Penyakit Katarak Dan Penatalaksanaannya: Pendahuluan
Penyakit Katarak Dan Penatalaksanaannya: Pendahuluan
102013075
deemaria195@gmail.com
Pendahuluan
Setiap orang mempunyai pengindera yang sangat penting perannya dalam menjalani
kegiatan sehari-hari. Salah satu alat pengindera yang penting adalah penglihatan yakni mata.
Mata merupakan organ fotosensoris yaitu organ yang menerima rangsangan cahaya.Cahaya
masuk melintasi kornea, lensa, dan beberapa struktur refraksi di dalam orbita. Cahaya kemudian
difokuskan oleh lensa ke bagian saraf mata yang sensitif terhadap cahaya yaitu retina. Retina
mengandung sel-sel batang dan kerucut yang akan mengubah impuls cahaya menjadi impuls
saraf. Setelah melintasi suatu rangkaian lapisan sel saraf dan sel-sel penyokong informasi
penglihatan diteruskan oleh saraf optik ke otak untuk diproses. Katarak merupakan kelainan mata
yang ditandai dengan kekeruhan lensa, terutama disebabkan oleh degenerasi yang berkaitan
dengan usia. Namun katarak dapat disebabkan oleh proses radang intraokuler, trauma, infeksi
dalam kandungan dan faktor keturunan.1
Skenario : seorang laki-laki 70 tahun datang ke dokter dengan keluhan penglihatan kabur pada
kedua mata sejak 1 tahun terakhir
Anamnesis
Hal yang perlu kita lakukan terlebih dahulu sebagai dokter sebelum mendiagnosis suatu
penyakit terhadap adanya temuan klinis pada pasien yaitu dengan anamnesis. Anamnesis ini
dapat dilakukan dalam 2 bentuk : alloanamnesis dan autoanamnesis. Perbedaan antar kedua
bentuk anamnesis tersebut, yaitu:1
1
1. Alloanamnesis: melakukan anamnesis dengan kerabat pasien (seperti orang tua). Hal ini
dilakukan bila pasien dalam kondisi tidak sadar atau terjadi penurunan kesadaran serta pasien
dengan usia anak-anak.
2. Autoanamnesis: melakukan anamnesis langsung dengan pasien dengan keadaan pasien yang
masih baik kesadarannya.
2
Pengamatan pada pasien ini dapat menolong dokter untuk mengarahkan diagnosis penyakit.
a. Dibimbing keluarga
Pasien diantar dengan dibimbing masuk ke dalam kamar periksa dokter, mungkin sekali
akibat penglihatannya terganggu, lapang pandang sempit atau sudah tua. Penglihatan
terganggu merupakan suatu akibat kelaianan bola mata sehingga fungsinya menjadi tidak
normal. Lapang pandang yang sempit dapat disebabkan oleh penyakit tertentu seperti
glaukoma, retinitis pigmentosa, dan penyakit kelainan saraf sentral.
b. Masuk dengan memegang satu sisi kepala
Berbagai penyakit dapat memberikan keadaan penderita merasa sakit pada kepala, akan
tetapi bila keadaan ini disertai dengan memegang kepala yang sakit, maka harus
dipikirkan mungkin sedang menderita glaukoma kongestif akut.
c. Mata berdarah
Bila pada mata keluar darah maka mungkin sekali mata mengalami cedera sehingga
terjadi luka. Pada konjungtivitas hiperakut seperti pada konjungtivitis gonore dapat
terjadi perdarahan dari konjungtiva disertai sekret.3
Pemeriksanan visus atau tajam penglihatan diukur mengunakan optotip snelen. Seseorang
yang masih memiliki visus yang normal bisa melihat pada jarak 6 meter tanpa alat bantuan.
Berarti kondisi visus pasien tersebut adalah 6/6 (orang normal bisa melihat optotip snellen pada
jarak 6 meter, pasien juga bisa melihat optotip snellen pada jarak 6 meter). Satuan lain yang
digunakan adalah dalam kaki pada kasus ini 20/20 kaki berati normal. Seseorang dikatakan
mengalami penurunan tajam penglihatan jika pada pemeriksaan visus tidak didapatkan visus 6/6
3
atau 20/20. Untuk menilai besar miopia, dimulai dari lensa negatif (-) 0,25D, ditambahkan
berturut-turut sampai lensa negatif terlemah. Anda dapat membaca deretnya huruf 6/6.2
Saat pemeriksaan visus dengan snellen chart, sampai baris keberapakah dapat melihat jelas.
Jika dapat melihat huruf pada baris ke 8 dengan jelas maka visus 6/6 atau 20/20. Jika sama sekali
tidak bisa melihat baris ke 8 dan dapat melihat dengan jelas huruf dibaris ke 6 saat pemeriksaan
visus berarti visus 6/9. Visus 6/9 berarti pada orang normal dapat membaca huruf dalam jarak 9
meter sedangkan psien hanya dapat membacanya dalam jarak 6 meter. Begitu pula untuk
seterusnya.2
Pemeriksaan Funduskopi
Funduskopi adalah pemeriksaan mata bagian dalam atau fundus mata. Alat yang dipakai
untuk oftalmoskopi disebut oftalmoskop. Dengan oftalmoskop dapat dilihat kelainan fundus
okuli atau jaringan bola mata bagian dalam, karena itu pula oftalmoskopi disebut pula
funduskopi.3
4
Dengan oftalmoskopi dapat dilihat :
1. bagian dalam bola mata
2. pembuluh darah selaput jala atau retina
3. selaput jala
4. saraf penglihat yang berada dalam bola mata atau papil saraf optic
Shadow Test
Tujuan tes bayangan adalah untuk mengetahui derajat kekeruan lensa. Dasar pemeriksaan
adalah semakin sedikit lensa keruh pada bagian posterior maka makin besar bayangan iris pada
lensa yang keruh tersebut, sedang makin tebal kekeruhan lensa makin kecil bayangan iris pada
lensa. Alat yang digunakan adalah lampu sentolop dan loup. Tehniknya adalah senolop
disinarkan pada pupil dengan membuat sudut 45 derajat dengan dataran iris, dengan loup dilihat
bayangan iris pada lensa yang keruh. Penilaiannya :2
a. Bila bayangan iris pada lensa terlihat besar dan letaknya jauh terhadap pupil berarti lensa
belum keruh seluruhnya (belum sampai kedepan) , ini terjdai pada katarak imatir,
keadaan ini disebut shadow test (+)
b. Apabila bayangan iris pada lensa kecil dan dekat terdapat pupil berarti lensa sudah keruh
seluruhnya (sampai kapsul anterior) terdapat pada katarak matur, keadaan ini disebut
shadow test (-)
c. Bila katarak hipermatur, lensa sudah keruh seluruhnya, mengecil serta terletak jauh di
belakang pupil, sehingga bayangan iris pada lensa besar dan keadaan ini diseut
pseudopositif.
Uji Konfrontasi
Penderita diperiksa dengan duduk berhadapan terhadap pemeriksa pada jarak 33 cm. mata
kanan pasien dengan mata kiri pemeriksa saling berhadapan. Mata kiri pasien dan mata kanan
pemeriksa diminta untuk ditutup. Sebuah benda dengan jarak yang sama digeser perlahan-lahan
dari perifer lapang pandang ke tengah. Bila pasien sudah melihatnya ia diminta untuk memberi
tahu. Pada keadaan ini bila pasien melihat pada saat yang bersamaan dengan pemeriksa berarti
lapang pandang pasien adalah normal. Syarat pada pemeriksaan ini adalah lapang pandang
pemeriksa adalah normal.3
5
Pemeriksaan Loupe dengan sentolop dan lampu celah (Slitlamp)
Loupe merupakan alat untuk melihat benda menjadi lebih besar dibanding ukuran
normalnya. Loupe mempunyai kekuatan 5.0 dioptri maka benda yang dilihat harus terletak 20
cm (100/5) atau pada titik api lensa Loupe. Dengan jarak ini mata tanpa akomodasi akan melihat
benda lebih besar. Bila benda yang dilihat disinari sentotolop maka benda akan terlihat akan
lebih tegas. Hal ini dipergunakan sebagai pengganti slitlamp, karena cara kerjanya hampir sama.
Slitlamp adalah peralatan yang terdiri dari sumber cahaya intensitas tinggi yang dapat
difokuskan untuk bersinar lembaran tipis cahaya ke bola mata. Hal ini digunakan dalam
hubungannya dengan biomicroscope.3
Lampu memfasilitasi pemeriksaan segmen anterior , atau struktur frontal dan segmen
posterior dari mata manusia , yang meliputi kelopak mata, sclera, konjunctiva, iris, lensa Kristal,
dan kornea. Pemeriksaan celah-lampu teropong memberikan pandangan diperbesar stereoskopik
dari struktur mata secara rinci, memungkinkan diagnosis anatomi harus dibuat untuk berbagai
kondisi mata. Pemeriksaan dengan Loupe atau slitlamp (lampu celah) akan lebih sempurna bila
dilakukan di dalam kamar yang digelapkan. Sentolop disinarkan pada pupil dengan membuat
sudut 45 derajat dengan dataran iris, dan dilihat bayangan iris pada lensa keruh. Bila letak
bayangan jauh dan besar berarti katarak imatur, sedang bila baying kecil dan dekat pupil berarti
lensa katarak matur.3
Tonometer
- Tonometer digital
- Tonometer Schiotz
- Tonometer aplanasi Goldman
- Noncontact air-puff tonometer
- Hand held applanas
6
Diagnosis Banding
Katarak berasal dari Yunani Katarrhakies, Inggris Cataract, dan Latin cataracta yang berarti
air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun
akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-duanya.1
Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak
mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia
lanjut, akan tetapi dapat juga kelainan congenital, atau penyulit penyakit mata local menahun.
Bermacam-macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak seperti glaucoma, ablasi, uveitis,
retinitis pigmentosa bahan toksik khusus (kimia dan fisik). Katarak dapat berhubungan proses
penyakit intraocular lainnya.1
Kelainan sistemik atau metabolic yang dapat menimbulkan katarak adalah diabetes mellitus,
galaktosemi, dan dismorfi miotonik. Katarak ditemukan dalam keadaan tanpa adanya kelainan
mata atau sistemik (katarak senile, juvenile, herediter) atau kelainan congenital mata.
Berdasarkan usia katarak dapat diklasifikasikan dalam :1
1. Katarak congenital, katarak yang sudah terlihat paa usia dibawah 1 tahun
2. Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun
3. Katarak senile, katarak setelah usia 50 tahun
Bila mata sehat dan tidak terdapat kelainan sistemik maka hal ini biasanya terdapat pada hampir
semua katarak senile, congenital dan herediter.
Katarak Kongenital
Katarak congenital adalah katarak yang terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi
berusia kurang dari 1 tahun. Adanya katarak congenital merupakan ancaman terhadap
penglihatan, tidak hanya karena obstruksi langsung pada penglihatan tapi juga karena gangguan
bayangan retina yang mengganggumaturasi visual pada bayi yang mengakibatkan ambliopia.
Jika terdapat katarak bilateral dan memilik efek yang bermakna pada tajam penglihatan maka
akan terjadi ambliopia atau nistagmus.3
7
Katarak congenital digolongkan dalam katarak :
1. Kapsulolentikular dimana paa golongan ini termasuk katarak kapsular dan katarak Polaris
2. Katarak lentikular termasuk dalam golongan ini katarak yang mengenai korteks atau
nucleus lensa saja
Dalam kategori ini termasuk kekeruhan lensa yang timbul sebagai kejadian primer atau
berubungan dengan penyakit ibu dan janin local atau umum.
Katarak Rubela
Rubella pada ibu dapat mengakibatkan katarak pada lensa fetus. Terdapat 2 bentuk
kekeruhan yaitu kekeruhan sentral dengan perifer jernih seperti mutiara atau kekeruhan diluar
nuclear yaitu korteks anterior dan posterior atau total. Mekanisme terjadinya tidak jelas, akan
tetapi diketahui bahwa rubella dapat dengan mudah melalui barier plasenta. Virus ini dapat
masuk atau terjepit di dalam vesikel lensa dan bertahan di dalam lensa sampai 3 tahun.3
Katarak Juvenil
Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulau terbentuknya pada usia
kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katrak juvenile biasanya merupakan kelanjutan dari
katarak congenital. Katarak juvenile biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun
metabolic dan penyakit lainnya seperti :3
1. Katarak metabolic
a. Katarak diabetic dan galaktosemik (gula)
b. Katarak hipokalsemik (tetanik)
c. Katarak defisiensi gizi
d. Katarak aminoasiduria (termasuk syndrome Lowe dan homosistinuria(
e. Penyakit Wilson
f. Katarak berhubungan dengan kelainan metabolic lain
2. Otot
Distrofi miotonik (umur 20 sampai 30 tahun)
3. Katarak trauma
4. Katarak komplikata
8
a. Kelainan congenital dan herediter (siklopia, koloboma, mikroftalmia, aniridia,
pembuluh hialoid persisten, heterokmia iridis)
b. Katarak degenerative (dengan myopia dan distrofi vitreoretinal), seperti Wagner dan
retinis pigmentosa, dan neoplasma
c. Katarak anoksik
d. Toksik (kortikosteroid sistemik atau topical, ergot, naftalein, dinitrofenol, tripanol
(MER-29), antikholinesterase, klorpromazin, miotik,, busulfan, dan besi)
e. Lain-lain kelainan congenital, sindrom tertentu, disertai kelainan kulit (sindermatik),
tulang (disostosis kraniofasial), dan kromosom
f. Katarak radiasi
Katarak Senil
Katarak senile adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia
diatas 50 tahun. Perubahan lensa pada usia lanjut :2
1. Kapsul
- Menebal dan kurang elastic (1/4 dibanding anak)
- Mulai presbiopia
- Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur
- Terlihat bahan granular
2. Epitel makin tipis
- Sel epitel (germinatif) pada ekuator bertambah besar dan berat
- Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
3. Serat lensa
- Lebih irregular
- Pada korteks jelas kerusakan serat sel
- Brown sclerotic nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah protein nucleus
(histidin, triptofan, metionin, sistein, dan tirosin) lensa, sedang warna coklat
protein lensa nucleus mengandung histidin dan triptofan disbanding normal
- Korteks tidak berwarna karena :
Kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi
Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda
9
Kekeruhan lensa dengan nucleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya mulai terjadi
pada usia lebih 60 tahun. Katarak senile secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipient,
imatur, intumesen, matur, hipermatur dan morgagni.2
Katarak Insipien
Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan posterior (katarak
kortikal). Vakuol mulai terlihat di dalam korteks. Katarak subkapsular posterior, kekeruhan
mulai terlihat anterior subkapsular, celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan
degenerative (benda Morgagni) pada katarak insipient. Kekeruhan ini dapat menimbulkan
poliopia oleh karena indeks refaksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang
menetap untuk jangka waktu yang lama.2,3
Katarak Intumesen
Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang degenerative menyerap air.
Masuknya air kedalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan besar yang akan
mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal disbanding dengan keadaan normal.
Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit glaucoma. Katarak intumesen biasanya
10
terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan myopia lentikular. Pada keadaan ini
terjadi hidrasi korteks sehingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah, yang
memberikan miopisasi. Pada pemeriksaan sitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan
jarak lamel serat lensa.2,3
Katarak Imatur
Sebagian lensa keruh atau katarak. Katarak yang belum mengenai seluruh lapisan lensa.
Pada katarakimatur akan terdapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotic
bahan lensa yang degenerative. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbukan
hambatan pupil, sehingga terjadi glaucoma sekunder.3
Katarak Matur
Pada katarak matur telah mengenai keseluruhan masa lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi
akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau intumesen tidak dikeluarkan
maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali ke ukuran semula atau normal. Akan
terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi lensa. Bilik mata
depan akan berukuran kedalaman normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang
keruh, sehingga uji bayangan iris negative.3
Katarak Hipermatur
Katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan
mencair. Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi
mengecil, berwarna kunung dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan
kapsul lensa. Kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula Zinn
menjadi kendor. Bila katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks
yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, makakorteks akan memperlihatkan bentuk
sebagai sekantong susu disertai dengan nucleus yang terbenam didalam korteks lensa karena
lebih berat. Keadaan ini disebut sebagai katarak Morgagni. Tidak diketahui kenapa katarak
senil pada orang tetentu berbentuk korteks anterior dengan celah air, nucleus, dan korteks
subkapsular posterior. Mungkin terdapat factor penentu lainnya.3,4
11
Katarak Sekunder
Terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal, paling cepat
keadaan ini terlihat sesudah 2 hari EKEK. Bentuk lain merupakan proliferasi epitel lensa pada
katarak sekuder berupa mutiara Elsching dan cincin Soemmering. Katarak sekunder merupakan
fibrin sesudah suatu operasi katarak ekstra kapsular atau sesudah suatu trauma yang memecah
lensa.3
Cincin Soemmering mungkin akan bertambah besar oleh karena daya regenerasi epitel yang
terdapat didalamnya. Cincin Soemmering terjadi akibat kapsul anterior yang pecah dan traksi kea
rah pinggir-pinggir melekat pada kapsula posterior meninggalkan daerah yang jernih ditengah,
dan membentuk gambaran cincin. Pada cincin ini tertimbun serabut lensa epitel yang
berproliferasi.1,3
Mutiara Elsching adalah epitel subkapsular yang berproliferasi dan membesar sehingga
tampak sebagai busa sabun atau telur kodok. Mungkin akan hilang dalam beberapa tahun karena
pecah dindingnya.3
Retinopati diabetes adalah kelainan retina (retinopati) yang ditemukan pada penderita
diabetes melitus. Retinopati akibat diabetes melitus lama berupa aneurismata, melebarnya vena,
perdarahan dan eksudat lemak. Penderita diabetes melitus dengan tipe I (insulin dependent
diabetes) dan tipe II (non insulin dependent diabetes) mempunyai resiko untuk mendapakan
retinopati.2
Retinopati diabetes merupakan penyulit penyakit diabetes yang paling penting. Gambaran
retinopati disebabkan perubahan mikrovaskular retina. Hiperglikemia mengakibatkan kematian
perisit intra mural dan penebalan membrane basalis mengakibatkan dinding pembuluh darah
lemah. Penimbunan glukosa dan fruktosa merusak pembuluh darah halus pada retina.3
12
Diagnosis Kerja
Sebagian lensa keruh atau katarak. Katarak yang belum mengenai seluruh lapisan lensa.
Pada katarak imatur akan terdapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan
osmotic bahan lensa yang degenerative. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat
menimbukan hambatan pupil, sehingga terjadi glaucoma sekunder.3
Pada katarak matur telah mengenai keseluruhan masa lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi
akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau intumesen tidak dikeluarkan
maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali ke ukuran semula atau normal. Akan
terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi lensa. Bilik mata
depan akan berukuran kedalaman normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang
keruh, sehingga uji bayangan iris negatif.3
Epidemiologi
Tahun 2002 World Health Organization (WHO) memprediksi katarak sebagai penyebab
kebutaan yang dapat disembuhkan pada 17 juta (47,8%) dari 37juta kebutaan diseluruh dunia,
dan jumlah ini diprediksi mencapai 40 juta pada tahun 2020. Berdasarkan survey RISKESDAS
tahun 1996 angka kebutaan di Indonesia sebesar 1,5%.1
Etiologi
Berbagai factor resiko yang dianggap berhubungan dengan terjadinya katarak senilis antara lain :
- Diabetes melitus
- Hipertensi
- Paparan sinar ultraviolet B
- Obesitas
- Merokok
- Kekurangan vitamin E serum
- Peningkatan serum asam urat
13
- Kekurangan riboflavin
- Myopia
- Warna iris yang gelap
Pathogenesis katarak masih belum diketahui, akan tetapi penuaan merupakan factor yang
paling berperan. Berbagai temuan menunjukan bahwa lensa yang mengalami katarak mengalami
agregasi protein yang berujung pada penurunan tranparansi, perubahan warna menjadi kuning
atau kecoklatan, ditemukannya vesikel diantara lensa, dan pembesaran sel epitel. Perubahan lain
yang juga muncul adalah perubahan fisiologi kanal ion, absorpsi cahaya, dan penurunan aktivitas
anti oksidan dalam lensa juga mengakibatkan katarak.4
1. Kapsul
- Menebal dan kurang elastic (1/4 dibanding anak)
- Mulai presbiopia
- Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur
- Terlihat bahan granular
2. Epitel makin tipis
- Sel epitel (germinatif) pada ekuator bertambah besar dan berat
- Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
3. Serat lensa
- Lebih irregular
- Pada korteks jelas kerusakan serat sel
- Brown sclerotic nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah protein nucleus
(histidin, triptofan, metionin, sistein, dan tirosin) lensa, sedang warna coklat
protein lensa nucleus mengandung histidin dan triptofan disbanding normal
- Korteks tidak berwarna karena :
Kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi
14
Manifestasi Klinis
Akibat perubahan opasitas lensa, terdapat berbagai gangguan pada penglihatan termasuk :5
Tatalaksana
Tatalaksana utama katarak adalah pembedahan. Tidak ada manfaat dari suplementasi nutrisi
atau terapi farmakologi dalam mencegah atau memperlambat progresiitas dari katarak.5
Indikasi bedah :
1. Penurunan fungsi penglihatan yang tidak dapat lagi di toleransi pasien karena
mengganggu aktivitas sehari-hari
2. Andanya anisometropia yang bermakna secara klinis
3. Kekeruhan lensa menyulitkan pemeriksaan segmen posterior
4. Terjadi komplikasi terkait lensa seperti peradangan atau glaucoma sekunder
Kontraindikasi bedah :
15
4. Perawatan pascabedah yang sesuai tidak bisa didapatkan oleh pasien
Terapi pasca-operasi yang diberikan biasanya kombinasi antibiotic dan steroid tetes mata 6 kali
sehari hingga 4 minggu pasca operasi.5
Komplikasi
Intra-operatif :5
a. Ruptur kapsul posterior atau zonula
b. Trauma pada corpus siliaris atau iris
c. Masuknya materi nucleus lensa ke vitreus
d. Dislokasi lensa intraokuler posterior
e. Perdarahan suprakoroid
Pasca-operasi :
a. Kekeruhan kapsul posterior
b. Cystoid macular edema
c. Edema kornea
d. Rupture atau kebocoran luka
e. Ablasio retina
f. Endoftalmitis
g. Iris persisten
Kesimpulan
16
Daftar Pustaka
17