Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN PUSTAKA

A. BATASAN MINERAL DAN PERKEMBANGANNYA

Mineral merupakan penyusun batuan yang terdapat di dalam bumi, karena unsur
dan senyawa pembentuk mineral tersebut adalah unsur dan senyawa yang ada di alam
semesta, baik yang ada di dalam maupun di luar bumi. Unsur dan senyawa tersebut
sangat penting dan sangat dibutuhkan untuk kebutuhan pengembangan teknologi serta
untuk geolog dalam penemuannya tentang pembentukan batuan, juga kandungan yang
terdapat di dalam mineral. Adapun ilmu yang mempelajari mengenai mineral adalah
mineralogi.
Batasan mineral itu sendiri dapat dibagi menjadi dua, yang masing-masing
dikemukakan oleh:
1. Escher (1990), bahwa mineral adalah sebagian besar merupakan benda kristalin
dalam kerak bumi, serta mempunyai sifat-sifat kimia fisik yang homogen. Artinya
mempunyai sifat-sifat yang sama pada satu jurusan bila dipandang dari satu sudut
yang sembarang.
2. Berry dan Masson (1968), bahwa mineral merupakan benda padat homogen yang
dibentuk di alam dengan proses anorganik dan mempunyai susunan kimia yang
tertentu yang di dalamnya terdapat suatu pengaturan atom-atom atau ion-ion yang
teratur.
Berdasarkan kedua batasan tersebut, kita dapat mendefinisikan mineral sebagai
berikut:
Mineral adalah suatu zat homogen yang terjadi di alam secara alamiah dengan
suatu komposisi kirnia tertentu (umumnya ddak tetap) dan memiliki susunan
atom yang teratur, biasanya terbentuk secara proses anorganik.
Gabungan dari beberapa mineral adalah batuan, agar lebih mengenal jelas jenis
batuan, perlu ditetapkan terlebih dahulu jenis mineral yang terkandung di dalamnya.
Untuk mengenal jenis batuan perlu diketahui:
1. Jenis mineral yang terkandung.
2. Ukuran dan bentuk kristal serta penyusun ruang antara mineral yang satu dengan
mineral yang lain, sifat ini biasa disebut tekstur batuan.
3. Menetapkan secara kuantitatif kandungan mineralnya.
4. Komposisi kimia mineral.
Penggolongan mineral-mineral pada umumnya dilakukan berdasarkan pada
kandungan senyawa-senyawa kimia yang terkandung, seperti sulfida, oksida, silika,
karbonat, fosfat dan sebagainya. Akan tetapi penamaan mineral tidak selalu
berdasarkan kandungan senyawa-senyawa kimia yang terkandung, namun berdasar
pada:
1. Sifat fisik atau kimia, diantaranya adalah warna sifat magnetik, dan unsur dominan.
2. Nama tempat ditemukan.
3. Nama seorang tokoh atau ahli mineral,
Sebenamya mineral telah dikenal sejak abad prasejarah, sejak manusia telah
mengenal warna yang digunakan untuk melukis di dalam gua-gua. Diperkirakan bahwa
penambangan dan peleburan mineral untuk mendapatkan logam-logam telah ada sejak
400 tahun yang lalu atau lebih. Meskipun demikian kita tidak mempunyai bukti
mengenai hal ini.
Salah satu buku yang pertama kali memuat tentang mineral adalah ON
STONES yang ditulis oleh Theopratus pada tahun 372-287 sebelum Masehi. Pada
abad pertama mencatat banyak sekali pengetahuan alam yang sudah dikenal oleh
orang-orang Romawi, yang menerangkan berbagai macam mineral dan kegunaannya.
Buku tersebut adalah DE TE METALICA dan DE NATURE FOSSILIUM (1546), yang
ditulis ilmuwan Jerman yang bernama Gergius Agrikola. Sejak abad XIX, terutama
tentang ditemukannya ilmu kimia yang erat hubungannya dengan ilmu mineral.
Pada akhirnya berbagai koleksi ditemukan sebagai sumber tempat untuk
mendapatkan mineral. Dengan berbekalkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern,
akhirnya mineral-mineral dapat diolah untuk dikonsumsi bagi kehidupan manusia.

B. JENIS-JENIS MINERAL

1. CONTOH MANGAN
Nama mangan diambil dari nama latin Magnes yang artinya magnet. Logam ini
ditemukan oleh Bergman.
a. Sifat
Mineral mangan yang paling berharga adalah berupa dioksida-dioksida, dan yang
terpenting adalah pirolusit (MnO 2), yaitu mineral yang berwarna kebiru-biruan atau hitam
keabu-abuan dan juga kecoklat-coklatan. Mudah luntur dengan warna hitam atau coklat
dan sangat rapuh. Berat jenisnya kira-kira 5, hablurnya mengkilap seperti logam dan
selebihnya kusam, seisin pirolusit ada juga psilomen yang mempunyai rumus MnO 2 juga
hanya berbeda kekerasannya. Oleh karena itu psilomen disebut juga bijih mangan
keras, sedangkan bijih mangan lainnya, yaitu:
1) Manganite (MnOOH), mengandung 63% mangan.
2) Braunite (3MnO3.MhSi3), mengandung 64% mangan.
3) Hausmanite (Mn3O4)
4) Rhododiosite (MnCO3), mengandung 48% mangan.
5) Rhodonite ((Mn.Fe.Ca)SiO3), mengandung 42%mangan.
b. Penggolongan
Bijih mangan dapat digolongkanmenjadi empat golongan yaitu:
1) Bijih chemis, yaitu yang mengandung 72 - 92% MnO 2, juga sedikit Fe, Cu, dan
Iain-Iain.
2) Bijih metalurgj, yaitu pada umumnya mengandung 60 - 64% MnO 3.
3) Bijih cermin, mengandung 10 - 35 % Mn dan banyak mengandung Fe.
4) Bijih besi yang mengandung mangan, mengandung 5 - 10% Mn atau 8 - 11%
MnO2.
c. Tempat diteruskan
1) Sumatra : Aceh, Pantai Timur Sumut, Tiau, Pangkal Pingan, dan Ulu Aer.
2) Jawa : Cikotok, Cibadut, Kliripan Puger, Karang Nunggal, dan Klaten.
3) Kalimantan : Sekerah, Seuntak, dan Besi Pangaron.
4) Sulawesi : TanjungTorowitan, Tewangkong dan Molosipat
5) NusaTenggara : Teluk Maja,Kupang, Amarisi, Pulau roti, dan Flores.
d. Penggunaan
1) Penyamakan kulit dan pengawetan kayu.
2) Pereaksi fotografi, flotasi, pembuatan klor.
3) Kedokteran (desinfektan)
4) Bahan fluks (penyerap kotaran-kotaran pada peleburan gelas dan pasir kwarsa)

2. CONTOH KAPUR
a. Sifat
Batu kapur adalah batuan padat yang berwarna putih, abu-abu kuning tua, abu-
abu kebiruan, jingga, dan hitam, serta banyak mengandung kalsium karbonat.
Berat jenisnya 2,6 - 2,8 dan dalam keadaan murni berbentuk kristal kalsit yang
terdiri dari CaCO3. Apabila dilarutkan dengan asam (HCl), batu kapur akan larut dan
mengeluarkan gas yang tak berbau, yaitu CO 2. Kalsinasi batu kapur pada suhu agak
tinggi akan melepaskan gas CO 2 yang sisanya disebut quicklime yang terdiri dari
kalsium oksida (CaO). Apabila quiklime diberi air, maka akan terjadi penghidratan yang
cepat menjadi kalsium hidroksida (Ca(OH)2) atau disebut Hydraedlime.
b. Terdapat di alam
Di alam CaCO3 dapat dperoleh dalam bentuk batu kapur atau sebagai batu
karang atau sebagai marmer. Selain ini juga merupakan komponen dari batuan
sedimen. CaCO3 yang tidak murni atau untuk keperluan teknis biasanya tidak dibuat
secara khusus tetapi tangsung diambil dari sumber alamnya.
c. Tempat ditemukan
1) Jawa Barat Serang, Ciatoyan, Cibadak, Tagogapu (Padalarang), Cirebon
Selatan, dan Tasikmalaya.
2) Jawa Tengah: Prupung, Nusa Kambangan, Pemalang Selatan, Gunung
Manawan, Kendal, Gunung Kidul, Wonogiri serta Klaten.
3) Jawa Tlmur Tuban, dekat Pacitan, Puger, Burus Alas Curing, Banecar
Sedayung, Gresik, Kepanjen, Grajangan Sedayu, Pujen (Malang Selatan),
Bluto. Arus Baya, dan Arosbaya.
4) Sumatra: Selebal barat Kotaraja, pedalaman Aceh, sebelah timur dan selatan
Danau Toba, Pulau Nias, Pantai Bengkulu,ENggano, Balige, Kuala, Jambi,
Palembang.
5) Kalimantan: Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kutai, Mangkaliat,
sebelah barat Sungai Barito.
6) Sulawesi : Tonasa, Makasar, Gorontalo, Pulau Pelong.
7) Nusa Tenggara: Pulau Sumbawa dan Pulau Timor.
8) Maluku: selatan Pulau Buru, Pulau Misool, Pulau Kai danEwab.
9) Irian Jaya: Pegunungan Tohkiri, Pengunungan Onin, Pegunungan Romphius
dan sekitar Kotabaru
d. Kegunaan
1) Di bidang pertanian untuk menetralkan pH tanah yang asam
2) Sebagai Pengkoloid dalam industri gula.
3) Bahan baku untuk seni budaya dan litografi.
4) Industri logam, sebagai fluk dan bahan tambang.
5) Untuk membuat kaput klor yang digunakan sebagai pencuci dalam industri
selulosa dan kertas.
6) Bahan bangunan, pengeras jalan dan untuk pembangunan dam.
7) Bahan baku untuk semen portland, semen Roma dan kalk zandsteen.
8) Industri kramik, terutama dalam pembuatan gelas, alat-alat dan gelas,
email.
9) Industri kimia, diantaranya adalah untuk bahan baku pembuatan kalsium
dalam pabrik gula, pembuatan gas CO2, CaO2, CaO, CaCl2, bahan-bahan
kedokteran, pasta, pencegah penyakit tanaman, dan untuk pembuatan pupuk.

3. CONTOH KALSIT
a. Sifat
Kalsit mempakan kalsitun karbonat (CaCO 3) dengan kandungan CaO = 56% dan
CO - 44%. Endapan kalsit kadang-kadang terdapat dalam bentuk CaCO 3 murni dan
dapat pula kalsimnya diganti magnesium, besi atau mangan. Endapan kalsit selalu
bercampur dengan pengotornya seperti alikat, lempung, limonit atau hematit.
Sifat fisika endapan kalsit:
1) Warna : putih tidak berwarna
2) Bentuk kristal: heksagonal
3) Berat jenis: 2,71 -2,72
4) Kekerasan: 3 (skala mochs)
5) Serat: putih
6) Titik lebur: 825 C
7) Kilap ; vitreous- dull
8) Tenacity : brittle
9) Transparency : transparrentopaqoe
b. Proses pembentukan
Kalsit terjadi karena penghabluran kembali larutan baku gamping akibat
pengaruh air tanah, Endapan kalsit ditemukan berupa pengisian rongga, rekahan atau
kekar, sehingga jumlahnya tidak banyak karena sifatnya setempat-setempat.
Selain karena proses penghabluran kembali, kalsit juga dapat terbentuk karena
proses metamorfosa sentuh/regional pada batu gamping karena tekanan tanah dan
pelapukan.
c. Kegunaan
1) Bahan pemutih (200 mesh) pengisi cat, gelas plastik, karet
2) Penetral asam
3) Bahan pelapis kertas.
4) Bahan pasta ggi.
5) Industri kramik.
6) Bahan fluks (penyerap kotaran-kotaran pada peleburan gelas dan pasir
kwarsa).

4. BATUAN GIPSUM
a. Sifat
Mineral gipsum mempunyai sifat fisik, diantaranya: warnanya putih, kuning, abu-
abu, merah jingga, dan hitam bila tidak murni, berat jenis 2,31 - 235, kekerasan 1,5 - 2
bentuk mineral kristalin, serabut dan masif, serta kilap sutera. Kelarutannya dalam air
tergantung pada suhu. Pada suhu 0C kelarutannya 1,8 gram/liter, pada suhu 40 C
kelarutannya 2.1 gram/liter, dan antara suhu 70 - 90 C kelarutannya 1,9 gram/liter. Pada
umumnya gips mengandung 46,5% SO, 32,6% CaO, 20,9% H2O.
b. Terdapat di alam
Gipsum merupakan mineral hidrus calcium sulfat (CaSO 4-2H2O) yang terjadi di
alam. Pada Umumnya endapan gjpsum berbentuk endapan sedimen mendatar, terletak
dekat permukaan bumi dengan penyebarannya yang luas, serta sering berasosiasi
dengan batu kapur, shale, batu pasir, manner, dan Iempung. Jenis batuan yang lain dan
selalu berasosiasi dengan gipsum adalah anhidrit (CaSO 4), yang masih merupakan
mineral sulfat yang sejenis dengan gipsum akan tetapi tidak mengandung kristal air. Di
alam endapan gipsum ditemukan dalam lima jenis bentuk, yaitu:
1) Bentuk gipsum yang berbentuk granular dan buram, mengandmg sedikit dolomit,
batu kapur, dan kadar CaSO4 76%.
2) Gipsite bersifat lunak, dan kurang murni.
3) Alabaster, bentuk padat, berbutir halus, bagus berwarna putih dan agak bening.
4) Satinspar, berbentuk serat dan berkilap (fiber), seringkali ditemukan dalam lapisan
tipis dengan bentuk kristal.
5) Selenite, berbentuk kristal dan transparan
c. Proses pembentukan
Endapan gipsum sebagian besar terbentuk dari air laut dan hanya sebagain kecil
berasal dari endapan danau yang mengandung air garam. Gipsum juga dapat terjadi
sebagai hasil kegiatan vulkanik, dimana gas H 2S dari fumarol bereaksi dengan kapur
dan hasil pelapukan batuan-batuan.
d. Kegunaan
Gipsum banyak digunakan di sektor industri maupun di sektor konetruksi. Dalam
penggunaannya, gipsum dibagai inenjad dua bentuk, yaitu:
a. Gipsum yang belum dikalsinasi, dpergunakan untuk:
1) Industri portland semen, sebagai retarder agar semen jangan lekas membeku.
2) Pertanian, sebagai kondisioner tanah yang mengandung alkali dan sebagai
pupuk terutama untuk tanaman kacang.
3) Industri kertas, cat, insektisida, sebagai filler, jenis gips adalah tetra alba,
berwarna putih dan derajat kemurnian> 98%.
b. Gipsum yang telah mengalami kalsinasi, dipergunakan untuk:
1) Sektor industri, untuk wall board dan partisi yaitu gips plaster jenis hemihidrat.
2) Kedokteran, untuk cetakan gigi, pengobatan tulang patah

5. CONTOH BIJIH BESI LATERIT


Laterit adalah endapan residu dari hasil pelapukan batuan yang terjadi d daerah
yang mempunyai iklim tropis hingga sub-tropis, serta curah hujan yang relatif tinggi.
Laterit biasanya mengandung unsur - unsur logam berharga seperti nikel. kobalt
dan krom di samping besi. Jenis besi laterit:
1) Soil ore,yaitu: bijih yang berupa tanah.
2) Hard ore, yaitu: bijih yang dalam kondisi keras.
a. Tempat ditemukan
1) Kalimantan Selatan : Pegunungan Bobaris.Pegunungan kukusan,
Pegunungan Meratus, Tanjung Batu, Pegunungan Suwangi, Pegunungan
Denawandan dan Pegunungan Sebuku.
2) Kalimantan Timur
3) Sulawes Selatan
4) Sulawesi Tengah
5) Maluku
6) Irian Jaya
7) Pulau Timor,
b. Kegunaan
1) Bahan baku pembuatan briket,
2) Bahan baku besi dan baja ( baja paduan rendah, baja nikel, baja nikel-kromin,
baja struktur).

6. CONTOH KAOLIN
a. Sifat
Kaolin mempunyai komposisi kimia hydrous aluminium silicate (Al 2O3. 2SiO2),
berwarna putih, kuning, jingga, abu-abu putih, atau kemerah-merahan.
Koolinite, nacrite. dan dicite, termasuk mineral lempung yang mempunyai
kekerasan 2-2,5 mohs dengan berat jenis 2,6-2,63 g/cm. Komposisi mineral lempung
yang ada dalam kaolin sangat menentukan derajat plastisitas, pengerutan, dan
peleburan.
b. Jenis dan cara pembentukan
Dua proses feologi pembentukan kaolin (kaolinisasi) adalah proses pelapukan
dan proses hidrothermal alterasi pada batuan beku feldspartik, mineral-mineral potas
alumunium silika dan feldspar diubah menjadi kaolin.
Proses kaolinisasi berada dalam kondIsi tertentu, sehingga elemen-elemen
selain silika, aluminium, oksigen, dan hidrogen akan mengalami perpindahan gambaran
proses ini dapat dilihat dalam persamaan berikut :
2 K AI SiO +2 H2O Al2(OH)(SiO) +K2O +4 Si O2
feldspar koalinit
Proses pelapukan terjadi pada permukaan atau sangat dekat dengan permukaan
tanah, sebagian besar proses terjadi pada batuan beku. Endapan kaolin yang terjadi
karena proses hidrothermal terdapat pada retakan-retakan, patahan-patahan dan
daerah permeabel lainnya. Dilihat dari tingkat kejadiannya, kaolin dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu kaolin residual dan kaolin sedimentasi. Di Indonesia kaoin
yang besar yaitu dari jenis residual hasil alterasi batuan granit.
Mineral-mineral yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit,
dikrit, dan halloysit dengan kaolinit sebagai mineral utamanya. Halloysit, Al 2(OH)4Si O5. 2
H2O mempunyai kandungan air lebih besar dan seringkali membentuk endapan
tersendiri.
c. Kegunaan
Kaolin dapat digunakan untuk:
1) Industri karet dan tekstil yaitu sebagai filter ataupenyaring.
2) Industri kertas, digunakan sebagai filter dan coater.
3) Industri-industri lain, digunakan antara lain sebagai bahan baku pelengkap
untuk keramik refraktory, bahan kimia, cat pemutih dalam industri gel.
d. Tempat ditemukan
1) D.I Aceh: Blangkerejen, Meulaboh (Aceh Barat).
2) Sumatra Utara: Daerah pakal (Tarutung), Aek Parih, Padang Sitempuan.
3) Sumatra Selatan: Ajer batu (Palembang), Belinyu (Bangka), Pangkal Pinang
(Bangka), Pangkal Lalang (Belitung).
4) Jawa Barat KawahKaraha, Pamokolan,Nagreg.
5) Jawa Tengah: Trenggalek. Poh Gajih, dan Pojok.
6) Sumatra Barat SawahLunto, Batangkapas.
7) Kalimantan Barat Selimbau, Rian.
8) Kalimantan Selatan: Banjarmasin, Sampit
9) Maluku: Narako (Pulau Seram).

7. ABU BATU BARA


Batubara adalah endapan fosil tumbuh-tumbuhan yang telah mengalami
perubahan dan bentuk asalnya, ini disebabkan oleh bekerjanya mikrobiologis, tekanan
panas, waktu dan pengaruh lingkungan. Dengan adanya proses geokimia, maka terjadi
pembusukan.
a. Sifat fisik Abu Terbang
Gradasi atau kehalusan abu terbang sangat besar pengaruhnya pada kekuatan
beton, yang merupakan fungsi dari besarnya butiran. Makin banyak abu terbang
batubara yang lost pada ayakan 325 mesh makin besar pengaruhnya pada kekuatan
beton.
Abu terbang batubara mempunyai bentuk yang sangat baik, sebagian berbentuk
bulat, sifat butirannya berpori dan berwarna hitam. Densitas abu terbang batubara
besarnya bervariasi bergantung pada besarnya butirnya, juga dari besarnya hilang pijar.
b. Pemakaian Abu Terbang
Berdasarkan sifat-sifat fisik dan kimia yang terkandung dalam abu terbang
batubara, maka pemanfaatannya dapat dirinci sebagai berikut;
a. Bahan untuk pembuatan agregat ringan
b. Pembuatan keramik
c. Pengerjaan jalan, seperti untuk pengisi block product
d. Sumber bahan-bahan kimia seperti untuk bahan baku pasta semen, mineral,
Aluminium dan pemisahan Besi serta bahan-bahan yang sukar dibakar.

8. BAUKSIT
Bauksit merupakan batuan sisa sebagai hasil pelapisan. Mineral-mineral utama
pembentuk bauksit adalah Diaspore, Bochnite, dan gibbsite serta beberapa mineral
ikutan lainnya seperti silika dan oksida besi. Silika dalam bauksit terdapat dalam dua
bentuk, yaitu silika bebas (kuarsa) dan silika terikat misalnya kaolinit.
Istilah bauksit pertama kali diperkenalkan pada tahun 1821 oleh BERTHlER.
Selanjutnya istilah bauksit diperuntukkan bagi hasil pelapukan yang kaya alumina tetapi
kurang mengandung alkali dan silika.
Yang dimaksud dengan alumina adalah AI2O3 murni yang mengandung 52,90%
AI dan 47,10% O. Didalam bijih bauksit alumina terbentuk sebagai oksida aluminium
hidrat Sedangkan Si O2 dalam bijih bauksit dapat berbentuk silika bebas yang berupa
kuarsa (Si O2) dan silika terikat (combined silica) dimana antara lain berupa kaolinit.
Proses pembentukan bauksit dapat terjadi di daerah tropika dan sub - tropika.
a. Tempat di temukan
Daerah - daerah endapan Bauksit di Indonesia antara lain:
1. Pulau Bintan, Tembeling, Pulau anekut, Pulau Kelong, Pulau Dendang dan
wacopek.
2. Kalimantan Barat, Kendawungan, Air Upas, Sandai Jago dan Sungai Kapuas
3. Pulau Bangka.
4. KepulauanRiau.
b. Penggunaan:
1. Dalam industri kimia merupakan bahan baku pembuatan alumina.
2. Industri gelas, keramik, sebagai bahan penggosok:
9. PASIR BESI
Pasir besi terbentuk dari hasil proses pelapukan dan biasanya diendapkan dalam
bentuk pasir. Endapan pasir besi yang telah diselidiki secara luas adalah yang terdapat
disepanjang pantai selatan Cilacap, Yogya, Jawa Tengah Selatan, Jawa Barat Selatan
dan Bengkulu. Mineral utamanya yaitu titanomagnetit dengan kadar TiO 2 berkisar antara
1%-12%, Dan total kandungan Fe sekitar 10-12% dalam bijih. Cadangan total pasir besi
tersebut ditaksir sebesar 434 jirta ton dengan kadar antara 34 - 61%. Jenis ini
memerlukan teknologi yang khusus untukmengolahnya.
Potensi bijih besi di Indonesia sebagian besar terdapat sebagai cadangan yang
relatif kecil. sedang cadangan yang besar merupakan endapan alluvial dari bijih besi
bertitan atau dikenal dengan pasir besi.
Endapan pasir besi yang terdapat di Indonesia seperti di Pantai Selatan Jawa,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogya dan Jawa Tlmur, serta tempat lainnya antara lain
Lampung, Sumsel, dan Aceh. Endapan di Jawa Tengah juga terdapat di pantai utara.
Pemanfaatan pasir besi pada saat ini terutama sebagai bahan baku pembuatan
semen, dengan pemakaian sekitar 1 - 2% dari produksi semen, sedangkan penggunaan
lainnya meliputi industri besi baja, titanium oksida, dan industri gurinda. Pemanfaatan
pasir besi pada industri besi baja masih dalam penelitian dan ternyata ada beberapa
kendala proses Metalurginya.

10. PASIR KUARSA


Pasir kuarsa atau pasir putih terdiri terutama dari kristal - kristal silika (SiO 2).
Silika adalah mineral yang sangat banyak terdapat pada kulit bumi. Mineral ini
mempunyai sifat - sifat keras, mempunyai kestabilan kimia, relatif tidak mudah mencair
dan mempunyai kemampuan membentuk fasa gelas.
Pasir kuarsa terjadi dari pelapukan batu - batuan yang mengandung kristal-kristal
silika seperti granit, porfir granit, riolit dan granudiorit, yang di konsentril / dicuci oleh
proses alam, misalnya : sungai, danau dan gelombang air laut di pantai. Selain mineral
silika, pasir kuarsa mengandung mineral - mineral atau zat - zat lain sebagai unsur
pengotor. Unsur - unsur pengotor ini umumnya berupa oksida - oksida besi, kalsium,
alkali, aluminium dan magnesium; lempung dan zat - zat organik sebagai hasil
pelapukan sisa-sisa hewan dan tumbuh - tumbuhan. Unsur - unsur pengotor di atas,
pada dasarnya menentukan warna pasir, sehingga dari warna yang ditunjukkan dapat di
perkirakanderajat kemurnian pasir kuarsa.
Sifat - sifat silika seperti yang diuraikan di atas, pasir kuarsa banyak dipakai
dalam industri kimia dan metalurgi, baik sebagai bahan baku utama maupun bahan
baku tambahan. Salah satu industri yang membutuhkan pasir ini sebagai bahan baku
utamanya adalah industri gelas - kaca. Menurut rencana Direktorat Jenderal Industri
Kimia, pembangunan industri gelas kaca di Indonesia di arahkan untuk menyesuaikan
pengadaan gelas dan kaca dengan perkembangan sektor industri pemakainya.

11. ZIRKON
Zirkon dengan rumus kimia ZrO 2 . S1O2 adalah salah satu jenis mineral yang
mempunyai kristal tetragonal yang banyak di temukan di alam baik dalam bentuk batuan
primer maupun sekunder (pasir). Dalam keadaan muni, zirkon mengandung 67,2% ZrO 2
dan 32,8 % SiO2. zIrkon umumnya mengandung Sejumlah kecil mineral jarang hafnium
dan biasanya berwarna coklat, tetapi kadang-kadang biru, hijau, merah dan tak
berwarna (colourless). Zirkon banyak di gunakan dalam berbagai bidang antara lain :
pengecoran (foundry), refraktori, keramik dan gelas, logam dan logam paduan, serta
bahan kimia lainnya.
Cadangan zirkon di Indonesia belum di ketahui secara pasti, tetapi potensinya di
perkirakan cukup besar. Endapan mineral zircon tersebar secara luas di beberapa
daerah antara lain: di Sumatera Utara, pulau Bangka, Riau, Sumatera Selatan,
Kalimantan Tengah dan Irian Jaya. Endapan zirkon asal Kasongan, Kalimattan Tengah
merupakan mineral ikutan dan bijih emas alluvial yang saat di tambang oleh FT. Ampalit
Endapan zirkon tersebut berbentuk pasir yang terkonsentrasi bersama - sama emas,
sedangkan endapan zirkon di pulau Bangka merupakan mineral ikutan bijih timah yang
juga berbentuk pasir .
Zirkon adalah salah satu jenis mineral yang berbentuk kristal tetragonal dengan
rumus kimia ZrO2.SiO2 yang banyak di temukan di alam . Mineral tersebut mempunyai
berat jenis 4,7 kekerasan 7,5 skala mohs, indeks refraksi 1,99, panas spesifik 0,15 cal /
0
C / g, titik leleh 24300C dan koefisien pengembangan karena panas 4,5 x 10 41 0C.
zirkon tetap stabil pada suhu aampai 1700 0C. Dalam keadaan murni, zirkon
mengandung 61,2% ZrO2 dan 32,8% SiO2. 2irkon ( khususnya jenis alvite dan malacon)
umumnya mengandung sejumlah mineral jarang hafnium yang biasanya berwarna
coklat, tetapi kadang-kadang biru, hijau, merah dan tak berwarna (colourless). Zirkon
dapat di temukan di alam dalam bentuk batuan dan umumnya berasosiasi dengan
pegmatite atau berbentuk pasir (alluvial) yang bersal dari proses pelapukan (weathering
process) batuan induknya.
Jenis mineral zirkon yang lainnya adalah baddeleyite dengan rumus kimia ZrO2
yang mempunyai bentuk kristal monoclinic, berat jenis 55-6 kekerasan6,5 skala mohs
dan indeks refraksi yang tinggi. Di alam, mineral tersebut umumnya mengandung
sejumlah pengotor okada besi dan silika serta berasosiasi dengan batuan basic
magnetite pyroxene, Ilmenite, zircon, shene, perovskite dan nephelim synite.
Secara umum tipe zirkon di pasaran terbagi tiga macam yaitu : premium ( 66%
ZrO2, + HFO2, 0,1% TiO2 dan 0,05% Fe2O3), intermediate (65,5% ZrO 2, + HFO2 0,03 %
TiO2 dan 0,10% Fe2O3) (fenslander (65% ZrO2+ HFO2,0,25%HO2 dan 0,12% FeO3).
Selain itu dikenal pula tipe lain seperti west coast range (65 -66% ZrO2 +HFO2,0,1 -
0,25% TiO2 dan 0,05 - 0,15% Fe2O3) dan typical RZM (66,6% ZrO2 + HFO2, 0,08% TiO2
dan 0,025%Fe2O3) dari Australia dilakukan sampling, biasanya ukurannya diperkecil lagi
sampai 10 mesh dengan alat roll crusher.

3. Sampling
Sampling merupakan proses pengecilan/pengambilan contoh dari contoh yang
banyak dan dengan tidak merubah komposisinya dan mewakili (bersifat representatif).
Contoh yang diambil untuk analisis biasanya 50 gram.
Proses sampling dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:
a. Cone and Quartering (perempatan), yaitu membagi contoh menjadi empat bagjan
dengan mengambil dua bagian yang bersebrangan.
b. Quoning, sama halnya dengan cone quartering, harrya pada quoning contoh tidak dibagi
empat tetapi diambil secara melingkar sampai didapatkanjumlah contoh yang diinginkan.
c. Splitting, yaitu membagi contoh menjadi dua bagian apabila contoh dalam jumlah
banyak dengan mengambil satu bagian dengan menggunakan alat splitter.
d. Random Sampling, yaitu mengambil contoh secara acak di beberapa tempat yang
akhirnya di satukan. Biasanya untuk mengambil contoh pada suatu lahan yang luas.
e. Grab Sampling, yaitu membagi empat bagian dengan mengambil bagan yang
ditunjukkan pada gambar di bawah.

f. Hexa Sampling, yaitu membagi contoh menjadi delapan bagan dengan alat yang
bergetar dengan mengambil satu bagian. Biasanya untuk jumlah contoh yang besar.

4. Grinding/ Penggerusan
Grinding adalah metode kominusi yang digunakan untuk menghasilkan material
pada ukuran maksimum 20 mesh atau lebih halus. Penggerusan dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu:
a. Penggerusan kasar (coarse grinding), produk yang dihasilkan berukuran
maksimum 6 - 20 mesh.
b. Penggerusan sendang (intermediate grinding), produk yang dihasilkan
berukuran antara 28 mesh sampai 75 % > 200 mesh.
c. Penggerusan halus, produk yang dihasilkan paling kasar 100 mesh atau lebih
halus. Alat-alatyang digunakan dalam proses grinding, diantaranya:
a. Ball Mill, yaitu berbentuk silinder dengan perbandingan panjang dan
diameternya antara 2:3 sampai 1:1,4 atau sama untuk ukuran besar.
Media penggerusnya adalah bola baja yang mempunyai sifat keras dan
tahan aus, serta kekenyalannya besar. Biasanya terbuat dari cast steel,
forgad atau alloy steel.
b. Rod Mill, yaitu yang berbentuk silinder dengan panjang antara 1,5 sampai
3 kali diameternya.
c. Tube Mill, yaitu berbentuk silinder dengan perbandingan panjang dan
diameternya 2. Media penggerusnya biasanya bola-bola atau pebble.
d. Agate Mechine, yaitu alat penggerus yang terbuat dari batu agate yang
dijalankan oleh mesin. Alat ini biasa digunakan untuk contoh yang
ditetapkan kadar besi, derajat keputihan, dan derajat kecerahannya agar
tidak mengurangi atau menambah, nilainya.

D. UKURAN SAMPEL
Untuk keperluan analisis, ukuran butiran sampel yang diperlukan tidak sama
tergantung pada jenis analisis yang dilakukan.
1. Analisis Kimia Bahan Galian
Ukuran sampel yang diperlukan adalah -150 mesh.

2. Analisis Fisika Bahan Galian


Untuk analisis fisika tergantung pada jenis analisisnya, yaitu:
a. Penentuan berat jenis = -100 mesh.
b. Penentuan porositas adalah frogmen berukuran 4 x 5 cm atau 5 x5 cm.
c. Penentuan viskositas = -100 mesh.
d. Penentuan liaching test = -200 mesh.
e. Penentuan Kapasitas Tukar Kation (KTK) = -60 +100 mesh.
f. Penentuan distribusi ukuran dan settling test seadanya sampel sendiri.
g. Penentuan surface area, ukuran yang diperlukan apa adanya.

3. Analisis Perak dan Emas metode Fire Assay


Ukuran sampel yang diperlukan, yaitu:
a. Untuk contoh yang kadar tinggi = -60,-100, -150 mesh,
b. Untuk contoh yang berkadar rendah = -200 mesh.

4. Analisis Batubara
Dalam analisis batubara, ukuran sampel tergantung pada jenis analisis
yang akan dilakukan, seperti:
a. Penentuan kadar air bebas = -4 mesh.
b. Penentuan kadar air hablur, kadar abu. zat terbang, karbon padat, dan kadar
belerang adalah -60 mesh.
c. Penentuan sifat fisik batubara, yaitu fliability adalah 6 mesh - 6 inchi, dan untuk
grindability adalah 16 - 30 mesh.
BAHAN GALIAN EKONOMI
MANGAN, CONTOH KAPUR, CONTOH KALSIT,
BATUAN GIPSUM, CONTOH BIJIH BESI LATERIT, CONTOH
KAOLIN, ABU BATU BARA,BAUKSIT, PASIR BESI,
PASIR KUARSA, ZIRKON

(PEMETAAN, GEOLOGI & EKSPLORASI)

TEKNIK GEOLOGI UNHAS

Ir. Agustinus T,MSi

MAKASSAR 2009

Anda mungkin juga menyukai