A. Skenario
PT Makmur merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli hasil alam. Pada tahun
2009 untuk Pelaporan Pajak 2010 Peredaran Bruto PT Makmur mencapai Rp. 4.200.000.000 (Empat
milyar dua ratus ribu rupiah) dan pada tahun 2010 untuk Pelaporan Pajak Tahun 2011 Peredaran
Bruto PT Makmur mengalami peningkatan menjadi Rp. 4.500.000.000 (Empat Milyar lima ratus ribu
rupiah). Diketahui bahwa Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp. 500.000.000 (Lima ratus juta rupiah).
Selain itu Pada tahun yang sama (2009 untuk Pelaporan Pajak 2010) PT Jaya yang bergerak dalam
bidang otomotif memiliki Peredaran Bruto mencapai Rp. 30.000.000.000 (Tiga puluh milyar rupiah),
dan pada tahun 2010 untuk Pelaporan Pajak Tahun 2011 Peredaran Bruto PT Jaya tidak mengalamai
perubahan (tetap/sama dengan tahun sebelumnya), dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp.
3.000.000.000 (Tiga Milyar Rupiah).
Hitunglah:
a. Berapa PPh Badan Terutang PT Makmur dan PT Jaya pada tahun 2009, dan 2010?
PT Makmur:
- Untuk tahun 2009 tahun pelaporan 2010:
28% X 50% X Rp. 500.000.000,- = Rp. 70.000.000
- Untuk tahun 2010 tahun pelaporan 2011:
25% X 50% X Rp. 500.000.000,- = Rp. 62.500.000
PT Jaya:
- Penghasilan Kena Pajak mendapat Fasilitas Pengurangan Tarif
(4.800.000.000/Pengh.Bruto) X PKP
(4.800.000.000/30.000.000.000) X Rp. 3.000.000.000,- = Rp. 480.000.000
- Penghasilan Kena Pajak tidak mendapat Fasilitas Pengurangan Tarif
PKP PKP yang Mendapatkan Fasilitas
3.000.000.000 480.000.000 = Rp. 2.520.000.000
- PPh Badan terutang untuk tahun 2009 tahun pelaporan 2010:
(50% x 28%) x 480.000.000 = 67.200.000
28% x 2.520.000.000 = 705.600.000+
Jumlah Pajak Penghasilan terutang 772.800.000
- PPh Badan terutang untuk tahun 2010 tahun pelaporan 2011:
(50% x 25%) x 480.000.000 = 60.000.000
25% x 2.520.000.000 = 630.000.000+
Jumlah Pajak Penghasilan terutang 690.000.000
Untuk Tahun 2010 Keatas Pelaporan Pajak 2011 Keatas Dikenakan Tarif 25%.
Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000,00
(lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh
persen) dari tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang
dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan