379 - Tugas Mas Eko
379 - Tugas Mas Eko
Di Susun Oleh :
Kelas : B
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi berbagai
nikmat dan kesehatan serta kekuatan, sehingga bisa menyusun makalah ini.
Penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu pemenuhan tugas mata Kuliah Metodologi
Pemerintahan.
Makalah ini sudah kami susun semaksimal mungkin, tapi terlepas dari itu semua kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya.
Mohon maaf apabila makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena sesungguhnya,
kesempurnaan hanya milik Allah, dan kami disini hanya sebagai mahasiswa yang masih belajar
dan berusaha untuk memenuhi tugas dalam perjalanan kami selama belajar. Semoga makalah ini
Manusia sebagai khalifah di muka bumi harus senantiasa menjaga kekayaan alam
yang terdapat di dalamnya. Tetapi kenyataanya masih banyak manusia yang merusak alam.
Salah satunya alam yang dirusak manusia adalah kekayaan hasil tambang di Papua yang
dilakukan oleh PT.Freeport asal Amerika Serikat. Perusahaan ini berdiri sejak 1967 sampai
Sejak tahun 1967, PT. Freeport telah bekerjasama dengan pemerintah Indonesia.
Pada awal periode permerintahan Soeharto, Indonesia mengalami krisis ekonomi. Maka, PT.
Freeport melihat peluang itu dan mengajukan kontrak kerja sama dengan Indonesia. Awal
masuk ke wilayah sekitar tambang. Tetapi lama kelamaan lingkungan menjadi terkena
Freeport Indonesia yang akan segera berakhir. Selama ini, pemerintah terlalu asyik
mengingatkan, hal penting yang seharusnya menjadi fokus utama pemerintah saat ini adalah
masalah perpanjangan. Pasalnya, hal ini terkait dengan manfaat yang didapat bangsa
kepentingan bangsa. Ia menengarai, pada akhir kontrak di 2021 nanti perusahaan asal
Amerika Serikat itu tidak akan lagi mengenal kontrak karya, tapi izin pertambangan khusus.
selama ini tidak memberi manfaat ekonomi yang lebih besar. Padahal, seharusnya dengan
sumber daya alam Indonesia yang sangat banyak dimanfaatkan oleh Freeport, perusahaan itu
mampu membawa dampak besar. Freeport, kata dia, sudah semestinya memberikan
multiplier effect yang lebih besar, bukan hanya sekadar memberikan kontribusi pada
mengelola sumber daya alam sendiri. Dia berpendapat, kontribusi Freeport terhadap negara
pemerintah pusat yang ingin menguasai saham mayoritas PT Freeport Indonesia yang sudah
48 tahun beroperasi di Papua. "Kita setuju kalau negara menguasai 51 persen saham
Freeport karena sektor ekonomi yang dikuasai oleh asing membuat kita tertinggal jauh,"
ucapnya di Jayapura, Selasa (21/2/2017). "Kalau kita menguasai 51 persen saham Freeport,
maka Freeport-lah yang menjadi karyawan karena hanya menguasai (saham) 49 persen,"
harus tunduk dan taat terhadap aturan yang berlaku, apalagi mereka sudah banyak meraup
keuntungan dari hasil mengeksplorasi kekayaan alam Papua. "Ini sudah waktunya setelah 48
tahun Freeport menambang di Papua, sudah waktunya dia tunduk dan taat kepada UU di
Indonesia. Kita sekarang minta sahamnya 51 persen, Freeport hanya bisa memberi 49
persen," katanya. "Ini wajib hukumnya karena UU Nomor 4 Tahun 2009 ditambah dengan
Peraturan Menteri Nomor 1 Tahun 2017. Menurut dia, Papua kini menjadi incaran bagi
negara-negara maju yang ingin mengelola potensi tambang yang ada. Namun, Enembe
menekankan yang terpenting adalah kesejahteraan rakyat yang harus dikedepankan. Papua
ini letaknya sangat strategis dan menjanjikan bagi semua negara. China dan Amerika
berlomba-lomba memperebutkan kawasan ini. "Oleh karena itu, sebagai negara yang
berdaulat, sektor-sektor ekonomi harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-
mengaku akan menggugat Pemerintah Indonesia jika belum juga mendapatkan keputusan
negosiasi kontrak yang kini masih dalam perdebatan. Richard dalam jumpa pers di Jakarta,
Menurut dia, Freeport tidak dapat melakukan ekspor tanpa mengakhiri Kontrak Karya yang
ditandatangani 1991 silam itu. Ia juga menilai KK tersebut tidak dapat diubah sepihak oleh
Pemerintah Indonesia melalui izin ekspor yang diberikan jika beralih status menjadi izin
usaha pertambangan khusus (IUPK). Oleh karena itu, melalui surat tersebut, diharapkan bisa
didapat solusi atas kontrak perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu. "Dalam surat itu,
ada waktu 120 hari bagi Pemerintah Indonesia dan Freeport bisa menyelesaikan perbedaan-
perbedaan yang ada. Kalau tidak selesai, Freeport punya hak untuk melakukan arbitrase,"
katanya. Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan
meminta PT Freeport Indonesia untuk menghormati aturan yang ada di Tanah Air terkait
perdebatan perubahan status Kontrak Karya menjadi izin usaha pertambangan khusus.
Menurut Luhut yang ditemui di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Senin, posisi pemerintah
jelas dalam hal tersebut dan tidak akan mundur dari aturan yang telah disusun. "Freeport
harus menyadari ini adalah B to B (business to business). Jadi, tidak ada urusan ke negara.
Freeport sudah hampir 50 tahun di sini, jadi mereka juga harus menghormati undang-
undang.
A. ALASAN KEPRIHATINAN
1. Pertama bahwa : keprihatinan terhadap situasi dan kondisi yang dialami oleh penduduk
asli suku Amungme dan Kamoro serta kondisi lingkungan fisik yang berubah karena
eksploitasi pertambangan.
2. Kedua bahwa : telah sangat terang benderang kondisi kehidupan sebagian besar
penduduk asli suku Amungme dan Kamoro yang belum pernah beruntung secara
perusahaan ini telah bekerja selama 50 tahun (1967-2017) atau 1/2 abad, belum
menjawab ketentraman dan kenyamanan batin dari sebagian besar anggota masyarakat
asli suku Amungme dan Kamoro yang menjadi penerima dampak langsung dari aktifitas
PT. Freeport.
3. Ketiga bahwa : pemerintah Indonesia dan PT. Freeport telah bersama-sama bersepakat
untuk menggali dan membuang tanah yang ada di gunung tanah ulayat adat suku
Amungme dan mengambil biji-biji tembaga serta emas, dan membuang tanah (B3)
sebagai tailing dari ulayat Amungme masuk ke ulayat adat Kamoro. Panorama ini sangat
memprihatinkan dan menyedihkan manakala tidak ada solusi yang baik dan adil terhadap
masyarakat Amungme dan Kamoro dalam konflik antara Pemerintah Indonesia dan PT.
Freeport. Hal ini menjadi semakin nyata bahwa baik suku Amungme maupun Kamoro
telah dan sedang masuk dalam catatan sejarah dunia pelanggaran HAM berat yang
dilakukan oleh PT. Freeport dan/atau PEmerintah Indonesia terhadap hak-hak ekonomi
4. Keempat bahwa : prioritas penyelesaian konflik pemerintah Indonesia dan PT. Freeport
dengan masyarakat suku Amungme dan Kamoro adalah memperbaiki lingkungan yang
telah rusak akibat operasi penambangan PT. Freeport dan Pemerintah Indonesia dan
menjawab tuntutan penduduk asli yang dirugikan selama 50 tahun perusahaan beroperasi.
Hal ini menjadi keprihatinan karena bilamana tak ada solusi untuk mendamaikan
B. FAKTA KASUS
Freeport pernah menjawab sebuah pertanyaan, bahwa siapa yang bertanggung jawab atas
sejumlah pelanggaran HAM dan pencemaran lingkungan yang terjadi di area konsesi PT.
Freeport merespon pertanyaan itu, melalui seorang expert, bahwa soal pelanggaran HAM
dan pencemaran lingkungan, bukan urusan kami; itu urusan pemerintah Indonesia.
Kedatangan / pertemuan antara PT. Freeport dan YALI Papua sebagai akibat dari publikasi
hasil studi YALI Papua yang menunjukan adanya unsur logam berat berbahaya di dalam
Apakah isi kontrak karya memuat pertanggungjawaban masalah hukum, HAM dan
Tahun 2016, Walhi Papua melakukan monitoring di wilayah pesisir suku Kamoro, Kampung
Pasir Hitam. Hasil dialog dengan masyarakat setempat menunjukan adanya permasalahan
tentang akses pemenuhan hidup sehari-hari, seperti yang dijelaskan masyarakat di bawah ini:
bahwa, sebelum Freeport ada disini (melakukan operasi tambang), aktifitas kami
(masyarakat), tidak mengalami gangguan. Hasil tangkapan ikan yang dulunya selesai
mencari, bisa tinggal beberapa saat sebelum dibawa ke pasar. Saat ini setelah mencari atau
menangkap, jika tidak segera memasukkan es batu (pendingin), ikan-ikan tersebut akan
membusuk; perairan yang dulunya kami lalui untuk pergi ke pasar menjual (memasarkan),
hasil tangkapan, tanpa ada masalah, saat ini mengalami kesulitan untuk menyebrang karena
wilayah tersebut telah dangkal. Pendangkalan ini terjadi sebagai akibat dari limbah tailing.
Sehingga apabila air pasang surut, maka kami akan menunggu air kembali naik, untuk
membantu kami menyeberang. Untuk menunggu air naik kembali, kami harus menunggu
dari pagi hingga siang hari. Dengan kondisi seperti ini beberapa ikan sudah tidak layak
dijual (membusuk).
Cerita duka atau permasalahan yang disampaikan oleh masyarakat seperti yang telah
disebutkan diatas, merupakan fakta bahwa Pemerintah Indonesia dan PT. Freeport secara
Indonesia dan PT. Freeport, sebelum melanjutkan pembuatan kontrak baru, perlu dengan
Dunia telah tahu bahwa perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di dunia
mengganti mitra perusahaan tambang PT. Freeport dengan perusahaan lain maka hal utama
dan terutama yang dilakukan adalah, menyelesaikan konflik kehidupan masa lalu saat ini,
dan masa depan dari suku Amungme dan Kamoro, di wilayah tersebut.
maupun IUPK, wajib memposisi masyarakat adat pemilik hak ulayat dengan jelas dan tegas
dalam dokumen tersebut dengan memasukan pasal-pasal yang memuat dan menjamin
tuntutan kehidupan masyarakat suku Amungme dan Kamoro untuk masa depan kehidupan
mereka yang telah menerima dampak dari operasi penambangan. Pemerintah diminta
bersikap tegas mencari solusi mengatasi jumlah pengganguran sebagai akibat dari
dengan Freeport yang terkait dengan pihak-pihak di negara lain. Dan Indonesia telah
2. Freeport harus taat terhadap pemerintah Indonesia dan harus sesuai janjinya yang
telah disepakati.
3. Freeport harus menaati UU Nomor 4 Tahun 2009 yang berisi tentang pertambangan
Kumparan.com
Kompas.com
Liputan6.com