KARAKTER MASYARAKAT
Karakter dalam hal ini dipahami sebagi sifat-sifat
individual dan kelompok yang statis dan dinamis.pada
umumnya,iklim geografis dan bentuk mata-pencarian
hidup membawa-serta pengaruh pada karakter
masyarakat.
Masyarakat dengan andalan pekerjaan di sektor agraris
barang tentu mewarisi mentalitas dan etos-kerja yang
tidak efisien dan efektif (non-rasional),tidak menjunjung
tinggi waktu dan disiplin.
Karakter masyarakat Indonesia,termasuk Aceh dikenal
mewarisi,sifat-sifat spiritualisme,emosionalisme,dan
komunalisme.Bandingkan dengan spirit
materialisme,intelektualisme,dan individualisme (polemik
kebudayaan antara STA dan Sanusi pane,dalam Dakidae,2003:28).
Karakter lain,misalnya, pendidikan kita hanya mencetak
robot-robot yang seakan-akan pintar,padahal aslinya
benar-benar tidak tahu apa-apa,kecuali yang
didoktrinkan,demikian kata mengunwidjaya (1996).
Karakter pendidikan kita tidak menantang dan jauh dari
harapan masa depan.pendidikan kita tidak ubahnya
dengan dunia tanpa kompas. Pendidikan tanpa
katerkaitan dengan realitas. Pendidikan mafioso yang
saling menikam dan saling tak-percaya.
Itu ilustrasi yang mengerikan dan hasrat untuk menang
sendiri,utamanya memenangkan kaum kapitalis-borjuis.
Sementara kaum hina-dina lemah miskin dhuafa benar-
benar menjadi bulan-bulanan.
Apakah model pendidikan kita sekarang akan
menjadikan orang-orang berwibawa secara keilmuan?
Menjadi orang-orang yang memiliki karakter,berjiwa
nasionalisme? Bagaimana refleksi kritis kita?
KESIMPULAN
Optimalisasi Nilai-Nilai kebangsaan untuk membangun
karakter Masyarakat dapat dilakukan dengan cara-cara
yang paling duniawi, yakni:
Mendukung pendidikan kritis untuk berpikir,bersikap-
tindak, dan berperasaan keIndonesiaan yang mendunia
berdasarakan prinsip-prinsip persamaan, kebebasan,
dan persaudaraan.
Sesungguhnya KEJUJURAN,KEBENARAN, dan KEADILAN
adalah modal sosial (social capital) untuk membangun
semangat saling percaya satu sama lain dalam
berbangsa,bernegara,dan juga untuk bermasyarakat ke
depan.