TUJUAN PERCOBAAN
- Mempelajari proses pengurangan (removal) kadar besi (Fe) dalam sampel limbah cair
dengan penambahan kapur
- Membandingkan kadar besi dalam sampel sebelum dan sesudah proses pengolahan
PERINCIAN KERJA
DASAR TEORI
PROSEDUR KERJA
Proses penambahan kapur untuk mnegurangi kadar besi pada sampel air
1. Membuat larutan standar sebanyak 7 kali (0,05 0,1 0,2 0,4 0,6 0,8 dan 1 mL) ke dalam labu
takar 100 mL
2. Menambahkan 0,5 mL hydroxylamine ke dalam masing-masing labu takar
3. Menambahkan 5 mL Natrium asetat dan 1 mL fenantrolin monohydrate ke dalam masing-
masing labu takar
4. Menambahkan aquadest hingga batas leher labu
5. Mengkalibrasi spektro dengan aquadest (auto zero)
6. Menggunakan salah satu larutan standar untuk menentukan panjag gelombang maks
dengan cara mengukur serapan (ABS)larutan standar tersebut pada berbagai panjang
gelombang
7. Mengukur serapan (ABS) masing-masing larutan standar pada panjang gelombang mkas
1. Menyiapkan 7 erlenmeyer masing-masing diisi dengan air sampel (so-s5) dan aquabides(
sebagai blanko)
2. Menambahkan 0,5 mL hydroxylamine ke dalam erlenmeyer
3. Memanaskan hingga volume menjadi 15-20 mL(khusus sampel)
4. Mendinginkan dan menegncerkan dengan aquadest hingga volume menjadi 25 mL
5. Menambahkan 5 mL Natrium Asetat dan 1 mL fenantrolin monohydrate ke dalam masing-
masing erlenmeyer
6. Mengukur serapan (ABS) masing-masing sampel pada panjang gelombang maks
DATA PENGAMATAN
PERHITUNGAN
PEMBAHASAN
Pda praktikum ini dilakukan proses pengurangan (removal) kadar besi (Fe) dalam sampel
limbah cair dengan penambahan kapur membandingkan kadar besi dalam sampel sebelum dan
sesudah proses pengolahan. Pada proses pengolahan dilakukan pengambilan sampel dengan
intervak waktu pengadukan selama 10 menit agar dapat dilihat pengaruh waktu pengadukan dengan
kadar besi dalam limbah cair(sampel).
Pada penentuan konsentarsi atau kadar besi (Fe) dalam sampel, dilakukan dengan metode
spektrofotometri UV-VIS. Terlebih dahulu dilakukan pengenceran terhadap larutan induk Fe untuk
pembuatan larutan standar, lalu membuat kurva standar. Namun, terlebih dahulu ditentukan
panjang gelombang maksimum dengan menggunakan salah satu larutan standar. Pada saat serapan
(ABS) tertinggi, menandakan itulah panjang gelombang maks.
Dari kurva diatas diperoleh lamda maks adalah 510 nm. Lamda maks ini digunakan sebagai panjang
gelombang maks pada pembuatan kurva standar dan pada penentuan konsentrasi sampel (kadar Fe)
Pada praktikum, pada pembuatan larutan standar maupun untuk mengukur abs sampel dilakukan
penambahan hidroxylamin untuk mereduksi Fe3+, kemudian ditambahkan fenantrolin monohydrate
sebagai pengompleks Fe2+, dan buffer natrium asetat untuk meningkatkan pH optimal cairan,
dimana proses koagulasi oleh kapur dinyatakan dapat berjalan baik jika pH air baku olahan (ABO)
berkisar 8-10. Jika ABO tdk dlm kisaran tersebut maka penambahan kapur ke dlam ABO tdk
ekonomis karena koagulasi tdk bekerja optimal.
Pada penentuan konsentrasi sampel dilakukan dengan cara plotting dengan menggunakan
kurva standar yang telah diperoleh. Dalam praktikum ini dapat diketahu bahwa dengan
penambahan kapur dapat mengurangi kadar besi dalan sampel air lmbah
KESIMPULAN
PERTANYAAN
DAFTAR PUSTAKA