Anda di halaman 1dari 6

BERKAS PORTOFOLIO MEDIKOLEGAL

Nama Peserta : Eveline Febrina, dr.


Nama Wahana: RSUD Majalengka
Topik: Medikolegal
Tanggal (kasus) : 8 April 2017
Nama Pasien : Nn. R, 22 th No. RM : 287627
Tanggal Presentasi : Pendamping:
Dini Azora, dr., MARS.
Ade Zulkarnaen, dr., H.
Tempat Presentasi :
Objektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi :
Pasien datang ke IGD diantar oleh temannya untuk diperiksa sebagai korban
penganiayaan. Pasien mengeluhkan luka lecet dan memar di bagian jari kelima tangan kiri
setelah terkena lemparan kaca pada pukul 09.00 WIB. Selain itu didapatkan juga luka robek
pada pipi kiri bagian atas. Kejadian bermula saat pasien dan teman-temannya sedang berada
didepan sebuah tempat karaoke, tiba-tiba ada orang tidak dikenal melempar kaca kearah
pasien dan teman-temannya sehingga didapatkan luka lecet berukuran 1 x 0.1 cm pada jari
kelima tangan kiri dan memar pada sekitar luka lecet, serta luka robek pada pipi kiri bagian
atas berukuran 2 x 0,5 x 0,3 cm.
Tujuan :
Membuat laporan visum et repertum kasus perlukaan
Bahan bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas : Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data pasien : Nama : Nn. R No. register : 287627


Nama RS : Telp : - Terdaftar sejak :
RSUD Majalengka

1
Data utama untuk bahan diskusi
1. Diagnosis/gambaran klinis:
Luka diduga disebabkan benda tajam
2. Riwayat pengobatan: -
3. Riwayat kesehatan/ penyakit: -
4. Riwayat keluarga: -
5. Riwayat Pekerjaan: -
6. Lain-lain:
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Kompos Mentis
Tanda vital : Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 76 x/menit regular isi cukup
Respirasi : 18x/menit
Suhu : afebris
Kepala :
Mata : Pupil bulat, isokor, diameter 3 mm, RC +/+
Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : ikterik -/- , perdarahan subsklera -/-
Leher :
KGB : tidak teraba membesar
JVP : tidak meningkat
Toraks :
Pulmo: Bentuk dan gerak simetris
VBS ka=ki sonor, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Cor : Bunyi jantung : S1-S2 murni regular, S3 (-), S4 (-), murmur (-).
Abdomen : Datar, lembut BU (+) normal
Hepar : tidak teraba membesar
Lien : tidak teraba, rua ng traube kosong.
Pekak samping (-), pekak pindah (-)
Ekstremitas :
Edema -/-, Sianosis -/-
Contusio dan vulnus ekskoriasi ad regio digiti V manus sinistra 1 x 0.1 cm
Vulnus laceratum ad regio zygomaticum sinistra 2 x 0,5 x 0,3 cm

2
Daftar Pustaka:
1. Afandi D. Visum et Repertum Perlukaan : Aspek Medikolegal dan Penentuan Derajat
Luka. Maj Kedokt Indon. 2010;60:188-95.
2. Satyo AC. Aspek Medikolegal Luka pada Forensik Klinik. Majalah Kedokteran
Nusantara. 2006;39:430-32.
3. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S. Ilmu kedokteran forensik. Bagian
Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : 1997.
Hasil Pembelajaran:
1. Visum et repertum kasus perlukaan

3
PEMBAHASAN

1. Subyektif
Pasien datang ke IGD diantar oleh temannya untuk diperiksa sebagai korban
penganiayaan. Pasien mengeluhkan luka lecet dan memar di bagian jari kelima tangan
kiri setelah terkena lemparan kaca pada pukul 09.00 WIB. Selain itu didapatkan juga
luka robek pada pipi kiri bagian atas. Kejadian bermula saat pasien dan teman-
temannya sedang berada didepan sebuah tempat karaoke, tiba-tiba ada orang tidak
dikenal melempar kaca kearah pasien dan teman-temannya sehingga didapatkan luka
lecet berukuran 1 x 0.1 cm pada jari kelima tangan kiri dan memar pada sekitar luka
lecet, serta luka robek pada pipi kiri bagian atas berukuran 2 x 0,5 x 0,3 cm.

2. Obyektif
Status lokalis
Ekstremitas atas :
Edema -/-, Sianosis -/-
Contusio dan vulnus ekskoriasi ad regio digiti V manus sinistra 1 x 0.1 cm
Vulnus laceratum ad regio zygomaticum sinistra 2 x 0,5 x 0,3 cm

3. Assesment
Dari anamnesis didapatkan keterangan bahwa pasien mengalami tindakan
kekerasan yang melukai jari kelima tangan kirinya sehingga pasien datang untuk
meminta visum sebagai alat bukti dalam kepentingan hukum atau medikolegal.
Prosedur medikolegal adalah tata-cara atau prosedur penatalaksanaan dan berbagai
aspek yang berkaitan pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum yang mengacu
kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, dan pada beberapa
bidang juga mengacu kepada sumpah dokter dan etika kedokteran. Salah satu lingkup
prosedur medikolegal adalah pembuatan Visum et Repertum.
Visum et Repertum adalah keterangan tertulis yang dibuat dokter atas
permintaan tertulis (resmi) penyidik tentang pemeriksaan medis terhadap seseorang
manusia baik hidup maupun mati ataupun bagian dari tubuh manusia, berupa temuan
dan interpretasinya, di bawah sumpah dan untuk kepentingan peradilan. Dokter
diminta untuk melakukan pemeriksaan klinis yang tidak hanya memenuhi standar
penulisan rekam medis, tetapi juga harus memenuhi hal-hal yang disyaratkan dalam
4
sistem peradilan. Tujuan pemeriksaan medikolegal pada seorang korban adalah untuk
menegakkan hukum pada peristiwa pidana yang dialami korban melalui penyusunan
VeR yang baik agar dapat menjadi alat bukti dalam proses peradilan. Jika pasien
datang tidak dengan surat permintaan visum dari polisi (penyidik), dokter boleh
melakukan pemeriksaan saat itu dan menuliskan hasil pemeriksaan dalam rekam
medis, lalu meminta pasien untuk membuat surat permintaan visum ke polisi dan
polisi dapat datang meminta visum dengan membawa surat permintaan visum
tersebut.
Dasar hukum VeR adalah Pasal 133 KUHAP menyebutkan: (1) Dalam hal
penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka,
keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak
pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli
kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya. Sanksi hukum bila dokter
menolak permintaan penyidik adalah sanksi pidana yang diatur dalam Pasal 216
KUHP.
Lalu dari pemeriksaan fisik didapatkan bukti adanya kekerasan benda tajam
seperti contusio dan vulnus laseratum di jari kelima tangan kiri. Dalam ilmu
perlukaan dikenal trauma tumpul dan trauma tajam. Luka merupakan kerusakan atau
hilangnya hubungan antar jaringan (discontinuous tissue) seperti jaringan kulit,
jaringan lunak, jaringan otot, jaringan pembuluh darah, jaringan saraf, dan tulang.
Trauma tumpul adalah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada
permukaan tubuh oleh benda-benda tumpul, seperti batu, kayu, martil, bola, ditinju,
jatuh dari tempat tinggi, kecelakaan lalu lintas, dan lain-lain yang menyebabkan tiga
macam luka, yaitu luka memar (contusion), luka lecet (abrasion), dan luka robek
(vulnus laceratum). Sedangkan trauma tajam adalah suatu ruda paksa yang
mengakibatkan luka pada permukaan tubuh oleh benda-benda tajam, yang
menyebabkan tiga bentuk luka, yaitu luka iris atau luka sayat (vulnus scissum), luka
tusuk (vulnus punctum), atau luka bacok (vulnus caesum). Perbedaan keduanya
tercantum dalam tabel berikut.

Trauma Tumpul Tajam


a. Bentuk luka Tidak teratur Teratur
b. Tepi luka Tidak rata Rata

5
c. Jembatan jaringan Ada Tidak ada
d. Rambut Tidak ikut terpotong Ikut terpotong
e. Dasar luka Tidak teratur Berupa garis atau titik
f. Sekitar luka Ada luka lecet atau memar Tidak ada luka lain

4. Plan
Diagnosa : terdapat luka diduga akibat benda tajam
Penatalaksanaan
Umum
- Informed consent mengenai hasil pemeriksaan
- Informed consent mengenai pembuatan visum
Khusus
Wound toilet + hecting 4 jahitan
Medikamentosa :
Cefixime tab 2 x 100 mg po
Asam mefenamat tab 3 x 500 mg po

Anda mungkin juga menyukai