Anda di halaman 1dari 6

Judul

Pengaruh Perang Narkoba Presiden Rodrigo Duterte terhadap Investasi Asing di


Filipina Tahun 2016

Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh perang narkoba Presiden Rodrigo Duterte terhadap investasi
asing di Filipina tahun 2016?

Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu perang narkoba Rodrigo
Duterte sebagai variabel bebas dan investasi asing di Filipina sebagai variabel
terikat. Konsep yang ada di dalam penelitian ini yaitu investasi. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, investasi merupakan penanaman uang atau modal dalam
suatu perusahaan atau proyek dengan tujuan memperoleh keuntungan. Investasi
berasal dari kata invest yang berarti menanam atau menginvestasikan uang atau
modal (Shadily 2008: 330 dalam Rokhmatussdiyah dan Suratman. 2010: 3).
Dalam penelitian ini, investasi merujuk pada investasi asing yang masuk ke
dalam Filipina, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi investasi asing dan
berupa investasi aset-aset produktif, misalnya pembelian atau konstruksi sebuah
pabrik, pembelian tanah, peralatan atau bangunan; atau konstruksi peralatan atau
bangunan yang baru yang dilakukan oleh perusahaan asing.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu liberal internationalism


yang berpandangan bahwa rasionalitas atau akal pikiran dapat menciptakan
kebebasan dan keadilan dalam hubungan internasional. Menurut teori ini,
perdamaian abadi membutuhkan perubahan akan kesadaran individu, sistem
konstitusi republik dan perjanjian antarnegara untuk mengakhiri sebuah perang
(Dunne, 2001). Teori ini juga menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada konflik
yang nyata diantara kepentingan nasional setiap negara dan untuk menciptakan
kebebasan lebih bergantung pada stabilitas perdamaian, penyebaran ide-ide dan
pendidikan daripada berkontribusi langsung di dalam kabinet pemerintahan atau
urusan luar negeri. Menurut liberal internationalism, tatanan dunia telah dicederai
oleh pemimpin negara yang tidak demokratis dan kebijakan yang sudah
ketinggalan (Dunne, 2001). Dalam penelitian ini, perang melawan narkoba di
Filipina sebenarnya dapat diatasi dengan cara yang lebih demokratis, karena
berdasarkan teori ini perdamaian yang sesungguhnya juga membutuhkan
perubahan akan kesadaran individu bukan hanya membutuhkan sebuah sistem
konstitusi, sehingga apabila kebijakan yang demokratis dapat diterapkan maka
stabilitas perdamaian dan kebebasan akan lebih mudah tercipta dan dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi negara menjadi lebih maju.

Asumsi Dasar
Berdasarkan penelitian terdahulu, asumsi dasar mengenai pengaruh perang
narkoba Presiden Rodrigo Duterte terhadap investasi asing di Filipina tahun 2016
yaitu investasi asing di Filipina tahun 2016 akan menurun, karena beberapa
investor yang cenderung merasa khawatir terhadap kestabilan politik dan ekonomi
yang dialami Filipina setelah Duterte menerapkan kebijakan perang narkoba yang
menimbulkan banyak korban.
Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pertama yaitu berjudul The Effect of Democracy,


Economic Stability and Political Stability on Foreign Direct Investment Evidence
from 138 Worlds Countries yang ditulis oleh Bakhtiar Molaie dan Azad Ahmadi
pada tahun 2013. Menurut penelitian tersebut, demokrasi di negara maju sangat
berpengaruh dan memiliki arti penting terhadap masuknya investasi asing
langsung, demokrasi di negara berkembang kurang berpengaruh tetapi tetap
memiliki arti penting terhadap perkembangan investasi asing langsung, sedangkan
demokrasi di negara terbelakang tidak terlalu berperan terhadap masuknya
investasi asing. Hubungan antara stabilitas ekonomi dan investasi asing langsung
di negara maju dan negara berkembang positif dan signifikan, sedangkan
hubungan antara stabilitas ekonomi dan FDI di negara-negara terbelakang negatif
namun tetap memiliki peran. Hubungan antara stabilitas politik dan investasi
langsung asing di negara maju dan negara-negara terbelakang negatif dan
signifikan, sedangkan hubungan antara stabilitas politik dan FDI di negara
berkembang positif dan memiliki peran penting.
Persamaan penelitian yang ditulis oleh Bakhtiar Molaie dan Azad Ahmadi
dengan penelitian ini yaitu kedua penelitian memiliki persamaan isu yang dibahas
yaitu mengenai investasi asing langsung, sedangkan perbedaan kedua penelitian
tersebut adalah penelitian yang ditulis oleh Bakhtiar Molaie dan Azad Ahmadi
membahas mengenai demokrasi, stabilitas ekonomi dan politik di 138 negara
yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu 36 negara maju, 68 negara berkembang,
dan 34 negara terbelakang, sedangkan penelitian penulis fokus kepada perang
narkoba Presiden Filipina, Rodrigo Duterte dan memiliki fokus periode waktu
yaitu tahun 2016.
Penelitian yang kedua berjudul Political Stability and Foreign Direct
Investment yang ditulis oleh Haksoon Kim pada tahun 2010 Menurut penelitian
tersebut, negara-negara yang stabil secara politis menghasilkan arus modal
berinvestasi di negara-negara yang tidak stabil secara politik. Negara tuan rumah
dengan tingkat korupsi pemerintah yang lebih tinggi dan tingkat demokrasi yang
lebih rendah menarik lebih banyak arus masuk FDI. Negara-negara yang secara
politis tidak stabil menarik arus modal dari negara maju dengan stabilitas politik
yang tinggi.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis yaitu kedua
penelitian memiliki kesamaan dalam membahas investasi asing langsung,
sedangkan perbedaan kedua penelitian tersebut adalah jika penelitian yang ditulis
oleh Kim membahas suatu hal yang belum spesifik yaitu mengenai stabilitas
politik dan investasi asing langsung, penelitian penulis fokus kepada perang
narkoba yang dilakukan Rodrigo Duterte dan bagaimana pengaruhnya terhadap
investasi asing di Filipina tahun 2016.
Penelitian yang ketiga berjudul Pengaruh Kepemimpinan Presiden
Duterte terhadap Hubungan Bilateral Filipina dengan China yang ditulis oleh
Bayu Arihito tahun 2017. Menurut penelitian tersebut, idiosinkretik Duterte
memberikan pengaruh besar terhadap cara berpikir dan cara ia memiliki
pandangan berbeda dalam kepemimpinannya sebagai Presiden dalam
melaksanakan kebijakan luar negerinya terutama terkait hubungan bilateral
Filipina dengan Cina. Kepemimpinan Presiden Duterte terhadap hubungan bilateral
antara Filipina dengan Cina membawa pengaruh positif di dalam hubungan kedua
negara dengan meningkatnya jumlah kerjasama dan usaha penyelesaian dengan
damai dalam konflik Laut Cina Selatan antara Filipina dengan Cina dibandingkan
pemerintahan presiden sebelumnya.
Persamaan penelitian yang ditulis oleh Arihoto dengan penelitian penulis
yaitu kedua penelitian memiliki kesamaan dalam membahas kebijakan yang
diterapkan Presiden Filipina yaitu Rodrigo Duterte, sedangkan perbedaan kedua
penelitian tersebut adalah jika penelitian yang ditulis Arihito membahas mengenai
kepemimpinan Presiden Duterte dan pengaruhnya terhadap hubungan bilateral
Filipina dengan China, penelitian penulis fokus kepada kebijakan perang narkoba
Duterte, bagaimana pengaruhnya terhadap investasi asing di Filipina dan memiliki
batasan waktu yaitu tahun 2016.
Penelitian terdahulu selanjutnya berjudul Norma Regional dan Perubahan
Kebijakan Myanmar dalam Menangani Kejahatan Perdagangan Narkoba yang
ditulis oleh Muhamad Iksan tahun 2016. Penelitian tersebut membahas mengenai
bagaimana perubahan kebijakan Myanmar di era pemerintahan Thein Sein dalam
menangani perdagangan narkoba. Menurut penelitian tersebut, orientasi kebijakan
narkoba di Myanmar mengalami pergeseran memasuki era pemerintahan Thein
Sein. Berbeda dengan rezim sebelumnya yang hanya memfokuskan kepada upaya
penegakan sehingga cenderung dianggap represif, kebijakan narkoba yang
diusung oleh Thein Sein lebih memusatkan perhatian kepada pembangunan
berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Perubahan kebijakan narkoba di
Myanmar dapat terjadi karena Thein Sein lebih menyadari kehadiran norma yang
berlaku di lingkungan regional.
Persamaan penelitian di atas dengan penelitian penulis adalah kedua
penelitian memiliki kesamaan dalam membahas bagaimana kebijakan suatu
negara dalam menangani perdagangan narkoba, sedangkan perbedaan kedua
penelitian tersebut adalah jika penelitian Iksan fokus terhadap negara Myanmar di
era pemerintahan Thein Sein dan tidak ada rentan waktunya, penelitian penulis
fokus terhadap kebijakan perang narkoba Filipina di era pemerintahan Duterte dan
memiliki rentan waktu yaitu tahun 2016.
Penelitian terdahulu yang terakhir berjudul The Spectacle of Violence in
Dutertes War on Drugs yang ditulis oleh Danilo Andres Reyes tahun 2016.
Penelitian tersebut menjelaskan bahwa perang narkoba yang dilakukan Duterte
merupakan suatu bentuk tontonan kekerasan. Menurut penelitian tersebut,
tindakan yang dilakukan Duterte merupakan bentuk keinginan untuk mendapatkan
popularitas sebagai "pemimpin ideologis yang penuh kekerasan." Di bawah
pemerintahan Duterte, para penjahat dipermalukan dan dibunuh. Selain
menunjukkan suatu bentuk kekerasan, perang narkoba Duterte juga mempolitisasi
hidup para penjahat dan merupakan tindakan intimidasi. Duterte cenderung
dipandang sebagai individu yang ingin meningkatkan popularitas presiden yang
baru terpilih dan kekuasaannya sebagai chief executive.
Persamaan penelitian Reyes dengan penelitian penulis adalah kedua
penelitian memiliki kesamaan dalam membahas perang narkoba yang dilakukan
Presiden Rodrigo Duterte di Filipina, sedangkan perbedaan kedua penelitian
tersebut adalah jika penelitian Reyes hanya membahas mengenai pandangan terhadap
Rodrigo Duterte dan perang narkoba yang dilakukannya, penelitian penulis
membahas mengenai bagaimana pengaruh perang narkoba yang dilakukan
Rodrigo Duterte tersebut terhadap investasi asing di Filipina tahun 2016.

Anda mungkin juga menyukai