Anda di halaman 1dari 9

PENGATURAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA GINJAL

FISIOLOGI PEMBENTUKAN URINE

A. FILTRASI GLOMERULUS

Sewaktu darah mengalir melalui glomerulus, plasma bebas protein tersaring melalui kapiler
glomerulus ke dalam kapsul Bowman. Dalam keadaan normal, 20% plasma yang masuk ke glomerulus
tersaring. Proses ini, dikenal sebagai filtrasi glomerulus, adalah langkah pertama dalam pembentukan
urin. Secara rerata, 125 ml filtrat glomerulus (cairan yang difiltrasi) terbentuk secara kolektif dari seluruh
glomerulus setiap menit. Jumlah ini sama dengan 180 liter (sekitar 47,5 galon) setiap hari. Dengan
mempertimbangkan bahwa volume rerara plasma pada orang dewasa adalah 2,75 liter, maka hal ini
berarti bahwa ginjal menyaring keseluruhan volume plasma sekitar 65 kali sehari. Jika semua yang
difiltrasi keluar sebagai urin, semua plasma akan menjadi urin dalam waktu kurang dari setengah jam!
Namun, hal ini tidak terjadi karena tubulus ginjal dan kapiler peritubulus berhubungan erat di seluruh
panjangnya, sehingga bahan-bahan dapat dipertukarkan antara cairan di dalam tubulus dan darah di
dalam kapiler peritubulus.

Komposisi Filtrat Glomerulus. Filtrat glomerulus mempunyai komposisi yang hampir tepat sama
dengan komposisi cairan yang merembes dari ujung arteri kapiler ke dalam cairan interstisial. Tidak
mengandung eritrosit dan hanya mengandung sekitar 0,03 persen protein, atau sekitar 1/200 protein di
dalam plasma. Elektrolit dan komposisi solut lain dari filtrat glomelurus juga serupa dengan yang
ditemukan di dalam cairan interstisial.

Di dalam glomerulus dihasilkan urine primer melalui filtrasi plasma. Urine primer merupakan
cairan isotonic terhadap plasma. Pori-pori yang dilalui oleh plasma, mempunyai garis tengah efektif rata-
rata sekitar 2,9 nm. Hal ini memungkinkan seluruh komponen plasma dengan berat molekul hingga kira-
kira 5 kDa dapat melalui pori-pori tanpa hambatan. Dengan bertambahnya berat molekul, molekul akan
ditahan, tetapi pertama-tama molekul dengan suatu M>65 kDa tidak dapat lagi masuk kedalam urine
primer. Karena protein darah secara umum mempunyai suati M>54 kDa, maka protein-protein darah
hanya terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam urine.
Gambar 1.1 bagian-bagian nefron

Sumber : Sherwood, L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Ed. 6.


Gambar 1.2 Fungsi bagian-bagian nefron

Sumber : Sherwood, L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Ed. 6.

Gambar 1.3 Mekanisme pembentukan urine

Sumber : Sherwood, L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Ed. 6.


Gambar 1.4 Filtrasi glomerulus

Sumber : Vander et al. Human Physiology: The Mechanism of Body Function. 8th ed.

B. REABSORPSI TUBULUS

Sewaktu filtrat mengalir melaiui tubulus, bahan-bahan yang bermanfaat bagi tubuh dikembalikan
ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan selektif bahan-bahan dari bagian dalam tubulus (lumen
tubulus) ke dalam darah ini disebut reabsorpsi tubulus. Bahan-bahan yang direabsorpsi tidak keluar dari
tubuh melalui urin tetapi dibawa oleh kapiler peritubulus ke sistem vena dan kemudian ke jantung untuk
diresirkulasi. Dari 180 liter plasma yang disaring per hari, sekitar 178,5 liter direabsorpsi. Sisa 1,5 iiter di
tubulus mengalir ke dalam pelvis ginjal untuk dikeluarkan sebagai urin. Secara umum, bahan-bahan yang
perlu dihemat oleh tubuh secara selektif direabsorpsi, sementara bahan-bahan yang tidak dibutuhkan dan
harus dikeluarkan tetap berada di urin.

Reabsorbsi memengang peranan yang jauh lebih penting daripada sekresi dalam pembentukan
urina ini. Tetapi sekresi sangat penting dalam menentukan jumlah ion kalium, ion hydrogen, dan beberapa
zat lain didalam urina. Biasanya, lebih dari 99% air di dalam filtrat glomerulus direabsobsi ketika mengalir
melalui tubulus tersebut. Oleh karena itu, jika suatu unsur terlarut dalam filtrat glomelurus tidak
direabsorbsi sama sekali sepanjang perjalanan tubulus. Rebsorbsi air ini tentu saja memekatkan zat
tersebut lebih dari 99 kali. Sebaliknya, beberapa unsure seperti glukosa dan asam amino, hampir
seluruhnya direabsorbsi sehingga kosentrasi mereka menurun hampir ke nol sebelum cairan tersebut
menjadi urina dengan cara ini tubulus ginjal memisahkan zat-zat yang harus dikeluarkan didalam urina.
Reabsorpsi tubulus meliputi :

1. Reabsorpsi ion natrium

a. Ion-ion natrium ditranspor secara pasif melalui difusi terfasilitasi (dengan carrier) dari lumen
tubulus kontortus proksimal ke dalam sel-sel epitel tubulus yang berkonsentrasi ion natriumnya
lebih rendah.

b. Ion-ion natrium yang ditranspor secara aktifdengan pompa natrium-kalium, akan keluar dari sel-
sel epitel untuk masuk ke cairan interstisial di dekat ,kapilar peritubular.

2. Reabsorpsi ion klor dan ion negatif lain

a. Karena ion natrium positif bergerak secara pasif dari cairan tubulus ke sel dan secara aktif dari sel
ke cairan interstisial peritubular, akan terbentuk ketidakseimbangan listrik yang justru
membantupergerakan pasif ion-ion negatif.

b. Dengan demikian, ion klor dan bikarbonat negative secara pasif berdifusi ke dalam sel-sel epitel
dari lumen dan mengikuti pergerakan natrium yang keluar menuju cairan peritubulus dan kapilar
tubular.

3. Reabsorpsi glukosa, fruktosa, dan asam amino

a. Carrier glukosa dan asam amino sama dengancarrier ion natrium dan digerakkan melalui
kotranspor.

b. Maksimum transport. Carrier pada membrane sel tubulus memiliki kapasitas reabsorpsi
maksimum untuk glukosa, berbagai jenis asam amino, dan beberapa zat terabsorpsi lainnya.
Jumlah ini dinyatakan dalam maksimum transport (transport maximum [Tm]).

c. Maksimum trasnspor [Tm] untuk glukosa adalah jumlah maksimum yang dapat ditranspor
(reabsorpsi) per menit, yaitu sekitar 200 mg glukosa/100 ml plasma. Jika kadar glukosa darah
melebihi nilai Tm-nya, berarti melewati ambang plasma ginjal sehingga glukosa muncul di urine
(glikosuria).

4. Reabsorpsi air. Air bergerak bersama ion natrium melalui osmosis. Ion natrium berpindah dari area
konsentrasi air tinggi dalam lumen tubulus kontortus proksimal ke area berkonsentrasi air rendah
dalam cairan interstisial dan kapilar peritubular.

5. Reabsorpsi urea. Seluruh urea yang terbentuk setiap hari difiltrasi oleh glomerulus. Sekitar 50% urea
secara pasif direabsorpsi akibat gradien difusi yang terbentuk saat air direabsorpsi. Dengan demikian
50% urea yang difiltrasi akan diekresi dalam urine.

6. Reabsorpsi ion anorganik lain, seperti kalium, kalsium, fosfat, dan sulfat, serta sejumlah ion anorganik
adalah melalui transport aktif.
Gambar 1.5 Reabsorpsi Tubulus

Sumber : Vander et al. Human Physiology: The Mechanism of Body Function. 8th ed.

C. SEKRESI TUBULUS

Proses ginjal ketiga, sekresi tubulus, adalah pemindahan selektif bahan-bahan dari kapilel
peritubulus ke dalam lumen tubulus. Proses ini merupakan rute kedua bagi masuknya bahan ke dalam
tubulus ginjal dari darah, sedangkan yang pertama adalah melalui filtrasi glomerulus. Hanya sekitar
20% dari plasma yang mengalir melaiui kapiler glomerulus difiltrasi ke dalam kapsul Bowman; sisa 80%
mengalir melalui arteriol eferen ke dalam kapiler peritubulus. Sekresi tubulus merupakan mekanisme
untuk mengeluarkan bahan dari plasma secara cepat dengan mengekstraksi sejumlah tertentu bahan dari
80% plasma yang Tidak terfiltrasi di kapiler peritubulus dan memindahkannya ke bahan yang sudah ada
di tubulus sebagai hasil filtrasi.

Mekanisme sekresi tubular adalah proses aktif yang memindahkan zat keluar dari darah dalam
kapilar peritubular melewati sel-sel tubular menuju cairan tubular untuk dikeluarkan dalam urine.

1. Zat-zat seperti ion hydrogen, kalium, dan ammonium, prodek akhir metabolic kreatinin dan asam
hipurat serta obat-obatan tertentu (penisilin) secara aktif disekresi ke dalam tubulus.

2. Ion hydrogen dan ammonium diganti dengan ion natrium dalam tubulus kontortus distal dan
tubulus pengummpul. Sekresi tubular yang selektif terhadap ion hydrogen dan ammonium
membantu dalam pengaturan pH plasma dan keseimbangan asam basa cairan tubuh.

3. Sekresi tubular merupakan suatu mekanisme yang penting untuk mengeluarkan zat-zat kimia asing
atau tidak diinginkan.
Gambar 1.6 Sekresi Tubulus

Sumber : Vander et al. Human Physiology: The Mechanism of Body Function. 8th ed.

D. EKSKRESI URINE

Ekskresi urin adalah pengeluaran bahan-bahan dari tubuh ke dalam urin. Ini bukan merupakan
proses terpisah tetapi merupakan hasil dari tiga proses pertama di atas. Semua konstituen plasma yang
terfiltrasi atau disekresikan tetapi tidak direabsorpsi akan tetap di tubulus dan mengalir ke pelvis ginjal
untuk diekskresikan sebagai urin dan dikeluarkan dari tubuh. Semua yang difiltrasi dan kemudian
direabsorpsi, atau tidak difiltrasi sama sekali, masuk ke darah vena dari kapiler.
Tabel 1. komposisi jumlah zat dalam proses filtrasi, reabsorpsi dan ekskresi

Sumber : Vander et al. Human Physiology: The Mechanism of Body Function. 8th ed.
REFERENSI

1. Sherwood, L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Ed. 6. Jakarta: EGC; 2011
2. Guyton, A C. fisiologi manusia dan mekanisme penyakit (Human physiology and mechanism of
disease). Ed. 33. Jakarta: EGC; 1990
3. Vander et al. Human Physiology: The Mechanism of Body Function. 8th ed. The McGrawHill:
Companies; 2001

Anda mungkin juga menyukai