Anda di halaman 1dari 18

PENDIDIKAN KESEHATAN dalam KEPERAWATAN

1. Pengertian pendidikan kesehatan dalam ruang lingkup keperawatan :


Menurut (Notoatmodjo. S, 2003: 20) pendidikan kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.
pengertian pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk mempengaruhi orang lain, baik
individu, kelompok, atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat.
Sedangkan secara operasional, pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk
memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri Sedangkan dalam keperawatan,
pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk
membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai
perawat pendidik.

2. Tujuan pendidikan kesehatan dalam keperawatan :


Terjadi perubahan sikap dan tingkah laku individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat dalam membina serta memelihara perilaku hidup sehat serta berperan aktif
dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Jika kita maknai lebih lanjut, sebenarnya ada beberapa tujuan mengapa pendidikan
kesehatan itu perlu diberikan. Antara lain:

a. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat, dalam


membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran aktif
dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yg optimal.
b. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yg sesuai
dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan social sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian.

Berikut ini juga ada beberapa sumber dari kalangan ahli dan institusi mengenai
tujuan pendidikan kesehatan, antara lain:
Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku
perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan (Effendy, 1997).
Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan masalah
dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yg dapat mereka lakukan
terhadap masalahnya, dengan sumber daya yg ada pada mereka ditambah dengan
dukungan dari luar, dan mampu memutuskan kegiatan yg tepat guna untuk
meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat (Mubarak, 2009).
Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan
pendidikan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan
sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun social, pendidikan kesehatan
disemua program kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi
lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan
lainnya (Mubarak, 2009).

Jadi tidak lain adalah tujuan pendidikan kesehatan itu sebenarnya supaya manusia
memperoleh pengetahuan dan pemahaman pentingnya kesehatan supaya tercapai
perilaku kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental
dan sosial, dan yang lebih penting adalah menjadi manusia yang produktif secara
ekonomi maupun sosial.

3. Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain
dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau aplikasinya, dan dimensi
tingkat pelayanan kesehatan.
a. Dimensi Sasaran Pendidikan Kesehatan. Dari dimensi sasarannya, pendidikan
kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
Pendidikan kesehatan individual, dengan sasaran individu.
Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.
Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat
b. Dimensi Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan. Menurut dimensi tempat
pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat.
Dengan sendirinya sasarannya berbeda pula, misalnya:
Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran para
murid di sekolah tersebut.
Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah-rumah sakit dengan
sasaran pasien atau keluarga pasien.
Pendidikan kesehatan di tempat-tempat keija dengan sasaran buruh atau
karyawan yang bersangkutan, dan sebagainya.
c. Dimensi Tingkat Pelayanan Pendidikan Kesehatan. Dimensi tingkat pelayanan
kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat
pencegahan (five levels of prevention) dari Leavel and Clark, sebagai berikut:
Promosi Kesehatan (Health Promotion). Dalam tingkat ini pendidikan
kesehatan diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi, kebiasaan hidup,
perbaikan sanitasi lingkungan, higiene perorangan, dan sebagainya.
Perlindungan Khusus (Specifik Protection). Dalam program imunisasi
sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus ini pendidikan kesehatan
sangat diperlukan terutama di negara-negara berkembang. Hal ini karena
kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi sebagai cara
perlindungan terhadap penyakit pada orang dewasa maupun pada anak-
anaknya masih rendah.
Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis and Prompt
Treatment) Dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi
penyakit-penyakit yang terjadi di dalam masyarakat. Bahkan kadang-
kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya.
Hal ini akan menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan
kesehatan yang layak. Oleh sebab itu pendidikan kesehatan sangat
diperlukan pada tahap ini.
Pembatasan Cacat (Disability Limitation). Oleh karena kurangnya
pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit,
seringkali mengakibatkan masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya
sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan
pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak
layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan
menjadi cacat atau memiliki ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu.
Oleh karena itu pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini.
Rehabilitasi (rehabilitation). Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu,
kadang-kadang orang menjadi cacat. Untuk memulihkan cacatnya tersebut
kadang-kadang diperlukan latihan-latihan tertentu. Oleh karena kurangnya
pengertian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak atau segan melakukan
latihan-latihan yang dianjurkan. Di samping itu orang yang cacat setelah
sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu untuk kembali ke masyarakat.
Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai
anggota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan
kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi
juga perlu pendidikan kesehatan kepada masyarakat.

4. metode dalam pemberian pendidikan kesehatan, kondisi yang dipertimbangkan dalam


pemilihan metode dan alat peraga yang dapat digunakan.
a. Metode pendidikan individual (Perorangan)
Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual ini
digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang yang telah mulai tertarik
kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi.
Bentuk pendekatan ini adalah :
Bimbingan dan penyuluhan (guidance and concling)
Interview (wawancara)
b. Metode pendidikan kelompok.
Bentuk pendekatan ini adalah :
Kelompok besar
Yang dimaksud kelompok besar adalah apabila peserta penyuluhan
lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini antara
lain :
ceramah
Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai
materi dari yang diceramahkan. Untuk itu penceramah harus
mempersiapkan diri dengan :
Mempelajari materi dengan sistematik yang baik, lebih baik
lagi kalau disusun dalam diagram atau skema.
Menyiapkan alat-alat bantu pengajaran misalnya : makalah
singkat, slide, transparan, sound sistem dan lain-lain.
Pelaksanaan

Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila


penceramah tersebut dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk
dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis), pencerakah dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut :

Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh


bersikap ragu-ragu dan gelisah.
Suara hendaknya cukup jelas dan keras.
Pandangan harus tertuju keseluruh peserta ceramah.
Berdiri didepan (dipertengahan), tidak boleh duduk.
Menggunakan alat-alat Bantu lihat (AVA) semaksimal
mungkin.
Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan
pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian
(presentasi) dari suatu ahli atau beberapa ahli. Tentang suatu topik
yang dianggap pentimg dan biasanya dianggap hangat
dimasyarakat.
Kelompok kecil
Apabila peserta kagiatan Kurang dari 15 orang biasanya kita sebut
kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini
antara lain :
Diskusi kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat
bebas berpartisipasi dalam diskusi. Maka formasi duduk para
peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-
hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam
bentuk lingkaran atau segi empat.
Curah pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok.
Prinsip sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya pada
permulaannya pimpinan kelompok memancing dengan satu
masalah kemudian tiap peserta memberikan jawaban-jawaan atau
tanggapan (cara pendapat).
Bola salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (satu pasang 2 orang).
Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah
Kurang dari 5 menit tiap oang bergabung menjadi satu. Mereka
tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari
kesimpulannya. Kemudian tiap 2 orang pasang yang sudah
beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya
dan demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.
Kelompok kecil-kecil (Bruzz group)
Kelompok dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil-kecil (bruzz
group) kemudian dilontarkan suatu permasalahan sama atau tidak
dengan kelompok lain dan masing-masing kelompok
mendisklarasikan masalah tersebut.. selanjutnya kesimpulan dari
setiap kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya.
Role play (Mainkan Peranan)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditujnjuk sebagai
pemegang peranan tertentu untuk memainkan peranan, misalnya
sebagai dokter puskemas, sebagai perawat atau bidan dan
sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau
anggota masyarakat. Mereka meragakan misalnya bagaimana
interaksi atau komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
Permainan simulasi (Simulasi Game)
Metode ini adalah merupakan gambaran antara role play dengan
diskusi kelompok.

c. Metode Pendidikan Massa (Public). Metode pendidikan (pendekatan) massa


untuk mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat yang sifatnya massa atau public, maka cara yang paling tepat adalah
pendekatan massa. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah
awareness atau kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, belum begitu
diharapkan sampai dengan perubahan perilaku. Pada umumnya bentuk
pendapatan (cara) massa ini tidak langsung. Biasanya menggunakan atau melalui
media massa. Beberapa contoh metode ini, antara lain
Ceramah umum (public speaking)
Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional.
Diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun radio
simulasi, dialog antar pasien dengan dokter atau kesehatan lainnya tentang suatu
penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio.
tulisan-tulisan dimajalah atau dikoran baik dalam bentuk artikel atau Tanya jawab
atau konsultasi tentang kesehatan.
bill Board, yang dipasang dipinggir jalan, spanduk, poster dan lain sebagainya.

ALAT BANTU (PERAGA)

Yang dimaksud alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidikan
dalam menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran. Alat abntu ini lebih sering disebut
alat peraga, karena berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses
pendidikan pengajaran. (Notoatmodjo, 2003).

Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap
manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak indra yang digunakan
untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian atau
pengetahuan yang diperoleh.

Elgar Dale membagi alat peraga tersebut menjadi 11 macam :

1) Kata-kata

2) Tulisan

3) Rekaman, radio

4) Film

5) Televisi

6) Pameran

7) Fiel trip

8) Demonstrasi

9) Sandiwara

10) Benda tiruan

11) Benda asli

Macam-macam Alat Bantu Pendidikan


Pada garis besarnya, hanya ada dua macam alat Bantu pendidikan (alat peraga) :
a. Alat Bantu lihat (Visual Aids).
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasi indra mata (penglihatan) pada
waktu terjadinya proses pendidikan. Alat ini ada dua bentuk :
Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip, dsb.
Alat-alat yang tidak diproyeksikan :
Dua dimensi, gambar peta, bagan dsb.
Tiga dimensi misalnya : bola dunia, boneka dsb.
b. Alat Bantu Dengar (Audio Aids)
Alat yang membantu menstimulasi indra pendengar, pada waktu proses penyampaian
bahan pendidikan atau pengajaran. Misalnya : piringan hitam, radia, pita suara, dsb.
c. Alat Bantu Lihat-Dengar (Audio Visual Aids)
Misalnya : televisi dan video cassette.
Disamping pembagian tersebut, alat peraga juga dapat dibedakan menjadi dua macam
menurut pembuatannya dan penggunannya ada dua macam :
1. Alat peraga yang Complicated (rumit)
2. alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri, dengan bahan-bahan setempat
yang mudah diperoleh seperti : bamboo, karton, kaleng dsb.
Beberapa contoh alat peraga yang sederhana :
1. Dirumah tangga seperti : leaflet, model buku bergambar, benda-benda yang nyata
seperti : buah-buahan, sayur-sayuran.
2. Dikantor-kantor dan disekolah seperti papan tulis, flipchart, poster, leaflet, buku cerita
bergambar, kotak gambar gulung, boneka dsb.
3. Dimasyarakat misalnya poster, spanduk, leaflet, flannel graph, boneka, wayang dsb.
Ciri-ciri alat peraga yang sederhana :
1. Mudah dibuat
2. Bahan-bahannya dapat diperoleh dari bahan-bahan local.
3. Mencerminkan kebiasaan, kehidupan dan kepercayaan setempat
4. Ditulis (digambar) dengan sederhana.
5. Bahasa setempat dan mudah dimengerti oleh masyarakat.
6. Memenuhi Kebutuhan-kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat.

MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN


Yang dimaksud dengan media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat Bantu
pendidikan (AVA). Media pendidikan kesehatan merupakan saluran (channel) untuk
menyampaikan informasi kesehatan dan karena alat tersebut digunakan untuk mempermudah
penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat.
Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, media ini dibagi menjadi 3,
yaitu :
a. Media Cetak. Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan sangat bervariasi
antara lain :
Booklet Adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk
buku, baik tulisan maupun gambar.
Leaflet Adalah bentuk penyampaian informasi ata pesan-pesan kesehatan melalui
lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar atau
kombinasi.
Flyer (Selebaran) Adalah seperti leaflet tetapi, tidak dalam bentuk lipatan.
Flip Chart (lembaran balik) Adalah media penyampaian pesan atau informasi-informasi
kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap lembar
(halaman) berisi gambaran peragaan dan baliknya berisi kalimat sebagai pesan atau
informasi berkaitan dengan gambar tersebut.
Rubrik Atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenai bahasan suatu
masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
Poster Adalah bentuk media cetak berisi pesan-pesan atau informasi kesehatan, yang
biasanya ditempelkan ditembaok-tembok, ditempat-tempat umum atau dikendaraan
umum.
Foto, Sesuatu yang dapat menggungkapkan informasi-informasi kesehatan.
b. Media Elektronik. Media elektronika sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan atau
informasi kesehatan jenisnya berbeda-beda, antara lain :
Televisi
Radio
Video
Slide
Film Strip
c. Media Papan (Bill Board). Papan (Bill Borard) yang dipasang ditempat-tempat umum dapat
dipakai diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan. Media papan ini juga
mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan
umum (bus dan taksi).
5. SAP dengan topik hipertensi
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Hipertensi


Sub pokok bahasan : Hipertensi dan dampaknya pada kehamilan
Sasaran : Masyarakat Banjar Adnyasari
Target : Masyarakat Banjar Adnyasari yang mempunyai riwayat Hipertensi
Hari/Tanggal : Jumat, 20 Desember 2013
Waktu : 30 menit
Tempat : Balai Banjar Adnyasari, Ds. Ekasari, Kec. Melaya
Penyuluh : Mahasiswa PSIK FK UNUD Semester I

I. Tujuan Penyuluhan
1. Latar Belakang
Berdasarkan data yang dimiliki Puskesmas Pembantu, persentase masyarakat yang
mempunyai riwayat Hipertensi tahun 2013 mengalami peningkatan dari sebelumnya
yaitu 20%(persentase masyarakat yang mempunyai riwayat hipertensi tahun 2012
sebanyak 40%, tahun 2013 sebanyak 60%). Setelah dilakukan survei, ternyata penyebab
utamanya adalah kurangnya pengetahuan tentang mencegah dan meminimalisir resiko
Hipertensi.
2. Tujuan Umum
Masyarakat mampu mengidentifikasi tentang penyakit dan sebab Hipertensi serta dampak
hipertensi pada kehamilan.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan 1x30 menit diharapkan masyarakat dapat :
a. Menjelaskan tentang pengertian Hipertensi,
b. Menjelaskan tentang penyebab Hipertensi
c. Menjelaskan tentang gejala Hipertensi
d. Menjelaskan tentang bahaya Hipertensi
e. Menjelaskan tentang cara pencegahan Hipertensi
f. Menjelaskan dampak hipertensi pada kehamilan
II. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi

III. Media
1. LCD,Infokus dan leaflet

IV. Materi
Terlampir

V. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Tahap Kegiatan peyuluhan Kegiatan peserta
1 5 menit Pembukaan Memperkenalkan diri Memberi salam dan
Menjelaskan tujuan dari mendengarkan
penyuluhan Mendengarkan
Melakukan kontrak Mendengarkan
waktu Mendengarkan
Menyebutkan materi
penyuluhan yang akan
diberikan
2 20 menit Isi Menggali pengetahuan/ Mendengarkan dan
pengalaman memperhatikan
masyarakat: Mendengarkan dan
pengertian memperhatikan
Hipertensi, Bertanya dan
penyebab memperhatikan
Hipertensi Mendengarkan dan
gejala Hipertensi memperhatikan
bahaya Hipertensi
cara pencegahan
Hipertensi
dampak hipertensi
pada kehamilan

Memberikan
kesempatan kepada
masyarakat untuk
bertanya tentang materi
yang diberikan
Memberikan
jawaban/penjelasan dari
pertanyaan yang
diajukan
3 5 menit Penutup Menyatakan kegiatan Mendengarkan dan
telah selesai membalas salam
Mengucapkan terima
kasih kepada
masyarakat
Mengucapkan salam
sebagai penutup acara

VI. Setting Tempat


Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan penceramah membentuk barisan/berderet.

VII. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
Peserta hadir di lapangan puskesmas belimbing
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan.
b. Evaluasi proses
masyarakat antusias terhadap materi penyuluhan
masyarakat mendengarkan penyuluhan dengan seksama
masyarakat mengajukan pertanyaan
c. Evaluasi hasil
Masyarakat dapat menyebutkan pengertian hipertensi
Masyarakat dapat menyebutkan dampak hipertensi pada kehamilan

VIII. Pelaksana
a) Ni Luh Putu Dianthi Handayani
b) Ni Luh Putu Mira Santana Sari
c) Putu Maya Prihatnawati
d) Luh Putu Utami Adnyani

IX. Tugas pelaksana


a. Memimpin pelaksanaan penyuluhan, motivasi anggota untuk mengikuti penyuluhan
dengan tertib dan semangat.

b. Memberikan materi penyuluhan dan melakukan demonstrasi

c. Memfasilitasi jalannya penyuluhan

d. Memberikan bimbingan sehingga penyuluhan berjalan dengan lancar.

e. Mengamati kegiatan penyuluhan

X. Referensi

Cuningham, F. Gary.Dkk. 2005. Obstetri Williams. Jakarta : EGC

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika

Machfoedz, Eko Suryani. 2009. Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi Kesehatan.
Yogyakarta: Firamaya

Manuaba, I.A Candradinata.Dkk. 2008 . Gawat Darurat Obstetri Ginekologi Dan Obstetri
Ginekologi Social Untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC

Manuaba, I.B Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.
Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 2007. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian hipertensi
Hipertensi atau tekananan darah tinggi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah
tekanan darah secara terus menerus mengalami peningkatan sehingga melebihi batas normal.
Yaitu sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.

Ada dua jenis hipertensi:


Hipertensi primer/esensial di mana tidak ada hal spesifik yang menjadi penyebabnya.
Sekitar 90-95% hipertensi adalah jenis ini.
Hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh kelainan atau penyakit lain,
misalnya karena stress, sakit ginjal, preeklamsia, atau apnea (sesak napas saat tidur).

Berbagai studi menunjukkan bahwa hipertensi meningkatkan risiko kematian dan penyakit.
Bila tidak dilakukan penanganan, sekitar 70% pasien hipertensi kronis akan meninggal karena
jantung koroner atau gagal jantung, 15% terkena kerusakan jaringan otak, dan 10% mengalami
gagal ginjal.
Tingkatan hipertensi dari yang ringan sampai dengan tingkatan sangat tinggi :
1. Stadium 1 (Hipertensi Ringan)
Fase konstraksi / sistolik 140-159 mmhg, Fase relaksasi diastolik 90-99 mmhg
2. Stadium 2 (Hipertensi Sedang)
Fase konstraksi / sistolik 160-179 mmhg, Fase relaksasi diastolik 100-109 mmhg
3. Stadium 3 (Hipertensi Berat)
Fase konstraksi / sistolik 180-209 mmhg, Fase relaksasi diastolik 110-119 mmhg
4. Stadium 4 (Hipertensi Maligna)
Fase konstraksi / sistolik 210 mmhg atau lebih, Fase relaksasi diastolik 120 mmhg atau lebih

B. Tanda atau gejala hipertensi


Hipertensi primer biasanya tidak menimbulkan gejala sampai setelah menahun. Penemuan
hipertensi biasanya terjadi pada saat pemeriksaan rutin atau kunjungan ke dokter. Beberapa
gejala hipertensi primer yang mungkin dirasakan:
Sakit kepala, biasanya di pagi hari sewaktu bangun tidur
Bingung

Bising (bunyi nging) di telinga

Jantung berdebar-debar

Penglihatan kabur

Mimisan

Hematuria (darah dalam urin)

Tidak ada perbedaan tekanan darah walaupun berubah posisi

Hipertensi sekunder menunjukkan gejala yang sama, dengan sedikit perbedaan yaitu tekanan
darah biasanya turun bila pengukuran dilakukan pada posisi berdiri.

Hal yang menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi, antara lain :
a. Faktor genetik atau keturunan
Faktor keturunan memang selalu memainkan peranan penting dari timbulnya suatu penyakit
yang dibawa oleh gen keluarga. Bila salah satu anggota keluarga atau orang tua memiliki tekanan
darah tinggi, maka anak pun memiliki resiko yang sama dan bahkan resiko tersebut lebih besar
dibanding yang diturunkan oleh gen orang tua.
b. Usia
Usia juga mempengaruhi tekanan darah seseorang, semakin bertambahnya usia maka tekanan
darah pun akan semakin meningkat. Namun usia yang semakin tua pun tekanan darah dapat
dikendalikan dengan tetap menjaga pola asupan makan, rajin berolahraga dan melakukan
pemeriksaan rutin tekanan darah.
c. Garam
Garam mempunyai peluang yang sangat besar dalam meningkatan tekanan darah secara cepat.
Ditambah pada mereka yang sebelumnya memiliki riwayat terhadap penyakit diabetes, hipertensi
ringan dan mereka yang berusia diataas 45 tahun.
d. Kolesterol
Kolesterol yang identik dengan lemak berlebih yang tertimbun pada dinding pembuluh darah.
Pembuluh darah yang dipenuhi dengan kolesterol ini akan mengalami penyempitan dan
mengakibatkan tekanan darah pun meningkat.
e. Obesitas/kegemukan
Seseorang yang memiliki berat tubuh berlebih atau kegemukan merupakan peluang besar
terserang penyakit hipertensi.
f. Stress
Stress dapat memicu suatu homron dalam tubuh yang mengendalikan pikirang seserang. Jika
mengalami stress hal tersebut dapat mengakibatkan tekanan darah semakin tinggi dan meningkat,
tak hanya itu mampu mempengaruhi mood atau perasaan seseorang terhadap suatu emosi jiwa.

g. Rokok
Kandungan nikotin dan zat senyawa kimia yang cukup berbahaya yang terdapat pada rokok juga
memberikan peluang besar seseorang menderita hipertensi terutama pada mereka yang termasuk
dalam perokok aktif. Tak hanya mengkibatkan hipertensi, zat rokok yang terhirup dan masuk ke
dalam tubuh akan meningkatkan resiko pada penyakit diabetes mellitus, serangan jantung dan
stroke.
h. Kafein
Kafein banyak terdapat pada kopi,teh dan minuman bersoda. Kopi dan teh jika dikonsumsi
melebihi batasan normal dalam penyajian akan mengakibatkan hipertensi. sebenarnya kopi
memiliki manfaat yang baik bagi tubuh terutama bagi pria dewasa dalam hormon seksualnya,
begitu pula dengan teh mengandung antioksidan yang sangat baik dan diperlukan oleh tubuh.
Untuk itu batasi asupan minum kopi dan teh minimal 1 cangkir = 100ml.
i. Minuman beralkohol
Minuman beralkohol seperti bir, wiski, minuman yang dibuat dari ragi, tuak dsb. Minuman
alkohol ini juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.
j. Kurang olahraga
Kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga membuat organ tubuh dan pasokan darah maupun
oksigen menjadi tersendat sehingga meningkatkan tekanan darah. Dengan melakukan olahraga
teratur sesuai dengan kemampuan dapat menurunkan tekanan darah tinggi.

Cara mengurangi resiko hiperensi :


1. Jalani pola atau gaya hidup yang lebih sehat:
Berhenti merokok
Mengurangi berat badan (bila kegemukan)

Mengurangi konsumsi garam sehingga asupan sodium kurang dari 100 mmol/hari

Melakukan olah raga 30-45 menit per hari.

bila Anda menderita diabetes, jaga kondisi agar kadar gula darah terkendali

2. Dengan bantuan obat-obatan, usahakan untuk mengendalikan tekanan darah tidak lebih dari
140/90 mmHg (atau 135/85 mmHg bila menderita diabetes). Ada tiga kategori umum obat
antihipertensi, yaitu yang berfungsi mengurangi volume darah (diuretic), menekan resistensi
pembuluh darah (vasodilator) dan mengurangi kerja jantung (cardioinhibitory).

C. Hipertensi dalam kehamilan


hipertensi dalam masa hamil adalah :
1. Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang angkanya di atas 30-20 mmHg
jika dihitung dari nilai sebelum wanita hamil atau dikenal dengan istilah nilai transver
pertama
2. Kondisi dimana nilai tekanan darah absolute pada ibu melebihi angka 140/90 mmHg
dalam setiap tingkatan atau stadium kehamilan.

Dalam dunia medis, hipertensi dalam kehamilan bisa diklasidikasikan atas empat jenis yakni:
1. Hipertensi kronik. Yakni kondisi yang muncul sebelum hamil atau ada di saat umur kehamilan
belum masuk ke dalam minggu ke-20.
2. Hipertensi Gestasional. Merupakan jenis hipertensi yang muncul setelah umur kehamilan
mencapai usia minggu ke 20 atau juga pada awal masa nifas namun tidak disertai dengan
preeklamsia. Kondisi tersebut tak lain adalah hipertensi kronis yang tak terlihat dan berpotensi
muncul lagi pada kehamilan wanita yang berikutnya.
3. Hipertensi Pre-eklampsi. Adalah jenis hipertensi yang muncul di usia lebih
dari 20 minggu dan kehadirannya disertai dengan edema juga protenuria.
Tanda dan gejala preeklamsia :
Bengkak pada kaki dan tangan
Protein pada urine : secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara
kualitatif positif 2 (+2).
Hipertensi : yaitu hipertensi yang terjadi karena kehamilan (tidak punya riwayat
hipertensi, baru mengalami hipertensi setelah 20minggu kehamilan)
Berat badan yang meningkat secara drastis akibat dari penimbunan cairan dalam tubuh.
Nyeri perut.
Sakit kepala yang berat.
Perubahan pada refleks.
Penurunan produksi kencing atau bahkan tidak kencing sama sekali.
Ada darah pada air kencing.
Pusing.
Mual dan muntah yang berlebihan.
4. Jenis hipertensi yang terakhir adalah pre-eklampsi superimpose yakni gejala yang diderita
ibu hamil dengan hipertensi kronik namun disertai dengan penyakit ginjal.
Jika hipertensi tidak ditanggulangi secara benar ibu bisa berujung pada nyawa ibu dan
bayinya. Untuk menentukan penanganan yang tepat, harus melalui pemeriksaan dokter terlebih
dahulu sebab tidak semua hipertensi dalam kehamilan memerlukan penanganan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai