyebabkan
yang dikandung ibu, sehingga pada kejadian BBLR dengan hasil p value
akhirnya ibu melahirkan bayi yang 0,001.
termasuk BBLR. Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh 4. Hubungan pendidikan ibu hamil
Fortney (2010) yang menyatakan dengan kejadian BBLR
bahwa paritas lebih dari 4 akan Hasil penelitian menunjukkan
berpengaruh terhadap kehamilan bahwa tidak ada hubungan antara
karena fungsi endometrium dan pendidikan ibu hamil dengan kejadian
korpus uteri sudah mengalami BBLR di RSUD Panembahan
kemunduran fungsi dan berkurangnya Senopati Bantul pada Tahun 2014.
vaskularisasi pada daerah Ibu yang berpendidikan lebih
endometrium menyebabkan daerah rendah dari SLTA, atau yang lebih
tersebut tidak subur lagi dan tidak tinggi dari SLTA pada masa sekarang
ini memiliki kesamaan dalam hal
kesehatan kehamilan dan kesiapan ibu hamil dengan kejadian BBLR di
persalinan. Kesehatan dan kesiapan RSUD Panembahan Senopati Bantul
persalinan yang sama antara ibu pada Tahun 2014. Pekerjaan seorang
berpendidikan rendah dan ibu ibu berkaitan dengan aktivitas fisik
berpendidikan tinggi dapat disebabkan ibu yang dapat mempengaruhi
oleh program pemerintah dalam upaya kesehatan kehamilan, penghasilan
mendekatkan pelayanan kesehatan yang diperoleh ibu berkaitan dengan
baik Puskesmas, maupun Bidan yang kemampuan ibu untuk memeriksakan
ditugaskan disetiap desa yang disertai kehamilan dan mempersiapkan
dengan program kesehatan ibu hamil persalinan, serta hubungan sosial ibu
yang tertera dalam buku KIA. Setiap yang dapat meningkatkan
ibu memperoleh pendidikan tentang pengetahuan tentang kehamilan dan
kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan. Pada masa sekarang ini,
persalinan. Program pemerintah ini kesehatan ibu selama hamil,
mempengaruhi kesehatan kehamilan kemampuan ibu dalam pemeriksaan
dan persiapan persalinan yang lebih kehamilan dan dalam mempersiapkan
baik sehingga mengurangi risiko persalinan serta informasi yang
BBLR pada semua ibu hami baik yang diperoleh antara ibu bekerja dan tidak
berpendidikan lebih rendah atau lebih bekerja cenderung sama. Ibu yang
tinggi dari SLTA. Hal ini sesuai tidak bekerja mudah dalam
dengan Kemenkes (2010), yang menjangkau pelayanan kesehatan
menyebutkan bahwa perencanaan untuk memperoleh pemeriksaan
persalinan dapat dilakukan ibu, suami kehamilan yang sama kualitasnya
dan keluarga memiliki pengetahuan dengan ibu bekerja. Ibu yang tidak
mengenai tanda bahaya kehamilan, bekerja dan ibu bekerja juga dapat
persalinan dan nifas, asuhan memperoleh informasi tentang
perawatan ibu dan bayi, pemberian kehamilan dan persalinan yang sama
ASI, jadwal imunisasi. Semua lengkap karena dekatnya petugas
informasi tersebut ada di dalam Buku pelayanan kesehatan dan kualitas
KIA yang diberikan kepada ibu hamil tenaga kesehatan yang sama baik.
setelah didata melalui P4K. Buku KIA Setiap ibu hamil baik yang tidak
juga berfungsi sebagai alat bekerja maupun yang bekerja juga
pemantauan perkembangan kesehatan memperoleh kesempatan yang sama
ibu hamil serta pemantauan untuk menerima jaminan biaya
pertumbuhan bayi sampai usia 5 tahun persalinan melalui Jamkesmas atau
(Kementrian Kesehatan RI, 2010). sekarang masuk dalam program BPJS.
Hal ini sejalan dengan Kesempatan yang sama antara ibu
penelitian yang dilakukan oleh Rahmi tidak bekerja dan ibu bekerja
pada tahun 2013 Faktor-Faktor Yang berkaitan dengan kehamilan sampai
berhubungan dengan kejadian bayi dengan persalinan ini dapat
berat badan lahir rendah di RSIA mengurangi risiko lahirnya BBLR
Pratiwi Makassar yang mengatakan pada ibu yang tidak bekerja.
bahwa ada hubungan pendidikan ibu Kementerian Kesehatan RI
dengan kejadian BBLR dengan hasil (2010), menyebutkan bahwa salah
p value 0,036. satu upaya yang terbukti mampu
meningkatkan indikator proksi
5. Hubungan pekerjaan ibu hamil (persalinan oleh tenaga kesehatan)
dengan kejadian BBLR dalam penurunan Angka Kematian Ibu
Hasil penelitian menunjukkan dan Angka Kematian Bayi adalah
bahwa tidak ada hubungan pekerjaan Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K). Pemeriksaan kehamilan secara teratur
Program ini meningkatkan persiapan yang prioritas diberikan oleh ibu
menghadapi komplikasi pada saat dengan riwayat premature ini sesuai
kehamilan, termasuk perencanaan dengan teori yang dikemukakan oleh
pemakaian alat/obat kontrasepsi pasca Wiknjosastro (2007), bahwa ibu yang
persalinan. Selain itu, program P4K mempunyai riwayat kelahiran
juga mendorong ibu hamil untuk prematur, harus diberi perataan
memeriksakan kehamilan, bersalin, antenatal yang lebih dini, karena akan
pemeriksaan nifas dan bayi yang berisiko melahirkan bayi prematur
dilahirkan oleh tenaga kesehatan dengan berat badan kurang.
terampil termasuk skrining status
imunisasi tetanus lengkap pada setiap 7. Faktor yang dominan
ibu hamil. Ibu juga didorong untuk mempengaruhi kejadian BBLR
melakukan inisiasi menyusu dini Hasil penelitian menunjukkan
(IMD) dilanjutkan pemberian ASI bahwa faktor yang dominan
eksklusif selama 6 bulan. mempengaruhi kejadian BBLR di
Hal ini sejalan dengan Rumah Sakit Panembahan Senopati
penelitian yang dilakukan oleh Rahmi Bantul tahun 2014 adalah karakteristik
pada tahun 2013 Faktor-Faktor Yang umur kehamilan. Hal ini dapat
berhubungan dengan kejadian bayi disebabkan oleh karakteristik umur
berat badan lahir rendah di RSIA ibu dan paritas lebih dapat
Pratiwi Makassar yang mengatakan dikendalikan melalui KIE dan
bahwa ada hubungan pekerjaan program KB. Penanganan terhadap
dengan kejadian BBLR dengan hasil lahirnya BBLR yang disebabkan oleh
p value 0,018. umur kehamilan yang kurang lebih
kompleks dibandingkan dengan
6. Hubungan riwayat kelahiran pencegahan BBLR yang disebabkan
dengan kejadian BBLR oleh umur ibu dan paritas. Pencegahan
Hasil penelitian menunjukkan BBLR karena lahir sebelum waktunya
bahwa tidak ada hubungan riwayat melalui berbagai cara, misalnya
kelahiran dengan kejadian BBLR di menjaga berat badan ibu selama
RSUD Panembahan Senopati Bantul hamil, menjaga ibu untuk tidak hamil
pada Tahun 2014. Hal ini dapat pada usia <20 tahun, melakukan
disebabkan oleh baiknya pemeriksaan antisipasi lahirnya bayi kembar,
kehamilan yang dilakukan dan menjaga kekuatan mulut rahim ibu
diterima oleh setiap ibu hamil. Ibu sehingga ibu terus mampu menahan
yang memiliki riwayat melahirkan berat badan bayi, dan menjaga untuk
premature, tetapi selalu baik dalam hal tidak terjadi pendarahan. Banyaknya
pemeriksaan kehamilan maka dapat hal yang harus dilakukan untuk
mengurangi risiko lahirnya BBLR mencegah lahirnya BBLR karena
seperti halnya ibu yang tidak memiliki umur kehamilan tersebut menjadikan
riwayat melahirkan premature. umur kehamilan merupakan factor
Pemeriksaan kehamilan yang yang dominan mempengaruhi lahirnya
dilakukan secara baik dan teratur BBLR.
dapat membantu penanganan secara
dini apabila terjadi komplikasi karena
deteksi dini terhadap komplikasi SIMPULAN
kehamilan dan persalinan dapat 1. Ada hubungan umur kehamilan ibu
dilakukan secara dini melalui hamil dengan kejadian BBLR di RSUD
pemeriksaan kehamilan tersebut. Panembahan Senopati Bantul pada
Tahun 2014 dengan p-value=.0,001 dan bagi ibu hamil rujukan disarankan
OR=1,809. untuk selalu melakukan koordinasi
2. Ada hubungan umur kehamilan ibu dengan dokter untuk mempertahankan
hamil dengan kejadian BBLR di RSUD kehamilan agar persalinan terjadi
Panembahan Senopati Bantul pada setelah umur kehamilan matur,
Tahun 2014 dengan p-value=0,000 dan sehingga terjadi peningkatan berat
OR=2,042. badan janin dan bayi lahir dengan berat
3. Ada hubungan antara paritas dengan normal.
kejadian BBLR di RSUD Panembahan 2. Mahasiswa Kebidanan Stikes Aisyiyah
Senopati Bantul,Yogyakarta pada Yogyakarta hendaknya memanfaatkan
Tahun 2014 dengan p-value=0,001 dan hasil penelitian ini untuk memberikan
OR=1,658. informasi dan pengetahuan tentang
4. Tidak ada hubungan pendidikan ibu pengaruh karakteristik ibu hamil
hamil dengan kejadian BBLR di RSUD dengan kejadian BBLR.
Panembahan Senopati Bantul pada 3. Bagi peneliti lain yang berminat
Tahun 2014 dengan p-value=0,654.. melakukan penelitian yang berkaitan
5. Tidak ada hubungan pekerjaan ibu dengan karakteristik ibu hamil dalam
hamil dengan kejadian BBLR di RSUD hubungannya dengan kejadian BBLR
Panembahan Senopati Bantul pada hendaknya menggali atau meneliti
Tahun 2014 dengan p-value=0,487. faktor-faktor lain yang menjadi
6. Tidak ada hubungan riwayat kelahiran penyebab BBLR sehingga dapat
dengan kejadian BBLR di RSUD diupayakan pencegahan umur
Panembahan Senopati Bantul pada kehamilan preterm sebagai faktor yang
Tahun 2014 dengan p-value=0,723. dominan mempengaruhi kejadian
7. Faktor yang dominan mempengaruhi BBLR.
kejadian BBLR di Rumah Sakit
Panembahan Senopati Bantul tahun DAFTAR PUSTAKA
2014 adalah karakteristik umur Arikunto, S, 2010. Prosedur penelitian
kehamilan. suatu pendekatan praktek (edisi
8. Karakteristik umur ibu, umur kehamilan revisi ke -5). Jakarta: Rineka Cipta
dan paritas berhubungan dengan
kejadian BBLR di RSUD Panembahan Balitbang Kesehatan. 2004. Sistem
Senopati Bantul pada Tahun 2014, Kesehatan Nasional. Jakarta:
sedangkan pendidikan, pekerjaan, dan Depkes RI.
riwayat kelahiran tidak berhubungan
Cunninghsm, dkk. 2012. Obstetri williams.
kejadian BBLR di RSUD Panembahan
EGC: Jakarta.
Senopati Bantul pada Tahun 2014.
Departemen Kesehatan Republik
SARAN Indonesia, 2008. Tetanus
Berdasarkan hasil penelitian dan Neonatorum Dan Bayi
pembahasan yang telah dilakukan, maka Berat Badan Lahir Rendah.
beberapa saran yang dapat penulis berikan Depkes RI, Jakarta.
untuk beberapa pihak adalah sebagai
berikut: Departemen Kesehatan Republik
1. Bidan di RSUD Panembahan Senopati Indonesia, 2010. Tetanus
Bantul disarankan untuk menekankan Neonatorum Dan Bayi
KIE tentang cara menjaga kesehatan Berat Badan Lahir Rendah.
kehamilan sampai umur kehamilan Depkes RI, Jakarta.
mature kepada ibu hamil yang
melakukan ANC di rumah sakit, dan
Dinkes Kabupaten Bantul. 2013. Profil Rendah Puskesmas Banguntapan 1
Kesehatan Kabupaten Bantul Bantul Yogyakarta Tahun 2012
2012.Bantul.tersedia di dalam:
http:dinkes.bantulkab.go.id/docum Pantiwati,I. (2010).bayi dengan
ent /20120725082404-narasi- BBLR.Nuhamedika :Yogyakarta
profil-2012.pdf (diakses 15
Prawiroharjo, S, 2007, Pelayanan
november 2014)
Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta
YBS-SP
Dinkes Provinsi D.I.Yogyakarta. 2013.
Profil Kesehatan RI. 2012. Profil
Profil Kesehatan 2012 D.I.Y.
Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes
Endriana dkk, 2012. Hubungan Umur Dan RI.
Paritas Ibu Dengan Berat Bayi
Proverawati dan ismawati, 2010. BBLR
Lahir Di RB Citra Insani Tahun
(berat badan lahir rendah) Nuha
2012.
Medika : Yogyakarta
Habibah, 2011. Hubungan antara usia dan
Proverawati, Atikah Dan Cahyo Ismawati
paritas dengan kejadian berat
(2010), Berat Badan Lahir Rendah,
badan lahir rendah (BBLR) di RSU
Medical Book : Yogyakarta
Dr. Saiful anwar malang tahun
2011 Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. 2007.
Asuhan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Manuaba, 2009 . Promosi Kesehatan :
JNPK Pusdiknakes.
EGC : Jakarta
Riwidikdo, H.2008. Statistik Kesehatan.
Manuaba, 2010. Ilmu kebidanan penyakit Mitra Cendekia Press : Yogyakarta
dalam kandungan dan keluarga
berencana untuk bidan : EGC : Sarwono, 2009, Pelayanan Kesehatan
Jakarta Maternal dan Neonatal, Jakarta YBP SP
Manuaba, 2010. Ilmu kebidanan penyakit Wiknjosastro, 2007. Ilmu kebidanan
dalam kandungan dan keluarga dalam kandungan : EGC: Jakarta.
berencana untuk bidan : EGC :
Jakarta UNICEF. 2012. Annual Report 2012.
www.unicef.org.
Maryunani, Anik. 2009. Asuhan pada Ibu
dalam Masa Nifas. Jakarta: Trans
Info Media.
Narkubo (AlihBahasa), Dasar-Dasar
Pendiatri Edisi Ke 3, EGC : Jakarta, 2002
Notoatmojo, s. 2002. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta
: Jakarta
Notoatmojo, s. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta
: Jakarta
Oktofusi, 2012. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Bayi Baru Lahir

Anda mungkin juga menyukai