Anda di halaman 1dari 20

BAB I

KONSEP MEDIS

1.1 Definisi

Gangguan penglihatan adalah kondisi yang ditandai dengan penurunan tajam


penglihatan ataupun menurunnya luas lapangan pandang, yang dapat mengakibatkan
kebutaan (Quigley dan Broman, 2006).

Presbycusis atau Presbycusis adalah gejala kurangnya daya dengar seiring dengan
bertambahnya usia, merupakan hal yang umum terjadi. Gejala ini bersifat semakin tua
semakin berat (gradual). Sehingga banyak orang yang tidak menyadarinya. Di
Indonesia, belum ada data pasti tentang berapa persen lansia (usia lebih dari 60 tahun)
menderita presbycusis. Namun dari penelitian di AS, terdapat sekitar 33%
presbycusis pada usia lebih dari 60-70 tahun, dan 45% pada usia lebih dari 70 tahun
(Feeney, 2008).

1.2 Etiologi
Gangguan Penglihatan :
Mata adalah organ sensorik yang mentransmisikan rangsang melalui jarak pada otak
ke lobus oksipital di mana rasa penglihatan ini diterima. Sesuai dengan proses
penuaan yang terjadi, tentunya banyak perubahan yang terjadi, di antaranya alis
berubah kelabu, dapat menjadi kasar pada pria, dan menjadi tipis pada sisi temporalis
balk pada pria maupun wanita. Konjungtiva menipis dan berwarna kekuningan,
produksi air mata oleh kelenjar lakrimalis yang berfungsi untuk melembapkan dan
melumasi konjungtiva akan menurun dan cenderung cepat menguap, sehingga
mengakibatkan konjungtiva lebih kering.
Gangguan Pendengaran :
Belum diketahui secara pasti, apa sebenarnya penyebab terjadinya gangguan
pendengaran ini, namun diduga terjadinya perubahan fisiologis yang terjadi di dalam
telinga karena proses menjadi tua, degradasi persarafan di telinga yang berhubungan
dengan otak, atau berkurangnya supply darah ke telinga. Proses ini sebenarnya terjadi
sepanjang waktu, namun semakin memberat karena adanya paparan dengan suara
keras, infeksi telinga kronis, "perlukaan" (injury) pada organ telinga, atau bahkan
genetik. Suara keras tersebut bisa terjadi di dalam ruangan : seperti kalau bekerja di
tempat bising, misalnya di bagian proses produksi; atau di luar ruangan : karena
bertempat tinggal di dekat bandara, stasiun, terminal atau klub hiburan/disko bahkan
berada pada saat terjadi bom/letusan dll. Paparan suara keras/bising bisa terjadi kronis
atau eksplosif.
1.3 Tanda dan Gejala
Sistem Pendengaran Sistem Penglihatan
Berkurangnya pendengaran secara Berkurangnya penglihatan secara
perlahan dan progresif. perlahan dan progresif
Susah untuk berkomunikasi Berkurangnya penglihatan pada malam
hari.
Susah mendengar suara berfrekuensi Dilatasi pupil kurang sehingga
rendah penangkapan cahaya berkurang
1.4 Pemeriksaan Penunjang
Gangguan Penglihatan :
1. Menggunakan tes tajam penglihatan (Visus)
Metode ini menggunakan snellen card, dan pasien beridiri dengan jarak 6 meter
kemudian mata ditutup dengan snellen card, dan pasien diminta membaca huruf
yang ada.
2. Reflek Pupil
Pemeriksaan ini menggunakan pen light, kemudian dengan perlahan gerakan kea
rah kedua bola mata, untuk mengetahui apakah pupil bereaksi terhadap
cahaya/tidak.
3. Pemeriksaan Funduskopi
Yaitu pemeriksaan dengan menggunakan oftalmoskop, untuk mengetahui reflex
fundus.
Gangguang Pendengaran :

1. Pemeriksaan Otoskopik

Menggunakan alat otoskop untuk memeriksa meatus akustikus eksternus dan


membrane timpani dengan cara inspeksi.

2. Uji Ritme
Menggunakan garpu tala, kemudian didedungkan untuk mengetahui apakah
pasien merasakan dan mendengarkan suara garpu tala.

1.5 Penatalaksanaan
Gangguan pendegaran :
Rehabilitasi sebagai upaya untuk mengembalikan fungsi pendengaran dilakukan
dengan pemasangan alat bantu dengar (hearing aid). Pemasangan alat bantu dengar
hasilnya akan lebih memuaskan bila dikombinasikan dengan latihan membaca ujaran
(speech reading), dan latihan mendengar (auditory training), prosedur pelatihan
tersebut dilakukan bersama ahli terapi wicara (speech therapist).
Gangguan Penglihatan :
Dilakukan pembedahan bila penglihatan sudah sepenuhnya berkurang seperti katarak,
makan akan di lakukan operasi. Pemberian obat-obatn untuk menjaga kesehatan mata,
seperti vitamin A.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Kasus
Tn Y(65th) tingal dengan anaknya, beiau mengalami penurunan fungsi dengar dan
penglihatan,.keadaan umum baik, tidak pernah mengalami penyakit yang serius,
selama ini hanya mengalami sakit seperti biasa pegal-pegal batuk dan masuk
angin.
2.2. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Tn Y
Umur : 65 tahun
Agama : Islam
Alamatasal : Surabaya

Tanggal datang : 01 Maret 2017.

2. Data Keluarga
Nama : Ny K
Hubungan : istri
Pekerjaan : tidak bekerja
Alamat : surabaya
3. Status KesehatanSekarang
Keluhanutama : pasien mengeluhkan matanya kabur saat melihat dan
pendengarannya juga berkurang, oleh anaknya di bawa ke puskesmas untuk
melakukan pemeriksaan
Obat-obatan : tidak mengkonsumsi obat apapun
4. Fungsi Fisiologis
1. Kondisi umum : klien mampu melakukan aktifitas mandiri seperti mandi
dan makan sendiri, namun akhir-akhir ini ketika mengalami penurunan
pendengaran dan penglihatan klien membutuhuhkan bantuan dari istrinya
untuk manakn dan membetulkan pakaian
2. Kelelahan : skala otot : 4 (dapat gerak dan dapat melawan hambatan yang
ringan).

Perubahan BB : tidak

Perubahan Nafsu Makan : klien tidak mengalami perubahan nafsu makan dan
pola makan

Kemampuan ADL : Kuku klien nampak bersih, pakaian klien bersih,


badan klien tidak berbau.
Integumen : klien mengatakan tidak ada lesi/luka di bagian tubuh
klien
Lesi/ Luka : Tidak
Pruritus : Tidak
Perubahan Pigemn : Tidak
Memar : Tidak
Pola Peyembuhan Lesi: Tidak
Lain-lain : kulit klien Nampak kriput dan ada hiperpigmentasi
pada beberapa bagian

3. Hematopoetic :
Perdarahan abnormal : Tidak
Pembengkakan Kel : Tidak
Limfe : Tidak
Anemia : Tidak
Kepala : Rambut Nampak tersisir rapi, rambut Nampak
jarang-jarang
Sakit Kepala : Tidak
Pusing : Tidak
Gatal Pada Kulit : Tidak
4. Mata : -
Perubahan penglihatan : Ya
Pakai kacamata : Ya
Kekeringan Mata : Tidak
Nyeri : Tidak
Gatal : Tidak
Photopobia : Tidak
Diplopia : Tidak
Riwayat Infeksi : Tidak
Pemeriksaan Penunjang :
- Visus : 2/60 (dengan snellenchart)
- Visus : 1/ (dengan penlight)

Interpretasi : dapat melihat dari jarak 2 meter dan dapat mengetahui arah
datanggnya cahaya

Lain lain : pasien mengatakan tidak dapat melihat dengan jelas


walaupun telah menggunakan kaca mata, Pandangan berkunang-kunang ,
Sclera : putih Kornea : keruh, Konjungtiva: tidak anemis, Tidak strabismus,
Tidak ada odem pada palpebral,

5. Telinga : -
Penurunan pendengaran : Ya
Tinutis : Tidak
Vertigo : Tidak
Alat bantu dengar : Tidak
Riwayat infeksi : Tidak
Kebiasaan membersihkan telinga : tidak ada
Lain- lain : Pasien mengatakan sulit berkomunikasi
dengan orang lain lantaran sulit mendengar
apa yang di katakana orang lain, Pasien
terlihat bingung saat diajak berbicara, Pasien
Nampak meminta perawat untuk mengulang
kata-kata, pasien tidak menggunakan alat
bantu dengar
6. Hidung sinus : -
Rhinorrhea : Tidak
Discharge : Tidak
Epistaksis : Tidak
Obstruksi : Tidak
Snoring : Tidak
Alergi : Tidak
Riwayat Infeksi : Tidak

7. Mulut, tenggorokan : mulut klien tampak bau dan dan kotor.


Nyeri telan : Tidak
Kesulitan menelan : Tidak
Lesi : Tidak
Peradarahn gusi : Tidak
Caries : Ya
Perubahan rasa : Tidak
Gigi palsu : Tidak
Riwayat Infeksi : Tidak
Pola Sikat gigi : 3x/hari
8. Leher : -
Kekakakuan : Tidak
Nyeri Tekan : Tidak
Massa : Tidak
9. Pernafasan :-
Batuk : Tidak
Nafas pedek : Tidak
Hemoptisis : Tidak
Wheezing : Tidak
Asma : Tidak
10. Kardiovaskuler :-
Chest pain : Tidak
Palpitasi : Tidak
Dipsnoe : Tidak
Paroximal nocturnal : Tidak
Orthopea : Tidak
Murmur : Tidak
Edema : Tidak
11. Gastrointestinal :-
Disphagia : Tidak
Nausea/vomiting : Tidak
Hemateemesis : Tidak
Perubahan nafsu makan : Ya
Massa : Tidak
Jaundice : Tidak
Perubahan pola BAB : Tidak
Melena : Tidak
Hemoroid : Tidak
Pola BAB : 1x/hari
12. Perkemihan : -
Dysurisa : Tidak
Frekuensi : Tidak
Hesitancy : Tidak
Urgency : Tidak
Hematuria : Tidak
Poliuria : Tidak
Oliguria : Tidak
Nocturia : Tidak
Inkontinensia : Tidak
Nyeri Berkemih : Tidak
Pola BAK : 5X/hari
13. Reproduksi ( laki-laki) : -
Lesi : Tidak
Disharge : Tidak
Testicular pain : Tidak
Testicular massa : Tidak
Perubahan gairah sex : Ya
Impotensi : Tidak
Reproduksi (perempuan ) :-
14. Muskuloskeletal : klien mengatakan kesulitan untuk melakukan aktifitas
Nyeri sendi : Tidak
Bengkak : Tidak
Kaku Sendi : Tidak
Deformitas : Tidak
Spasme : Tidak
Kram : Tidak
Kelemahan otot : Ya
Masalah gaya berjalan : Tidak
Nyeri punggung : Tidak
Pola latihan :
Dampak ADL
15. Persyarafan :-
Headache : Tidak
Seizures : Tidak
Syncope : Tidak
Tic/tremor : Tidak
Paralysis : Tidak
Masalah memori : Tidak

5. POTENSI PERTUMBUHAN PSIKOSIAL DAN SPIRITUAL


Psikososial
Cemas : Tidak
Depresi : Tidak
Ketakutan : Tidak
Insomnia : Tidak
Kesulitan dalam mengambil : Tidak
Keputusan
Kesulitan konsentrasi : Tidak
Mekanisme koping : Adatif
Persepsi tentang kematian : pasien sudah siap jika sewaktu-waktu
dipanggil Tuhan.
Dampak ADL : tidak ada dampak ADL
Spiritual
Aktivitas Ibadah : klien melakukan ibadah setiap minggu ke gereja
Hambatan :Klien
6. LINGKUNGAN
Kamar : kamar Nampak bersih dan tertata rapi
Kamar mandi : kamar mandi klien bersih
Dalam rumah wisma : kamar wisma bersih dan tertata rapi
Luar rumah : bersih dan tertata rapih

7. NEGATIVE FUNCTIONAL CONSEQUENCES


1. Kemampuan ADL
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari ( Indeks Barthel )
No Kriteria Dengan Mandiri Skor
Bantuan Yang
Didapat
1. Makan 5 10 10
2. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, 5-10 15 10
atau sebaliknya
3. Personal toilet ( cuci muka, menyisir 0 5 5
rambur, menggosok gigi )
4. Keluar masuk toilet ( mencuci pakaian, 5 10 5
menyeka tubuh, menyiram )
5. Mandi 0 5 5
6. Berjalan di permukaan datar ( jika tidak 0 5 5
bisa, dengan kursi roda)
7. Naik turun tangga 5 10 10
8. Mengenakan pakaian 5 10 10
9. Kontrol bowel ( BAB) 5 10 10
10 Kontrol Bladder ( BAK ) 5 10 10
.

2. Aspek Kognitif
MMSE ( Mini Mental Status Exam )
No Aspek kognitif Nilai Nilai Klien Kriteria
maksimal
1. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : Tau Hari : Tau
Musim : Hujan Bulan : Tau
2. Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada
Negara : Indonesia
Propinsi : Jawa Timur
Kabupaten/Kota : surabaya
Panti : -
Wisma :-
3. Registrasi 3 5 Sebutkan nama obyek ( missal :
kursi,),kemudian tanyakan kepada klien,
menjawab : Kursi

4. Perhatian dan 5 5 Meminta klien berhitung mulai dari 100


kalkulasi kemudian kurangi 7-5 tingkat
a) 95 b) 90 c) 85 d) 80
5. Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi obyek pada
poin ke 2 ( tiap poin nilai 1 )
Negara : Indonesia
Propinsi : Jawa Timur
Kabupaten/ Kota : Surabaya

6. Bahasa 9 9 Menanyakan pada klien tentang benda )


sambil menunjukan benda tersebut ).
1.meja
2. kursi
Pasien di suruhmelakukanperintah
pejamkanlahmataanda
Pasiendisuruh menulisdenganspontan
Total Nilai 30 30

3. Tes keseimbangan
Tanggal pemeriksaan Hasil TUG (detik)
20 maret 2017 14detik
21 maret 2017 14detik
21 maret 2017 14 detik
Rata-rata waktu TUG 14 detik
Interpretasi hasil normal Resiko tinggi jatuh

4. Interpretasi Hasil :

Apabila hasil pemeriksaan TUG menunjukan hasil berikut :

>13,5 detik Resiko tinggi jatuh


>24 Diperkirakan jatuh dalam kurun waktu
6 bulan
>30 Diperkirakan membutuhkan bantuan
dalam mobilisasi dan melakukan ADL

5. Kecemasan, GDS
Pengkajian Depresi
no Pertanyaan jawa
ban
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan saat ini 0 1 0
2. Anda merasa bosan dengan berbagai 1 0 0
aktifitas dan kesenangan
3. Anda merasa bahwa hidup anda 1 0 0
hampa/kosong
4. Anda sering bosan 0 0 0
5. Anda memiliki motivasi yang baik 1 1 1
sepanjang waktu
6. Anda takut ada sesuatu yang buruk 1 0 1
terjadi pada anda
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang 0 1 0
waktu
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 1
9. Anda lebih sering senang tinggal dirumah 1 0 1
daripada keluar melakukan sesuatu hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah 1 0 0
dengan ingatan anda
11. Anda menemukan bahwa hidup ini sangat 0 1 0
luar biasa
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup 1 0 0
anda
13. Anda merasa diri anda sangat 0 1 0
energy/bersemangat
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik 1 0 0
dari diri anda
Jumlah 4
Interpretasi :
Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi
6. Status Nutrisi
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia :
NO Indikator score Pemeriksaan
1. Menderita sakitatau kondisi yang 2 2
mengakibatkan perubahan jumlah dan jenis
makanan yang di konsumsi
2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3 2
3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 2 2
4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan 2 1
minum, minuman berakohol setiap harinya
5. Mempunyai masalah dengan mulut atau 2 2
giginya sehingga tidak dapat makan-
makanan yang keras
6. Tidak selalu mempunyai cukup uang 4 3
membeli makanan
7. Lebih sering makan sendiriran 1 1
8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi 1 1
minum obat 3 kali atau lebih setiap harinya
9. Mengalami penurunan berat badan 5 kg 2 1
dalam enam bulan terakhir
10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik 2 1
yang cukup untuk belanja, memasak atau
makan sendiri
Total 16
score

7. Fungsi sosial lansia


APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA
Alat Skrining yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia
No Uraian Fungsi Skore
1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada ADAPTATION 2
keluarga (teman-teman) saya untuk
membantu pada waktu sesuatu
2. Saya puas dengan cara keluarga (teamn- PARTNERSHIP 2
teman) saya membicarakan ssuatu dengan
saya dan mengungkapkan masalah dengan
saya
3. Saya puas dengan cara keluarga ( teman- GROWTH 2
teman) saya menerima dan mendukung
keinginan saya untuk melakukan
aktifitas/arah baru
4. Saya puas dengan cara keluarga (teman- AFFECTION 2
teman) saya mengekspresikan afek dan
berespon
5. Saya puas dengan cara teman-teman saya dan RESOLVE 2
saya menyediakan waktu bersama-sama
TOTAL 10

2.2 Analisa data


Data Etiologi Problem
Ds : Perubahan penerimaan Gg persepsi sensori
Pasien mengatakan sulit sensori, transmisi dan pendengaran
berkomunikasi dengan integrase
orang lain lantaran sulit
mendengar apa yang di
Penurunan fungsi
katakana orang lain pendengaran
Do :
- Pasien terlihat bingung
saat diajak berbicara Gg persepsi sensori
- Pasien Nampak pendengaran
meminta perawat untuk
mengulang kata-kata
- pasien tidak
menggunakan alat bantu
dengar

Ds : pasien mengatakan Perubahan penerimaan Gg persepsi sensori


tidak dapat melihat sensori, transmisi dan penglihatan
dengan jelas walaupun integrase
telah menggunakan kaca
mata
Do :Pandangan Gg persepsi sensori
penglihatan
berkunang-kunang ,
Sclera : putih Kornea :
Gg persepsi sensori
keruh, Konjungtiva: tidak penglihatan
anemis, Tidak strabismus,
Tidak ada odem pada
palpebral,

Do : penurunan fungsi Resiko tinggi jatuh


Tes keseimbangan fisiologis
menunjukan angka 14(
resiko tinggi jatuh) Menurunan skala
kekuatan otot

Resiko tinggi jatuh

2.3 Diagnosa
Gg persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan Perubahan penerimaan
sensori, transmisi dan integrase ditandai dengan Pasien mengatakan sulit
berkomunikasi dengan orang lain lantaran sulit mendengar apa yang di
katakana orang lain Pasien terlihat bingung saat diajak berbicara, Pasien
Nampak meminta perawat untuk mengulang kata-kata, pasien tidak
menggunakan alat bantu dengar
Gg persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan Perubahan penerimaan
sensori, transmisi dan integrase ditandai dengan pasien mengatakan tidak dapat
melihat dengan jelas walaupun telah menggunakan kaca mata, Pandangan
berkunang-kunang , Sclera : putih Kornea : keruh, Konjungtiva: tidak anemis,
Tidak strabismus, Tidak ada odem pada palpebral.
Resiko Jatuh berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis

2.4 Intervensi
Diagnose Tujuan dan Intervensi Rasional
kriteria hasil
Gg persepsi Setelah 1. Jelaskan 1. Agar pasien
sensori dilakukan prosedur kooperatif.
pendengaran tindakan kepada 2. Mengetahui
berhubungan keperawatan pasien perubahan
dengan selama 3 X 24 tentang pasien dalam
Perubahan jam diharapkan tindakan tingkat
penerimaan masalah yang akan pendengaran.
sensori, keperawatan dilakukan. 3. Agar pasien
transmisi dan teratasi dengan 2. Observasi merasa nyaman.
integrase kriteri hasil perubahan 4. Membantu
ditandai 1. Klien tingkat pendengaran
dengan mampu persepsi klien kembali
Pasien berkomu pasien. normal.
mengatakan nikasi 3. Ciptakan 5. Penggunaan
sulit dengan lingkungan komunikasi non
berkomunika baik yang tenang. verbal dapat
si dengan 2. Klien 4. Berikan alat mempermudah
orang lain mampu bantu dengar komunikasi
lantaran sulit mendeng pada pasien. dengan klien.
mendengar ar 5. Komunikasi
apa yang di dengan klien
katakana dengan
orang lain menggunaka
Pasien n tanda non
terlihat verbal (
bingung saat ekspresi
diajak wajah dan
berbicara, bahasa
Pasien tubuh).
Nampak
meminta
perawat
untuk
mengulang
kata-kata,
pasien tidak
menggunaka
n alat bantu
dengar

Gg persepsi Setelah 2. Tentukan 1. Karena ketajaman


sensori dilakukan ketajaman penglihatan terjadi
penglihatan tindakan penglihatan, catat lambat dan
berhubungan keperawatan apakah salah satu progresif.
dengan selama 3 X 24 atau kedua mata
Perubahan jam diharapkan terlibat. 2. Memberikan
penerimaan masalah 3. Orientasikan peningkatan
sensori, keperawatan pasien terhadap kenyamanan dan
transmisi dan dapat teratasi lingkungan kekeluargaan,
integrase dengan kriteria 4. Observasi tanda- menurunkan cemas
ditandai hasil : tanda dan gejala- dan disorientasi
dengan 1. Penglihatan gejala pasca operasi.
pasien pasien disorientasi.
3. Terbangun dalam
mengatakan membaik 5. Dorong orang
lingkungan yang tak
tidak dapat terdekat tinggal
dikenal dan
melihat dengan pasien,
mengalami
dengan jelas dan sering
keterbatasan
walaupun mengajak bicara.
penglihatan dapat
telah 6. Ingatkan pasien
mengakibatkan
menggunaka menggunakan
bingung pada orang
n kaca mata, kacamata katarak
tua (lansia).
Pandangan dengan tujuan
berkunang- memperbesar
4. Memberikan
kunang , kurang lebih
rangsangan sensori
Sclera : putih 25%, penglihatan
tepat terhadap
Kornea : perifer.
isolasi dan
keruh, 7. Letakkan barang
menurunkan
Konjungtiva: yang dibutuhkan
bingung.
tidak anemis, didekat pasien.
Tidak
5. Perubahan
strabismus,
ketajaman dan
Tidak ada
kedalaman persepsi
odem pada
dapat menyebabkan
palpebral,
bingung
penglihatan/mening
katkan resiko cidera
sampai pasien
belajar untuk
mengkompensasi.

6. Memungkinkan
pasien melihat
objek lebih mudah
dan memudahkan
panggilan untuk
pertolongan bila
diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai