Anda di halaman 1dari 15

Pertanyaan Penelitian : Bagaimana hubungan pemberian kedelai edamame dengan perbaikan

IMT pada pasien DM tipe 2 yang mengalami weight loss?


Kerangka Latar Belakang :
P1: Prevalensi DM
P2 : Penyebab DM secara umum
P3 : DM tipe 2 dan weight loss
P4 : Pengenalan kedelai edamame
P5 : Alasan diadakannya penelitian ini
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat ini prevalensi diabetes terus meningkat secara global. Prevalensi diabetes
untuk semua kelompok umur di seluruh dunia diperkirakan 2,8% pada tahun 2000 dan 4,4%
pada 2030. Jumlah penderita diabetes diproyeksikan meningkat dari 171 juta pada 2000-
366.000.000 pada tahun 2030. Pada penelitian tahun 2012 mengatakan bahwa negara-negara
Asia berkontribusi lebih dari 60% dari populasi diabetes dunia sebagai prevalensi diabetes
meningkat di negara-negara tersebut. Sedangkan di Indonesia sendiri ada sekitar 175,936.01
jiwa yang terkena diabetes dan berhubungan kematian.
DM tipe 2 adalah bentuk umum dari diabetes dan disebabkan oleh beberapa faktor
yang mengkombinasi. Kombinasinya adalah resisten insulin, kondisi lemak, otot tubuh, dan
sel-sel hati yang tidak menggunakan insulin dengan efektif. DM tipe 2 terjadi ketika tubuh
tidak bisa lagi memproduksi insulin yang cukup untuk mengimbangi gula darah.
Perkembangan diabetes tipe 2 tidak terlalu terlihat dan lambat. Banyak orang yang tidak
terdiagnosa selama bertahun tahun. Salah satu penyebab DM tipe 2 adalah metabolic
syndrome yang sering disebut insulin resisten sindrom. Kategori yang dapat terjadinya insulin
resistence adalah gula darah yang lebih tinggi dari normal, nmeningkatnya lemak abdominal,
tekanan darah tinggi, dan tingginya kolesterol maupun trigliserid.
Pada penderita DM tipe 2 sangat rawan terjadinya penurunan berat badan. Menurut
hasil penelitian Redmon et al. penurunan berat badan pada penderita DM tipe 2 adalah 4,6 kg
selama lebih dari 2 tahun dan menyebabkan penurunan Hba1c sebesar 0,5%. Hal tersebut
terjadi karena energy expenditure yang juga didukung oleh pengobatan. Energy expenditure
pada pasien diabetes susah untuk dikendalikan dan cenderung lebih tinggi daripada yang
perkirakan. Penurunan energy expenditure berbanding lurus dengan turunnya berat badan.
Pada kondisi ini hipothalamus memberi sinyal untuk meningkatkan dan mencegah penurunan
berat badan.
Kedelai edamame merupakan kedelai yang berasal dari jepang. Edamame merupakan
kedelai hijau yang dipanen saat puncak kematangan tetapi belum mencapai tingkat
pengerasan. Menurut Johnson dkk. (1999) serta Nguyen (2001), Per 100 gram edamame
mengandung 100 mg vitamin A, 0,27 mg vitamin B1, 0,14 mg vitamin B2, 1 mg vitamin B,
dan 27% vitamin C. Menurut NutritionData.com energi per 155 gram(1 cup) adalah 189 kkal
dan energi dari lemak adalah 67 kkal. Kandungan makronutrient pada kedelai edamame
sangat lengkap yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. Selain itu kedelai edamame ini
merupakan sumber serat dan protein yang baik. Skor Asam Asam amino menunjukkan 93 hal
tersebut menunjukkan bahwa kedelai edamame mengandung sebagian besar protein esensial.
Kandungan proteinnnya juga mudah diserap dan dicerna.
Perubahan status gizi pada penderita DM tipe 2 memerlukan terapi nutrisi dengan
benar. Kebutuhan nutrisi pada pasien DM tipe 2 yang mengalami kehilangan berat badan
adalah makronutrien yang mudah diserap dan dicerna. Selain itu salah satu tujuan dari terapi
diet DM tipe 2 adalah mencapai atau mempertahankan berat badan. Pada sisi lain kandungan
makronutrien kedelai edamame merupakan makronutrient yang sangat mudah dicerna dan
mudah diserap. Maka dari itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan
pemberian kedelai edamame dengan perbaikan weight loss pada pasien DM tipe 2.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1.2.1 Bagaimana hubungan pemberian kedelai edamame dengan perbaikan IMT pada pasien
DM tipe 2 yang mengalami weight loss?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka disusunlah tujuan penelitian sebagai
berikut :
1.3.1 Tujuan Umum
- Mengetahui pengaruh kedelai edamame terhadap perubahan IMT pada pasien DM tipe 2
yang mengalami weight loss
1.3.2 Tujuan Khusus
- Mengetahui IMT pada pasien DM tipe 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Ada dua jenis diabetes mellitus. Pada diabetes mellitus tipe 1, masalahnya adalah
bahwa pankreas (organ dalam perut) tidak membuat cukup insulin. Pada diabetes mellitus
tipe 2, pankreas tidak membuat cukup insulin (gambar 1), tubuh menjadi resisten terhadap
normal atau bahkan tinggi tingkat insulin, atau keduanya. Hal ini menyebabkan glukosa darah
tinggi (gula darah) tingkat, yang dapat menyebabkan masalah jika tidak diobati. Di Amerika
Serikat, Kanada, dan Eropa, sekitar 90 persen dari semua orang dengan diabetes memiliki
diabetes tipe 2.
Diabetes tipe 2 adalah suatu kondisi medis yang kronis yang membutuhkan
pemantauan berkala dan pengobatan sepanjang hidup Anda. Perawatan termasuk perubahan
gaya hidup, langkah-langkah perawatan diri, dan kadang-kadang obat-obatan. Untungnya,
perawatan ini dapat menjaga kadar gula darah mendekati normal dan meminimalkan risiko
mengembangkan komplikasi.

2.1 Faktor Penyebab DM tipe 2


Diabetes tipe 2-bentuk paling umum dari diabetes-disebabkan oleh kombinasi faktor,
termasuk resistensi insulin, suatu kondisi di mana otot tubuh, lemak, dan sel-sel hati tidak
menggunakan insulin secara efektif. Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak bisa lagi
memproduksi cukup insulin untuk mengimbangi kemampuan untuk menggunakan insulin.
Gejala diabetes tipe 2 dapat berkembang secara bertahap dan perlahan. Beberapa orang
dengan diabetes tipe 2 tidak dapat terdiagnosis selama bertahun-tahun. Diabetes tipe 2 paling
sering terjadi pada orang setengah baya dan lebih tua yang juga didukung kelebihan berat
badan atau obesitas. Penyakit ini langka di masa muda tetapi menjadi lebih umum pada anak-
anak dan remaja yang kelebihan berat badan dan obesitas. Para ilmuwan berpikir kerentanan
genetik dan faktor lingkungan yang mungkin paling pemicu diabetes tipe 2.
Menurut NIH (National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases) ada
6 faktor penyebab DM tipe 2 yaitu, faktor gen, obesitas dan aktivitas fisik, insulin resisten,
keadaan abnormal pada liver, metabolic syndrome, dan sel beta yang tidak berfungsi.
2.1.1 Faktor Gen
Gen memainkan peran penting dalam kerentanan terhadap diabetes tipe 2. Memiliki
gen atau kombinasi gen tertentu dapat meningkatkan atau menurunkan risiko seseorang untuk
terserang penyakit itu. Peran gen sangat berpengaruh pada keluarga dan pada orang yang
kembar identik. Jika orang tua didiagnosa terkena diabetes tipe 2 sebelum usia 50 maka
resiko anak terkena diabetes tipe 2 akan lebih besar dibandingkan dengan orang tua yang
didiagnosis setelah umur 50 tahun. Berdasarkan sensitivitas insulin dan penumpukan lemak
regional wanita atau ibu lebih mungkin mengirimkan gen diabetes tipe 2 kepada
keturunannya (Gale EA dkk.)
Penelitian telah menunjukkan bahwa varian dari TCF7L2 merupakan gen yang
meningkatkan kerentanan terhadap diabetes tipe 2. Bagi orang-orang yang mewarisi dua
salinan dari varian, risiko pengembangan diabetes tipe 2 adalah sekitar 80 persen lebih tinggi
daripada mereka yang tidak membawa gen variant. Namun, pada mereka yang memiliki
varian tersebut jika diet dan aktivitas fisik dapat mengimbangi berat badan maka akan
terjadi penundaan pada diabetes. Salah satu teori yang dikenal dengan "thrifty gene"
mengatakan bahwa gen-gen tertentu meningkatkan efisiensi metabolisme untuk mengekstrak
energi dari makanan dan menyimpan energi untuk digunakan nanti. Sifat hidup ini
menguntungkan bagi penduduk yang persediaan makanan langka atau tidak terduga dan bisa
membantu menjaga orang hidup selama kelaparan, Tetapi, dizaman modern seperti ini
dimana makanan berkalori tinggi sudah beredar maka hal tersebut dapat mendukung obesitas
dan diabetes tipe 2
2.1.2 Obesitas dan Aktifitas Fisik
Ketidakseimbangan antara asupan kalori dan aktivitas fisik dapat menyebabkan
obesitas , yang menyebabkan resistensi insulin dan umum pada orang dengan diabetes tipe 2 .
Obesitas sentral , di mana seseorang memiliki kelebihan lemak perut , merupakan faktor
risiko utama tidak hanya untuk resistensi insulin dan diabetes tipe 2 , tetapi juga untuk
penyakit jantung dan pembuluh darah , juga disebut penyakit kardiovaskular ( CVD ) . Ini
kelebihan " lemak perut " menghasilkan hormon dan zat lain yang dapat menyebabkan
berbahaya , efek kronis dalam tubuh seperti kerusakan pembuluh darah . Pada tahun 2009 ,
sebuah studi tindak lanjut dari DPP - Pencegahan Diabetes Program Hasil Studi ( DPPOS ) -
menunjukkan bahwa manfaat dari penurunan berat badan berlangsung selama setidaknya 10
tahun setelah studi dimulai.
2.1.3 Resisten Insulin
Resistensi insulin adalah suatu kondisi umum pada orang yang kelebihan berat badan
atau obesitas, memiliki kelebihan lemak perut, dan tidak aktif secara fisik. Otot, sel-sel
lemak, dan hati berhenti merespons dengan baik terhadap insulin, memaksa pankreas untuk
mengkompensasi dengan memproduksi insulin ekstra. Selama sel beta mampu menghasilkan
cukup insulin, kadar glukosa darah tetap dalam batas normal. Tapi ketika produksi insulin
terputus-putus karena disfungsi sel beta, kadar glukosa meningkat, menyebabkan pradiabetes
atau diabetes.
Pada resistensi insulin, otot, lemak, dan sel-sel hati tidak merespon dengan baik
terhadap insulin dan dengan demikian tidak dapat dengan mudah menyerap glukosa dari
aliran darah. Akibatnya, tubuh membutuhkan tingkat yang lebih tinggi insulin untuk
membantu glukosa masuk ke sel. Sel-sel beta di pankreas mencoba untuk bersaing dengan
meningkatnya permintaan ini untuk insulin dengan memproduksi lebih banyak. Selama sel
beta mampu memproduksi insulin yang cukup untuk mengatasi resistensi insulin, kadar
glukosa darah tetap dalam kisaran yang sehat. Seiring waktu, resistensi insulin dapat
menyebabkan diabetes tipe 2 dan pradiabetes karena sel-sel beta gagal untuk bersaing dengan
meningkatnya kebutuhan tubuh untuk insulin. Tanpa cukup insulin, kelebihan glukosa
menumpuk dalam aliran darah, yang menyebabkan diabetes, pradiabetes, dan gangguan
kesehatan serius lainnya.
2.3 Diabetes tipe 2 dengan weight loss
Pada penderita DM tipe 2 sangat rawan terjadinya penurunan berat badan. Menurut
hasil penelitian Redmon et al. penurunan berat badan pada penderita DM tipe 2 adalah 4,6 kg
selama lebih dari 2 tahun dan menyebabkan penurunan Hba1c sebesar 0,5%. Hal tersebut
terjadi karena energy expenditure yang juga didukung oleh pengobatan. Energy expenditure
pada pasien diabetes susah untuk dikendalikan dan cenderung lebih tinggi daripada yang
perkirakan. Penurunan energy expenditure berbanding lurus dengan turunnya berat badan.
Pada kondisi ini hipothalamus memberi sinyal untuk meningkatkan dan mencegah penurunan
berat badan.
Pasien diabetes yang tidak di kontrol yang baik cenderung memiliki pengeluaran
energi yang lebih tinggi dari yang diperkirakan untuk berat badan mereka dan usia. Hal ini
karena pasien diabetes dalam kontrol miskin menunjukkan omset protein meningkat, yang
membutuhkan sintesis protein meningkat, yang thermogenically mahal. Setelah pengobatan
dan peningkatan kontrol glukosa, protein ini menurun efek katabolik dan energi pengeluaran
tetes menuju normal. Ada laporan bahwa pasien obesitas memiliki nada simpatik meningkat,
yang meningkatkan thermogenesis. Seperti berat badan hilang, efek termogenik ini menurun.
2.4 Kedelai Edamame
Kedelai edamame adalah termasuk jenis kedelai hijau yang mudah dikonsumsi.
Tanaman ini berada di Asia. Kacang-kacangan ini dipanen dan dikonsumsi saat masih belum
matang sepenuhnya (Coolong, 2009). Menurut Asadi (2009), edamame adalah jenis kedelai
yang dipanen saat polongnya masih muda dan berwarna hijau, yaitu saat stadium R6
(pengisian biji 80 90% pengisian). edamame memiliki rasa yang lebih manis, aroma
kacang-kacangan yang lebih kuat, tekstur yang lebih lembut, dan biji yang berukuran lebih
besar daripada kedelai kuning, serta nutrisi yang terkandung dalam edamame lebih mudah
dicerna oleh tubuh dibandingkan kedelai kuning (Rackis, 1978). Kedelai ini mengandung pati
yang sedikit menghasilkan gas (Born, 2006). Selain itu edamame juga mengandung isoflavon
yang dapat berperan sebagai anti-kanker (Coolong, 2009). Menurut United States Department
of Agriculture (2013), kedudukan taksonomi kedelai adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Rosidae
Order : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Glycine
Species : Glycine max (L.) Merrill

Menurut Soyfoods Association of North America (2005) kandungan gizi kedelai


edamame pada saat matang (80 g/ setengah gelas) adalah sebagai berikut :
Kalori : 127
Lemak total :6g
Lemak jenuh : 0,5 g
Total karbohidrat : 10 g
Protein : 11 g
Kolesterol : 0 mg
Natrium : 13 mg
Serat pangan :4g
Kalsium : 130 mg
Kalium : 485 mg
Fosfor : 142 mg
Folat : 100 mcg
Rerata isoflavon : 49 mg
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Penyebab:
- Genetik
- Asupan Pasien Diabetes Melitus
Makanan
- Obesitas

Weight Loss

IMT menurun

Kedelai Edamame Konsumsi kedelai


edamame

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

Garis-garis putus merupakan hal yang tidak diteliti dalam penelitian ini, tapi berpengaruh
terhadap kejadian diabetes. Faktor independentnya adalah konsumsi kedelai edamame
sedangkan yang menjadi faktor dependentnya adalah IMT.
Faktor genetik akan berpengaruh terhadap kejadian diabetes. Faktor asupan makanan dan
obesitas juga menjadi penyebab terjadinya diabetes meski secara tidak langsung. Salah satu
akibat dari kejadian diabetes tipe 2 dalam jangka waktu lama adalah weight loss. Tentunya
weight loss akan berpengaruh pada nilai IMT. Kedelai edamame disini diberikan sebagai
terapi nutrisi bertujuan untuk meperbaiki nilai IMT. Sehingga variabel yang diteliti hanya
nilai IMT dan konsumsi edamame.
3.2 Hipotesa Penelitian
Hipotesa dalam penelitian ini adalah Ada hubungan pemberian kedelai edamame terhadap
perbaikan IMT pada pasien DM tipe 2 yang mengalami weight loss"
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Desain penelitian ini
menggunakan one shot case study sebab satu subyek diberi perlakuan lalu diukur dan melihat
ada atau tidak perubahan setelah diberi perlakuan (Emzir, 2009).
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang
sedang dikaji. Berdasarkan pengertian diatas maka populasi penelitian ini adalah pasien
diabetes melitus yang mengalami weight loss dalam Rumah Sakit Saiful Anwar Malang.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus yang mengalami weight loss di Rumah
Sakit Saiful Anwar. Sampel yang diambil adalah yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.
4.2.3 Kriteria inklusi
a. Pasien diabetes melitus tipe 2
b. Pasien yang mendapat diet makanan biasa atau lunak
c. Kebersediaan pasien menjadi responden
4.2.4 Kriteria Eksklusi
a. Pasien meninggal saat dirumah sakit
b. Pasien dengan enteral dan parenteral total
c. Pasien alergi dengan kedelai
4.2.5 Teknik Sampling
Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling ,
dilakukan dengan mengambil responden yang kebetulan ada dan tersedia ditempat penelitian.
Responden yang diambil adalah responden yang memenuhi kriteria inklusi. Jika memenuhi
kriteria eksklusi maka tidak dijadikan sampel.
4.3 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat tiga jenis variabel sebagai berikut
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsumsi edamame
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah IMT
3. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah IMT pasien diabetes yang tidak mendapat
perlakuan
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian iniakan dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang.
Adapun penelitian dilaksanakan bulan Agustus - November.
4.5 Instrumen Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk pengukuran perubahan IMT. Pertama IMT sebelum
perlakuan diukur. Setelah subyek sudah diberi perlakuan selama 3 bulan, IMT diukur 2
minggu sekali selama 3 bulan.
4.5.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang peneliti gunakan adalah
- Kedelai edamame
- Alat tulis
- Timbangan
- Mikrotoa
- Kertas untuk mencatat
4.5 Pengumpulan Data
4.5.1 Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diambil oleh yang meneliti. Data primer pada
penelitian ini adalah perubahan IMT sebelum dan asetelah pemberian kedelai edamame. Data
diambil dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badan.
4.5.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang berdasarkan dari semua sumber yang sudah ada. Data
sekunder yang ada di penelitian ini adalah Informasi terkait Rumah Sakit Saiful Anwar.
4.6 Definisi Operasional
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari beberapa variabel. Agar
tidak salah presepsi terkait arti variabel maka dibutuhkan batasan definisi yang tertulis dalam
definisi operasional.
Indeks Masa Tumbuh : Berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat dari tinggi badan
dalam meter (Kg/M2)

BMI (kg/m2)
Klasifikasi Principal cut-off points

Underweight < 18,50


Severe thinness < 16,00
Moderate thinness 16,00 16,99
Mild thinness 17,00 18,49

Normal Range 18,50 25,99

Pre Obese 25,00 29,99

Obese >30,00
Obese class I 30,00 34,99
Obese class II 35,00 39,99
Obese class III >40,00

(WHO, 2004)

4.7 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian ini mempunyai 2 tahap pengumpulan data yaitu :
1. Tahap pra penelitian
a. Melakukan perijinan ke pihak rumah sakit bahwa kita hendak melakukan penelitian
dirumah sakit tersebut
b. Melakukan survey awal sebagai data patokan untuk langkah berikutnya
2. Tahap pelaksanaan penelitian
a. Menanyakan kesediaan pasien apakah diberbolehkan jika kita mengambil data IMT
b. Memberikan kedelai edamame sebagai menu makanan
c. Pengolahan data
d. Analisis data
e. Pelaporan
4.8 Alur Penelitian

Pasien Diabetes Melitus Rawat inap

Screening untuk menentukan sampel sesuai dengan kriteria inklusi

Responden

Mengukur IMT awal

Memberi perlakuan (memberi kedelai edamame)

Pengolahan data
Mengukur IMT 2 minggu sekali selama 3 bulan

Analisis Data

Pelaporan

Gambar 4.8 Alur Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan Rumah Sakit Saiful Anwar. Pada penelitian ini yang
menjadi sampel adalah pasien yang di didagnosa dokter menderita diabetes tipe 2 yang
dirawta inap di Rumah Sakit Saiful Anwar Malng. Jika pasien memenuhi kriteria inklusi yang
telah diteteapkan maka pasien tersebut dapat dijadikan sampel dan disebut responden. Jika
ditengah-tengah penelitian pasien masuk ke dalam kriteria eksklusi maka pasien akan keluar
dari penelitian. Sebelum diberi perlakuan IMT awal pasien tersebut diukur. Setelah itu diberi
kedelai edamame. Lalu IMT diukur setiap 2 minggu sekali selama 3 bulan. Lalu diukur
kembali IMT akhir setelah perlakuan. Data yang sudah diperoleh akan diolah dan dianalisa
menggunakan bantuan software SPSS 16.0
4.9 Analisa Data
Data IMT dan pemberian kedelai edamame diolah dengan bantuan software SPSS
16.0. Penelitian ini merupakana penelitian uji beda sehingga jika persebarannya normal
menggunakan paired t-test dan jika persebaran datanya tidak normal maka menggunakan man
whitney. Untuk mengetahui pengaruh pemberian kedelai edamame terhadap perbaikan IMT
pada pasien DM tipe 2 yang mengalami weight loss dilakukan uji statistik komparatif.

Anda mungkin juga menyukai