Anda di halaman 1dari 6

ayah megapa aku berbeda?

Ayah

Dalam hidupku ini

Mungkin iku tidak pernah mengerti

Mengapa aku terlahir berbeda?

Ayah

Dalam hidupku ini

Mungkin aku tidak pernah mengerti

Mengapa aku ada di dunia ini

Tanpa pernah bisa mendengar tangisku sendiri

Tanpa pernah bisa mendengar indahnya suara-mu

Dan

Tanpa pernah bisa mendengar indahnya nyanyian-mu

Tapi

karena-mu

ayah

aku jadi pernah tidak menyerah akan hidupku

aku jadi tidak pernah mengeluh kekuranganku

karena-mu

ayah

lankahku yang berat menjadi ringan

hatiku yang pedih menjadi bahagia

walau tak mungkin bagiku selamanya untuk mendengar

tapi aku percaya


seperti yang ayah katakan

tuhan

selalu bersamaku

menuntut diriku menjadi berarti

bagimu dan mereka yang ada di sampingku

dan dunia yang luas menantiku

ayah

izinkanlah aku untuk berterima kasih

karena perbedaan ini telah mengajarkanku akan

arti-ku dan hati-mu

arti-mu di hati-ku

untuk mengerti

bahwa kaulah ayah terindah dalam hidupku

sekarang dan selamanya

jadilah terang dalam hidupku

sampai tiba waktunyaaku dewasa untuk

membahagiakanmu
Bab 1
Kelahiranku

Saat aku terlahir di dunia ini, ayahku pernah bercerita bahwa ia mendengar suara tangisk yang menjerit
begitu keras. Dokter dan suster yang ikut membantu proses kelahirankupun begitu bingung karena aku tidak
berhenti menangis meski mereka sudah menimang dan menghiburku dengan berbagai cara. Awalnya, aku tidak
mengerti mengapa aku terus menangis dan tidak bisa dihentikan oleh siapapun. Suster yang bingung kemudian
menyarankan dokter untuk meminta ayah yang sedang berada di ruang tunggu untuk melihatku.

Dengan terburu-buru, ayah memasuki ruangan incubator dan ia menyntuh jari pertamanya pada wajahku
yang lahir premature. Ia menitikkan air mata melihatku dan aku pun secara ajaib berhenti menangis. Ayah
mengangkat tubuh mungilku yang hanya seberat beberapa gram saja.ia melihatku berhenti menangis. Suster-
suster heran ketika suara tangisku akhirnya bersuka cita. Yah menimang tubuhku denga lembut sambil berkata,

mulai saat ini hanya kamulah yang paling berharga dalam hidup ayah begitu kalimat pertama padaku.

Ya. aku adalah anak yang paling berharga baginya. Kelahiranku adalah dua sisi yang cukup membuat ayah
begitu tertekan antara bahagia dan duka.

Duka itu dimulai saat ibu mengalami pendarahan hebat dan ayah berada dalam kondisi yang sulit ketika
dokter memberikannya dua pilihan: pertama, aku yang pergi dari dunia ini atau ibu yang harus merelakan
nyawanya.

Tanpa memperdulikan saran ayah, ibu memilih untuk melahirkanku daripada harus mengaborsi bayi
premature yang telah ia rawat dengan penuh kasih sayang. Ia melupakan semua saran demi aku: sang janin
kecil yang terus membuat nyawanya terancam.

Ayah menginginkanku di duni ini seperti halnya ibu. Tapi ayah tidak ingin membuat ibu bersedih dan
bimbang melawan keputusan ibu. Ayah terpaksa menerima keputusan ibu dan berharap keduanya dapt selamat
dengan mukjizat tuhan. Di saat-saat kritis itu, degan menggengam erat tangan ibu, ayah melihat sendiri ibu
menghembuskan nafas terakhirnya. Di saast nafasnya akan berakhir, terdengar suara tangis pertamaku didunia
ini dengan senyuman terakhir ibu yang bahagia melihat kelahiranku. Saat itulah ia pergi dariku dan ayah.

Tuhan, aku tidak pernah mengerti mengapa aku harus menjadi beban bagi hidup ibuku. Andai saja aku
tahu bahwa hidupku hanya untuk membuat ibuku menderita, mungkin aku tidak akan memilih untuk terus
hidup didunia ini.

Tapi semua rencana nya telah digariskan lewat takdir yang mempertemukan ibu dan ayahku. Dan oleh
karena cinta merekalah aku terlahir kedunia ini. Ayah selalu berkata bahwa pernikahan adalah hal terindah
didunia ini. Sebagai keluarga kecil yang bahagia, tentu saja mereka berharap ingin hidup bersama hingga waktu
memisahkan mereka. Tapi nyatanya perpisaan terjadi begitu singkat hanya setelah prnikahan dua tahun itu
dan dan kelahiranku adalah awal yang membuat dunia ayah berubah. Kini ia menjadi orang tua tunggal bagi ku.

Disat ayah menimangku dengan penuh kasih, seorang suster mendekat padanya lalu bertanya dengan
perlahan agar tidak membuatku kembali menangis.
maaf pak mengganggu, bayi cantik ini akan diberi nama siapa? Tanya suster itu pada ayah.

angel! Berikan nama dia angil, kata ayah.

Angel. Itulah namaku.

Nama yang ayah berikan untuk mengenang ibu juga yang bernama angel. Mereka memiliki rahasia
mengapa aku diberikan nama itu dan aku hanya akan tahu pada saat usiaku nanti sudah cukup dewasa untuk
mengerti arti kehidupan.

Karena merasa nyaman, saat itu aku malah tertidur dalam timangan ayah. Sambil menciumku, ayah
kembali memberikan aku kepada suster agar dikembalikan kedalam ruangan incubator supaya tubuhku

Karena aku lahir prematur, aku harus dirawat untuk waktu yang cukup lama hingga aku bisa keluar dari
rumah sakit. Ayah yang bingung, kemudian meminta ibunya (nenekku) untuk merawat ku. Selain harus
menjalani hidup berat-beratnya saat ini. Nenek yang tinggal di Jakarta, langsung terbang naik pesawat menuju
semarang. Ia memberikan kekuatan besar dalam hidup ayah saat itu. Dan darinya juga, yah belajar banyak
akan arti keikhlasan dan harus kuat untuk melihat ke depan.

Bu, sebelum meninggal pernah meminta ayah untuk tidak menguburkannya tapi lebih memilih untuk
dikremasi, kemudian meminta abunya di buang di lautan jawa. Ayah menuruti permintaan terakhir ibu dengan
berat hati, ia menyimpan sisa-sisa abu itu dalam sebuah kotak Gucci kecil yang ia simpan di ruangan kamarnya
dengan foto ibu yang sedang tersenyum. Setiap malam ia selalu menyalakan lilin minyak kecil untuk mengenang
ibu. Ia tidak bisa sedih brlama-lama karena ada aku yang harus ia

Setelah du bulan lamanya dalam incubator, akhirnya aku diperbolehkan untuk pulang. Bersama dengan
nenek, ayah belajar banyak bagaimana caranya menjadi seorang ibu. Ia mulai mengerti baimana untuk
mengganti popokku, membuatku berhenti menangis pada malam hari dan juga bagaimana memandikanku
dengan benar. Tapi yang paling sulit baginya adalah membuat susu yang baik bagiku, sebab aku sangat sulit
untuk minum susu bila tidak hangat atau tidak manis.

Karena tidak ada ASI (Air Susu Ibu) dari ibu kandung, ayah harus menambah beberapa vitamin tambahan
ang diberikan oleh dokter agar aku dapat tumbuh dengan sehat dan sempurna sesuai asupan gizi seusiaku.
Bersama kedua malaikat itu, aku pun tumbuh seiring berjalannya waktu. Ayah dan nenek bergantian
menjagaku. Bila ayah sudah bekerja, nenek dengan siaga menjagaku dan begitu pula sebaliknya, bila nenek
sedang beristirahat, ayah akan menjagaku dengan sungguh-sungguh agar tidak menangis dan mengganggu
istirahat nenek yang sudah berusia 55 tahun. Saat utu usiaku masih satu tahun.

Aku tidak tahu betapa aku adalah bayi yang merepotkan karena ayah bilang, saat aku kecil, selalu buang
air kecil setiap popok baru terpasang. Aku juga tidak pernah mau mendengarkan nyanyian yang ayah berikan
kepadaku ketika ia mencoba membuatku tidur. Aku juga selalu menangis dan menangis bila merasa ayah dan
nenek kurang memanjakanku atau apa yang aku inginkan tidak mereka berikan. Semua masih baik-baik saja
sampai akhirnya ayah mulai merasa aku telat bicara, karena seharusnya usiaku saat itu (dua tahun) bahkan
tidak pernah mengucapkan sepatah katapun, padahal ayah sudah mengajarkanku beberapa kata-kata ringan
seperti memangil;

ayahatau nenek
Sampi akhirnya ketika usiaku menginjak tiga tahun, aku masih tidak pernah percaya apapun dan ayah
merasa ada yang aneh dengan sikapku. Terutama ketika aku tidak pernah merespon. Terhadap panggilannya.
Ia malah berpikir aku seorang autis karena pada saat itu ia sempat mendengar perilaku balita sepertiku. Untuk
membuatku tetap ceria, ayah memberikankun banyak mainan mainan boneka. Aku sangat suka bermain
dengan boneka-boneka yang ayah bawakan setiap ia pulang kerja.

Sampai akhirnya pada saat itu aku bermain boneka, ayah memandangku. Sedangkan nenek saat itu sedang
di dapur untuk membuat makan malam kami.

angel! teriak ayah dihadapanku saat aku sedang asyik bermain boneka sapi kartun lucu.

Ia kemudian mendekatiku, lalu membelakangi tubuhku, ia menggunakan kedua tangannya dikepalaku


sambil menepuk kedua tangannya dengan kencang. Terdengar suara tepukan tepst di belakang kepalaku. Ayah
melakukannya berulang-ulang hingga ia berhenti dan menarik nafas panjang. Nenek yang mendengar suara
tepukan tangan itu keluar dari dapur menuju ruangan dimana aku dan ayah berada. Dia melihat tinggkah ayah
dan bertanya,

sedang apa kamu martin? panggil nenekku. Martin adalah nama ayahku.

ibu, aku merasa angel tidak bisa mendengar apa yang aku lakukan, bahkan iya tidak bisa merespon
tepukan tangan tepat dibelakangnya. Bila ia bisa mendengar, harusnya ia akan terkejut. Tapi ia diam saja.

Nenek kemudian mendekatiku yang masih asyik bermain boneka ia memandang ku dan berbcara pada
ayah sambil memegang kepalaku dengan lembut.

ibu juga merasa ada yang tidak beres denganya. Bagaimana kalau kita coba bawa ke dokter? Mungkin
mereka bisa menemukan jawabbannya.

baiklah bu. Aku akan mandi dulu. Setelah makan malam aku akan membawa angel ke dokter.

ibu juga ikut, kata nenekku.

Sesungguhnya kecemasan ayah karena aku tidak bisa merespon dan mendengar apaun yang diperintahkan
sudah sejak lama disimpannya, tapi ia mulai menyadari bahwa aku bukanlah anak autis. Pikiran itu akhirnya
runtuh sampai hari ini. Ia benar-benar harus mencoba mencari tahu apa yang terjadi padaku. Setelah aku
menikmati makan malam buatan nenek dan merasa kenyang, aku tertidur dan ketika aku tebangun, aku sudah
berada di rumah sakit. Seorang dokter tampak sedang memeriksa telingaku dengan senter kecil bewarna putih
yang cukup aneh bagiku.

Dokter perempuan itu tersenyum padaku. Lalu usai pemeriksaan itu, nenek langsung mengajakku jalan-
jalan di sekitar ruangan rumah sakit, agar tidak mengganggu pembicaraan ayah dengan dokter.

Ayah berbicara dengan dokter intan yang notabene adalah seorang spesialis dokter telinga.

bagimana dok, dengan kondisi angel? Mengapa dia tidak bisa merespon panggilan dan kata-kata saya?

dengan sangat menyesal, saya harus mengatakan bahwa anak bapak adalah seorang tunarungu

tunarungu? Bagaimana bisa?( tunarungu: orang yang terlahir cacat pada pendengaranya)anak
melihat cataatan kelahiran dan kesehatannya, pada anak bapak yang terlahir secara prematur, segala
kemungkinan bisa terjadi. Tunarungu adalah salah satu hal yang bisa terjadi pada setiap anak-anak yang
terlahir secara prematur. Jadi dalam dunia medis, cacat lahir bawaan ini adalah hal yang bisa terjadi di disetiap
10 banding seratus kelahiran bayi.

Ayah terdiam,

bapak tidak perlu bersedih ataupun panik, dewasa ini sudah banyak pendidikan dan orang yang hidup
dengan kondisi yang sama dengan anak bapak. Anak bapak masih tetap bisa memiliki masa depan yang baik.
Bila sejak dini kita mendidik dan mengajarinya, kelak anak itu akan tumbuh seperti anank-anak normal lainnya
dan masyarakat kita sudah bisa menerima keadaan seperti ini.

tapi keadaan ini cukup membuat saya sedih. Kasihan anak itu, ia tidak meyadari keadaannya, apa yang
harus saya lakukan untuk memberitahunya? Apa yang harus ajarkan padanya saat ia mulai tumbuh jadi besar?
Dan yang paling saya cemaskan, bagaimana caranya ia mengetahui keadaannya sendiri? Apa yang harus saya
jelaskan sedangkan dia sendiri tidak bisa mendengar dan bahkan tak mengerti apa yang saya katakana? kata
ayah dengan wajah sedih dan menahan air mata.

Dokter mencoba membuat ayah tegar, lalu berpikir sejenak dan akhirmya ia mngambil kartu nama dan
membeikannya pada ayah. Dokter merekomendasikan seorang kenalan yang ia piker bisa menyelesaikan
masalah.

begini saja, saya memiliki seorang kenalan yang sudah berpengalaman untuk mendidik bagaimana caranya
menjadi orang tua tunarungu, mungkin ia bisa membantu bapak dalam masalah ini.

maksudnya dia dokter?

beliau adalah seorang ibu dan juga memiliki anak tunarungu. Beliau berhasil menjadi pendidik bagi orang
tua yang melahirkan anak-anak tunarungu. Saya yakin dengan senang hati ia akan membantu bapak agar bisa
menjadi orang tua yang baik. Simpanlah kartu nama ini, katakanlah bahwa saya akan merekomendasikannya
pada bapak.

terimakasih dokter!

Ayah keluar dari ruangan dokter dengan wajah sedih. Ia membaca kartu nama itu dengan teliti dan
berharap lebih pada ibu berpengalaman itu dapat menyelamatkan hidupku. Saat itu, nenek baru saja
memberikanku eskrim coklat dan ketika melihat ayah aku langsung mendekatinya. Nenek bertanya kepada
ayah yang tampak murung.

bagaimana hasilnya, tin.?

angel positif tunarungu, bu.

Nenek ingin menangis ketika mendengar kalimat itu keluar dari mulut ayah, tapi ia tidak ingin bembuat
ayah lebih sedih. Disaat seperti iini, hanya ialah yang bisa menghibur

Anda mungkin juga menyukai