Anda di halaman 1dari 14

Meningkatkan Efektivitas Proses Rekonsiliasi BMN di

KPKNL Bukittinggi

Oleh :

HAFIZUL HAQ
2014/14043111

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Laporan : Meningkatkan Efektivitas Proses Rekonsiliasi BMN di


KPKNL Bukittinggi
Nama : Hafizul Haq

BP/NIM : 2014/14043111

Program Studi : Akuntansi

Keahlian : Akuntansi Pemerintah

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing

Padang, Agustus 2017

Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing

Nurzi Sebrina, S.E, M.Sc, Ak


NIP:19720910 199802 2 003
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan laporan individu magang keahlian ini. Penulisan laporan
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan dalam mata kuliah
magang keahlian pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Padang. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
dari awal magang hingga penyusunan laporan ini, mungkin sulit bagi saya dalam
menyelesaikan laporan magang keahlian ini. Oleh karena itu saya mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil
2. Ibu nurzi Sebrina, S.E, M.Sc, Ak selaku dosen pembimbing magang
keahlian yang telah memberikan arahan serta petunjuk dalam pelaksanaan
magang hingga penyelesaian laporan ini.
3. Ibu Syukriah HG yaitu kepala KPKNL Bukittinggi yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk melaksakan magang keahlian di instansi
yang beliau pimpin.
4. Bapak-bapak Kepala seksi di KPKNL Bukittinggi yang telah memberikan
ilmu dan materi yang sangat bermanfaat tentang ruang lingkup kerja
KPKNL Bukittinggi sendiri.
5. Pak Latho Muhammad, Pak Mulyadi, Buk Hilda Wahyuni, dan Buk
Febrietti yaitu personil-personil luar biasa dari seksi Pengelolaan Kekayaan
Negara tempat kami diletakkan dalam kegiatan magang keahlian. Terima
kasih atas seluruh bantuan serta ilmu yang telah diberikan selama kami
melaksanakan magang keahlian.
6. Seluruh karyawan dan staf di KPKNL Bukittinggi yang telah memberikan
dukungan dalam pelaksanaan magang keahlian.
7. Teman-teman dari PKN STAN yang sedikit banyaknya membantu dan
berbagi ilmu dalam kegiatan magang.
8. Adel Riviando, teman magang keahlian satu jurusan satu fakultas satu
universitas dan bahkan satu kos yang telah menemani dalam pelaksanaan
magang keahlian

Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan individu magang keahlian ini
terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan yang melekat didalamnya. Tulisan
ini masih belum begitu sempurna, oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis
harapkan dari pembaca.

Saya berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang
membacanya

Bukittinggi, Agustus 2017

Hafizul Haq
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Kata Pengantar

A. Latar belakang

B. Permasalahan

C. Kajian Teori

D. Hasil dan Pembahasan

E. Kesimpulan dan Saran

F. Daftar Bacaan
A. LATAR BELAKANG
Demi tercapainya transparansi, akuntabilitas, dan pelayanan oleh
pemerintah terhadap publik, dalam hal ini adalah masyarakat, maka segala
bentuk barang yang dibeli dan diperoleh atas beban APBN atau berasal dari
perolehan yang sah, haruslah dikelola dan dimanfaatkan dengan baik
(BMN).
Pemerintah telah menerbitkan beberapa peraturan mengenai
pengelolaan BMN. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 (PP
No.6/2006) tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah mengatur
mengenai pengelolaan BMN yang meliputi perencanaan kebutuhan dan
penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan
pemeliharaan, penilaian, pengahpusan, pemindahtanganan, pengawasan,
dan pengendalian.
Dengan adanya pedoman pengelolaan BMN, maka diharapkan BMN
yang diperoleh adalah benar-benar yang berguna dalam operasi, diperoleh
dengan harga wajar, tidak ada penyalahgunaan dan tidak ada BMN yang
berlebih atau tidak dimanfaatkan secara optimal.
Salah satu indikator penilai bahwa barang yang dikelola tersebut
telah dimanfaatkan/dioptimalkan dengan baik adalah adanya pelaporan
terhadap publik sesuai dengan prinsip akuntansi pemerintah yang diatur
dalam PP 71 tahun 2017. Oleh karena itu sesuai dengan peraturan menteri
keuangan PMK no. 69 tahun 2016, diaturlah tata cara rekonsiliasi Barang
Milik Negara demi tercapainya penyajian Laporan Keuangan yang akurat.
Rekonsiliasi BMN adalah proses pencocokan laporan nilai BMN
dan/atau Pengelolaan BMN oleh antara dua unit pemroses atau lebih
terhadap sumber data yang sama. Dua unit pemroses disini adalah unit
pengguna barang, dalam hal ini adalah satuan-satuan kerja, yaitu unit
vertikal kementrian pusat yang ada di daerah dengan unit pengelola barang,
dalam hal ini adalah Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang(KPKNL) yang merupakan unit vertikal dari Direktoran Jendral
Kekayaan Negara.
Proses rekonsiliasi BMN sendiri dilaksanakan dua kali dalam satu
tahun. Kegiatan rekonsiliasi ini dilakukan melalui aplikasi Akuntansi
Pemerintah yaitu Aplikasi Persediaan, Aplikasi SIMAK-BMN, Aplikasi
SAIBA, dan Aplikasi SIMAN. Setiap Satker wajib melakukan proses
rekonsiliasi BMN dua kali dalam setahun. Satker-satker melakukan proses
rekonsiliasi ke KPKNL dimana wilayah kewenangan mereka berada. Untuk
KPKNL Bukittinggi, di wilayah kewenangannya untuk Rekon semester 1
tahun 2017 terdapat 378 Satker.
Selama proses rekonsiliasi BMN semester 1 tahun 2017 di KPKNL
Bukittinggi yang dilaksanakan tanggal 3-10 Agustus 2017 ada beberapa
masalah yang terjadi. Beberapa masalah yang terjadi dapat mengganggu
proses rekonsiliasi itu sendiri sehingga proses rekonsiliasi tidak berjalan
secara efektif dan efisien.

B. PERMASALAHAN
Berdasarkan Latar Belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
laporan ini adalah Bagaimana cara meningkatkan efektivitas proses
Rekonsiliasi BMN di KPKNL Bukittinggi?.

C. KAJIAN TEORI
1. Barang Milik Negara
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 (PP N0.6/2006) tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara mendefinisikan Barang Milik Negara
(BMN) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas Beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah.
Barang yang dimaksud dalam pengertian di atas adalah benda
berwujud yang dapat dinilai, dihitung, diukur, dan ditimbang, tidak
termasuk uang dan surat berharga. Sedangkan barang yang berasal dari
perolehan lainnya yang sah antara lain barang yang diperoleh dari
hibah/sumbangan atau yang sejenis, barang yang diperoleh sebagai
pelaksanaan dari perjanjian.kontrak, barang yang diperoleh berdasarkan
ketentuan undag-undang atau wewenang yang diperoleh berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Menurut Permenkeu No. 171/PMK.05/2007, BMN meliputi unsur-
unsur:
1. Aset Lancar
Aset lancar yang dimaksud dalam pengertian BMN adalah
persediaan. Persediaan adalah asetlancar dalam bentuk barang
atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan
operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan
untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masayarakat.
2. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat
lenih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap
yang dimaksud dalam pengertian BMN adalah tanah, peralatan
dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan.
3. Aset lainnya
Aset lainnya yang dimaksud dalam pengertian BMN adalah aset
tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah sehingga
tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos
asetlainnya dengan nilai tercatatnya.
4. Aset bersejarah
Aset bersejarah yang dimaksud dalam pengertian BMN adalah
aset tetap yang mempunyai ketetapan hukum sebagai aset
bersejarah dikarenakan kepentingan budaya, lingkungan, dan
sejarah.

2. Sistem informasi manajemen dan akuntansi barang milik negara


(SIMAK-BMN)
Sistem informasi manajemen dan akuntansi barang milik negara
(SIMAK-BMN) adalah subsistem dari Sistem Akuntansi Instansi (SAI).
SIMAK-BMN merupakan sistem terpadu yang merupakan gabungan
prosedur manual dan terkomputerisasi dalam rangka mengahsilkan data
transaksi untuk mendukung penyusunan neraca. SIMAK-BMN
diselenggarakan dengan tujuan untuk menghasilkan informasi yang
diperlukan sebagai alat pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN
serta pengelolaan/pengendalian Barang Milik Negara yang dikuasai
oleh suatu unit akuntansi barang. Disamping menghasilkan informasi
sebagai dasar penyusunan Neraca Kementrian Negara/Lembaga,
SIMAK-BMN juga menghasilkan informasi-informasi untuk memenuhi
kebutuhan pertanggungjawaban pengelolaan Barang Milik Negara dan
kebutuhan-kebutuhan manajerial kementerian Negara/Lembaga
lainnya.

3. Aplikasi Persediaan
Aplikasi Persediaan adalah Sistem aplikasi yang diperuntukan bagi
Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran, dengan tujuan memberikan
kemudahan pengelolaan Stok barang persediaan untuk keperluan
operasional kantor. Aplikasi ini dikembangkan oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan. Pada Aplikasi Persediaan Terdapat 5 menu proses
yaitu : Referensi, Transaksi, Laporan, Utility dan Keluar

4. Sistem aplikasi akuntansi instansi Berbasis akrual (SAIBA)


Menurut PMK no. 225 tahun 2016, SAIBA adalah suatu aplikasi
terintegrasi yang berisi seluruh proses yang terkait dengan pengelolaan
APBN dimulai dari proses penganggaran, pelaksanaan, dan pelaporan
Bendahara Umum Negara dan Kementrian Negara/Lembaga yang
dilaksanakan berdasarkan prinsip Standar Akuntansi Pemerintahan
berbasis Akrual
5. Sistem Informasi Manajemen Aset Negara (SIMAN)
Merupakan aplikasi yang digunakan untuk mendukung proses
pengelolaan BMN, yang meliputi perencanaan, penggunaan,
pemanfaatan, pemeliharaan, penatausahaan, penghapusan, dan
pemindahtanganan aset negara berbasis internet yang dapat diakses oleh
Pengelola dan Pengguna.
Data SIMAN bersumber dari data SIMAK-BMN. SIMAN
menyiapkan fitur untuk melengkapi data SIMAK-BMN dengan atribut
aset dalam rangka mendukung pengelolaan Barang Milik Negara,
seperti: identitas aset, riwayat pengelolaan, riwayat pemeliharaan,
riwayat penilaian, riwayat pemakai, riwayat mutasi, lokasi posisi GPS,
foto dan dokumen digital.
Fitur SIMAN merupakan layanan-layanan yang terkait dengan
pengelolaan BMN, yang meliputi :
1. Perencanaan Kebutuhan BMN
a. Pengguna, untuk menyusun perencanaan kebutuhan pengadaan
dan pemeliharaan BMN
b. Pengelola, untuk menganalisa dan penyetujui usulan
perencanaan kebutuhan BMN
2. Permohonan Penggunaan, Pemanfaatan, Pemindahtanganan dan
Penghapusan BMN
a. Pengguna Barang, untuk menyusun permohonan.
b. Pengelola Barang, untuk menerima, menganalisis dan
menyetujui/menolak permohonan.
c. Monitoring proses permohonan.
3. Master Asset
Merupakan data aset yang bersumber dari data SIMAK BMN.
SIMAN menyiapkan fitur untuk melengkapi data SIMAK BMN
dengan atribut aset dalam rangka mendukung pengelolaan Barang
Milik Negara, seperti: identitas aset, riwayat pengelolaan, riwayat
pemeliharaan, riwayat penilaian, riwayat pemakai, riwayat mutasi,
lokasi posisi GPS, foto dan dokumen digital.
4. Monitoring Aset
a. Pengguna, untuk mencetak laporan aset
b. Pengelola, untuk mencetak laporan aset
5. Penelusuran Asset
a. Penelusuran lokasi, nilai, dll
b. Analisis BMN
6. Penatausahaan BMN Yang Menjadi Underlying Asset SBSN
a. Merekam KMK dan menandai BMN yang telah menjadi
Underlying Asset SBSN
b. Penatausahaan Daftar Nominatif Aset
7. Pemuktahiran Aset
a. Pengguna, untuk melakukan pemuktahiran Data SIMAN yang
bersumber dari transaksi SIMAK dan dapat digunakan sebagai
alat bantu untuk melakukan Rekonsiliasi BMN tingkat Satker
dan Wilayah secara mandiri.
b. Pengelola, dapat digunakan sebagai alat bantu analisis dan dan
memberikan persetujuan Rekonsiliasi BMN tingkat Satker dan
Wilayah.
8. Inventarisasi
a. Mencetak Kertas Kerja Inventarisasi
b. Cetak laporan inventarisasi BMN
9. Pengawasan dan Pengendalian
a. Pengguna, untuk merekam tindak lanjut surat keputusan yang
diterbitkan oleh Pengelola dan mencetak laporan Wasdal.
b. Pengelola, untuk memonitoring tindak lanjut surat keputusan
yang diterbitkan oleh Pengelola dan mencetak laporan Wasdal.
10. Penatausahaan Asset Idle (Pengelola)
a. Penatausahaan BMN yang terindikasi Idle.
b. Penatausahaan Asset Idle.
c. Pembuatan Laporan Asset Idle.

6. KPKNL
Menurut PMK no. 69 tahun 2016 KPKNL adalah Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang, yang selanjutnya disingkat KPKNL,
adalah instansi vertikal DJKN yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Kanwil DJKN, dan dalam hal ini merupakan
pelaksana penatausahaan BMN di tingkat daerah pada Pengelola
Barang.
Kantor Wilayah DJKN, yang selanjutnya disebut Kanwil DJKN,
adalah instansi vertikal DJKN yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara, dan dalam hal m1
merupakan pelaksana penatausahaan BMN di tingkat wilayah pada
Pengelola Barang.
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, yang selanjutnya disingkat
DJKN, adalah unit eselon 1 pada Kementerian Keuangan yang
mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standardisasi teknis di bidang kekayaan negara, piutang, dan lelang, dan
dalam hal ini merupakan pelaksana penatausahaan BMN di tingkat pusat
pada Pengelola Barang

7. Rekonsiliasi BMN
Menurut PMK no. 69 tahun 2016, Rekonsiliasi adalah proses
pencocokan data transaksi keuangan yang diproses dengan beberapa
sistem/ sub sistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber yang
sama.
Rekonsiliasi Data BMN adalah proses pencocokan laporan nilai
BMN dan/ atau Pengelolaan BMN antara dua unit pemroses atau lebih
terhadap sumber data yang sama.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


Selama proses rekonsiliasi BMN semester 1 tahun 2017 di KPKNL
Bukittinggi terdapat beberapa permasalahan yang terjadi, diantaranya:
1. Operator aplikasi akuntansi Pemerintahan di Satker kurang paham
menggunakan aplikasi
Kebanyakan operator aplikasi akuntansi di satuan kerja yang ada di
lingkungan wilayah kerja KPKNL Bukittinggi belum begitu paham
dalam menggunakan aplikasi. Padahal aplikasi pemerintahan itu
sendiri cukup mudah untuk digunakan.
2. Kesalahan input akun
Salah satu yang menjadi masalah adalah kebanyakan satker tidak
mengerti alur/proses akuntansi yang sesuai dengan peraturan
pemerintah no. 71 tahun 2010. Hal ini menyebabkan adanya
ketidaksesuaian angka yang tercantum di neraca maupun kesalahan
input akun. Sebagai contoh yaitu aset yang tidak digunakan dalam
operasi pemerintahan seharusnya dipindahkan kedalam akun aset yang
diberhentikan pemakaiannya atau dimasukkan ke dalam aset lain-lain,
sementara di satker tersebut masih masuk kedalam kelompok aset
terap.
3. Masalah internal Satuan Kerja
a. Pada Kantor dinas, sering terjadi reorganisasi, baik penggabungan
maupun pemecahan satker, serta mutasi yang cukup sering sehingga
sering terjadi putus koordinasi dengan petugas / operator baru dan data
yang ada telah hilang.
b. Operator SIMAK BMN Satuan Kerja merangkap tugas, sehingga
tugas penatausahaan BMN menjadi tidak fokus.

E. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
kebanyakan masalah terjadi pada internal satuan kerja itu sendiri.
Proses rekonsiliasi yang menggunakan database aplikasi online yang
seharusnya bisa dilakukan secara mandiri, namun akibat kekurang
tahuan operator satker menyebabkan proses rekonsiliasi menjadi
sangat lama.
2. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan berfokus pada satuan kerja di
masing-masing kantor, yaitu:
a. Hendaknya operator aplikasi akuntansi sebaiknya memiliki latar
belakang pendidikan akuntansi.
b. Sering mengikuti sosialisasi atau penyuluhan tentang
penatausahaan BMN
c. Menjalin komunikasi dengan operator yang lama apabila terjadi
pemecahan satker atau mutasi pegawai

F. DAFTAR BACAAN
PMK no 225/PMK.05/2016
PMK no 120/PMK.06/2007
PMK no 270/PMK.05/2014
PMK no 69/PMK.06/2016
Hhtps://www.djkn.kemenkeu.go.id

Anda mungkin juga menyukai