CH 10 - Properti, Pabrik Dan Peralatan - I D.A. Aniek A. Tintara
CH 10 - Properti, Pabrik Dan Peralatan - I D.A. Aniek A. Tintara
OLEH:
I DEWA AYU ANIEK ANGGRENI TINTARA
ANGKATAN 2017
MAGISTER AKUNTANSI
2017/2018
Chapter 10 PROPERTI, PABRIK DAN PERALATAN
B. PENILAIAN
Seperti aktiva yang lainnya, perusahaan sebaiknya mencatat property, pabrik, dan
bangunan pada nilai pasar wajar yang diberikan pada saat akuisisi atau nilai wajar aktiva
yang diterima, bergantung pada mana yang memiliki bukti lebih jelas.
Diskon Tunai
Ada dua sudut pandang tentang apakah pengurangan biaya atau harga pokok aktiva harus
terjadi meskipun diskon tidak diambil. Menurut pendekatan pertama, diskon baik diambil
atau tidak dianggap sebagai pengurang biaya aktiva. Hal itu karena, biaya riil dari aktiva
merupakan kas atau harga ekuivalen kas aktiva.
Sedangkan pendekatan lainnya menyatakan bahwa diskon tunai tidak selalu harus
dianggap sebagi kerugian karena syaratnya mungkin tidak menguntungkan, atau mungkin
tidak bijaksana bagi perusahaan untuk mengambil diskon itu. Saat ini kedua pendekatan ini
masih banyak digunakan, namun dalam prakteknya yang lebih sering digunakan adalah
pendekatan yang pertama.
Kontrak Pembayaran yang Ditangguhkan
Aktiva tetap sering dibeli atas dasar kontrak kredit jangka panjang dengan menggunakan
wesel, hipotik, obligasi, atau kewajiban peralatan. Agar dapat merefleksikan biaya secara
tepat, aktiva yang dibeli dengan kontrak kredit jangka panjang harus diperhitungkan pada
nilai sekarang dari pertimbangan yang dipertukarkan antara pihak-pihak yang melakukan
kontrak pada tanggal transaksi.
Pembelian Lump Sum
Permasalahan khusus sering muncul pada saat penentuan harga aktiva tetap ketika
perusahaan membeli sekelompok aktiva tetap pada harga lump sum tunggal. Apabila situasi
seperti ini terjadi, perusahaan harus mengalokasikan total biaya di antara berbagai aktiva
berdasarkan nilai psar wajar relatifnya. Asumsinya bahwa biaya-biaya ini akan bervariasi
dalam proporsi langsung terhadap nilai wajar.
Penerbitan Saham
Apabila property diperoleh oleh perusahaan melalui penerbitan sekuritas seperti saham
biasa, maka biaya property itu tidak dapat diukur secara tepat dengan nilai pari atau nilai
diterapkan saham tersebut. Jika saham itu sedang diperdagangkan secara aktif, maka nilai
pasar saham yang diterbitkan merupakan indikasi yang wajar atas biaya property yang
diperoleh. Saham merupakan ukuran yang baik atas harga ekuivalen kas berjalan.
Pertukaran Aktiva Nonmoneter
Akuntansi yang biasa untuk pertukaran aktiva nonmoneter harus didasarkan atas nilai
wajar aktiva yang diberikan atau nilai wajar aktiva yang diterima, mana yang memiliki bukti
lebih jelas. Jadi, setiap keuntungan atau kerugian dari pertukaran harus segera diakui. Sebuah
pertukaran mempunyai substansi komersial jika arus kas masa di masa yang akan datang
berubah sebagai akibat dari transaksi. Hal ini berarti bahwa jika posisi ekonomi keduan pihak
berubah, transaksi tersebut memiliki substansi komersial. Akuntansi untuk jenis-jenis
transaksi yang berbeda dalam berbagai situasi. Dalam situasi kerugian, apabila aktiva
nonmoneter yang sama dipertukarkan dan menghasilkan kerugian, maka kerugian itu harus
diakui dengan segera.
Perusahaan mengakui kerugian dengan segera terlepas apakah pertukaran yang terjadi
memiliki substansi komersial ataukah tidak. Hal tersebut didasari bahwa perusahaan
seharusnya tidak menilai aktiva yang dimilikinya lebih dari harga kasnya yang setara; jika
kerugian tersebut ditangguhkan, aktiva akan mempunyai nilai lebih tinggi daripada nilai yang
sesungguhnya dimiliki (overstate). Sebaliknya, perusahaan mengakui keuntungan apabila
perusahaan akan melakukan pencatatan terhadap biaya aktiva nonmoneter yang diterima
untuk dipertukarkan dengan aktiva nonmoneter yang lainnya pada nilai wajar pada suatu
aktiva yang diberikan, dan dengan sesegera mungkin mengakui keuntungan yang diperoleh
perusahaan. perusahaan dapat menggunakan nilai wajar dari seluruh aktiva yang telah
diterima oleh perusahaan jika dan hanya jika nilai wajar tersebut lebih jelas daripada nilai
wajar aktiva yang telah diberikan.
Dalam situasi keuntungan ada tiga keadaan pertukaran yang terjadi. Pertama, pertukaran
mempunyai substansi komersial biasanya mencatat biaya aktiva nonmoneter yang diterima
untuk dituker dengan aktiva nonmoneter yang lain pada nilai wajar dari aktiva yang
diberikan, dan dengan segera mengakui keuntungan. Kedua, tidak ada substansi komersial-
tidak ada kas yang diterima biasanya menangguhkan keuntungan dan mengakui kerugian
dengan segera. Ketiga, tidak ada substansi komersial-sejumlah kas diterima biasanya
perusahaan mengakui sebagian keuntungan, bagian keuntungan yang diakui perusahaan
adalah rasio aktiva moneter (kas yang dibandingkan dengan nilai total yang diterima).
Hibah Pemerintah
Hibah ialah bantuan yang diterima dari pemerintah dalam bentuk transfer sumber daya ke
sebuah perusahaan untuk masa lalu maupun masa depan sesuai dengan kondisi tertentu pada
operasional perusahaan. IFRS menyatakan bahwa hibah harus diakui dalam bentuk
pendapatan (pendekatan penghasilan) secara sistematik yang sesuai dengan biaya yang terkait
yang dimaksudkan untuk mengimbangi perusahaan.
Akuntansi untuk Kontribusi
Kontribusi harus dicatat pada nilai wajar aktiva yang diterima dan kredit yang
berhubungan harus dibuat untuk pendapatan dalam jumlah yang sama. Nilai wajar aktiva
harus digunakan untuk menentukan nilainya dalam pembukuan. Standar IFRS telah
menyatakan sikap bahwa, secara umum kontribusi yang diterima harus diakui sebagai
pendapatan dalam periode penerimaannya.