Anda di halaman 1dari 6

Pertemuan ke : 5

Judul Praktikum : Input Data Secara Tabulasi Dan Menggunakan GPS

Hari / Tanggal : Kamis, Februari 2017

Tempat : UNJA Mendalo Bagian Belakang

Nama Anggota : 1. Farnando Rahmat (F1D315001) 2. Liza Irmawati (F1D315002) 3.


Deajeng Balqis (F1D315033)

Prinsip Teori

Data spasial lain dalam bentuk digital seperti data hasil pengukuran lapang dan data dari GPS
bisa dimasukkan dalam sistem SIG. Pada intinya SIG membutuhkan data spasial dalam format
tertentu untuk membedakan apakah data tersebut berupa point, line atau polygon. GPS,
singkatan dari Global Positioning System (Sistem Pencari Posisi Global), adalah suatu jaringan
satelit yang secara terus menerus memancarkan sinyal radio dengan frekuensi yang sangat
rendah. Alat penerima GPS secara pasif menerima sinyal ini, dengan syarat bahwa pandangan
ke langit tidak boleh terhalang, sehingga biasanya alat ini hanya bekerja di ruang terbuka.
Satelit GPS bekerja pada referensi waktu yang sangat teliti dan memancarkan data yang
menunjukkan lokasi dan waktu pada saat itu. Operasi dari seluruh satelit GPS yang ada
disinkronisasi sehingga memancarkan sinyal yang sama. Alat penerima GPS akan bekerja jika
ia menerima sinyal dari sedikitnya 4 buah satelit GPS, sehingga posisinya dalam tiga dimensi
bisa dihitung. Pada saat ini sedikitnya ada 24 satelit GPS yang beroperasi setiap waktu dan
dilengkapi dengan beberapa cadangan. Satelit tersebut dioperasikan oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat, mengorbit selama 12 jam (dua orbit per hari) pada ketinggian
sekitar 11.500 mile dan bergerak dengan kecepatan 2000 mil per jam. Ada stasiun penerima di
bumi yang menghitung lintasan orbit setiap satelit dengan teliti (Budianto, 2010).

Sebetulnya GPS adalah suatu sistem yang dapat membantu kita mengetahui posisi koordinat
dimana kita berada. Sedangkan untuk menerima sinyal yang dipancarkan oleh GPS, kita
membutuhkan suatu alat yang dapat membaca sinyal tersebut. Yang biasa kita sebut sebagai
GPS adalah sebenarnya merupakan alat penerima. Karena alat ini dapat memberikan nilai
koordinat dimana ia digunakan maka keberadaan GPS merupakan terobosan besar bagi SIG.
Input data melalui serangkaian (seri) data koordinat sering dilakukan dalam operasi GIS.
Standar umum yang sering digunakan untuk input data koordinat adalah format database
(DBF) atau text (TXT). Namun untuk ArcGIS 9.x ke atas, kita bisa juga mengugnakan input
data koordinat dengan format XLS atau XLSX (Microsoft Excel). Berikut adalah contoh
bagaimana memasukan data koordinat keArcGIS 9.x dengan format XLSX. Manajemen data
di dalam kawasan hutan konservasi saat ini tidak bisa lepas dari unsur-unsur spasial. Untuk
membentuk data atribute pada masing-masing blok tak lengkap kiranya kalau tidak
menyertakan data spasial. Kali ini akan kita coba menginput data-data spasial yang tersimpan
pada GPS untuk dikonversi menjadi data shp yang menjadi ekstensi standard untuk aplikasi
buatan ESRI semacam ARCGIS atau ARCVIEW. Untuk lebih mendorong penggunaan
aplikasi opensources, dalam tutorial ini akan memanfaatkan aplikasi DNR GPS. Aplikasi ini
cukup bagus dan layak digunakan untuk berbagai tipe GPS.

Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data analog ke dalam format
digital meliputi objek-objek yang ada dalam peta.

Proses digitasi secara umum dibagi dalam dua macam :

1. Digitasi menggunakan digitizer

Dalam proses digitasi ini memerlukan sebuah meja digitasi atau digitizer.

2. Digitasi onscreen di layar monitor

Digitasi onscreen paling sering dilakukan karena lebih mudah dilakukan, tidak
memerlukan tambahan peralatan lainnya, dan lebih mudah untuk dikoreksi apabila terjadi
kesalahan. Proses digitasi on-screen adalah digitasi yang dilakukan pada layar monitor
komputer dengan memanfaatkan berbagai perangkat lunak sistem informasi geografis seperti
Arc View, Map Info, AutoCad Map, dan lain-lain. Data sumber yang akan didigitasi dalam
metode ini tidak dalam bentuk peta analog atau hardcopy. Data sumber tersebut terlebih dahulu
disiam (scan) dengan perangkat scanner. Penyiaman ini akan membentuk sebuah data yang
mirip dengan hardcopy yang disiam, dalam bentuk data raster dengan format file seperti .jpg,
.bmp, .tiff, .gif, dan lain-lain. Data tersebut berujud file gambar raster yang dapat dilihat dengan
menggunakan berbagai perangkat lunak pengolah gambar.

Pada perangkat lunak sistem informasi geografis, data raster tersebut ditampilkan di layar
monitor sebagai layer raster. Data raster dijadikan latar belakang (backdrop) dalam proses
digitasi. Digitasi dilakukan dengan cara membentuk serangkaian titik atau garis menggunakan
pointer yang dikendalikan melalui mouse, pada layar komputer di sepanjang obyek digitasi.
Setiap obyek spasial dapat direkam sebagai layer-layer yang berbeda. Misal, dari sebuah data
raster peta administrasi terdapat fenomena jalan, sungai, dan batas administrasi. Ketiga
fenomena tersebut dalam proses digitasi sebaiknya dipisahkan menjadi layer-layer jalan,
sungai, dan administrasi, sehingga masing-masing fenomena dapat dipisahkan sebagai file
yang berdiri sendiri (Permanasari, 2007).

Tujuan Praktikum

1. Mengetahui cara mengimput data kedalam ArcGIS.


2. Mengetahui perbedaan input data secara tabulasi dengan menggunakan GPS.

Pelaksanaan Praktikum

Alat

1. Personal Computer (PC)


2. GPS
3. Alat Tulis

Bahan

1. Data Koordinat

Hasil Dan Pembahasan

Praktikum geospasoal yang berjudul input data secara tabulasi dan menggunakan GPS. Dimana
praktikum kali ini bertujuan dapat mengimput data ke dalam ArcGIS, serta mengetahui
perbedaan input data secara tabulasi dengan menggunakan GPS.

Data yang di peroleh pada saat praktikum akan di olah atau di input menggunakan ArcGIS.
Dengan menggunakan dua cara, yaitu input dengan data tabulasi atau tabel dan transfer data
langsung dari GPS. Setelah data di transfer ke ArcGIS, langkah selanjutnya adalah digitasi
seperti yang telah di praktikum kan di pertemuan ke empat. Digitasi secara umum dapat
didefinisikan sebagai proses konversi data analog ke dalam format digital meliputi objek-objek
yang ada dalam peta. Proses digitasi secara umum dibagi dalam dua macam, yaitu digitasi
menggunakan digitizer, dalam proses digitasi ini memerlukan sebuah meja digitasi atau
digitizer dan digitasi onscreen di layar monitor.
Digitasi onscreen paling sering dilakukan karena lebih mudah dilakukan, tidak
memerlukan tambahan peralatan lainnya, dan lebih mudah untuk dikoreksi apabila terjadi
kesalahan. Proses digitasi on-screen adalah digitasi yang dilakukan pada layar monitor
komputer dengan memanfaatkan berbagai perangkat lunak sistem informasi geografis seperti
Arc View, Map Info, AutoCad Map, dan lain-lain. Data sumber yang akan didigitasi dalam
metode ini tidak dalam bentuk peta analog atau hardcopy. Data sumber tersebut terlebih dahulu
disiam (scan) dengan perangkat scanner. Penyiaman ini akan membentuk sebuah data yang
mirip dengan hardcopy yang disiam, dalam bentuk data raster dengan format file seperti .jpg,
.bmp, .tiff, .gif, dan lain-lain. Data tersebut berujud file gambar raster yang dapat dilihat dengan
menggunakan berbagai perangkat lunak pengolah gambar.

Pada perangkat lunak sistem informasi geografis, data raster tersebut ditampilkan di layar
monitor sebagai layer raster. Data raster dijadikan latar belakang (backdrop) dalam proses
digitasi. Digitasi dilakukan dengan cara membentuk serangkaian titik atau garis menggunakan
pointer yang dikendalikan melalui mouse, pada layar komputer di sepanjang obyek digitasi.
Setiap obyek spasial dapat direkam sebagai layer-layer yang berbeda. Misal, dari sebuah data
raster peta administrasi terdapat fenomena jalan, sungai, dan batas administrasi. Ketiga
fenomena tersebut dalam proses digitasi sebaiknya dipisahkan menjadi layer-layer jalan,
sungai, dan administrasi, sehingga masing-masing fenomena dapat dipisahkan sebagai file
yang berdiri sendiri.

Joining data adalah proses menggabungkan data pada format shp dengan data table dalam
format lain (dalam hal ini dbf) yang memuat informasi lain. Proses ini dilakukan dengan syarat
ada persamaan id-field pada kedua jenis data. Data dalam format shp yang memiliki peta kita
sebut Mappable dan data yang kita buat dari proses excel tadi non-mapable atau belum
memiliki peta. Group by field diisi jika polygon yang dibuat terdiri dari beberapa buah polygon
(seperti contoh yang sedang dibuat) Order penting untuk menentukan tarikan garis agar
mengikuti nomor, tidak kacau. Tambahkan hasil konversi ke layer. Pada beberapa kasus,
konversi akan gagal jika menggunakan tabel, sehingga hasil konversi berupa shapefile ini yang
digunakan untuk membuat polygon. Konversi data point ke polygon bisa menggunakan Xtools,
ET Geowizard. Dalam praktek ini menggunakan Xtools. Klik pada menu Xtools > Feature
Conversions > Make One Polygon from Points
Praktikan juga mengolah data pada microsoft excel. Dimana untuk mentransfer data dari
microsoft excel dapat di lakukan dengan Perlu diketahui baris pertama akan dikenali sebagai
parameter input pada arcmap sehingga tiap kolom pada baris pertama menunjukkan maksud
dan isi tiap kolomnya.

Buka arcmap 10, lalu cari add data XY di tabFile. Setelah itu Cari file excel yang dimaksud
di folder agan. Setelah ketemu, akan ada pilihan sheet, pilihsheet yang ada data koordinatnya.
Selanjutnya Setelah itu sesuaikan kolom koordinatnya masing masing, koordinat x pada kolom
x_utm dan y pada y_utm, berhubung nilai z tidak ada, maka dapat diabaikan. Lalu pilih sistem
koordinatnya dengan klik tombol edit,kebetula ane pake utm, lalu klik ok dan ok. Untuk bisa
diedit lebih lanjut bisa konvert dulu ke format shp, dengan cara klik kanan pada layer data tabel
excel tersebut dan pilih datadan pilih export data.

Dalam GIS, membuat shapefile dati data table dapat di lakukan dengan berbagai software GIS
salah satunya adalah ArcGIS. Untuk membuat shapefile dari sebuah data table pastikan data
tersebut mempunyai nilai koordinatnya.

Setiap langkah pengerjaan input data baik secara tabulasi maupun menggunakan ArcGIS sudah
ada tertera dipenuntun praktikum. Sehingga praktikan tinggal mengimput data dan melakukan
digitasi sesuai dengan prosedur kerja yang tertera pada buku penuntun praktikum.

Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan

1. Mengimput data pada ArcGIS dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan input
dengan data tabulasi, serta dengan mentransfer data langsung dari GPS.
2. Input data secara tabulasi yaitu dengan mengisi pasangan koordinat (x dan y) yang ada
dalam microsoft excel, input data ini menggunakan program microsoft excel setelah di
olah dengan microsoft excel barulah di transfer lagi ke ArcGIS nya, untuk data tabulas,
file yang di masukkan dalam format ms.excel / dbf. Sedangkan input data menggunakan
GPS, langsung bisa di transfer ke komputer dengan menggunakan beberapa software,
antara lain adalah mapsource. File data dari GPS bertipe gpx.
Saran

Setiap praktikan harus paham tahap-tahap input data baik dg menggunakan tabulasi ataupun
GPS. Selain itu praktikan juga harus memahami tahap digitasi, yang mana pada praktikum
input data ini juga menggunakan digitasi juga.

Daftar Pustaka

Budianto, Eko. 2010. Sistem Informasi Geografis dengan Arc View GIS. Yogyakarta: Andi
Offset.

Permanasari, Intan. 2007. Aplikasi Sig Untuk Penyusunan Basisdata Jaringan Jalan Di Kota
Magelang. Semarang, Indonesia: Universitas Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai