Turbin Impulse
Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana berrotor satu atau banyak
(gabungan ) yang mempunyai sudu-sudu pada rotor itu. Sudu biasanya simetris dan
mempunyai sudut masuk dan sudut keluar.
Turbin satu tahap.
Turbin impuls gabungan.
Turbin impuls gabungan kecepatan.
Ciri-ciri dari turbin impuls antara lain:
Proses pengembangan uap / penurunan tekanan seluruhnya terjadi pada sudu diam /
nosel.
Akibat tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan Tekanan Rata.
Turbin Reaksi
Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu masing-masingnya terdiri dari baris sudu tetap dan
dua baris sudu gerak. Sudu bergerrak turbin reaksi dapat dibedakan dengan mudah dari sudu
impuls karena tidak simetris, karena berfungsi sebagai nossel bentuknya sama dengan sudu
tetap walaupun arahnya lengkungnya berlawanan.
Ciri-ciri turbin ini adalah :
Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu Gerak
Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan Bertingkat.
Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan Dalam Turbin
1. Turbin Tunggal ( Single Stage )
Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk daya kecil,
misalnya penggerak kompresor, blower, dll.
2. Turbin Bertingkat (Aksi dan Reaksi ).
Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya besar. Pada
turbin bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga turbin tersebut terjadi
distribusi kecepatan / tekanan.
Klasifikasi turbin berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap
1. Turbin Kondensasi.
Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam kompresor.
2. Turbin Tekanan Lawan.
Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari 1 atm sehingga masih dapat
dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin lain.
3. Turbin Ekstraksi.
Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstraksi untuk roses pemanasan
lain, misalnya proses industri.
Bagian Bagian Turbin Uap
Dari data yang didapatkan dari Blue Book dan menurut lampiran dari gambar Turbin Part SR
434450 maka bagian bagian Turbin dapat diuraikan sebagai berikut :
Cassing
Adalah sebagai penutup bagian-bagian utama turbin.
1. Rotor
Adalah bagian turbin yang berputar yang terdiri dari poros, sudu turbin atau deretan
sudu yaitu Stasionary Blade dan Moving Blade. Untuk turbin bertekanan tinggi atau
ukuran besar, khususnya unuk turbin jenis reaksi maka motor ini perlu di
Balanceuntuk mengimbagi gaya reaksi yang timbul secara aksial terhadap poros.
2. Bearing Pendenstal
Adalah merupakan kekdudukan dari poros rotor.
3. Journal Bearing
Adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan Gaya Radial atau Gaya Tegak
Lurus Rotor.
4. Thrust Bearing
Adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan atau untuk menerima gaya aksial
atau gaya sejajar terhadap poros yang merupakan gerakan maju mundurnya poros
rotor.
5. Main Oli Pump
Berfungsi untuk memompakan oli dari tangki untukdisalurkan pada bagian bagian
yang berputar pada turbin .
Dimana fungsi dari Lube Oil adalah :
Sebagai Pelumas pada bagian bagian yang berputar.
Sebagai Pendingin ( Oil Cooler ) yang telah panas dan masuk ke bagian turbin
dan akan menekan / terdorong keluar secara sirkuler
Sebagai Pelapis ( Oil Film ) pada bagian turbin yang bergerak secara rotasi.
Sebagai Pembersih ( Oil Cleaner ) dimana oli yang telah kotor sebagai akibat
dari benda-benda yang berputar dari turbin akan terdorong ke luar secara
sirkuler oleh oli yang masuk .
6. Gland Packing
Sebagai Penyekat untuk menahan kebocoran baik kebocoran Uap maupun kebocoran
oli.
7. Labirinth Ring
Mempunyai fungsi yang sam dengan gland packing.
8. Impuls Stage
Adalah sudu turbin tingkat pertama yang mempunyai sudu sebanyak 116 buah
9. Stasionary Blade
Adalah sudu-sudu yang berfingsi untuk menerima dan mengarahkan steam yang
masuk.
10. Moving Blade
Adalah sejumlah sudu-sudu yang berfungsi menerima dan merubah Energi Steam
menjadi Energi Kinetik yang akan memutar generator.
11. Control Valve
Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk mengatur steam yang masuk kedalam
turbin sesuai dengan jumlah Steam yang diperlukan.
12. Stop Valve
Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk menyalurkan atau menghentikan
aliran steam yang menuju turbin.
13. Reducing Gear
Adalah suatu bagian dari turbin yang biasanya dipasang pada turbin-turbin dengan
kapasitas besar dan berfungsi untuk menurunkan putaran poros rotor dari 5500rpm
menjadi 1500 rpm.
Bagian-bagian dari Reducing Gear adalah :
Gear Cassing adalah merupakan penutup gear box dari bagian-bagian dalam reducing
gear.
Pinion ( high speed gear ) adalah roda gigi dengan type Helical yang putarannya
merupakan putaran dari shaft rotor turbin uap.
Gear Wheal ( low speed gear ) merupakan roda gigi type Helical yang putarannya
akan mengurangi jumlah putaran dari Shaft rotor turbin yaitu dari 5500 rpm menjadi
1500 rpm.
Pinion Bearing yaitu bantalan yang berfungsi untuk menahan / menerima gaya tegak
lurus dari pinion gear.
Pinion Holding Ring yaitu ring berfungsi menahan Pinion Bearing terhadap gaya
radial shaft pinion gear.
Wheel Bearing yaitu bantalan yang berfungsi menerima atau menahan gaya radial
dari shaft gear wheel.
Wheel Holding Ring adalah ring penahan dari wheel Bearing terhadap gaya radial
atau tegak lurus shaft gear wheel.
Wheel Trust Bearing merupakn bantalan yang berfungsi menahan atau menerima
gaya sejajar dari poros gear wheel ( gaya aksial ) yang merupakan gerak maju
mundurnya poros.
Start Up
1. Buka kran pembuang air sebelu kran listrik steam utama (MV201). Buka kran by pass
pada kran manual steam utama. Tambah temperaturnya secara perlahan sampai pada
temperatur normal secara bertahap, dan atur pembuka kran pembuangan air sesuai
dengan temperaturnya.
2. Hidupkan turbo oil pump.
3. Ketika tekanan steam mencapai 2.0 Mpa, buka kran by pass masuk steam dan
panaskan pompa selama kurang lebih 3-5 menit. Tambah tekanan steamnya secara
bertahap sampai pada tekanan normalnya, kemudian tutup kran pembuangan airnya.
4. Pengoprasian turning gear (jigger device).
5. Buka kran masuk. Putar roda pemutar berlawanan arah jarum jam dan putar handle
sampai pada posisi ON. Mulai putar motor penggerak dengan menekan tombom
ON pada box panel. Setelah rotor berputar dengarkan suara bearing dan suara
putaran motornya. Turning gear ini harus di putar paling sedikit selama 2 jam.
6. Buka secara perlahan kran by pass pada kran listrik steam utama. Buka kran
pembuangan airnya. Panaskan pipa steam sebelum pipa steam utama (MSV) kurang
lebih selama 20 menit pada tekanan 0.2-0.3 Mpa. Kemudian naikkan tekanan dengan
kecepatan 0.1-0.15 Mpa/menit.laju pertambahan temperaturnya tidak boleh melebihi
50 C/menit. Buka penuh kran listrik steam utama (MV201) setelah pemanasan di rasa
cukup.
7. Periksa bahwa semua pipa steam, pemuaiannya, penyangga pipanya, serta
penggantung pipanya, dalam kondisi yang bagus selama waktu pemanasan dan
selama naiknya tekanan.
8. Hidupkan pompa air condenser untuk mengsirkulasikan air selama pemanasan.
9. Hidupkan pompa vakum dan mulai jalankan sistem vakum.
10. Beberapa hal yang perlu di perhatikan sebelum proses start up di mulai:
a) Buka kran utama pada gland steam sistem, dan buka sedikit kran steam
lainnya. Bila dalam keadaan dingin vakum harus ada terlebih dahulu baru
steamnya bisa di alirkan. Tetapi bila dalam keadaan panas suplai steam dahulu
baru kemudian atur vakumnya.
b) Temperatur air keluar pada oil cooler harus berkisar antara 25-35oC.
c) Vakuum di condenser harus di jaga pada kisaran 53-66 Kpa.
d) Pastikan bahwa semua temperatur dan tekanan oli pada kondisi yang normal,
dan beri signal untuk siap di operasikan.
e) Reset sistem proteksi pada magnetik shuct off pilot valve, emergency
governor, dan axial displacement. Kencangkan mur pada axial displacement
secara kuat.
f) Putar sedikit handle pemutar pada main starting steam valve, putar belawanan
arah jarum jam, kira-kira putaran, kemudian secara perlahan buka valve
goernor LP dan HP. Steam valve harus tertutup jika handlenya sudah di buka
penuh.
11. Setelah waktunya cukup, matikan turning gear. Putar handlenya searah jarum jam
sampai pada posisi OFF, dan tutup kran oilnya. Kemudian secara perlahan buka
main stop valve. Pada saat rotor turbin mulai berputar, tutup main stop valve sampai
pada keadaan rotor turbin berputar pada kecepatan yang tetap. Periksa bahwa tidak
terdapat keganjilan pada flow path, gland, dan main oil pump.
12. Pertahankan putaran turbin pada 300-500 RPM jika semuanya normal, panaskan
turbin selama 20-30 menit dan periksa naiknya temperatur bearing dan pemuaian pada
beberapa titik yang berbeda.
13. Pertahankan vakum condenser pada 50-70 Kpa (375-525 mmHg) selama pemanasan
turbin.
14. Mulai operasikan oil cooler ketika temperatur bearing mencapai 40-45oC dan
temperatur keluar oil return pada 38-42oC.
15. Tambah kecepatan putar turbin secara perlahan sampai pada 1000-1200 RPM dan
panaskan turbin selama 60-90 menit. Periksa bahwa temperatur bearing, aliran oli
kembali, temperatue oli, tekanan oli, level oli, gland steam leakage dalam kondisi
baguss.
16. Tambah kecepatan putaran turbin, lewati putaran kritisnya pada 1760 RPM secara
cepat dan mantap, kemudian tambah laju penambah nya pada 3000 RPM per menit.
17. Ketika putaran turbin mencapai 2700 RPM,sistem governor mulai berfungsi. Tambah
tekanan pada steam chamber secara perlahan, tutup kran pembuangan air pada stead
leads dan buka penuh main steam stop valve. Secara manual operasikan synchronizer
untuk menambah putaran turbin sampai dengan 3000 RPM.
18. Berikut adalah aktifitas yang harus dilakukan selama waktu penambahan kecepatan
turbin
a) Naikkan vacum condenser secara perlahan juga untuk mencegah laju
penambahan kecepatan turbin yang terlalu cepat.
b) Kurangi kecepatan putaran turbin jika terdapat suara atau getaran yang tidak
normal pada turbin. Lanjutkan pemanasan turbin selama 10-20 menit
kemudian baru naikkan putaran turbin secara perkahan. Aktifitas yang sama
harus diulangi jika masih terdapat atau getaran yang tidak normal. Hal tersebut
hanya bisa dilakukan maksimal selama tiga kali pengulangan. Jika hal tersebut
terjadi maka turbin harus di matikan dan diperiksa. Jika getaran melebihi 0.1
mm pada waktu pertama kali pengulangan, turbin harus dimatikan dan
perhatikan suara internalnya. Turbin tidak boleh di start ulang sampai dengan
permasalahan sudah diperbaiki.
c) Hentikan penambahan kecepatan jika pemuaian turbin berubah secara cepat.
d) Atur temperatur oli pada 35-45oC dan operasikan oil cooler jika temperatur
udara masuk generator mencapai 30oC. Matikan turbo oil pump jika putaran
turbin mencapai 2900 RPM. Hidupkan pompa pelumas dengan penggerak
motor terlebih dahulu dan matikan kembali jika mail oil pump bisa berfungsi
dengan baik.
e) Atur level air di condenser dan atur masuknya steam ke gland secara berkala.
19. Periksa secara menyeluruh ketika turbin mencapai kecepatan yang di inginkan.
Beberapa aktivitas penting yang harus dii lakukan
a) Tutup kran pembuangan air sebelum dan sesudah isolating valve ketika
temperatur steam mencapai 400oC, dan tutuplah secara rapat setelah proses
synchronisasi.
b) Catat getaran dan pemuaian turbin. Pemuain maksimum turbin head adalah 3
mm pada waktu turbin mencapai kecepatan yang di inginkan. Sampai
kebagian laboratorium untuk memeriksa kualitas air di condenser. Pompa dan
alirkan air condensate ke deaerator jika kualitasnya memenuhi standard.
20. Periksa tekanan oli pada axial displacement pastikan tekanannya berkisar antara 0.4
Mpa. Ubah synchronizer agar bisa dioperasikan ssecara elektris.
21. Tutup kran pembuangan air pada pipa steam utama.
22. Test over speed harus di lakukan pada pertama kali start up, setelah di adakan
overhaul, setiap akhir bulan atau setiap 2000 jam operasa. Trip kan turbin untuk
memeriksa adanya kebocoran pada main steam stop valve dan pada sistem governor
sebelum melakukan test over speed.
23. Jika turbin di start dari kondisi yang dingin harus di panaskan selama 1-2 jam pada
kecepatan rata-ratanya sebelum di test. Emergency governor harus di test sebanyak
tiga kali. Perbedaan antara trip speed untuk yang pertama kali dengan trip speed yang
kedua tidak boleh melebihi 1800 RPM, perbedaan antara trip speed yang ke tiga
dengan rata-rata trip speed yang pertama dan yang kedua tidak boleh melebihi 3000
RPM.
24. Turbin tidak boleh di start up atau di operasikan dalam beberapa kasus berikut:
a) Tacho meter tidak terpasang atau tacho meter tidak bekerja dengan baik.
b) Turbo oil pump tidak bekerja dengan baik atau ada beberapa bearing yang
tidak terlumasi dengan baik.
c) Ada suara gesekan logam atau suara tidak normal lainnya selama dalam proses
menambah kecepatan turbin.
d) Kunci/tombol protective rusak, misalnya emergency governor, axial
displancement, dll.
e) Main steam valve, ekstraksi steam, dan governing valve tidak bisa bergerak
dengan bebas.
f) Governing sistem tidak bisa menjaga putaran turbin ketika belum ada beban
atau tidak bisa mengatur kecepatan di dalam batas emergency governor setelah
bebannya di lepas.
g) Getaran turbin mencapai 0.07 mm.
h) Kualitas, temperatur dan tekanan oli turbin tidak memenuhi standar.
Pembebanan Panas
Operator harus mengatur pembebana listrik dan pembebanan panas sesuai dengan diagram
kondisi dan kurva koreksi tenaga. Jumlah total steam memasuki turbin tidak boleh melebihi
40.1 T/jam dalam kondisi apapun.
Peralatan Stand-by
Beberapa peralatan bantu untuk mengoperasikan turbin uap memiliki unit cadangan atau
stand-by, sehingga apabila peralatan bantu tersebut memiliki unit cadangan,maka unit
cadangan itu dapat dipelihara seperti dalam keadaan stop.
Pengaman Turbin
Pemeliharaan lengkap dari pengaman turbin beserta sistemnya dilakukan pada saat turbin
tidak beroperasi, akan tetapi untuk melihat unjuk kerja dari peralatan pengaman tersebut,
banyak pabrikan turbin membuat peralatan pengamatan yang dapat diuji pada saat turbin
bekerja dengan cara pengujian simulasi.
Pengujian pada saat bekerja ini amat riskan, karena dapat menyebabkan turbin akan trip
apabila tidak dilakukan dengan benar dan sangat berhati-hati.
Turbin Supervisory
Pengamatan terhadap pengukuran yang didapat dari peralatan turbine supervisory haruslah
dicatat, diamati dan dievaluasi dengan tepat untuk melihat gejala kerusakan yang terjadi dan
parameter-parameter itu tidak boleh dilampaui.
Peralatan turbin supervisory adalah alat-alat untuk mengukur eksentrisitas, getaran,
temperatur bantalan, kecepatan, posisi rotor dan pemakaian trhust bearing.
Kebersihan
Dalam pemeliharaan turbin uap, kebersihan sangat besar pengaruhnya terhadap keamanan
operasi turbin, oleh sebab itu kebersihan pada saat turbin beroperasi tidak boleh ditinggalkan,
seperti kebocoran minyak pelumas.
Perawatan mesin merupakan hal yang harus selalu diperhatikan agar terkendalinya performa
mesin. Perawatan mesin biasa dikenal dengan sebutan maintenance. Perawatan pada turbin
dilakukan untuk menguji tingkat vibrasi pada turbin. Pengawasan dan perawatan
serta pengujian lainnya untuk menjaga kesinambungan mesin agar terjaga performa mesin
dan komponen-komponen pendukungnya.
Pada umumnya turbin dilakukan perawatan secara periodik untuk pemeliharaan berdasarkan
jam operasi. Setelah turbin yang bersangkutan menjalani jangka waktu operasi tertentu
harus dilakukan perbaikan bahkan sampai adanya pergantian pada komponen-komponen
turbin. Maintenance ini juga memiliki kelebihan untuk meningkatkan kehandalan dan
keamanan.
Time based maintenance akan ditunjang oleh condition base maintenance (berdasarkan
pemeliharaan kondisi) atau condition monitoring dengan cara memonitor kondisi turbin
secara terus menerus dan melakukan pengamatan. Serta perbaikan apabila semua itu
dibutuhkan. Tiga jenis pemeliharaan periodik yang diberlakukan pada turbin, khususnya pada
turbin uap:
Simple Inspection (SI)
Periodik check Vibrasi Turbin (Turbine Vibration) dilakukan setiap satu tahun
operasi (8000 jam operasi)
Mean Inspection (ME)
Periodik check Vibrasi Turbin (Turbine Vibration) dilakukan setiap dua tahun operasi
(16000 jam operasi)
Serious Inspection (SE)
Periodik check Vibrasi Turbin (Turbine Vibration) atau overhoul dilakukan setiap
empat tahun operasi (32000 jam operasi)
(Sumber: www.slideshare.net/3jenis-periodik)
Masing-masing turbin memiliki kapasitas kendali yang sesuai dengan ukuran serta teknologi
yang digunakan. Pada dasarnya, kekuatan sebuah turbin didasarkan dari ukuran serta
teknologi yang digunakan. Tetapi dibalik itu semua, maintenance adalah hal yang menjadi
peranan bagi kekuatan turbin. Oleh karena itu, maintenance menjadi sesuatu yang harus di
prioritaskan untuk kebaikan dan kelancaran industri.
Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap menjadi
energi kinetik dan selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros
turbin. Poros turbin, lansung atau dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan dengan
mekanisme yang akan digerakkan. Tergantung pada jenis mekanisme yang digunakan, turbin
uap dapat digunakan pada berbagai bidang seperti pada bidang industri, untuk pembangkit
tenaga listrik dan untuk transportasi. Pada proses perubahan energi potensial menjadi energi
mekanisnya yaitu dalam bentuk putaran poros dilakukan dengan berbagai cara.
Pada dasarnya turbin uap terdiri dari dua bagian utama, yaitu stator dan rotor yang
merupakan komponen utama pada turbin kemudian di tambah komponen lainnya yang
meliputi pendukunnya seperti bantalan, kopling dan sistem bantu lainnya agar kerja turbin
dapat lebih baik. Sebuah turbin uap memanfaatkan energi kinetik dari fluida kerjanya yang
bertambah akibat penambahan energi termal.
Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi energi
kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk
putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan elemen lain, dihubungkan
dengan mekanisme yang digerakkan. Tergantung dari jenis mekanisme yang digerakkan
turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang industri, seperti untuk pembangkit listrik.