Anda di halaman 1dari 4

A.

Sinetron Anak Jalanan


Sinetron Anak Jalanan adalah sinetron yang mengkonsumsi adegan-adegan kekerasan seperti tinju,
gulat, dan balapan liar. Sinetron ini menceritakan duageng motor yang memperebutkan kekuasaan
didaerahnya.
B. Bagian yang mengandung nilai kontroversial dan nilai-nilai yang
dipermasalahkan, sertakan konteks waktu dan tempat serta nilai-nilai mayoritas
yang berlaku.
Anak Jalanan telah telah menjadi sinetron yang kontraversial. Selain mendapatkan banyak penonton
dari semua kalangan, sinetron ini mendapat banyak protes dari masyarakat. Itu terbukti dari beberapa
berita yang muncul serta pengaduan masyarakat ke Lembaga Sensor Film Indonesia. KPI juga telah
beberapa kali mengirim surat teguran. Banyak nilai-nilai yang dipermasalahkan dalam sinetron ini.
Aspek kekerasan baik fisik maupun nonfisik (bullying) serta aspek asmara (percintaan). Anak Jalan
sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat khususnya remaja labil di Indonesia. Ini terlihat, dari
mayoritas remaja saling merendahkan satu sama lain (melakukan bullying), bahkan ada kini banya
beredar video kekerasan remaja terhadap temannya dengan maksud menyelesaikan masalah.
C. Pendapat kelompok tentang kontroversi tersebut.
Menurut Haryatmoko (2010: 4) mengutip Nietzsche, Ketidakpastian itu terpantau ketika masalah
kebenaran seakan ditentukan oleh pertarungan kekuatan sehingga tidak lepas dari hubungan
pengetahuan dan kekuasaan. Kutipan ini mengandung unsur kesalahpahaman antar orang atau
kelompok dalam sinetron Anak Jalanan. Seperti pada adegan pertarungan geng motor anak menteng
dengan kelompok Anak Jalanan. Padahal geng anak menteng seharusnya marah ke geng anak
serigala, karena yang mempunyai masalah dengan mereka sebenarnya anak geng serigala. Adegan
kekerasan tersebut tidak baik untuk ditonton oleh anak-anak. Para remaja bahkan anak-anak
kemungkinan besar telah menonton sinetron ini karena jam tayangnya pukul 18.15. Kekerasan
simbolis (bullying) ditampilkan dalam beberapa adegan. Mengacu Haryatmoko (2010: 11-12)
merujuk M.Foucault (1975: 21) bahwa, kekuasaan bergerak melalui metode-metode yang diperluas
oleh wacana untuk menggapai, menembus dan mengontrol orang, bahkan sampai pada kenikmatan-
kenikmatan yang paling intim dengan menggunakan metode menolak atau melarang namun juga
membangkitkan perasaan dan penggiatan karena cara-cara kekuasaan itu beragam bentuknya. Paham
ini berhubungan dengan adegan percintaan dalam sinetron Anak Jalanan. Adegan percintaan dapat
mempengaruhi perilaku para remaja bahkan anak-anak.

Merujuk Kusuma dan Haryanto (2007:123) mengacu Rusdi Mochtar, peneliti asal LIPI, menyatakan
inilah kondisi masyarakat transisi di mana hukum dan kontrol sosial terasa menjadi lebih longgar.
Hal tersebut sangat ironis, disamping banyaknya masyarakat yang menonton Anak Jalanan, terbukti
dengan dijualnya baju sinetron ini yang laku di pasaran, banyak pula masyarakat yang memprotes
adegan-adegan yang dapat ditiru.
Salah satu produk karya populer Indonesia yang menjadi acuan dalam tugas ini adalah sinetron Anak
Jalanan. Dalam sinetron ini menceritakan bagaimana kehidupan remaja masa kini yang membentuk
sebuah klub motor dan dipenuhi oleh berbagai macam masalah dan ceita kehidupan sehari-hari. Salah
satu tokoh dalam sinetron ini bernama Adriana, dia adalah seorang perempuan cantik yang sempat
menjadi pasangan pemeran utama, Boy. Namun, dia lebih memilih untuk menikahi seorang pria yang
jauh lebih tua daripada dia dengan alasan bahwa pria itu adalah pengusaha sukses dan bergelimang
harta. Meskiun seperti itu pria itu tetap mencintai Adriana, dibalik pernikahannya itu Adriana
menyimpan niat lain untuk menguasai seluruh kekayaan suaminya itu. Pada kesehariannya dia tidak
pernah menunjukkan gelagat yang melambangkan bahwa dia memiliki niatan buruk terhadap
suaminya. Dia terus menunjukkan sikap manis dan seolah-olah dia mencintai suaminya dengan tulus,
dengan sikapnya seperti itu suaminya percaya pada dia. Hingga suatu hari Adriana meminta
menggantikan nama pemilik saham atas nama dia dan kemudian suaminya melakukan hal itu. Dalam
hal ini menunjukkan bahwa ada sikap interaksi simbolis yang dilakukan Adriana pada suaminya,
seperti merujuk pada Haryatmoko (2010: 10), hubungan sosial adalah hubungan dominasi yang
ditandai oleh interaksi simbolis.
Sofi Septiani
180410140033

Merujuk Haryatmoko, Pendidikan melalui praktik dan pembiasaan dalam lingkungan sosial tertentu
menentukan habitus seseorang atau suatu kelompok (2010: 14). Berdasarkan kutipan tersebut,
sinetron Anak Jalanan menampilkan perilaku buruk Dado sebagai kenek dari Iyan (teman Boy).
Dado menyalahgunakan uang dari penghasilan menarik penumpang bersama Iyan untuk membeli
tanah yang akan diberikan kepada ayah calon pacarnya. Hal tersebut mencerminkan perilaku buruk
yang dikhawatirkan akan ditiru oleh para penonton, khususnya anak-anak. Keinginan Dado untuk
membeli tanah menjadi awal dari kebiasaannya dalam mengorupsi uang hasil kerja keras bersama
Iyan. Keinginan yang kuat telah menguasai diri Dado. Kebiasaan tersebut berkaitan dengan cara
pandang Dado yang seakan-akan ingin diangkat jadi menantu oleh ayah calon pacarnya. ..Kuasa Dado
atas uang yang dipegangnya telah disalahgunakan. Struktur sosial yang Dado lihat membuatnya harus
terlihat seperti orang berada. Dado terlalu memaksakan kehendak untuk memiliki uang lebih yang
bisa dibelikan tanah untuk ayah pacarnya. Hasrat Dado telah menguasai dirinya dalam melakukan
perilaku buruk.
Zahra Nur Fadilah
180410140027

Dalam visi Menikean menyatakan bahwa dunia hanya terdiri dari dua kelompok, yaitu baik dan
jahat.Dari pernyataan tersebut terlihat pada sinetron Anak Jalanan yang menggambarkan dua gang
motor yang saling bertentangan yakni Warrior sebagai gang motor baik yang diketuai oleh Boy
sebagai pemeran utama dan Black cobra merupakan gang motor jahat diketuai oleh Alex. Dalam hal
ini, gang Warrior merupakan kelompok yang sangat dominan karena peran mereka selalu positive,
sehingga mampu menarik perhatian masyarakat.Sebaliknya, Black Cobra selalu menentang karena
perenan mereka sebagai lawan kebaikan. Selain kelompok dominan ada juga kelas dominan, merujuk
pendapat Bourieu menyatakan bahwa kelas dominan membedakan diri dengan kelas-kelas sosial
lain dalam tiga struktur konsumsi, yaitu makanan, budaya dan penampilan. Ini dapat dilihat pada
pemeran adriana sebagai mamah tiri atau mamah muda Reva karena usia keduanya tidak jauh
berbeda. Adriana berperan sebagai antagonis, berusaha menghancurkan kisah percintaan Reva dan
Boy. Boy merupakan mantan kekasihnya, meskipun sudah menjadi mantan tapi Andriana masih
sangat mencintainya, ini mengindetifikasikan bahwa dia menikah dengan Bei ayah Reva semata-mata
karena uang, bukan karena cinta. Disini Adriana berkuasa atas percintaan Reva dan Boy. Kuasa
tersebut dapat dilihat ketika adegan Adriana mengendalikan Bei untuk melarang Reva dan Boy
berteman dan bertemu, dengan alasan bahwa Boy laki-laki yang tidak baik karena dia ketua gang
motor. Hal ini dicermati oleh ayahnya Reva secara negatif dengan menilai bahwa pada dasarnya
gang motor terbilang orang-orang berandal. Diusinya yang masih sangat muda atau terbilang hampir
sama dengan pemeran remaja lainnya di sinetron ini,menjadikanya kelas dominan karena dia
mempunyai gaya hidup yang berbeda.(1998:7)
Vivi Tania
180410140034

Dalam dominasi simbolis, terlihat cara bagaimana dominasi itu dipaksakan dan diderita sebagai
kepatuhan, efek dari kekerasan simbolis, kekerasan halus, tak terasakan, tak dapat dilihat bahkan oleh
korbannya sendiri (Bourdieu, 1980:2016). Merujuk pada kutipan tersebut, dalam sinetron Anak
Jalanan dominasi simbolis terlihat pada Bi Surti yang tunduk pada Adriana karena kekerasan simbolis
berupa bahasa-bahasa yang menggunakan intonasi tinggi dan berkonotasi negatif. Kekerasan simbolis
ini menyebabkan seseorang merasa harus tunduk, patuh dan takut tanpa disadari oleh dirinya sendiri.
Adegan ini mengandung unsur negatif yang dapat mempengaruhi remaja masa kini, sehingga
menimbulkan pikiran bagi remaja labil yang menyaksikan tayangan tersebut untuk melakukan
tindakan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Nida Robbyyatul A.
180410140008

Analisis terhadap produk budaya populer lebih tepatnya sinetron Anak Jalanan, praktik kuasa yang
terjadi ditunjukkan oleh karakter Ibunya Adriana. Dia menjadi lebih dominan dan berkuasa atas
anaknya (Adriana). Rasa kebenaran yang dimiliki Ibunya, mengharuskan Adriana menikah dengan
orang yang lebih tua meski tidak dia cintai demi memenuhi permintaan Ibunya. Merujuk Haryatmoko
(2010: 6), dibalik kebenaran tersembunyi kepentingan, motivasi, keyakinan dan ilusi. kebenaran
Ibunya memiliki kepentingan untuk mendapatkan harta kekayaan, dan semua itu bisa ia dapatkan
dengan cara anaknya menjadi objek kekuasan yang ia punya. Konsep keluarga yang militeristik
terjadi dalam sinetron AJ yaitu rasa patuh anaknya (Adriana) terhadap perintah Ibunya. Meski pada
dasarnya konsep keluarga militeristik yang jadi atasan adalah seorang Ayah, namun dalam sinetron
tersebut tidak ada sosok seorang ayah. Sehingga militeristik yang terjadi Anak terhadap Ibu. Praktik
kuasa Ibunya merenggut hak kebebasan anaknya dalam menentukan hidup demi memenuhi hasrat
akan kekuasaan.
Rani Tia Fitri Anggraeni
180410140024
Rujukan:
Haryatmoko. 2010. Gagasan-Gagasan Pembuka Selubung Dominasi dalam Dominasi Penuh
Muslihat: Akar Kekerasan dan Diskriminasi. Jakarta: Gramedia.
Kusuma, Veronica dan Ignatius Haryanto. 2007. Sensor Film di Indonesia dalam Ignatius Haryanto
(ed.) Ketika Sensor Tak Mati-Mati. Jakarta: Kalam.
Paramaditha, Intan. 2012 Cinema, Sexuality, and Censorship in Post-Soeharto Indonesia. dalam
Tilman Baumgrtel (ed.) Southeast Asian Independent Cinema. Hong Kong: Hong
Kong University Press.
Sinetron Anak Jalanan Memicu Kontroversi, Netizen Perang Hashtag di Twitter
http://kaltim.tribunnews.com/2016/04/11/sinetron-anak-jalanan-memicu-kontroversi-
netizen-perang-hashtag-di-twitter?page=2 Diakses pada tanggal 6 Oktober 2016.
LSF Perketat Sensor Sinetron! http://www.lsf.go.id/suratpembaca/13 Diakses pada tanggal 6 Oktober
2016.
Teguran Tertulis Kedua Program Siaran Anak Jalanan RCTI http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-
sanksi/33219-teguran-tertulis-kedua-program-siaran-anak-jalanan-rcti Diakses pada
tanggal 6 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai