Anda di halaman 1dari 3

Aku terdiam dan pikiranku kacau hingga membuat kepalaku sakit.

Dingin ini terasa amat dingin menusuk tubuhku. Aku terdiam di depan pertokoan pinggir jalan
ini duduk sambil merungkup menggigit jari jemari ku. Kaki ku terasa beku warna kulit ku membiru tak
tahan dengan rasa dingin ini.

Napas mengiris kerongkongan ku. Sakit. Semua terasa sakit. Setiap kali aku terdiam dan
termenung selalu ada semacam mantra dalam benakku. Waktu yang ingin kudapatkan atau rasa frustasi
yang kuempaskan.

Akan tetapi, untuk sekian lama dan selalu ada dipikiran ku, satu ini berdentam dalam diriku.

Andra, Andra, Andra.

Aku harus sampai di sana. Aku harus mencapai tempat itu sebelum terlambat semuanya.
Tempat dimana andra berada dan ingin ku sampai kan sesuatu yang belum ku sampaikan hingga saat ini
dan membuat ku sesak karena hal itu selalu terpikirkan.

Aku berjalan sambil terbatah batah, dengan rasa dingin dan luka dikaki ku yang mengeluarkan
darah menambah rasa nyeri itu. Garis garis putiih di aspal hitam itu tampak sangat terang hingga
menyakiiti mataku, batang pohon yang hitam kelihatan bagai sayatan diterpa cahaya lampu.

Apakah aku sudah terlambat ?apa aku telah kalah dengan semua ini ?apa tidak ada kesempatan
bagiku untuk memiliki mu sekali lagi ?

Aku berjalan menelusuri jalan ini, jalan yang penuh kenangan bersamanya. Hingga beberapa kali
aku terjatuh dan beberapa kali aku memaksakan untuk jalan kembali demi dirinya. Terbayang kenangan
manis antara aku dan Andra di jalan ini.

Jalan ini ketika tengah malam dan sepi, kadang aku dan Andra bercumbu di jalan ini. Ciuman
hangat dari Andra masih terasa, pelukan dan genggaman andra masih terasa hangat dan terkenang
dalam pikiranku.
1
Sakit. Semuanya terasa sakit. Cahaya di mataku, pening di kepalaku. Ada bau amis darah di
lubang hidungku dan tanganku terasa lengket oleh darah itu.

Leoni ?

Suara itu terdengar sayup di antara kabut rasa sakit ini. Aku berusaha menggeleng, bibirku
menolak mengucapkan sepatah kata pun.

Leoni, kau aman, kau sekarang di rumah sakit. Kami membawamu ke sini untuk memindai
tubuhmu.

Itu suara seorang lelaki yang taka sing lagi, yang berbicara jelas dank eras. Nadanya terdengar
cemas.

Pengerlihatanku kabur tak jelas semuanya, dan kepalaku terasa nyeri.

Leoni jangan seperti ini lagi, kau membuat ku khawatir, jangan pergi sendiri, jangan kabur lagi

Lelaku itu cemas dan sambil menggegam tanganku.

An.draa.kau an..draaa ?

Kau istirahatlah, berhenti untuk memikirkan andra, karena akan mempengaruhi kesehatan mu

Dimana andra ?semalam aku bersamanya di jalan itu, kita berpelukan dan sambil menangis
disanah, dimana dia ?apa wanita itu membawa andra ?aku ingin bertemu dengannya

Pulihlah dulu leoni, jika kau sudah pulih aku berjanji akan mengantarkan mu pada Andra.
Kuatkan dirimu terlebih dahulu. Aku disini untuk mu leoni

Tidaaaak.hanya andra yang bisa membuat ku tenang, bertemu dengannya membuatku


tenang dan berhenti mengkhawatirkannya. Aku takut sesuatu terjadi padanya. Ayoo bertemu dengan
andra

Aku melepaskan infusan ditanganku. Dan saat aku turun dari tempat tidur rumah sakit itu.
Tubuhku lemas dan aku terjatuh.

Seorang wanita berjas putih datang, dan menyuntikan suatu cairan dan membuat ku merasa
ingin memejamkan mataku.

Oke baiklah Leoni. Cobalah tenang. Ini tidak akan sakit.

Akan tetapi, rasanya saki. Semuanya terasa sakit.

Apa yang terjadi ?

Anda mungkin juga menyukai