Anda di halaman 1dari 13

TUGAS VERTEBRATA LAUT

MARINE BIRDS (BURUNG LAUT)

Disusun Oleh:

Kelompok 7
Setya Wibawa 26020116140169
Genta Ramadhan 26020116140141
Rachmantino Wibowo 26020116130155
Ikmal Harazi 26020116130172
Mangatur Sahata Simbolon 26020116130176
Fadhel Muhammad J. 26020116130180

Ilmu Kelautan Kelas D

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

2017
BURUNG LAUT

1.1 Pengertian Burung Laut


Burung laut adalah burung yang mencari makan di laut lepas dan kembali ke
darat untuk berkembang biak di pulau, karang, dan pantai. Beberapa burung laut jenis
Carinatae beradaptasi penuh dengan kehidupan laut, jarang pergi ke darat kecuali
untuk berkembang biak. Ciri khas burung laut termasuk penguin, berkembang biak
secara berkelompok di daerah pantai yang terpencil atau pulau-pulau kecil di mana
mereka dapat membuat sarang dengan tenang , bebas dari predator. Dalam kelompok
ini terdapat ordo yang merupakan burung laut sejati yaitu Ordo Procellariiformes
(Tubinares), ordo yang cenderung secara progresif menjadi burung air tawar yaitu
ordo Pelecaniformes, dan ordo yang terdiri atas penguin yang sangat divergen yaitu
Sphenisciformes.
Burung laut tak dapat menghindar dari penyerapan garam dari air laut yang
bertolak belakang dengan masalah fisiologi untuk mempertahankan keseimbangan
osmotik. Banyak burung laut mengatasi masalah ini dengan modifikasi kelenjar
lacrimal untuk mengeluarkan kelebihan garam melalui lubang hidung.

1.2 Tubenose Birds (Ordo Procellariiformes)


Procellariiformes terdiri atas burung Albatros, Shearwater, Storm- petrel, dan
Diving-petrel dan semuanya merupakan burung laut sejati. Mempunyai hidung
tabung yang unik yang terletak sepanjang mandibula yang terpisah atau bersatu
membentuk tabung tunggal, karena itulah ordo ini dinamai pula Tubinares yang
berarti hidung tabung.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Procellariiformes
1.2.1 Morfologi
Procellariiformes berbagai ukuran dari yang sangat besar contohnya
Wandering Albatross, dengan berat 11 kg dan lebar sayap 3,6 meter, burung kecil
seperti Least Badai Petrel, dengan berat 20 g dengan lebar sayap 32cm, dan yang
terkecil dari prion, Fairy prion, dengan lebar sayap 23-28cm. Mereka memiliki paruh
yang tertutup oleh satu atau dua tabung di sepanjang paruh mereka, yang beralur
dengan ujung paruhnya yang berbentuk seperti pengait. Paruhnya tersusun dari
beberapa lempengan. Sayap mereka panjang dan tipis, kaki berselaput, dan kaki
belakang yang belum berkembang atau tidak ada, bulu dewasa mereka didominasi
hitam, putih, dan abu-abu.
Ordo Procellariiformes (tubenoses) memiliki beberapa karakteristik yang
sama, dimulai dengan bagian hidung tubular mereka yang digunakan untuk
penciuman. Kemampuan untuk mencium membantu mereka untuk mencari mangsa
di laut dan juga dapat membantu menemukan sarang mereka di dalam koloninya.
Struktur paruh mereka, yang berisi tujuh sampai sembilan piring dengan fungsi
rangsangan yang berbeda, meskipun di setiap spesies ada perbedaan. Petrel memiliki
piringan yang disebut unguis (rahang atas yang membentuk kait). Beberapa spesies
memiliki sisir seperti rahang bawah, yang terbuat dari pelat tomial, yang berfungsi
untuk memakan plankton. Pengecualian untuk Albatrosses besar dapat membunuh
burung predator besar dengan minyak perut mereka, yang mereka dapati tembakan
dari jarak tertentu. Minyak perut ini, disimpan dalam proventrikulus, adalah residu
pencernaan yang dibuat dalam foregut, dan digunakan terutama untuk penyimpanan
makanan kaya energi selama penerbangan panjang mereka serta digunakan untuk
pertahanan.
1.2.2 Adaptasi Fisiologi
a. Sayap
Bentuk sayap mereka yang panjang dan tipis memudahkan mereka untuk
mengudara lama di atas lautan. Salah satu contohnya albatross besar (genus
Diomedea) dengan bentangan sayap melebihi 340 cm, dimana merupakan salah satu
burung yang mempunyai bentangan sayap terbesar diantara burung lainnya. Selain
itu, sayapnya berfungsi untuk mempercepat gerakannya saat memangsa ikan yang
ada di dalam laut, dimana sayapnya yang tipis membuat tubuhnya aero dinamis
dengan cepat dapat memangsa ikan yang ada di dalam air.
b. Kaki
Kebanyakan burung tubenoses tidak dapat berjalan baik di daratan. Kaki
burung tubenose tidak memiliki kaki belakang, yang menyebabkan mereka tidak
dapat berjalan baik di daratan. Selain itu, kaki tubenoses bird terdiri dari selaput yang
membuat mereka berenang baik saat memburu mangsa di dalam air.
c. Paruh
Paruh Tubenose mempunyai keunggulan tersendiri dimana mereka dalam
mencium mangsa dengan baik. Lalu bentuk paruh mereka yang di ujungnya
berbentuk seperti pengait memudahkan mereka untuk menangkap dan membununh
mangsa. Secara umum bentuk dari paruh tubenoses seperti burung elang namun paruh
burung tubenoses lebih panjang dan runcing di bagian ujungnya.
1.2.3 Habitat
Kebanyakan spesies bersarang di daratan, sementara beberapa spesies
bersarang dalam rongga alam dan lubang. Habitat mereka secara umum menjelajahi
lautan, hanya saat melakukan perkembangbiakan saja mereka datang kembali ke
sarang mereka.
1.2.4 Sebaran
Procellariiformes memiliki distribusi yang meluas di seluruh lautan di dunia,
meskipun pada tingkat family dan genus ada yang memilki pola sebaran yang jelas.
Family yang paling banyak tersebar adalah Procellariidae, yang ditemukan di daerah
tropis, beriklim sedang dan kutub dari belahan Utara dan belahan Selatan, meskipun
mayoritas tidak berkembang biak di daerah tropis, dan setengah spesies hidup di
daerah beriklim sedang dan kutub selatan. Storm petrels hampir sama luas sebagai
procellariids, dan terbagi dalam dua subfamili yang berbeda, yang Oceanitinae
memiliki distribusi di belahan bumi selatan dan sebagian besar Hydrobatinae
kebanyakan ditemukan di belahan bumi utara. Mayoritas albatrosses terbatas di
belahan bumi selatan, makan dan bersarang di daerah beriklim dingin dan diving -
petrel terdapat di belahan bumi selatan.
Tabel 1. Contoh Spesies Tubenose Birds

Gambar 1.2 Albatrosses Gambar 1.3 Shearwaters


(Macronectesgiganteus)
(Phoebastriaalbatrus)
(sumber: en.wikipedia.com)
Gambar 1.1 Strom-Petrel (sumber: en.wikipedia.com)
(H. pelagicus) Kingdom : Animalia
(sumber: en.wikipedia.com) Kingdom : Animalia Phylum : Chordata
Phylum : Chordata Class : Aves
Kingdom : Animalia Class : Aves Order : Procellariiformes
Phylum : Chordata Subclass : Neornithes Family : Procellariidae
Class : Aves Infraclass : Neoaves Genus : Macronectes
Order : Procellariiformes Order : Procellariiformes (Richmond, 1905)
Family : Hydrobatidae Family : Diomedeidae
Subfamily : Hydrobatinae (G.R. Gray,1840)
Genus : Hydrobates
Species : H. pelagic (F.
Boie, 1822)
1.3 Pelican Bird (Ordo Pelecaniformes)
Undan atau pelikan adalah sejenis burung air yang memiliki kantung yang
dapat membesar pada bagian bawah paruhnya. Pelikan terdapat pada hampir setiap
penjuru dunia. Beberapa jenis pelikan merupakan burung laut, dan sebagian lainnya
merupakan burung yang biasa di air laut dan di air tawar. Pelecaniformes jarang
berada di laut . Dua dari tiga sub ordo hanya mempunyai satu famili yang benar-
benar burung laut, yaitu tropic-birds dan frigate-birds. Sub ordo ketiga terdiri atas
satu burung laut sejati yaitu gannets, sedangkan Cormorant dan pelikan mewakili
burung laut dan burung air tawar. Famili keempat yaitu darter hanya ditemukan di
perairan darat. Pelecaniformes memiliki ciri khas yaitu satu-satunya burung yang jari
kakinya berselaput penuh yang mempersatukan jari belakang dengan tiga jari depan.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Pelecaniformes
Family : Pelecanidae
Genus : Pelecanus
1.3.1 Morfologi
Pelikan adalah burung yang terkenal dengan paruhnya yang memiliki
kantung. Paruhnya yang meruncing panjangnya bisa lebih dari 30 cm. Paruh sebelah
atas memiliki ujung yang bengkok membentuk kait. Pada paruh bagian bawah sampai
tenggorokan terdapat kantung berupa kulit elastis, yang digunakan untuk menangkap
ikan. Kakinya pendek dan pada jari-jarinya terdapat selaput yang memudahkannya
berenang. Panjang tubuh pelikan mencapai 1,5 m. Bentangan sayapnya antara 1,8 m
sampai 2,7 m tergantung spesiesnya. Pelikan jantan memiliki rupa yang sama dengan
pelikan betina, namun tubuh pelikan jantan sedikit lebih besar dari pelikan betina.
Undan terkecil adalah undan cokelat (Pelecanus occidentalis) dengan massa
hanya 2,75 kg, panjang tubuh 106 cm dan lebar bentangan sayap maksimum 1,83 m.
Pelikan terbesar saat ini adalah undan dalmasia (Pelecanus crispus) dengan massa 15
kg dan panjang 183 cm, dengan lebar bentangan sayap hingga 3,5 m. Undan
Australia memiliki paruh terpanjang diantara burung lainnya.
1.3.2 Habitat
Pelikan hidup di pinggir pantai danau dan sungai di berbagai belahan dunia.
Pelikan terdapat di semua benua kecuali benua Antartika. Ada enam spesies burung
pelikan yang terdapat di benua Amerika.
1.3.3 Makanan dan Perburuan
Sebagai burung air, makanan burung pelikan adalah ikan. Beberapa jenis
pelikan menangkap ikan dengan berenang secara bekerjasama dalam satu kelompok.
Mereka membentuk suatu barisan membentuk formasi huruf U untuk mengepung
dan menjebak ikan-ikan ke pinggir air. Mereka menggunakan sayap untuk mengepak-
ngepak permukaan air untuk mengarahkan ikan. Saat ikan-ikan terjebak dan
berkumpul di pinggiran air, mereka menangguknya dengan paruh berkantungnya.
Pelikan kemudian mengarahkan paruhnya ke bawah untuk membuang air dari
kantung tersebut, kemudian menelan ikan yang terperangkap di paruhnya. Cara
berburu masing-masing spesies tidak semuanya sama. Sebgai contoh, pelikan putih
(Pelecanus erythrorhynchos) biasa mencari makan dalam kelompok, dengan
memukul-mukul dan sayap dan kakinya mengejar ikan kecil ke arah tepi air. Pelikan
cokelat (Pelecanus occidentalis) memburu ikan dengan terjun menyelam dari
ketinggian 3-9 m dari atas permukaan air.
1.3.4 Perilaku
Pelikan adalah burung yang hidup berkelompok dan terbang dalam kawanan.
Pelikan dapat terbang dalam jangka waktu lama. Mereka sering terbang membentuk
satu garis panjang. Kadang kadang mereka juga terbang dengan membentuk formasi
huruf V. Meskipun lamban di darat, pelikan adalah penerbang yang kuat serta
anggun, dan terkenal karena sarangnya bisa berjarak 100 km dari tempat mereka
mencari ikan. Mereka adalah penangkap ikan yang hebat, dan dapat melakukan
manuver cepat di dalam air karena telapak kaki mereka berselaput. Burung pelikan
juga berkembang biak dalam kelompok yang disebut koloni. Pelikan biasa berada di
lingkungan kelompok pelikan lainnya, bahkan di lingkungan jenis burung air lainnya
seperti cormorant atau flamingo. Setelah makan sekenyang-kenyangnya, pelikan
sering pergi ke tempat yang sunyi, dan di sana ia duduk dengan pose yang
melankolis, kepalanya tenggelam di bahunya, nyaris tidak bergerak sehingga dari
jauh dapat disangka sebagai batu putih.
Tabel 2. Gambar Beberapa Spesies Burung Pelikan

Gambar 1. Pelikan Cokelat Gambar 2. Spot-billed pelican


(Pelecanius occidentalis) (Pelecanus philippensis)

Gambar 3. Pink-baked pelican


(Pelecanus rufescens)
Gambar 4. Peruvian Pelikan
(Pelecanus thagus)

Gambar 5. Great White Pelican Gambar 6. Dalmatian Pelican (Pelecanus


(Pelecanus onocrotalus) crispus)

Gambar 8. Australian Pelican (Pelecanus


Gambar 7. American White Pelican
conspcillatus)
(Pelecanus erythrorhynchos)
1.4 Pinguins (Ordo Sphenisciformes)
Kasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Sphenisciformes
Family : Spheniscidae
Penguin adalah burung akuatik yang termasuk dalam kategori burung yang
tidak dapat terbang serta secara umum hidup di belahan Bumi Selatan. Terdapat 18
spesies penguin yang terdapat diseluruh dunia. Walaupun secara umum hidup di
belahan bumi selatan, namun penguin tidak hanya ditemukan di daerah dingin atau
Antartika saja. Terdapat tiga spesies penguin yang hidup di daerah tropis. Salah satu
contohnya adalah penguin yang hidup di Kepulauan Galapagos (Penguin Galapagos)
yang biasanya menyeberangi garis khatulistiwa untuk mencari makan. Umumnya
penguin memakan krill (sejenis udang), ikan, cumi-cumi dan hewan air lainnya yang
tertangkap ketika berenang di laut dengan paruhnya. Penguin dapat meminum air laut
karena kelenjar supraorbital pada tubuhnya menyaring kelebihan garam laut dari
aliran darah. Garam ini lalu dikeluarkan dalam bentuk cairan lewat saluran
pernapasan penguin. Tubuh penguin sangat sesuai untuk berenang dan hidup di air.
Sayapnya merupakan pendayung dan tidak mampu untuk terbang. Di daratan penguin
menggunakan ekor dan sayapnya untuk menjaga keseimbangan ketika berjalan.
Setiap penguin memiliki warna putih di sebelah dalam tubuhnya dan warna
gelap (biasanya hitam) di sebelah luar tubuh. Hal ini berguna untuk kamuflase.
Hewan pemangsa seperti singa laut dari dalam air akan sulit untuk melihat penguin
karena perutnya yang berwarna putih bercampur dengan pantulan permukaan air laut.
Sedangkan permukaan gelap pada punggungnya juga menyamarkan penguin dari
pandangan hewan pemangsa di atas air. Penguin mampu berenang dengan kecepatan
6 hingga 12 km/jam bahkan pernah tercatat hingga 27km/jam. Penguin yang
berukuran kecil biasanya menyelam selama satu hingga dua menit dari permukaan air
untuk menangkap makanan. Penguin yang berukuran lebih besar, yaitu penguin
emperor bisa menyelam lebih dalam hingga 565 meter selama 20 menit.
Untuk menghemat energi, kadang-kadang penguin berjalan dengan kaki
pendeknya atau meluncur di salju dengan perutnya. Penguin memiliki pendengaran
yang amat baik. Jika berada di daratan, penguin amat mengandalkan pendengarannya.
Mata penguin beradaptasi untuk penglihatan bawah air dalam mencari makanan dan
menghindar dari pemangsa. Kemampuan daya penciuman penguin hingga saat ini
masih belum banyak diketahui dan membutuhkan penelitian lebih lanjut. Untuk
melihat jenis kelamin penguin sangat sulit, karena penguin tidak memiliki kelamin
eksternal. Akibatnya untuk membedakan jenis kelamin penguin, manusia harus
memakai teknik pemeriksaan kromosom/DNA.

1.4.1 Penguin Kaisar (Aptenodytes patagonicus)

Termasuk jenis yang terbesar di antara famili penguin, yaitu dengan tinggi
badan mencapai lebih dari 1 meter dan bobot lebih dari 35 kg. Sama seperti jenis
penguin lainnya, penguin kaisar juga memiliki kaki yang berjaring dan bulu tebal di
seluruh tubuhnya yang kedap air, dan merupakan spesies burung yang tidak dapat
terbang. Namun ciri yang paling terlihat untuk membedakan penguin kaisar dengan
jenis penguin lain adalah garis kuning samar pada bagian lehernya.
Makanan utama penguin kaisar adalah ikan, udang, dan cumi-cumi. Anatomi
sayap yang pendek memungkinkan penguin jenis ini untuk berenang hingga sejauh
15 km dan menyelam sampai pada kedalaman 900 kaki selama 18 menit. Oleh karena
itu, ikan yang dimakannya lebih besar daripada yang dimakan oleh penguin-penguin
dengan ukuran tubuh lebih kecil.

1.4.2 Penguin Raja (Aptenodytes forsteri)

Perbedaan antara penguin raja dengan penguin kaisar adalah pada garis
kuning yang terdapat pada leher penguin raja lebih mencolok dan membentuk
lengkungan tegas yang lebih telihat dibandingkan dengan penguin kaisar.
1.4.3 Penguin Gentoo (Pygoscelis papua)

Gentoo adalah spesies penguin terbesar nomer tiga setelah king penguin dan
Magellan penguin dengan tinggi antara 51 cm 90 cm dan berat antara 4,9 kg -8,5
kg. Penguin gentoo umumnya dapat memiliki dua ekor anak yang diberi makan
induknya dengan memuntahkan ikan atau krill yang langsung disuapkan ke paruh
anak-anaknya. Karena sang induk sering kebingungan yang mana anak yang sudah
diberi makan dengan kenyang dan mana yang belum, si induk mempunyai cara unik
yaitu si induk akan berlari yang kemudian akan diikuti oleh anak-anaknya. Si induk
akan tahu anak yang belum kenyang yaitu anak yang mengejarnya paling depan.

1.4.4 Penguin Adelie (Pygoscelis adeliae)

Penguin Adelie dapat ditemukan di sepanjang pantai Benua Antartika. Secara


fisik penguin ini dapat dikenali dengan melihat paruhya yang pendek dan agak
tumpul, kepala dan badan bagian belakangnya dipenuhi warna hitam, perut berwarna
putih, dan lingkaran putih disekitar mata dengan tinggi maksimal adalah 75 cm. Saat
musim berkembang biak tiba, penguin jantan dan betina akan mengerami dua butir
telur yang mereka hasilkan secara bergantian selama sekitar satu bulan. Saat telur
menetas, kedua pasangan penguin tersebut akan tetap merawat anaknya hingga usia
22 hari.
1.4.5 Penguin Chinstrap (Pygoscelis Antarctica)

Penguin Chinstrap lebih menghindari es di laut jika dibandingkan dengan


penguin Adelie yang sangat bergantung pada es di laut.

1.4.6 Penguin Rockhopper (Eudyptes chrysocome)

Jenis penguin ini termasuk unik dan lain daripada yang lainnya. Keunikannya
dapat dilihat dari kepalanya yang memiliki jambul berwarna kekuningan yang
memanjang dari pangkal paruh hingga kebagian belakang kepalanya. Keunikan
lainnya adalah habitat asli penguin ini berupa kawasan yang dipenuhi tebing berbatu-
batu yang terdapat di pulau-pulau kecil disekitar Benua Antartika dan Samudra
Hindia serta Atlantik bagian selatan. Berdasarkan lokasi persebaran dan karakteristik
fisiknya, penguin pelompat batu dibagi menjadi dua subspecies yaitu, spesies utara
(Eudyptes chrysocome chrysocome) dan spesies selatan (Eudyptes chrysocome
moseleyi). Selebihnya penguin ini memiliki pola hidup yang tidak berbeda dengan
spesies penguin lainnya. Jenis betina mengeluarkan dua butir telur sekali
bereproduksi, namun umumnya hanya satu yang bisa bertahan hidup. Sejak telur
pertama kali dikeluarkan hingga menetas dan tumbuh hingga ukuran tertentu, jantan
dan betina melakukan pengeraman dan perawatan anakan secara bergantian.

1.4.7 Penguin Mata Kuning (Megadyptes antipodes)

Pinguin mata kuning (Megadyptes antipodes) adalah penguin endemik


Selandia Baru. Seperti kebanyakan penguin lainnya, penguin ini merupakan
piscivora. Spesies ini berkembang biak di sekitar South Island di Selandia Baru,
begitu juga pulau-pulau Stewart, Auckland, dan Campbell. Penguin mata kuning
adalah spesies penguin paling langka, populasinya diperkirakan sekitar 4.000 burung.
Spesies ini hanya dapat ditemukan di sepanjang pantai tenggara Selandia Baru dan
pulau-pulau terdekatnya.

1.4.8 Penguin Magellanic (Spheniscus magellanicus)

Penguin Magellanic hanya dapat ditemukan di ujung selatan Benua Amerika.


Nama Magellan diberikan karena salah satu habitat alaminya adalah pulau-pulau
kecil di Selat Magellan, selat di ujung Amerika Selatan. Secara fisik, penguin
Magellan dapat dikenali dengan melihat paruhnya yang besar dan adanya garis putih
besar dibagian kepala serta lehernya serta garis hitam dibagian atas dadanya.
DAFTAR PUSTAKA

Gitayana, Awang (2011). Seri Buku Informasi dan Potensi Burung Air Taman
Nasional Alas Purwo. Banyuwangi: Balai Taman Nasional Alas Purwo.

Elfidasari, Dewi dan Junardi (2005) Keragaman Burung Air Hutan Mangrove Peniti,
Kabupaten Pontianak. Jurnal Biodiversitas Volume 7, Nomor 1, Halaman
63-66.

http://olvista.com/fauna/burung-pelikan-si-paruh-berkantung/. Diakses pada tanggal


29 Agustus 2017 pukul 18:30 WIB

http://wol.jw.org/en/wol/d/r25/lp-in/1200003425. Diakses pada tanggal 29 Agustus


2017 pukul 18:55 WIB

Warham, J. (1996). The Behaviour, Population, Biology and Physiology of the


Petrels. London: Academic Press, ISBN 0-12-735415-8

Boie, Friedrich (1822). "Ueber Classification insonderheit der europischenVgel".


Isis von Oken (in German) 10. Col. 562 in Cols 545-564.

Brands, Sheila (14 August 2008). "SystemaNaturae 2000 / Classification Family


Diomedeidae". Project: The Taxonomicon. Archived from the original on
16 June 2009. Retrieved 17 February 2009

Double, D.C. (2003). "Procellariiformes".In Hutchins, Michael.Grzimek's Animal Life


Encyclopedia. 8 Birds I Tinamous and Ratites to Hoatzins (2 ed.).
Farmington Hills, MI: Gale Group. pp. 107110. ISBN 0-7876-5784-0

Maynard, B. J. (2003). "Shearwaters, petrels, and fulmars (procellariidae)".In


Hutchins, Michael.Grzimek's Animal Life Encyclopedia. 8 Birds I Tinamous
and Ratites to Hoatzins (2 ed.). Gale Group. pp. 123127. ISBN 0-7876-
5784-0.

Bretagnolle, Vincent (1993). "Adaptive significance of seabird coloration: The case


of Procellariiforms". The American Naturalist 142 (1): 141173. doi:
10.1086/285532. JSTOR 2462637.PMID 19425973.

Anda mungkin juga menyukai